2. PENDAHULUAN
Sektor pariwisata merupakan satu bentuk sektor jasa yang menyumbangkan kontribusi finansial yang cukup
signifikan dalam perekonomian negara.
Data dari BPS, kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa adalah sebesar 10,76%. Dampak pariwisata dalam
parameter ekonomi dari sisi output sebesar 5,42%, wages&salaries sebesar 4,65%, taxes sebesar 7,81% dan
employment (dalam million) sebesar 8,12%.
Sektor Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memiliki
multiplier effect yang tinggi.
3. MANFAAT PARIWISATA
Ekonomi yaitu penerimaan devisa, kesempatan berusaha, terbukanya lapangan kerja, meningkatnya pendapatan
masyarakat, mendorong pembangunan daerah.
Sosial budaya yaitu, pelestarian adat-istiadat, meningkatkan kecerdasan masyarakat, meningkatkan kesehatan dan
kesegaran, mengurangi konflik sosial.
Berbangsa dan bernegara yaitu saling berkunjung dan mengenal, mengenal keindahan dan kekayaan tanah air
untuk melahirkan rasa memiliki dan mempertahankannya, terpeliharanya hubungan baik (nasional maupun
internasional).
Bagi lingkungan, yaitu industry pariwisata sering kali menjadi kekuatan penggerak utama dalam upaya konservasi
dan pelestarian lingkungan.
(Fandeli, 2008).
4. INDUSTRI PARIWISATA
Industri pariwisata bertumbuh bersamaan dengan perkembangan kemajuan teknologi,
Industri pariwisata Indonesia menghadapi dilema high investment, but not quick yield, artinya investasi di
bidang pariwisata membutuhkan investasi yang cukup besar dengan level atau tingkat pengembalian yang lama
(jangka panjang).
Kondisi ini kurang menarik bagi kebanyakan stakeholders industri pariwisata yang cenderung masih memiliki
budaya instant & shortcut yaitu lebih menyukai melakukan investasi yang dapat dengan cepat memberikan
keuntungan.
5. INDUSTRI PARIWISATA DI INDONESIA
Kekuatan pembangunan industri pariwisata Indonesia adalah pada kekayaan budaya, daya tarik wisata alam,
kehidupan masyarakat (living culture) yang unik, jumlah, kemajemukan serta keramahan penduduk.
Kelemahannya adalah pengemasan daya tarik wisata, terbatasnya diversifikasi produk, masih lemahnya
pengelolaan destinasi pariwisata, kualitas pelayanan wisata, lemahnya perencanaan pemasaran, kualitas SDM dan
kondisi keamanan.
6. PARIWISATA TERDIRI DARI DUAASPEK:
Aspek Kelembagaan.
Pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai langkah upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan rekreatifnya.
Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat dilihat dari aspek manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai dari
direncanakan, dikelola sampai dipasarkan pada pembeli, yakni wisatawan.
Aspek Substansial.
Pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat, yaitu berkaitan dengan cara penggunaan waktu senggang yang
dimilikinya. Pariwisata juga dapat dipandang sebagai fenomena geografis.
7. INDUSTRI PARIWISATA
Pariwisata mempunyai sifat yang khas, tidak hanya melibatkan banyak industri, yakni transportasi, akomodasi,
jasa boga, atraksi, retail, tetapi bersifat menyerap banyak tenaga kerja yang pada akhirnya juga memiliki implikasi
politis yang besar (Wardiyanta, 2006).
Menurut Burkart & Medlik, yang dimaksudkan dengan produk industri kepariwisataan adalah susunan produk
yang terdiri dari campuran: atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan.
Menurut Middleton, produk industri pariwisata adalah satu paket atau kemasan yang terdiri dari komponen
barang-barang berwujud dan tidak berwujud, yang dapat digunakan untuk beraktifitas dan paket itu dapat dilihat
atau disaksikan oleh wisatawan sebagai suatu pengalaman yang dapat dibeli dengan harga tertentu.
8. INDUSTRI PARIWISATA
Ada lima komponen utama yang merupakan total produk industri pariwisata,
Destination attractions (natural, building, cultural, and social attractions),
Destination facilities and services (accommodation units, restaurants, bars, and cafes, transport at the
destination, sport & activities, other facilities, retail outlets, and other services),
Accessibilities of the destination (infrastructure, equipment, operation factors, and government regulation),
Image of the destination,
Price to the consumers (Oka A Yoeti, 2006).
9. PEMASARAN JASA PARIWISATA
Menurut American Marketing Association, pemasaran didefinisikan sebagai suatu fungsi organisasional dan
sekumpulan proses untuk menghasilkan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi customer dan untuk
mengelola hubungan customer untuk mendapatkan atau memperoleh manfaat bagi organisasi dan stakeholder-nya
(Kotler, P, and Keller, 2009) Jadi pemasaran adalah mengenai aktivitas untuk mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan sosial dan manusiawi.
Pariwisata merupakan interaksi para wisatawan, supplier bisnis, host governments, dan host communities.
Pariwisata didefinisikan sebagai suatu kombinasi aktivitas, jasa, dan industri yang menyampaikan suatu
pengalaman perjalanan: transportasi, akomodasi, penetapan makanan dan minuman, pertokoan, entertainment dan
fasilitas aktivitas ditambah jasa keramahtamahan lainnya (Goeldner, C., Ritchie, B., dan Mc.Intosh, 2000).
10. PRODUK JASA WISATA DALAM LINGKUNGAN PARIWISATA
Physical Plant adalah elemen yang berupa sumber daya alam atau tempat, iklim dan infrastrutur serta penerapan
standar rancangan untuk membangun lingkungan.
Service merupakan elemen yang terdiri dari tugas-tugas yang diperlukan untuk mempertemukan kebutuhan
wisatawan seperti fasilitas hotel atau maskapai sebagai kondisi pelayanan yang bersifat teknis.
Hospitality mengacu pada cara untuk menyampaikan jasa seperti sesuatu yang ekstra membuat wisatawan merasa
lebih baik.
Freedom of choice adalah ide yang menunjukkan wisatawan memiliki beberapa pilihan yang bebas untuk
mendapatkan pengalaman yang memuaskan. Hal ini mendorong mereka menjadi santai dan bertindak lebih
spontan.
11. Involvement yaitu aspek keterlibatan seperti prinsip pemasaran jasa dari kinerja yang terus menerus atau konsumsi
lebih mudah termasuk partisipasi dari wisatawan.
The tourism product process yaitu sumber daya dari 5 (lima) elemen di atas yang digunakan dalam menciptakan
infrastruktur wisata dan fasilitas wisata sebagai komoditas. Perubahan akhir yang disediakan untuk wisatawan,
hasilnya adalah personal experiences yang dikatakan sebagai recreation, business, and social contacts are
intangibles but highly experienced.