SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
VO2 MAX & MASALAH GIZI
PADA ATLET
Mursid Tri Susilo, S.Gz., M.Gizi
Definisi VO2 Max
▪ Vo2 Max adalah volume maksimal oksigen (dalam
mililiter) yang dapat dikonsumsi per menit per
kilogram berat badan pada performa
maksimal. (ml/kg/menit) (Mackenzie, 2013).
▪ merupakan kapasitas maximal tubuh dalam
mengambil, mentranspor, dan menggunakan
oksigen selama latihan (Cabrera M.CG et al, 2008).
▪ Vo2 Max sebagai indikasi kebugaran aerobik
seseorang/kardiorespiratori
▪ Kardiorespiratori merupakan suatu sistem sirkulasi
di dalam tubuh yang berhubungan dengan kerja
paru-jantung beserta peredaran darah.
▪ VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari
ketahanan aerobik (Astorin, 2000, Rodrigues, 2006).
Vo2Max dipengaruhi oleh
Fungsi Fisiologis Utama:
1. Jantung, paru, dan pembuluh darah harus berfungsi dengan baik sehingga
oksigen yang dihisap dan masuk ke paru akan sampai ke darah
2. Proses penyampaian oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel-sel darah
merah harus normal → fungsi haemoglobin harus normal
3. Jaringan-jaringan terutama otot, harus mempunyai kapasitas yang normal
untuk mempergunakan O2 yang disampaikan kepadanya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Vo2Max
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Jenis latihan
4. Fungsi paru
5. Fungsi kardiovaskuler
6. Sel darah merah
1. Umur
o Ketahanan kardiorespirasi pada laki-laki mencapai puncaknya
pada umur 18-25 tahun bersamaan dengan puncak massa
otot (Arum V M, Mulyati T, 2014).
o Secara umum, kemampuan aerobik turun perlahan setelah
umur 25 tahun.
o Penurunan rata-rata VO2max per tahun adalah 0.46
ml/kg/menit untuk laki-laki (1.2%) dan 0.54 ml/kg/menit untuk
wanita (1.7%), ini terjadi karena reduksi denyut jantung
maximal dan isi sekuncup jantung maximal (Jackson A S et
al,1995; Mackenzie, 2013)
2. Jenis Kelamin
o Perempuan memiliki lemak tubuh lebih banyak
dibandingkan laki-laki yang lebih didominasi oleh
otot (Delany, 2013).
o Pada laki-laki terdapat banyak jaringan yang aktif
mengalami metabolisme karena komposisi
tubuhnya yang memiliki komponen otot lebih
banyak (Mcmurray et al, 2014).
3. Jenis Latihan
o Latihan fisik yang dapat meningkatkan kemampuan kerja jantung maupun
VO2max adalah latihan-latihan yang bersifat aerobic seperti latihan sirkuit,
latihan kontinyu, dan latihan interval.
o Latihan aerobik dapat meningkatkan nilai VO2max karena saat melakukan
latihan tersebut suplai oksigen ke otot meningkat sehingga memberi
kemampuan pada atlet untuk melakukan aktifitas olahraga dengan waktu
yang lebih lama dan konsumsi oksigen maximal menjadi lebih besar
(Pratiwi, AB, 2012).
o Latihan yang dikerjakan harus memberikan beban yang cukup berat
terhadap sistem kardiorespirasi. Pembebanan ini bertujuan untuk
meningkatkan volume sekuncup, dan cardiac output(Ismaryati et al., 2009).
o Bed-rest lama dapat menurunkan VO2max antara 15%-25%, sementara
latihan fisik intens yang teratur dapat menaikkan VO2max dengan nilai yang
hampir serupa (Levitzky, Michael G, 2007).
4. Fungsi Paru
o Untuk dapat memenuhi kebutuhan O2 yang adekuat dibutuhkan paru yang
berfungsi dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonal
o seorang atlet yang terlatih dengan baik, konsumsi O2 dan ventilasi paru
total meningkat sekitar 20 kali pada saat ia melakukan latihan dengan
intensitas maximal (Fox, 2003).
o Dalam fungsi paru juga dikenal istilah A-V O2 diff. Selama aktifitas fisik, A-V
O2 akan meningkat karena O2 darah lebih banyak dilepas ke otot yang
sedang bekerja, sehingga O2 darah vena berkurang.
o Hal ini menyebabkan pengiriman O2 ke jaringan naik hingga tiga kali lipat
daripada kondisi biasa. Peningkatan A-V O2 diff terjadi serentak dengan
peningkatan cardiac output dan pertukaran udara sebagai respon terhadap
olah raga berat (Vander, 2001).
5. Fungsi Kardiovaskuler
o Respon kardiovaskular yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah
