Teks ini menjelaskan tentang syirkah dan mudharabah berdasarkan tafsir hadits. Hadits menyebutkan bahwa orang-orang yang diklaim sebagai tuhan selain Allah tidak memiliki kekuasaan apapun atas langit dan bumi, dan tidak ada yang membantu Allah dalam penciptaan. Teks ini juga membahas tentang pembagian rampasan perang di mana seperlima diberikan kepada Allah dan rasul, serta pembagian warisan antara saudara seibu.
3. “ ِ
لُق
ِ
واُعۡٱد
ِ
ينذَّٱل
مُت ۡمعز
نم
ِ
ُوند
َِّ
ٱّلل
ِ
ل
ِ
ونُكل ۡ
مي
ِۡثم
ِ
الق
ِ
ةَّرذ
يف
ِ
ت َٰ
و َٰمَّسٱل
ِ
لو
يف
ِ
ض ۡ
ر ۡ
ٱۡل
ِ
و
ام
ِۡمُهل
اميهف
نم
ِ
ك ۡ
رش
امو
ُۥهل
مُهۡنم
نم
ِ
يرهظ
(
سباء
:
22
)
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah,
mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan
mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi
dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.
3
4. قل fiil amar yang dimabnikan sukun, huruf akhirnya diharokati dengan
kasroh untuk menghindari bertemunya dua huruf matil failnya berupa
dlomir mustatif wujub, takdirnya adalah أنت. Jumlah mulai dari lafadz
قل tidak memiliki mahal I’rob karena merupakan jumlah isti’nafiyah.
ادعوا fiil amar dan wawunya merupakan fail.
الذين isim maushul mabni dalam mahal nashab, maf’ul bihi, jumlah mulai
ادعوا
الذين berada dalam mahal nashab sebagai maqoul qoul
زعمتمfi’il madli, تاء nya merupakan failnya
4
5. زعمتمfi’il madli, تاء nya merupakan failnya
من
دون jar majrur, berkaitan dengan na’at dari maf’ul keduanya lafadz زعمتم
yang dibuang, maf’ul kedua juga dibuang dengan takdir: زعمتموهم
آلهة
كائنة
من
دون
هللا
هللا lafadz jalalah, mudlof ilaih, jumlah زعمتم dan seterusnya merupakan
shilah dari maushul tidak memiliki mahal I’rob.
ل nafi, يملكون fiil mudlori’ yang dibaca rofa’ dengan tanda menetapkan nun,
wawu merupakan fail darinya.
مثقال maf’ul bihi, terbaca nashab
ذرة mudlof ilaih, majrur
في
السموات jar majrur, bertautan dengan يملكون
ول wawu hal dan la yang berfungsi sebagai penguat nafi
5
6. Jumlah ول
يملكون tidak memiliki mahal karena berupa jumlah
isti’nafiyah
وما wawu athof dan ma nafi
لهم jer majrur bertautan dengan khabar yang didahulukan
فيهما jer majrur bertautan dengan hal
من huruf jer, shilah
شرك mubtada’ yang diakhirkan, majrur secara lafadz, rafa’ secara
mahaal
6
7. Jumlah ما
لهم
من
شرك tidak memiliki mahal diathofkan pada jumlah ل
يملكون
وما
لهم
من
ظهير sama seperti jumlah وما
لهم
فيهما
من
شرك dan
diathofkan padanya,
7
9. “ ۞
ِ
ا ٓوُملۡٱعو
امَّنأ
مُت ۡ
منغ
نم
ِ
ء ۡيش
َِّنأف
َِّ
ّلل
ُۥهسُمُخ
ِ
ولُسَّلرلو
…
(
اۡلنفال
:
41
)
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu
peroleh sebagai rampasan perang, maka
sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul
9
10. , wawu isti’nafiyah dan اعلموا adalah fi’il amar yang dimabnikan dengan
membuang nun, wawu merupakan fa’il
أن huruf nasikh
ما isim maushul, isimnya أن mahalnya nashab atau isim syarat yang
menjazmkan bermahal nashab sebagai maf’ul yang didahulukan,
isim أن dengan menggunakan I’rab ini berupa dlomir sya’n yang
dibuang
غنمتم fi’il madli
تاء failnya
10
11. من
شيء jar majrur bertautan dengan amil yang dibuang, menjadi hal dari maf’ulnya
غنم yang dibuang, takdirnya: قليال
أو
كثيرا
Jumlah غنمتم merupakan shilah maushul
فأن fa’nya merupakan shilah dalam khobar karena kemiripan ma maushul dengan
syarat
أن huruf nasikh
هلل jar majrur bertautan dengan amil yang dibuang yang didahulukan
خمسهisim أن yang diakhirkan yang dibaca nashab ha’ dlomir merupakan mashdar
muawwal dari jumkah وأن
هلل
خمسه berada pada mahal rafa’ karena menjadi
khabarnya mubtada’.
