SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
i
KEGIATAN BELAJAR 3: GAMBAR BANGUNAN AIR
PENDAHULUAN
Rasional dan Deskripsi Singkat
Modul ini berisi pengetahuan dan Teknik Gambar Bangunan Air yang
disusun untuk membantu peserta didik dalam mempelajari dan mengenal ilmu
dan kompetensi menggambar teknik untuk desain bangunan air. Modul ini
merupakan salah satu dari 6 rangkaian Pengembangan Modul Hybrid Learning
PPG untuk Paket Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti.
Modul 3 terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran yang disusun secara
runtut mengikuti struktur kompetensi dasar. Pembahasan pada setiap kegiatan
pembelajaran dalam buku ini, terdiri dari: Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan, Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan, Pokok-Pokok Materi,
Urainan Materi, Rangkuman, Tugas dan Tes Formatif. Hal ini diharapkan dapat
memupuk keingintahuan peserta didik tentang topik yang akan dibahas, berpikir
kritis. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan peserta didik
mendapatkan kemudahan untuk melatih kompetensinya terkait dengan gambar
konstruksi bangunan irigasi terutama pada bangunan utama dan saluran.
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu mengaplikasikan pembelajaran terkini terkait gambar
bangunan air dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran inovatif dan
kreatif
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Dasar-dasar gambar konstruksi bangunan irigasi
2. Gambar konstruksi bangunan utama irigasi
3. Gambar konstruksi bangunan saluran irigasi
4. Gambar konstruksi bangunan saluran drainase
I-2
3.1. DASAR-DASAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN AIR
3.1.1 Macam Gambar Bangunan Air
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan
air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas
maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Kebanyakan konstruksi
bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi keindahan dibanding dengan
bangunan-bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan bangunannya secara detail tidak
terlalu halus. Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya berbentuk lengkung
untuk menghindari kontraksi sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan
lokal (local scoure) di sekeliling bangunan atau di hilir bangunan.
Perancangan konstruksi bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan
agar fungsi bangunan air sebagai pengalir dan penampungan air dapat bekerja dengan baik. Peta
topografi merupakan peta yang memperlihatkan posisi horisontal serta vertikal dari unsur alam
dan unsur buatan manusia dalam suatu bentuk tertentu, dengan memperhatikan sistem proyeksi
peta yang digunakan serta skala peta. Skala peta topografi yang digunakan pada umumnya
1:25.000 dan 1:5.000.
Gambar 3. 1 Topografi dan Layout Petak Tersier
I-3
Gambar 3. 2 Peta geologi permukaan dan penampang geologi
Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi :
1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai peta tata letak
saluran dan bangunan irigasi
2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patok-patok
hectometer, nomor profil, jarak profil, elevasi medan, elevasi saluran yang ada dan rencana,
serta dimensi-dimensi hidrolis saluran.
3. Gambar potongan melintang galian dan timbunan saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi
mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat
diketahui volume galian dan timbunan tanah.
I-4
4. Gambar denah bangunan irigasi adalah bagian-bagian bangunan irigasi yang dapat kita lihat
dari atas. Gambar denah bangunan irigasi berguna untuk mengetahui letak potongan dan
detail-detail konstruksi.
5. Gambar potongan bangunan irigasi. Gambar ini berguna untuk :
a. Mengetahui secara detail struktur dan konstruksi bangunan yang di-rencanakan, seperti
jenis dan konstruksi pondasi, lantai, dinding, dan lain-lain
b. Mengetahui dimensi dari konstruksi
c. Mengetahui jenis dan ukuran bahan yang dipakai
d. Mengetahui bagian-bagian yang mempunyai penyelesaian detail khusus
3.1.2 Ketentuan gambar
Untuk memudahkan dalam penyajian gambar dan standarisasi, Kementrian Pekerjaan
Umum melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air telah mengeluarkan kriteria Perencanaan
Irigasi yang didalamnya juga mengatur standarisasi gambar bangunan irigasi (KP-07).
Warna-warna yang dipakai adalah:
a. biru untuk jaringan irigasi, garis penuh untuk jaringan pembawa yang ada dan garis putus-
putus untuk jaringan yang sedang direncana;
b. merah untuk sungai dan jaringan pembuang garis penuh untuk jaringan yang sudah ada dan
garis putus-putus untuk jaringan yang sedang direncana;
c. coklat untuk jaringan jalan;
d. kuning untuk daerah yang tidak diairi (dataran tinggi, rawa-rawa);
e. hijau untuk perbatasan kabupaten, kecamatan desa dan kampung;
f. merah untuk tata nama bangunan;
g. hitam untuk jalan kereta api;
h. warna bayangan akan dipakai untuk batas-batas petak sekunder, batas-batas petak tersier akan
