Dokumen tersebut membahas tentang moderasi beragama di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama merupakan pendekatan yang moderat dan menghindari sikap ekstrem dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Kementerian Agama berupaya mempromosikan moderasi beragama untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia yang pluralistik.
1. KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
TIM WIDYAISWARA BDK BANDUNG https://bandungsiemapede.id/e-learning
2. NO
KORUPSI
https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
SELAMAT DATANG DI KAWASAN
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
Menuju
WILAYAH BEBAS KORUPSI
WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI
Oleh
Dr. RAMIN, M.Ag
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
J U A R A
Jujur, Unggul, Akuntabel, Responsif,
Amanah
3. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara pluralistik memiliki 2 modalitas
penting yang membentuk karakternya yaitu demokrasi dan
kearifan lokal (local wisdom) sebagai nilai yang dipercaya dan
dipahami dapat menjaga kerukunan umat beragama.
Keragaman eksistensi agama-agama di Indonesia merupakan
mozaik yang memperkaya khazanah kehidupan keagamaan.
Tapi di sisi lain ia juga mengandung potensi ancaman bagi
persatuan Negara Republik Indonesia.
Dalam menangkal radikalisme dan ekstrimisme, pemerintah
melibatkan peran aktif masyarakat hingga di unit terkecil.
4. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
INDONESIA YANG
PLURAL
Tidaklah mudah untuk membangun kesadaran di kalangan masyarakat bahwa
kebhinekaan adalah sebuah keniscayaan sejarah. Menanamkan sikap yang adil
dalam menyikapi kebinekaan adalah perkara yang lebih tidak mudah lagi.
Pasalnya, penyikapan terhadap kebhinekaan kerap berimpitan dengan pelbagai
kepentingan sosial, ekonomi, dan politik. Tak terkecuali di Indonesia, sebagai sebuah
Negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia namun memiliki
keragaman etnik, budaya, bahasa, dan agama.
Sikap keberagamaan yang ekslusif yang hanya mengakui kebenaran dan keselamatan
secara sepihak, dapat menimbulkan gesekan antar kelompok agama.
Konflik keagamaan yang banyak terjadi di Indonesia, umumnya dipicu adanya sikap
keberagamaan yang ekslusif, serta adanya kontestasi antar kelompok agama dalam
meraih dukungan umat yang tidak dilandasi sikap toleran.
6. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Moderasi Beragama adalah sebuah jalan tengah di tengah
keberagaman agama di Indonesia. Ia adalah warisan budaya
Nusantara yang berjalan seiring, dan tidak saling menegasikan antara
agama dan kearifan lokal (local wisdom).
Moderasi itu artinya moderat, lawan dari ekstrem, atau berlebihan.
Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam
Buku Putih Pengarusutamaan Moderasi
Beragama
7. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Dalam memahami teks agama saat ini terjadi kecenderungan terpolarisasinya
pemeluk agama dalam dua kutub ekstrem. Satu kutub terlalu mendewakan teks
tanpa menghiraukan sama sekali kemampuan akal/nalar. Teks Kitab Suci dipahami
lalu kemudian diamalkan tanpa memahami konteks. Beberapa kalangan menyebut
kutub ini sebagai golongan konservatif.
Kutub ekstrem yang lain, sebaliknya, yang sering disebut kelompok liberal, terlalu
mendewakan akal pikiran sehingga mengabaikan teks itu sendiri. Jadi terlalu liberal
dalam memahami nilai-nilai ajaran agama juga sama ekstremnya.
Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam
Buku Putih Pengarusutamaan Moderasi
Beragama
8. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Tugas Kementerian Agama
Pada Rakernas Kementerian Agama tahun 2019, Pak LHS menegaskan bahwa framing Moderasi Beragama
penting dalam mengelola kehidupan beragama pada masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural.
“Saya harapkan Kementerian Agama terlebih dulu memahami, meyakini dan menginternalisasikan ruh
Moderasi Beragama dengan baik. Kita menjadi penerjemah sekaligus juru kampanye mantra ini melalui
berbagai program sesuai satker masing-masing”.
