1. 1
Ciri – Ciri Mahkluk Hidup Serta Klasifikasi Mahkluk Hidup
Berdasarkan Ciri – Cirinya
A.Pengertian Mahkluk Hidup
Makhluk hidup atau organisme, yang dalam bahasa Yunani adalah organon yang
berarti alat adalah kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup. Istilah organisme kompleks
mengacu pada organisme yang memiliki lebih dari satu sel.
Makhluk hidup adalah struktur biologis yang merespon perubahan lingkungan atau
dalam entitas sendiri. Makhluk hidup memiliki organisasi biokimia yang kompleks yang
memungkinkan mereka untuk memproses zat dan memanfaatkan energi untuk merespon
perubahan di sekitar mereka.
Pengertian Makhluk Hidup Menurut Para Ahli
1. Helena Curtis
Pengertian Makhluk Hidup menurut Helena Curtis (1975) adalah sesuatu yang bisa
memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi ke
bentuk energi yang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungannya, bisa merespon bila
ada rangsangan, bersifat homeostatis, kompleks dan terorganisir dengan baik, dapat
bereproduksi atau berkembang biak serta dapat tumbuh dan berkembang.
2. Kimball
Pengertian makhluk hidup menurut Kimball (1983) adalah sesuatu yang memiliki lima
ciri, yaitu dapat berevolusi, responsif, dapat bereproduksi, dapat melakukan metabolism,
dan bersifat rumit.
3. Dwijoseputro
Pengertian makhluk hidup menurut Dwijoseputro (1998) adalah adalah sesuatu yang
dapat melakukan metabolisme, dapat melakukan gerak, dapat tumbuh, dapat
bereproduksi, dan responsif.
2. 2
B.Ciri-ciri Makhluk Hidup
Ciri-ciri umum yang dimiliki oleh banyak organisme adalah sebagai berikut:
1. Bernafas
Bernapas atau yang biasa disebut respirasi adalah proses masuknya udara dari luar
yang mengandung oksigen dan pengeluaran udara dari dalam paru-paru. Udara yang
keluar dari paru-paru mengadung karbondioksida dan uap air. Oksigen yang dihirup ke
dalam tubuh digunakan untuk proses oksidasi zat makanan di dalam tubuh supaya
diperoleh energi untuk beraktivitas atau melakukan kegiatan sehari-hari.
Setiap mahkluk hidup mempunyai cara dan alat pernapasan yang berbeda-beda satu
sama lain. Contohnya manusia, mamalia dan unggas yang bernapas menggunakan paru-
paru. Sedangkan tumbuhan bernafas menggunakan lentisel dan stomata yang terdapat
pada bagian batang dan daun tumbuhan.
2. Bergerak
Bergerak adalah perpindahan posisi seluruh atau sebagian dari tubuh mahkluk hidup
karena adanya rangsangan. Perpindahan seluruh bagian tubuh terjadi pada manusia dan
hewan.Misalnya, manusia berjalan, ikan berenang, dan burung yang terbang. Sedangkan
gerak pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu, misalnya gerak batang menuju
datangnya cahaya.
Gerakan yang dilakukan manusia dan hewan itu disebut gerak aktif, karena dapat
dilihat dengan jelas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan tidak dapat diamati secara
langsung. Gerakan tersebut hanya dapat diamati dari adanya hasil gerakan tersebut.
Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan itu bersifat pasif. Gerak berpindah tempat pada
tumbuhan disebut gerak taksis.
3. 3
3. Peka Terhadap Rangsangan
Semua makhluk hidup mempunyai kemampuan menerima dan memberikan reaksi
terhadap rangsang yang biasa disebut iritabilitas. Setiap mahkluk hidup mempunyai
kemampuan menanggapi rangsang yang berbeda-beda satu sama lain. Manusia dan hewan
bertulang belakang memiliki alat-alat indra untuk menerima rangsang dari luar tubuh dan
memberi tanggapan (mereaksi rangsang) dengan gerakan.
Tanaman di dalam pot yang disimpan dalam ruangan akan tumbuh ke arah
datangnya cahaya. Kepekaan terhadap rangsang menunjukan bahwa di dalam tubuh
mahkluk hidup terjadi proses pengaturan, sehingga ia bisa menanggapi rangsangan dari
luar tersebut.
