SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
DASAR PENGENALAN
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Oleh:
Rafi Muhammad Ave
Universitas Andalas
rafimuhammadave@mahkamahagung.go.id
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 1
Daftar Isi
1. Negara Hukum
2. Kekuasaan Kehakiman
3. Lingkungan Badan Peradilan
4. Lingkungan Peradilan Umum
5. Lingkungan Peradilan Agama
6. Lingkungan Peradilan Militer
7. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
8. Mahkamah Konstitusi
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 2
A. Negara Hukum
Berdasarkan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, mengandung
pengertian bahwa segala tatanan kehidupan berbangsa, bermasyarakat
dan bernegara adalah didasarkan atas hukum.
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 3
B. Kekuasaan Kehakiman
Perubahan pengaturan UU kekuasaan kehakiman:
1. UU No. 14 Tahun 1970
2. Tahun 1999, diubah dengan UU No. 35 Tahun 1999 tentang
Kekuasaan Kehakiman
3. Tahun 2004, dicabut dan diganti dengan UU No. 4 tahun 2004
4. Tahun 2009, diubah dengan UU No.48 Tahun 2009 yang disebut
sebagai UUKK
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 4
B. Lanjutan…(1)
Pengertian Kekuasaan Kehakiman
1. Pasal 24 UUD 1945
“menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan”
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha usaha
negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 5
B. Lanjutan…(2)
Pengertian Kekuasaan Kehakiman
2. Pasal 1 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
“Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia.”
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 6
C. Lingkungan Badan Peradilan
Badan-badan peradilan yang dimaksud terdiri dari 4 (empat) lingkungan
badan peradilan yang masing-masing mempunyai lingkungan wewenang
mengadili dan meliputi:
1. Badan peradilan tingkt pertama
2. Tingkat kedua (tingkat banding), dan
3. Mahkamah Agung sebagai pengadilan tingkat akhir atau disebut
tingkat kasasi
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 7
D. Lingkungan Peradilan Umum
Dasar hukum keberadaan peradilan umum adalah UU No. 2 Tahun 1986
yang kemudian diubah oleh UU No.8 Tahun 2004 dan diubah Kembali
menjadi UU No. 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum.
Pasal 2 UU No. 49 Tahun 2009
“Peradilan adalah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya”
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 8
D. Lanjutan…(1)
1. Pengadilan Negeri
Menurut Pasal 4 ayat (1) UU Peradilan Umum, Pengadilan Negeri
berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota, dan daerah hukum yang
meliputi wilayah kabupaten atau kota.
(Pasal 10 UU No. 2 Tahun 1986 yang terakhir diubah menjadi UU No. 49
Tahun 2009 tentang Peradilan Umum)
“Pengadilan Negeri merupakan pengadilan tingkat pertama yang dibentuk
dengan keputusan Presiden. Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari
pimpinan, hakim anggota, panitera, sekretaris, dan juru sita.”
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 9
D. Lanjutan…(2)
2. Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi merupakan pengadilan tingkat banding yang dibentuk
dengan UU. Pengadilan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi, yang
daerah hukumnya meliputi wilayah provinsi.
(Pasal 4 ayat (2)) “Susunan Pengadilan Tinggi terdiri dari pimpinan, hakim
anggota, panitera, dan wsekretaris.”
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 10
D. Lanjutan…(3)
3. Mahkamah Agung
Pasal 11 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009
Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung
merupakan Pengadilan Negara yang tertinggi dari semua lingkungan
peradilan yang ada di Indonesia, atau merupakan puncak dari semua
peradilan di bawahnya.
Mahkamah Agung berkedudukan di Ibukota Negara RI (Pasal 3 UUMA),
Susunan Mahkamah Agung terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, dan seorang sekretaris.
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 11
D. Lanjutan…(4)
Mahkamah Agung
Tugas dan wewenang Mahkamah Agung terdiri atas:
a. Memeriksan dan memutus perkara (Pasal 28);
b. Menguji secara material terhadap peraturan perundangan-undangan
di bahwa UU (Pasal 31 ayat 1)
c. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan
peradilan di semua lingkungan peradilan. (Pasal 32)
d. Memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalam
permohonan grasi dan rehabilitasi (Pasal 35)
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 12
D. Lanjutan…(5)
Mahkamah Agung
Tugas dan wewenang Mahkamah Agung terdiri atas:
e. Memberikan pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta maupun
tidak kepada Lembaga Tinggi Negara (Pasal 37);
f. Memutus permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan tingkat
