SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Nama : Oppi Ulandari                          Regyta Vieska
           M. Zona Gufiralla                      Novan
Saputra
                Secara 5etimologis Pangkalpinang berasal dari kata pangkal atau pengkal dan Pinang
Kelas             : X Pangkal atau pengkal yang dalam bahasa Melayu Bangka berarti, pusat atau
        (areca chatecu).
        awal, atau dapat diartikan pada awal mulanya sebagai pusat pengumpulan Timah
        yangkemudian berkembang artinya sebagai pusat distrik, kota tempat pasar, tempat
        berlabuh kapal atau perahu (wangkang) dan pusat segala aktifitas dan kegiatan dimulai.
        Sebagai pusat segala aktifitas, sebutan Pangkal atau Pengkal juga digunakan oleh orang
        Bangka masa lalu untuk penyebutan daerahdaerah seperti Pangkal Bulo, Pangkal
        Raya, Pangkal Menduk, Pangkal Mangas, Pangkal Lihat yang kemudian menjadi
        Sungai Lihat atau Sungailiat sekarang. Sedangkan Pinang (areca chatecu) adalah nama
        sejenis tumbuhan Palm yang multi fungsi dan banyak tumbuh di Pulau Bangka. Pusat
        pemukiman awal Pangkalpinang dibangun ditepi Sungai yang membelah Kota
        Pangkalpinang. Proses pembentukanPangkalpinang menjadi sebuah kota seperti sekarang
        sangatlah panjang dan berakar, dimulai dari ditemukannya biji timah yang terkandung
        hampir di seluruh pelosok Pulau Bangka, sampai upaya eksploitasi timah dan hasil
        bumi Pulau Bangka seperti Lada Putih, Karet dan Damar oleh berbagai bangsa.
        Pembentukan Pangkalpinang dimulai sejak adanya perintah Sultan Susuhunan Ahmad
        Najamuddin                                        I
        Adi Kesumo kepada Abang Pahang bergelar Tumenggung Dita Menggala dan kepada Depati
        serta Batin-batin, baik Batin Pesirah maupun Batin Pengandang dan kepada para Krio yang
        ada di Pulau Bangka untuk mencari Pangkal atau Pengkal sebagai tempat kedudukan
        Demang dan Jenang yang akan bertugas untuk mengawasi parit-parit penambangan timah,
        mengawasi pekerja-pekerja yang disebut kuli tambang dari Cina, Siam, Kocin dan Melayu
        dan mengawasi distribusi timah dari parit-parit penambangan hingga sampai ke
        Kesultanan Palembang Darussalam. Diantara pangkal atau pengkal yang didirikan masa itu
        adalah pangkal Bendul, Bijat, Bunut, Rambat, Parit Sungai Buluh, Tempilang, Lajang,
        Sungailiat, Cegal, Pangkal Koba, Balar, Toboali dan Pangkalpinang yang kita kenal
        sekarang.

               Dari tinjauan sejarah dengan dasar kajian yang jelas dan literat dari Tim
        Perumus hari Jadi Kota Pangkalpinang,          berdirinya Pangkalpinang     diprediksi
        jatuh pada 17 September          1757 yakni di masa pemerintahan Sultan Susuhunan
        Ahmad Najamuddin I Adi Kusumo. Di masa pemerintahannya, Beliau sudah membentuk 14
        Pangkal     di    Pulau     Bangka    termasuk    di    dalamnya   Pangkalpinang.
        Saat perwakilan dari tim perumus Hari Jadi Kota Pangkalpinang bersama perwakilan
        Pemerintah Kota Pangkalpinang melakukan studi banding ke UPT Permuseuman
        Palembang, diperoleh informasi yang cukup jelas, bahwa pada tahun 1724 sampai
        dengan 1757, Kesultanan Palembang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badarudin I
        Jayawikromo. Namun setelah ia wafat pada tanggal 17 September 1757, diangkatlah
        Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo sebagai penggantinya menjadi Sultan
        Palembang. Sebelum Sultan Mahmud Badarudin II wafat, Beliau sudah memberikan
        titah dan kuasa untuk mengelola tata pemerintahan serta mencari dan memperluas
        daerah kesultanan kepada Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adi Kusumo. Perlu
        diketahui, ciri khas kesultanan, jika pemimpin atau sultan meninggal, maka di hari
        meninggalnya sultan itulah diangkat pengganti untuk meneruskan pemerintahan. Maka
        dari keterangan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa hari lahir Kota Pangkalpinang
        adalah pada tanggal 17 September 1757, bertepatan dengan meninggalnya Sultan
        Mahmud Badarudin II dan diangkatnya Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo
        sebagai penggantinya menjadi Sultan Palembang. Setelah Susuhunan Ahmad Najamuddin
        Adikusumo memimpin, ia segera memerintahkan Abang Pahang bergelar Tumenggung Dita
        Menggala dan kepada Depati serta Batin-batin, baik Batin Pesirah maupun Batin
Pengandang serta kepada para Krio yang ada di Pulau Bangka untuk mencari Pangkal atau
Pengkal sebagai tempat kedudukan Demang dan Jenang yang akan bertugas untuk
mengawasi parit-parit penambangan timah, mengawasi pekerja-pekerja yang disebut
kuli tambang dari Cina, Siam, Kocin dan Melayu dan mengawasi               distribusi
timah dari paritparit penambangan       hingga sampai ke Kesultanan Palembang
Darussalam. Diantara pangkal atau pengkal yang didirikan masa itu adalah pangkal
Bendul, Bijat, Bunut, Rambat, Parit Sungai Buluh, Tempilang, Lajang, Sungailiat,
Cegal, Pangkal Koba, Balar, Toboali dan Pangkalpinang yang kita kenal sekarang.

       Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera
Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21
November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota
Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal
23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu
Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan.

        Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti
menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan
Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20
Mei1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi
peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris)
dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember1816. Kekuasaan Belanda
mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang
Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir
diasingkan ke Desa Air Mata KupangNTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember1933
pada tanggal 11 Maret1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang
dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast.
Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan
sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka
Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton
Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk
Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi
menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik
Belanda pada 11 November1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan
Otonomi Tinggi. Pada 23 Januari1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung
dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang
merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan
Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada
tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada
Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim
dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R.
Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor
22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka
Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil
Pangkalpinang. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja.
Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota
Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang,
Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami
pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat,
Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.




          Batas Wilayah

Utara      Laut Natuna
Selatan    Kabupaten Bangka Tengah
Barat      Kabupaten Bangka
Timur      Kabupaten Bangka

       Kota pangkal pinang berkembang dari status sebagai kota kecil di tahun 1956,
kotapraja, kotamadya, hingga menjadi kotamadya daerah tingkat II Pangkalpinang.Lahirnya
Pangkalpinang dengan status Kota Kecil berdasarkan UU Darurat No. 6 Tahun 1956 yang
meliputi dua gemeente yaitu gemeente Pangkalpinang dan gemeentee Gabek dengan luas
31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai Ibukotanya.

   Beberapa obyek wisata yang ada di Pangkalpinang:

   1.     Taman Sari
   2.     Taman Merdeka
   3.     Museum Timah
   4.     Masjid Jami'

    Masjid ini berlokasi di kampung dalam, kelurahan masjid Jami. Diperkirakan masjid ini
dibangun tahun 1930 oleh Atok H. Saleh penghulu Kota Pangkal Pinang dengan bentuk
Pyramid berlantai dua. Bangunan ini berlantai semen dan berdinding kayu serta atap terbuat
dari genteng. Lantai 1 untuk sholat, lantai dua sebagai perpustakaaan dan penyimpan
kelengkapan lainnya. Bagian atap diguakan sebagai tempat mengumndangkan
azan.Pemugaran pertama masjid ini dilakukan tahun 1950 atas swadaya masyarakat, dengan
memperluas bangunan masjid diatas tanah wakaf seluas 5.662 m2, dengan ukuran 30 x 30m
dengan tinggi 18 meter. Sehingga Masjid jami Kota Pangkal Pinang ini mampu menampung
1.500 jamaah.

   5. Gereja Maranatha
   6. Gereja Katedral Pangkalpinang
   7. Vihara Citra Maitreya
   8. Klenteng Konghucu
   9. Pantai Pasir Padi
   10. Pantai Sampur
   11. Lapangan Golf Girimaya
   12. Chinatown
   13. Makam Belanda (Keerkhof)
Kompleks Pemakaman Balanda (kerkrof), terletak dijalan Sekolah Kelurahan Melintang
Kecamatan Rangkui. Di sini terdapat sekitar 90 makam yang tertua berasal dari tahun 1902
dan termuda sekitar tahun 1950-an. Kompleks pemakaman umum orang Belanda, salah satu
makam tertua adalah makam Nyonya Irene Mathilde Ehrencron yang wafat pada tanggal 10
Maret 1928. Di sini juga terdapat makam tentara Belanda korban Perang Dunia Kedua.
Kerkrof adalah salah satu bukti bahwa Pangkalpinang memiliki nilai strategis bagi
Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu.

