SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAHKAMAH
KONSTITUSI
DOSENPENGAMPU
MATAKULIAH
Dr. ARFA I, S.H., M.H.
NIP 198110162006041003
MUHAMMAD ERITON, S.H., M.H., C.L.A.
NIP 199312202023211016
ADITHYA ERLANGGA
B1A122116
01
02
03
04
AHMAD RIDHO FAHLEVI
B1A122121
DANU PRANATA ANDORA
B1A122149
RAHMAT AL FATIR SAMOSIR
B1A1221128
05
M. MUQARRABIN RAYA RABBANI
B1A1221143
MAHASISWA
KELOMPOK
5
KEDUDUKANMAHKAMAHKONSTITUSI
(Pasal24UUD1945danPasal2UUMK)
 Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga
negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan
 Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
PENGISIAN JABATAN
(UUNO7TAHUN2020)
PENGISIAN JABATAN
Adapun Hakim Konstitusi yang ada di NKRI saat ini antara lain:
1. Dr. Anwar Usman, S.H., M.H.Ketua Mahkamah Konstitusi(02 April 2018 s/d 06 April 2026)
2. Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si.,DFM.Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi(26 Maret 2019 s/d 21
Maret 2029)
3. Prof. Dr. Arief Hidayat S.H., M.S..
4. Dr. Wahiduddin Adams, SH. MA
5. Dr. Suhartoyo S.H., M.H.
6. Dr. Manahan M. P. Sitompul, S.H., M. Hum
7. Prof. Dr. Saldi Isra, S.H.
8. Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H.,M.Hum.
9. Dr. Daniel Yusmic Pancastaki Foekh, S.H., M.H.
FUNGSIMAHKAMAHKONSTITUSI
MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk:
• menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945
• memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945
• memutus pembubaran partai politik
• memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Presidendan Wakil
Presiden, Anggota DPR, DPD, dan DPRD)
• memutus pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran hukum oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden berupa penghianatan thdnegara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela,
dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sbg Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut UUD 1945
DASAR HUKUM
MAHKAMAH KONSTITUSI
DASAR HUKUM
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Pasal 7B ayat 4, Pasal 24, Pasal 24c
Undang-Undang No. 24 Tahun 2003
Undang-Undang No. 4 Tahun 2014
Undang-Undang No. 7 Tahun 2020
ANALISISKEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI
Perubahan dalam kewenangan judicial review Mahkamah Konstitusi (MK) dapat
bervariasi tergantung pada negara dan sistem hukumnya. Perubahan semacam
ini sering kali menjadi subjek perdebatan dan reformasi dalam upaya untuk
meningkatkan sistem hukum dan keadilan. Beberapa perubahan yang mungkin
diharapkan atau telah diusulkan dalam kewenangan judicial review MK
termasuk:
1. Peningkatan Independensi
2. Keterbukaan dan Akuntabilitas
3. Melebarkan Ruang Lingkup Judicial Review
4. Perlindungan Hak-hak Individu
5. Pengawasan Terhadap Eksekutif dan Badan Legislatif
6. Pengaturan Konflik Antar Lembaga
7. Penyempurnaan Proses Hukum8. Kasus-kasus Tertentu
MENGUJI UNDANG-UNDANG TERHADAP UUD 1945
ANALISISKEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI
Sengketa kewenangan antar lembaga negara dimungkinkan terjadi karena
diterapkannya sistem checks and balances dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia sebagai konsekuensi adanya pemisahan kekuasaan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terhadap kelembagaan negara.
Sengketa kewenangan antar lembaga negara dalam praktiknya dapat terjadi
karena berbagai kemungkinan, diantaranya sebagai berikut:
1. Kurang memadainya sistem yang mengatur dan mewadahi hubungan antar
lembaga negara yang ada sehingga menimbulkan perbedaan interprestasi.
2. Dalam sistem ketatanegaraan yang diadopsikan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mekanisme hubungan antar
lembaga negara bersifat horizontal, tidak lagi bersifat vertikal. Sesuai
dengan paradigma baru ini, semua lembaga-lembaga negara secara