peningkatan cardiac output (CO). Peningkatan ini disebabkan oleh
peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai
sekitar 95% dari tingkat maximalnya (Uliyandari A, 2009).
o Pada usia 18-22 tahun tekanan darah normal apabila didapatkan systole
120-140 mmHg dan tekanan darah diastol 80-100 mmHg (Joyner M.J,
2009). Denyut nadi normal 60-100 kali per menit (Hermawan, 2015).
o Pemakaian O2 oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem
kardiovaskular menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan
bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai VO2max (Uliyandari A,
2009).
6. Sel Darah Merah
o Senyawa yang membawa O2 yaitu Hb yang berada di dalam sel darah
merah, sehingga bila kadar Hb rendah, O2 yang di bawa sel darah merah
juga sedikit (Anwar S,et al., 2013).
o Kadar Hb juga dipengaruhi oleh hormon androgen melalui peningkatan
pembentukan sel darah merah
o Menurut WHO kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa 12,0 gr/dl,
pria dewasa 13,0 gr/dl, ibu hamil 11,0 gr/dl.
Pengukuran VO2Max
Beberapa pengukuran VO2 Max
antara lain:
A. Multistage Fitness Test (MFT)
B. Ergocycle test
C. Treadmill
D. Field test
E. Tes Modifikasi
A. Multistage Fitness Test (MFT)
o Juga dikenal dengan nama shuttle run test, yo-yo test, aero, dan bleep test.
o Dikembangkan oleh Leger dan Lambert (1982)
o Memerlukan lintasan lurus 20 meter
o Alat-alat yang diperlukan antara lain permukaan yang datar dan tidak licin,
cone, cd player, bleep test cd (audio), dan lembar hasil
Prosedur MFT
o Tes ini mengharuskan atlet untuk lari bolak-balik sepanjang 20m yang telah
ditandai dengan cone.
o Atlet berdiri di belakang cone dan mulai berlari saat terdengar bunyi bip dari cd
player (audio).
o Kecepatan awal cukup lambat. Setelah sampai di cone kedua, atlet menunggu
bunyi bip kemudian berlari lagi menuju cone pertama. Jika atlet tiba di cone
sebelum bunyi bip, atlet harus menunggu bunyi bip dan kemudian melanjutkan
lari. Setelah sekitar 1 menit, bunyi bip akan semakin cepat, dan hal ini
mengharuskan atlet untuk menambah kecepatannya (Mackenzie, 2013).
o Jika sudah terdengar bunyi bip sedangkan atlet belum mencapai cone
diseberang, maka atlet harus berlari ke cone dan berusaha untuk mengejar
ketertinggalannya dengan 2 kali bunyi bip.
o Tes dihentikan jika atlet gagal mencapai cone 2 kali berturut-turut
Lintasan MFT
https://tksi.kemdikbud.go.id/tksi/
B. Ergocycle test
o Dilakukan dengan menggunakan sepeda statis yang dikayuh untuk
mendapatkan beban kerja. Beban kerja dapat diberikan secara kontinyu
atau intermiten.
o Pemeriksaan dilakukan di dalam ruang laboratorium menggunakan protokol
Astrand dengan sepeda ergocycle.
o Yang digunakan sebagai dasar percobaan adalah peningkatan denyut
jantung (nadi) sewaktu melakukan kerja dengan peningkatan beban.
o Makin kecil peningkatan denyut jantung yang terjadi, maka makin baik
kemampuan jantung dan paru orang tersebut, sehingga nilai VO2max juga
akan semakin bagus(Utama, 2005).
o Metode uji asli dan nomogram (Åstrand, P.-O. & Ryhming, I., 1954)
kemudian diperluas dan dimodifikasi (Åstrand, I., 1960) dengan akuntansi
nomogram untuk pria dan wanita dari berbagai usia ataupun formula
(Buono et al. 1989).
o peralatan yang diperlukan: sepeda ergometer, jam atau stopwatch, monitor
detak jantung , monitor EKG (opsional)
o Pre-test: Jelaskan prosedur tes kepada subjek. Lakukan skrining risiko
kesehatan dan dapatkan informed consent. Siapkan formulir dan catat
informasi dasar seperti umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin,
kondisi pengujian. Kalibrasi dan sesuaikan cycle ergometer. Pasang
monitor detak jantung.
Prosedur Ergocycle test
o Deskripsi:
o Biarkan subjek melakukan pemanasan pada sepeda ergometer selama 2 hingga 3
menit dengan hambatan 0 kg dan dengan irama 50.
o Setelah ini, subjek mengayuh pedal selama 6 menit pada beban kerja yang dipilih
