SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
PENANGGULANGAN TERPADU PTM DI FKTP
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2021
PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan Pengendalian
Terpadu PTM di FKTP sesuai dengan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
• Pengendalian terpadu faktor risiko PTM
• Tatalaksana terpadu PTM di FKTP
• Upaya rehabilitatif PTM
POKOK BAHASAN
•Pengendalian Terpadu Faktor Risiko PTM
•Tatalaksana Terpadu PTM (Termasuk
Prosedur Rujukan)
•Upaya Rehabilitatif PTM
A. PENGENDALIAN TERPADU FAKTOR
RISIKO PTM
PELAYANAN
TERPADU PTM
(PANDU PTM)
Ruang Lingkup
Upaya pencegahan, pengendalian, dan tata
laksana yang terintegrasi untuk tindak lanjut
faktor risiko dan penyakit tidak menular
(penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus,
penyakit paru kronis, dan kanker) serta PTM
lainnya di Puskesmas dan FKTP
Sasaran
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang datang ke
Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit maupun
kunjungan sehat
B. TATALAKSANA
• Tatalaksana PTM di puskesmas dilaksanakan secara terpadu
(terintegrasi) mulai saat ditemukan faktor risiko sampai pada
penatalaksanaannya.
Contohnya :
Merokok sebagai suatu faktor risiko bersama PTM, maka jika pasien
dengan riwayat merokok/bekas perokok datang ke puskesmas
dengan gejala pernapasan (asma, PPOK, curiga kanker paru), maka
dokter juga harus memikirkan kemungkinan pasien tersebut juga
memiliki penyakit jantung/kardiovaskular atau metabolik (DM) atau
PTM yang lainnya.
M
E
R
O
K
O
K
•BATUK
KRONIS
•SESAK
•PRODUKSI
SPUTUM
•HIPERTENSI
•SESAK
•NYERI DADA
•HIPERKOLESTEROL
•SAKIT KEPALA
•OBESITAS
•SERING MAKAN
•SERING MINUM
•SERING KENCING
PERNAPASAN
JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH
METABOLIK
- PPOK
- ASMA
-CURIGA
KANKER
PARU
DIABETES
MELITUS
ANGINA,
INFARK
MIOCARD
PENDEKATAN FAKTOR RISIKO MEROKOK
SEBAGAI FAKTOR RISIKO BERSAMA PTM
PREDIKSI
RISIKO PTM
PENILAIAN PREDIKSI
RISIKO PTM
1. Memprediksi risiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun
mendatang, berdasarkan jenis kelamin, umur, tekanan darah sistolik, status
merokok
2. Menggunakan Tabel Prediksi Risiko PTM
3. Diadaptasi dari “WHO Cardiovascular Disease Risk Charts” yang dikeluarkan
tahun 2020
4. Terdapat 2 jenis tabel prediksi risiko PTM, yaitu:
Berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai kolesterol total dan
diagnosis diabetes melitus) dan
Tanpa hasil laboratorium (memerlukan nilai IMT)
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM
(Dengan hasil laboratorium)
1. Tentukan dahulu apakah orang yang diperiksa
penyandang DM atau tidak. Gunakan kolom
yang sesuai dengan statusnya.
2. Kemudian tentukan kolom jenis kelaminnya
(laki-laki di kolom kiri dan perempuan di kolom
kanan).
3. Tentukan status merokok apakah merokok atau
tidak, sesuaikan di kolomnya masing-masing
4. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka
paling kiri (misalnya untuk usia 46 tahun pakai
blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai blok 65-
69 tahun, dst
5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan darah sistolik
– lihat nilai sistolik pada lajur paling kanan.
6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur bawah
(pada tabel digunakan satuan mmol/l, sedangkan di Indonesia
umumnya menggunakan satuan mg/dl, angka konversi
tercantum).
7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis
dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas, angka dan
warna kotak yang tercantum pada titik temu antara kolom
umur, TD, dan kolom kolesterol menentukan besarnya risiko
untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu
10 tahun mendatang.
8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan
tata laksana
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM
(tanpa hasil laboratorium)
1. Tentukan dahulu kolom jenis
kelaminnya (laki-laki kolom kiri dan
perempuan kolom kanan).
2. Tentukan status merokok apakah
merokok atau tidak, sesuaikan di
kolomnya masing-masing
3. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat
lajur angka paling kiri (misalnya untuk
usia 46 tahun pakai blok usia 45-49
tahun, 68 tahun pakai blok 65-69
tahun, dst
4. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan
darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling
kanan.
5. Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada lajur
bawah.
6. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian
tarik garis dari titik tekanan darah ke arah dalam
dan nilai IMT ke atas, angka dan warna kotak yang
tercantum pada titik temu antara kolom umur, TD
sistolik dan kolom IMT menentukan besarnya risiko
untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam
kurun waktu 10 tahun mendatang.
7. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan
dengan tata laksana
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
UPAYA
REHABILITATIF
PADA PENYAKIT
TIDAK MENULAR
UPAYA REHABILITATIF PTM
 Rehabilitasi PTM bertujuan untuk meminimalkan komplikasi
melalui pengobatan yang tepat serta meningkatkan kualitas
hidup dan lama ketahanan hidup pada penderita.
 Rehabilitasi dilaksanakan pada penderita: 1) Pasca stroke
(survivor); 2) Pasca cedera/kecelakaan (penyandang cacat, DM
dengan kaki diabetes (diabetesi); 3) Kanker (survivor); dam 4)
Dan lain-lain.
 Rehabilitasi dilakukan dengan perawatan kasus PTM melalui
kunjungan rumah (home care) dengan tenaga terlatih dalam
rehabilitasi medik. Kegiatan paliatif antara lain meliputi
penatalaksanan nyeri.
UPAYA REHABILITATIF PADA PTM
REHABILITASI PADA HIPERTENSI
REHABILITASI PADA STROKE
REHABILITASI PADA DM TIPE II DAN ULKUS DIABETIK
REHABILITASI PADA OBESITAS
REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE
REHABILITASI PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
 Rehabilitasi PTM bertujuan untuk meminimalkan komplikasi melalui
pengobatan yang tepat serta meningkatkan kualitas hidup dan lama
ketahanan hidup pada penderita.
REHABILITASI PADA
HIPERTENSI
 Latihan aerobik jalan telah dibuktikan dapat mencegah hipertensi
dan menurunkan tekanan darah
 Peresepan latihan :
Latihan aerobik jalan yang ritmik dan dinamik menggunakan grup otot
besar sangat dianjurkan untuk
 Menurut American college of sports medicine (ACSM):
a. Frekuensi : 3 – 5 kali perminggu
b. Intensitas : 60-70% VO2max
c. Durasi : 30 – 60 menit/sesi latihan.
d. Target waktu latihan aerobik jalan dilakukan selama 4 – 6 bulan.
e. Penurunan tekanan darah: 5-7 mmHg
REHABILITASI PADA STROKE
Tujuan : mengoptimalkan pemulihan dan atau memodifikasi gejala sisa yang ada
agar penyandang stroke mampu melakukan aktivitas fungsional secara mandiri,
dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai hidup yang berkualitas.
REHABILITASI PADA DM TIPE II DAN
ULKUS DIABETIK
Edukasi terkait bidang rehabilitasi medik yang diberikan kepada pasien meliputi
pemahaman tentang:
• Intervensi farmakologis
• Intervensi non-farmakologis
– Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau
insulin serta obat-obatan lain.
– Latihan fisik yang teratur
– perawatan kaki
REHABILITASI PADA OBESITAS
Rehabilitasi pada obesitas tanpa komplikasi dapat
dilakukan dengan beberapa latihan dasar :
 Latihan peregangan
 Latihan aerobik
 Latihan kekuatan otot
 Latihan keseimbangan
REHABILITASI PADA ASMA
BRONKIALE
1. Mengatasi sesak napas.
 Positioning saat terjadi serangan asma dalam posisi duduk,
berdiri dan tidur
 Latihan kontrol pernapasan dan relaksasi Pursed Lip Expiration
dan Diaphragma Breathing. Relaksasi general dengan Jacobson
Relaxation Technique Pursed Lip Expiration dan Diaphragma
Breathing
2. Manajemen retensi mukus.
• Upayamemudahkan pengeluarkan mukus dengan :
postural drainage, terapi fisik dada, latihan batuk
efektif (huffing/ coughing). Bisadiberikan mukolitik/
inhalasi dengan nebulizer sebelumnya biladiperlukan.
3. Bila sesakteratasi:
Mengupayakan aktifitas normal termasuk exercise/
Olahragaaerobik teratur : Berjalan (brisk walking),
bersepeda, treadmill, berenang dengan mengikuti
kaidah FIT(Frekuensi , Intesitas, Time/durasi) tertentu.
REHABILITASI PADA ASMA
BRONKIALE (lanjutan)
4. Edukasicarapencegahan :
• Pemakaianobat asmasesuaikebutuhan/ stadium
• Hidup teratur
• Hindari kelelahan fisik berlebihan
• Jagastabilitasemosional
• Hindari pajanan denganallergen
• Hindari infeksi saluran napasberkepanjangan
• Olahragateratur (latihan aerobik mandiridan
SenamAsma Indonesia).
REHABILITASI PADA ASMA
BRONKIALE (lanjutan)
REHABILITASI PADA PPOK
 Rehabilitasi hanya dilakukan di Rumah Sakit untuk PPOK derajat 3-4 yang
telah mendapatkan pengobatan optimal yang disertai antara lain:
a. Gejala pernapasan berat
b. Beberapa kali masuk ruang gawat darurat
c. Kualitas hidup yang menurun.
 Program rehabilitasi terdiri dari 3 komponen yaitu:
a. Latihan fisis, untuk memperbaiki efisiensi dan kapasitas sistem
transportasi oksigen guna peningkatan efisiensi distribusi darah dan
peningkatan cardiac output dan stroke volume.
b. Latihan psikososial, status psikologis pasien PPOK perlu diamati dengan
cermat dan jika diperlukan dapat diberikan obat
c. Latihan pernapasan, untuk mengurangi dan mengontrol sesak napas.
Teknik latihan meliputi pernapasan diafragma dan pursed lips breathing
guna memperbaiki ventilasi dan mensikronisasikan kerja otot abdomen
dan toraks.
STUDI KASUS
Kelompok 1
Seorang laki-laki berusia 70 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing sejak
3 hari yang lalu. Sesak nafas dan nyeri dada disangkal. Pasien diketahui memiliki
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, merokok satu bungkus per hari.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan: TD 170/100 mmHg, nadi 90 x/mnt, pernafasan
20x/mnt dan Suhu 37,2°C. Pemeriksaan jantung: terdapat kelainan, paru, abdomen
dan ekstremitas dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium: Kolesterol total
pasien 305 mg/dl, gula darah puasa 180 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 250 mg/dl.
Pertanyaan?
a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
b. Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian
Kardiovaskular beserta target terapinya?
Kelompok 2
Seorang perempuan berusia 47 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dada sejak 5
