SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
Bila Hari Raya
Jatuh Pada Hari Jumat, Apa Yang Kita Lakukan?1
Banyak – dari berbagai kalangan umat Islam -- yang menanyakan:
bagaimana jika Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha jatuh pada hari Jumat,
Apakah shalat Jumatnya gugur, karena telah melaksanakan shalat ‘ied? Atau
tetapkah shalat Jumat wajib dikerjakan pada saat itu? Artikel ini ditulis untuk
menjelaskan secara ringkas permasalahan tersebut. Mudah-mudahan, meskipun
sangat ringkas, penjelasan berikut dapat menjawabpermasalahan ini.2
Diperkirakan bahwasanya kemungkinan besar hari raya Idul Fitri tahun
ini jatuh bertepatan dengan hari Jum’at, jika merujuk kepada hasil perhitungan
ilmu hisab-falaki, sebab diperkirakan tinggi hilal pada waktu itu sudah 3 derajat
lebih (dimana hal tersebut sudah di atas batas minimal bulan bisa terlihat
(imkânur ru’yah) yaitu 2 derajat.) Meskipun demikian jika berpatokan kepada
keputusan pemerintah maka hal tersebut perlu dilakukan ru’yatul hilâl terlebih
dahulu untuk memastikan bahwasanya bulan benar-benar bisa terlihat.
Lalu bagaimanakah jika hal tersebut terjadi? Apakah ketika seseorang
telah melaksanakan shalat ‘Id pada hari tersebut maka secara otomatis
kewajiban shalat Jum’atnya gugur?
Dalam hal ini secara umum para ulama berbeda pendapat antara yang
berpendapat bahwasanya kewajiban shalat Jum’at tidak gugur dengan yang
berpendapat kewajiban shalat Jum’at gugur dan bisa diganti dengan shalat
zhuhur.
Yang berpendapat tidak gugur pun terbagi menjadi dua kelompok,
antara yang berpendapat tidak gugur bagi semua orang dan yang berpendapat
tidak gugur kecuali bagi penduduk yang tinggal di kampung atau desa yang
tidak memiliki masjid jami’ yang digunakan untuk shalat Jum’at, sehingga
ketika shalat Jum’at atau shalat Id mereka harus datang ke kampung lain yang
terdapat masjid jami’ di sana.
1
Dikutip dan diselaraskan dari dari tulisan: Muhammad Abduh Tuasikal,
artikel dalam http://rumaysho.com, Diselesaikan di Panggang, Gunung Kidul, 28
Dzulqa’dah 1430 H., http://www.rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2789-bila-hari-
ied-jatuh-pada-hari-jumat.html, pada hari Jumat, 10 Juli 2015. Dikutip dan diselaraskan
secara keseluruhan untuk keperluan pengajian menjelang berbuka puasa, di Masjid
Margo Rahayu, Namburan Kidul, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton,
Yogyakarta.
2
Pembahasan kali ini kami olah dari Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim,
Shahih Fiqih Sunnah, juz I, hal. 594-596, Al-Maktabah at-Taufîqiyyah.
2
Salah satu sebab perbedaan pendapatnya adalah karena perbedaan di
samping pemahaman terhadap makna keumuman ayat al-Quran tentang
kewajiban ibdah Jum’at, dan juga terhadap hadits-hadits Nabi saw.
Untuk masalah ini, para ulama memiliki dua pendapat.
Pendapat Pertama: Orang yang melaksanakan shalat ‘ied “tetap wajib”
melaksanakan shalat Jumat.
Inilah pendapat kebanyakan pakar fikih. Akan tetapi ulama Syafi’iyah
menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al-bawadiy). Dalil dari
pendapat ini adalah:
Pertama: Keumuman firman Allah SWT,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS al-Jumu’ah, 62:
9)
Kedua: Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat Jumat. Di antara
sabda Nabi s.a.w,
“Barangsiapa meninggalkan Jum'at tiga kali karena meremehkannya,
maka Allah akan mengunci pintu hatinya.”3
Ancaman keras
seperti ini menunjukkan bahwa shalat Jumat itu wajib.
Nabi s.a.w. juga bersabda,
3
HR Abu Dawud dari Abu al-Ja’d adh-Dhamri, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal.
277, hadits no. 1052,. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan bahwa
hadis ini hasan-shahih, dalam Shahîh Abî Dâwud, juz IV, hal. 218, hadits no. 965.
3
“Shalat Jumat merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim
dengan berjama’ah kecuali empat golongan: [1] budak, [2] wanita, [3]
anak kecil, dan [4] orang yang sakit.”4