untuk mencoba dan memperoleh keseimbangan yang stabil.
o Status detak jantung antara 125 dan 170 bpm (beats per minute).
o Sebagai panduan, beban kerja awal untuk laki-laki adalah antara 300-600 kp/m/mnt
(tidak dikondisikan) dan 600-900 (dikondisikan). Untuk wanita, 300-450 kp/m/mnt
(tidak dikondisikan) dan 450-600 (dikondisikan).
o Rekam detak jantung setiap menit selama tes. Jika detak jantung pada 5 dan 6 menit
tidak dalam 5 detak/menit, lanjutkan selama satu menit tambahan.
o Jika detak jantung stabil yang dicapai tidak antara 125 dan 170 bpm, sesuaikan
beban kerja dengan tepat dan lanjutkan selama periode 6 menit kedua. Jika tidak, tes
selesai.
https://www.topendsports.com/testing/tests/astrand.htm
o Scoring VO2 Max: Umumnya semakin rendah detak jantung kondisi stabil,
semakin baik kebugaran Anda. Detak jantung dan beban kerja kondisi stabil dilihat
menggunakan formula (Buono et al. 1989):
o Keterangan: prediksi VO 2max dalam L/menit (jangan lupa konversi menjadi
ml/kg/menit), HRss adalah detak jantung stabil setelah 6 menit latihan, dan beban
kerja dalam kg.m/mnt. Untuk mengonversi beban dalam watt menjadi kg.m/min,
kalikan watt dengan 6,12.
https://www.topendsports.com/testing/tests/astrand.htm
o Koreksi usia :
https://www.topendsports.com/testing/tests/astrand.htm
C. Treadmill Test
o Beberapa protokol yang dapat digunakan dalam pemeriksaan dengan
treadmill adalah (1) Metode Mitchell, Sproule, dan Chapman, dan (2)
Metode Saltin-Astrand.
o Keuntungan menggunakan treadmill meliputi nilai beban kerja yang
konstan, kemudahan mengatur beban kerja pada level yang diinginkan,
serta mudah dilakukan karena hampir semua orang terbiasa dengan
keahlian yang dibutuhkan (berjalan dan berlari).
o Meskipun demikian, karena alatnya mahal dan berat, tes ini tidak praktis
dilakukan di tempat kerja (Kartawa, 2003).
D. Field Test
o Tes ini sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan alat khusus.
o Subyek diminta berlari berdasarkan jarak atau waktu tertentu.
o Beberapa variasi dari tes ini adalah:
o 15 minute run (Balke Test),
o 12 minute run (Cooper test),
o 1,5 mile run (±1,6 km)
o 2,4 km run test (Mackenzie, 2013)
Formula Tes Balke 15 menit
Formula Tes Cooper 12
menit
VO2 Max =
E. Tes Modifikasi
o Salah satu tes modifikasi yaitu Harvard step test
o Berupa tes naik turun bangku setinggi (Male 20 Inches /50.8 cm, Female :
16 Inches / 40 cm)
o Tes naik turun bangku dilakukan maksimal selama 5 menit / sampai atlet
tertinggal ritme selama 15 detik berturut-turut karena kelelahan dengan
menggunakan metronom sebagai referensi naik turunnya kaki up up down
down (metronom = 120 bpm)
Harvard Step test
Masalah Gizi
Umum dihadapi
Atlet
Masalah Gizi Umum dihadapi Atlet
“Pada dasarnya masalah gizi masyarakat secara
umum dapat dialami oleh atlet”
“Gizi ibarat bahan bakar dan atlet ibarat mobil balap
karena terlatih tubuhnya dibandingkan orang biasa”
Dr. Mury Kuswari, S.Pd, M.Si.
Masalah Gizi Umum dihadapi Atlet
Undernutrition Deficiencies in a person’s intake of energy and/or nutrients which includes wasting
(low weight-for-height), stunting (low height-for-age) and underweight (low weight-
for-age);
Overnutrition Excesses in a person’s intake of energy and/or nutrients which includes obesity and
diet-related noncommunicable diseases (such as heart disease, stroke, diabetes and
some cancers).
Micronutrient-related
malnutrition
Malnutrition which includes micronutrient deficiencies (a lack of important vitamins
and minerals) or micronutrient excess
Kelelahan otot/over physical
activity
keadaan otot, dimana otot tidak dapat berkontraksi secara cepat dan kuat atau
bahkan tidak dapat berkontraksi sama sekali
Kualitas Tidur yang kurang Kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan dalam memulai tidur dan untuk
mempertahankan tidur.
Dehidrasi Kondisi yang menggambarkan jumlah cairan dalam tubuh yang kurang
Masalah Gizi yang sering muncul antara lain:
THANKS

