SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
TEORI PERDAGANGAN
INTERNASIONAL KLASIK
 Mengapa Suatu Negara Perlu Berdagang ?
 Dengan berdagang suatu negara akan memperoleh
keuntungan (gain from trade), berupa kenaikan standard
hidup karena naiknya produktivitas, efisiensi dan adanya
spesialisasi sehingga dapat memperbanyak output yang
tersedia (yang dihasilkan).
 Negera akan cendrung untuk melakukan spesialisasi pada
barang yang dapat dihasilkan dgn menggunakan faktor
produksi yang dimiliki dalam jumlah besar, dengan
kombinasi yg paling efisien dan kemudian ditukar dgn barang
lain yang kalau dihasilkan sendiri kurang efisien.
Akan tetapi ada beberapa pendapat negatif terhdp
perdagangan internasional,dgn alasan :
1. Suatu bangsa yg tergantung pada penawaran
barang dari negara lain akan mengalami
kesulitan apabila terjadi perang.
2. Perdagangan internasional dapat merupakan
sumber ketidakstabilan dan sangat
mempengaruhi perencanaan ekonomi.
3. Perdagangan internasional dapat menimbulkan
kerugian bagi industri-industri dalam negeri yg
hasil produksinya mendapat saingan dari
barang impor.
 Namun demikian, terutama pada abad 19, perdagangan
internasional merupakan “engine of growth” (mesin
penggerak pertumbuhan ekonomi). Dan muncullah teori-
teori perdagangan internasional, seperti teori Pra Klasik
(Merkantilisme), Klasik (Adam Smith, David Ricardo dan
John Stewart Mill) dan Teori Modern (H-O/Eli Heckscher
dan Bertil Ohlin dan disingkat dengan Heckscher – Ohlin
atau H - O, G. Harberler dan lain-lain).
 1. Teori Pra Klasik (Merkantilisme – yang mengutamakan
perdagangan internasional dengan campur tagan
pemerintah/regulated trade)
(sudah dijelaskan kuliah sebelumnya)
2. Teori Klasik (Adam Smith – Keuntungan Mutlak)
Adam Smith mengkritik campur tangan pemerintah dlm
perdagangan internasional menurut Merkantilisme
(perdagangan tidak bebas/regulated trade) dan
menunjukkan kelebihan perdagangan bebas/free trade,
karena akan muncul pembagian kerja internasional yang
dapat memperluas pasar bagi barang-barang yang
diproduksi. Dengan adanya spesialisasi internasional ini
maka produksi dan konsumsi barang-barang dan jasa-jasa
dapat meningkat karena negara-negara menekankan
produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai
dengan keuntungan (baik yang dikembangkan maupun
yang alamiah/keuntungan absolut/mutlak) yang dimiliki.
 Keuntungan disini dapat diukur dari jam atau hari kerja
yang diperlukan untuk memproduksi barang tersebut.
Suatu negara dikatakan mempunyai keuntungan mutlak
dalam memproduksi suatu jenis barang tertentu apabila
negara terebut dapat memproduksi barang tersebut
dengan jam/hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan
kalau barang tersebut diproduksi oleh negara lain.
 Keuntungan mutlak (absolute advantage ) adalah
keuntungan yang diperoleh suatu negara dari melakukan
spesialisasi dalam kegiatan menghasilkan produksi pada
barang-barang yang efisiensinya lebih tinggi dari negara
lain.
 Untuk jelasnya dpt dilihat pada Contoh/Tabel berikut ini :
Mengapa Suatu Negara Perlu Berdagang ?
Karena ingin mendapatkan keuntungan/gain from trade
(misalnya keuntungan mutlak)
Keuntungan Mutlak dari Adam Smith
(jam Kerja per Satuan Output)
Negara Radio Kain Dasar Tukar Dalam Negeri
Indonesia
Jepang
4 jam/buah
3 jam/buah
1/10 jam/meter
1/5 jam/meter
1 Radio = 40 meter Kain
1 Radio = 15 meter Kain
 Tabel di atas menunjukkan bahwa Indonesia dan Jepang
memproduksi dua macam barang, yaitu Radio dan Kain.
Di Indonesia, waktu yang diperlukan untuk memproduksi
satu radio adalah 4 jam dan untuk menghasilkan kain
diperlukan waktu 1/10 jam setiap meternya (6 menit) atau
satu jam dapat diproduksi 10 meter kain. Jadi untuk
setiap 4 jam di Indonesia dapat menghasilkan sebuah
radio atau kalau waktu empat jam itu digunakan untuk
membuat kain maka dapat dihasilkan 40 meter kain.
Dengan demikian nilai sebuah radio di Indonesia sama
