Tuberkulosis resistan obat merupakan masalah kesehatan global yang meningkat. Di Indonesia, jumlah kasusnya diperkirakan 24.000 per tahun. Diagnosis dilakukan dengan tes cepat molekular dan biakan, sedangkan pengobatannya mengikuti panduan WHO tanpa obat injeksi selama 9-20 bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan tuberkulosis paru, meliputi epidemiologi TB global dan nasional, patogenesis, klasifikasi, gejala, diagnosis, dan pengobatan TB paru menurut klasifikasinya beserta dosis obat yang diberikan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang epidemiologi tuberculosis di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyebab kematian kedua dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dokumen juga menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, penularan, pencegahan, dan program pengobatan tuberculosis secara rinci.
Tuberkulosis resistan obat merupakan masalah kesehatan global yang meningkat. Di Indonesia, jumlah kasusnya diperkirakan 24.000 per tahun. Diagnosis dilakukan dengan tes cepat molekular dan biakan, sedangkan pengobatannya mengikuti panduan WHO tanpa obat injeksi selama 9-20 bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan tuberkulosis paru, meliputi epidemiologi TB global dan nasional, patogenesis, klasifikasi, gejala, diagnosis, dan pengobatan TB paru menurut klasifikasinya beserta dosis obat yang diberikan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang epidemiologi tuberculosis di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyebab kematian kedua dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dokumen juga menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, penularan, pencegahan, dan program pengobatan tuberculosis secara rinci.
Dokumen ini merupakan standar operasional prosedur (SOP) pengendalian tuberkulosis paru di Puskesmas Talawi yang mencakup pengertian TB paru, tujuan SOP, kebijakan terkait, dan prosedur diagnosis dan pengobatan pasien TB paru mulai dari penerimaan laporan, pemeriksaan gejala klinis, pengambilan sampel sputum, pemeriksaan laboratorium, konsultasi ke dokter, pemberian obat hingga pemantauan dan ed
Dokumen tersebut membahas pengobatan tuberkulosis yang terbagi menjadi dua fase, intensif dan lanjutan, dengan menggunakan kombinasi obat-obatan antituberkulosis. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis obat yang digunakan beserta dosisnya, paduan obat yang disarankan untuk berbagai kategori kasus tuberkulosis, serta efek samping yang mungkin timbul dari pengobatan tersebut.
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
tb adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb)( gram +, tahan asam, pewarnaan ZN/BTA bakteri tahan asam, aerob suka oksigen di apeks
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai penyakit pernapasan seperti TB paru, asma bronkial, PPOK, bronkiolitis, dan pneumonia serta gejala, tanda, dan penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi tuberkulosis sebagai masalah kesehatan global. Kasus dan kematian akibat TB terus meningkat karena komitmen, dana, dan sistem pelayanan kesehatan yang kurang memadai, serta dampak pandemi HIV dan munculnya TB yang resisten obat. Dokumen ini juga menyoroti situasi TB di Indonesia yang menjadi penyebab kematian infeksi nomor satu dengan kasus baru dan kematian yang sangat tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang ko-infeksi tuberkulosis resisten obat dan HIV serta pengobatan dan tantangan yang dihadapi. Beberapa poin penting yang diangkat adalah prevalensi TB resisten obat di Indonesia, beban global TB dan HIV tahun 2016, alur diagnosis dan pengobatan TB dan TB resisten obat, serta pengobatan ko-infeksi TB resisten obat dan HIV.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TB), termasuk definisi, penularan, perjalanan penyakit, diagnosis, dan tatalaksana TB khususnya TB yang resisten terhadap obat.
Dokumen tersebut merupakan curriculum vitae dari dr. MS Anam yang berisi ringkasan singkat tentang latar belakang pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja, serta organisasi yang diikutinya. Dokumen selanjutnya berisi presentasi mengenai penatalaksanaan pasien tuberkulosis pada anak yang mencakup update terkini mengenai diagnosis dan pengobatan tuberkulosis pada anak.
