Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Memahami makna hadits surga itu di bawah telapak kaki ibu
1. 1
PENGAJIAN JUMAT PETANG BA’DA MAGHRIB
KAJIAN HADITS TEMATIK
MASJID MARGO RAHAYU NAMBURAN KIDUL YOGYAKARTA
Memahami Hadits
”Surga Itu Di Bawah Telapak Kaki Ibu“
Ada sebuah hadits populer hadits yang berbunyi:
ُة
َ
ّنَج
ْل
َ
اَُُت
ج َ
َتُُام
َ
د
ج
ق
َ
أُ،اتَهَّماألُُجنَمَُُ ج
ئشَُُن
ج
ل
َ
خ
ج
د
َ
أَُُوُُجنَمَُُ ج
ئشُ
ُ
ج
خ
َ
أَُن
ج
جَر
“Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan
dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan.” (Muhammad
Rasyid Ridha, Huqûq an-Nisâ’ Fî al-Islâm, I/194)., yang oleh Muhammadd
Nashiruddin al-Albani disebut sebagai hadits dha’îf (lemah), dan bahkan
kemudian dijelaskan olehnya bahwa hadits dengan lafazh di atas adalah
maudhû’ (palsu). Dan ada juga yang lemah. (Al-Jâmi’ ash-Shaghîr wa
Ziyâdatuh, juz I, hal. 642, hadits no. 2666 dan Al-Silsilah adh-Dha’îfah, juz II,
hal. 95, hadits no. 593) Setelah itu ditegaskan bahwa ungkapan yang
masyhur ini adalah ucapan manusia semata (bukan hadits) (Ta’lîq Huqûq an-
Nisâ’ Fî al-Islâm, I/194].
Namun perlu diketahui, ada riwayat lain yang semakna dengan
hadits di atas dengan lafazh yang berbeda yang berderajat hasan. Yang mana
secara maknanya menunjukkan bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu.
Berikut bunyi hadits tersebut:
ُجن
َ
عُُ
َ
ةَياوَعمُُنجبُُ
َ
ةَماهَجُُِّم
َ
ل َالّسُُ
َ
ن
َ
أُُ
َ
ةَماهَجَُُاءَجُُ
َ
لإُُِّبَاّنلُُ
َ
ّل َصُ
ُ
َ
اّللُُه
ج
ي
َ
لَعَُُم
َ
لَسَوُُ
َ
ال
َ
ق
َ
فُ :اَيُُ
َ
ولسَرُُ
َ
اّللُُت
ج
دَر
َ
أُُ
ج
ن
َ
أُ،َوز
ج
غ
َ
أُُ
ج
د
َ
قَوُ
ُت
ج
ئجَُُك
ج
ْيش
َ
ت
ج
س
َ
أُ .ُ
َ
ال
َ
ق
َ
ف:ُ
ج
ل
َ
هُُ
َ
ك
َ
لُُجنمُ؟ٍمأُُ
َ
ال
َ
ق:ُجمَع
َ
نُ .ُ
َ
ال
َ
قُ:
،اَه
ج
ّمَز
ج
ال
َ
فُُ
َ
نإ
َ
فُُ
َ
ة
َ
ّنَج
اْلَُُت
ج َ
َتُاَه
ج
ي
َ
ل
ج
جر
2. 2
Dari Mu’awiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang
menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh
aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah
engkau masih memunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda:
“Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di
bawah kedua kakinya.” (HR An-Nasâi, dari Mu’awiyah bin Jahimah as-
Salami, Sunan an-Nasâi, juz VI, hal. 11, hadits no. 3104)
Ketika memberikan syarah (penjelasan) hadits ini, Ali al-Qarirah
mengatakan: ”Maksudnya yaitu senantiasalah (engkau) dalam melayani dan
memerhatikan urusannya”. (Mirqât al-Mafâtîh Syarh Misykât al-Mashâbîh, jilid
4, hlm. 676) Sementara itu, Ath-Thibi mengatakan: ”Sabda beliau: ”…pada
kakinya…”, adalah kinâyah (sindiran) dari puncak ketundukan dan
kerendahan diri, sebagaimana firman Allah dalm QS al-Isrâ/17: 24 :
ُ
ج
ضف
ج
اخَوُاَمه
َ
لَُُاح
َ
ّنَجُُ
ّ
ل
ُ
اّذلَُُنمُُةَ ج
ْحَالر
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan…”.
(Ibid., IV/677).
Sedangkan as-Sindi mengatakan: ”Bagianmu dari surga itu tidak
dapat sampai kepadamu kecuali dengan keridhaannya, dimana seakan-akan
seorang anak itu milik ibunya, sedangkan ibunya adalah tonggak baginya.
Bagian dari surga untuk orang tersebut tidak sampai kepadanya kecuali dari
arah ibunya tersebut. Hal itu karena sesungguhnya segala sesuatu apabila
keadaannya berada di bawah kaki seseorang, maka sungguh ia
menguasainya dimana ia tidak dapat sampai kepada yang lain kecuali dari
arahnya.” (Hâsyiyah Sunan an-Nasâi, karya as-Sindi, jilid VI, hal. 11, dalam
nuskhah yang dicetak bersama Zuhr ar-Rabâ ’Alâ al-Mujtabâ, karya as-Suyuthi)
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan, bahwa hadits dengan
lafazh “Surga itu di bawah telapak kaki ibu” adalah lemah, bahkan ada
riwayat lain yang palsu. Namun ada hadits lain yang secara makna
menjelaskan bahwa ungkapan di atas adalah benar. Maka dari itu, ungkapan
tersebut tidak dapat kita katakan ‘salah’ secara mutlak, karena adanya hadits
hasan yang memerkuatnya.
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.