hari yang lalu. Nyeri dada pasien tidak khas. Sesak disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 15 tahun yang lalu, tidak merokok.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/90 mmHg, nadi 88 x/mnt, pernafasan 18 x/mnt. Suhu
36,8 °C . Pemeriksaan jantung terdapat kelainan, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas
normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 280
mg/dl, gula darah puasa 90 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 140 mg/dl.
Pertanyaan?
a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
b. Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular
beserta target terapinya?
STUDI KASUS
Kelompok 3
Seorang laki-laki berusia 40 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan berdebar sejak 3 hari yang
lalu, timbul sejak ayahnya meninggal. Ayah pasien seorang penderita penyakit jantung koroner sejak
berusia 42 tahun dan di usianya yang 54 tahun sudah mengalami Bedah Pintas Arteri Koroner. Sesak
nafas dan nyeri dada disangkal. Pasien tidak memiliki hipertensi tetapi ibunya seorang penderita
hipertensi. Tidak merokok.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 70x/mnt, pernafasan 20x/mnt. Suhu
37°C. Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 160 mg/dl, gula
darah sewaktu 160 mg/dl.
Pertanyaan?
a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini?
b. Berapakah risiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta
target terapinya?
STUDI KASUS
Kelompok 4
Laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak beberapa hari yang lalu. Pasien di
ketahui menderita hipertensi sejak 10 tahun lalu dan saat ini pasien secara rutin mengkonsumsi
kaptopril dan amlodipin setiap hari. Ayah pasien meninggal akibat stroke pada umur 56 tahun akibat
hipertensi yang tidak terkontrol.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/75 mmHg, Pemeriksaan laboratorium: kolesterol total 300
g/dL, LDL 170 g/dL, HDL 30 g/dL, dan EKG dalam batas normal.
Pertanyaan :
a. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?
b. Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta
target terapinya?
STUDI KASUS
Kelompok 5
Laki-Laki berusia 59 tahun, datang ke PKM dengan keluhan sakit kepala yang hilang
timbul sejak 6 bulan terakhir. Pasien sering meminum obat warung tapi sakit kepalanya
tidak sembuh. Pasien mempunyai kebiasaan merokok 2 bungkus/hari dan masih sering
begadang bersama teman-teman kampung sampai jam 2 pagi. Sejak 3 tahun yang lalu
setelah pensiun pasien mengelola dan menjaga warung yang menjual barang
kelontong, mulai dari jam 08.00 sampai menjelang jam 22.00. Dia pernah dirawat di
Rumah Sakit tingkat II dengan keluhan sakit kepala. Sejak kejadian tersebut, pasien
sering mengeluh sakit dada kiri, namun malas berobat. Pasien sudah konsultasi
beberapa kali ke puskesmas, mendapat saran untuk diet 1700 kalori, olah raga dan
menghentikan rokok serta mendapat pengobatan Amlodipin 1x10mg.
STUDI KASUS
Dari pemeriksaan didapatkan tinggi badannya 164 cm, berat badannya 89 kg,
lingkar perut 104 cm dan tekanan darah 150/90mmHg. Hasil pemeriksaan darah:
gula darah puasa 210mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan 251mg/dL,
kolestrol total 280mg/dL dan asam urat 11mg/dL.
Pertanyaan :
1. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ?
2. Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut?
3. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
kejadian Kardiovaskular beserta target terapinya?
PENANGGULANGAN_PTM_PANDUSTUDI_KASUS_CHARTA.pptx