dengan 40 meter kain (DTD/DTDN).
 Di lain pihak di Jepang, sebuah radio dapat diproduksi
dalam waktu 3 jam dan setiap meter kain yang diproduksi
memerlukan waktu 1/5 jam (12 menit) atau 15 meter
setiap 3 jam. Jadi dasar tukar antara radio dan kain di
Jepang adalah satu radio sama dengan 15 meter kain
(DTD/DTDN).
 Menurut teori keuntungan mutlak dari Adam Smith
sebaiknya Indonesia melakukan spesialisasi dalam
memproduksi kain dan Jepang berspesialisasi dalam
memproduksi radio. Kalau seandainya Dasar Tukar
Internasional (DTI) 1 Radio = 20 meter kain, apa yang
terjadi ?
 David Ricardo melihat ada kelemahan pada teori Adam
Smith, katanya Adam Smith tidak mempersoalkan
tentang kemungkinan adanya suatu negara yg tidak
mempunyai keunggulan mutlak sama sekali. Jg Smith tdk
menjelaskan berapa dasar tukar internasional yang akan
terjadi jika negara-negara tersebut melakukan
perdagangan, dan Ricardo mencoba untuk
memperbaikinya.
 Menurut Ricardo setiap nilai suatu barang yang
dihasilkan ditentukan oleh ongkos tenaga kerja yg
diperlukan untuk membuat barang tsb. Setiap negara
cendrung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor
barang-barang yg mempunyai ongkos komparatif yang
terkecil.
 Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut
Ongkos Komparatif dari David Ricardo
(hari Kerja per Satuan Output)
Negara Anggur Kain Dasar Tukar Dalam Negeri
Portugis
Inggris
2 hari
6 hari
4 hari
5 hari
1 unit kain = 2 unit anggur
1 unit kain = 0,833 unit anggur
 Dari contoh di atas teori keuntungan mutlak Adam Smith
tdk dpt menjelaskan bagaimana perdagangan antara
Pertugis dengan Inggris dapat terjadi karena semua
keuntungan mutlak untuk memproduksi kedua macam
barang dimiliki oleh Portugis.
 Menurut Ricardo, meskipun Inggris tidak memiliki
keuntungan mutlak akan tetapi memiliki keuntungan
komparatif dalam memproduksi kain.
 Ongkos untuk memproduksi kain di Inggris adalah 5/4
nya di Portugis dan ongkos untuk memproduksi anggur
di Inggris adalah 6/2 nya di Portugis. Artinya ongkos
membuat anggur di Inggris sangat mahal, yaitu 3 kali
lipat ongkos pembuatan di Portugis. Sedangkan ongkos
untuk memproduksi kain di Inggris 1,25 kalinya ongkos di
Portugis. Atau dapat dikatakan bahwa di Inggris ongkos
komparatif untuk membuat kain labih murah dari ongkos
komparatif membuat anggur.
 Dasar tukar dalam negeri (DTD/DTDN) untuk Inggris
adalah 1 unit kain = 0,833 unit anggur dan di Portugis 1
unit kain = 2 unit anggur. Jadi perdagangan mungkin
dilakukan oleh kedua negara. Inggris akan
berspesialisasi dalam membuat kain dan Portugis
membuat anggur.
 Berdasarkan anggapan dari Ricardo bahwa dasar tukar
internasional (DTI) adalah 1 : 1, yang artinya 1 unit kain
buatan Inggris dapat ditukarkan dengan 1 unit anggur
Portugis, maka perdagangan masih memberi keuntungan
bagi kedua negara.
 Jadi menurut Ricardo setiap negara dapat mengekspor
barang-barang yang mempunyai ongkos komparatif yang
lebih rendah tanpa memperhatikan apakah barang-
barang tersebut memiliki keuntungan mutlak atau tidak.
Disamping itu ia menganggap bhw dasar tukar
internasional yang terjadi adalah 1 : 1.
 Akan tetapi JS. Mill melihat ada kelemahan teori David
Ricardo ini, yaitu bagaimana kalau seandainya dasar
tukar internasional (DTI) tdk 1 : 1, bahkan lebih dari 1 :
1. David Ricardo tidak bisa jawab dan munculah teori JS.
Mill tentang keuntungan berbanding, seperti contoh
berikut.
Keuntungan Komparatif dari JS Mill
(hari kerja per Satuan Output)
Negara Anggur Kain Dasar Tukar Dalam Negeri
Portugis
Inggris
2 hari
3 hari
4 hari
4 hari
1 unit kain = 2 unit anggur
1 unit kain = 1,33 unit anggur
 Keutungan berbanding (Comparative Advantage) adalah
keuntungan yang diperoleh suatu negara dr melakukan
spesialisasi dalam menghasilkan barang yang
mempunyai harga-harga relatif yang lebih rendah
daripada di negara lain.
 Tabel di atas menunjukkan bahwa satu unit kain di
Portugis dapat ditukarkan dengan dua unit anggur. Di
