7. Manfistasi Klinis
Menurut Wijayaningsih (2013)
a. Mula-mula gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan
wiata.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan daran menurun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,samnolen,spoor,komatus)
sebagai akibat hipovokanik.
g. Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria). h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan
tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam.
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Muttaqin & Kumala Sari (2012) pemeriksaan penunjang pada penyakit gastroenteritis,
yaitu :
a. Pemeriksaan darah rutin, digunakan untuk mendeteksi kadar berat jenis plasma dan adanya
kelainan pada peningkatan kadar leukosit.
b. Pemeriksaan elektrolit, terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfat.
c. Pemeriksaan analisa gas darah, untuk mengidentifikasi gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah
d. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin, digunakan untuk mengetahui faal ginjal
e. Pemeriksaan enzim, untuk menilai keterlibatan rotavirus dengan ELISA (Enzyme-linked
Immunosorbent Assay)
f. Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi agen penyebab
Menurut Kardiyudiani & Susanti (2019) Pemeriksaan diagnostik khusus sering kali tidak diperlukan
pada kasus gastroenteritis. Para ahli perawatan sering dapat membuat diagnosis berdasarkan
riwayat gejala dan pemeriksaan fisik.
14. a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa ia belum pernah mengalami
diare sebelumnya, tetapi pasien pernah mengalami mual muntah
sehingga ibunya memberikan obat pereda mual muntah dari
Apotek.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit yang
sama dan juga menular seperti TB dan HIV, tidak ada yang
memiliki penyakit menurun seperti penyakit jantung dan
hipertensi.
16. a. Sistem Pernafasan
tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan pada hidung.
Perkembangan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada retraksi
intercosta, dan tidak ada kelainan serta gangguan
b. Sistem Kardiovaskular
Bentuk dada normo chest, ictus cordis tidak nampak,tidak ada
retraksi intercosta, terdengar bunyi sonor, terdengar suara
vesikuler, dan tidak ada bunyi tambahan pada paru.
17. c. Sistem Pencernaan
Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Pada mulut
bibir anemis (+), cyanotic (-), bicara jelas, bentuk simetrsis,
keadaan bersih, fungsi pengecap baik, saat dipalpasi tidak ada
nyeri tekan. Pada abdomen terlihat distensi, ilat, simteris,
dinding perut cekung dari dada, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan pada perut, tidak ada penumpukan
cairan, saat diperkusi terdengar suara tympani, dan saat
diauskultasi bising usus terdengar hiperaktif dengan frekuensi
45x/menit ↑↑.
18. d. Sistem Endokrin
Pada saat diinspeksi bentuk leher simetris, tidak ada gangguan dan
kelainan
e. Sistem Integumen
terpasang infus di tangan kiri, keadaan kuku bersih. Pada ektremitas
bawah saat diinspeksi warna kulit sawo matang, bentuk kaki simteris, jari-
jari kaki lengkap, keadaan kuku bersih.
f. Sistem Perkemihan
Warna urine kuning, tidak terdapat hematuria, tidak ada distensi bladder.
19. g. Sistem Penglihatan
Conjungtiva tidak anemis, tidak ada edema dan benjolan pada kelopak
mata, posisi mata simteris, tidak ada gangguan
h. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot ekstremitas atas kanan dan kiri 5│5, dapat bergerak
bebas, saat dipalpasi adanya reflex patella dan achiles, dan tidak ada
nyeri tekan.
i. Wicara dan THT
Pasien tidak ada kesulitan dalam berbicara, dan dapat mendengar
jelas tanpa diulang.
32. Diagnosa
1.Gangguan pemenuhan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d proses infeksi d.d
BAB di atas 5× dalam sehari dengan konsistensi tinja cair, dan bising usus hiperaktif.
2.Resiko deficit nutrisi d. d berat badan menurun 2 kg, nafsu makan pasien
menurun, dan pasien mengeluh mual juga muntah.
3.Intoleransi aktifitas b.d pemenuhan keseimbangan cairan dan elektrolit d. d badan
lemas dan aktivitas dilakukan di atas tempat tidur.