1. SEJARAH GEOPOLITIK
Secara historis, sebelum abad XIX, pandangan geopolitik terhadap dunia hanya berkisar
pada lingkungan negara dan negara tetangga di sekitarnya. Para ahli belum memahami geografi
bumi secara menyeluruh. Hal ini terjadi karena pengetahuan manusia tentang bumi belum
lengkap, alat transportasi dan komunikasi yang sangat minim terutama kemampuan jelajahnya.
Pemahaman tentang geopolitik secara eksplisit sebagai ilmu dalam bentuk teori-teori ilmiah
mulai timbul sejak abad XIX seiring dengan kemajuan- kemajuan dan perubahan besar di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan revolusi industri. Revolusi industri
menjadikan pentingnya daerah-daerah baru sebagai sumber bahan baku dan sekaligus tempat
pemasaran hasil industri.Istilah Geopolitik untuk pertama sekali diperkenalkan oleh ilmuwan
politik Swedia Rudolf Kjellen pada masa hampir bersamaan dengan pada saat Ratzel, sarjana
Geografi Jerman mendefinisikan Geografi Politik.
Pengertian Geopolitik menurut Kjellen adalah suatu ilmu pengetahuan yang memandang
negara sebagai organisme geografis atau sebagai suatu fenomena dalam ruang. Sudut pandang
ini mempelajari pengaruh faktor-faktor geografis terhadap negara dan kekuatannya dan berdasar
analisis tersebut diajukan tentang kebijakan yang paling efektif untuk menjamin kemana arah
perkembangan negara. Analisis ini mengajukan kesimpulan organisme negara harus terlibat
dalam suatu pergulatan terus-menerus dalam memperebutkan kehidupan dan ruang. Hanya yang
paling kuat dan paling mampu menyesuaikan diri yang bisa berhasil untuk melanjutkan
kehidupan dan mengembangkan diri. Wilayah geografis dianggap sebagai salah satu faktor
yangpaling fundamental dalam menentukan kekuatan Negara (Mas‟oed, 2007). Pemikiran
Kjellen banyak dipengaruhi oleh Ratzel sebagai perintis geografi politik modern, Ratzel
memandang negara sebagai organisme yang harus bersaing dengan organisme lain, dan agar bisa
berkembang “organisme” itu memerlukan Lebensraum (ruang untuk hidup). Dengan kata lain,
Ratzel dengan model biologis itu ingin menunjukkan bahwa setiap negara bersifat unik dalam
arti punya kebutuhan yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik eksistensinya masing-
masing, tetapi semua negara itu memerlukan satu syarat fundamental, yaitu ruang hidup bagi
penduduknya. Lebensraum, dan sumber daya fisik dan manusiawi yang muncul akibat dari
pemilikan ruang-hidup itu,dalam pandangan Ratzel merupakan faktor penentu bagi keberhasilan
negara-negara dinamik yang berpotensi menjadi negara adidaya. Untuk memperoleh ruang hidup
2. itu perlu dilakukan perluasan wilayah, walaupun itu bisa menimbulkan perang. Berdasar pada
landasan berpikir seperti itulah Ratzel mengembangkan bidang studi geografi politik yang
meliputi studi tentang hubungan antarnegara dan implikasi dari hubungan ini bagi arena
internasional secara keseluruhan (Mas‟oed, 2007).