Eksperimen ini menguji dampak publikasi hasil polling terhadap perilaku pemilih di Bandung dan Garut. Hasilnya menunjukkan bahwa di Bandung tidak ada pengaruh publikasi polling, sementara di Garut 45 responden terpengaruh dan mengikuti efek 'bandwagon'. Penelitian ini membatasi definisi efek dan hanya dilakukan sekali sehingga hasilnya perlu diteliti lebih lanjut.
2. KIUSI
Tulis
nama
dan
NIM
1. Mengapa opini publik dikaitkan
dengan polling?
2. Apakah indikator ilmiahnya suatu
polling?
3. Jelaskan satu alasan mengapa
terdapat dua hasil polling yang
berbeda dengan tema polling yang
sama!
4. Mengapa polling/survey di televisi
tergolong tidak ilmiah?
Jawablah dua pertanyaan saja yang
Anda yakin jawaban Anda tepat.
Selamat menjawab. Waktu 15 menit.
4. LATAR BELAKANG
Maraknya survey pendapat umum
(polling) di Indonesia
Hasil-hasil polling yang
memprediksikan kemenangan pihak
tertentu dipublikasi luas
Adakah dampak dari publikasi tersebut
pada prilaku pemilih?
5. PENDAPAT PENGAMAT MENGENAI EFEK
PUBLIKASI POLLING
Publikasi polling
berdampak langsung
pada pemilih (pemilih
menentukan pilihan
berdasarkan publikasi
polling)
Publikasi polling tidak
berdampak langsung
pada pemilih (pemilih
telah menentukan
pilihan sebelum pemilu
alasan sosiologis)
Langsung Tidak langsung
6. TUJUAN PENELITIAN
Apakah polling dalam konteks Indonesia
mempunyai dampak atau tidak?
Bandwagon
effect
Underdog
effect
7. KERANGKA TEORI
Lang & Lang (1984) dan Henshel & Johnston
(1987) mengkategorikan dampak publikasi polling
menjadi 2
1. Dampak Tidak Langsung
Efek yang terjadi pada publikasi hasil polling yang
tidak berhubungan langsung dengan pemilih.
Kandidat/partai yang diunggulkan mendapat
manfaat (liputan media, dana dsb)
2. Dampak Langsung
Dampak publikasi pada perilaku pemilih. Pemilih
menjadikan hasil polling dasar pengambilan
keputusan
8. Dampak Langsung adalah efek psikologis
yang bisa merubah dukungan pemilih dalam
tiga bentuk (Henshel & Jhonston, 1987):
Pemilih mengambang menjadikan hasil
polling dasar dalam memilih
Pemilih menggunakan hasil polling untuk
memantapkan dukungan
Pemilih mengubah preferensi atau
dukungan berdasarkan hasil polling
9. PENELITIAN YANG RELEVAN
Eriyanto menelusuri 24 penelitian sebelum studinya
yang membahas efek polling pada pemilih, lalu
mengkategorisasikan 3 posisi hasil penelitian
1. Tidak ada efek polling pada pemilih (Gallup &
Rae, 1940; Price & Stroud, 2005; etc.)
2. Ada efek polling berupa bandwagon effect
(Ansolabehere & Iyenger, 1994; Bartels, 1985;
etc)
3. Efek polling berupa underdog effect (Ceci & Kain,
1982; Fleitas, 1971)
10. Sejumlah faktor yang terbukti berperan dalam
menghasilkan efek publikasi polling berdasarkan
penelusuran studi sebelumnya (Eriyanto, 2008)
Lingkup pemilihan (lokal/nasional)
Jenis pemilihan
Orientasi pemilih (precommited voters/last minute
deciders)
Pengetahuan/informasi atas isu & kandidat
Persepsi trend suara di masa mendatang
Predisposisi pemilih pada kandidat
11. TEORI INFORMASIONAL & PSIKOLOGI
Teori Informasional: kecenderungan
untuk mencari informasi dalam
memandu diri membuat pilihan
Teori psikologi: kecenderungan orang
untuk mengikuti suara mayoritas
(Norwitz & Pluziski, 1996)
12. METODOLOGI
Metode penelitian: eksperimental lapangan
(field experiment)
Desain eksperimen: desain faktor 2x3
2 variabel independen . 1 variabel memiliki 2
tingkatan. 1 lagi dengan 3 tingkatan
Variabel independen: (a) kandidat yang menang
atau unggul dalam publikasi hasil polling (b)
prosentase kandidat dalam hasil polling
tinggi/rendah
Kelompok kontrol
14. Lokasi
Kota Bandung
Pemilih dalam kota besar dengan arus informasi
besar cenderung tidak mendapat pengaruh publikasi
polling
Kabupaten Garut
Pemilih dengan pendidikan relatif rendah dan
kemungkinan akses media yang kecil.
Desain
Before-(treatment)-After
Waktu
10-20 Maret 2008
Peserta
Random assignment. 880 orang responden di dua
wilayah. 5 kelompok (I,II,III, IV, kontrol) masing-
masing 88 peserta
15. TREATMENT/PERLAKUAN
Kota Bandung
Informasi polling pilkada kota Bandung
mempertemukan Dada Rosada & Aa Tarmana
Informasi polling pemilu nasional mempertemukan
SBY dan megawati
T1: Kandidat A menang telak
T2: Kandidat A menang tipis
T3: Kandidat B menang telak
T3: Kandidat B menang tipis
16. Kabupaten Garut
Informasi polling pilkada kabupaten Garut
mempertemukan Memo Hermawan & Dedi Suryadi
Informasi polling pemilu nasional mempertemukan
SBY dan megawati
T1: Kandidat A menang telak
T2: Kandidat A menang tipis
T3: Kandidat B menang telak
T3: Kandidat B menang tipis
Treatment untuk masing-masing wilayah berbentuk 8
berita dalam suratkabar
17. HASIL
1. Responden atau peserta eksperimen yang ada di
Bandung ditanyakan siapa kandidat walikota yang
akan dipilih: Dada Rosada atau Aa Tarmana. Hasil
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan
antara pilihan di kelompok kontrol & perlakuan
(Kruskall Wallis Test, p= .983)
18.
19.
20. HASIL
2. Hasil penelitian di kabupaten Garut menemukan
adanya efek informasi hasil polling pada prilaku
memilih responden. Terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan (Kruskall Wallis-Test, p= .002)
23. HASIL
3. Hasil penelitian mengenai efek polling pemilu
presiden menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan. Di kota Bandung (Kruskall
Wallis-test, p= .072) maupun di Kabupaten Garut
(Kruskall Wallis-Test, p= .061) .
4. Demikian pula ketika membandingkan antara
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Tidak
terdapat perubahan signifikan baik itu responden di
kota Bandung (Freidman Test, p= .332) maupun
responden di Kabupaten garut (Friedman Test, p=
.317)
24. HASIL
Bandwagon Effect/ Underdog Effect?
Di eksperimen pilkada, tidak ada efek publikasi
polling. Namun 9 orang diidentikasi terkena
dampak. Di Garut, 45 responden. Masing-masing
menampilkan efek bandwagon.
Di eksperimen pemilu presiden, tidak ada efek
publikasi polling. Namun dari responden Bandung.
11 orang diidentifikasi terkena dampak publikasi
hasil polling. Garut sebanyak 24 orang. Masing-
masing mengidentifikasikan efek bandwagon