Modul ini membahas tentang gambar bangunan air untuk desain irigasi, meliputi dasar-dasar gambar konstruksi, jenis gambar yang dibutuhkan, ketentuan gambar, contoh gambar bangunan utama dan saluran irigasi. Modul ini merupakan bagian dari seri modul hybrid learning untuk paket keahlian teknologi konstruksi dan properti.
1. i
KEGIATAN BELAJAR 3: GAMBAR BANGUNAN AIR
PENDAHULUAN
Rasional dan Deskripsi Singkat
Modul ini berisi pengetahuan dan Teknik Gambar Bangunan Air yang
disusun untuk membantu peserta didik dalam mempelajari dan mengenal ilmu
dan kompetensi menggambar teknik untuk desain bangunan air. Modul ini
merupakan salah satu dari 6 rangkaian Pengembangan Modul Hybrid Learning
PPG untuk Paket Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti.
Modul 3 terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran yang disusun secara
runtut mengikuti struktur kompetensi dasar. Pembahasan pada setiap kegiatan
pembelajaran dalam buku ini, terdiri dari: Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan, Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan, Pokok-Pokok Materi,
Urainan Materi, Rangkuman, Tugas dan Tes Formatif. Hal ini diharapkan dapat
memupuk keingintahuan peserta didik tentang topik yang akan dibahas, berpikir
kritis. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan peserta didik
mendapatkan kemudahan untuk melatih kompetensinya terkait dengan gambar
konstruksi bangunan irigasi terutama pada bangunan utama dan saluran.
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu mengaplikasikan pembelajaran terkini terkait gambar
bangunan air dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran inovatif dan
kreatif
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Dasar-dasar gambar konstruksi bangunan irigasi
2. Gambar konstruksi bangunan utama irigasi
3. Gambar konstruksi bangunan saluran irigasi
4. Gambar konstruksi bangunan saluran drainase
2. I-2
3.1. DASAR-DASAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN AIR
3.1.1 Macam Gambar Bangunan Air
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan
air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas
maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Kebanyakan konstruksi
bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi keindahan dibanding dengan
bangunan-bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan bangunannya secara detail tidak
terlalu halus. Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya berbentuk lengkung
untuk menghindari kontraksi sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan
lokal (local scoure) di sekeliling bangunan atau di hilir bangunan.
Perancangan konstruksi bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan
agar fungsi bangunan air sebagai pengalir dan penampungan air dapat bekerja dengan baik. Peta
topografi merupakan peta yang memperlihatkan posisi horisontal serta vertikal dari unsur alam
dan unsur buatan manusia dalam suatu bentuk tertentu, dengan memperhatikan sistem proyeksi
peta yang digunakan serta skala peta. Skala peta topografi yang digunakan pada umumnya
1:25.000 dan 1:5.000.
Gambar 3. 1 Topografi dan Layout Petak Tersier
3. I-3
Gambar 3. 2 Peta geologi permukaan dan penampang geologi
Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi :
1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai peta tata letak
saluran dan bangunan irigasi
2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patok-patok
hectometer, nomor profil, jarak profil, elevasi medan, elevasi saluran yang ada dan rencana,
serta dimensi-dimensi hidrolis saluran.
3. Gambar potongan melintang galian dan timbunan saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi
mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat
diketahui volume galian dan timbunan tanah.
4. I-4
4. Gambar denah bangunan irigasi adalah bagian-bagian bangunan irigasi yang dapat kita lihat
dari atas. Gambar denah bangunan irigasi berguna untuk mengetahui letak potongan dan
detail-detail konstruksi.
5. Gambar potongan bangunan irigasi. Gambar ini berguna untuk :
a. Mengetahui secara detail struktur dan konstruksi bangunan yang di-rencanakan, seperti
jenis dan konstruksi pondasi, lantai, dinding, dan lain-lain
b. Mengetahui dimensi dari konstruksi
c. Mengetahui jenis dan ukuran bahan yang dipakai
d. Mengetahui bagian-bagian yang mempunyai penyelesaian detail khusus
3.1.2 Ketentuan gambar
Untuk memudahkan dalam penyajian gambar dan standarisasi, Kementrian Pekerjaan
Umum melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air telah mengeluarkan kriteria Perencanaan
Irigasi yang didalamnya juga mengatur standarisasi gambar bangunan irigasi (KP-07).
