Dokumen tersebut merangkum tentang pengobatan luka dan manajemen luka. Proses penyembuhan luka normal terdiri dari tiga fase yaitu inflamasi, proliferasi, dan remodelling. Prinsip-prinsip manajemen luka meliputi pengelolaan jaringan, kontrol infeksi, keseimbangan kelembaban, dan perkembangan epitel. Pemilihan terapi topikal dan balutan luka sesuai dengan tahapan penyembuhan luka.
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
RANGKUMAN WOUND CARE MANAGEMENT.docx
1. RANGKUMAN WOUND CARE MANAGEMENT
NAMA : Hanifah Ambang Fitriani
NPM : 214201446188
KELAS : B Semester 2
TUGAS : Rangkuman Pertemuan 1-7
2. EPIDERMIS
Lapisan paling luar dari kulit (epitel)
Tidak ada pembuluh darah, nutrisi & difusi dari dermis
Variasi ketebalan : 0,4 – 0,6 mm
Memiliki 5 stratum / jenjang
Epidermis dan dermis dibatasi oleh basement membrane zone (BMZ).
DERMIS
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit dengan ketebalan 2-4
mm.
Terdiri dari jaringan ikat/connective tissue
Sel utama : fibroblast
Penghasil protein utama : collagen & elastin
Memiliki banyak pembuluh darah & sel syaraf
HIPODERMIS
(Super Ficial fasia)
Jaringan utama : jaringan lemak & subdermal flexus
Pembuluh darah & jaringan ikat
Fungsi : penjaga organ dibawahnya, mengurangi benturan saat
bergerak, penyimpanan jaringan lemak,
Jaringan lemak memiliki fungsi menghangatkan tubuh (regulasi
suhu tubuh).
TIPE PENYEMBUHAN
Primary Intention Healing
Secondary Intention Healing
Tertiary Intention Healing
3. FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
Fase 1
Fase Eksudatif
Luka diisi dengan fibrin dan darah yang membeku.
Fase 2
Fase Resorptive
Scavenger sel menghilangkan sel mati dan kuman
Fase 3
Fase Proliferasi
Sel-sel baru terbentuk, yang mengisi luka
Fase 4
Fase Perbaikan
Sel-sel terbentuk di sekitar tepi luka, kulit baru dibuat, dan
lukanya menutup
PENYEMBUHAN LUKA NORMAL
TERDIRI DARI TIGA FASE YANG
TUMPANG TINDIH YAITU
1. Inflamation : terjadi 4 - 6 hari
2. Proliferation : terjadi 2- 24 hari
3. Remodelling : terjadi 21 hari – 2 tahun
SEL PENYEMBUHAN LUKA
FASE PEYEMBUHAN LUKA
1. Tahap inflamasi : 4-6 hari
2. Tahap proliferasi : dimulai dalam 24 jam setelah cedera awal
dan dapat berlanjut hingga 21 hari
3. Tahap renovasi : 21 hari – 2 tahun
4. INFLAMASI
Gejala :
- Redness (kemerahan)
- Tenderness (kelembutan)
- Color (warna)
- Swollen (bengkak)
Bertahan sekitar 4-6 hari :
- Aktivitas trombosit untuk menghentikan pendarahan dan
memicu kekebalan tubuh.
- Pada 24 jam luka neutrophil, monosit dan makrofag,
mengontrol bakteri dan tetes jaringan nekrotik (persiapan
luka yang buruk)
- Ciri warna merah dan kehangatan disebabkan oleh system
darah kapiler meningkatkan sirkulasi dan meletakkan
dasar untuk epitheliat pertumbuhan
PROLIFERATION
- Dimulai dalam 24 jam cedera awal dan dapat berlanjut
hingga 21 hari.
- Ditandai dengan tiga peristiwa : epitelisasi, granulasi,
sintesis kolagen.
- Formasi mati baru kapiler yang dihasilkan dan memberi
makan jaringan baru.
- Jaringan granulasi adalah jaringan merah gemuk yang
mudah berdarah.
MATURATION / REMODELLING
- Tahap akhir luka sembuh.
- Dimulai sekitar 21 hari dan dapat berlanjut hingga 2 tahun
atau bertahun-tahun.
- Sintesis kolagen berlanjut dengan akhirnya penutupan luka
dan peningkatan kekuatan tarik.
- Kekuatan Tarik hanya mencapai sekitar 80% dari sebelum
kekuatan cedera.
KONTINUM PENYEMBUHAN LUKA
KLASIFIKASI LUKA / WAKTU
PENYEMBUHAN
- Luka Akut : sembuh sesuai dengan lama penyembuhan
luka selama 21 hari.
- Luka Kronis : luka yang terlambat proses
penyembuhannya lebih dari 21 hari tidak menutup
PENYEMBUHAN LUKA DENGAN
KELEMBAPAN
5. Menurut George D Winter (1962) : membuktikan bahwa luka
yang dibiarkan lembab, lebih baik sembuh daripada luka yang
terkena udara.
Justifikasi :
1. Fibriolisi : fibrin cepat hilang pada suasana lembab oleh
netrofil dan sel endotel.