Karena itu, salah satu misi Kementerian
Agama adalah agar agama dipahami dan
diamalkan oleh seluruh bangsa dengan
paham dan bentuk pengamalan yang
moderat sehingga kedua kutub itu
kembali ke tengah.
Kementerian Agama harus hadir untuk
mengawal hal tersebut dan mencarikan
titik temu antara keduanya. “Tidak
ekstrem tekstualis, tidak juga terlalu
mendewakan akal semata”.
9. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Lanjutan
Dalam Buku Moderasi Untuk Kebersamaan Umat: Memaknai Rapat Kerja Nasional Kemenag 2019, Pak
LHS mengatakan bahwa moderasi harus dipahami sebagai komitmen bersama untuk menjaga
keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis, budaya, agama, dan
pilihan politiknya harus mau saling mendengarkan satu sama lain, serta saling belajar melatih
kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka.
Jadi jelas bahwa moderasi beragama sangat erat terkait dengan
menjaga kebersamaan dengan memiliki sikap ‘tenggang rasa’,
sebuah warisan leluhur yang mengajarkan kita untuk saling
memahami satu sama lain yang berbeda dengan kita
10. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Lanjutan
Pada Hari Amal Bakti ke-73 Tahun 2019, konsep kebersamaan ini menjadi tema utama, yakni ‘Jaga
Kebersamaan Umat’. Begitupun dalam Rakernas Kemenag 2019, kedua kata itu digabungkan menjadi satu
kesatuan sebagai tema utama, “Moderasi untuk Kebersamaan Umat”.
Tema ini menyampaikan pesan moral agar semua program
moderasi yang akan dilaksanakan oleh satker Kemenag tahun
2019 khususnya dapat melahirkan kebersamaan dan penguatan
rasa kebangsaan umat
11. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Kebutuhan Dunia
Seruan untuk selalu menggaungkan
moderasi, mengambil jalan tengah,
melalui perkataan dan tindakan bukan
hanya menjadi kepedulian warga
Kemenag atau warga negara Indonesia
saja, melainkan juga kebutuhan
seluruh umat manusia di muka bumi.
Buktinya, Perserikatan Bangsa Bangsa
telah menetapkan tahun 2019 lalu
sebagai “Tahun Moderasi Internasional”
(The International Year of Moderation).
Penetapan ini jelas sangat relevan
dengan komitmen kita di Kementerian
Agama untuk terus menggaungkan
moderasi dalam konteks beragama.
13. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Menghadapi Pluralisme
Stephen Schwartz (2007) dalam bukunya “The Two Faces Of Islam” menyebutkan adanya
dua wajah yang merupakan manifestasi sosio-kultural ajaran Islam yang tidak bisa dilepas
dari pola epistemologis yang dilaluinya yang berbeda secara socio—kultural
Pertama, wajah Islam yang ramah, bersahabat, toleran, dan inklusif yang siap
14. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Akar fundamentalisme Agama
(Menurut Dr Richard Daulay)
Istilah fundamentalisme pada mulanya lahir di lingkungan orang Kristen di Amerika pada awal abad 20
yang ditujukan kepada sekelompok umat Kristen yang berjuang mempertahankan ajaran-ajaran dasar
kekristenan sesuai dengan pemahaman mereka terhadap Alkitab.
Kata “fundamentalisme” datang dari
bahasa latin fundamentum, yang artinya
dasar (base).
Tetapi sekarang ini kata fundamentalisme sudah menjadi “trademark” yang dikenakan kepada semua
agama (Kristen, Yahudi, Islam, Hindu, Budha dan lain-lain) yang berjuang untuk mempertahankan ajaran-
ajaran fundamental (dasar) agama itu secara konservatif di mana teks-teks Kitab Suci cenderung dipahami
secara hurufiah tanpa melihat konteks.
15. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Mereka yang menerima pikiran-pikiran baru dalam berteologi
ini disebut kelompok modernist dan atau liberal. Tetapi tidak
semua gereja dan para pemimpin gereja, teolog dan umat
Kristen menerima teori evolusi itu. Mereka menentang keras
ajaran itu dengan membentengi dirinya dengan berbagai
argumen Alkitabiah. Mereka yang menentang teori evolusi
berargumen bahwa gereja harus loyal kepada “dasar-dasar
iman Protestan”, sebagaimana tertulis dalam Alkitab.
16. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Untuk membentengi diri dari terpaan modernisme dan
teori evolusionisme itu, maka para pemimpin gereja dari
berbagai kelompok konservatif dan evangelikal bersatu
menerbitkan sebuah buku berjudul The Fundamentals: A
Testimony to the Truth, yang terbit tahun 1910.
Melihat latar belakang kelahiran fundamentalisme itu
maka definisi fundamentalisme yang dibuat teolog dan
ahli sejarah, George C. Marsden, yang mengatakan
bahwa fundamentalisme adalah “angry evangelical”
adalah sangat tepat dalam konteks ini (Unger, 2007: 20).
17. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Dilema Agama-Agama
Harus diakui, dilema agama-agama yang paling serius adalah tatkala
berhubungan dengan kalangan di luar komunitasnya. Hampir semua
agama memandang pihak lain lebih rendah, bahkan cenderung
mendiskreditkan ketika berbicara komunitas di luar dirinya.
Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di
dunia, maka sudah selayaknya umat Islam menjadi pengayom
masyarakat seluruh Indonesia.
Islam datang ke Indonesia tidak dalam ruang yang hampa. Tapi terjadi
interaksi dengan budaya setempat.
Wajah Islam Indonesia seperti saat ini adalah wujud atau cerminan
dari hasil interaksi Islam dengan tradisi setempat yang kemudian
melahirkan Islam dengan tradisi NU dan Muhammadiyah (kasus
Jawa).
18. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
- Dalam segala aspek ajarannya, agama itu berkarakter “imbang” (moderate).
- Dalam Islam, misalnya, bersikap moderat dalam beragama berasal dari konsep “tawasuth”, karena
dalam segala aspek ajarannya Islam itu berkarakter moderat.
- Kita malah dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam beragama atau bersikap ekstrim
(ghuluw). Coba kita lihat misalnya firman-firman Allah dalam Al-Qur’an seperti bahwa “Allah tidak
membebani seseorang di luar batas kemampuannya” (Al-Baqarah).
- Sementara pada firman yang lain, Allah memerintahkan bersikap “tawazun" (seimbang). “Dan
langit Allah tinggikan dan timbangan diletakkan. Agar kamu jangan melampaui timbangan
(keseimbangan)” (Ar-Rahman).
Beragama Secara Moderat
19. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Moderasi Beragama
dalam Islam
Untuk Islam, definisi moderasi beragama yang menjadi
referensi dalam cetak biru ini adalah berasal dari buku yang
ditulis Chafid Wahyudi (2011). 'Tipologi Islam Moderat dan
Puritan: Pemikiran Khaled M. Abou El-Fadhl’.
Dalam buku itu, Abou Fadl mengatakan bahwa moderasi
beragama adalah beragama yang cocok untuk setiap tempat
dan zaman, bersifat dinamis dan menghargai tradisi-tradisi
masa silam sambil direaktualisasikan dalam konteks kekinian.
20. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Moderasi Beragama dalam Islam
Merujuk pada seruan Menteri Agama pada 28 April 2017 lalu,
bahwa sebaiknya ceramah agama di rumah ibadah memenuhi
ketentuan diantaranya adalah (poin 3) agar ceramah agama
disampaikan dalam kalimat yang baik dan santun dalam ukuran
kepatutan dan kepantasan, terbebas dari umpatan, makian,
maupun ujaran kebencian yang dilarang oleh agama manapun
(http://bimasislam.kemenag.go.id/post/berita/inu-seruan).
21. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Risalah Jakarta 2019
Dalam Risalah Jakarta yang ditetapkan tanggal 28
Desember 2018, disepakati bahwa konservatisme adalah
sesuatu yang lumrah dalam beragama karena pemeluk
agama berkewajiban memelihara keyakinan dan praktek
keagamaannya.
Yang perlu untuk dihindarkan oleh setiap pemeluk agama
adalah sikap yang terlalu berlebihan dalam beragama
(ultra-conservatism). Dalam Islam, sikap tidak berlebih-
lebihan tersebut berangkat dari konsep al wasathiyah
yang bermakna seimbang.
22. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Risalah Jakarta 2019
Dalam konteks pengalamannya di Indonesia, al
wasathiyah meniscayakan keseimbangan antara
beragama menurut teks Kitab Suci dengan penerapannya
secara kontekstual.
Pertimbangan konteks dalam beragama berangkat dari
prinsip maqashid atau tujuan ditetapkannya hukum Islam
(Syari’ah). Konsekuensinya, perkembangan hukum Islam
menjadi dinamis dan sesuai zaman.
23. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Kearifan Lokal
Kearifan lokal atau local wisdom:
semua bentuk pengetahuan,
keyakinan, pemahaman dan wawasan
serta adat kebiasaan atau etika yang
menuntun perilaku manusia dalam
kehidupan di dalam komunitas.
Kearifan lokal dari dua kata; arif berarti
cerdik, pandai dan bijaksana (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Jika ditambah
awalan “ke” dan akhiran “an” maka
berarti kearifan atau kebijaksanaan.
Sedangkan kata lokal, yang berarti suatu
tempat tumbuh yang berbeda antara
satu dengan lainnya atau bersifat
universal (Muin Fahmal, 2006).
24. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Kearifan Lokal
Kearifan lokal atau local wisdom:
semua bentuk pengetahuan,
keyakinan, pemahaman dan
wawasan serta adat kebiasaan atau
etika yang menuntun perilaku
manusia dalam kehidupan di dalam
komunitas.
Defenisi lain: ‘Kebijaksanaan atau
nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam kekayaan-kekayaan
budayalokal seprti tradisi,
pepatah pepitih dan semboyan
hidup’ (Nasiwan, dkk, 2012).
Secara terminologis, kearifan
lokal adalah ‘seluruh budaya baik
yang terjamah atau material
(tangible) maupun yang tdk
terjamah atau immateri
(intangible)’ (Edy Sedyawati,
2006).
Kearifan lokal dari dua kata; arif berarti cerdik, pandai dan
bijaksana (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jika ditambah
awalan “ke” dan akhiran “an” maka berarti kearifan atau
kebijaksanaan. Sedangkan kata lokal, yang berarti suatu
tempat tumbuh yang berbeda antara satu dengan lainnya
atau bersifat universal (Muin Fahmal, 2006).
25. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Kearifan Lokal
Saat ini, wacana kearifan lokal
selalu disandingkan dengan
wacana perubahan, modernisasi
dan relevansinya.
Lalu apa yang menyebabkan
terbentuknya kearifan lokal,
teradopsi dan juga terpelihara
hingga mengakar dalam
kehidupan masyarakat?
Pertanyaan ini perlu karena
kearifan lokal terkait dengan
ekspresi kebudayaan asli dalam
konteks geografis dan kultural
selalu dituntut untuk mampu
merespon perubahan-perubahan
nilai di masyarakat.
Respon pada perubahan mengakibatkan dua hal:
(1) Estreme acculturation: proses menerima nilai budaya dari luar yang terlalu ekstrim sehingga
memusnahkan bentuk budaya tradisional;
(2) Less acculturation: proses menerima nilai budaya luar yang masih menyisakan nilai-nilai tradisional dan
mampu bertahan untuk mengakomodasi unsur-unsur budaya luar dan menguntegrasikan dalam budaya asli.
26. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Contoh Kearifan Lokal:
Sumatera Barat
Adat Basandi Syarak (ABS) Syarak Basandi Kitabullah
(SBK)
Syarak Mangato Adat Memakai (Ulama memfatwakan, kaum Adat
yang menjalankan)
Raso jo Pareso (ulama harus
memiliki raso (rasa di hati) dan
pareso (teliti di otak) agar bisa
merasakan dan meneliti.
Kearifan Lokal inilah yang
menangkal pengaruh
radikalisme di Sumatera Barat.
Artinya, di tanah Minang tidak
ada lagi persoalan antara Islam
dan adat, terutama sejak
tertangkapnya Imam Bonjol
pada Perang Paderi (Lih.
Sefriyono. 2019, Kearifan Lokal
Bagi Pencegahan Radikalisme
Agama di Luhak dan DI Rantau
Minangkabau (2018: 319).
27. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Contoh Kearifan Lokal:
Manado, Sulawesi Utara
Mo’oaheraan
1.Definisi Tekstual: Nilai budaya ini adalah sikap yang saling menghargai antara
berbagai kelompok masyarakat.
2.Asal usul sejarah: Mo’oaheraan telah lama digunakan dalam pertanian untuk
membangun masyarakat multietik di daerah Dumoga sehingga pembangunan
pertanian, perlindungan alam dapat direalisasikan dengan baik.
Deskripsi: Daerah Dumoga sebagai wilayah penting dalam sejarah Bolaang
Mongondow dimana kerajaan pertama bermura di sini. Terdapat pemukiman tua
dalam penelitian-penelitian arkeologis, kemudian sudah sejak lama kerajaan
Mongondow yang masih berada di Dumoga kala itu telah mengakui suasana
masyarakat yang mengharagai keberagaman etnik, seperti kehadiran transmigran
dalam jumlah besar yang berasal dari Minahasa, Bali dan Jawa.
Nilai Moral: Kearifan lokal ini sebagai salah satu alat yang tepat dan strategis untuk
mengatasi persoalan-persoalan konflik masyarakat.
28. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Mapalus
Defenisi Tekstual: Istilah mapalus dalam bahasa lokal berarti solidaritas. Nilai budaya ini adalah
sebuah sabuk satwa yang mengikat segala komponen masyarakat di Sulawesi Utara apapun agama
dan keyakinannya.
Jaton (Jawad dan Tondano) punya cerita, yaitu sepakat
hidup dalam keragaman. Untuk menjadi masyarakat yang
rukun maka menjadi Minahasa adalah kuncinya. Hal ini
bisa dilihat dalam 3 M : Marodat, Masilat, Maengket.
3 M ini adalah sebuah tarian.
Bukan hanya tentang gerak tapi
juga ucapan dilakukan secara
berjenjang dan berulang.
Aspek ini yang menguatkan
hubungan antara masyarakat
Jaton dan masyarakat sekitarnya.
Misalnya, jika ada acara
kesukariaan dan kesedihan.
Mapalus ini berangkat dari
etos kosmologis
masyarakat Sulawesi Utara.
29. https://bdkbandung.kemenag.go.id/
bdk_bandung@kemenag.go.id
BDK Bandung
BDK Bandung bdk.bandung bdkbandung82
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
Dames
Dames adalah kor Muslimat yang arasemennya seperti kor di gereja tapi
menggunakan pujian-pujian Islami Dames ini adalah pengaruh Kristen Tondano
yang suka bernyanyi.
Tadinya masyarakat Jaton yang menjadi Muslim tidak menyanyi karena
alasan agama lalu kemudian menciptakan tradisi Dames, menyanyi
dengan cara Islam.
Ramadhan di Jaton, yang menjaganya
adalah pemuda-pemuda adat. Karena
antara adat dan budaya sudah harmonis.
Masyarakat Sulut adalah masyarakat
elastis, menerima segala nilai dari luar tapi
selektif mengambil yang baik saja sesuai
dengan nilai2 lokal atau ke-Minahasa-an.