4. Memerlukan Makanan (Nutrisi)
Setiap makhluk hidup pasti memerlukan makanan atau nutrisi untuk
mempertahankan hidupnya. Makanan tersebut diperlukan sebagai sumber energi untuk
melakukan proses-proses kehidupan. Cara mendapatkan makanan maupun cara makan
setiap makhluk hidup berbeda-beda. Manusia dan hewan memperoleh makanan dari
makhluk hidup lain. Sedangkan tumbuhan dapat membuat makanan sendiri dengan proses
fotosintesis.
4. 4
Berdasarkan cara memperoleh makanan, maka makhluk hidup bisa dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1.Autotrof
Kelompok autotrof adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri
dari bahan anorganik. Hal ini karena makhluk hidup tersebut memiliki organel khusus
(kloroplas), contohnya adalah kelompok tumbuhan.
2.Heterotrof
Kelompok heterotrof adalah makhluk hidup yang sumber makanannya berasal dari
makhluk lain. Makhluk hidup yang termasuk dalam golongan heterotrof ada bermacam-
macam, antara lain:
Karnivora :Kelompok makhluk hidup pemakan daging
Herbivora :Kelompok makhluk hidup pemakan tumbuhan
Omnivora :Kelompok makhluk hidup pemakan daging hewan dan tumbuhan
Saprofit :Kelompok makhluk hidup pemakan serah-serah daun atau hewan
dengan menghancurkan secara perlahan (jamur, bakteri)
Detrivora :Kelompok makhluk hidup pemakan sisa- sisa bahan organik
hasil perombakan saprofit
Parasit :Kelompok makhluk hidup mengambil sumber nutrisi dari tubuh
inangnya (induk semang)
5. 5
5. Tumbuh dan Berkembang
Manusia, hewan, dan tumbuhan mengalami pertumbuhan selama hidupnya.
Pertumbuhan merupakan perubahan dari kecil menjadi besar karena bertambahnya jumlah
sel dan volume sel. Proses pertumbuhan tersebut tidak dapat kembali/balik (irreversible).
Contohnya adalah pertumbuhan manusia dari pertemuan sel telur kemudian setelah
9 bulan, lahir dari rahim ibunya lalu dari bayi mengalami pertumbuhan tinggi badan, berat
badan, dan sel-sel tubuhnya semakin banyak. Contoh lain adalah berudu (kecebong) yang
tumbuh menjadi katak dewasa dan biji yang berkecambah tumbuh menjadi tumbuhan
besar.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah perubahan makhluk hidup
menuju kedewasaan.
6. Mengeluarkan zat sisa
Setiap makhluk hidup melakukan metabolisme dalam tubuhnya. Pada proses
metabolisme, selain menghasilkan energi juga menghasilkan zat sisa yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Jika tidak segera dikeluarkan, kadar zat sisa yang tinggi
akan mempunyai efek yang berbahaya dan menjadi racun dalam tubuh.
Contohnya, paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air, kulit
mengeluarkan keringat, dan ginjal mengeluarkan urin. Tumbuhan mengeluarkan zat sisa
melalui stomata.
6. 6
7. Berkembang biak
Cara makhluk hidup dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah dengan
cara berkembang biak atau biasa disebut reproduksi. Dalam proses perkembangbiakan,
kemungkinan besar sifat anak akan mewarisi sifat induknya.
Cara perkembangbiakan pada makhluk hidup yang beranekaragam dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu secara kawin atau generatif dan secara tidak kawin atau
vegetatif.
a) Perkembangbiakan secara generatif
Perkembangbiakan secara generatif adalah pembentukan individu baru yang diawali
melalui terjadinya peleburan sel-sel kelamin.
Cara yang termasuk perkembangbiakan generatif, antara lain beranak dan bertelur,
sedangkan pada tumbuhan berbiji perkembangbiakan generatifnya melalui biji.
Perkembangbiakan generatif melibatkan individu jantan penghasil sel kelamin jantan
dan individu betina penghasil sel kelamin betina.
b) Perkembangbiakan secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah proses terbentuknya individu baru tanpa
melalui perkawinan.
