SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman kini manusia modern menggunakan uang uang sebagai alat
transaksi pertukaran barang maupun jasa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam
melakukan suatu transaksi setiap manusia perlu memiliki suatu kemampuan yang berkaitan
dengan ilmu matematika,yaitu berhubungan dengan operasi hitung yaitu penjumlahan,
pengurangan,perkalian maupun pembagian
Hal tersebut membuktikan bahwa matematika terintegrasi,yaitu tidak bias lepas
dari kehidupan kita sehari-hari. Penerapan matematika yang sangat banyak pada segi
kehidupan menjadikan pelajaran matematika sangat vital.diera modern inimata pelajaran
matematika diajarkan pada semua jenjang pendidikan ,mulai dari pendidikan kanak-kanak
sampai ke jenjang peguruan tinggi
Dalam pembelajaran selama ini,peserta didik kurang dilibatkan untuk berperan sebagai
penerima pengetahuan.salah satu materi,yakni bilangan bulat untuk siswa kelas 4
SD.dimana seorang guru hanya menyajikan materi bilangan bulat dan operasinya secara
langsung tampa menanamkan konsep,sehingga mengakibatkan peserta didik sering
kesulitan dalam memahami materi tersebut sehingga berdampak pada pemahaman peserta
didik.
Pemahaman konsep bilangan bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat sangat mendukung penguasaan konsep materi selanjutnya,karena banyak materi yang
saling terjalin dengan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Matematika
diajarkan pada semua jenjang pendidikan ,mulai dari pendidikan kanak-kanak sampai ke
jenjang peguruan tinggi.
B. Perumusan masalah
1. Bagaimana konsep operasi penjulahan dan pengurangan bilangan bulat ?
2. Bagaimana konsep operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat
C. Tujuan penulisan makalah
1. Untuk mengetahui operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat
2. Untuk mengetahui operasi perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan pengertian bilangan bulat
1. Pengertian bilangan bulat
Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya.
Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu,0,1,2,3,4…… sehingga negatif dari
bilangan cacah yaitu,-1,-2,-3,-4…… dalam hal ini -0 =0 maka tidak dimasukkan lagi
secara terpisah.
Himpunan semua bilangan bulat terdiri atas:
1. Bilangan bulat positif atau bilangan bulat asli yaitu:(1,2,3,4,5,…….)
2. Bilangan bulat nol yaitu 0
3. Bilangan bulat negative,yaitu:(-1,-2,-3,-4,-5,…..)
Dari definisi di atas, didapati bahwa bilangan bulat terdiri dari tiga jenis bilangan
yaitu bilangan bulat negatif, bilangan bulat nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan-
bilangan tersebut selanjutnya dituliskan seperti berikut ini.
Z={…,-4 ,-3,-2,-1,0, 1, 2, 3, 4,…}
Bentuk di atas juga dapat dinyatakan dalam sebuah garis bilangan seperti
gambar di bawah ini.
Untuk mempermudah dalam memahami penjelasan di atas, maka pahamilah contoh
soal di bawah ini.
Contoh 1:
 Tentukan himpunan bilangan bulat di antara -6 sampai dengan 5 !
Jawab:
Untuk mempermudah dalam menentukan bilangan bulat di antara -6 sampai
dengan 5, kita dapat menggambarkan bilangan-bilangan tersebut pada garis
bilangan seperti gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas, didapati bahwa bilangan-bilangan bulat yang terletak di
antara -6 dan 5 adalah -6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5 atau bisa dinyatakan dalam
bentuk himpunan yaitu {-6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}.
B. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
1. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Untuk penjumlahan dan pengurangan itu sangat mudah sekali. Yang harus kalian