More Related Content

Similar to PENANGGULANGAN_PTM_PANDUSTUDI_KASUS_CHARTA.pptx

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...IsmaLia7
 
Rehab Medik Cardio
Rehab Medik CardioRehab Medik Cardio
Rehab Medik Cardioeka2606
 
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxPOPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxNiyaCimut
 
11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.doc11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.docsinaga25
 
T4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptx
T4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptxT4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptx
T4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptxmeesaimaama
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...maharanimariam
 
MATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptx
MATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptxMATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptx
MATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptxAnggitaDwiP1
 
1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docx
1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docx1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docx
1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docxWartiYes
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI pjj_kemenkes
 
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxDx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxInriMoniung
 
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdfssuser1aaea51
 
Sistematika Pemeriksaan Fisik...........ppt
Sistematika Pemeriksaan Fisik...........pptSistematika Pemeriksaan Fisik...........ppt
Sistematika Pemeriksaan Fisik...........ppticha582186
 

Similar to PENANGGULANGAN_PTM_PANDUSTUDI_KASUS_CHARTA.pptx (20)

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
 
Rehab Medik Cardio
Rehab Medik CardioRehab Medik Cardio
Rehab Medik Cardio
 
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxPOPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
 
11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.doc11442-34347-1-SP.doc
11442-34347-1-SP.doc
 
puskesmas
puskesmaspuskesmas
puskesmas
 
T4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptx
T4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptxT4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptx
T4 BAB 3 PARAMETER KESIHATAN PART 2.pptx
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
 
Gaya Hidup Sihat
Gaya Hidup SihatGaya Hidup Sihat
Gaya Hidup Sihat
 
MATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptx
MATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptxMATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptx
MATERI SEMNAS NERS ESRI 2019 (1).pptx
 
1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docx
1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docx1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docx
1.PEDOMAN POSBINDU EDIT.docx
 
81 141-1-sm
81 141-1-sm81 141-1-sm
81 141-1-sm
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
 
Olahraga dm.pdf
 Olahraga dm.pdf Olahraga dm.pdf
Olahraga dm.pdf
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 
Pedoman mtbs
Pedoman mtbsPedoman mtbs
Pedoman mtbs
 
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxDx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
 
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
 
SOP 89. Obesitas.docx
SOP 89. Obesitas.docxSOP 89. Obesitas.docx
SOP 89. Obesitas.docx
 
translite.docx
translite.docxtranslite.docx
translite.docx
 
Sistematika Pemeriksaan Fisik...........ppt
Sistematika Pemeriksaan Fisik...........pptSistematika Pemeriksaan Fisik...........ppt
Sistematika Pemeriksaan Fisik...........ppt
 

Recently uploaded

PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasMhd Fardhan
 

Recently uploaded (11)

PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 

PENANGGULANGAN_PTM_PANDUSTUDI_KASUS_CHARTA.pptx

  • 1. PENANGGULANGAN TERPADU PTM DI FKTP Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Tahun 2021
  • 2. PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan Pengendalian Terpadu PTM di FKTP sesuai dengan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu: • Pengendalian terpadu faktor risiko PTM • Tatalaksana terpadu PTM di FKTP • Upaya rehabilitatif PTM
  • 3. POKOK BAHASAN •Pengendalian Terpadu Faktor Risiko PTM •Tatalaksana Terpadu PTM (Termasuk Prosedur Rujukan) •Upaya Rehabilitatif PTM
  • 4. A. PENGENDALIAN TERPADU FAKTOR RISIKO PTM
  • 5. PELAYANAN TERPADU PTM (PANDU PTM) Ruang Lingkup Upaya pencegahan, pengendalian, dan tata laksana yang terintegrasi untuk tindak lanjut faktor risiko dan penyakit tidak menular (penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, penyakit paru kronis, dan kanker) serta PTM lainnya di Puskesmas dan FKTP Sasaran Penduduk usia 15 tahun ke atas yang datang ke Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit maupun kunjungan sehat
  • 6. B. TATALAKSANA • Tatalaksana PTM di puskesmas dilaksanakan secara terpadu (terintegrasi) mulai saat ditemukan faktor risiko sampai pada penatalaksanaannya. Contohnya : Merokok sebagai suatu faktor risiko bersama PTM, maka jika pasien dengan riwayat merokok/bekas perokok datang ke puskesmas dengan gejala pernapasan (asma, PPOK, curiga kanker paru), maka dokter juga harus memikirkan kemungkinan pasien tersebut juga memiliki penyakit jantung/kardiovaskular atau metabolik (DM) atau PTM yang lainnya.
  • 7. M E R O K O K •BATUK KRONIS •SESAK •PRODUKSI SPUTUM •HIPERTENSI •SESAK •NYERI DADA •HIPERKOLESTEROL •SAKIT KEPALA •OBESITAS •SERING MAKAN •SERING MINUM •SERING KENCING PERNAPASAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH METABOLIK - PPOK - ASMA -CURIGA KANKER PARU DIABETES MELITUS ANGINA, INFARK MIOCARD PENDEKATAN FAKTOR RISIKO MEROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO BERSAMA PTM
  • 9. PENILAIAN PREDIKSI RISIKO PTM 1. Memprediksi risiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun mendatang, berdasarkan jenis kelamin, umur, tekanan darah sistolik, status merokok 2. Menggunakan Tabel Prediksi Risiko PTM 3. Diadaptasi dari “WHO Cardiovascular Disease Risk Charts” yang dikeluarkan tahun 2020 4. Terdapat 2 jenis tabel prediksi risiko PTM, yaitu: Berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai kolesterol total dan diagnosis diabetes melitus) dan Tanpa hasil laboratorium (memerlukan nilai IMT)
  • 10.
  • 11.
  • 12. CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM (Dengan hasil laboratorium) 1. Tentukan dahulu apakah orang yang diperiksa penyandang DM atau tidak. Gunakan kolom yang sesuai dengan statusnya. 2. Kemudian tentukan kolom jenis kelaminnya (laki-laki di kolom kiri dan perempuan di kolom kanan). 3. Tentukan status merokok apakah merokok atau tidak, sesuaikan di kolomnya masing-masing 4. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka paling kiri (misalnya untuk usia 46 tahun pakai blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai blok 65- 69 tahun, dst 5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling kanan. 6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur bawah (pada tabel digunakan satuan mmol/l, sedangkan di Indonesia umumnya menggunakan satuan mg/dl, angka konversi tercantum). 7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum pada titik temu antara kolom umur, TD, dan kolom kolesterol menentukan besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. 8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan tata laksana
  • 13.
  • 14. CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM (tanpa hasil laboratorium) 1. Tentukan dahulu kolom jenis kelaminnya (laki-laki kolom kiri dan perempuan kolom kanan). 2. Tentukan status merokok apakah merokok atau tidak, sesuaikan di kolomnya masing-masing 3. Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka paling kiri (misalnya untuk usia 46 tahun pakai blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai blok 65-69 tahun, dst 4. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling kanan. 5. Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada lajur bawah. 6. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis dari titik tekanan darah ke arah dalam dan nilai IMT ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum pada titik temu antara kolom umur, TD sistolik dan kolom IMT menentukan besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. 7. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan tata laksana