diarsir dengan warna yang lebih muda dan warna yang sama
I-5
Tebal garis, skala, dan besar huruf.
Gambar 3. 3 Tebal garis, skala, dan besar huruf
I-6
1.2.1 Notasi, simbol.
I-7
I-8
I-9
I-10
Gambar 3. 4 Notasi dan simbol
3.2 GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA IRIGASI
Jenis bangunan yang dipilih harus disesuaikan dengan jumlah air yang ada disungai
tersebut, sifat hidrolik sungai, daerah yang akan diairi, jenis tanaman yang akan dikembangkan
dan sebagainya. Air yang diambil dari sungai harus dapat mengalir secara gravitasi dan harus
bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta memunginkan untuk mengukur air
yang masuk irigasi.
Bangunan ini merupakan bangunan utama yang dibangun di sungai untuk memenui
kebutuhan air irigasi. Mengingat tempat kedudukan lahan yang akan dialiri dan kondisi sungai
yang ada maka dapat dibuat beberapa jenis bangunan utama, yaitu:
1. Bangunan Pengambil Bebas.
2. Bangunan Bendung.
I-11
3. Bendungan.
Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan
air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam praktek irigasi antara
lain.
Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke
seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan utama dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori:
1. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang
sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air
sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai
dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang mernerlukannya. Terdapat
beberapa jenis bendung, diantaranya adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak
(barrage) dan (3) bendung karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi
dengan bangunan pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas ,
kantong lumpur dan tanggul banjir.
2. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai
untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada
bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat
mengalirkan air secara gravitasi, muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi yang
dilayani.
3. Pengambilan dari waduk
Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi kelebihan air dan
mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari kegunaannya, waduk dapat bersifat eka guna
dan multi guna. Pada umumnya waduk dibangun memiliki banyak kegunaan seperti untuk
irigasi, pembangkit listrik, peredam banjir, pariwisata, dan perikanan. Apabila salah satu
kegunaan waduk untuk irigasi, maka pada bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap
untuk irigasi. Alokasi pemberian air sebagai fungsi luas daerah irigasi yang dilayani serta
karakteristik waduk.
4. Stasiun pompa
I-12
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya-upaya
penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknis
maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi
awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat besar.
Berikut adalah contoh standar sajian gambar bangunan utama yang didasarkan pada Kriteria
Perencanaan Irigasi bagian Gambar Bangunan Irigasi (BI-01 s.d BI-03) yang dikeluarkan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Gambar 3. 5 Peta Situasi
I-13
Gambar 3. 6 Peta Pengelolaan tanah
Gambar 3. 7 Penampang Geologi
I-14
Gambar 3. 8 Denah Bangunan Utama dan Pelengkap
Gambar 3. 9 Denah Bendung
I-15
Gambar 3. 10 Denah dan Potongan Bagian Kiri Bendung
Gambar 3. 11 Denah dan Potongan Bagian Kanan Bendung Pintu Penguras dan
Pengambil
I-16
Gambar 3. 12 Potongan-potongan Bendung
Gambar 3. 13 Denah Penguras/Pengambil
I-17
Gambar 3. 14 Potongan-potongan Penguras/Pengambil
3.3 GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SALURAN IRIGASI
Bangunan saluran irigasi pembawa mempunyai fungsi membawa / mengalirkan air dari
sumbemya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder,
saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang, gorong-
gorong, siphon, tedunan dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan
daerah irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan
nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran
yang ada dalam suatu sistem irigasi.
1. Saluran primer
Membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang
diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
2. Saluran sekunder
Membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan sadap terakhir.
I-18
3. Saluran tersier
Membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju petak-petak
kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan boks tersier terakhir.
4. Saluran kuarter
Mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier menuju petak-petak sawah
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan boks kuarter terakhir.
Berikut adalah contoh-contoh standar sajian gambar saluran irigasi yang didasarkan pada
Kriteria Perencanaan Irigasi bagian Gambar Bangunan irigasi (BI-01 s.d BI-03) yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Gambar 3. 15 Tipe Potongan Melintang Saluran Irigasi
I-19