banding atau tingkat terakhir dari semua lingkungan peradilan (Pasal
29)
g. Memutus dalam tingkat pertama dan terakhir semua sengketa yang
timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal
perang RI (Pasal 33 ayat (2))
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 13
E. Lingkungan Peradilan Agama
Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan yang beragam islam mengenai perkara
perdata tertentu yang diatur dalam UU No. 7 Tahun 1989 yang diubah UU
No. 3 Tahun 2006 dan kemudian diubah UU No. 50 Tahun 2009 tentang
Peradilan Agama (UUPAG).
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 14
E. Lanjutan…(1)
Tugas dan Kewenangan Peradilan Agama:
Memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-perkara antara
orang-orang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat,
hibah, wakaf, zakat, infaq, yang dilakukan berdasarkan hukum islam, serta
shodaqoh dan ekonomi syariah (Pasal 49 UU No. 50 Tahun 2009).
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan
keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang Hukum Islam kepada
instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta serta
kewenangan lain menurut UU (Pasal 52)
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 15
G. Lingkungan Peradilan Militer
Perubahan dasar hukum masa-masa:
1. UU No. 5 Tahun 1950 terdiri dari Pengadilan Tentara, Pengadilan
Tentara Tinggi, dan Mahkamah Tentara Agung.
2. Keputusan Bersama Menteri Kehakiman dan Menteri Pertahanan
Keamanan/Panglima ABRi 1972 dan 1972 nama Pengadilan Militer
diganti dengan Mahkamah Militer, Mahkamah Militer Tinggi, dan
Mahkamah Militer Agung.
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 16
G. Lanjutan…(1)
3. Tahun 1997, Pemerintah mengeluarkan UU No. 31 Tahun 1997 tentang
Peradilan Militer, maka susunan Pengadilan Militer terdiri atas:
- Pengadilan Militer (Berpangkat kapten ke bawah);
- Pengadilan Militer Tinggi (Berpangkat mayor ke atas);
- Pengadilan Militer Utama, dan
- Pengadilan Militer Pertempuran (Pasal 12)
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 17
G. Lanjutan…(2)
Pengadilan Militer Utama mempunyai kewenangan terdiri atas:
1. Memberi petunjuk, teguran atau peringatan yang dipandang perlu
kepada Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi dan Pengadilan
Militer Pertempuran (Pasal 44 ayat (3)), dan
2. Meneruskan perkara yang dimohonkan kasasi, peninjauan Kembali
dan grasi kepada Mahkamah Agung (Pasal 44 ayat (5)).
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 18
H. Lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara
Perubahan dasar hukum masa-masa:
1. UU No. 5 Tahun 1986
2. Diubah UU No. 9 Tahun 2004
3. Kemudian diubah UU No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara (UUPTUN)
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksaan Kekuasaan
Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha
negara (Pasal 4 UU No. 51 Tahun 2009).
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 19
H. Lanjutan…(1)
Kekuasaan Kehakiman di lingkunngan PTUN dilaksanakan oleh Pengadilan
Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, dan Mahkamah
Agung
Yang dimaksud dengan sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang
timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara baik di pusat
maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha
Negara, termasuk sengketa Kepegawaian berdasarkan peraturan berlaku.
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 20
I. Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur di dalam Pasal 24 ayat (2) UUD
1945 pasca Amandemen ke-3. Akibat adanya amandemen UUD 1945,
maka kekuasaan kehakiman di Indonesia selain dilakukan oleh Mahkamah
Agung, juga oleh Mahkamah Konstitusi
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 21
I. Lanjutan…(1)
Tugas dan Kewenangan Mahkamah Konstitusi:
Pasal 24C UUD 1945 jo. Pasal 10 UU No. 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah
Konstitusi:
1. Menguji UU terhadap UUD 1945
2. Memutus sengketa kewenangan Lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD,
3. Memutus pembubaran partai politik, dan
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
5. MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggara hukum.
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 22
J. Referensi
1. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung
3. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum
4. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama
5. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara
6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011tentang Mahkamah Konstitusi
7. Sugiarto, Umar Said. Pengantar Hukum Indonesia. Sinar Grafika, 2017.
Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 23