Ketiga: Karena shalat Jumat dan shalat ‘ied adalah dua shalat yang
sama-sama wajib (sebagian ulama berpendapat bahwa shalat ‘ied itu wajib),
maka shalat Jumat dan shalat ‘ied tidak bisa menggugurkan satu dan lainnya
sebagaimana shalat zhuhur dan shalat ‘Ied.
Keempat: Keringanan meninggalkan shalat Jumat bagi yang telah
melaksanakan shalat ‘ied adalah khusus untuk ahlul bawadiy (orang yang
nomaden, seperti suku Badui). Dalilnya adalah,
“Abu ‘Ubaid berkata bahwa beliau pernah bersama ‘Utsman bin
‘Affan dan hari tersebut adalah hari Jumat. Kemudian beliau shalat
‘ied sebelum khutbah. Lalu beliau berkhutbah dan berkata, “Wahai
sekalian manusia. Sesungguhnya ini adalah hari di mana terkumpul
dua hari raya (dua hari raya, ‘ied al-fithri dan adh-hâ). Siapa saja
dari yang nomaden (tidak menetap) ingin menunggu shalat Jumat,
4
HR Abu Dawud dari Tharib bin Syihab, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 280,
hadits no. 1067, dari Thariq bin Syihab. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
mengatakan bahwa hadis ini shahih, dalam Shahîh Abî Dâwud, juz IV, hal. 232, hadits no.
978.
4
maka silakan. Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan
dan telah kuizinkan.”5
Pendapat Kedua: Bagi orang yang telah menghadiri shalat 'Ied boleh
tidak menghadiri shalat Jumat. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap
melaksanakan shalat Jumat agar orang-orang yang punya keinginan
menunaikan shalat Jumat bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied
bisa turut hadir.
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini
terdapat riwayat dari ‘Umar bin al-Khattab, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi
Thalib, Ibnu [‘Abdullah bin) ‘Umar, Ibnu [‘Abdullan bin] ‘Abbas dan Ibnu
[‘Abdullah bin] az-Zubair. Dalil dari pendapat ini adalah:
Pertama: Diriwayatkan dari ’Iyas bin Abi Ramlah asy-Syamiy, ia
berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya
pada Zaid bin Arqam,
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha
bertemu dengan hari Jumat) dalam satu hari?” “ya”, jawab Zaid.
Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan
ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi
keringanan untuk meninggalkan shalat Jumat”, jawab Zaid lagi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat
Jumat, maka silakan.”6
Asy-Syaukani dalam As-Sailul Jarrâr (1/304) mengatakan bahwa hadis
ini memiliki syâhid (riwayat penguat). An-Nawawi dalam Al-Majmû’ (4/492)
mengatakan bahwa sanad hadis ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen).
5
HR al-Bukhari dari Abu ‘Ubaid, Shahîh al-Bukhâriy, juz VI, hal. 134, hadits
no. 5572.
6
HR Abu Dawud dari ‘Iyas bin Abi Ramlah Asy-Syamiy, Sunan Abî Dâwud,
juz I, hal. 281, no. 1070, Ibnu Majah no. 1310.
5
‘Abdul Haq asy-Syubaili dalam Al-Ahkâm ash-Shugrâ (321) mengatakan bahwa
sanad hadis ini shahîh. ‘Ali al-Madini dalam al-Istidzkâr (2/373) mengatakan
bahwa sanad hadis ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). Syaikh
Muhammadd Nashiruddin al-Albani dalam Al-Ajwibah an-Nâfi’ah (hal. 49)
mengatakan bahwa hadis ini shahih.7
Intinya, hadis ini maqbûl dan ma’mûl bih
(bisa diterima dan digunakan sebagai hujjah atau dalil).8
Kedua: Dari ‘Atha’, ia berkata, “Ibnu az-Zubair ketika hari raya [‘ied]
yang jatuh pada hari Jumat pernah shalat ‘ied bersama kami di awal siang.
Kemudian ketika tiba waktu shalat Jumat Ibnu az-Zubair tidak keluar, beliau
hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thaif. Ketika Ibnu
‘Abbas tiba, kami pun menceritakan tindakan Ibnu az-Zubair pada Ibnu ‘Abbas.
Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan sunnah
(ajaran Nabi s.a.w.) [ashâbas sunnah].”9
Jika sahabat mengatakan ashâbas sunnah
(menjalankan sunnah), itu berarti [tindakan sahabat, yang biasa disebut sebagai
hadis mauqûf] statusnya [meningkat menjadi] marfû’ yaitu menjadi setara dengan
sunnah Nabi s.a.w., sehingga bisa dijadikan sebagai hujjah syar’iyyah (dalil