Gambar 3.
16 Situasi
dan
Potongan
Memanjang
Saluran
Irigasi
Gambar 3.
17
Potongan
Melintang
Saluran
Irigasi
I-20
Gambar 3. 18 Situasi dan Potongan Memanjang Saluran Pembuang
Gambar 3.
19
Potongan
Memanjan
g Saluran
Pembuang
Dal
am saluran
terbuka,
ada
berbagai
bangunan
yang
digunakan
I-21
untuk membawa air dari suatu ruas hulu ke ruas hilir. Bangunan-bangunan ini bisa dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Bangunan-bangunan dengan aliran subkritis.
2. Bangunan-bangunan dengan aliran superkritis.
Contoh untuk kelompok bangunan pertama adalah: gorong-gorong, flum, talang dan
sipon. Contoh untuk kelompok kedua adalah bangunan pengukur dan pengatur debit, bangunan
terjun serta got miring.
1. Gorong-gorong
Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau
pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), bawah jalan atau jalan kereta
api.
Gambar 3. 20 Perlintasan dengan jalan kecil (gorong-gorong)
2. Sipon
Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang)
atau jalan. Pada sipon air mengalir karena tekanan.
I-22
Gambar 3. 21 Sipon
3. Talang dan Flum
Talang dan flum adalah saluran-saluran buatan yang dibuat dari pasangan, beton, baja atau
kayu. Di dalamnya air mengalir dengan permukaan bebas. Talang dibuat untuk melintasi
lembah, saluran pembuang, saluran irigasi, sungai, jalan atau rel kereta api atau di sepanjang
lereng bukit dan sebagainya.
Gambar 3. 22 Talang
I-23
Gambar 3. 23 Flum
4. Bangunan Terjun dan Got Miring
Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam
daripada kemiringan maksimum saluran
yang diizinkan.
Gambar 3. 24 Bangunan terjun
I-24
Gambar 3. 25 Got miring
3.4 GAMBAR KONTRUKSI BANGUNAN DRAINASE
Saluran drainase pada umumnya terbuka atau tertutup. Tetapi seharusnya pada saluran
terbuka hanya untuk mengalirkan air buangan yang relatif tidak berbau, seperti air hujan maupun
air permukaan (rembesan sistem irigasi, mata air, dan lain-lain). Sedangkan saluran tertutup
digunakan untuk mengalirkan air buangan dari kamar mandi, WC, dapur, cucian maupun
buangan hasil proses industri.
Ada berbagai macam penampang saluran yang digunakan, tetapi pada saluran terbuka
banyak digunakan saluran berpenampang segi empat maupun trapesium. Untuk penampang
saluran tertutup, banyak digunakan pipa saluran berpenampang bulat.
Bentuk-bentuk Penampang Saluran Terbuka
a. Saluran Segi Empat
Gambar 3. 26 Saluran Segi Empat
b. Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil
I-25
Gambar 3. 27 Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil
c. Saluran Trapesium
Gambar 3. 28 Saluran Trapesium
d. Saluran Trapesium Dengan Saluran Kecil
Gambar 3. 29 Saluran Trapesium dengan Saluran Kecil
I-26
Gambar 3. 30 Bentuk Penampang Saluran Terbuka
Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air di petak sawah maupun
saluran. Kelebihan air di petak sawah dibuang melalui saluran pembuang, sedangkan kelebihan
air disaluran dibuang melalui bangunan pelimpah. Terdapat beberapa jenis saluran pembuang,
yaitu saluran pembuang kuarter, saluran pembuang tersier, saluran pembuang sekunder dan
saluran pembuang primer. Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk.
1. Mengeringkan sawah
2. Membuang kelebihan air hujan
3. Membuang kelebihan air irigasi
I-27
Saluran pembuang kuarter menampung air langsung dari sawah di daerah atasnya atau
dari saluran pernbuang di daerah bawah. Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari
saluran pembuang kuarter. Saluran pembuang primer menampung dari saluran pembuang tersier
dan membawanya untuk dialirkan kembali ke sungai.
Gambar 3. 31 Saluran Drainase
I-28
RANGKUMAN
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan
air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas
maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Perancangan konstruksi
bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan agar fungsi bangunan air sebagai
pengalir dan penampungan air dapat bekerja dengan baik.
Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi :
1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai peta tata
letak saluran dan bangunan irigasi
2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patok-
patok hectometer, nomor profil, jarak profil, elevasi medan, elevasi saluran yang ada dan
rencana, serta dimensi-dimensi hidrolis saluran.
3. Gambar potongan melintang galian dan timbunan saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi
mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat
diketahui volume galian dan timbunan tanah.
4. Gambar denah bangunan irigasi adalah bagian-bagian bangunan irigasi yang dapat kita lihat
dari atas. Gambar denah bangunan irigasi berguna untuk mengetahui letak potongan dan
detail-detail konstruksi.
5. Gambar potongan bangunan irigasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ariestadi, Dian. Modul PPG 2018.
NN. (2013) Kriteri Perencanaan Irigasi. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Kementerian
Pekerjaan Umum.
Suryoputro, Nugroho. 2009. Modul Pelaksana Saluran Irigasi. Pusdilatjakon FT-UM.