7. 7
Perkembangbiakan hewan secara vegetatif, antara lain dengan membelah diri
pada Amoeba sp, dan pembentukan tunas pada Hydra sp.
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara
mencangkok, okulasi, stek dan mengenten.
8. Beradaptasi
Makhluk hidup harus bisa beradaptasi terhadap lingkungannya. Adaptasi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Hal ini
dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Bagi makhluk hidup yang dapat beradaptasi maka ia dapat bertahan lebih lama dan
populasinya akan bertambah banyak. Namun jika tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungannya maka makhluk hidup pun akan punah.
9. Dapat Melakukan Metabolisme
Di dalam tubuh manusia terjadi reaksi-reaksi kimia yang biasa disebut metabolisme.
Reaksi-reaksi tersebut dapat berupa penyusunan maupun penguraian zat tertentu agar
dapat diserap oleh tubuh.
Proses penguraian suatu zat menjadi partikel yang lebih kecil disebut dengan proses
katabolisme sedangkan proses penyusunan senyawa tertentu disebut dengan proses
anabolisme.
8. 8
C. Klasifikasi Mahkluk Hidup
1. Pengertian
Klasifikasi Makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang mempunyai
ciri dan sifat yang sama, dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila dalam persamaan
ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang
lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang
yang berbeda. Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat tingkat yang berbeda atau
pada takson yang berbeda disebut taksonomi.
2. Dasar-dasar klasifikasi
Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan
makhluk hidup lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih
persamaan.
Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a) Berdasarkan Persamaan
Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang
adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung) karena memiliki bulu,sayap, dan
paruh.
b) Berdasarkan Perbedaan
Apabila kita mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan
jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk
golongan karnivora, yaitu pemakan daging.
c) Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang
dapat dilakukan adalah mengamati bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya
bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak menggolongkan beberapa tumbuhan,
maka yang dapat diamati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna
bunga, dan lain-lain.
9. 9
Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila kita mengamati dari ada
tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel
kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.
d) Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk
hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula
menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan
jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan kekerabatan antara
makhluk hidup satu dengan lainnya.
e) Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu
makhluk hidup.
3. Tujuan Klasifikasi
a) Menyederhanakan obyek studi, sehingga mempermudah dalam mempelajari.
mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup maupun manfaatnya.mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya.
b) mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup,
c) mengetahui perkembangan evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya yang
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.
4. Penggolongan Klasifikasi Makhluk Hidup
sistem klasifikasi, dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok, yaitu sistem
alami, sistem buatan, dan sistem filogenik.
a) Klasifikasi Sistem Alami
Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya
persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup secara
morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau.
10. 10
Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu
mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang
dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu
kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami.
Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan
Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia
(kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan tumbuhan dikelompokkan
berdasarkan ukuran dan strukturnya.
b) Klasifikasi Sistem Buatan
Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih
baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi
sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-
1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan
Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan
perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.
1) Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar
maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
2) Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu
kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
3) Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan
pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang
dikelompokkan.
11. 11
5. Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup
Untuk memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup
yang sangat banyak ragamnya, maka disusunlah suatu aturan
pengelompokan. Pengelompokan dilakukan pada tingkatan
tinggi sampai ke tingkatan rendah seperti berikut ini.
a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk
makhluk hidup. Semua hewan dimasukkan dalam kingdom
Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan dalam kingdom
Plantae.
b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)
Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam
kingdom, maka dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan
dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam
filum untuk jenis hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan.
Misalnya seperti hewan yang terlihat pada Gambar diatas.
Filum Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan bertulang belakang. Ada
juga hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras dimasukkan
dalam filum Arthropoda.
Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio
tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan yang
berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur berbasidium dimasukkan
dalam divisio Basidiomycota.
c. Kelas
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya
apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri yang sama,
maka dimasukkan dalam satu kelas.
Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing,
kelinci, dan lain-lain.
12. 12
Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan
berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio: Spermatophyta,
kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo
pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak memiliki akhiran.
Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora
(bangsa pemakan tumbuh-tumbuhan).
Adapun pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo Graminales
(bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-mawaran).
e. Famili (Suku atau Keluarga)
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini terdapat
suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri. Nama
famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk nama
hewan diberi akhiran idae.