dalam beragama)
Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin al-Khattab melakukan seperti apa
yang dilakukan oleh Ibnu az-Zubair. Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak
menyalahkan perbuatan Ibnu az-Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Thalib pernah
mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied, maka ia boleh
tidak menunaikan shalat Jumat. Dan tidak diketahui ada pendapat sahabat lain
yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini.10
Kesimpulan:
 Boleh bagi orang yang telah mengerjakan shalat ‘ied untuk tidak
menghadiri shalat Jumat sebagaimana berbagai riwayat pendukung dari
para sahabat dan tidak diketahui ada sahabat lain yang menyelisihi
pendapat ini.
 Pendapat kedua yang menyatakan boleh bagi orang yang telah
mengerjakan shalat 'ied tidak menghadiri shalat Jumat, ini bisa dihukumi
7
Dinukil dari http://dorar.net
8
Bandingkan: Muhammad Nashiruddin al-Albani, Shahîh wa Dha’îf Sunan Abî
Dâwud, juz III, hal. 70, hadits no. 1079.
9
HR Abu Dawud dari ‘Atha’ bin Abi Rabah, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 281,
hadits no. 1071. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan bahwa hadis ini
shahih, dalam Shahîh Abî Dâwud, juz I, hal. 236, hadits 981.
10
Lihat Shahîh Fiqh as-Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/596, Al-Maktabah at-
Taufiqiyah.
6
marfû’ (setara dengan sunnah Nabi s.a.w.) karena dikatakan “ashâbas
sunnah (ia telah mengikuti ajaran Nabi s.a.w.)”. Perkataan semacam ini
dihukumi marfû’ (sama dengan perkataan Nabi s.a.w.), sehingga
pendapat kedua dinilai lebih tepat.
 Mengatakan bahwa riwayat yang menjelaskan pemberian keringanan
untuk tidak [melaksanakan] shalat Jumat adalah khusus untuk orang
yang nomaden seperti orang badui (yang tidak dihukumi wajib shalat
Jumat), maka pendapat ini dipandang “lemah”, dan bisa dinyatakan
terlalu ‘memaksa-maksakan’ dalil. Lantas apa faedahnya ‘Utsman bin
‘Affan mengatakan, “Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan dan
telah kuizinkan”? Begitu pula Ibnu az-Zubair bukanlah orang yang
nomaden, namun ia mengambil keringanan untuk tidak melaksanakan
shalat Jumat, termasuk pula ‘Umar bin Khattab yang melakukan hal
yang sama.
 Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jumat
supaya orang yang ingin menghadiri shalat Jumat atau yang tidak shalat
‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah anjuran untuk
membaca surat al-A’lâ dan al- Ghâsyiyah jika hari raya (‘ied al-fithri dan al-
adh-hâ) bertemu dengan hari Jumat pada shalat ‘ied dan shalat Jumat.
Sebagaimana riwayat dari an-Nu’man bin Basyir, Nabi s.a.w. bersabda,
.
“Rasulullah s.a.w. biasa membaca dalam dua ‘ied yaitu shalat Jumat
“sabbihisma rabbikal a’lâ” dan “hal atâka hadîtsul ghâsyiyah”.” Dia
(An-Nu’man bin Basyir) mengatakan begitu pula ketika hari raya (‘ied)
bertepatan dengan hari Jumat, beliau membaca kedua surat tersebut di
masing-masing shalat.11
11
HR Muslim dari An-Nu’man bin Basyir, Shahîh Muslim, juz III, hal. 15, no.
2065.
7
Hadis ini juga menunjukkan dianjurkannya membaca surat al-A’lâ dan
al-Ghâsyiyah ketika hari raya (‘ied) bertetapan dengan hari Jumat dan dibaca di
masing-masing shalat (shalat ‘ied dan shalat Jumat).
Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jumat dan telah menghadiri
shalat ‘ied, maka wajib baginya untuk mengerjakan shalat zhuhur sebagaimana
dijelaskan pada hadis yang sifatnya umum. Hadis tersebut menjelaskan bahwa
bagi yang tidak menghadiri shalat Jumat, maka sebagai gantinya, ia
menunaikan shalat zhuhur (4 raka’at).12
Demikian penjelasan ringkas ini. Semoga apa yang kami sajikan ini
bermanfaat bagi jamaah. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya
segala kebaikan menjadi sempurna.
12
Lihat Fatwâ al-Lajnah ad-Dâimah li al-Buhûts al-‘Ilmiyyah wa al-Iftâ’, juz VIII,
hal. 182-183, pertanyaan kelima dari Fatwa no. 2358, Mawqi’ al-Iftâ.

