Dokumen tersebut membahas tentang manajemen sarana prasarana dan alat kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan, dan aplikasi ASPAK."
2. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan manajemen Sumber Daya di Puskesmas
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan Pengelolaan SDM di Puskesmas
2. Melakukan Pengelolaan alat dan sarana prasarana
3. Melakukan Pengelolaan Obat dan Bahan Habis
Pakai di Puskesmas
3. Materi Pokok
Pengelolaan alat dan sarana prasarana
Sub Materi Pokok
a. Pengelolaan Sarana Prasarana Alat Kesehatan (SPA) di
Puskesmas secara Umum
b. Perencanaan Sarana Prasarana Alat Kesehatan (SPA)
c. Pemeliharaan Sarana Prasarana Alat Kesehatan (SPA)
d. Pengadaan
e. Penerimaan
f. Inventarisasi dan Laporan
g. Aplikasi ASPAK
5. 5
Pengutamaan upaya
peningkatan kesehatan,
pencegahan dan
pengendalian penyakit
Tatalaksana penyakit
berbasis sesuai
kewenangan dan
kompetensi (termasuk
tatalaksana kasus Rujuk
Balik)
Tulang punggung,
kontak pertama dan
PENAPIS RUJUKAN
sesuai dengan
STANDAR
PELAYANAN
FKTP MERUPAKAN Penyelenggara pelayanan kesehatan dasar yang
BERPERAN SEBAGAI GATE KEEPER
9. KERANGKA KONSEP
PENINGKATAN AKSES & KUALITAS SARANA, PRASARANA DAN ALKES
9
PENINGKATAN
AKSES DAN
KUALITAS SARANA,
PRASARANA &
ALKES (SPA)
PEMENUHAN
KUANTITAS
PEMENUHAN
KUALITAS
Pemenuhan ratio thd
jumlah penduduk
Fairness/Adil/Equity
Peningkatan peran fungsi
BPFK/LPFK
Regional Maintaince Center
(RMC)
Prototype bangunan,
ruang, prasarana
Penguatan penyusunan
pedoman standar SPA
• Puskesmas/FKTP
• TT RS
• ruang kritis, dll
• Puskesmas
perbatasan/DTPK,
• RS Pratama
• RS perbatasan,
• RS Vertikal di Indonesia
Timur
10. 10
TANTANGAN DALAM PEMENUHAN SPA
Distribusi yang belum merata
• Rasio terhadap penduduk
• DTPK
• Kompetensi Fasyankes (Pemerataan SDM,
pemenuhan SPA belum sesuai standar, dsb)
Penugasan Program
PISPK, Stunting, Poned, Elminasi
Mutu Penunjang Layanan
Jaringan internet yang terbatas dan tidak stabil
Pengelolaan
• Kurang matangnya perencanaan program &
anggaran pemenuhan alkes (temuan auditor)
• Sebagian fasyankes belum memenuhi
persyaratan perizinan ( sertifikat tanah, ijin
lingkungan, pengelolaan limbah,dll )
• Terbatasnya jenis & spesifikasi alkes di sistem
e-katalog
• Disharmonisasi dlm proses perencanaan
pemenuhan dan pengelolaan SPA
• Rendahnya akses pelayanan pengujian &
kalibrasi alkes
13. 1. PERENCANAAN
• Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
kebutuhan terkait jenis, spesifikasi dan jumlah SPA sesuai
dengan kemampuan pelayanan atau klasifikasi Puskesmas,
beban pelayanan,perkembangan teknologi kesehatan dan
sumber daya manusia.
•Perencanaan kebutuhan SPA sangat bermanfaat untuk
penyediaan anggaran, pelaksanaan pengadaan secara
efektif, efisien dan prosesnya dapat dipertanggung
jawabkan.
14. Tahapan Perencanaan
•Inventori SPA
•Kualitas SPA
•Kinerja SPA
•Keamanan SPA
•Sumber Daya Manusia
•Informasi harga SPA
Penilaian
Kebutuhan
•Utilitas, Beban Kerja
•Kebutuhan Pelayanan
•Pemenuhan Pelayan
•Pengembangan Pelayanan
•Ketersediaan Tenaga
Kesehatan
•Kesiapan Sarana Pendukung
Penentuan
Prioritas •Berita Acara Kerusakan
SPA
•Analisis biaya
•Analisis kebutuhan.
•Daftar inventaris
•Daftar pemanfaatan
•Daftar kualitas
Data Dukung
Perencanaan
•APBD, APBN
•Kapitasi
•Hibah
•CSR
•BLUD
•Sumber Lain
Pengalokasian
Anggaran.