More Related Content

What's hot

UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...Hendie Cahya Maladewa
 
Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009khairu_zikri
 
Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989khairu_zikri
 
Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009khairu_zikri
 
Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiRyan Danny
 
Lembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaLembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaWien Adithya
 
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13Ilham Mustafa
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
 
Sejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agungSejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agungheris91
 
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19Ilham Mustafa
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di IndonesiaAlifia Putri Yudanti
 

What's hot (20)

UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
UU No 3 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Te...
 
Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009
 
Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 
Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009
 
Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusi
 
Uu 31 1997
Uu 31 1997Uu 31 1997
Uu 31 1997
 
1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer
 
Tgs 1
Tgs 1Tgs 1
Tgs 1
 
Lembaga peradilan
Lembaga peradilanLembaga peradilan
Lembaga peradilan
 
Lembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaLembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan Indonesia
 
D1 Pajak: Peradilan Umum
D1 Pajak: Peradilan UmumD1 Pajak: Peradilan Umum
D1 Pajak: Peradilan Umum
 
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
 
Cara memilih anggota
Cara memilih anggotaCara memilih anggota
Cara memilih anggota
 
Uu 05 2004
Uu 05 2004Uu 05 2004
Uu 05 2004
 
Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusi
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
 
Sejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agungSejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agung
 
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
 

Similar to DASAR PENGENALAN KEKUASAAN KEHAKIMAN

PPKN KELOMPOK.pptx
PPKN KELOMPOK.pptxPPKN KELOMPOK.pptx
PPKN KELOMPOK.pptxssuser39b092
 
HUKUM ACARA PERDATA 2022.pptx
HUKUM ACARA PERDATA 2022.pptxHUKUM ACARA PERDATA 2022.pptx
HUKUM ACARA PERDATA 2022.pptxAFDAL20
 
Post twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-maPost twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-maabdul446077
 
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan ProduktivitasnyaMengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnyaanrihalfajari
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotoDnr Creatives
 
Artbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdf
Artbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdfArtbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdf
Artbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdfMuhammadFahreziHarjo
 
Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Nasria Ika
 
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptxADITHYA ERLANGGA
 
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.pptAZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.pptMuhAsyriZR
 
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan KehakimanPenyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan KehakimanSena Aditya
 

Similar to DASAR PENGENALAN KEKUASAAN KEHAKIMAN (20)

hukum bisnis
hukum bisnishukum bisnis
hukum bisnis
 
Kumpulan Putusan Uji Materi UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Kumpulan Putusan Uji Materi UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas BumiKumpulan Putusan Uji Materi UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Kumpulan Putusan Uji Materi UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
 
Putusan002 puui2003
Putusan002 puui2003Putusan002 puui2003
Putusan002 puui2003
 
2009 46 pengadilan tipikor
2009 46 pengadilan tipikor2009 46 pengadilan tipikor
2009 46 pengadilan tipikor
 
PPKN KELOMPOK.pptx
PPKN KELOMPOK.pptxPPKN KELOMPOK.pptx
PPKN KELOMPOK.pptx
 
Uu 18 2003+Pjls
Uu 18 2003+PjlsUu 18 2003+Pjls
Uu 18 2003+Pjls
 
HUKUM ACARA PERDATA 2022.pptx
HUKUM ACARA PERDATA 2022.pptxHUKUM ACARA PERDATA 2022.pptx
HUKUM ACARA PERDATA 2022.pptx
 
Post twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-maPost twk mahkamah-agung-ma
Post twk mahkamah-agung-ma
 
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan ProduktivitasnyaMengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
 
Uu 04 2004
Uu 04 2004Uu 04 2004
Uu 04 2004
 
Uu mk no 8 tahun 2011
Uu mk no 8 tahun 2011Uu mk no 8 tahun 2011
Uu mk no 8 tahun 2011
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyoto
 