More Related Content

Similar to 9. Vo2 Max dan Masalah Gizi pada Atlet.pdf

Pengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologiPengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologi
Pensil Dan Pemadam
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Pensil Dan Pemadam
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Pensil Dan Pemadam
 
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.pptFisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
PutraKalteng1
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
jackruto
 
respirasi system response to exercise
respirasi system response to exerciserespirasi system response to exercise
respirasi system response to exercise
Moch Yunus
 
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmaniUpaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Muhammad Faruq Amrullah
 

Similar to 9. Vo2 Max dan Masalah Gizi pada Atlet.pdf (20)

Pengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologiPengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologi
 
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
 
Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 
Latihan Litar
Latihan LitarLatihan Litar
Latihan Litar
 
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesiaFAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
 
Latihan litar
Latihan litarLatihan litar
Latihan litar
 
chegu abbas - Latihan jeda
chegu abbas - Latihan jedachegu abbas - Latihan jeda
chegu abbas - Latihan jeda
 
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.pptFisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
Fisioterapi-Muskuloskeletal-dan-Bedah-1-Pertemuan-2.ppt
 
cardiovascular response to exercise
cardiovascular  response to exercisecardiovascular  response to exercise
cardiovascular response to exercise
 
Fisiologi olahraga dn
Fisiologi olahraga dnFisiologi olahraga dn
Fisiologi olahraga dn
 
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprintReview Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
Review Jurnal Korelasi kuat antara kekuatan squat maksimal dengan sprint
 
Kaedah-Latihan.ppt
Kaedah-Latihan.pptKaedah-Latihan.ppt
Kaedah-Latihan.ppt
 
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KD 3.8.ppt
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KD 3.8.pptKEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KD 3.8.ppt
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KD 3.8.ppt
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
 
respirasi system response to exercise
respirasi system response to exerciserespirasi system response to exercise
respirasi system response to exercise
 
Makalah senam faisol
Makalah senam faisolMakalah senam faisol
Makalah senam faisol
 
Faal paru ketiga 2021
Faal paru ketiga 2021Faal paru ketiga 2021
Faal paru ketiga 2021
 
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmaniUpaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 