More Related Content

What's hot

Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salafBukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salafBagoes Bhaghazkharaa
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Orang orang yang mendustakan agama
Orang orang yang mendustakan agamaOrang orang yang mendustakan agama
Orang orang yang mendustakan agamaAdli Mizan
 
Ahkamul Jumat
Ahkamul JumatAhkamul Jumat
Ahkamul JumatArdian DP
 
Tahlilan
TahlilanTahlilan
TahlilanWisnu W
 
Perkara perkara-yang-merusak-puasa
Perkara perkara-yang-merusak-puasaPerkara perkara-yang-merusak-puasa
Perkara perkara-yang-merusak-puasaRa Hardianto
 
30 renungan seputar_hari_asyura
30 renungan seputar_hari_asyura30 renungan seputar_hari_asyura
30 renungan seputar_hari_asyuraomalie
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaNavenAbsurd
 
Berpuasa seperti setahun penuh
Berpuasa seperti setahun penuhBerpuasa seperti setahun penuh
Berpuasa seperti setahun penuhTaufik Hidayat
 
Fadhilah(keutamaan) birrul walidain
Fadhilah(keutamaan) birrul walidainFadhilah(keutamaan) birrul walidain
Fadhilah(keutamaan) birrul walidainadinc_26
 
Keutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakan
Keutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakanKeutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakan
Keutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakanMuhsin Hariyanto
 
Aqiqah dalam islam
Aqiqah dalam islamAqiqah dalam islam
Aqiqah dalam islammoer76
 

What's hot (20)

Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salafBukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Orang orang yang mendustakan agama
Orang orang yang mendustakan agamaOrang orang yang mendustakan agama
Orang orang yang mendustakan agama
 
Tahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafiiTahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafii
 
Ahkamul Jumat
Ahkamul JumatAhkamul Jumat
Ahkamul Jumat
 
Tahlilan
TahlilanTahlilan
Tahlilan
 
Perkara perkara-yang-merusak-puasa
Perkara perkara-yang-merusak-puasaPerkara perkara-yang-merusak-puasa
Perkara perkara-yang-merusak-puasa
 
Hukum sholat jum
Hukum sholat jumHukum sholat jum
Hukum sholat jum
 
Asbab al nuzul
Asbab al nuzulAsbab al nuzul
Asbab al nuzul
 
Najis
NajisNajis
Najis
 
Tafsir surat al ma'un
Tafsir surat al ma'unTafsir surat al ma'un
Tafsir surat al ma'un
 
30 renungan seputar_hari_asyura
30 renungan seputar_hari_asyura30 renungan seputar_hari_asyura
30 renungan seputar_hari_asyura
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasa
 
Berpuasa seperti setahun penuh
Berpuasa seperti setahun penuhBerpuasa seperti setahun penuh
Berpuasa seperti setahun penuh
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Fadhilah(keutamaan) birrul walidain
Fadhilah(keutamaan) birrul walidainFadhilah(keutamaan) birrul walidain
Fadhilah(keutamaan) birrul walidain
 
Keutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakan
Keutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakanKeutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakan
Keutamaan puasa ‘arafah, dan kapan dilaksanakan
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Aqiqah dalam islam
Aqiqah dalam islamAqiqah dalam islam
Aqiqah dalam islam
 

Viewers also liked

Criancas trabalhadoras
Criancas trabalhadorasCriancas trabalhadoras
Criancas trabalhadorasacesare
 
Kravitz, joe washingtonian
Kravitz, joe washingtonianKravitz, joe washingtonian
Kravitz, joe washingtonianChristopher Reid
 
Manfaat Jaringan Internet
Manfaat Jaringan InternetManfaat Jaringan Internet
Manfaat Jaringan InternetSyifa Ghifari
 
Rp 2011 revista
Rp 2011 revistaRp 2011 revista
Rp 2011 revistaAsh Chávz
 
Multi level support ppt2
Multi level support ppt2Multi level support ppt2
Multi level support ppt2Shay Schwartz
 
Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!beluzarba
 

Viewers also liked (8)

Ingber, abe bethesda mag
Ingber, abe bethesda magIngber, abe bethesda mag
Ingber, abe bethesda mag
 
Criancas trabalhadoras
Criancas trabalhadorasCriancas trabalhadoras
Criancas trabalhadoras
 
Kravitz, joe washingtonian
Kravitz, joe washingtonianKravitz, joe washingtonian
Kravitz, joe washingtonian
 
Emprendimiento
EmprendimientoEmprendimiento
Emprendimiento
 
Manfaat Jaringan Internet
Manfaat Jaringan InternetManfaat Jaringan Internet
Manfaat Jaringan Internet
 
Rp 2011 revista
Rp 2011 revistaRp 2011 revista
Rp 2011 revista
 
Multi level support ppt2
Multi level support ppt2Multi level support ppt2
Multi level support ppt2
 
Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Trabajo prac 2!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
 

Similar to Bila hari raya pada hari jumat, apa yang kita lakukan

Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihMuhsin Hariyanto
 
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiranHukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiranHannif Mardani
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Ra Hardianto
 
Hukum solat tasbih
Hukum solat tasbihHukum solat tasbih
Hukum solat tasbihAnisK9
 
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Ra Hardianto
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanalfatfatoha
 
Hukum menjama’ shalat ashar dengan jum’at
Hukum  menjama’  shalat ashar  dengan  jum’atHukum  menjama’  shalat ashar  dengan  jum’at
Hukum menjama’ shalat ashar dengan jum’atBima Handawi
 
combine.pptx
combine.pptxcombine.pptx
combine.pptxhadimonMR
 
HUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptx
HUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptxHUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptx
HUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptxManbaululum8
 
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdfBuletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdfAhmadGilangIndraSala
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaAbyanuddin Salam
 

Similar to Bila hari raya pada hari jumat, apa yang kita lakukan (20)

Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
 
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiranHukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
 
Panduan syariah
Panduan syariahPanduan syariah
Panduan syariah
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
 
Hukum solat tasbih
Hukum solat tasbihHukum solat tasbih
Hukum solat tasbih
 
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurban
 
Hukum menjama’ shalat ashar dengan jum’at
Hukum  menjama’  shalat ashar  dengan  jum’atHukum  menjama’  shalat ashar  dengan  jum’at
Hukum menjama’ shalat ashar dengan jum’at
 
Q a-d-h-a
Q a-d-h-aQ a-d-h-a
Q a-d-h-a
 
Risalah iktikaf (2)
Risalah iktikaf (2)Risalah iktikaf (2)
Risalah iktikaf (2)
 
combine.pptx
combine.pptxcombine.pptx
combine.pptx
 
HUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptx
HUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptxHUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptx
HUKUM SHALAT JUMAT DI SEKOLAH.pptx
 
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdfBuletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
Makalah_Sholat_MA_II.docx
Makalah_Sholat_MA_II.docxMakalah_Sholat_MA_II.docx
Makalah_Sholat_MA_II.docx
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
Sambutan raya
Sambutan rayaSambutan raya
Sambutan raya
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
 