Inggris satu unit kain dapat ditukarkan dengan 1,33 unit
anggur.
 Kalau perdagangan dilakukan dgn dasar tukar
internasional (DTI) 1 : 1 dan Inggris berspesialisasi
dalam membuat kain sedangkan anggur oleh Portugis,
maka perdagangan kedua negara itu tdk akan
menguntungkan Inggris, karna setiap unit kain yang
dibuat hanya dapat ditukarkan dengan satu unit anggur
buatan Portugis, pd hal dalam negeri Inggris setiap unit
kain dapat ditukar dengan 1,33 unit anggur. Jadi
perdagangan tidak mungkin dilakukan atas dasar
anggapan bahwa dasar tukar internasionalnya 1 : 1.
 Menurut Mill, dasar tukar internasional tidak perlu 1 : 1,
asalkan masih berada diantara dasar tukar dalam negeri
(DTD/DTDN) kedua negara, maka perdagangan masih
menguntungkan kedua negara. Misal sekarang dasar
tukar internasional (DTI)adalah 1 unit kain = 1,8 unit
anggur. Kalau Inggris berspesialisasi dlm memproduksi
kain sedangkan Portugis memproduksi anggur, maka
perdagangan yang dilakukan akan menguntungkan
kedua belah pihak. Mengapa jelaskan .... ?
CONTOH LAIN
1. ABSOLUTE ADVANTAGE DARI ADAM SMITH
Dlm kritikannya, Adam Smith mengemukakan teori
absolute advantage sbb: Setiap negara akan memperoleh
manfaat perdagangan internasional (gain from trade) karena
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute
advanage), serta mengimpor barang jika negara tersebut
memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute disadvantage),
secara matematis dapat diilustrasikan dengan data hipotetis
sbb :
Data Hipotetis Teori Absolute Advantage dari Adam
Smith
 Teori Adam Smith didasarkan Pada asumsi :
 1. Faktor produksi yang digunakan hanya
tenaga kerja
2. Kualitas barang yang diproduksi kedua
negara sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter
4. Biaya transpor diabaikan
Berdasarkan ilustrasi di atas dapat diketahui bhw tenaga
kerja di Indonesia memiliki keunggulan absolut dlm
memproduksi teh (12Kg), sedangkan Cina memiliki
keungulan absolut dalam produksi sutra (8 meter).
 Jika Indonesia dan Cina tidak melakukan perdagangan
luar negeri (ekpor dan impor) maka berdasarkan DTDN
(Dasar Tukar Dalam Negeri) antara produsen teh dan
sutra kedua negara itu akan menjadi sbb :
Di Indonesia :
1 kg teh dinilai sama dengan 1/4 meter sutra
1 meter sutra dinilai sama dengan 4 kg teh
Di Cina
1 kg teh dinilai sama dengan 2 meter sutra
1 meter sutra dinilai sama dengan ½ kg teh.
 Berdasarkan DTDN di atas dapat dilihat sbb :
1. Harga 1 kg teh di Indonesia lebih murah
(hanya 1/4 sutra) dibandingkan di Cina yang
lebih mahal (yaitu 2 meter sutra).
2. Sebaliknya, harga 1 meter sutra di Cina lebih
murah (hanya 1/2 kg teh) dibandingkan dgn
di Indonesia yang lebih mahal (yaitu 4 kg teh)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan sbb :
1. Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam
produksi teh sehingga akan melakukan
spesialisasi produksi dan ekspor teh ke Cina.
Sebaliknya Indonesia akan mengimpor sutra dari
Cina.
2. Cina memiliki keunggulan absolut dalam
produksi sutra sehingga akan melakukan
spesialisasi produksi dan ekspor sutra ke
Indonesia. Sebaliknya, Cina mengimpor teh
dari Indonesia.
Manfaat dari spesialisasi produksi :
1. Dengan spesialisasi dan mengekspor 1 kg teh
ke Cina, Indonesia akan mendapat 2 m sutra,
sedangkan di dalam negeri hanya dinilai
atau dapat ditukarkan dengan 1/4 sutra.
 Dengan demikian melalui spesialisasi produksi dan
perdagangan internasional Indonesia akan mendapat
keuntungan (gain from trade) sebesar 2 m – 1/4 m =
 1 3/4 m sutra.
2. Sebaliknya, dgn spesialisasi dan mengekspor
1 m sutra ke Indonesia, Cina akan mendapat 4
kg teh, sedangkan dalam negeri hanya dinilai
atau dapat ditukar dengan ½ kg teh. Dengan
demikian melalui spesialisasi produksi dan
perdagangan internasional, Cina akan
mendapat keuntungan sebesar 4 kg – 1/2 kg =
3 ½ kg teh.
Analisa Grafik
Melalui grafik, teori absolute advantage dapat
dianalisa dengan menggunakan PPC (Production
