Sintren adalah tarian tradisional dari Jawa Barat yang melibatkan penari wanita yang dirasuki roh. Ritual sintren melibatkan penutupan penari di dalam kurungan sebelum pertunjukan, kemudian penari muncul dengan pakaian indah dan berdandan rapi setelah dirasuki roh. Penari melakukan tarian magis bersama bodor hingga tengah malam sebelum ritual ditutup dengan pengurungan kembali penari.
2. SINTREN
Seiring kemajuan dan perkembangan zaman,
ternyata banyak kesenian tradisional yang
nasibnya memprihatinkan. Bahkan kesenian
ini keberadaannya ditengah masyarakat
semakin dilupakan. Salah satu kesenian
tradisional yang semakin jarang ditampilkan
adalah kesenian sintren.
3. PENGERTIAN
Sintren merupakan kesenian tradisional ynag berasal dari pesesir
utara pantai Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dan merupakan salah satu
bagian budaya atau kesenian yang ada di Tegal.
Sintren adalah tarian yang mengandalkan roh yang merasuki tubuh
si penari sehingga denga sendirinya dapat melakukan gerakan tarian
tanoa harus mempelajari mgerakan-gerakan tarian sebelumnya. Alat
musik yang digunakan adalah gambang dan gendang
Untuk menjadi seorang sintren ada persyaratan utama yang harus
dipenuhi. Syarat-syarta tersebut adalah harus seorang gadis yang
masih suci (perawan). Jika sudah tidak suci maka roh yang diundang
tidak dapat masuk kedalam diri sintren tersebut.
4. SEJARAH
Kesenian sintren berasal dari kisah Salandono sabagai putra Ki
Bahurekso bupati Kendal yang pertama hasil perkawinannya dengan
Dewi Rantamsarai yang dijuluki Dewi Lanjar. Raden Sulandono
memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Dsa Kalisalak,
namun hubungannya tidak direstui oleh Ki Bahurekso. Akhirnya R.
Sulandono pergi bertapa dal Sulasih memilih menjadi penari.
Meskipun demikian pertemuan keduanya maish berlangsung melalui
alam gaib.
Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan
roh bidadari k tubuh sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang
sedang bertapa dipanaggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih.
Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari
pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya.
5. RITUAL
Pengunjung sebagai penonton pertunjukan sintren duduk atau berdiri
membentuk lingkaran. Ditengah lingkaran tersebut pertunjukan
sintren dimulai dari menyediakan sarana sarana khusus seperti
kurungan ayam yang dibagian sisi luarnya ditutupi rapat-rapat
dengan kain tapih. Berikutnya menyediakan alat-alat rias yang
berupa make-up, pakaian kebaya dan keperluan lainnya. Ketika akan
diadakan ritual, Melandang membakar kemenyan dengan doa-doa
atau mantra-mantra yang telah dikuasai dengan menghadap
kurungan. Pemeran sintren duduk didekat melandang. Kemudian
melandang memasukan perlengkapan-perlengkapan kedalam wadah
dan diletakan didepan sintren yang sedang duduk. Berikutnya
pemeran sintren ditutup dengan kurungan tadi, kemudian
dinyanyikan lagu pengiring.
6. Setelah kurang lebih setengah jam kurungan yang berisi pemeran
sintren dibuka atau di angkat. Keajaiban terjadi dengan disaksikan oleh
para pengunjung. Sintren yang semula hanya berpakaian biasa kini
sudah berpakaian rapi dengan riasan cantik, berkain dan kebaya.
Berikutnya sintren menari dengan gerakan yang indah sesuai dengan
iringan nyanyian para pengunjung yang dilengkapi bunyi gambang dan
gendang sebagai musik pengiring. Di tengah-tengah berjalannya tarian-
tarian magis itu sang bodor secara bergantian atau bersama-sama
melakukan gerakan-gerakan yang membuat pengunjung tertawa.
7. Pementasan sintren terus berjalan sampai tengah
malam sampai sang melandang mengurung
kembali sintren dengan kurungan ayam. Tunggu
beberapa saat maka sintren telah kembali dengan
pakaian seperti sebelum ritual dilaksanakan. Ini
menandakan bahwa pertunjukan atau ritual
sintren telah selesai dan pengunjung
membubarkan diri.