  • 15. TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
  • 17. UPAYA REHABILITATIF PTM  Rehabilitasi PTM bertujuan untuk meminimalkan komplikasi melalui pengobatan yang tepat serta meningkatkan kualitas hidup dan lama ketahanan hidup pada penderita.  Rehabilitasi dilaksanakan pada penderita: 1) Pasca stroke (survivor); 2) Pasca cedera/kecelakaan (penyandang cacat, DM dengan kaki diabetes (diabetesi); 3) Kanker (survivor); dam 4) Dan lain-lain.  Rehabilitasi dilakukan dengan perawatan kasus PTM melalui kunjungan rumah (home care) dengan tenaga terlatih dalam rehabilitasi medik. Kegiatan paliatif antara lain meliputi penatalaksanan nyeri.
  • 18. UPAYA REHABILITATIF PADA PTM REHABILITASI PADA HIPERTENSI REHABILITASI PADA STROKE REHABILITASI PADA DM TIPE II DAN ULKUS DIABETIK REHABILITASI PADA OBESITAS REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE REHABILITASI PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK  Rehabilitasi PTM bertujuan untuk meminimalkan komplikasi melalui pengobatan yang tepat serta meningkatkan kualitas hidup dan lama ketahanan hidup pada penderita.
  • 19. REHABILITASI PADA HIPERTENSI  Latihan aerobik jalan telah dibuktikan dapat mencegah hipertensi dan menurunkan tekanan darah  Peresepan latihan : Latihan aerobik jalan yang ritmik dan dinamik menggunakan grup otot besar sangat dianjurkan untuk  Menurut American college of sports medicine (ACSM): a. Frekuensi : 3 – 5 kali perminggu b. Intensitas : 60-70% VO2max c. Durasi : 30 – 60 menit/sesi latihan. d. Target waktu latihan aerobik jalan dilakukan selama 4 – 6 bulan. e. Penurunan tekanan darah: 5-7 mmHg
  • 20. REHABILITASI PADA STROKE Tujuan : mengoptimalkan pemulihan dan atau memodifikasi gejala sisa yang ada agar penyandang stroke mampu melakukan aktivitas fungsional secara mandiri, dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai hidup yang berkualitas.
  • 21. REHABILITASI PADA DM TIPE II DAN ULKUS DIABETIK Edukasi terkait bidang rehabilitasi medik yang diberikan kepada pasien meliputi pemahaman tentang: • Intervensi farmakologis • Intervensi non-farmakologis – Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain. – Latihan fisik yang teratur – perawatan kaki
  • 22. REHABILITASI PADA OBESITAS Rehabilitasi pada obesitas tanpa komplikasi dapat dilakukan dengan beberapa latihan dasar :  Latihan peregangan  Latihan aerobik  Latihan kekuatan otot  Latihan keseimbangan
  • 23. REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE 1. Mengatasi sesak napas.  Positioning saat terjadi serangan asma dalam posisi duduk, berdiri dan tidur  Latihan kontrol pernapasan dan relaksasi Pursed Lip Expiration dan Diaphragma Breathing. Relaksasi general dengan Jacobson Relaxation Technique Pursed Lip Expiration dan Diaphragma Breathing
  • 24. 2. Manajemen retensi mukus. • Upayamemudahkan pengeluarkan mukus dengan : postural drainage, terapi fisik dada, latihan batuk efektif (huffing/ coughing). Bisadiberikan mukolitik/ inhalasi dengan nebulizer sebelumnya biladiperlukan. 3. Bila sesakteratasi: Mengupayakan aktifitas normal termasuk exercise/ Olahragaaerobik teratur : Berjalan (brisk walking), bersepeda, treadmill, berenang dengan mengikuti kaidah FIT(Frekuensi , Intesitas, Time/durasi) tertentu. REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE (lanjutan)
  • 25. 4. Edukasicarapencegahan : • Pemakaianobat asmasesuaikebutuhan/ stadium • Hidup teratur • Hindari kelelahan fisik berlebihan • Jagastabilitasemosional • Hindari pajanan denganallergen • Hindari infeksi saluran napasberkepanjangan • Olahragateratur (latihan aerobik mandiridan SenamAsma Indonesia). REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE (lanjutan)
  • 26. REHABILITASI PADA PPOK  Rehabilitasi hanya dilakukan di Rumah Sakit untuk PPOK derajat 3-4 yang telah mendapatkan pengobatan optimal yang disertai antara lain: a. Gejala pernapasan berat b. Beberapa kali masuk ruang gawat darurat c. Kualitas hidup yang menurun.  Program rehabilitasi terdiri dari 3 komponen yaitu: a. Latihan fisis, untuk memperbaiki efisiensi dan kapasitas sistem transportasi oksigen guna peningkatan efisiensi distribusi darah dan peningkatan cardiac output dan stroke volume. b. Latihan psikososial, status psikologis pasien PPOK perlu diamati dengan cermat dan jika diperlukan dapat diberikan obat c. Latihan pernapasan, untuk mengurangi dan mengontrol sesak napas. Teknik latihan meliputi pernapasan diafragma dan pursed lips breathing guna memperbaiki ventilasi dan mensikronisasikan kerja otot abdomen dan toraks.