perhatikan adalah:
a. Apabila tanda keduanya sama, maka tanda hasil penjumlahan juga sama
b. Apabila tanda keduanya berbea, maka tanda hasil penjumlahan mengikuti tanda
milik angka yang besar.
Contoh 1
Dengan menggunakan garis bilangan, tentukan hasil penjumlahan -4+6!
Jawab:
Pada gambar garis bilangan di atas, -4 menunjukkan pergeseran dari titik 0
menuju ke kiri kea rah titik -4. Karena ditambah 6, pergeseran berubah arah menuju
kanan sebanyak 6 langkah. Dengan demikian, didapati titik akhir yaitu 3. Dari hal
tersebut, maka diperoleh bahwa -4 + 6 =2.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penjumlahan dua bilangan bulat dapat
dinyatakan dalam bentuk berikut ini.
a + b = c
dimana a, b, dan c adalah bilangan bulat
Operasi hitung yang dilakukan antar bilangan bulat tentunya memunculkan sifat-
sifat tertentu. Berikut beberapa sifat operasi hitung penjumlahan bilangan bulat
dimana a, b dan c adalah sembarang bilangan bulat.
1. a+b=b+a .........................................(sifat komutatif)
2. (a+b)+c=a+(b+c) ................................(sifat asosiatif)
3. a+0=0+a=a ..........................................(sifat identitas)
4. a+b=c, maka c juga bilangan bulat .....(sifat tertutup)
Contoh 2
1. 24 + 38 = 62 ( tandanya sama – sama + ).
2. -22 + -33 = - 55 ( tandanya sama – sama - ).
3. 46 – (-32) = 78 ( tandanya berbeda, tanda hasilnya sama dengan tanda yang
dimiliki oleh angka yang lebih besar).
4. -86 + 40 = -46 ( tandanya berbeda, tanda hasilnya sama dengan tanda yang
dimiliki oleh angka yang lebih besar).
2. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
Dalam operasi hitung perkalian dan pembagian, terdapat aturan sebagai berikut.
Untuk tanda:
 (+) x (+) = +
 (+) x (-) = -
 (-) x (-) = +
 (-) x (+) = -
a. Perkalian Bilangan Bulat
Misalkan dipunyai sembarang bilangan bulat a dan b. Perkalian a×b adalah
penjumlahan berulang dari b sebanyak a kali. Misalnya:
1. 1×(-5)=-5
2. 2×(-5)=(-5)+(-5)=-10
3. 3×(-5)=(-5)+(-5)+(-5)=-15
Pada perkalian bilangan bulat a,b, di atas, maka berlaku:
 a×b=ab
 a×(-b)=-ab
 (-a)×b=-ab
 (-a)×(-b)=ab
Untuk lebih mempermudah dalam memahami operasi perkalian di atas,
perhatikan
contoh-contoh berikut ini.
Contoh 1
1. 11×4=44
2. 4×(-6)=-24
3. (-8)×6=-48
4. (-8)×(-4)=32
Karena bilangan bulat adalah bagian dari bilangan rasional, maka sifat-sifat
operasi hitung perkalian yang berlaku pada bilangan rasional juga berlaku
pada bilangan bulat. Untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c, maka berlaku
sifat-sifat berikut ini:
 a×b=b×a..................................................(sifat komutatif)
 (a×b)×c=a×(b×c)....................................(sifat asosiatif)
 a×0=0×a=0.............................................(sifat identitas)
 a×1/a=1..................................................(sifat invers)
 c×(a+b)=(c×a)+(c×b).............................(sifat distributif)
 a×b=c, maka c juga bilangan bulat.........(sifat tertutup)
Contoh 2
1. 6×(-2)=-2×6=-12
2. (-1×2)×3=-1×(2×3)=-6
3. 8×0=0×8=0
4. 6×1/6=1
5. 2×(4+7)=(2×4)+(2×7)=8+14=22
6. 6×(-1)=-6; 6 dan -1 adalah bilangan bulat, -6 juga bilangan bulat.
b. Pembagian Bilangan Bulat
Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian yang dapat dituliskan sebagai
berikut.
operasi kebalikan disebut juga dengan invers perkalian. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh-contoh berikut ini.
Contoh 1:
1. 48 : 12 = 48 . 1/12 = 4
2. -64 : 4 = -64 . 1/4 = -16
Dalam operasi hitung pembagian bilangan bulat, kita mengenal dua jenis