Possibility Curve)
 Berdasarkan analisis metematika dan grafik di atas
dapat diketahui bahwa DTI (Dasar Tukar Internasional)
akan memberikan manfaat perdagangan internasional
kedua negera. Dengan kata lain, akan menguntungkan
satu negara tanpa merugikan negara lain dengan
perhitungan sbb:
 1. Untuk teh : 1/4 m < DTI teh < 2 m
 2. Untuk sutra : 1/2 kg < DTI sutra < 4 kg
2. COMPARATIVE ADVANTAGE DARI D.
RICARDO
Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga
kerja atau theory of labor value yg menyatakan
bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan
oleh jumlah waktu atau jam kerja yg diperlukan
untuk memproduksinya.
Menurut teori cost comparative advantage (labor
efficiency), suatu negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi & mengekspor
barang di mana negara tsb dapat berproduksi
relatif lebih efisien serta mengimpor barang di
mana negara tsb berproduksi relatif tidak/kurang
efisien. Lihat contoh demikian.
 Berdasarkan contoh di atas, jika ditinjau dari keunggulan
mutlak A. Smith, maka Indonesia unggul mutlak kedua
produk tersebut, karena labor cost-nya lebih efisien
dibandingkan Cina, baik dalam produksi 1 kg gula
maupun 1 m kain. Dengan demikian tentu tidak akan
terjadi perdagangan antara kedua negara jika
didasarkan pada teori Adam Smith. Akan tetapi,
berdasarkan teori cost comparative advantage atau
labor efficiency dari David Ricardo tetap terjadi
perdagangan internasional yang menguntungkan kedua
negara melalui spesialisasi produk masing-masing
negara. Seperti contoh berikut
 Berdasarkan perbandingan cost comparative advantage
atau labor efficiency di atas dapat dilihat bhw tenaga
kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja
Cina dalam produksi 1 kg gula (3/6 atau ½ hari kerja) dari
pada produksi 1 m kain (4/5 hari kerja). Hal ini akan
mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi
dan ekspor gula. Sebaliknya, tenaga kerja Cina ternyata
lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam
produksi 1 m kain (5/4 hari kerja) dari pada produksi 1 kg
gula (6/3 atau 2/1 hari kerja). Hal ini mendorong Cina
melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain,
sehingga diperoleh manfaat perdagangan (gain from
trade) seperti matrik perhitungan berikut ini.
 Berdasarkan matriks di tas dapat dilihat sbb :
a. Bila Indonesia melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor 1 kg gula ke Cina, mk akan
memperoleh 6/5 m kain, sedangkan
berdasarkan DTDN hanya memperoleh ¾ m
kain. Jadi dengan spesialisasi produksi dan
ekspor gula, Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar (6/5 m – ¾ m = 9/20 m).
b. Sebaliknya, bila Cina melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor 1 m kain ke
Indonesia, maka akan diperoleh 4/3 kg gula,
sedangkan berdasarkan DTDN hanya
memperoleh 5/6 kg gula. Jika dengan
spesialisasi produksi dan ekspor kain, Cina
akan memperoleh keuntungan sebesar (4/3 kg
c. Keuntungan yang diperoleh masing-masing
negara dari perdagangan internasional ini
merupakan gain from trade atau manfaat
perdagangan internasional karena adanya
perbedaan labor efficiency atau cost
comparative advantage.
Dengan adanya spesialisasi pada masing-masing negara
berdasarkan cost comparative advantage di atas, maka
akan terjadi penghematan hari kerja sebagaimana
ditunjukkan pada matriks berikut. Penghematan hari kerja
ini tentu akan meningkatkan jumlah produksi kedua
negara.
 Dari matriks di atas dpt dilihat bahwa dengan spesialisasi
akan dapat diproduksi 2 kg gula dan 2 m sutra dengan
hari kerja yang lebih singkat, yaitu 16 hari kerja. Jika
tanpa spesialisasi, untuk produksi 1 kg gula dan 1 m
sutra diperlukan 18 hari kerja. Jadi jika masing-masing
negara melakukan spesialisasi, maka dalam 18 hari kerja
akan diperoleh produksi yang lebih banyak, yaitu 22/3 kg
gula dan 22/5 m sutra. Ini berarti produksi akan
meningkat sehingga kesejahteraan akan meningkat pula.