  • 27. STUDI KASUS Kelompok 1 Seorang laki-laki berusia 70 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing sejak 3 hari yang lalu. Sesak nafas dan nyeri dada disangkal. Pasien diketahui memiliki hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, merokok satu bungkus per hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan: TD 170/100 mmHg, nadi 90 x/mnt, pernafasan 20x/mnt dan Suhu 37,2°C. Pemeriksaan jantung: terdapat kelainan, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium: Kolesterol total pasien 305 mg/dl, gula darah puasa 180 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 250 mg/dl. Pertanyaan? a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini? b. Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut? c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta target terapinya?
  • 28. Kelompok 2 Seorang perempuan berusia 47 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dada sejak 5 hari yang lalu. Nyeri dada pasien tidak khas. Sesak disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, tidak merokok. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 160/90 mmHg, nadi 88 x/mnt, pernafasan 18 x/mnt. Suhu 36,8 °C . Pemeriksaan jantung terdapat kelainan, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 280 mg/dl, gula darah puasa 90 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 140 mg/dl. Pertanyaan? a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini? b. Berapakah resiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut? c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta target terapinya? STUDI KASUS
  • 29. Kelompok 3 Seorang laki-laki berusia 40 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan berdebar sejak 3 hari yang lalu, timbul sejak ayahnya meninggal. Ayah pasien seorang penderita penyakit jantung koroner sejak berusia 42 tahun dan di usianya yang 54 tahun sudah mengalami Bedah Pintas Arteri Koroner. Sesak nafas dan nyeri dada disangkal. Pasien tidak memiliki hipertensi tetapi ibunya seorang penderita hipertensi. Tidak merokok. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 70x/mnt, pernafasan 20x/mnt. Suhu 37°C. Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 160 mg/dl, gula darah sewaktu 160 mg/dl. Pertanyaan? a. Apakah faktor risiko Kardiovaskular pada pasien ini? b. Berapakah risiko kejadian penyakit kardiovaskular pasien tersebut? c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta target terapinya? STUDI KASUS
  • 30. Kelompok 4 Laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak beberapa hari yang lalu. Pasien di ketahui menderita hipertensi sejak 10 tahun lalu dan saat ini pasien secara rutin mengkonsumsi kaptopril dan amlodipin setiap hari. Ayah pasien meninggal akibat stroke pada umur 56 tahun akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/75 mmHg, Pemeriksaan laboratorium: kolesterol total 300 g/dL, LDL 170 g/dL, HDL 30 g/dL, dan EKG dalam batas normal. Pertanyaan : a. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ? b. Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut? c. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta target terapinya? STUDI KASUS
  • 31. Kelompok 5 Laki-Laki berusia 59 tahun, datang ke PKM dengan keluhan sakit kepala yang hilang timbul sejak 6 bulan terakhir. Pasien sering meminum obat warung tapi sakit kepalanya tidak sembuh. Pasien mempunyai kebiasaan merokok 2 bungkus/hari dan masih sering begadang bersama teman-teman kampung sampai jam 2 pagi. Sejak 3 tahun yang lalu setelah pensiun pasien mengelola dan menjaga warung yang menjual barang kelontong, mulai dari jam 08.00 sampai menjelang jam 22.00. Dia pernah dirawat di Rumah Sakit tingkat II dengan keluhan sakit kepala. Sejak kejadian tersebut, pasien sering mengeluh sakit dada kiri, namun malas berobat. Pasien sudah konsultasi beberapa kali ke puskesmas, mendapat saran untuk diet 1700 kalori, olah raga dan menghentikan rokok serta mendapat pengobatan Amlodipin 1x10mg. STUDI KASUS
  • 32. Dari pemeriksaan didapatkan tinggi badannya 164 cm, berat badannya 89 kg, lingkar perut 104 cm dan tekanan darah 150/90mmHg. Hasil pemeriksaan darah: gula darah puasa 210mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan 251mg/dL, kolestrol total 280mg/dL dan asam urat 11mg/dL. Pertanyaan : 1. Apa saja faktor risiko kardiovaskular pada pasien tersebut ? 2. Bagaimana stratifikasi risiko kardiovaskular pada pasien tersebut? 3. Apakah tatalaksana yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko kejadian Kardiovaskular beserta target terapinya?