pembagian yaitu pembagian antar bilangan bulat dengan bilangan bulat bukan nol
dan pembagian bilangan bulat dengan bilangan nol. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai kedua jenis pembagian tersebut.
 Pembagian Bilangan Bulat
Misalkan dipunyai dua bilangan bulat, maka operasi pembagian antara dua
bilangan bulat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat positif menghasilkan
bilangan bulat negatif.
2. Bilangan bulat positif dibagi dengan bilangan bulat negatif sama dengan
bilangan bulat negatif.
3. Bilangan bulat negatif dibagi bilangan bulat negatif menghasilkan bilangan
bulat positif.
Untuk mempermudah memahami penjelasan di atas, berikut disajikan beberapa
contoh soal terkait pembagian antara bilangan bulat dengan bilangan bulat bukan
nol.
Contoh 2:
1. -28∶ 2=-14
2. 64∶ (-8)=-8
3. -16∶ -16=1
 Pembagian Bilangan Bulat dengan Nol
Misalkan 9∶0 =x ⟺ x×0 = 9. Jelas tidak ada satu bilangan pun yang dapat
digunakan sebagai pengganti x dalam perkalian bilangan bulat yang
memenuhi x×0=9 sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut.
Untuk setiap bilangan bulat a, maka hasil dari a : 0 adalah tidak terdefinisi
Uraian di atas dapat dipahami melalui beberapa contoh soal tentang
pembagian bilangan bulat dengan nol berikut ini.
Contoh 3:
1.12 ∶ 0 = tidak terdefinisi
2.(-3) ∶ 0 = tidak terdefinisi
 Pembagian Bilangan Bulat oleh Nol
Misalkan 0∶a=b⟺b×a=0. Adapun penyelesaian yang dapat digunakan
sebagai pengganti b adalah 0 karena untuk perkalian 0×a selalu menghasilkan
0. Maka, berdasarkan hal itu dapat ditarik kesimpulan berikut ini.
Untuk sembarang bilangan bulat a dengan a≠0 maka a∶0=0.
Uraian di atas dapat dipahami melalui beberapa contoh soal tentang
pembagian berikut ini.
Contoh 4 :
1.0∶10 = 0
2.0∶ (-4) = 0
3. Operasi Hitung Campuran pada Bilangan Bulat
Untuk mengerjakan operasi hitung campuran ini hal yang harus kalian perhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Kerjakan terlebih dahulu operasi perhitungan yang ada didalam tanda kurung
2. Apabila dalam soal terdapat operasi perkalian dan pembagian, kerjakan
terlebih dahulu operasi perhitungan yang terdapat di paling depan atau sebelah
kiri.
3. Selesaikan operasi perkalian dan pembagian sebelum operasi penjumlahan dan
pengurangan.
Contoh:
1) (-32 x 2) + 30 – (15 : 3) = (-64) + 30 – (5)
= (-34) – 5
= -39
2) 5 x (40 – 30) : (25 + 25) x 2 = 5 x (10) : (50) x 2
= 50 : 100
= 0,5
3) (-75) : 5 + (-20) x 3 = (-15) + (-60)
= -75
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Himpuanan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan
himpunan bilangan bulat negatif.Sifat – sifat pada bilangan bulat adalah sifat tertutup, sifat
kmutatif, sifat asosiatif, sifat distributive dan adapula unsur identitas penjumlahan dan
perkalian. Operasi-operasi pada bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian
Definisi relasi “lebih kecil dari” pada bilangan-bilangan cacah, dan telah membuktikan sifat-
sifatnya. Berikut ini , kita akan mempelajari relasi urutan bilangan-bilangan bulat. Ada
beberapa definisi yaitu :
1. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih kecil dari b (dinyatakan dengan a
2. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat , a lebih besar dari b ( di nyatakan dengan a > b ) bila
dan hanya bila b.
B. Saran
Sebagai calon pendidik di bidang Matematika, hendaknya kita dapat mengetahui tentang
teori bilangan teutama mengenai sifat dan operasi bilangan bulat serta urutan bilangan bulat
dalam garis bilangan. Sehingga dengan begitu sebagai calon pendidik tahu secara umum
mengenai teori bilangan.