More from Muhsin Hariyanto

Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 

Bila hari raya pada hari jumat, apa yang kita lakukan

  • 1. 1 Bila Hari Raya Jatuh Pada Hari Jumat, Apa Yang Kita Lakukan?1 Banyak – dari berbagai kalangan umat Islam -- yang menanyakan: bagaimana jika Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha jatuh pada hari Jumat, Apakah shalat Jumatnya gugur, karena telah melaksanakan shalat ‘ied? Atau tetapkah shalat Jumat wajib dikerjakan pada saat itu? Artikel ini ditulis untuk menjelaskan secara ringkas permasalahan tersebut. Mudah-mudahan, meskipun sangat ringkas, penjelasan berikut dapat menjawabpermasalahan ini.2 Diperkirakan bahwasanya kemungkinan besar hari raya Idul Fitri tahun ini jatuh bertepatan dengan hari Jum’at, jika merujuk kepada hasil perhitungan ilmu hisab-falaki, sebab diperkirakan tinggi hilal pada waktu itu sudah 3 derajat lebih (dimana hal tersebut sudah di atas batas minimal bulan bisa terlihat (imkânur ru’yah) yaitu 2 derajat.) Meskipun demikian jika berpatokan kepada keputusan pemerintah maka hal tersebut perlu dilakukan ru’yatul hilâl terlebih dahulu untuk memastikan bahwasanya bulan benar-benar bisa terlihat. Lalu bagaimanakah jika hal tersebut terjadi? Apakah ketika seseorang telah melaksanakan shalat ‘Id pada hari tersebut maka secara otomatis kewajiban shalat Jum’atnya gugur? Dalam hal ini secara umum para ulama berbeda pendapat antara yang berpendapat bahwasanya kewajiban shalat Jum’at tidak gugur dengan yang berpendapat kewajiban shalat Jum’at gugur dan bisa diganti dengan shalat zhuhur. Yang berpendapat tidak gugur pun terbagi menjadi dua kelompok, antara yang berpendapat tidak gugur bagi semua orang dan yang berpendapat tidak gugur kecuali bagi penduduk yang tinggal di kampung atau desa yang tidak memiliki masjid jami’ yang digunakan untuk shalat Jum’at, sehingga ketika shalat Jum’at atau shalat Id mereka harus datang ke kampung lain yang terdapat masjid jami’ di sana. 1 Dikutip dan diselaraskan dari dari tulisan: Muhammad Abduh Tuasikal, artikel dalam http://rumaysho.com, Diselesaikan di Panggang, Gunung Kidul, 28 Dzulqa’dah 1430 H., http://www.rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2789-bila-hari- ied-jatuh-pada-hari-jumat.html, pada hari Jumat, 10 Juli 2015. Dikutip dan diselaraskan secara keseluruhan untuk keperluan pengajian menjelang berbuka puasa, di Masjid Margo Rahayu, Namburan Kidul, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. 2 Pembahasan kali ini kami olah dari Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fiqih Sunnah, juz I, hal. 594-596, Al-Maktabah at-Taufîqiyyah.
  • 2. 2 Salah satu sebab perbedaan pendapatnya adalah karena perbedaan di samping pemahaman terhadap makna keumuman ayat al-Quran tentang kewajiban ibdah Jum’at, dan juga terhadap hadits-hadits Nabi saw. Untuk masalah ini, para ulama memiliki dua pendapat. Pendapat Pertama: Orang yang melaksanakan shalat ‘ied “tetap wajib” melaksanakan shalat Jumat. Inilah pendapat kebanyakan pakar fikih. Akan tetapi ulama Syafi’iyah menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al-bawadiy). Dalil dari pendapat ini adalah: Pertama: Keumuman firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS al-Jumu’ah, 62: 9) Kedua: Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat Jumat. Di antara sabda Nabi s.a.w, “Barangsiapa meninggalkan Jum'at tiga kali karena meremehkannya, maka Allah akan mengunci pintu hatinya.”3 Ancaman keras seperti ini menunjukkan bahwa shalat Jumat itu wajib. Nabi s.a.w. juga bersabda, 3 HR Abu Dawud dari Abu al-Ja’d adh-Dhamri, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 277, hadits no. 1052,. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan-shahih, dalam Shahîh Abî Dâwud, juz IV, hal. 218, hadits no. 965.