   14. Tunggu Pergerakan Kemerdekaan




       Tugu Peregerakan Kemerdekaan, terletak di jalan Merdeka di lokasi Tamansari. Tugu
ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat bangka dalam mempertahankan serta
merebut kemerdekaan setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Diresmikan oleh Bung Hatta
pada tahun 1949. Bentuk tugu dengan arsitek menarik dan unik terdiri atas lingga di atas
punden berundak-undak dan yoninya berada di ats lingga dengan bentuk yang simetris
dengan symbol tertentu mencerminkan perjuangan yang dilakukan oleh berbagai uku dan
lapisan masyarakat. Pada tugu prasasti tertulis “Surat kuasa kembalinya Ibukota Republik
Indonesia ke Yogyakarta, diserahterimakan oleh Ir. Soekarno kepad Sri Sultan
Homengkubuwono IX, Media Juni 1949″.
15. Rumah Residen




       Sebagi kota bersejarah, Kota Pangkalpinang memilki banyak warisan sejarah yang
dapat mengungkapkan kembali kejayaan bangsa di masa lampau serta mencermati jejak-jejak
derap langkap pembangunan daerah. Wisatawan dapat berkunjung ke Rumah Residen,
bangunan ini terletak di jalan Merdeka nomr 1. Sebelum menjadi rumah dinas Walikota
adalah rumah Residen Belanda. Pada tahun 1913 Belanda memindahkan pusat Keresidenan
dari Mentok ke Pangkalpinang sekaligus memisahkan antara administrasi pertambangan
BTW (Banka Tin Winning) dengan administrasi negeri (Bestuur), dengan Residen pertama
A.J.N Engelenberg. Rumah ini sangat bersejarah karena merupakan pusat pemerintahan dan
pusat kegiatan di Kota Pangkalpinang. Di depannya terdapat alun-alun atau lebih dikenal
dengan Lapangan Merdeka sebagai tempat bertemunya para pemimpin dengan masyarakat.
Di halaman rumah tersebut juga terdapat dua meriam kuno berangka tahun 1840 dan 1857.


   16. Perigi Pekasem




        Sumur atau perigi Pekasem terletak di Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan
Gerunggang. Perigi atau sumur ini dijadikan tempat untuk membuang mayat orang-orang
yang terbunuh TKR (tentara Keamanan Rakyat), karena dianggap musuh atau sebagai mata-
mata Belanda atau sekutu. Tuatunu sendiri pada waktu itu merupakan kampung yang
dijadikan salah satu markas TKR yang terletak di Hutan Titi Rengas, Kampung Cekong
Abang Air Duren dan Hutan Arang, Air Kelapa Tujuh, terletak antara bukit, bulur air dan Air
Kelapa Tujuh Tuatunu. TKR sendiri dibenutk oleh pemerintah berdasarkan Maklumat
tanggal 5 Oktober 1945 dikarenakan situasi Nagara Kesatuan Republik Indonesia yang baru
terbentuk dalam keadaan genting dan berbahaya karena kedatangan tentara Belanda (NICA)
karena ingin kembali berkuasa di Indonesia.
 Penduduk Asli Pulau Bangka

    Definisi tenteng penduduk asli Pulau Bangka hingga kini masih menjadi perdebatan. Ada
yang mengatakan bahwa penduduk asli Pulau ini adalah Suku Melayu, padahal pembahasan
sebelumnya nyebutkan bahwa Suku Melayu adalah eksodus secara perlahan-lahan penduduk
yang datang dari kerajaan johor dan Kerajaan Lingga-Riau. Sejarah dipulau ini juga diwarnai
dengan kedatangan orang-orang bugis yang menjadi lanun dan menguasai dan menguasai
pulau-pulau kecil dan daerah pesisir Bangka. Cina juga adalah bagian yang tidak terpisahkan
dengan perjalanan perkembangan demografis pulau ini. Sebuah buku yang ditebitkan pada
tahun 1954 (anonim) berjudul Republik Indonesia Propinsi Sumatera Selatan menuliskan
bahwa penduduk asli Pulau Bangka adalah mereka yang merupakan hasil pertalian
perkawinan antara pelaut-pelaut yang datang dari Jawa, Palembang, Minangkabau, dan Bugis
yang menjelma menjadi penduduk asli yang baru. Jadi tampaknya Pulau Bangka dan
Belitung pada mulanya tidak berpenghuni, melainkan didatangi oleh penduduk dari daerah
lain dan kemudian membentuk kultur khas daerah ini. Pada sekitar pertengahan abad ke-17,
pasukan dari Kerajaan johor dan Kerajaan Minang datang untuk membantu penguasa
setempat menumpas para lanun-lanun yang mengganggu aktivitas masyarakat. Kedua
Kerajaan ini mendarat di Toboali dimana kemudian Kerajaan Minang menetap dan
mempengaruhi budaya dan bahasa peduduk setempat, sedangkan Pasukan dari Kerajaan
johor menuju Mentok dan kemudian menetap serta memberikan pengaruh yang besar pada
kehidupan budaya dan bahasa penduduk Mentok dan sekitarnya. Pengaruh Kerajaan Minang
di Toboali sangat terasa hingga sekarang, misalnya dari sudut bahasa yang cenderung
mengganti huruf S dengan H. Hal ini dapat di indetifisikasi pada penggunaan bahasa yang
digunakan di Minang. Pengaruh lain misalnya pada tradisi makanan seperti lemang di
Toboali yang merupakan makanan khas Minang. Sedangkan pengaruh Melayu Johor yang
sangat kuat ditampakkan pada ciri khas ke-Melayu-an yang sangat kental di Mentok,
misalnya pada bahasa yang cenderung menggunakan E pepet, tradisi masyarakat Mentok juga
mengidentifikasikan diri dengan tradisi Melayu Malaysia. Sementara itu, Heidhues
menyebutkan bahwa seorang pejabat Belanda bernama J. Van den Bogaart datang ke Pulau
Bangka pada tahun 1803 membagi penduduk Bangka pada waktu itu dalam 4 kasta, yaitu :
    1. Cina,
    2. Melayu,
    3. Orang Bukit (disebut juga Orang Gunung/Orang Darat),
    4. Orang Laut (Orang sekak.