More Related Content

What's hot

Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanNia Matus
 
Distribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang BinomialDistribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang BinomialMuhammad Arif
 
Operasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatOperasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatfauziahadni
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematikaNasifah LasMana
 
Modul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam Ruang
Modul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam RuangModul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam Ruang
Modul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam RuangDinar Nirmalasari
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1Rahma Siska Utari
 
18. soal soal notasi sigma barisan- deret dan induksi matematika
18. soal soal notasi sigma  barisan- deret dan induksi matematika18. soal soal notasi sigma  barisan- deret dan induksi matematika
18. soal soal notasi sigma barisan- deret dan induksi matematikaDian Fery Irawan
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Ig Fandy Jayanto
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05KuliahKita
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 

What's hot (20)

Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
 
Distribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang BinomialDistribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang Binomial
 
Operasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatOperasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulat
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Modul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam Ruang
Modul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam RuangModul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam Ruang
Modul Kedudukan Titik, Garis, Bidang dalam Ruang
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
 
18. soal soal notasi sigma barisan- deret dan induksi matematika
18. soal soal notasi sigma  barisan- deret dan induksi matematika18. soal soal notasi sigma  barisan- deret dan induksi matematika
18. soal soal notasi sigma barisan- deret dan induksi matematika
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
 
Teori Bilangan Pertemuan ke 7
Teori Bilangan Pertemuan ke 7Teori Bilangan Pertemuan ke 7
Teori Bilangan Pertemuan ke 7
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
 

Similar to Operasi Bilangan Bulat

Similar to Operasi Bilangan Bulat (20)

3
33
3
 
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdfMAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
 
Mtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptxMtk Modul 3.2.pptx
Mtk Modul 3.2.pptx
 
Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)
 
Materi Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptx
Materi Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptxMateri Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptx
Materi Bilangan Kelas 7 Semester Ganjil.pptx
 
Lap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dmLap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dm
 
Makalah mtk
Makalah mtkMakalah mtk
Makalah mtk
 
Ppt heppi pryitno
Ppt heppi pryitnoPpt heppi pryitno
Ppt heppi pryitno
 
R5 b kel 1
R5 b kel 1R5 b kel 1
R5 b kel 1
 
Modul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahanModul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahan
 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smp
 
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
 
Noer Materi Bilangan
Noer  Materi BilanganNoer  Materi Bilangan
Noer Materi Bilangan
 
Metematika
MetematikaMetematika
Metematika
 
Alfi novitasari (2016077135)
Alfi novitasari (2016077135)Alfi novitasari (2016077135)
Alfi novitasari (2016077135)
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Fs kuadarat 1
Fs kuadarat 1Fs kuadarat 1
Fs kuadarat 1
 
BILANGAN
BILANGANBILANGAN
BILANGAN
 
Materi _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptx
Materi _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptxMateri _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptx
Materi _ Bilangan Bulat dan Pecahan.pptx
 
R5 b kel 1
R5 b kel 1R5 b kel 1
R5 b kel 1
 

More from MutiaIranda

Tindakan Intervensi Pasien.docx
Tindakan Intervensi Pasien.docxTindakan Intervensi Pasien.docx
Tindakan Intervensi Pasien.docxMutiaIranda
 
Tipe Insiden dan Faktor Kontributor.docx
Tipe Insiden dan Faktor Kontributor.docxTipe Insiden dan Faktor Kontributor.docx
Tipe Insiden dan Faktor Kontributor.docxMutiaIranda
 
HIPERTENSI DR. MUTIA.pptx
HIPERTENSI DR. MUTIA.pptxHIPERTENSI DR. MUTIA.pptx
HIPERTENSI DR. MUTIA.pptxMutiaIranda
 
Penanganan KTD.docx
Penanganan KTD.docxPenanganan KTD.docx
Penanganan KTD.docxMutiaIranda
 
Distribusi informasi penigktan mutu.docx
Distribusi informasi penigktan mutu.docxDistribusi informasi penigktan mutu.docx
Distribusi informasi penigktan mutu.docxMutiaIranda
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningMutiaIranda
 

More from MutiaIranda (6)

Tindakan Intervensi Pasien.docx
Tindakan Intervensi Pasien.docxTindakan Intervensi Pasien.docx
Tindakan Intervensi Pasien.docx
 
Tipe Insiden dan Faktor Kontributor.docx
Tipe Insiden dan Faktor Kontributor.docxTipe Insiden dan Faktor Kontributor.docx
Tipe Insiden dan Faktor Kontributor.docx
 