More Related Content

What's hot

Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1
Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1
Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1Nani_Suhartini
 
Bahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdf
Bahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdfBahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdf
Bahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdferasconsultant
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Tugas pak frans salo
Tugas  pak frans saloTugas  pak frans salo
Tugas pak frans salomarnitabanne
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Review study kasus Gendhis Natural Bag
Review study kasus Gendhis Natural BagReview study kasus Gendhis Natural Bag
Review study kasus Gendhis Natural BagDidik A. Raihan
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Yasri Purwani II
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)M Abdul Aziz
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoliyuniar putri
 
Ppt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalPpt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalvinarmv
 
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional Kartika Loebiz
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisPT Lion Air
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAfathiyahfenny
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 

What's hot (20)

Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1
Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1
Perdagangan internasional tahap 1 Nani Al-Azhar1
 
Bahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdf
Bahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdfBahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdf
Bahan Tayang Standar Incoterms 2020 _MEI.pdf
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Tugas pak frans salo
Tugas  pak frans saloTugas  pak frans salo
Tugas pak frans salo
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Review study kasus Gendhis Natural Bag
Review study kasus Gendhis Natural BagReview study kasus Gendhis Natural Bag
Review study kasus Gendhis Natural Bag
 
Analisis input output
Analisis input outputAnalisis input output
Analisis input output
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
 
Ppt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalPpt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasional
 
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan Bisnis
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
Teori perdagangan
Teori perdaganganTeori perdagangan
Teori perdagangan
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 

Similar to TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KLASIK

Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Paarief Udin
 
Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Paarief Udin
 
Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionalTeori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionallaila sekar
 
3 teori merkantilisme
3 teori merkantilisme3 teori merkantilisme
3 teori merkantilismeJuni Effendi
 
Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Paarief Udin
 
Eko internasional
Eko internasionalEko internasional
Eko internasionalNur Azizah
 
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,MahendraConan
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEM
Sejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEMSejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEM
Sejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEMRahayuRahmadani4
 
Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...
Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...
Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...AnissaNurSafitri
 
Makalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasionalMakalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasionalSumandikaAdhy
 
1 perekonomian internasional isu perdagangan internasional
1 perekonomian internasional isu perdagangan internasional1 perekonomian internasional isu perdagangan internasional
1 perekonomian internasional isu perdagangan internasionalJudianto Nugroho
 
TUGAS Perdagangan Internasional
TUGAS Perdagangan InternasionalTUGAS Perdagangan Internasional
TUGAS Perdagangan Internasionalheckaathaya
 
09. Perdagangan Internasional.pptx
09. Perdagangan Internasional.pptx09. Perdagangan Internasional.pptx
09. Perdagangan Internasional.pptxAndikaYoanantaPattis
 
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...jevrihardian
 
PPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsa
PPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsaPPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsa
PPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsaPatriciaDelinda
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifWahono Diphayana
 

Similar to TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KLASIK (20)

Makalah perdagangan internasional
Makalah    perdagangan internasionalMakalah    perdagangan internasional
Makalah perdagangan internasional
 
Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2
 
Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2
 
Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionalTeori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasional
 
3 teori merkantilisme
3 teori merkantilisme3 teori merkantilisme
3 teori merkantilisme
 
Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2Indah r.a xii ips 2
Indah r.a xii ips 2
 
Eko internasional
Eko internasionalEko internasional
Eko internasional
 
Ekonomi bab 11
Ekonomi bab 11Ekonomi bab 11
Ekonomi bab 11
 
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEM
Sejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEMSejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEM
Sejarah Pemikiran Ekonomi JURUSAN EKOPEM
 
Perdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalPerdagangan Internasional
Perdagangan Internasional
 
Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...
Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...
Bisnis internasional, 1, anissa nur safitri, hapzi ali, teori perdagangan int...
 
Perdagangan internasional
Perdagangan internasionalPerdagangan internasional
Perdagangan internasional
 
Makalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasionalMakalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasional
 
1 perekonomian internasional isu perdagangan internasional
1 perekonomian internasional isu perdagangan internasional1 perekonomian internasional isu perdagangan internasional
1 perekonomian internasional isu perdagangan internasional
 
TUGAS Perdagangan Internasional
TUGAS Perdagangan InternasionalTUGAS Perdagangan Internasional
TUGAS Perdagangan Internasional
 
09. Perdagangan Internasional.pptx
09. Perdagangan Internasional.pptx09. Perdagangan Internasional.pptx
09. Perdagangan Internasional.pptx
 
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
 
PPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsa
PPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsaPPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsa
PPT - Memanfaatkan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsa
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
 