Warna-warna yang dipakai adalah:
a. biru untuk jaringan irigasi, garis penuh untuk jaringan pembawa yang ada dan garis putus-
putus untuk jaringan yang sedang direncana;
b. merah untuk sungai dan jaringan pembuang garis penuh untuk jaringan yang sudah ada dan
garis putus-putus untuk jaringan yang sedang direncana;
c. coklat untuk jaringan jalan;
d. kuning untuk daerah yang tidak diairi (dataran tinggi, rawa-rawa);
e. hijau untuk perbatasan kabupaten, kecamatan desa dan kampung;
f. merah untuk tata nama bangunan;
g. hitam untuk jalan kereta api;
h. warna bayangan akan dipakai untuk batas-batas petak sekunder, batas-batas petak tersier akan
diarsir dengan warna yang lebih muda dan warna yang sama
10. I-10
Gambar 3. 4 Notasi dan simbol
3.2 GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA IRIGASI
Jenis bangunan yang dipilih harus disesuaikan dengan jumlah air yang ada disungai
tersebut, sifat hidrolik sungai, daerah yang akan diairi, jenis tanaman yang akan dikembangkan
dan sebagainya. Air yang diambil dari sungai harus dapat mengalir secara gravitasi dan harus
bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta memunginkan untuk mengukur air
yang masuk irigasi.
Bangunan ini merupakan bangunan utama yang dibangun di sungai untuk memenui
kebutuhan air irigasi. Mengingat tempat kedudukan lahan yang akan dialiri dan kondisi sungai
yang ada maka dapat dibuat beberapa jenis bangunan utama, yaitu:
1. Bangunan Pengambil Bebas.
2. Bangunan Bendung.
11. I-11
3. Bendungan.
Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan
air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam praktek irigasi antara
lain.
Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke
seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan utama dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori:
1. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang
sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air
sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai
dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang mernerlukannya. Terdapat
beberapa jenis bendung, diantaranya adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak
(barrage) dan (3) bendung karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi
dengan bangunan pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas ,
kantong lumpur dan tanggul banjir.
2. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai
untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada
bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat
mengalirkan air secara gravitasi, muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi yang
dilayani.
3. Pengambilan dari waduk
Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi kelebihan air dan
mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari kegunaannya, waduk dapat bersifat eka guna
dan multi guna. Pada umumnya waduk dibangun memiliki banyak kegunaan seperti untuk
irigasi, pembangkit listrik, peredam banjir, pariwisata, dan perikanan. Apabila salah satu
kegunaan waduk untuk irigasi, maka pada bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap
untuk irigasi. Alokasi pemberian air sebagai fungsi luas daerah irigasi yang dilayani serta
karakteristik waduk.
4. Stasiun pompa
12. I-12
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya-upaya
penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknis
maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi
awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat besar.
Berikut adalah contoh standar sajian gambar bangunan utama yang didasarkan pada Kriteria
Perencanaan Irigasi bagian Gambar Bangunan Irigasi (BI-01 s.d BI-03) yang dikeluarkan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Gambar 3. 5 Peta Situasi
13. I-13
Gambar 3. 6 Peta Pengelolaan tanah
Gambar 3. 7 Penampang Geologi
14. I-14
Gambar 3. 8 Denah Bangunan Utama dan Pelengkap
Gambar 3. 9 Denah Bendung
15. I-15
Gambar 3. 10 Denah dan Potongan Bagian Kiri Bendung
Gambar 3. 11 Denah dan Potongan Bagian Kanan Bendung Pintu Penguras dan
Pengambil
16. I-16
Gambar 3. 12 Potongan-potongan Bendung
Gambar 3. 13 Denah Penguras/Pengambil
17. I-17
Gambar 3. 14 Potongan-potongan Penguras/Pengambil
3.3 GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SALURAN IRIGASI
Bangunan saluran irigasi pembawa mempunyai fungsi membawa / mengalirkan air dari
sumbemya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder,
saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang, gorong-
gorong, siphon, tedunan dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan
daerah irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan
nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran
yang ada dalam suatu sistem irigasi.
1. Saluran primer
Membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang
diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
2. Saluran sekunder
Membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan sadap terakhir.
18. I-18
3. Saluran tersier
Membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju petak-petak
kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan boks tersier terakhir.
4. Saluran kuarter
Mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier menuju petak-petak sawah
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan boks kuarter terakhir.
Berikut adalah contoh-contoh standar sajian gambar saluran irigasi yang didasarkan pada
Kriteria Perencanaan Irigasi bagian Gambar Bangunan irigasi (BI-01 s.d BI-03) yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Gambar 3. 15 Tipe Potongan Melintang Saluran Irigasi
20. I-20
Gambar 3. 18 Situasi dan Potongan Memanjang Saluran Pembuang
Gambar 3.
19
Potongan
Memanjan
g Saluran
Pembuang
Dal
am saluran
terbuka,
ada
berbagai
bangunan
yang
digunakan
21. I-21
untuk membawa air dari suatu ruas hulu ke ruas hilir. Bangunan-bangunan ini bisa dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Bangunan-bangunan dengan aliran subkritis.