HIPERTENSI DR. MUTIA.pptx
HIPERTENSI DR. MUTIA.pptxHIPERTENSI DR. MUTIA.pptx
HIPERTENSI DR. MUTIA.pptx
 
Penanganan KTD.docx
Penanganan KTD.docxPenanganan KTD.docx
Penanganan KTD.docx
 
Distribusi informasi penigktan mutu.docx
Distribusi informasi penigktan mutu.docxDistribusi informasi penigktan mutu.docx
Distribusi informasi penigktan mutu.docx
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

Operasi Bilangan Bulat

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman kini manusia modern menggunakan uang uang sebagai alat transaksi pertukaran barang maupun jasa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam melakukan suatu transaksi setiap manusia perlu memiliki suatu kemampuan yang berkaitan dengan ilmu matematika,yaitu berhubungan dengan operasi hitung yaitu penjumlahan, pengurangan,perkalian maupun pembagian Hal tersebut membuktikan bahwa matematika terintegrasi,yaitu tidak bias lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Penerapan matematika yang sangat banyak pada segi kehidupan menjadikan pelajaran matematika sangat vital.diera modern inimata pelajaran matematika diajarkan pada semua jenjang pendidikan ,mulai dari pendidikan kanak-kanak sampai ke jenjang peguruan tinggi Dalam pembelajaran selama ini,peserta didik kurang dilibatkan untuk berperan sebagai penerima pengetahuan.salah satu materi,yakni bilangan bulat untuk siswa kelas 4 SD.dimana seorang guru hanya menyajikan materi bilangan bulat dan operasinya secara langsung tampa menanamkan konsep,sehingga mengakibatkan peserta didik sering kesulitan dalam memahami materi tersebut sehingga berdampak pada pemahaman peserta didik. Pemahaman konsep bilangan bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sangat mendukung penguasaan konsep materi selanjutnya,karena banyak materi yang saling terjalin dengan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Matematika diajarkan pada semua jenjang pendidikan ,mulai dari pendidikan kanak-kanak sampai ke jenjang peguruan tinggi. B. Perumusan masalah 1. Bagaimana konsep operasi penjulahan dan pengurangan bilangan bulat ? 2. Bagaimana konsep operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat C. Tujuan penulisan makalah 1. Untuk mengetahui operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat 2. Untuk mengetahui operasi perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Konsep dan pengertian bilangan bulat 1. Pengertian bilangan bulat Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu,0,1,2,3,4…… sehingga negatif dari bilangan cacah yaitu,-1,-2,-3,-4…… dalam hal ini -0 =0 maka tidak dimasukkan lagi secara terpisah. Himpunan semua bilangan bulat terdiri atas: 1. Bilangan bulat positif atau bilangan bulat asli yaitu:(1,2,3,4,5,…….) 2. Bilangan bulat nol yaitu 0 3. Bilangan bulat negative,yaitu:(-1,-2,-3,-4,-5,…..) Dari definisi di atas, didapati bahwa bilangan bulat terdiri dari tiga jenis bilangan yaitu bilangan bulat negatif, bilangan bulat nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan- bilangan tersebut selanjutnya dituliskan seperti berikut ini. Z={…,-4 ,-3,-2,-1,0, 1, 2, 3, 4,…} Bentuk di atas juga dapat dinyatakan dalam sebuah garis bilangan seperti gambar di bawah ini.
  • 3. Untuk mempermudah dalam memahami penjelasan di atas, maka pahamilah contoh soal di bawah ini. Contoh 1:  Tentukan himpunan bilangan bulat di antara -6 sampai dengan 5 ! Jawab: Untuk mempermudah dalam menentukan bilangan bulat di antara -6 sampai dengan 5, kita dapat menggambarkan bilangan-bilangan tersebut pada garis bilangan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar di atas, didapati bahwa bilangan-bilangan bulat yang terletak di antara -6 dan 5 adalah -6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5 atau bisa dinyatakan dalam bentuk himpunan yaitu {-6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}. B. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat 1. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Untuk penjumlahan dan pengurangan itu sangat mudah sekali. Yang harus kalian perhatikan adalah: a. Apabila tanda keduanya sama, maka tanda hasil penjumlahan juga sama b. Apabila tanda keduanya berbea, maka tanda hasil penjumlahan mengikuti tanda milik angka yang besar.