Contoh keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga kucing).
Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang), Rosaceae (keluarga
mawar).
f. Genus (Marga)
Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri
atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan atau tumbuhan,
zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan huruf kapital dan
ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan digaris bawah.
Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia(marga
cacing).
Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan
srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
g. Species (Jenis)
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan dasar
klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan
perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang subur (fertil).
13. 13
Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada species terdiri
atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama marga (genus),
sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya.
Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital.
Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita), Rosa
gallica(mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
Contoh klasifikasi Manusia
Kingdom : Animalia Semua jenis Hewan
Filum : Chordata Hewan Bertulang Belakang
Kelas : Mamalia Hewan Mamalia
Ordo : Primata Mamalia yang punya ciri ibu jari
Family : Homonidae Manusia Kera, Primitive, Modern
Genus : Homo Manusia Primitive , Modern
Spesies : Homo Sapiens Manusia Modern
6. Sistem Klafikasi Mahkluk Hidup
a. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom (1735)
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus ini menyebutkan bahwa
pada saat itu pengelompkan organisme dibagi menjadi dua regnum (kerajaan)
yakni Regnum Vegetabile (tumbuhan) dan Regnum Animalia (hewan). Sistem
klasifikasi ini sebenarnya sudah kuno, yakni sebelum era Linnaeus. Namun, Linnaeus
merumuskan sistem dasar nomenklatur dalam penamaan organisme sehingga beliau
dijuluki sebagai Bapak Taksonomi. Dasar dari klasifikasi ini adalah morfologi luar.
14. 14
b. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom (1866)
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek, dunia mikroskopis
mulai terbuka. Awalnya organisme mikroskopik keberadaannya masih belum
diketahui apakah masuk hewan atau tumbuhan. Setelah ditemukan Euglena, pada
akhirnya sistem klasifiksi 3 kingdom diajukan oleh Ernst Haeckel dengan
menambah Kingdom Protista dengan dasar klasifikasinya yakni apakah organisme
tersebut memiliki sel tunggal (protista) atau memiliki sel banyak (hewan dan
tumbuhan).
c. Sistem Klasifikasi 2 Empire (1925)
Dalam sistem ini, Édouard Chatton membagi kedalam dua empire (superkingdom)
yang lebih tinggi berdasarkan sistem organisasi sel. Chatton menggunakan istilah
prokariota untuk organisme yang tidak memiliki inti sel dan eukariota untuk organisme
yang memiliki inti sel. Hasil dari gagasan tersebut muncullah Empire
Prokariota dan Empire Eukarya Sistem klasifikasinya bersifat dikotomis yang
berdasarkan struktur internal organisasi sel.
d. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom (1938)
Semenjak penemuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap sel semakin jelas.
Ilmuwan bisa membedakan organisme sel tunggal yang tidak mempunyai inti sel
(prokariotik) dan organisme sel tungga yang mempunyai inti sel (eukariotik). Tahun
1938, Herbert F. Copeland mengajukan sistem klasikasi empat kingdom dengan
memindah dua prokariota, yakni bakteri dan alga hijau-biru ke dalam Kingdom
Monera.
15. 15
e. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom (1969)
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Robert R. Whittaker ada 5 kingdom
didasarkan atas cara organisme memperoleh nutrisinya. Dari sinilah Robert Harding
Whittaker memisahkan fungi menjadi kingdom tersendiri menjadi Kingdom
Fungi karena kemampuannya yang bersifat heterotrof. Kelemahan sistem ini tidak
sepenuhnya mencerminkan hubungan kekerabatan antar kelompok. Dasar klasifikasi
yang digunakan berdasarkan tipe nutrisi dan struktur internal organisasi sel.
f. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1977)
Pada pertengahan tahun 1970-an, penelitian di bidang biologi molekuler banyak
dilakukan. Dari sini karakter genetik mulai diperhitungkan Carl Woese. Saat itu
penelitian gen ribosomal RNA digunakan sebagai faktor penting dalam klasifikasi
molekuler. Klasifikasi menurut Carl Woese kemudian membagi kingdom Monera
menjadi dua kelompok, yakni Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria. Hal
tersebut dikarenakan terdapat banyak perbedaan genetik antara dua kelompok tersebut.