More Related Content

What's hot

Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10
Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10
Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10Nenden Yuliyanti
 
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAKSEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAKmaghfiraputeri
 
Kerajaan Demak Kelas 10
Kerajaan Demak Kelas 10Kerajaan Demak Kelas 10
Kerajaan Demak Kelas 10Niken A
 
VIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis
VIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap PortugisVIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis
VIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap PortugisNur Rina Martyas Ningrum
 
Sultan agung {khilmi}
Sultan agung {khilmi}Sultan agung {khilmi}
Sultan agung {khilmi}Niaa Nia
 
Perlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarPerlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarcanisius75
 
Perlawanan Kerajaan Mataram dan Gowa
Perlawanan Kerajaan Mataram dan GowaPerlawanan Kerajaan Mataram dan Gowa
Perlawanan Kerajaan Mataram dan GowaAmmara Fathina
 
Tempat dan peristiwa bersejarah
Tempat dan peristiwa bersejarahTempat dan peristiwa bersejarah
Tempat dan peristiwa bersejarahRepublikaDigital
 
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMieno Wuna
 
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islamMakalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islamWarnet Raha
 
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpinPemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpinxxxxxx5
 

What's hot (17)

Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10
Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10
Kesultanan Demak sejarah Indonesia kelas 10
 
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAKSEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
 
Kabupaten subang
Kabupaten subangKabupaten subang
Kabupaten subang
 
Kerajaan Demak
Kerajaan DemakKerajaan Demak
Kerajaan Demak
 
Kerajaan Demak Kelas 10
Kerajaan Demak Kelas 10Kerajaan Demak Kelas 10
Kerajaan Demak Kelas 10
 
VIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis
VIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap PortugisVIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis
VIII: Perlawaan Bangsa Indonesia Terhadap Portugis
 
Khazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu UtaraKhazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu Utara
 
Demak
DemakDemak
Demak
 
Sultan agung {khilmi}
Sultan agung {khilmi}Sultan agung {khilmi}
Sultan agung {khilmi}
 
Kota bersejarah di kabupaten muna
Kota bersejarah di kabupaten munaKota bersejarah di kabupaten muna
Kota bersejarah di kabupaten muna
 
Perlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarPerlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasar
 
Perlawanan Kerajaan Mataram dan Gowa
Perlawanan Kerajaan Mataram dan GowaPerlawanan Kerajaan Mataram dan Gowa
Perlawanan Kerajaan Mataram dan Gowa
 
Tempat dan peristiwa bersejarah
Tempat dan peristiwa bersejarahTempat dan peristiwa bersejarah
Tempat dan peristiwa bersejarah
 
Kerajaan makasar
Kerajaan makasarKerajaan makasar
Kerajaan makasar
 
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
 
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islamMakalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
 
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpinPemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
 

Viewers also liked

About GIIS Chinchwad, Pune
About GIIS Chinchwad, PuneAbout GIIS Chinchwad, Pune
About GIIS Chinchwad, PuneChinchwad Giis
 
Belajar dengan alam melalui hiburan
Belajar dengan alam melalui hiburanBelajar dengan alam melalui hiburan
Belajar dengan alam melalui hiburanOppi Ulandari
 
Persentasi peroksisom
Persentasi peroksisomPersentasi peroksisom
Persentasi peroksisomOppi Ulandari
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’iOppi Ulandari
 

Viewers also liked (9)

At-Tin
At-TinAt-Tin
At-Tin
 
Identitas Novel
Identitas NovelIdentitas Novel
Identitas Novel
 
Activites at giis
Activites at giisActivites at giis
Activites at giis
 
About GIIS Chinchwad, Pune
About GIIS Chinchwad, PuneAbout GIIS Chinchwad, Pune
About GIIS Chinchwad, Pune
 
Belajar dengan alam melalui hiburan
Belajar dengan alam melalui hiburanBelajar dengan alam melalui hiburan
Belajar dengan alam melalui hiburan
 
SUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAMSUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM
 
Hukum tajwid
Hukum tajwidHukum tajwid
Hukum tajwid
 
Persentasi peroksisom
Persentasi peroksisomPersentasi peroksisom
Persentasi peroksisom
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
 

Similar to Eksplorasi Sejarah Pangkalpinang

Bangka utara
Bangka utaraBangka utara
Bangka utarakkpiokre
 
Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29pamboedi
 
Makalah objek wisata muntok
Makalah objek wisata muntokMakalah objek wisata muntok
Makalah objek wisata muntokjefri pratama
 
Kerajaan Banten dan Kerajaan Demak
Kerajaan Banten dan Kerajaan DemakKerajaan Banten dan Kerajaan Demak
Kerajaan Banten dan Kerajaan DemakValencia Rizal
 
Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)
Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)
Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)Raja Matridi Aeksalo
 
Makalah Ilmiah Sejarah Kota Pekanbaru
Makalah Ilmiah Sejarah Kota PekanbaruMakalah Ilmiah Sejarah Kota Pekanbaru
Makalah Ilmiah Sejarah Kota PekanbaruMuhammadFadli133
 
Keajaan Islam di Pulau Lombok dan Sumbawa
Keajaan Islam di Pulau Lombok dan SumbawaKeajaan Islam di Pulau Lombok dan Sumbawa
Keajaan Islam di Pulau Lombok dan SumbawaYoollan MW
 
Selayang Pandang Kota Semarang
Selayang Pandang Kota SemarangSelayang Pandang Kota Semarang
Selayang Pandang Kota Semarangpamboedi
 
Traces of the Spice Route in the Architecture and City of Banjarmasin in Sou...
Traces of the Spice Route in the Architecture and City of  Banjarmasin in Sou...Traces of the Spice Route in the Architecture and City of  Banjarmasin in Sou...
Traces of the Spice Route in the Architecture and City of Banjarmasin in Sou...BaniNoorMuchamad2
 
Kerajaan Cirebon
Kerajaan CirebonKerajaan Cirebon
Kerajaan CirebonNSS Slide
 

Similar to Eksplorasi Sejarah Pangkalpinang (20)

Bangka utara
Bangka utaraBangka utara
Bangka utara
 
Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29Sejarah 2014 06-23-23-19-29
Sejarah 2014 06-23-23-19-29
 
Makalah objek wisata muntok
Makalah objek wisata muntokMakalah objek wisata muntok
Makalah objek wisata muntok
 
History of batavia
History of bataviaHistory of batavia
History of batavia
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 
Kerajaan Banten dan Kerajaan Demak
Kerajaan Banten dan Kerajaan DemakKerajaan Banten dan Kerajaan Demak
Kerajaan Banten dan Kerajaan Demak
 
Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)
Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)
Sejarah kerajaan bintan dan sejarah kerajaan riau (Sejarah dan Budaya Melayu_2)
 
Kerajaan Islam Jawa Lengkap
Kerajaan Islam Jawa LengkapKerajaan Islam Jawa Lengkap
Kerajaan Islam Jawa Lengkap
 
Karya tulis kesultanan palembang
Karya tulis kesultanan palembang Karya tulis kesultanan palembang
Karya tulis kesultanan palembang
 
Presentasi demak
Presentasi demakPresentasi demak
Presentasi demak
 
Makalah Ilmiah Sejarah Kota Pekanbaru
Makalah Ilmiah Sejarah Kota PekanbaruMakalah Ilmiah Sejarah Kota Pekanbaru
Makalah Ilmiah Sejarah Kota Pekanbaru
 
Kerajaan Gowa Tallo - Makassar
Kerajaan Gowa Tallo - MakassarKerajaan Gowa Tallo - Makassar
Kerajaan Gowa Tallo - Makassar
 
Keajaan Islam di Pulau Lombok dan Sumbawa
Keajaan Islam di Pulau Lombok dan SumbawaKeajaan Islam di Pulau Lombok dan Sumbawa
Keajaan Islam di Pulau Lombok dan Sumbawa
 
Kesultanan cirebon
Kesultanan cirebonKesultanan cirebon
Kesultanan cirebon
 
Sejarah Kerajaan Gowa
Sejarah Kerajaan GowaSejarah Kerajaan Gowa
Sejarah Kerajaan Gowa
 
Selayang Pandang Kota Semarang
Selayang Pandang Kota SemarangSelayang Pandang Kota Semarang
Selayang Pandang Kota Semarang
 
X: Kerajaan Banten
X: Kerajaan BantenX: Kerajaan Banten
X: Kerajaan Banten
 
Traces of the Spice Route in the Architecture and City of Banjarmasin in Sou...
Traces of the Spice Route in the Architecture and City of  Banjarmasin in Sou...Traces of the Spice Route in the Architecture and City of  Banjarmasin in Sou...
Traces of the Spice Route in the Architecture and City of Banjarmasin in Sou...
 