More Related Content

What's hot

Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Irene Baria
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)TriskaSombokanan
 
bangunan irigasi pelengkap ppt
bangunan irigasi pelengkap pptbangunan irigasi pelengkap ppt
bangunan irigasi pelengkap pptzadha
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructioninfosanitasi
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanJoy Irman
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaArizki_Hidayat
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainaseMiftakhul Yaqin
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranAde Rohima
 
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainaseAnalisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainaseinfosanitasi
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 

What's hot (20)

Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
Data teknis
Data teknisData teknis
Data teknis
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
 
bangunan irigasi pelengkap ppt
bangunan irigasi pelengkap pptbangunan irigasi pelengkap ppt
bangunan irigasi pelengkap ppt
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase Perkotaan
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utama
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Pengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap betonPengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap beton
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluran
 
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainaseAnalisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
 
bendungan
bendunganbendungan
bendungan
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 

Similar to GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SALURAN

Drainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaanDrainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaannoussevarenna
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfAswar Amiruddin
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 
laporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembanglaporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembangIlhamPutra96
 
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptxajudan
 
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainaseModul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPGHybrid1
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseinfosanitasi
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranArizki_Hidayat
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
 
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKDebora Elluisa Manurung
 
bukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfbukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfKevinKharisma
 
05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdfKevinKharisma
 

Similar to GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SALURAN (20)

Drainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaanDrainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaan
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
0 buku-4
0 buku-40 buku-4
0 buku-4
 
Tb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 okTb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 ok
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
laporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembanglaporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembang
 
Bab i coba
Bab i cobaBab i coba
Bab i coba
 
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
 
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdfMATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
 
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainaseModul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
1556525088perencanaan jembatan
1556525088perencanaan jembatan1556525088perencanaan jembatan
1556525088perencanaan jembatan
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaran
 
Perencanaan pltmh
Perencanaan pltmhPerencanaan pltmh
Perencanaan pltmh
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
 
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
 
bukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfbukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdf
 
05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf
 

More from PPGHybrid1

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainPPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPGHybrid1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGPPGHybrid1
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 

More from PPGHybrid1 (20)

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lain
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SALURAN