2. Angiogenesis : proses akan lebih terangsang pada
suasana lembab.
3. Infeksi : lebih rendah dibandingkan suasana kering
(2.6% vs 7.1%).
4. Percepatan Pembentukan Sel Aktif : invasi netrofi
yang diikuti oleh makrophag, monosit dan limfosit ke daerah
luka akan berfungsi lebih dini.
5. Pembentukan Growth Factor : lebih cepat pada suasana
lembab, *EGF, FGF dan interleukint dikeluarkan oleh
makrophag untuk proses angiogenesis dan pembentukan str.
Korneum* platelet derived groeth, factor (PDGF) dan
transforming Growth factor-beta (TGF-beta) dibentuk oleh
platelet untuk proses proliferasi fibroblast.
PENGKAJIAN LUKA
Holistic Assesment
Etiology
Usia Luka
Factor yang menghambat penyembuhan
WOUND ASSESMENT
- Location
- Stage
- RYB
- Type of tissue
- Pengukuran luka
- Cairan luka
- Odor
- Wound edge
- Periwound skin
- Tanda infeksi
- Wound pain
WOUND STAGE (STADIUM LUKA)
FAKTOR PENGHAMBAT
PENYEMBUHAN LUKA
- Usia - Penyakit penyerta
- Nutrisi yang buruk - Penurunan Vaskularisasi
- Pengobatan - Obesitas
- Hilang sensasi dan gangguan gerak – Infeksi
WARNA DASAR LUKA
6. Kemudahan system yang diperkenalkan adalah bersifat
konsisten dan mudah dimengerti serta tepat guna dalam
pemilihan balutan
Principles of TIME Management
PRINCIPLES = TIME
TIME FRAMEWORK
TERMS
ACTIVITY
T Tissue
management
Removal of
nonviable
tissue
I Inflammation and
infection control
Control of
bacterial
load/burden
M Moisture balance Management
and control of
exudates
E Epithelial
advancement/edge
Promotion of a
healthy wound
edge
TISSUE MANAGEMENT (manajemen
jaringan)
WBP (Wound Bed Preparation)
Tindakan klinis : Debridement autolytic, CSWD, enzymatic,
hydropressure, mechanical or biological agents.
Cara debridement :
- Autolysis debridement
- Enzymatic
- Mechanical
- Biological
- Surgical
INFLAMATION AND INFECTION
CONTROL
(peradangan dan pengendalian infeksi)
WBP Tindakan klinis :
Atasi penyebab infeksi topical/systemic :
- Antimicrobials
- Anti-inflammatories
- Protease inhibition
7. MOISTURE BALANCE (keseimbangan
kelembaban)
Proses proliferasi memerlukan suasana lembab yang seimbang.
EPITHELIAL ADVANCEMENT
/EPITHELIAL EDGE (kemajuan
epitel/tepi epitel)
Pembentukan epitelisasi memerlukan suasana lembab yang
seimbang
IMPLEMENTASI PERAWATAN
LUKA
Saat ini management perawatan luka akut dan luka kronik
adalah 3M :
- Mencuci luka (I)
- Membuang jaringan nekrotik, atau benda asing pada luka (T)
- Memilih topical therapy tepat guna/balutan luka (M,E)
MENCUCI LUKA
Bahan yang sering dipakai :
Cairan non toksik : air minum, air rebusan daun jambu biji,
air rebusan daun sirih
Normal saline : Nacl 0,9%
Cairan antiseptic : PHMB (Polihexilmetilbiguanid)
Hati-hati :
Hydrogen peroxide
Chlorine
Cholrexidine
Povidone lodine
Benzoic, malic and
Salicylic acid
MEMBUANG JARINGAN MATI
Enzymatic
Mechanical
Autolysis
Biological
Surgical
MEMILIH TERAPI TOPIKAL &
MEMBALUT LUKA (ZINK KREM)
- Cream luka yang tidak mengandung antibiotika kecuali
ada hasil kulturnya
- Balutan luka ada : primer, sekunder, dan primer-
sekunder
- Primer : langsung menyentuh luka
- Sekunder : haram langsung menyentuh luka
8. BALUTAN LUKA
1. GAUZE/KASA
- Secondary dressing
- Absorbent
- Alat untuk mechanical debridement
2. TRANSPARENT FILM
- Polyurethane adhesive film
- Waterproof dan gas permeable
- Support autolysis debridement
- Mengurangi nyeri
- Non absorbent
3. HYDROGEL
- CMC polymer yang sudah dimodifikasi, dengan campuran
utama air (banyaknya bervariasi pada masing-masing produk)
- Menciptakan suasana lembab (rehidrasi)
- Untuk luka bakar derajat 1 atau 2, memberi efek dingin
- Untuk luka nekrotik hitam kering
4. HYDROCOLLOID
- Hydrocolloid mengandung sodiumcarboxylmethilcellulosa
(NaCMC) dan gelatin
- Sifat : waterproof, adhesive, oeelusive
- Bentuk : lembaran, powder, pasta
- Kemampuan menyerap sedikit hingga sedang
5.