6. kerajaan goa tallo (makasar)
6. kerajaan goa tallo (makasar)6. kerajaan goa tallo (makasar)
6. kerajaan goa tallo (makasar)
 
Kerajaan Cirebon
Kerajaan CirebonKerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon
 

Eksplorasi Sejarah Pangkalpinang

  • 1. Nama : Oppi Ulandari Regyta Vieska M. Zona Gufiralla Novan Saputra Secara 5etimologis Pangkalpinang berasal dari kata pangkal atau pengkal dan Pinang Kelas : X Pangkal atau pengkal yang dalam bahasa Melayu Bangka berarti, pusat atau (areca chatecu). awal, atau dapat diartikan pada awal mulanya sebagai pusat pengumpulan Timah yangkemudian berkembang artinya sebagai pusat distrik, kota tempat pasar, tempat berlabuh kapal atau perahu (wangkang) dan pusat segala aktifitas dan kegiatan dimulai. Sebagai pusat segala aktifitas, sebutan Pangkal atau Pengkal juga digunakan oleh orang Bangka masa lalu untuk penyebutan daerahdaerah seperti Pangkal Bulo, Pangkal Raya, Pangkal Menduk, Pangkal Mangas, Pangkal Lihat yang kemudian menjadi Sungai Lihat atau Sungailiat sekarang. Sedangkan Pinang (areca chatecu) adalah nama sejenis tumbuhan Palm yang multi fungsi dan banyak tumbuh di Pulau Bangka. Pusat pemukiman awal Pangkalpinang dibangun ditepi Sungai yang membelah Kota Pangkalpinang. Proses pembentukanPangkalpinang menjadi sebuah kota seperti sekarang sangatlah panjang dan berakar, dimulai dari ditemukannya biji timah yang terkandung hampir di seluruh pelosok Pulau Bangka, sampai upaya eksploitasi timah dan hasil bumi Pulau Bangka seperti Lada Putih, Karet dan Damar oleh berbagai bangsa. Pembentukan Pangkalpinang dimulai sejak adanya perintah Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo kepada Abang Pahang bergelar Tumenggung Dita Menggala dan kepada Depati serta Batin-batin, baik Batin Pesirah maupun Batin Pengandang dan kepada para Krio yang ada di Pulau Bangka untuk mencari Pangkal atau Pengkal sebagai tempat kedudukan Demang dan Jenang yang akan bertugas untuk mengawasi parit-parit penambangan timah, mengawasi pekerja-pekerja yang disebut kuli tambang dari Cina, Siam, Kocin dan Melayu dan mengawasi distribusi timah dari parit-parit penambangan hingga sampai ke Kesultanan Palembang Darussalam. Diantara pangkal atau pengkal yang didirikan masa itu adalah pangkal Bendul, Bijat, Bunut, Rambat, Parit Sungai Buluh, Tempilang, Lajang, Sungailiat, Cegal, Pangkal Koba, Balar, Toboali dan Pangkalpinang yang kita kenal sekarang. Dari tinjauan sejarah dengan dasar kajian yang jelas dan literat dari Tim Perumus hari Jadi Kota Pangkalpinang, berdirinya Pangkalpinang diprediksi jatuh pada 17 September 1757 yakni di masa pemerintahan Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin I Adi Kusumo. Di masa pemerintahannya, Beliau sudah membentuk 14 Pangkal di Pulau Bangka termasuk di dalamnya Pangkalpinang. Saat perwakilan dari tim perumus Hari Jadi Kota Pangkalpinang bersama perwakilan Pemerintah Kota Pangkalpinang melakukan studi banding ke UPT Permuseuman Palembang, diperoleh informasi yang cukup jelas, bahwa pada tahun 1724 sampai dengan 1757, Kesultanan Palembang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badarudin I Jayawikromo. Namun setelah ia wafat pada tanggal 17 September 1757, diangkatlah Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo sebagai penggantinya menjadi Sultan Palembang. Sebelum Sultan Mahmud Badarudin II wafat, Beliau sudah memberikan titah dan kuasa untuk mengelola tata pemerintahan serta mencari dan memperluas daerah kesultanan kepada Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adi Kusumo. Perlu diketahui, ciri khas kesultanan, jika pemimpin atau sultan meninggal, maka di hari meninggalnya sultan itulah diangkat pengganti untuk meneruskan pemerintahan. Maka dari keterangan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa hari lahir Kota Pangkalpinang adalah pada tanggal 17 September 1757, bertepatan dengan meninggalnya Sultan Mahmud Badarudin II dan diangkatnya Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo sebagai penggantinya menjadi Sultan Palembang. Setelah Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo memimpin, ia segera memerintahkan Abang Pahang bergelar Tumenggung Dita Menggala dan kepada Depati serta Batin-batin, baik Batin Pesirah maupun Batin
