2. PENGERTIAN
Remaja adalah kelompok usia
10 -19 tahun (WHO)
Dewasa Muda adalah kelompok usia
18 – 24 tahun
(The Federal Interagency Forum on
Child and Family Statistics)
3. 8 Gol UKS/M
Ciptakan Generasi muda Sehat,
Cerdas, Berkualitas dan
terbebas dari bahaya :
1. Rokok
2. Kenakalan Remaja
3. Kehamilan Pranikah
4. HIV/AIDS
5. Narkoba
6. Cacingan
7. Anemia
8. Hepatitis B
SITUASI KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA SAAT INI
Isu kesehatan dan faktor risiko yang
paling berpengaruh pada Anak Usia
Sekolah dan Remaja serta kondisi mereka
saat dewasa kelak
Sumber : Riskesdas, 2018, BKKBN 2016,
Dit P2PTVZ 2017, KPAI 2018, SIHA 2018, BNN 2016
Gizi
Kesehatan
Reproduksi
Penyakit Tidak
Menular
Personal Higiene dan
Sanitasi
Kesehatan Jiwa
Kekerasan dan Cedera
HIV AIDS
• 92.6% karies (5-9 thn)
• 73% karies (10-14thn)
• 28% kecacingan
• 6% diare
• 2% Asma
• 7,2% cholesterol
• 0,7% penyakit
jantung
• 11% risiko diabetes
• 24% menikah usia 15-24 thn
• 2,6% menikah usia <15 thn
• kehamilan remaja 48/1000
remaja
• 1,7% HIV AIDS
• 4885 aduan kasus
kekerasan
• 12% cedera pada tahun
2018
✔ 33% terjadi di jalan raya
• 6% depresi
• 10% gangguan mental
dan emosional
• 26% anemia (5-14
thn)
• 32% anemia (15-24
thn)
• 9% kurus
• 17% gemuk/obesitas
• 26% pendek/stunting
Zat Adiktif
• 6% dari remaja perokok
adalah perokok aktif
(setiap hari)
• 24% pengguna NAPZA
adalah pelajar
6. ADAAPA DI
USIA
REMAJA?
Masa Remaja adalah masa dimana
tingkat KEINGINTAHUAN yang tinggi,
menyukai TANTANGAN dan
PETUALANGAN, cenderung BERANI
menanggung resiko atas perbuatannya
tanpa didahului oleh pertimbangan yang
matang
7.
8. APA ITU KENAKALAN REMAJA ?
Kenakalan Remaja merupakan suatu
perbuatan yang dilarang oleh hukum yang
dilakukan oleh anak-anak yang berumur
10 – 18 tahun.
9. BENTUK-BENTUK KENAKALAN REMAJA
• Suka Berkelahi, Suka
Keluyuran, Pergi
Tanpa Pamit,
Membolos Sekolah
KENAKALAN BIASA
• Mengambil Barang
Orang Tua Tanpa
Ijin, Melanggar
Peraturan Lalu lintas
(Tidak Memiliki SIM)
KENAKALAN YANG MENJURUS
PADA KEJAHATAN &
PELANGGARAN • Penyalahgunaan
Narkotika, Free
Sex, Bullying, Begal
KENAKALAN
KHUSUS
10. FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN
REMAJA
I. Sosio – Ekonomi, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekonomi
rendah & tinggi bisa menimbulkan kenakalan remaja.
II. Kegagalan, Frustasi menyebabkan Kenakalan Remaja.
III. Pengaruh negative TV, media sosial, komik dsb
IV. Situasi Keluarga
Pendidikan Keluarga keras & bebas, dapat menimbulkan
Kenakalan Remaja
Pengawasan Kurang, juga dapat menimbulkan Kenakalan
Remaja
14. Narkoba
Bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan/psikologis seseorang (pikiran, perasaan
dan perilakunya) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologik.