Tatalaksana asma meliputi penilaian derajat berat dan kontrol asma, diagnosis, pengobatan farmakologi dan non-farmakologi, serta penyesuaian terapi berdasarkan respon pasien. Kombinasi inhalasi kortikosteroid dan agonist beta-2 jangka panjang dapat membantu pasien mencapai dan mempertahankan kontrol gejala asma."
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Dokumen ini merupakan standar operasional prosedur (SOP) pengendalian tuberkulosis paru di Puskesmas Talawi yang mencakup pengertian TB paru, tujuan SOP, kebijakan terkait, dan prosedur diagnosis dan pengobatan pasien TB paru mulai dari penerimaan laporan, pemeriksaan gejala klinis, pengambilan sampel sputum, pemeriksaan laboratorium, konsultasi ke dokter, pemberian obat hingga pemantauan dan ed
Dokumen tersebut membahas pengobatan tuberkulosis yang terbagi menjadi dua fase, intensif dan lanjutan, dengan menggunakan kombinasi obat-obatan antituberkulosis. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis obat yang digunakan beserta dosisnya, paduan obat yang disarankan untuk berbagai kategori kasus tuberkulosis, serta efek samping yang mungkin timbul dari pengobatan tersebut.
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
tb adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb)( gram +, tahan asam, pewarnaan ZN/BTA bakteri tahan asam, aerob suka oksigen di apeks
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai penyakit pernapasan seperti TB paru, asma bronkial, PPOK, bronkiolitis, dan pneumonia serta gejala, tanda, dan penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi tuberkulosis sebagai masalah kesehatan global. Kasus dan kematian akibat TB terus meningkat karena komitmen, dana, dan sistem pelayanan kesehatan yang kurang memadai, serta dampak pandemi HIV dan munculnya TB yang resisten obat. Dokumen ini juga menyoroti situasi TB di Indonesia yang menjadi penyebab kematian infeksi nomor satu dengan kasus baru dan kematian yang sangat tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang ko-infeksi tuberkulosis resisten obat dan HIV serta pengobatan dan tantangan yang dihadapi. Beberapa poin penting yang diangkat adalah prevalensi TB resisten obat di Indonesia, beban global TB dan HIV tahun 2016, alur diagnosis dan pengobatan TB dan TB resisten obat, serta pengobatan ko-infeksi TB resisten obat dan HIV.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TB), termasuk definisi, penularan, perjalanan penyakit, diagnosis, dan tatalaksana TB khususnya TB yang resisten terhadap obat.
Dokumen tersebut merupakan curriculum vitae dari dr. MS Anam yang berisi ringkasan singkat tentang latar belakang pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja, serta organisasi yang diikutinya. Dokumen selanjutnya berisi presentasi mengenai penatalaksanaan pasien tuberkulosis pada anak yang mencakup update terkini mengenai diagnosis dan pengobatan tuberkulosis pada anak.
Tatalaksana asma meliputi penilaian derajat berat dan kontrol asma, diagnosis, pengobatan farmakologi dan non-farmakologi, serta penyesuaian terapi berdasarkan respon pasien. Kombinasi inhalasi kortikosteroid dan agonist beta-2 jangka panjang dapat membantu pasien mencapai dan mempertahankan kontrol gejala asma."
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
panduan obat tb hiban.doc
1. PANDUAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) JANGKA PENDEK REKOMENDASI WHO
DAN PERUNTUKANNYA
KATEGORI
PADUAN OBAT
UNTUK PENDERITA TUBERKULOSIS
TAHAP INTENSIF TAHAP LANJUTAN
I 2 HRZE
2 HRZS
4 H3R3
4 HR
6 HE
TBC Paru BTA ( + )
TBC Paru BTA ( - ) Ro (+) yang “sakit berat” baik gambaran Ro ataupun
keadaan klinisnya buruk
TBC extra paru sakit berat
II 2 HRZES / 1 HRZE 5 H3R3E3
5HRE
TBC Paru BTA (+), kambuh
TBC paru BTA (+) gagal
TBC Paru BTA (+), pengobatan ulang karena lalai berobat.