وللرسول jar majrur, athaf pada هلل berposisi pada dua maf’ulnya اعلموا
11
14. فإن fa’ athaf, كانوا fiil madly, naqis, wawunya merupakan isim كان
أكثر khabar كان dibaca nashab jumlah فإن
كانوا diathafkan pada إن
كان
رجل
من
ذلك jar majrur bertautan dengan أكثر
فهم fa’nya merupakan rabithoh bagi jawab syarat, dlomir هم berada pada
mahal rafa’ menjadi mubtada’
شركاء merupakan khabar yang dibaca rafa’
في
الثلث jar majrur yang bertautan dengan شركاء
14
16. َِّنإو wawu athaf, إن huruf taukid dan nashab
ِ
يراثكisim إن dibaca nashab
ِ
نم
ِ
طاءلُخال jar majrur bertautan dengan na’t dari كثيرا
يغبيل lam merupakan muzliqoh littaukid يبغي fiil mudlori’ yang dibaca rafa’
dengan dlommah yang dikira-kirakan
ِ
مُهُضعبfail yang dibaca rafaa’, هاء mudlof ilaih, jumlah َِّنإ
ِ
يراثك
من
الخلطاء
ليبغي
berada pada mahal nashab di’athofkan pada maqol qoul
لىع
ِ
ضعب jar majrur yang bertautan dengan يبغي
ِ
لإ untuk mengecualikan
16
17. ِ
ينذَّال isim maushul berada di mahal nashab karena menjadi
mustatsna
واُنآم shilah maushul fi’il madli, dlomir pada wau berupa fail ‘aid
yang kembali pada الذين takdirnya adalah هم
واُلمعو i’robnya serupa dengan آمنوا
ِ
حاتالالص maf’ul bihi, dibaca nashab dengan tanda kasrah karena berupa
jama’ muannas salim
ِ
يللقو
ما wau athaf, قليلkhobar yang didahulukan daripada mubtada’nya
ِ
مُهmubtada’ muakkhor
Jumlah قليل
ما
هم jumlah i’tirodiyah, tidak memiliki mahal
17
23. ِ
ملع fiil madli, mabni fathah, failnya kembali pada Allah
ِنأ mashdariyah
ُِونُكيس sin taswif, يكون fiil mudlori’ marfu’
ِمُكنم jar majrur, khobar ِيكون yang didahulukan dari isimnya
َِٰ
ىض ۡ
رَّم Khobar يكون
ِ
ونُراخءو wawu athof dan diathorkan pada مرضى, terbaca rafa’ dengan
tanda wawu
ِ
ونُبر ۡضي fiil mudlori’, rafa’ ditandai dengan menetapkan nun
ِيف
ِ
ض ۡ
ر ۡ
ٱۡل jar majrur, bertautan dengan ِيبتغون
ِ
ونُغتۡبي seperti يضربون jumlah dalam mahal nashab sebagai hal
ِنم
ِ
ل ۡضف
َِّ
ٱّلل jar majrur bertatutan dengan يبتغون, dan mudlof ilaih
23
25. (Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri,
salat, kurang) kurang sedikit (dari dua pertiga malam, atau
seperdua malam, atau sepertiganya) jika dibaca nishfihi dan
tsulutsihi berarti diathafkan kepada lafal tsulutsay; dan jika dibaca
nishfahu dan tsulutsahu berarti diathafkan kepada lafal adnaa.
