1. Manfaat dan Pentingnya ASI Bagi Kehidupan
ASI adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak, namun menurut
Survei Demografi Kesehatan tingkat pemberian ASI eksklusif telah menurun selama dekade
terakhir. Hanya sepertiga penduduk Indonesia secara eksklusif menyusui anak-anak mereka
pada enam bulan pertama. Ada banyak hambatan untuk menyusui di Indonesia, termasuk
anggota keluarga dan dokter yang tidak mendukung. Beberapa ibu juga takut menyusui akan
menyakitkan dan tidak praktis.
Adanya factor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta
mencegah kesakitan dan kematian pada anak. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare dan infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak
dari susu matang (matur). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi
bayi dari penyakit diare dan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga,
batuk, pilek dan penyakit alergi.
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Childrens Fund
(UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya
disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya
diberikan sesudah anak berumur 6 bulan dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur
2 tahun (WHO, 2005).
Dengan menyusui/memberi ASI kepada bayi berarti memberikan zat-zat gizi penting bagi bayi,
guna mencegah kekurangan gizi pada anak-anak berusia dibawah dua tahun (baduta) atau
lebih. ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi; dilain pihak, menyusui/memberi
ASI juga memberi manfaat yang besar bagi kelangsungan hidup bayi, ibu, keluarga, masyarakat
dan bumi kita.
Manfaat ASI bagi kelangsungan hidup bayi
ASI dibutuhkan oleh sekitar 140 juta bayi yang lahir setiap tahun di dunia ini. ASI merupakan
makanan pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi tinggi, terjangkau dan dapat
melindungi bayi dari sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS (Sudden Infant Death
Syndrome). Kejadian diare dapat terjadi 3 - 14 kali lebih tinggi pada anak-anak yang diberi susu
formula dibandingkan dengan anak yang hanya diberi ASI. Komposisi ASI berubah-ubah setiap
saat dan menurut periode laktasi, sementara komposisi susu formula tetap sama.
Kolostrum, susu pertama yang dikeluarkan oleh ibu bersalin memenuhi kebutuhan gizi
bayi baru lahir. ASI mengandung anti virus, anti bakteri, memperkuat daya tahan bayi
dan merupakan sumber vitamin A; dengan demikian bayi/anak yang mendapat ASI
memiliki daya tahan tubuh lebih tinggi. Oleh karena itu ASI sekaligus berfungsi sebagai
immunisasi pertama bagi anak-anak.
2. Bayi yang mendapat ASI memiliki risiko terkena infeksi lebih rendah.
Menyusui dapat mencegah penyakit atopik, termasuk atopik eksim, alergi terhadap
makanan, dan alergi pernafasan pada anak-anak.
Bayi prematur yang mendapat ASI mempunyai skor IQ lebih tinggi pada usia 7–8 tahun
dibandingkan dengan bayi yang mendapat makanan buatan.
Manfaat ASI bagi Ibu
Menyusui bayi memberi keuntungan kepada kedua belah pihak yakni bagi bayi dan bagi Ibu.
Beberapa keuntungan bagi Ibu yang menyusui yaitu :
Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan rahim, anemia & osteoporosis.
Menyusui berarti memelihara hubungan emosional Ibu dan bayi
Menghemat waktu dan biaya penyiapan makanan bagi bayi.
Menyusui eksklusif dapat menjarangkan kelahiran, mempercepat penyembuhan setelah
persalinan, bayi baru lahir lebih terawat dan berpengaruh terhadap ketahanan pangan
keluarga dan masyarakat.
Praktis, tersedia setiap saat dengan suhu yang sesuai dengan kemampuan bayi.
Manfaat ASI bagi keluarga :
Dengan menyusui, pengeluaran untuk makanan bayi relatif sangat kecil, sementara jika
memberi makanan buatan kepada bayi dapat menghabiskan sekitar 20–90% dari pendapatan
keluarga. Biaya untuk membeli 1 kaleng susu formula (saat ini berharga sekitar ± Rp. 100.000
/400 gr yang akan habis dalam waktu 3 hari, dalam 1 bulan seorang bayi memerlukan sekitar 8
kaleng x Rp. 100.000 = Rp. 800.000–Rp 1.000.000,- bila tidak mendapat ASI dari ibunya. Hal ini
jelas sangat mempengaruhi jatah makan keluarga sehari-hari.
Manfaat ASI bagi Masyarakat
Menyusui/memberi ASI kepada bayi sangat penting untuk mengatasi masalah kelaparan. Pada
kebanyakan masyarakat, banyak keluarga dan individu tidak mempunyai makanan yang cukup,
oleh karena itu sering menderita kelaparan. Dengan menyusui dapat memberi jaminan pangan
yang sangat penting bagi keluarga yang mengalami kekurangan pangan dalam situasi darurat.
Para Ibu harus yakin bahwa mereka dapat memberikan makanan yang terbaik bagi bayi
mereka. Bahkan Ibu yang kelaparan karena tidak mampu membeli makanan mereka setiap hari
masih dapat memberi ASI lebih sering dari pada ibu yang mendapat makanan cukup. Selain itu,
bayi yang mendapat ASI memiliki IQ lebih tinggi dari yang tidak mendapat, maka masyarakat
akan diuntungkan. Ibu lebih sehat dan biaya untuk kesehatan lebih kecil. Menyusui/memberi
ASI merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak.
Manfaat ASI bagi lingkungan
Kita hidup di dunia yang penuh polusi. Dengan menyusui/memberi ASI, tidak menimbulkan
sampah; setiap ibu yang menyusui dapat mengurangi masalah polusi dan sampah. Dengan
menyusui/memberi ASI tidak membutuhkan lahan, air, metal, plastik dan minyak yang
3. semuanya dapat merusak lingkungan, Dengan demikian, menyusui/memberi ASI dapat
melindungi lingkungan hidup kita.
Sumber: www.gizi.net, infoDATIN, www.unicef.org