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KLASIK

  • 2.  Mengapa Suatu Negara Perlu Berdagang ?  Dengan berdagang suatu negara akan memperoleh keuntungan (gain from trade), berupa kenaikan standard hidup karena naiknya produktivitas, efisiensi dan adanya spesialisasi sehingga dapat memperbanyak output yang tersedia (yang dihasilkan).  Negera akan cendrung untuk melakukan spesialisasi pada barang yang dapat dihasilkan dgn menggunakan faktor produksi yang dimiliki dalam jumlah besar, dengan kombinasi yg paling efisien dan kemudian ditukar dgn barang lain yang kalau dihasilkan sendiri kurang efisien.
  • 3. Akan tetapi ada beberapa pendapat negatif terhdp perdagangan internasional,dgn alasan : 1. Suatu bangsa yg tergantung pada penawaran barang dari negara lain akan mengalami kesulitan apabila terjadi perang. 2. Perdagangan internasional dapat merupakan sumber ketidakstabilan dan sangat mempengaruhi perencanaan ekonomi. 3. Perdagangan internasional dapat menimbulkan kerugian bagi industri-industri dalam negeri yg hasil produksinya mendapat saingan dari barang impor.
  • 4.  Namun demikian, terutama pada abad 19, perdagangan internasional merupakan “engine of growth” (mesin penggerak pertumbuhan ekonomi). Dan muncullah teori- teori perdagangan internasional, seperti teori Pra Klasik (Merkantilisme), Klasik (Adam Smith, David Ricardo dan John Stewart Mill) dan Teori Modern (H-O/Eli Heckscher dan Bertil Ohlin dan disingkat dengan Heckscher – Ohlin atau H - O, G. Harberler dan lain-lain).  1. Teori Pra Klasik (Merkantilisme – yang mengutamakan perdagangan internasional dengan campur tagan pemerintah/regulated trade) (sudah dijelaskan kuliah sebelumnya)
  • 5. 2. Teori Klasik (Adam Smith – Keuntungan Mutlak) Adam Smith mengkritik campur tangan pemerintah dlm perdagangan internasional menurut Merkantilisme (perdagangan tidak bebas/regulated trade) dan menunjukkan kelebihan perdagangan bebas/free trade, karena akan muncul pembagian kerja internasional yang dapat memperluas pasar bagi barang-barang yang diproduksi. Dengan adanya spesialisasi internasional ini maka produksi dan konsumsi barang-barang dan jasa-jasa dapat meningkat karena negara-negara menekankan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan (baik yang dikembangkan maupun yang alamiah/keuntungan absolut/mutlak) yang dimiliki.
  • 6.  Keuntungan disini dapat diukur dari jam atau hari kerja yang diperlukan untuk memproduksi barang tersebut. Suatu negara dikatakan mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu jenis barang tertentu apabila negara terebut dapat memproduksi barang tersebut dengan jam/hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan kalau barang tersebut diproduksi oleh negara lain.  Keuntungan mutlak (absolute advantage ) adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi dalam kegiatan menghasilkan produksi pada barang-barang yang efisiensinya lebih tinggi dari negara lain.  Untuk jelasnya dpt dilihat pada Contoh/Tabel berikut ini :
  • 7. Mengapa Suatu Negara Perlu Berdagang ? Karena ingin mendapatkan keuntungan/gain from trade (misalnya keuntungan mutlak) Keuntungan Mutlak dari Adam Smith (jam Kerja per Satuan Output) Negara Radio Kain Dasar Tukar Dalam Negeri Indonesia Jepang 4 jam/buah 3 jam/buah 1/10 jam/meter 1/5 jam/meter 1 Radio = 40 meter Kain 1 Radio = 15 meter Kain
  • 8.  Tabel di atas menunjukkan bahwa Indonesia dan Jepang memproduksi dua macam barang, yaitu Radio dan Kain. Di Indonesia, waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu radio adalah 4 jam dan untuk menghasilkan kain diperlukan waktu 1/10 jam setiap meternya (6 menit) atau satu jam dapat diproduksi 10 meter kain. Jadi untuk setiap 4 jam di Indonesia dapat menghasilkan sebuah radio atau kalau waktu empat jam itu digunakan untuk membuat kain maka dapat dihasilkan 40 meter kain. Dengan demikian nilai sebuah radio di Indonesia sama dengan 40 meter kain (DTD/DTDN).
  • 9.  Di lain pihak di Jepang, sebuah radio dapat diproduksi dalam waktu 3 jam dan setiap meter kain yang diproduksi memerlukan waktu 1/5 jam (12 menit) atau 15 meter setiap 3 jam. Jadi dasar tukar antara radio dan kain di Jepang adalah satu radio sama dengan 15 meter kain (DTD/DTDN).  Menurut teori keuntungan mutlak dari Adam Smith sebaiknya Indonesia melakukan spesialisasi dalam memproduksi kain dan Jepang berspesialisasi dalam memproduksi radio. Kalau seandainya Dasar Tukar Internasional (DTI) 1 Radio = 20 meter kain, apa yang terjadi ?
  • 10.  David Ricardo melihat ada kelemahan pada teori Adam Smith, katanya Adam Smith tidak mempersoalkan tentang kemungkinan adanya suatu negara yg tidak mempunyai keunggulan mutlak sama sekali. Jg Smith tdk menjelaskan berapa dasar tukar internasional yang akan terjadi jika negara-negara tersebut melakukan perdagangan, dan Ricardo mencoba untuk memperbaikinya.  Menurut Ricardo setiap nilai suatu barang yang dihasilkan ditentukan oleh ongkos tenaga kerja yg diperlukan untuk membuat barang tsb. Setiap negara cendrung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang yg mempunyai ongkos komparatif yang terkecil.