Pengertian berdiri atau melakukan salat sunat di malam hari di
sini pengertiannya sama dengan apa yang terdapat di awal surah
ini, yakni sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah
kepadanya (dan segolongan dari orang-orang yang bersama
kamu) lafal ayat ini diathafkan kepada dhamir yang terkandung di
dalam lafal taquumu, demikian pula sebagian orang-
25
26. orang yang bersamamu. Pengathafan ini diperbolehkan sekalipun
tanpa mengulangi huruf taukidnya, demikian itu karena
mengingat adanya fashl atau pemisah. Makna ayat secara
lengkap, dan segolongan orang-orang yang bersama kamu
yang telah melakukan hal yang sama. Mereka melakukan
demikian mengikuti jejak Nabi saw. sehingga disebutkan,
bahwa ada di antara mereka orang-orang yang tidak
menyadari berapa rakaat salat malam yang telah mereka
kerjakan, dan waktu malam tinggal sebentar lagi.
Sesungguhnya Nabi saw. selalu melakukan salat sunah
sepanjang malam, karena demi melaksanakan perintah Allah
secara hati-hati. Para sahabat mengikuti jejaknya selama satu
tahun, atau lebih dari satu tahun, sehingga disebutkan bahwa
telapak-telapak kaki mereka bengkak-bengkak karena terlalu
banyak salat. Akhirnya Allah swt.
26
27. memberikan keringanan kepada mereka. (Dan Allah menetapkan)
menghitung (ukuran malam dan siang. Dia mengetahui bahwa)
huruf an adalah bentuk takhfif dari anna sedangkan isimnya
tidak disebutkan, asalnya ialah annahu (kalian sekali-kali tidak
dapat menentukan batas waktu-waktu itu) yaitu waktu malam
hari. Kalian tidak dapat melakukan salat malam sesuai dengan
apa yang diwajibkan atas kalian melainkan kalian harus
melakukannya sepanjang malam. Dan yang demikian itu
memberatkan kalian (maka Dia mengampuni kalian) artinya,
Dia mencabut kembali perintah-Nya dan memberikan
keringanan kepada kalian (karena itu bacalah apa yang mudah
dari Al-Qur'an) dalam salat kalian (Dia mengetahui, bahwa)
huruf an adalah bentuk takhfif dari anna, lengkapnya annahu
(akan ada di antara kalian orang-orang yang sakit dan orang-
27
28. orang yang berjalan di muka bumi) atau melakukan perjalanan
(mencari sebagian karunia Allah) dalam rangka mencari rezeki-
Nya melalui berniaga dan lain-lainnya (dan orang-orang yang
lain lagi, mereka berperang di jalan Allah) ketiga golongan
orang-orang tersebut, amat berat bagi mereka hal-hal yang
telah disebutkan tadi menyangkut salat malam. Akhirnya Allah
memberikan keringanan kepada mereka, yaitu mereka
diperbolehkan melakukan salat malam sebatas kemampuan
masing-masing. Kemudian ayat ini dinasakh oleh ayat yang
mewajibkan salat lima waktu (maka bacalah apa yang mudah
dari Al-Qur'an) sebagaimana yang telah disebutkan di atas
(dan dirikanlah salat) fardu (tunaikanlah zakat dan berikanlah
pinjaman kepada Allah) seumpamanya kalian membelanjakan
28
29. sebagian harta kalian yang bukan zakat kepada jalan kebajikan
(pinjaman yang baik) yang ditunaikan dengan hati yang tulus
ikhlas. (Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat untuk diri
kalian, niscaya kalian akan memperoleh balasannya di sisi
Allah sebagai balasan yang jauh lebih baik) dari apa yang telah
kalian berikan. Lafal huwa adalah dhamir fashal. Lafal maa
sekalipun bukan termasuk isim makrifat akan tetapi
diserupakan dengan isim makrifat karena tidak menerima takrif
(dan yang paling besar pahalanya. Mohonlah ampun kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang) kepada orang-orang mukmin.
29
33. Demikianlah, dengan dua ayat ini soal perjanjian telah
dituntunkan. Dan, ayat 282 terkenal sebagai ayat yang paling
panjang dalam seluruh Al-Qur'an. Dia menunjukkan dengan tegas
bahwasanya agama Islam bukanlah semata-mata mengurus soal-
soal ibadah dan puasa saja. Kalau soal-soal urusan muamalah
atau kegiatan hubungan di antara manusia dengan manusia yang
juga dinamai “hukum perdata", sampai begitu jelas disebut di
dalam ayat yang paling panjang dalam Al-Qur'an, dapatlah kita
mengatakan dengan pasti bahwa soal-soal begini pun termasuk
agama juga. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara urusan
negara dari dalam agama. Islam menghendaki hu-bungan yang
lancar.
33