III 2 HRZ 4H3R3 TBC Paru BTA (-) Ro (+) sakit ringan
TBC extra paru, ringan
Catatan : Paduan OAT dengan huruf tebal adalah paduan yang digunakan dalam Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis , dikemas dalam
bentuk paket kombipak.
Sumber : Modul 4 Pelatihan penanggulangan Tuberkulosis Nasional 2002
Tim TB
Rinto Harahap, AMK
Isnawati Amd,Ak
2. JADWAL PEMERIKSAAN DAHAK ULANG PENDERITA
TUBERKULOSIS PARU
TIPE PENDERITA WAKTU PEMERIKSAAN DAHAK ULANG
Penderita Baru :
a. Penderita BTA Positif ( Paduan OAT Kategori 1 )
b. Penderita BTA Negatif Ro Positif (Paduan OAT kategori-3
untuk ringan dan kategori-1 untuk berat)
Seminggu sebelum :
1) Akhir tahap intensif ( akhir bulan -2 atau bulan-3 setelah sisipan )
2) Sebulan sebelum akhir pengobatan (Akhir bulan-5 atau bulan-6 dengan
sisipan)
3) Pada akhir pengobatan (AP)
Seminggu sebelum :
1) Akhir tahap intensif ( akhir bulan -2)
2) Dalam tahap lanjutan sampai dengan selesai pengobatan tidak
dilakukan pemeriksaan dahak ulang. Dipantau keteraturan
menelan/pengambilan OAT dan klinis penderita.
Pengobatan ulang :
a. Kambuh
b. Gagal
c. Pengobatan kembali setelah lalai dengan BTA Positif
Seminggu Sebelum :
1) Akhir tahap intensif ( akhir bulan-3 atau bulan-4 dengan sisipan)
2) Sebulan sebelum akhir pengobatan (akhir bulan-7 atau bulan-8 dengan
sisipan)
3) Akhir pengobatan (AP)
Sumber : Modul 4 Pelatihan Penanggulangan Tuberkulosis Nasional tahun 2002
Tim TB
Rinto Harahap, AMK
Isnawati Amd,Ak
3. PANDUAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) JANGKA PENDEK REKOMENDASI WHO
DAN PERUNTUKANNYA
KATEGORI
PADUAN OBAT
UNTUK PENDERITA TUBERKULOSIS
TAHAP INTENSIF TAHAP LANJUTAN
I 2 HRZE
(Isoniazid 75 Mg)
(Rifamfisin 150 Mg)
(Pirazinamid 400 Mg)
(Etambuthol 275 Mg)
4 HR
(Rifampicin 150 Mg)
(Isoniazid 150 Mg)
TBC Paru BTA ( + )
TBC Paru BTA ( - ) Ro (+) yang “sakit berat” baik gambaran Ro ataupun
keadaan klinisnya buruk
TBC extra paru sakit berat
II 2 HRZES / 1 HRZE 5 H3R3E3
5HRE
TBC Paru BTA (+), kambuh
TBC paru BTA (+) gagal
TBC Paru BTA (+), pengobatan ulang karena lalai berobat.
III 2 HRZE
(Isoniazid 75 Mg)
(Rifamfisin 150 Mg)
(Pirazinamid 400 Mg)
(Etambuthol 275 Mg)
4 HR
(Rifampicin 150 Mg)
(Isoniazid 150 Mg)
TBC Paru BTA (-) Ro (+) sakit ringan
TBC extra paru, ringan
Catatan : Paduan OAT dengan huruf tebal adalah paduan yang digunakan dalam Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Yang dirancang
Untuk Berat Badan (BB) rata-rata 38-54 Kg, sehingga Untuk BB berbeda harus disesuaikan dulu.