Uu 07 1989
Uu 07 1989Uu 07 1989
Uu 07 1989
 
Artbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdf
Artbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdfArtbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdf
Artbitrase dan ADR atas pengaruh dalam pengadilan negeri.pdf
 
Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004Uu no 22 th 2004
Uu no 22 th 2004
 
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
 
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.pptAZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
 
Uu 48 tahun_2009
Uu 48 tahun_2009Uu 48 tahun_2009
Uu 48 tahun_2009
 
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan KehakimanPenyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
 
Peradilan
Peradilan Peradilan
Peradilan
 

Recently uploaded

5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (12)

5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

DASAR PENGENALAN KEKUASAAN KEHAKIMAN

  • 1. DASAR PENGENALAN KEKUASAAN KEHAKIMAN Oleh: Rafi Muhammad Ave Universitas Andalas rafimuhammadave@mahkamahagung.go.id Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 1
  • 2. Daftar Isi 1. Negara Hukum 2. Kekuasaan Kehakiman 3. Lingkungan Badan Peradilan 4. Lingkungan Peradilan Umum 5. Lingkungan Peradilan Agama 6. Lingkungan Peradilan Militer 7. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara 8. Mahkamah Konstitusi Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 2
  • 3. A. Negara Hukum Berdasarkan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, mengandung pengertian bahwa segala tatanan kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara adalah didasarkan atas hukum. Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 3
  • 4. B. Kekuasaan Kehakiman Perubahan pengaturan UU kekuasaan kehakiman: 1. UU No. 14 Tahun 1970 2. Tahun 1999, diubah dengan UU No. 35 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman 3. Tahun 2004, dicabut dan diganti dengan UU No. 4 tahun 2004 4. Tahun 2009, diubah dengan UU No.48 Tahun 2009 yang disebut sebagai UUKK Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 4
  • 5. B. Lanjutan…(1) Pengertian Kekuasaan Kehakiman 1. Pasal 24 UUD 1945 “menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan” Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 5
  • 6. B. Lanjutan…(2) Pengertian Kekuasaan Kehakiman 2. Pasal 1 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.” Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 6
  • 7. C. Lingkungan Badan Peradilan Badan-badan peradilan yang dimaksud terdiri dari 4 (empat) lingkungan badan peradilan yang masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili dan meliputi: 1. Badan peradilan tingkt pertama 2. Tingkat kedua (tingkat banding), dan 3. Mahkamah Agung sebagai pengadilan tingkat akhir atau disebut tingkat kasasi Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 7
  • 8. D. Lingkungan Peradilan Umum Dasar hukum keberadaan peradilan umum adalah UU No. 2 Tahun 1986 yang kemudian diubah oleh UU No.8 Tahun 2004 dan diubah Kembali menjadi UU No. 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum. Pasal 2 UU No. 49 Tahun 2009 “Peradilan adalah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya” Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 8
  • 9. D. Lanjutan…(1) 1. Pengadilan Negeri Menurut Pasal 4 ayat (1) UU Peradilan Umum, Pengadilan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota, dan daerah hukum yang meliputi wilayah kabupaten atau kota. (Pasal 10 UU No. 2 Tahun 1986 yang terakhir diubah menjadi UU No. 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum) “Pengadilan Negeri merupakan pengadilan tingkat pertama yang dibentuk dengan keputusan Presiden. Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera, sekretaris, dan juru sita.” Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 9
  • 10. D. Lanjutan…(2) 2. Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi merupakan pengadilan tingkat banding yang dibentuk dengan UU. Pengadilan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi, yang daerah hukumnya meliputi wilayah provinsi. (Pasal 4 ayat (2)) “Susunan Pengadilan Tinggi terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera, dan wsekretaris.” Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 10
  • 11. D. Lanjutan…(3) 3. Mahkamah Agung Pasal 11 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan Pengadilan Negara yang tertinggi dari semua lingkungan peradilan yang ada di Indonesia, atau merupakan puncak dari semua peradilan di bawahnya. Mahkamah Agung berkedudukan di Ibukota Negara RI (Pasal 3 UUMA), Susunan Mahkamah Agung terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan seorang sekretaris. Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 11