15. // 2.4. Indonesia One Search
Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Suntikan heroin meningkatkan resiko penularan HIV/AIDS dan
hepatitis B/C, psikostimulansi menyebabkan hipertensi, jantung
dan perdarahan otak, alkohol, obat penenang dan obat tidur
menyebabkan gangguan agresif, gangguan pernafasan
Keharmonisan keluarga terusik, gangguan komunikasi,
turunnya prestasi akademik dan prestasi kerja, menghabiskan
harta benda
Pengguna dalam ilmu kedokteran adalah penderita tetapi bisa
dijatuhi hukuman karena melanggar UU yang berlaku
Komplikasi Medis
Dampak Sosial
Pelanggaran Hukum
16. // 2.4. Indonesia One Search
Dampak
Penyalahgunaan
Narkoba
Pola penyakit hasil pemeriksaan yang
dilaporkan kelompok penyalahgunaan
berbanding lurus dengan tingkat
pemakaian narkoba dimana tingkat
penyalahgunaan makin tinggi maka
presentase yang melaporkan hasil
pemeriksaan sakitnya lebih banyak.
Sumber: BNN (2017)). Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba di 34 Provinsi tahun 2017. Jakarta
17. // 2.4. Indonesia One Search
Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Januari 2008
Pengguna Ekstasi Selama 8 Bulan Pengguna Heroin Selama 5 Tahun
Agustus 2008 Tahun 2003 Tahun 2007
18. // 2.4. Indonesia One Search
Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Tahun 2000
Pengguna Ekstasi Selama 5 Tahun Pengguna Heroin dan Kokain Selama 5 Tahun
Tahun 2004 Tahun 2003 Tahun 2007
22. PERILAKU SEKSUAL DI ERA
DIGITALISASI
Tayangan televisi, media-media yang memiliki tendensi akan konten
pornografi justru akan lebih membuat anak muda merasa terpengaruh
termasuk keinginan untuk melakukan hubungan seks di luar nikah dan
perilaku seksual berisiko lainnya di kalangan remaja.
23. DAMPAK BURUK
• Terjadi kehamilan yang tidak diinginkan hingga upaya
melakukan penguguran (aborsi) yang tidak aman selain itu
remaja dapat tertular penyakit menular seksual (PMS) dan
berhadapan dengan dampak sosial seperti putus sekolah, stigma
masyarakat, dan sanksi sosial lainnya.
• Memicu kejadian perilaku pelecehan dan kekerasan seksual,
penurunan prestasi belajar, dan putus sekolah, isolasi sosial,
penelataran bayi yang dilahirkan.
24. Cara Pencegahan :
Tidak melakukan hubungan
seksual sebelum menikah
Memanfaatkan waktu luang
dengan melakukan kegiatan
positif seperti olahraga, seni,
dan keagamaan
Hindari perbuatan yang akan
menimbulkan rangsangan
seksual
Orang tua, guru, tenaga
kesehatan aktif melakukan
pendampingan, edukasi dan
konseling pada remaja
25. Penyimpangan Perilaku Seksual
Homoseksual
Homoseksual (lesbian atau gay)
adalah perilaku seksual dimana
seseorang tertarik pada jenis
kelamin yang sama. Penderita
homoseksual tidak mengalami
gangguan dalam identitas
gendernya atau jenis kelamin
hanya objek seksualnya tertuju
pada sesama jenis.
Pedophilia
Perilaku seksual
menyimpang pada
seorang dewasa yang
punya ketertarikan seks
pada anak-anak.
27. 1. Penyalahgunaan Narkoba
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan
bahwa;
(1) Setiap Penyalah guna:
a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun;
c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun
28. 2. Tindak Pidana Kekerasan (Termasuk Bully)
Pasal 76C UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak:
“Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.”
Pasal 80 UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak:
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta
rupiah).
(2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya.
29. 3. Seks Bebas
Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut dapat
menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu,
Menggugurkan kandungan
Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa “Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau
mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya emapat tahun”
Berzina
Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa; Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
Sembilan bulan:
Ke-1 a. laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata berlaku baginya;
b. perempuan yang bersuami yang berzina;
Ke-2 a. laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang turut
bersalah itu bersuami;
b perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal
diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu
30.
31. PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK MENANGANI
KENAKALAN REMAJA :
1. Kebijakan sekolah, dengan cara tidak memberikan peluang pada
siswa untuk melakukan penyimpangan
2. Penanaman agama dalam keluarga mengenai akhlak (budi pekerti
yang luhur)
3. Diadakan aktivitas yang positif pada remaja oleh pemerintah
4. Perhatian / kepedulian masyarakat terhadap perilaku remaja
5. Sanksi hukum yang tegas bagi pelanggar hukum