Sumber : Modul 4 Pelatihan penanggulangan Tuberkulosis Nasional 2002
4.
5. ALUR DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA
Tersangka Penderita TBC
(suspek TBC)
Periksa dahak sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS)
Hasil BTA Hasil BTA Hasil BTA
+ + + + - - - - -
+ + -
Periksa Rontgen Beri Antibiotik
Dada Spektrum Luas
Hasil Hasil Tidak Tidak ada ada
mendukung TBC mendukung TBC Perbaikan Perbaikan
Ulangi Periksa dahak SPS
Penderita TBC Hasil BTA Hasil BTA
BTA Positif + + + - - -
+ + -
+ - -
Periksa Rontgen Dada
Hasil Mendukung Hasil Rontgen
TBC Neg.
TBC BTA Neg Bukan TBC,
Rontgen Pos Penyakit lain
6. PENGOBATAN PENDERITA TBC BARU BTA POSITIF
YANG BEROBAT TIDAK TERATUR
Lama
Pengobatan
sebelumnya
Lamanya
pengobatan
terputus
Perlu
tidaknya
pemeriksaan
dahak
Hasil
pemeriksaan
dahak
Dicatat
kembali sebagai
Tindakan
Pengobatan
Kurang Dari
1 bulan
< 2 minggu Tidak ---- ---- Lanjutkan Kat 1
2-8 minggu Tidak ---- ---- Mulai lagi Kat 1 dari
awal
> 8 minggu
Ya
Positif ---- Mulai lagi Kat 1 dari
awal
Negatif ---- Lanjutkan Kat 1
1 – 2 bulan
< 2 minggu Tidak ---- ---- Lanjutkan Kat 1
2-8 minggu
Ya Positif ---- Tambahkan 1 bulan
sisipan
Negatif ---- Lanjutkan Kat 1
> 8 minggu
Ya
Positif Pengobatan
setelah default
Mulai dengan kat 2
dari awal
Negatif Pengobatan
setelah default
Lanjutkan Kat 1
> 2 bulan
< 2 minggu Tidak ---- ---- Lanjutkan Kat 1
2-8 minggu Ya
Positif ---- Mulai dengan kat 2
dari awal
Negatif ---- Lanjutkan Kat 1
> 8 minggu
Ya Positif Pengobatan
setelah default
Mulai dengan kat 2
dari awal
Negatif Pengobatan
setelah default
Lanjutkan Kat 1
Sumber : Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Cetakan ke 8 Depkes RI 2002
7. PETUNJUK PENGOBATAN TBC PARU DENGAN MENGGUNAKAN PAKET OAT
UNTUK MASING-MASING PASIEN
SESUAI BERAT BADAN
KATEGORI I DAN III
Tahap Intensif : Penyesuaian RHZE ( diminum setiap hari selama 2 bulan )
Berat Badan 30-37 Kg
( 2 tablet)
38-54 Kg
(3 tablet)
55-70 Kg
(4 tablet)
≥ 71 Kg
(5 Tablet)
Kemasan standar (KS)
6 Blister
OAT yang dibutuhkan
4 blister 6 Blister 8 blister 10 blister
Penyesuaian KS – 2 blister Tidak berubah KS + 2 blister KS + 4 blister
Tahap Lanjutan : Penyesuaian RH (diminum 3 kali seminggu selama 4 bulan)
Berat Badan 30-37 Kg
( 2 tablet)
38-54 Kg
(3 tablet)
55-70 Kg
(4 tablet)
≥ 71 Kg
(5 Tablet)
Kemasan standar (KS)
6 Blister
OAT yang dibutuhkan
3 blister + 12
tab
5 Blister +
4 tab
6 blister +
24 tab
8 blister +
16 tab
Penyesuaian KS – (2
blister + 16
tab)
KS-24 tab KS + 24 tab
KS + (2 blister
+16 tab)
Catatan : untuk Pasien kurang dari 30 Kg gunakan tabel dosis anak sebagai acuan.