  • 3. 3 “Shalat Jumat merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim dengan berjama’ah kecuali empat golongan: [1] budak, [2] wanita, [3] anak kecil, dan [4] orang yang sakit.”4 Ketiga: Karena shalat Jumat dan shalat ‘ied adalah dua shalat yang sama-sama wajib (sebagian ulama berpendapat bahwa shalat ‘ied itu wajib), maka shalat Jumat dan shalat ‘ied tidak bisa menggugurkan satu dan lainnya sebagaimana shalat zhuhur dan shalat ‘Ied. Keempat: Keringanan meninggalkan shalat Jumat bagi yang telah melaksanakan shalat ‘ied adalah khusus untuk ahlul bawadiy (orang yang nomaden, seperti suku Badui). Dalilnya adalah, “Abu ‘Ubaid berkata bahwa beliau pernah bersama ‘Utsman bin ‘Affan dan hari tersebut adalah hari Jumat. Kemudian beliau shalat ‘ied sebelum khutbah. Lalu beliau berkhutbah dan berkata, “Wahai sekalian manusia. Sesungguhnya ini adalah hari di mana terkumpul dua hari raya (dua hari raya, ‘ied al-fithri dan adh-hâ). Siapa saja dari yang nomaden (tidak menetap) ingin menunggu shalat Jumat, 4 HR Abu Dawud dari Tharib bin Syihab, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 280, hadits no. 1067, dari Thariq bin Syihab. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih, dalam Shahîh Abî Dâwud, juz IV, hal. 232, hadits no. 978.
  • 4. 4 maka silakan. Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan dan telah kuizinkan.”5 Pendapat Kedua: Bagi orang yang telah menghadiri shalat 'Ied boleh tidak menghadiri shalat Jumat. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jumat agar orang-orang yang punya keinginan menunaikan shalat Jumat bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied bisa turut hadir. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat dari ‘Umar bin al-Khattab, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, Ibnu [‘Abdullah bin) ‘Umar, Ibnu [‘Abdullan bin] ‘Abbas dan Ibnu [‘Abdullah bin] az-Zubair. Dalil dari pendapat ini adalah: Pertama: Diriwayatkan dari ’Iyas bin Abi Ramlah asy-Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqam, “Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jumat) dalam satu hari?” “ya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jumat”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat Jumat, maka silakan.”6 Asy-Syaukani dalam As-Sailul Jarrâr (1/304) mengatakan bahwa hadis ini memiliki syâhid (riwayat penguat). An-Nawawi dalam Al-Majmû’ (4/492) mengatakan bahwa sanad hadis ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). 5 HR al-Bukhari dari Abu ‘Ubaid, Shahîh al-Bukhâriy, juz VI, hal. 134, hadits no. 5572. 6 HR Abu Dawud dari ‘Iyas bin Abi Ramlah Asy-Syamiy, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 281, no. 1070, Ibnu Majah no. 1310.
  • 5. 5 ‘Abdul Haq asy-Syubaili dalam Al-Ahkâm ash-Shugrâ (321) mengatakan bahwa sanad hadis ini shahîh. ‘Ali al-Madini dalam al-Istidzkâr (2/373) mengatakan bahwa sanad hadis ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). Syaikh Muhammadd Nashiruddin al-Albani dalam Al-Ajwibah an-Nâfi’ah (hal. 49) mengatakan bahwa hadis ini shahih.7 Intinya, hadis ini maqbûl dan ma’mûl bih (bisa diterima dan digunakan sebagai hujjah atau dalil).8 Kedua: Dari ‘Atha’, ia berkata, “Ibnu az-Zubair ketika hari raya [‘ied] yang jatuh pada hari Jumat pernah shalat ‘ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jumat Ibnu az-Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thaif. Ketika Ibnu ‘Abbas tiba, kami pun menceritakan tindakan Ibnu az-Zubair pada Ibnu ‘Abbas. Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan sunnah (ajaran Nabi s.a.w.) [ashâbas sunnah].”9 Jika sahabat mengatakan ashâbas sunnah (menjalankan sunnah), itu berarti [tindakan sahabat, yang biasa disebut sebagai hadis mauqûf] statusnya [meningkat menjadi] marfû’ yaitu menjadi setara dengan sunnah Nabi s.a.w., sehingga bisa dijadikan sebagai hujjah syar’iyyah (dalil dalam beragama) Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin al-Khattab melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu az-Zubair. Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak menyalahkan perbuatan Ibnu az-Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied, maka ia boleh tidak menunaikan shalat Jumat. Dan tidak diketahui ada pendapat sahabat lain yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini.10 Kesimpulan:  Boleh bagi orang yang telah mengerjakan shalat ‘ied untuk tidak menghadiri shalat Jumat sebagaimana berbagai riwayat pendukung dari para sahabat dan tidak diketahui ada sahabat lain yang menyelisihi pendapat ini.  Pendapat kedua yang menyatakan boleh bagi orang yang telah mengerjakan shalat 'ied tidak menghadiri shalat Jumat, ini bisa dihukumi 7 Dinukil dari http://dorar.net 8 Bandingkan: Muhammad Nashiruddin al-Albani, Shahîh wa Dha’îf Sunan Abî Dâwud, juz III, hal. 70, hadits no. 1079. 9 HR Abu Dawud dari ‘Atha’ bin Abi Rabah, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 281, hadits no. 1071. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih, dalam Shahîh Abî Dâwud, juz I, hal. 236, hadits 981. 10 Lihat Shahîh Fiqh as-Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/596, Al-Maktabah at- Taufiqiyah.
  • 6. 6 marfû’ (setara dengan sunnah Nabi s.a.w.) karena dikatakan “ashâbas sunnah (ia telah mengikuti ajaran Nabi s.a.w.)”. Perkataan semacam ini dihukumi marfû’ (sama dengan perkataan Nabi s.a.w.), sehingga pendapat kedua dinilai lebih tepat.  Mengatakan bahwa riwayat yang menjelaskan pemberian keringanan untuk tidak [melaksanakan] shalat Jumat adalah khusus untuk orang yang nomaden seperti orang badui (yang tidak dihukumi wajib shalat Jumat), maka pendapat ini dipandang “lemah”, dan bisa dinyatakan terlalu ‘memaksa-maksakan’ dalil. Lantas apa faedahnya ‘Utsman bin ‘Affan mengatakan, “Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan dan telah kuizinkan”? Begitu pula Ibnu az-Zubair bukanlah orang yang nomaden, namun ia mengambil keringanan untuk tidak melaksanakan shalat Jumat, termasuk pula ‘Umar bin Khattab yang melakukan hal yang sama.  Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jumat supaya orang yang ingin menghadiri shalat Jumat atau yang tidak shalat ‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah anjuran untuk membaca surat al-A’lâ dan al- Ghâsyiyah jika hari raya (‘ied al-fithri dan al- adh-hâ) bertemu dengan hari Jumat pada shalat ‘ied dan shalat Jumat. Sebagaimana riwayat dari an-Nu’man bin Basyir, Nabi s.a.w. bersabda, . “Rasulullah s.a.w. biasa membaca dalam dua ‘ied yaitu shalat Jumat “sabbihisma rabbikal a’lâ” dan “hal atâka hadîtsul ghâsyiyah”.” Dia (An-Nu’man bin Basyir) mengatakan begitu pula ketika hari raya (‘ied) bertepatan dengan hari Jumat, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.11 11 HR Muslim dari An-Nu’man bin Basyir, Shahîh Muslim, juz III, hal. 15, no. 2065.
  • 7. 7 Hadis ini juga menunjukkan dianjurkannya membaca surat al-A’lâ dan al-Ghâsyiyah ketika hari raya (‘ied) bertetapan dengan hari Jumat dan dibaca di masing-masing shalat (shalat ‘ied dan shalat Jumat). Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jumat dan telah menghadiri shalat ‘ied, maka wajib baginya untuk mengerjakan shalat zhuhur sebagaimana dijelaskan pada hadis yang sifatnya umum. Hadis tersebut menjelaskan bahwa bagi yang tidak menghadiri shalat Jumat, maka sebagai gantinya, ia menunaikan shalat zhuhur (4 raka’at).12 Demikian penjelasan ringkas ini. Semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat bagi jamaah. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. 12 Lihat Fatwâ al-Lajnah ad-Dâimah li al-Buhûts al-‘Ilmiyyah wa al-Iftâ’, juz VIII, hal. 182-183, pertanyaan kelima dari Fatwa no. 2358, Mawqi’ al-Iftâ.