  • 1. i KEGIATAN BELAJAR 3: GAMBAR BANGUNAN AIR PENDAHULUAN Rasional dan Deskripsi Singkat Modul ini berisi pengetahuan dan Teknik Gambar Bangunan Air yang disusun untuk membantu peserta didik dalam mempelajari dan mengenal ilmu dan kompetensi menggambar teknik untuk desain bangunan air. Modul ini merupakan salah satu dari 6 rangkaian Pengembangan Modul Hybrid Learning PPG untuk Paket Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti. Modul 3 terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran yang disusun secara runtut mengikuti struktur kompetensi dasar. Pembahasan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam buku ini, terdiri dari: Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan, Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan, Pokok-Pokok Materi, Urainan Materi, Rangkuman, Tugas dan Tes Formatif. Hal ini diharapkan dapat memupuk keingintahuan peserta didik tentang topik yang akan dibahas, berpikir kritis. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan peserta didik mendapatkan kemudahan untuk melatih kompetensinya terkait dengan gambar konstruksi bangunan irigasi terutama pada bangunan utama dan saluran. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Mampu mengaplikasikan pembelajaran terkini terkait gambar bangunan air dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran inovatif dan kreatif Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1. Dasar-dasar gambar konstruksi bangunan irigasi 2. Gambar konstruksi bangunan utama irigasi 3. Gambar konstruksi bangunan saluran irigasi 4. Gambar konstruksi bangunan saluran drainase
  • 2. I-2 3.1. DASAR-DASAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN AIR 3.1.1 Macam Gambar Bangunan Air Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi keindahan dibanding dengan bangunan-bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan bangunannya secara detail tidak terlalu halus. Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya berbentuk lengkung untuk menghindari kontraksi sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan lokal (local scoure) di sekeliling bangunan atau di hilir bangunan. Perancangan konstruksi bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan agar fungsi bangunan air sebagai pengalir dan penampungan air dapat bekerja dengan baik. Peta topografi merupakan peta yang memperlihatkan posisi horisontal serta vertikal dari unsur alam dan unsur buatan manusia dalam suatu bentuk tertentu, dengan memperhatikan sistem proyeksi peta yang digunakan serta skala peta. Skala peta topografi yang digunakan pada umumnya 1:25.000 dan 1:5.000. Gambar 3. 1 Topografi dan Layout Petak Tersier
  • 3. I-3 Gambar 3. 2 Peta geologi permukaan dan penampang geologi Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi : 1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai peta tata letak saluran dan bangunan irigasi 2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patok-patok hectometer, nomor profil, jarak profil, elevasi medan, elevasi saluran yang ada dan rencana, serta dimensi-dimensi hidrolis saluran. 3. Gambar potongan melintang galian dan timbunan saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat diketahui volume galian dan timbunan tanah.
  • 4. I-4 4. Gambar denah bangunan irigasi adalah bagian-bagian bangunan irigasi yang dapat kita lihat dari atas. Gambar denah bangunan irigasi berguna untuk mengetahui letak potongan dan detail-detail konstruksi. 5. Gambar potongan bangunan irigasi. Gambar ini berguna untuk : a. Mengetahui secara detail struktur dan konstruksi bangunan yang di-rencanakan, seperti jenis dan konstruksi pondasi, lantai, dinding, dan lain-lain b. Mengetahui dimensi dari konstruksi c. Mengetahui jenis dan ukuran bahan yang dipakai d. Mengetahui bagian-bagian yang mempunyai penyelesaian detail khusus 3.1.2 Ketentuan gambar Untuk memudahkan dalam penyajian gambar dan standarisasi, Kementrian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air telah mengeluarkan kriteria Perencanaan Irigasi yang didalamnya juga mengatur standarisasi gambar bangunan irigasi (KP-07). Warna-warna yang dipakai adalah: a. biru untuk jaringan irigasi, garis penuh untuk jaringan pembawa yang ada dan garis putus- putus untuk jaringan yang sedang direncana; b. merah untuk sungai dan jaringan pembuang garis penuh untuk jaringan yang sudah ada dan garis putus-putus untuk jaringan yang sedang direncana; c. coklat untuk jaringan jalan; d. kuning untuk daerah yang tidak diairi (dataran tinggi, rawa-rawa); e. hijau untuk perbatasan kabupaten, kecamatan desa dan kampung; f. merah untuk tata nama bangunan; g. hitam untuk jalan kereta api; h. warna bayangan akan dipakai untuk batas-batas petak sekunder, batas-batas petak tersier akan diarsir dengan warna yang lebih muda dan warna yang sama