9. Vo2 Max dan Masalah Gizi pada Atlet.pdf

  • 1. VO2 MAX & MASALAH GIZI PADA ATLET Mursid Tri Susilo, S.Gz., M.Gizi
  • 2. Definisi VO2 Max ▪ Vo2 Max adalah volume maksimal oksigen (dalam mililiter) yang dapat dikonsumsi per menit per kilogram berat badan pada performa maksimal. (ml/kg/menit) (Mackenzie, 2013). ▪ merupakan kapasitas maximal tubuh dalam mengambil, mentranspor, dan menggunakan oksigen selama latihan (Cabrera M.CG et al, 2008). ▪ Vo2 Max sebagai indikasi kebugaran aerobik seseorang/kardiorespiratori ▪ Kardiorespiratori merupakan suatu sistem sirkulasi di dalam tubuh yang berhubungan dengan kerja paru-jantung beserta peredaran darah. ▪ VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik (Astorin, 2000, Rodrigues, 2006).
  • 3. Vo2Max dipengaruhi oleh Fungsi Fisiologis Utama: 1. Jantung, paru, dan pembuluh darah harus berfungsi dengan baik sehingga oksigen yang dihisap dan masuk ke paru akan sampai ke darah 2. Proses penyampaian oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel-sel darah merah harus normal → fungsi haemoglobin harus normal 3. Jaringan-jaringan terutama otot, harus mempunyai kapasitas yang normal untuk mempergunakan O2 yang disampaikan kepadanya.
  • 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Vo2Max 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Jenis latihan 4. Fungsi paru 5. Fungsi kardiovaskuler 6. Sel darah merah
  • 5. 1. Umur o Ketahanan kardiorespirasi pada laki-laki mencapai puncaknya pada umur 18-25 tahun bersamaan dengan puncak massa otot (Arum V M, Mulyati T, 2014). o Secara umum, kemampuan aerobik turun perlahan setelah umur 25 tahun. o Penurunan rata-rata VO2max per tahun adalah 0.46 ml/kg/menit untuk laki-laki (1.2%) dan 0.54 ml/kg/menit untuk wanita (1.7%), ini terjadi karena reduksi denyut jantung maximal dan isi sekuncup jantung maximal (Jackson A S et al,1995; Mackenzie, 2013)
  • 6. 2. Jenis Kelamin o Perempuan memiliki lemak tubuh lebih banyak dibandingkan laki-laki yang lebih didominasi oleh otot (Delany, 2013). o Pada laki-laki terdapat banyak jaringan yang aktif mengalami metabolisme karena komposisi tubuhnya yang memiliki komponen otot lebih banyak (Mcmurray et al, 2014).
  • 7. 3. Jenis Latihan o Latihan fisik yang dapat meningkatkan kemampuan kerja jantung maupun VO2max adalah latihan-latihan yang bersifat aerobic seperti latihan sirkuit, latihan kontinyu, dan latihan interval. o Latihan aerobik dapat meningkatkan nilai VO2max karena saat melakukan latihan tersebut suplai oksigen ke otot meningkat sehingga memberi kemampuan pada atlet untuk melakukan aktifitas olahraga dengan waktu yang lebih lama dan konsumsi oksigen maximal menjadi lebih besar (Pratiwi, AB, 2012). o Latihan yang dikerjakan harus memberikan beban yang cukup berat terhadap sistem kardiorespirasi. Pembebanan ini bertujuan untuk meningkatkan volume sekuncup, dan cardiac output(Ismaryati et al., 2009). o Bed-rest lama dapat menurunkan VO2max antara 15%-25%, sementara latihan fisik intens yang teratur dapat menaikkan VO2max dengan nilai yang hampir serupa (Levitzky, Michael G, 2007).
  • 8. 4. Fungsi Paru o Untuk dapat memenuhi kebutuhan O2 yang adekuat dibutuhkan paru yang berfungsi dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonal o seorang atlet yang terlatih dengan baik, konsumsi O2 dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat ia melakukan latihan dengan intensitas maximal (Fox, 2003). o Dalam fungsi paru juga dikenal istilah A-V O2 diff. Selama aktifitas fisik, A-V O2 akan meningkat karena O2 darah lebih banyak dilepas ke otot yang sedang bekerja, sehingga O2 darah vena berkurang. o Hal ini menyebabkan pengiriman O2 ke jaringan naik hingga tiga kali lipat daripada kondisi biasa. Peningkatan A-V O2 diff terjadi serentak dengan peningkatan cardiac output dan pertukaran udara sebagai respon terhadap olah raga berat (Vander, 2001).