konstitusional berkedudukan sederajat.
3. Norma-norma yang menentukan mengenai lembaga negara yang diatur
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
semakin meluas.
Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam memutus sengketa kewenangan
lembaga negara tidak memberikan batasan yang lebih jelas bagi Mahkamah
Konstitusi dalam menentukan lembaga-lembaga negara yang dapat menjadi
pihak-pihak bersengketa dalam sengketa kewenangan antar lembaga negara,
dengan kata lain bahwa hanya kewenangan yang diberikan oleh Undang- Undang
Dasar Tahun 1945 saja yang mempunyai kedudukan hukum (legal standing) dari
sengketa kewenangan lembaga negara tersebut dan Mahkamah Konstitusi
mempunyai wewenang untuk memutus sengketa yang demikian
Penyelesaian sengketa untuk lembaga negara yang basis kewenangannya ada di
konstitusi, sudah jelas jalurnya melalui Mahkamah Konstitusi, dengan putusan
yang bersifat final dan mengikat atas sengketa tersebut. Namun, bagaimana
penyelesaian atas sengketa-sengketa jenis lainnya yang kewenangan tidak diatur
oleh konstitusi? Karena itu kami berpendapat agar Mahkamah Konstitusi dapat
menggunakan penafsiran luas sehingga mencakup semua lembaga negara yang
kewenangannya tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA YANG
KEWENANGANNYA DIBERIKAN OLEH UUD 1945
ANALISISKEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI
MEMUTUS PEMBUBARAN PARTAI POLITIK
ANALISISKEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI
MEMUTUS PERSELISIHAN TENTANG HASIL PEMILU
MK diberi kewenangan untuk mengadili sengketa pemilu presiden dan
pemilu anggota legislatif, yaitu caleg DPD, DPR, DPRD
Provinisi/Kabupaten/Kota. Selain kewenangan tersebut, MK juga berwenang
mengadili perkara sengketa Pilkada.
Apabila kelak terjadi kesalahan dalam proses penyelenggaraan pemilu dan
pilkada, maka proses perhitungan suara tersebut akan dilaksanakan kembali
dengan memperhatikan putusan Mahkamah Konstitusi. Apabila harus
diselenggarakan ulang pemungutan suara di tempat pemungutan suara
tertentu yang diduga terjadi kecurangan dalam proses penyelenggaraannya.
Ada beberapa saran agar kita dapat memahami lebih dalam tentang pemilu
dan kewenangan Mahkamah Konstitusi sebagai solusi penyelesaian sengketa
dalam pemilu. Karena Pilkada merupakan bagian dari rezim Pemilihan
Umum, yang secara konstitusional perlu ada regulasi tersendiri dalam
pengaturannya, sebab Mahkamah Konstitusi dianggap inkonstitusional dalam
mengadili perselisihan hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah. Dan juga, dapat diberlakukan beberapa cara salah satunya
apabila hasil Pemilu ke depan digugat oleh Pasangan Calon yang kalah ke
Mahkamah Konstitusi maka dalam proses persidangan, KPU harus mampu
menampilkan alat bukti dan saksi yang kuat, sehingga dalil yang dimohonkan
Pemohon dapat dijawab dengan baik
Berbagai keputusan yang dikeluarkan MK sebagai suatu putusan tingkat
pertama dan terakhir yang bersifat final tidak jarang menimbulkan pro dan
kontra di masyarakat. beberapa kalangan masyarakat menganggap putusan-
putusan yang dikeluarkan oleh MK melenceng jauh dari apa yang telah
digariskan dalam perundang undangan, sehingga masyarakat dan praktisi
menuntut agar kewenangan memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa
Pemilukada ini untuk dikembalikan kepada MA. Sehingga polemik ini
merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh MK
Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang
Ayat (3)
“Perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilihan
diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan
peradilan khusus”
BAGIAN STUDI HUKUM TATA NEGARA
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
DISKUSI
HUKUM KELEMBAGAAN
NEGARA
MAHKAMAH KONSTITUSI
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx

Latar Belakang Masalah RUU Mahkamah Konstitusi
Latar Belakang Masalah RUU Mahkamah KonstitusiLatar Belakang Masalah RUU Mahkamah Konstitusi
Latar Belakang Masalah RUU Mahkamah KonstitusiLestari Moerdijat
 
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxShafiraShofia
 
peradilan di indonesia.pptx
peradilan di indonesia.pptxperadilan di indonesia.pptx
peradilan di indonesia.pptxNurulFitriyani27
 
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan KehakimanPenyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan KehakimanSena Aditya
 
tentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial Review
tentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial Reviewtentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial Review
tentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial ReviewAndo Medan
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikUmar Al Faruq
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Mitha Ye Es
 
judicial appointment
judicial appointmentjudicial appointment
judicial appointmenthaikal kasyfi
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
 
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...Shalahuddin Al Ayoubi
 
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxMK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxdnsstore
 
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Nafis Fathur Rizki
 
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxMichelleAngely
 
Hukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentariHukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentariferdhynasution8
 

Similar to MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx (20)

Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusi
 
Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusi
 
Latar Belakang Masalah RUU Mahkamah Konstitusi
Latar Belakang Masalah RUU Mahkamah KonstitusiLatar Belakang Masalah RUU Mahkamah Konstitusi
Latar Belakang Masalah RUU Mahkamah Konstitusi
 
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
 
peradilan di indonesia.pptx
peradilan di indonesia.pptxperadilan di indonesia.pptx
peradilan di indonesia.pptx
 
Wewenang mahkamah konstitusi menguji undang
Wewenang mahkamah konstitusi menguji undangWewenang mahkamah konstitusi menguji undang
Wewenang mahkamah konstitusi menguji undang
 
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan KehakimanPenyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
 
tentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial Review
tentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial Reviewtentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial Review
tentang Mahkamah Konstitusi dan Judicial Review
 
Uu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 PjlsUu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 Pjls
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristik
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
judicial appointment
judicial appointmentjudicial appointment
judicial appointment
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
Presentasi pkn Kel. Fadia
Presentasi  pkn Kel. FadiaPresentasi  pkn Kel. Fadia
Presentasi pkn Kel. Fadia
 
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
 
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxMK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
 
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
 
Hukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentariHukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentari
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx

  • 2. DOSENPENGAMPU MATAKULIAH Dr. ARFA I, S.H., M.H. NIP 198110162006041003 MUHAMMAD ERITON, S.H., M.H., C.L.A. NIP 199312202023211016
  • 3. ADITHYA ERLANGGA B1A122116 01 02 03 04 AHMAD RIDHO FAHLEVI B1A122121 DANU PRANATA ANDORA B1A122149 RAHMAT AL FATIR SAMOSIR B1A1221128 05 M. MUQARRABIN RAYA RABBANI B1A1221143 MAHASISWA KELOMPOK 5
  • 4. KEDUDUKANMAHKAMAHKONSTITUSI (Pasal24UUD1945danPasal2UUMK)  Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan  Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
  • 6. PENGISIAN JABATAN Adapun Hakim Konstitusi yang ada di NKRI saat ini antara lain: 1. Dr. Anwar Usman, S.H., M.H.Ketua Mahkamah Konstitusi(02 April 2018 s/d 06 April 2026) 2. Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si.,DFM.Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi(26 Maret 2019 s/d 21 Maret 2029) 3. Prof. Dr. Arief Hidayat S.H., M.S.. 4. Dr. Wahiduddin Adams, SH. MA 5. Dr. Suhartoyo S.H., M.H. 6. Dr. Manahan M. P. Sitompul, S.H., M. Hum 7. Prof. Dr. Saldi Isra, S.H. 8. Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H.,M.Hum. 9. Dr. Daniel Yusmic Pancastaki Foekh, S.H., M.H.
  • 8. MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: • menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945 • memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945 • memutus pembubaran partai politik • memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Presidendan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, dan DPRD) • memutus pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran hukum oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden berupa penghianatan thdnegara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sbg Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945
  • 9. DASAR HUKUM MAHKAMAH KONSTITUSI DASAR HUKUM Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 7B ayat 4, Pasal 24, Pasal 24c Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 Undang-Undang No. 4 Tahun 2014 Undang-Undang No. 7 Tahun 2020
  • 10. ANALISISKEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI Perubahan dalam kewenangan judicial review Mahkamah Konstitusi (MK) dapat bervariasi tergantung pada negara dan sistem hukumnya. Perubahan semacam ini sering kali menjadi subjek perdebatan dan reformasi dalam upaya untuk meningkatkan sistem hukum dan keadilan. Beberapa perubahan yang mungkin diharapkan atau telah diusulkan dalam kewenangan judicial review MK termasuk: 1. Peningkatan Independensi 2. Keterbukaan dan Akuntabilitas 3. Melebarkan Ruang Lingkup Judicial Review 4. Perlindungan Hak-hak Individu 5. Pengawasan Terhadap Eksekutif dan Badan Legislatif 6. Pengaturan Konflik Antar Lembaga 7. Penyempurnaan Proses Hukum8. Kasus-kasus Tertentu MENGUJI UNDANG-UNDANG TERHADAP UUD 1945
  • 11. ANALISISKEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI Sengketa kewenangan antar lembaga negara dimungkinkan terjadi karena diterapkannya sistem checks and balances dalam sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai konsekuensi adanya pemisahan kekuasaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terhadap kelembagaan negara. Sengketa kewenangan antar lembaga negara dalam praktiknya dapat terjadi karena berbagai kemungkinan, diantaranya sebagai berikut: 1. Kurang memadainya sistem yang mengatur dan mewadahi hubungan antar lembaga negara yang ada sehingga menimbulkan perbedaan interprestasi. 2. Dalam sistem ketatanegaraan yang diadopsikan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mekanisme hubungan antar lembaga negara bersifat horizontal, tidak lagi bersifat vertikal. Sesuai dengan paradigma baru ini, semua lembaga-lembaga negara secara konstitusional berkedudukan sederajat. 3. Norma-norma yang menentukan mengenai lembaga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 semakin meluas. Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam memutus sengketa kewenangan lembaga negara tidak memberikan batasan yang lebih jelas bagi Mahkamah Konstitusi dalam menentukan lembaga-lembaga negara yang dapat menjadi pihak-pihak bersengketa dalam sengketa kewenangan antar lembaga negara, dengan kata lain bahwa hanya kewenangan yang diberikan oleh Undang- Undang Dasar Tahun 1945 saja yang mempunyai kedudukan hukum (legal standing) dari sengketa kewenangan lembaga negara tersebut dan Mahkamah Konstitusi mempunyai wewenang untuk memutus sengketa yang demikian Penyelesaian sengketa untuk lembaga negara yang basis kewenangannya ada di konstitusi, sudah jelas jalurnya melalui Mahkamah Konstitusi, dengan putusan yang bersifat final dan mengikat atas sengketa tersebut. Namun, bagaimana penyelesaian atas sengketa-sengketa jenis lainnya yang kewenangan tidak diatur oleh konstitusi? Karena itu kami berpendapat agar Mahkamah Konstitusi dapat menggunakan penafsiran luas sehingga mencakup semua lembaga negara yang kewenangannya tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA YANG KEWENANGANNYA DIBERIKAN OLEH UUD 1945
  • 13. ANALISISKEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI MEMUTUS PERSELISIHAN TENTANG HASIL PEMILU MK diberi kewenangan untuk mengadili sengketa pemilu presiden dan pemilu anggota legislatif, yaitu caleg DPD, DPR, DPRD Provinisi/Kabupaten/Kota. Selain kewenangan tersebut, MK juga berwenang mengadili perkara sengketa Pilkada. Apabila kelak terjadi kesalahan dalam proses penyelenggaraan pemilu dan pilkada, maka proses perhitungan suara tersebut akan dilaksanakan kembali dengan memperhatikan putusan Mahkamah Konstitusi. Apabila harus diselenggarakan ulang pemungutan suara di tempat pemungutan suara tertentu yang diduga terjadi kecurangan dalam proses penyelenggaraannya. Ada beberapa saran agar kita dapat memahami lebih dalam tentang pemilu dan kewenangan Mahkamah Konstitusi sebagai solusi penyelesaian sengketa dalam pemilu. Karena Pilkada merupakan bagian dari rezim Pemilihan Umum, yang secara konstitusional perlu ada regulasi tersendiri dalam pengaturannya, sebab Mahkamah Konstitusi dianggap inkonstitusional dalam mengadili perselisihan hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dan juga, dapat diberlakukan beberapa cara salah satunya apabila hasil Pemilu ke depan digugat oleh Pasangan Calon yang kalah ke Mahkamah Konstitusi maka dalam proses persidangan, KPU harus mampu menampilkan alat bukti dan saksi yang kuat, sehingga dalil yang dimohonkan Pemohon dapat dijawab dengan baik Berbagai keputusan yang dikeluarkan MK sebagai suatu putusan tingkat pertama dan terakhir yang bersifat final tidak jarang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. beberapa kalangan masyarakat menganggap putusan- putusan yang dikeluarkan oleh MK melenceng jauh dari apa yang telah digariskan dalam perundang undangan, sehingga masyarakat dan praktisi menuntut agar kewenangan memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa Pemilukada ini untuk dikembalikan kepada MA. Sehingga polemik ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh MK Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang Ayat (3) “Perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus”
  • 14. BAGIAN STUDI HUKUM TATA NEGARA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JAMBI DISKUSI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA MAHKAMAH KONSTITUSI