  • 4. Contoh 1 Dengan menggunakan garis bilangan, tentukan hasil penjumlahan -4+6! Jawab: Pada gambar garis bilangan di atas, -4 menunjukkan pergeseran dari titik 0 menuju ke kiri kea rah titik -4. Karena ditambah 6, pergeseran berubah arah menuju kanan sebanyak 6 langkah. Dengan demikian, didapati titik akhir yaitu 3. Dari hal tersebut, maka diperoleh bahwa -4 + 6 =2. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penjumlahan dua bilangan bulat dapat dinyatakan dalam bentuk berikut ini. a + b = c dimana a, b, dan c adalah bilangan bulat Operasi hitung yang dilakukan antar bilangan bulat tentunya memunculkan sifat- sifat tertentu. Berikut beberapa sifat operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dimana a, b dan c adalah sembarang bilangan bulat. 1. a+b=b+a .........................................(sifat komutatif) 2. (a+b)+c=a+(b+c) ................................(sifat asosiatif) 3. a+0=0+a=a ..........................................(sifat identitas) 4. a+b=c, maka c juga bilangan bulat .....(sifat tertutup) Contoh 2 1. 24 + 38 = 62 ( tandanya sama – sama + ).
  • 5. 2. -22 + -33 = - 55 ( tandanya sama – sama - ). 3. 46 – (-32) = 78 ( tandanya berbeda, tanda hasilnya sama dengan tanda yang dimiliki oleh angka yang lebih besar). 4. -86 + 40 = -46 ( tandanya berbeda, tanda hasilnya sama dengan tanda yang dimiliki oleh angka yang lebih besar). 2. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat Dalam operasi hitung perkalian dan pembagian, terdapat aturan sebagai berikut. Untuk tanda:  (+) x (+) = +  (+) x (-) = -  (-) x (-) = +  (-) x (+) = - a. Perkalian Bilangan Bulat Misalkan dipunyai sembarang bilangan bulat a dan b. Perkalian a×b adalah penjumlahan berulang dari b sebanyak a kali. Misalnya: 1. 1×(-5)=-5 2. 2×(-5)=(-5)+(-5)=-10 3. 3×(-5)=(-5)+(-5)+(-5)=-15 Pada perkalian bilangan bulat a,b, di atas, maka berlaku:  a×b=ab  a×(-b)=-ab  (-a)×b=-ab  (-a)×(-b)=ab Untuk lebih mempermudah dalam memahami operasi perkalian di atas, perhatikan contoh-contoh berikut ini. Contoh 1
  • 6. 1. 11×4=44 2. 4×(-6)=-24 3. (-8)×6=-48 4. (-8)×(-4)=32 Karena bilangan bulat adalah bagian dari bilangan rasional, maka sifat-sifat operasi hitung perkalian yang berlaku pada bilangan rasional juga berlaku pada bilangan bulat. Untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c, maka berlaku sifat-sifat berikut ini:  a×b=b×a..................................................(sifat komutatif)  (a×b)×c=a×(b×c)....................................(sifat asosiatif)  a×0=0×a=0.............................................(sifat identitas)  a×1/a=1..................................................(sifat invers)  c×(a+b)=(c×a)+(c×b).............................(sifat distributif)  a×b=c, maka c juga bilangan bulat.........(sifat tertutup) Contoh 2 1. 6×(-2)=-2×6=-12 2. (-1×2)×3=-1×(2×3)=-6 3. 8×0=0×8=0 4. 6×1/6=1 5. 2×(4+7)=(2×4)+(2×7)=8+14=22 6. 6×(-1)=-6; 6 dan -1 adalah bilangan bulat, -6 juga bilangan bulat. b. Pembagian Bilangan Bulat Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian yang dapat dituliskan sebagai berikut. operasi kebalikan disebut juga dengan invers perkalian. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh berikut ini. Contoh 1: 1. 48 : 12 = 48 . 1/12 = 4