  • 9. 5. Fungsi Kardiovaskuler o Respon kardiovaskular yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output (CO). Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maximalnya (Uliyandari A, 2009). o Pada usia 18-22 tahun tekanan darah normal apabila didapatkan systole 120-140 mmHg dan tekanan darah diastol 80-100 mmHg (Joyner M.J, 2009). Denyut nadi normal 60-100 kali per menit (Hermawan, 2015). o Pemakaian O2 oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem kardiovaskular menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai VO2max (Uliyandari A, 2009).
  • 10. 6. Sel Darah Merah o Senyawa yang membawa O2 yaitu Hb yang berada di dalam sel darah merah, sehingga bila kadar Hb rendah, O2 yang di bawa sel darah merah juga sedikit (Anwar S,et al., 2013). o Kadar Hb juga dipengaruhi oleh hormon androgen melalui peningkatan pembentukan sel darah merah o Menurut WHO kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa 12,0 gr/dl, pria dewasa 13,0 gr/dl, ibu hamil 11,0 gr/dl.
  • 11. Pengukuran VO2Max Beberapa pengukuran VO2 Max antara lain: A. Multistage Fitness Test (MFT) B. Ergocycle test C. Treadmill D. Field test E. Tes Modifikasi
  • 12. A. Multistage Fitness Test (MFT) o Juga dikenal dengan nama shuttle run test, yo-yo test, aero, dan bleep test. o Dikembangkan oleh Leger dan Lambert (1982) o Memerlukan lintasan lurus 20 meter o Alat-alat yang diperlukan antara lain permukaan yang datar dan tidak licin, cone, cd player, bleep test cd (audio), dan lembar hasil
  • 13. Prosedur MFT o Tes ini mengharuskan atlet untuk lari bolak-balik sepanjang 20m yang telah ditandai dengan cone. o Atlet berdiri di belakang cone dan mulai berlari saat terdengar bunyi bip dari cd player (audio). o Kecepatan awal cukup lambat. Setelah sampai di cone kedua, atlet menunggu bunyi bip kemudian berlari lagi menuju cone pertama. Jika atlet tiba di cone sebelum bunyi bip, atlet harus menunggu bunyi bip dan kemudian melanjutkan lari. Setelah sekitar 1 menit, bunyi bip akan semakin cepat, dan hal ini mengharuskan atlet untuk menambah kecepatannya (Mackenzie, 2013). o Jika sudah terdengar bunyi bip sedangkan atlet belum mencapai cone diseberang, maka atlet harus berlari ke cone dan berusaha untuk mengejar ketertinggalannya dengan 2 kali bunyi bip. o Tes dihentikan jika atlet gagal mencapai cone 2 kali berturut-turut
  • 15.
  • 16.
  • 18. B. Ergocycle test o Dilakukan dengan menggunakan sepeda statis yang dikayuh untuk mendapatkan beban kerja. Beban kerja dapat diberikan secara kontinyu atau intermiten. o Pemeriksaan dilakukan di dalam ruang laboratorium menggunakan protokol Astrand dengan sepeda ergocycle. o Yang digunakan sebagai dasar percobaan adalah peningkatan denyut jantung (nadi) sewaktu melakukan kerja dengan peningkatan beban. o Makin kecil peningkatan denyut jantung yang terjadi, maka makin baik kemampuan jantung dan paru orang tersebut, sehingga nilai VO2max juga akan semakin bagus(Utama, 2005).
  • 19. o Metode uji asli dan nomogram (Åstrand, P.-O. & Ryhming, I., 1954) kemudian diperluas dan dimodifikasi (Åstrand, I., 1960) dengan akuntansi nomogram untuk pria dan wanita dari berbagai usia ataupun formula (Buono et al. 1989). o peralatan yang diperlukan: sepeda ergometer, jam atau stopwatch, monitor detak jantung , monitor EKG (opsional) o Pre-test: Jelaskan prosedur tes kepada subjek. Lakukan skrining risiko kesehatan dan dapatkan informed consent. Siapkan formulir dan catat informasi dasar seperti umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, kondisi pengujian. Kalibrasi dan sesuaikan cycle ergometer. Pasang monitor detak jantung.