  • 12. D. Lanjutan…(4) Mahkamah Agung Tugas dan wewenang Mahkamah Agung terdiri atas: a. Memeriksan dan memutus perkara (Pasal 28); b. Menguji secara material terhadap peraturan perundangan-undangan di bahwa UU (Pasal 31 ayat 1) c. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan. (Pasal 32) d. Memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalam permohonan grasi dan rehabilitasi (Pasal 35) Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 12
  • 13. D. Lanjutan…(5) Mahkamah Agung Tugas dan wewenang Mahkamah Agung terdiri atas: e. Memberikan pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta maupun tidak kepada Lembaga Tinggi Negara (Pasal 37); f. Memutus permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan tingkat banding atau tingkat terakhir dari semua lingkungan peradilan (Pasal 29) g. Memutus dalam tingkat pertama dan terakhir semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang RI (Pasal 33 ayat (2)) Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 13
  • 14. E. Lingkungan Peradilan Agama Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragam islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam UU No. 7 Tahun 1989 yang diubah UU No. 3 Tahun 2006 dan kemudian diubah UU No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama (UUPAG). Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 14
  • 15. E. Lanjutan…(1) Tugas dan Kewenangan Peradilan Agama: Memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, yang dilakukan berdasarkan hukum islam, serta shodaqoh dan ekonomi syariah (Pasal 49 UU No. 50 Tahun 2009). Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang Hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta serta kewenangan lain menurut UU (Pasal 52) Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 15
  • 16. G. Lingkungan Peradilan Militer Perubahan dasar hukum masa-masa: 1. UU No. 5 Tahun 1950 terdiri dari Pengadilan Tentara, Pengadilan Tentara Tinggi, dan Mahkamah Tentara Agung. 2. Keputusan Bersama Menteri Kehakiman dan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRi 1972 dan 1972 nama Pengadilan Militer diganti dengan Mahkamah Militer, Mahkamah Militer Tinggi, dan Mahkamah Militer Agung. Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 16
  • 17. G. Lanjutan…(1) 3. Tahun 1997, Pemerintah mengeluarkan UU No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, maka susunan Pengadilan Militer terdiri atas: - Pengadilan Militer (Berpangkat kapten ke bawah); - Pengadilan Militer Tinggi (Berpangkat mayor ke atas); - Pengadilan Militer Utama, dan - Pengadilan Militer Pertempuran (Pasal 12) Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 17
  • 18. G. Lanjutan…(2) Pengadilan Militer Utama mempunyai kewenangan terdiri atas: 1. Memberi petunjuk, teguran atau peringatan yang dipandang perlu kepada Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi dan Pengadilan Militer Pertempuran (Pasal 44 ayat (3)), dan 2. Meneruskan perkara yang dimohonkan kasasi, peninjauan Kembali dan grasi kepada Mahkamah Agung (Pasal 44 ayat (5)). Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 18
  • 19. H. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara Perubahan dasar hukum masa-masa: 1. UU No. 5 Tahun 1986 2. Diubah UU No. 9 Tahun 2004 3. Kemudian diubah UU No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (UUPTUN) Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksaan Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha negara (Pasal 4 UU No. 51 Tahun 2009). Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 19
  • 20. H. Lanjutan…(1) Kekuasaan Kehakiman di lingkunngan PTUN dilaksanakan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, dan Mahkamah Agung Yang dimaksud dengan sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa Kepegawaian berdasarkan peraturan berlaku. Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 20
  • 21. I. Mahkamah Konstitusi Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur di dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 pasca Amandemen ke-3. Akibat adanya amandemen UUD 1945, maka kekuasaan kehakiman di Indonesia selain dilakukan oleh Mahkamah Agung, juga oleh Mahkamah Konstitusi Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 21
  • 22. I. Lanjutan…(1) Tugas dan Kewenangan Mahkamah Konstitusi: Pasal 24C UUD 1945 jo. Pasal 10 UU No. 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi: 1. Menguji UU terhadap UUD 1945 2. Memutus sengketa kewenangan Lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, 3. Memutus pembubaran partai politik, dan 4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 5. MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggara hukum. Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 22
  • 23. J. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung 3. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum 4. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama 5. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara 6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011tentang Mahkamah Konstitusi 7. Sugiarto, Umar Said. Pengantar Hukum Indonesia. Sinar Grafika, 2017. Rafi Muhammad Ave - Mahkamah Agung RI 23