  • 5. I-5 Tebal garis, skala, dan besar huruf. Gambar 3. 3 Tebal garis, skala, dan besar huruf
  • 7. I-7
  • 8. I-8
  • 9. I-9
  • 10. I-10 Gambar 3. 4 Notasi dan simbol 3.2 GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA IRIGASI Jenis bangunan yang dipilih harus disesuaikan dengan jumlah air yang ada disungai tersebut, sifat hidrolik sungai, daerah yang akan diairi, jenis tanaman yang akan dikembangkan dan sebagainya. Air yang diambil dari sungai harus dapat mengalir secara gravitasi dan harus bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta memunginkan untuk mengukur air yang masuk irigasi. Bangunan ini merupakan bangunan utama yang dibangun di sungai untuk memenui kebutuhan air irigasi. Mengingat tempat kedudukan lahan yang akan dialiri dan kondisi sungai yang ada maka dapat dibuat beberapa jenis bangunan utama, yaitu: 1. Bangunan Pengambil Bebas. 2. Bangunan Bendung.
  • 11. I-11 3. Bendungan. Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam praktek irigasi antara lain. Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan utama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori: 1. Bendung Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan bangunan pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas , kantong lumpur dan tanggul banjir. 2. Pengambilan bebas Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat mengalirkan air secara gravitasi, muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi yang dilayani. 3. Pengambilan dari waduk Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi kelebihan air dan mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari kegunaannya, waduk dapat bersifat eka guna dan multi guna. Pada umumnya waduk dibangun memiliki banyak kegunaan seperti untuk irigasi, pembangkit listrik, peredam banjir, pariwisata, dan perikanan. Apabila salah satu kegunaan waduk untuk irigasi, maka pada bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap untuk irigasi. Alokasi pemberian air sebagai fungsi luas daerah irigasi yang dilayani serta karakteristik waduk. 4. Stasiun pompa
  • 12. I-12 Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya-upaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat besar. Berikut adalah contoh standar sajian gambar bangunan utama yang didasarkan pada Kriteria Perencanaan Irigasi bagian Gambar Bangunan Irigasi (BI-01 s.d BI-03) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Gambar 3. 5 Peta Situasi
  • 13. I-13 Gambar 3. 6 Peta Pengelolaan tanah Gambar 3. 7 Penampang Geologi
  • 14. I-14 Gambar 3. 8 Denah Bangunan Utama dan Pelengkap Gambar 3. 9 Denah Bendung
  • 15. I-15 Gambar 3. 10 Denah dan Potongan Bagian Kiri Bendung Gambar 3. 11 Denah dan Potongan Bagian Kanan Bendung Pintu Penguras dan Pengambil
  • 16. I-16 Gambar 3. 12 Potongan-potongan Bendung Gambar 3. 13 Denah Penguras/Pengambil
  • 17. I-17 Gambar 3. 14 Potongan-potongan Penguras/Pengambil 3.3 GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SALURAN IRIGASI Bangunan saluran irigasi pembawa mempunyai fungsi membawa / mengalirkan air dari sumbemya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang, gorong- gorong, siphon, tedunan dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu sistem irigasi. 1. Saluran primer Membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir. 2. Saluran sekunder Membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
  • 18. I-18 3. Saluran tersier Membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir. 4. Saluran kuarter Mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks kuarter terakhir. Berikut adalah contoh-contoh standar sajian gambar saluran irigasi yang didasarkan pada Kriteria Perencanaan Irigasi bagian Gambar Bangunan irigasi (BI-01 s.d BI-03) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Gambar 3. 15 Tipe Potongan Melintang Saluran Irigasi
  • 20. I-20 Gambar 3. 18 Situasi dan Potongan Memanjang Saluran Pembuang Gambar 3. 19 Potongan Memanjan g Saluran Pembuang Dal am saluran terbuka, ada berbagai bangunan yang digunakan