15. 2. PENGADAAN
Identifikasi
Kebutuhan
Pengadaan,
Penyusunan
Jadwal
Pengadaan,
Penyiapan
Spesifikasi,
Penyusunan
HPS
Pelaksanaan
Pengadaan
• Berdasarkan
jumlah dan jenis
SPA
• Berdasarkan
kondisi SPA
• Berdasarkan
tahun
pengadaan SPA
• Berdasarkan
mutu
• Rencana jadwal
persiapan
pengadaan
• Rencana
pelaksanaan
pengadaan.
• Jadwal pengadaan
harus
memperhatikan
waktu perencanaan
dan proses
• Anggaran BLUD
maka waktunya bisa
lebih fleksibel
Memperhatikan
kebutuhan
pelayanan,
perkembangan
teknologi, serta
regulasi
SPA diprioritaskan
khususnya produk
yang memiliki
sertifikat TKDN
(Tingkat Komponen
Dalam
Negeri).
Referensi harga
dapat diperoleh
dari penyedia
Biaya pendukung
yang diperlukan
dipertimbangkan
antara lain biaya
pengiriman, biaya
pelatihan, biaya
instalasi dan
testing, biaya
asuransi,
Mengacu pada
PP No 12 Th 2021
tentang Tentang
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
16. 3. PENERIMAAN
• Proses penerimaan dibedakan berdasarkan dari sumbernya, jika
menggunakan anggaran pemerintah maka prosesnya mengikuti regulasi yang
ada.
• Jika SPA diterima dalam bentuk CSR atau hibah maka yang perlu diperhatikan
adalah berita acara hibah, garansi dan pelatihan daripemberi hibah,
kelengkapan administrasi yang digunakan untuk keperluan operasional dan
pemeliharaan, uji fungsi dan uji coba, dokumen legalitas barang yang
diberikan atau dihibahkan.
• SPA yang diterima harus diperiksa kelengkapannya baik jenis, jumlah dan
kondisinya serta sesuai dengan dokumen yang menyertainya. Fungsi
penerimaan SPA di Puskesmas adalah menerima SPA yang menyangkut aspek-
aspek pemeriksaan agar berfungsi dengan baik sebelum digunakan dalam
rangka menjamin mutu, keamanan dan laik pakai serta diadministrasikan
dengan baik dan benar.
18. 4. PENGOPERASIAN
• Pengoperasian merupakan bagian yang harus mendapat perhatian
karena seringkali SPA rusak atau tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya bukan disebabkan karena kerusakan fungsi tetapi karena
adanya perlakuan yang tidak sesuai atau kesalahan operasional.
• Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pemahaman cara
pengoperasian SPA harus benar-benar dipahami dan pelajari, sehingga
dapat digunakan secara benar dan mengurangi keluhan kerusakan.
• Dalam pelaksanaan pengoperasian terdapat prasyarat pengoperasian
yaitu ketentuan yang harus di pertimbangkan dan menjadi persyaratan
SPA dapat dioperasikan secara aman dan benar.
19. Persyaratan Pengoperasian
Sumber Daya Manusia (misalnya tenaga kesehatan yang terlatih dalam
pengoperasian alat kesehatan, tenaga terlatih dalam pengoperasian
prasarana)
Kelengkapan (misalnya aksesoris, alat pelindung diri)
Bahan Operasional (misalnya bahan medis habis pakai, reagen, disinfectan,
cairan, pembersih, BBM)
Utilitas (kecukupan daya listrik, air bersih, ketersediaan pengolah limbah, gas
medik, tempat pembuangan sampah)
Standar Operasional Prosedur (SOP)
20. 5. PEMELIHARAAN
• Kegiatan pemeliharaan SPA bertujuan untuk
memperpanjang usia pakai, mempertahankan mutu,
memperkecil tingkat risiko bahaya penggunaan dan
pencegahan infeksi serta mendapatkan investasi yang
maksimal.
• Pemeliharaan jika tidak dilakukan maka resiko yang dapat
terjadi adalah mutu pelayanan yang tidak sesuai standar,
potensi terjadi kejadian yang tidak diharapkan dan
kecelakaan kerja.
21.
22.
23. 6. PENGHAPUSAN
• Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara (BMN)
/ Barang Milik Daerah (BMD) dari daftar barang dengan menerbitkan
surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola
Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaannya.
• Penghapusan BMN / BMD merupakan transaksi untuk menghapus
Barang Milik Negara daripembukuan berdasarkan suatu Surat
Keputusan Penghapusan.