  • 20. Prosedur Ergocycle test o Deskripsi: o Biarkan subjek melakukan pemanasan pada sepeda ergometer selama 2 hingga 3 menit dengan hambatan 0 kg dan dengan irama 50. o Setelah ini, subjek mengayuh pedal selama 6 menit pada beban kerja yang dipilih untuk mencoba dan memperoleh keseimbangan yang stabil. o Status detak jantung antara 125 dan 170 bpm (beats per minute). o Sebagai panduan, beban kerja awal untuk laki-laki adalah antara 300-600 kp/m/mnt (tidak dikondisikan) dan 600-900 (dikondisikan). Untuk wanita, 300-450 kp/m/mnt (tidak dikondisikan) dan 450-600 (dikondisikan). o Rekam detak jantung setiap menit selama tes. Jika detak jantung pada 5 dan 6 menit tidak dalam 5 detak/menit, lanjutkan selama satu menit tambahan. o Jika detak jantung stabil yang dicapai tidak antara 125 dan 170 bpm, sesuaikan beban kerja dengan tepat dan lanjutkan selama periode 6 menit kedua. Jika tidak, tes selesai. https://www.topendsports.com/testing/tests/astrand.htm
  • 21. o Scoring VO2 Max: Umumnya semakin rendah detak jantung kondisi stabil, semakin baik kebugaran Anda. Detak jantung dan beban kerja kondisi stabil dilihat menggunakan formula (Buono et al. 1989): o Keterangan: prediksi VO 2max dalam L/menit (jangan lupa konversi menjadi ml/kg/menit), HRss adalah detak jantung stabil setelah 6 menit latihan, dan beban kerja dalam kg.m/mnt. Untuk mengonversi beban dalam watt menjadi kg.m/min, kalikan watt dengan 6,12. https://www.topendsports.com/testing/tests/astrand.htm
  • 22. o Koreksi usia : https://www.topendsports.com/testing/tests/astrand.htm
  • 23. C. Treadmill Test o Beberapa protokol yang dapat digunakan dalam pemeriksaan dengan treadmill adalah (1) Metode Mitchell, Sproule, dan Chapman, dan (2) Metode Saltin-Astrand. o Keuntungan menggunakan treadmill meliputi nilai beban kerja yang konstan, kemudahan mengatur beban kerja pada level yang diinginkan, serta mudah dilakukan karena hampir semua orang terbiasa dengan keahlian yang dibutuhkan (berjalan dan berlari). o Meskipun demikian, karena alatnya mahal dan berat, tes ini tidak praktis dilakukan di tempat kerja (Kartawa, 2003).
  • 24. D. Field Test o Tes ini sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan alat khusus. o Subyek diminta berlari berdasarkan jarak atau waktu tertentu. o Beberapa variasi dari tes ini adalah: o 15 minute run (Balke Test), o 12 minute run (Cooper test), o 1,5 mile run (±1,6 km) o 2,4 km run test (Mackenzie, 2013)
  • 25. Formula Tes Balke 15 menit
  • 26.
  • 27. Formula Tes Cooper 12 menit VO2 Max =
  • 28. E. Tes Modifikasi o Salah satu tes modifikasi yaitu Harvard step test o Berupa tes naik turun bangku setinggi (Male 20 Inches /50.8 cm, Female : 16 Inches / 40 cm) o Tes naik turun bangku dilakukan maksimal selama 5 menit / sampai atlet tertinggal ritme selama 15 detik berturut-turut karena kelelahan dengan menggunakan metronom sebagai referensi naik turunnya kaki up up down down (metronom = 120 bpm)
  • 31. Masalah Gizi Umum dihadapi Atlet “Pada dasarnya masalah gizi masyarakat secara umum dapat dialami oleh atlet” “Gizi ibarat bahan bakar dan atlet ibarat mobil balap karena terlatih tubuhnya dibandingkan orang biasa” Dr. Mury Kuswari, S.Pd, M.Si.
  • 32. Masalah Gizi Umum dihadapi Atlet Undernutrition Deficiencies in a person’s intake of energy and/or nutrients which includes wasting (low weight-for-height), stunting (low height-for-age) and underweight (low weight- for-age); Overnutrition Excesses in a person’s intake of energy and/or nutrients which includes obesity and diet-related noncommunicable diseases (such as heart disease, stroke, diabetes and some cancers). Micronutrient-related malnutrition Malnutrition which includes micronutrient deficiencies (a lack of important vitamins and minerals) or micronutrient excess Kelelahan otot/over physical activity keadaan otot, dimana otot tidak dapat berkontraksi secara cepat dan kuat atau bahkan tidak dapat berkontraksi sama sekali Kualitas Tidur yang kurang Kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur. Dehidrasi Kondisi yang menggambarkan jumlah cairan dalam tubuh yang kurang Masalah Gizi yang sering muncul antara lain:
  • 33.