16. 16
g. Sistem Klasifikasi 3 Domain (1990)
Setelah mengajukan 6 kingdom, Carl Woese kemudian menciptakan konsep baru,
yakni sistem "tiga kingdom utama" dengan istilah domain. Pada sistem ini terbentuk 3
domain, yakni Domain Bacteria, Domain Archae, dan Domain Eukarya. Sistem
tersebut merupakan sistem enam kingdom sebelumnya dari hasil pencampuran sistem
lima kingdom dan sistem tiga domain dari Woese.
h. Sistem Klasifikasi 8 Kingdom (1993)
Sistem klasifikasi makhluk hidup 8 kingdom digagas oleh Thomas Cavalier-
Smith. Hal yang melatar belakanginya adalah Eubacteria dan archaebacteria memiliki
perbedaan yang begitu besar berdasarkan jarak genetik dari gen ribosomal, sehingga
keduanya dipisahkan menjadi dua kingdom yang berbeda.
Selanjutnya muncul Kingdom Chromista yang merupakan hasil pemisahan dari
kingdom plantae. Pemisahan tersebut didasarkan atas letak kloroplasnya yang berada
di lumen retikulum endoplasma, padahal letak kloroplas kingdom plantae terletak di
sitosol. Disamping itu, chromista juga memiliki klorofil c yang tidak dimiliki oleh
plantae. Selain itu, muncul juga gagasan Kingdom Archezoa yang didasarkan bahwa
ada protista yang tidak memiliki mitokondria.
i. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1998)
Tahun 1998, Cavalier-Smith mempublikasikan sistem klasifikasi enam kingdom.
Dasar yang digunakan adalah kingdom bacteria dan kingdom archaea yang digagas
oleh Woese tidak disepakati oleh Cavalier-Smith. Akhirnya Archaebacteria
17. 17
dimasukkan kedalam subkingdom dari kingdom bacteria. Sementara kingdom
archezoa dilakukan klasifikasi ulang dan dimasukkan ke dalam kingdom protozoa lagi.
j. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom (2015)
Pada tahun 2015, sebuah jurnal ilmiah taksonomi dengan judul "A Higher Level
Classification of All Living Organisms" dengan author Michael A. Ruggiero, dkk
(salah satunya juga Cavalier-Smith) melakukan revisi sistem klasifiksi yang
melibatkan sekitar 3.000 ahli taksonomi dunia dan berdasarkan konsensus Taxonomic
Outline of Bacteria and Archaea (TOBA) dan the Catalogue of Life menyatakan bahwa
archae dan bacteria dipisah menjadi kingdom yang berbeda. Dengan demikian, sampai
artikel ini ditulis, sistem klasifikasi makhluk hidup ada 7 kingdom yang terdiri atas:
1. Kingdom Bacteria
2. Kingdom Archaea
3. Kingdom Protozoa
4. Kingdom Chromista
5. Kingdom Fungi
6. Kingdom Plantae
7. Kingdom Animalia
18. 18
Dari banyak Klasifikasi Makhluk hidup, yang sering daipakai adalah Klasifikasi 5
Kingdom yang dikemukakan oleh Robert H. Whittaker.
Makhluk Hidup itu dibedakan menjadi :
1. Monera
Memiliki ciri- ciri:
Tidak memiliki membrane inti (prokariotik)
Memiliki bahan inti berupa asam inti /DNA
Terdiri dari 1 sel atau bnyak sel
2. Protista
Terdiri dari 1 sel atau banyak sel
Memiliki membran inti (eukariot)
3. Fungi atau Jamur
Memiliki membrane inti (eukariot)
Tidak memiliki klorofil
Terdiri dari 1 sel atau banyak sel
Dinding sel dari zat kittin.
4. Tumbuhan atau Plantae
Terdiri dari banyak sel
Berklorofil
Dinding sel dari selulosa
19. 19
Memiliki membrane inti (eukariot)
Memiliki akar, batang, daun
5. Animalia atau hewan
Memiliki membrane inti (eukariot)
Terdiri dari banyak sel
Tidak memiliki dinding sel
Memliki system syaraf.