  • 2. Pengandang serta kepada para Krio yang ada di Pulau Bangka untuk mencari Pangkal atau Pengkal sebagai tempat kedudukan Demang dan Jenang yang akan bertugas untuk mengawasi parit-parit penambangan timah, mengawasi pekerja-pekerja yang disebut kuli tambang dari Cina, Siam, Kocin dan Melayu dan mengawasi distribusi timah dari paritparit penambangan hingga sampai ke Kesultanan Palembang Darussalam. Diantara pangkal atau pengkal yang didirikan masa itu adalah pangkal Bendul, Bijat, Bunut, Rambat, Parit Sungai Buluh, Tempilang, Lajang, Sungailiat, Cegal, Pangkal Koba, Balar, Toboali dan Pangkalpinang yang kita kenal sekarang. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan. Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20 Mei1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember1816. Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata KupangNTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember1933 pada tanggal 11 Maret1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. Pada 23 Januari1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota
  • 3. Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan. Batas Wilayah Utara Laut Natuna Selatan Kabupaten Bangka Tengah Barat Kabupaten Bangka Timur Kabupaten Bangka Kota pangkal pinang berkembang dari status sebagai kota kecil di tahun 1956, kotapraja, kotamadya, hingga menjadi kotamadya daerah tingkat II Pangkalpinang.Lahirnya Pangkalpinang dengan status Kota Kecil berdasarkan UU Darurat No. 6 Tahun 1956 yang meliputi dua gemeente yaitu gemeente Pangkalpinang dan gemeentee Gabek dengan luas 31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai Ibukotanya. Beberapa obyek wisata yang ada di Pangkalpinang: 1. Taman Sari 2. Taman Merdeka 3. Museum Timah 4. Masjid Jami' Masjid ini berlokasi di kampung dalam, kelurahan masjid Jami. Diperkirakan masjid ini dibangun tahun 1930 oleh Atok H. Saleh penghulu Kota Pangkal Pinang dengan bentuk Pyramid berlantai dua. Bangunan ini berlantai semen dan berdinding kayu serta atap terbuat dari genteng. Lantai 1 untuk sholat, lantai dua sebagai perpustakaaan dan penyimpan kelengkapan lainnya. Bagian atap diguakan sebagai tempat mengumndangkan azan.Pemugaran pertama masjid ini dilakukan tahun 1950 atas swadaya masyarakat, dengan memperluas bangunan masjid diatas tanah wakaf seluas 5.662 m2, dengan ukuran 30 x 30m dengan tinggi 18 meter. Sehingga Masjid jami Kota Pangkal Pinang ini mampu menampung 1.500 jamaah. 5. Gereja Maranatha 6. Gereja Katedral Pangkalpinang 7. Vihara Citra Maitreya 8. Klenteng Konghucu 9. Pantai Pasir Padi 10. Pantai Sampur 11. Lapangan Golf Girimaya 12. Chinatown 13. Makam Belanda (Keerkhof)
  • 4. Kompleks Pemakaman Balanda (kerkrof), terletak dijalan Sekolah Kelurahan Melintang Kecamatan Rangkui. Di sini terdapat sekitar 90 makam yang tertua berasal dari tahun 1902 dan termuda sekitar tahun 1950-an. Kompleks pemakaman umum orang Belanda, salah satu makam tertua adalah makam Nyonya Irene Mathilde Ehrencron yang wafat pada tanggal 10 Maret 1928. Di sini juga terdapat makam tentara Belanda korban Perang Dunia Kedua. Kerkrof adalah salah satu bukti bahwa Pangkalpinang memiliki nilai strategis bagi Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. 14. Tunggu Pergerakan Kemerdekaan Tugu Peregerakan Kemerdekaan, terletak di jalan Merdeka di lokasi Tamansari. Tugu ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat bangka dalam mempertahankan serta merebut kemerdekaan setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Diresmikan oleh Bung Hatta pada tahun 1949. Bentuk tugu dengan arsitek menarik dan unik terdiri atas lingga di atas punden berundak-undak dan yoninya berada di ats lingga dengan bentuk yang simetris dengan symbol tertentu mencerminkan perjuangan yang dilakukan oleh berbagai uku dan lapisan masyarakat. Pada tugu prasasti tertulis “Surat kuasa kembalinya Ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta, diserahterimakan oleh Ir. Soekarno kepad Sri Sultan Homengkubuwono IX, Media Juni 1949″.