  • 21. I-21 untuk membawa air dari suatu ruas hulu ke ruas hilir. Bangunan-bangunan ini bisa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Bangunan-bangunan dengan aliran subkritis. 2. Bangunan-bangunan dengan aliran superkritis. Contoh untuk kelompok bangunan pertama adalah: gorong-gorong, flum, talang dan sipon. Contoh untuk kelompok kedua adalah bangunan pengukur dan pengatur debit, bangunan terjun serta got miring. 1. Gorong-gorong Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), bawah jalan atau jalan kereta api. Gambar 3. 20 Perlintasan dengan jalan kecil (gorong-gorong) 2. Sipon Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Pada sipon air mengalir karena tekanan.
  • 22. I-22 Gambar 3. 21 Sipon 3. Talang dan Flum Talang dan flum adalah saluran-saluran buatan yang dibuat dari pasangan, beton, baja atau kayu. Di dalamnya air mengalir dengan permukaan bebas. Talang dibuat untuk melintasi lembah, saluran pembuang, saluran irigasi, sungai, jalan atau rel kereta api atau di sepanjang lereng bukit dan sebagainya. Gambar 3. 22 Talang
  • 23. I-23 Gambar 3. 23 Flum 4. Bangunan Terjun dan Got Miring Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Gambar 3. 24 Bangunan terjun
  • 24. I-24 Gambar 3. 25 Got miring 3.4 GAMBAR KONTRUKSI BANGUNAN DRAINASE Saluran drainase pada umumnya terbuka atau tertutup. Tetapi seharusnya pada saluran terbuka hanya untuk mengalirkan air buangan yang relatif tidak berbau, seperti air hujan maupun air permukaan (rembesan sistem irigasi, mata air, dan lain-lain). Sedangkan saluran tertutup digunakan untuk mengalirkan air buangan dari kamar mandi, WC, dapur, cucian maupun buangan hasil proses industri. Ada berbagai macam penampang saluran yang digunakan, tetapi pada saluran terbuka banyak digunakan saluran berpenampang segi empat maupun trapesium. Untuk penampang saluran tertutup, banyak digunakan pipa saluran berpenampang bulat. Bentuk-bentuk Penampang Saluran Terbuka a. Saluran Segi Empat Gambar 3. 26 Saluran Segi Empat b. Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil
  • 25. I-25 Gambar 3. 27 Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil c. Saluran Trapesium Gambar 3. 28 Saluran Trapesium d. Saluran Trapesium Dengan Saluran Kecil Gambar 3. 29 Saluran Trapesium dengan Saluran Kecil
  • 26. I-26 Gambar 3. 30 Bentuk Penampang Saluran Terbuka Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air di petak sawah maupun saluran. Kelebihan air di petak sawah dibuang melalui saluran pembuang, sedangkan kelebihan air disaluran dibuang melalui bangunan pelimpah. Terdapat beberapa jenis saluran pembuang, yaitu saluran pembuang kuarter, saluran pembuang tersier, saluran pembuang sekunder dan saluran pembuang primer. Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk. 1. Mengeringkan sawah 2. Membuang kelebihan air hujan 3. Membuang kelebihan air irigasi
  • 27. I-27 Saluran pembuang kuarter menampung air langsung dari sawah di daerah atasnya atau dari saluran pernbuang di daerah bawah. Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari saluran pembuang kuarter. Saluran pembuang primer menampung dari saluran pembuang tersier dan membawanya untuk dialirkan kembali ke sungai. Gambar 3. 31 Saluran Drainase
  • 28. I-28 RANGKUMAN Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Perancangan konstruksi bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan agar fungsi bangunan air sebagai pengalir dan penampungan air dapat bekerja dengan baik. Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi : 1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai peta tata letak saluran dan bangunan irigasi 2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patok- patok hectometer, nomor profil, jarak profil, elevasi medan, elevasi saluran yang ada dan rencana, serta dimensi-dimensi hidrolis saluran. 3. Gambar potongan melintang galian dan timbunan saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat diketahui volume galian dan timbunan tanah. 4. Gambar denah bangunan irigasi adalah bagian-bagian bangunan irigasi yang dapat kita lihat dari atas. Gambar denah bangunan irigasi berguna untuk mengetahui letak potongan dan detail-detail konstruksi. 5. Gambar potongan bangunan irigasi. DAFTAR PUSTAKA Ariestadi, Dian. Modul PPG 2018. NN. (2013) Kriteri Perencanaan Irigasi. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Kementerian Pekerjaan Umum. Suryoputro, Nugroho. 2009. Modul Pelaksana Saluran Irigasi. Pusdilatjakon FT-UM.