  • 11.  Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut Ongkos Komparatif dari David Ricardo (hari Kerja per Satuan Output) Negara Anggur Kain Dasar Tukar Dalam Negeri Portugis Inggris 2 hari 6 hari 4 hari 5 hari 1 unit kain = 2 unit anggur 1 unit kain = 0,833 unit anggur
  • 12.  Dari contoh di atas teori keuntungan mutlak Adam Smith tdk dpt menjelaskan bagaimana perdagangan antara Pertugis dengan Inggris dapat terjadi karena semua keuntungan mutlak untuk memproduksi kedua macam barang dimiliki oleh Portugis.  Menurut Ricardo, meskipun Inggris tidak memiliki keuntungan mutlak akan tetapi memiliki keuntungan komparatif dalam memproduksi kain.
  • 13.  Ongkos untuk memproduksi kain di Inggris adalah 5/4 nya di Portugis dan ongkos untuk memproduksi anggur di Inggris adalah 6/2 nya di Portugis. Artinya ongkos membuat anggur di Inggris sangat mahal, yaitu 3 kali lipat ongkos pembuatan di Portugis. Sedangkan ongkos untuk memproduksi kain di Inggris 1,25 kalinya ongkos di Portugis. Atau dapat dikatakan bahwa di Inggris ongkos komparatif untuk membuat kain labih murah dari ongkos komparatif membuat anggur.
  • 14.  Dasar tukar dalam negeri (DTD/DTDN) untuk Inggris adalah 1 unit kain = 0,833 unit anggur dan di Portugis 1 unit kain = 2 unit anggur. Jadi perdagangan mungkin dilakukan oleh kedua negara. Inggris akan berspesialisasi dalam membuat kain dan Portugis membuat anggur.  Berdasarkan anggapan dari Ricardo bahwa dasar tukar internasional (DTI) adalah 1 : 1, yang artinya 1 unit kain buatan Inggris dapat ditukarkan dengan 1 unit anggur Portugis, maka perdagangan masih memberi keuntungan bagi kedua negara.
  • 15.  Jadi menurut Ricardo setiap negara dapat mengekspor barang-barang yang mempunyai ongkos komparatif yang lebih rendah tanpa memperhatikan apakah barang- barang tersebut memiliki keuntungan mutlak atau tidak. Disamping itu ia menganggap bhw dasar tukar internasional yang terjadi adalah 1 : 1.  Akan tetapi JS. Mill melihat ada kelemahan teori David Ricardo ini, yaitu bagaimana kalau seandainya dasar tukar internasional (DTI) tdk 1 : 1, bahkan lebih dari 1 : 1. David Ricardo tidak bisa jawab dan munculah teori JS. Mill tentang keuntungan berbanding, seperti contoh berikut.
  • 16. Keuntungan Komparatif dari JS Mill (hari kerja per Satuan Output) Negara Anggur Kain Dasar Tukar Dalam Negeri Portugis Inggris 2 hari 3 hari 4 hari 4 hari 1 unit kain = 2 unit anggur 1 unit kain = 1,33 unit anggur
  • 17.  Keutungan berbanding (Comparative Advantage) adalah keuntungan yang diperoleh suatu negara dr melakukan spesialisasi dalam menghasilkan barang yang mempunyai harga-harga relatif yang lebih rendah daripada di negara lain.  Tabel di atas menunjukkan bahwa satu unit kain di Portugis dapat ditukarkan dengan dua unit anggur. Di Inggris satu unit kain dapat ditukarkan dengan 1,33 unit anggur.
  • 18.  Kalau perdagangan dilakukan dgn dasar tukar internasional (DTI) 1 : 1 dan Inggris berspesialisasi dalam membuat kain sedangkan anggur oleh Portugis, maka perdagangan kedua negara itu tdk akan menguntungkan Inggris, karna setiap unit kain yang dibuat hanya dapat ditukarkan dengan satu unit anggur buatan Portugis, pd hal dalam negeri Inggris setiap unit kain dapat ditukar dengan 1,33 unit anggur. Jadi perdagangan tidak mungkin dilakukan atas dasar anggapan bahwa dasar tukar internasionalnya 1 : 1.
  • 19.  Menurut Mill, dasar tukar internasional tidak perlu 1 : 1, asalkan masih berada diantara dasar tukar dalam negeri (DTD/DTDN) kedua negara, maka perdagangan masih menguntungkan kedua negara. Misal sekarang dasar tukar internasional (DTI)adalah 1 unit kain = 1,8 unit anggur. Kalau Inggris berspesialisasi dlm memproduksi kain sedangkan Portugis memproduksi anggur, maka perdagangan yang dilakukan akan menguntungkan kedua belah pihak. Mengapa jelaskan .... ?
  • 20. CONTOH LAIN 1. ABSOLUTE ADVANTAGE DARI ADAM SMITH Dlm kritikannya, Adam Smith mengemukakan teori absolute advantage sbb: Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional (gain from trade) karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advanage), serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute disadvantage), secara matematis dapat diilustrasikan dengan data hipotetis sbb :
  • 21. Data Hipotetis Teori Absolute Advantage dari Adam Smith
  • 22.  Teori Adam Smith didasarkan Pada asumsi :  1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama 3. Pertukaran dilakukan secara barter 4. Biaya transpor diabaikan Berdasarkan ilustrasi di atas dapat diketahui bhw tenaga kerja di Indonesia memiliki keunggulan absolut dlm memproduksi teh (12Kg), sedangkan Cina memiliki keungulan absolut dalam produksi sutra (8 meter).