25. DASAR HUKUM
25
Peraturan Menteri Kesehatan No. 31 tahun 2018 tentang Aplikasi Sarana,
Prasarana, dan Alat Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
ASPAK adalah suatu aplikasi berbasis web yang menghimpun mengenai Sarana,
Prasarana, dan Alat Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fungsi
• Membantu inventarisasi
dan pemetaan SPA
• Memberikan panduan
dalam pembinaan dan
pengawasan terhadap
pemenuhan SPA oleh
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
• Mendukung akreditasi
Fasyankes
Penyelenggaraan
• Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
• Dinas Kesehatan daerah
kabupaten/kota
• Dinas Kesehatan daerah
provinsi
Manfaat
• Penyusunan kebutuhan
perencanaan pemenuhan
standar
• Izin operasional
• Penetapan klasifikasi fasilitas
pelayanan Kesehatan
• Penilaian akreditasi
• Pengembangan pelayanan
26. 26
DATA
ASPAK
Data Umum
Data Sarana
Data Prasarana
Data Alat Kesehatan
Data lain yang terkait
pelayanan kesehatan
Data identitas fasilitas pelayanan kesehatan
Data geografis
Jumlah tempat tidur, jenis fasilitas, dll
Data bangunan : luas bangunan, tahun
pendirian, tahun renovasi, dll
Data ruangan
Sumber listrik
Sumber air
Pengelolaan limbah, ambulans, dll
Nama alat
Tipe alat
Kalibrasi, dll
Data Pendidikan SDM
Validasi alat kesehatan
Sebaran faskes,data survei,dll
27. 27
DATA LAIN TERKAIT SPA DALAM ASPAK
TAHUN
PENGADAAN
LOKUS
PROGRAM
ASAL
PEROLEHAN
KONDISI
TAHUN
RENOVASI
STATUS
KALIBRASI
PRODUK
DALAM
NEGERI
MERK
TIPE
STATUS
FASYANKES
KAPASITAS
KTD
30. Input data
SPA
Validasi &
Verifikasi data
Pengelola ASPAK
Fasyankes
Pengelola ASPAK Dinkes
Kab/ Kota/ Prop
Pusat (untuk RS Vertikal)
Setiap kali ada
perubahan Minimal tiap 6 bln
Kondisi SPA
Konsep Pikir
Perencanaan
Penguatan
Kapasitas Dinkes
Prov/ Kab/ Kota
DAK
APBD
APBN
Sumber lain
E-Renggar
KRISNA
SPA : Sarana,
Prasarana dan Alat
Kesehatan
• Membandingkan/ menyesuaikan
dg data inventaris
• Membandingkan dg kondisi real
Gap
Pemenuhan
• Jumlah & jenis
• Kondisi SPA
• Tahun
perolehan/
umur teknis
• Teknologi
• Beban
PERENCANAAN S.P.A. FASYANKES
31. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
Lampiran II
Lampiran I
86102 Aktivitas
31
Puskesmas
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“KBLI”)
34. MUATAN DATA
ASPAK
DATA SARANA
DATA
PRASARANA
DATA ALKES
DATA SDM
1.Data peralatan (jumlah, merK, kalibrasi, kondisi, dll)
2.Data Sarana (gedung Ruangan, dll)
3.Data Prasarana( limbah, sumber listrik, air, dll.)
4.SDM serta informasi manajemen pengelolaan SPA
35. INPUT ASPAK
35
ASPAK
DATA SARANA
Gedung, Rumah
Dinas.
UPDATE
• Pembaruan
data
• Min 2x per
tahun
• Oleh PKM
DATAALKES
Semua ALKES
di PMK 43
VALIDASI
Valid= mutu
Oleh Dinkes
DATA
PRASARANA
LISTRIK, AIR,
PUSLING , IPAL
42. PANDUAN DISKUSI KELOMPOK
a. Fasilitator membagi peserta menjadi 6 kelompok (5 orang/ kelompok).
b. Masing- masing kelompok diminta untuk mendiskusikan hal dibawah ini selama 30
menit:
1. Bagaimana saudara melakukan Pemeliharaan bangunan/sarana, prasarana dan
alat kesehatan di pelayanan kesehatan di Puskesmas saudara?
2. Adakah manfaat yang anda peroleh dari sistim pemeliharaan SPA di puskesmas
anda? Bila belum apakah sudah dilaksanakan dengan benar?
3. Peralatan apa saja yang menurut anda apabila dipelihara maka akan menekan
biaya yang keluar untuk perbaikan, sehingga terjadi efisien anggaran dan efektif
dalam pemanfaatan SPA?
c. Fasilitator memberi kesempatan kepada 1 perwakilan kelompok (dipilih secara
acak) untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok selama 10 menit
d. Fasilitator memberi masukan/ klarifikasi langsung terhadap hal-hal yang masih
dirasa kurang tepat setelah presentasi dan tanya jawab selesai selama 5 menit
sekaligus merangkum secara keseluruhan atas hasil presentasi