  • 7. 2. -64 : 4 = -64 . 1/4 = -16 Dalam operasi hitung pembagian bilangan bulat, kita mengenal dua jenis pembagian yaitu pembagian antar bilangan bulat dengan bilangan bulat bukan nol dan pembagian bilangan bulat dengan bilangan nol. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kedua jenis pembagian tersebut.  Pembagian Bilangan Bulat Misalkan dipunyai dua bilangan bulat, maka operasi pembagian antara dua bilangan bulat tersebut adalah sebagai berikut. 1. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat positif menghasilkan bilangan bulat negatif. 2. Bilangan bulat positif dibagi dengan bilangan bulat negatif sama dengan bilangan bulat negatif. 3. Bilangan bulat negatif dibagi bilangan bulat negatif menghasilkan bilangan bulat positif. Untuk mempermudah memahami penjelasan di atas, berikut disajikan beberapa contoh soal terkait pembagian antara bilangan bulat dengan bilangan bulat bukan nol. Contoh 2: 1. -28∶ 2=-14 2. 64∶ (-8)=-8 3. -16∶ -16=1  Pembagian Bilangan Bulat dengan Nol Misalkan 9∶0 =x ⟺ x×0 = 9. Jelas tidak ada satu bilangan pun yang dapat digunakan sebagai pengganti x dalam perkalian bilangan bulat yang memenuhi x×0=9 sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a, maka hasil dari a : 0 adalah tidak terdefinisi
  • 8. Uraian di atas dapat dipahami melalui beberapa contoh soal tentang pembagian bilangan bulat dengan nol berikut ini. Contoh 3: 1.12 ∶ 0 = tidak terdefinisi 2.(-3) ∶ 0 = tidak terdefinisi  Pembagian Bilangan Bulat oleh Nol Misalkan 0∶a=b⟺b×a=0. Adapun penyelesaian yang dapat digunakan sebagai pengganti b adalah 0 karena untuk perkalian 0×a selalu menghasilkan 0. Maka, berdasarkan hal itu dapat ditarik kesimpulan berikut ini. Untuk sembarang bilangan bulat a dengan a≠0 maka a∶0=0. Uraian di atas dapat dipahami melalui beberapa contoh soal tentang pembagian berikut ini. Contoh 4 : 1.0∶10 = 0 2.0∶ (-4) = 0 3. Operasi Hitung Campuran pada Bilangan Bulat Untuk mengerjakan operasi hitung campuran ini hal yang harus kalian perhatikan adalah sebagai berikut: 1. Kerjakan terlebih dahulu operasi perhitungan yang ada didalam tanda kurung 2. Apabila dalam soal terdapat operasi perkalian dan pembagian, kerjakan terlebih dahulu operasi perhitungan yang terdapat di paling depan atau sebelah kiri. 3. Selesaikan operasi perkalian dan pembagian sebelum operasi penjumlahan dan pengurangan. Contoh:
  • 9. 1) (-32 x 2) + 30 – (15 : 3) = (-64) + 30 – (5) = (-34) – 5 = -39 2) 5 x (40 – 30) : (25 + 25) x 2 = 5 x (10) : (50) x 2 = 50 : 100 = 0,5 3) (-75) : 5 + (-20) x 3 = (-15) + (-60) = -75
  • 10. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Himpuanan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan bulat negatif.Sifat – sifat pada bilangan bulat adalah sifat tertutup, sifat kmutatif, sifat asosiatif, sifat distributive dan adapula unsur identitas penjumlahan dan perkalian. Operasi-operasi pada bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian Definisi relasi “lebih kecil dari” pada bilangan-bilangan cacah, dan telah membuktikan sifat- sifatnya. Berikut ini , kita akan mempelajari relasi urutan bilangan-bilangan bulat. Ada beberapa definisi yaitu : 1. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih kecil dari b (dinyatakan dengan a 2. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat , a lebih besar dari b ( di nyatakan dengan a > b ) bila dan hanya bila b. B. Saran Sebagai calon pendidik di bidang Matematika, hendaknya kita dapat mengetahui tentang teori bilangan teutama mengenai sifat dan operasi bilangan bulat serta urutan bilangan bulat dalam garis bilangan. Sehingga dengan begitu sebagai calon pendidik tahu secara umum mengenai teori bilangan.