3. Genap sudah 50 tahun gerakan makar RMS
berlalu. Meski begitu, bukan berarti doktrin untuk
melepaskan diri dari NKRI lenyap. Doktrin itu
tetap berkobar, tidak pernah hilang di kalangan
Kristen Maluku. Maka pasca pemberantasan
RMS, mereka menyusun strategi baru. Melalui
propaganda dan provokasi ke dunia internasional,
mereka terus menghembuskan ide separatis.
Sebagai pusat operasi ditentukan di negeri
Belanda.
4. Gerakan RMS pada masa Soumokil jumlah
pendukungnya tidak sebesar yang terjadi masa
RMS bentukan Alex Manuputty. Kelompok
pendukung RMS sebagian besar datang dari
masyarakat pemeluk Kristen. Mereka ini adalah
strata masyarakat yang terbentuk secara parsial
oleh kolonialis Belanda. Mereka merupakan
kelompok masyarakat yang terpengaruh oleh
faham kolonial sehingga menumbuhkan semangat
fanatisme keagamaan.
6. Peristiwa tersebut terjadi karena setelah tahun 1950,
beberapa anggota RMS pindah ke Belanda, mereka
ingin membalas dendam dan di sana mereka juga
mendapatkan bantuan dari Belanda.
8. Salah satu tragedi Idul Fitri Berdarah, 19 Januari
1999, menurut beberapa saksi mata keterlibatan
RMS sangat terasa sekali. Fenomena pengibaran
bendera RMS di Gunung Nona dan Kudamati,
Kodya Ambon pada 18 Januari 1999 dan yel-yel
Hidup RMS!… Hidup RMS! Teriakan yel-yel itu
dipekikan saat membantai umat Islam. Ini
merupakan bukti kembali hadirnya gerakan RMS
ditengah-tengah rakyat Maluku.
12. Perbandingannya ialah jika pada era
tahun 50`an, RMS diberantas oleh
Pasukan Siliwangi yang dibentuk khusus
oleh pemerintah, sedangkan pada kasus
RMS pada masa kini, RMS diberantas
melalui lembaga keamanan seperti polisi.
http://www.indosiar.com/fokus/penumpasan-gerakan-rms_
87083.html