  • 5. 15. Rumah Residen Sebagi kota bersejarah, Kota Pangkalpinang memilki banyak warisan sejarah yang dapat mengungkapkan kembali kejayaan bangsa di masa lampau serta mencermati jejak-jejak derap langkap pembangunan daerah. Wisatawan dapat berkunjung ke Rumah Residen, bangunan ini terletak di jalan Merdeka nomr 1. Sebelum menjadi rumah dinas Walikota adalah rumah Residen Belanda. Pada tahun 1913 Belanda memindahkan pusat Keresidenan dari Mentok ke Pangkalpinang sekaligus memisahkan antara administrasi pertambangan BTW (Banka Tin Winning) dengan administrasi negeri (Bestuur), dengan Residen pertama A.J.N Engelenberg. Rumah ini sangat bersejarah karena merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan di Kota Pangkalpinang. Di depannya terdapat alun-alun atau lebih dikenal dengan Lapangan Merdeka sebagai tempat bertemunya para pemimpin dengan masyarakat. Di halaman rumah tersebut juga terdapat dua meriam kuno berangka tahun 1840 dan 1857. 16. Perigi Pekasem Sumur atau perigi Pekasem terletak di Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan Gerunggang. Perigi atau sumur ini dijadikan tempat untuk membuang mayat orang-orang yang terbunuh TKR (tentara Keamanan Rakyat), karena dianggap musuh atau sebagai mata- mata Belanda atau sekutu. Tuatunu sendiri pada waktu itu merupakan kampung yang dijadikan salah satu markas TKR yang terletak di Hutan Titi Rengas, Kampung Cekong Abang Air Duren dan Hutan Arang, Air Kelapa Tujuh, terletak antara bukit, bulur air dan Air Kelapa Tujuh Tuatunu. TKR sendiri dibenutk oleh pemerintah berdasarkan Maklumat tanggal 5 Oktober 1945 dikarenakan situasi Nagara Kesatuan Republik Indonesia yang baru terbentuk dalam keadaan genting dan berbahaya karena kedatangan tentara Belanda (NICA) karena ingin kembali berkuasa di Indonesia.
  • 6.  Penduduk Asli Pulau Bangka Definisi tenteng penduduk asli Pulau Bangka hingga kini masih menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa penduduk asli Pulau ini adalah Suku Melayu, padahal pembahasan sebelumnya nyebutkan bahwa Suku Melayu adalah eksodus secara perlahan-lahan penduduk yang datang dari kerajaan johor dan Kerajaan Lingga-Riau. Sejarah dipulau ini juga diwarnai dengan kedatangan orang-orang bugis yang menjadi lanun dan menguasai dan menguasai pulau-pulau kecil dan daerah pesisir Bangka. Cina juga adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan perjalanan perkembangan demografis pulau ini. Sebuah buku yang ditebitkan pada tahun 1954 (anonim) berjudul Republik Indonesia Propinsi Sumatera Selatan menuliskan bahwa penduduk asli Pulau Bangka adalah mereka yang merupakan hasil pertalian perkawinan antara pelaut-pelaut yang datang dari Jawa, Palembang, Minangkabau, dan Bugis yang menjelma menjadi penduduk asli yang baru. Jadi tampaknya Pulau Bangka dan Belitung pada mulanya tidak berpenghuni, melainkan didatangi oleh penduduk dari daerah lain dan kemudian membentuk kultur khas daerah ini. Pada sekitar pertengahan abad ke-17, pasukan dari Kerajaan johor dan Kerajaan Minang datang untuk membantu penguasa setempat menumpas para lanun-lanun yang mengganggu aktivitas masyarakat. Kedua Kerajaan ini mendarat di Toboali dimana kemudian Kerajaan Minang menetap dan mempengaruhi budaya dan bahasa peduduk setempat, sedangkan Pasukan dari Kerajaan johor menuju Mentok dan kemudian menetap serta memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan budaya dan bahasa penduduk Mentok dan sekitarnya. Pengaruh Kerajaan Minang di Toboali sangat terasa hingga sekarang, misalnya dari sudut bahasa yang cenderung mengganti huruf S dengan H. Hal ini dapat di indetifisikasi pada penggunaan bahasa yang digunakan di Minang. Pengaruh lain misalnya pada tradisi makanan seperti lemang di Toboali yang merupakan makanan khas Minang. Sedangkan pengaruh Melayu Johor yang sangat kuat ditampakkan pada ciri khas ke-Melayu-an yang sangat kental di Mentok, misalnya pada bahasa yang cenderung menggunakan E pepet, tradisi masyarakat Mentok juga mengidentifikasikan diri dengan tradisi Melayu Malaysia. Sementara itu, Heidhues menyebutkan bahwa seorang pejabat Belanda bernama J. Van den Bogaart datang ke Pulau Bangka pada tahun 1803 membagi penduduk Bangka pada waktu itu dalam 4 kasta, yaitu : 1. Cina, 2. Melayu, 3. Orang Bukit (disebut juga Orang Gunung/Orang Darat), 4. Orang Laut (Orang sekak.