2. Bangunan-bangunan dengan aliran superkritis.
Contoh untuk kelompok bangunan pertama adalah: gorong-gorong, flum, talang dan
sipon. Contoh untuk kelompok kedua adalah bangunan pengukur dan pengatur debit, bangunan
terjun serta got miring.
1. Gorong-gorong
Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau
pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), bawah jalan atau jalan kereta
api.
Gambar 3. 20 Perlintasan dengan jalan kecil (gorong-gorong)
2. Sipon
Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang)
atau jalan. Pada sipon air mengalir karena tekanan.
22. I-22
Gambar 3. 21 Sipon
3. Talang dan Flum
Talang dan flum adalah saluran-saluran buatan yang dibuat dari pasangan, beton, baja atau
kayu. Di dalamnya air mengalir dengan permukaan bebas. Talang dibuat untuk melintasi
lembah, saluran pembuang, saluran irigasi, sungai, jalan atau rel kereta api atau di sepanjang
lereng bukit dan sebagainya.
Gambar 3. 22 Talang
23. I-23
Gambar 3. 23 Flum
4. Bangunan Terjun dan Got Miring
Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam
daripada kemiringan maksimum saluran
yang diizinkan.
Gambar 3. 24 Bangunan terjun
24. I-24
Gambar 3. 25 Got miring
3.4 GAMBAR KONTRUKSI BANGUNAN DRAINASE
Saluran drainase pada umumnya terbuka atau tertutup. Tetapi seharusnya pada saluran
terbuka hanya untuk mengalirkan air buangan yang relatif tidak berbau, seperti air hujan maupun
air permukaan (rembesan sistem irigasi, mata air, dan lain-lain). Sedangkan saluran tertutup
digunakan untuk mengalirkan air buangan dari kamar mandi, WC, dapur, cucian maupun
buangan hasil proses industri.
Ada berbagai macam penampang saluran yang digunakan, tetapi pada saluran terbuka
banyak digunakan saluran berpenampang segi empat maupun trapesium. Untuk penampang
saluran tertutup, banyak digunakan pipa saluran berpenampang bulat.
Bentuk-bentuk Penampang Saluran Terbuka
a. Saluran Segi Empat
Gambar 3. 26 Saluran Segi Empat
b. Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil
25. I-25
Gambar 3. 27 Saluran Segi Empat dengan Saluran Kecil
c. Saluran Trapesium
Gambar 3. 28 Saluran Trapesium
d. Saluran Trapesium Dengan Saluran Kecil
Gambar 3. 29 Saluran Trapesium dengan Saluran Kecil
26. I-26
Gambar 3. 30 Bentuk Penampang Saluran Terbuka
Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air di petak sawah maupun
saluran. Kelebihan air di petak sawah dibuang melalui saluran pembuang, sedangkan kelebihan
air disaluran dibuang melalui bangunan pelimpah. Terdapat beberapa jenis saluran pembuang,
yaitu saluran pembuang kuarter, saluran pembuang tersier, saluran pembuang sekunder dan
saluran pembuang primer. Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk.
1. Mengeringkan sawah
2. Membuang kelebihan air hujan
3. Membuang kelebihan air irigasi
27. I-27
Saluran pembuang kuarter menampung air langsung dari sawah di daerah atasnya atau
dari saluran pernbuang di daerah bawah. Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari
saluran pembuang kuarter. Saluran pembuang primer menampung dari saluran pembuang tersier
dan membawanya untuk dialirkan kembali ke sungai.
Gambar 3. 31 Saluran Drainase
28. I-28
RANGKUMAN
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan
air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas
maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Perancangan konstruksi
bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan agar fungsi bangunan air sebagai
pengalir dan penampungan air dapat bekerja dengan baik.
Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi :
1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai peta tata
letak saluran dan bangunan irigasi
2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patok-
patok hectometer, nomor profil, jarak profil, elevasi medan, elevasi saluran yang ada dan
rencana, serta dimensi-dimensi hidrolis saluran.
3. Gambar potongan melintang galian dan timbunan saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi
mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat
diketahui volume galian dan timbunan tanah.
4. Gambar denah bangunan irigasi adalah bagian-bagian bangunan irigasi yang dapat kita lihat
dari atas. Gambar denah bangunan irigasi berguna untuk mengetahui letak potongan dan
detail-detail konstruksi.
5. Gambar potongan bangunan irigasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ariestadi, Dian. Modul PPG 2018.
NN. (2013) Kriteri Perencanaan Irigasi. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Kementerian
Pekerjaan Umum.
Suryoputro, Nugroho. 2009. Modul Pelaksana Saluran Irigasi. Pusdilatjakon FT-UM.