  • 23.  Jika Indonesia dan Cina tidak melakukan perdagangan luar negeri (ekpor dan impor) maka berdasarkan DTDN (Dasar Tukar Dalam Negeri) antara produsen teh dan sutra kedua negara itu akan menjadi sbb : Di Indonesia : 1 kg teh dinilai sama dengan 1/4 meter sutra 1 meter sutra dinilai sama dengan 4 kg teh Di Cina 1 kg teh dinilai sama dengan 2 meter sutra 1 meter sutra dinilai sama dengan ½ kg teh.
  • 24.  Berdasarkan DTDN di atas dapat dilihat sbb : 1. Harga 1 kg teh di Indonesia lebih murah (hanya 1/4 sutra) dibandingkan di Cina yang lebih mahal (yaitu 2 meter sutra). 2. Sebaliknya, harga 1 meter sutra di Cina lebih murah (hanya 1/2 kg teh) dibandingkan dgn di Indonesia yang lebih mahal (yaitu 4 kg teh) Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan sbb : 1. Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi teh sehingga akan melakukan spesialisasi produksi dan ekspor teh ke Cina. Sebaliknya Indonesia akan mengimpor sutra dari Cina.
  • 25. 2. Cina memiliki keunggulan absolut dalam produksi sutra sehingga akan melakukan spesialisasi produksi dan ekspor sutra ke Indonesia. Sebaliknya, Cina mengimpor teh dari Indonesia. Manfaat dari spesialisasi produksi : 1. Dengan spesialisasi dan mengekspor 1 kg teh ke Cina, Indonesia akan mendapat 2 m sutra, sedangkan di dalam negeri hanya dinilai atau dapat ditukarkan dengan 1/4 sutra.
  • 26.  Dengan demikian melalui spesialisasi produksi dan perdagangan internasional Indonesia akan mendapat keuntungan (gain from trade) sebesar 2 m – 1/4 m =  1 3/4 m sutra. 2. Sebaliknya, dgn spesialisasi dan mengekspor 1 m sutra ke Indonesia, Cina akan mendapat 4 kg teh, sedangkan dalam negeri hanya dinilai atau dapat ditukar dengan ½ kg teh. Dengan demikian melalui spesialisasi produksi dan perdagangan internasional, Cina akan mendapat keuntungan sebesar 4 kg – 1/2 kg = 3 ½ kg teh.
  • 27.
  • 28. Analisa Grafik Melalui grafik, teori absolute advantage dapat dianalisa dengan menggunakan PPC (Production Possibility Curve)
  • 29.  Berdasarkan analisis metematika dan grafik di atas dapat diketahui bahwa DTI (Dasar Tukar Internasional) akan memberikan manfaat perdagangan internasional kedua negera. Dengan kata lain, akan menguntungkan satu negara tanpa merugikan negara lain dengan perhitungan sbb:  1. Untuk teh : 1/4 m < DTI teh < 2 m  2. Untuk sutra : 1/2 kg < DTI sutra < 4 kg
  • 30. 2. COMPARATIVE ADVANTAGE DARI D. RICARDO Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja atau theory of labor value yg menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yg diperlukan untuk memproduksinya. Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi & mengekspor barang di mana negara tsb dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tsb berproduksi relatif tidak/kurang efisien. Lihat contoh demikian.
  • 31.
  • 32.  Berdasarkan contoh di atas, jika ditinjau dari keunggulan mutlak A. Smith, maka Indonesia unggul mutlak kedua produk tersebut, karena labor cost-nya lebih efisien dibandingkan Cina, baik dalam produksi 1 kg gula maupun 1 m kain. Dengan demikian tentu tidak akan terjadi perdagangan antara kedua negara jika didasarkan pada teori Adam Smith. Akan tetapi, berdasarkan teori cost comparative advantage atau labor efficiency dari David Ricardo tetap terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi produk masing-masing negara. Seperti contoh berikut
  • 33.
  • 34.  Berdasarkan perbandingan cost comparative advantage atau labor efficiency di atas dapat dilihat bhw tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 kg gula (3/6 atau ½ hari kerja) dari pada produksi 1 m kain (4/5 hari kerja). Hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya, tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain (5/4 hari kerja) dari pada produksi 1 kg gula (6/3 atau 2/1 hari kerja). Hal ini mendorong Cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain, sehingga diperoleh manfaat perdagangan (gain from trade) seperti matrik perhitungan berikut ini.
  • 35.
  • 36.  Berdasarkan matriks di tas dapat dilihat sbb : a. Bila Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor 1 kg gula ke Cina, mk akan memperoleh 6/5 m kain, sedangkan berdasarkan DTDN hanya memperoleh ¾ m kain. Jadi dengan spesialisasi produksi dan ekspor gula, Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar (6/5 m – ¾ m = 9/20 m). b. Sebaliknya, bila Cina melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor 1 m kain ke Indonesia, maka akan diperoleh 4/3 kg gula, sedangkan berdasarkan DTDN hanya memperoleh 5/6 kg gula. Jika dengan spesialisasi produksi dan ekspor kain, Cina akan memperoleh keuntungan sebesar (4/3 kg
  • 37. c. Keuntungan yang diperoleh masing-masing negara dari perdagangan internasional ini merupakan gain from trade atau manfaat perdagangan internasional karena adanya perbedaan labor efficiency atau cost comparative advantage. Dengan adanya spesialisasi pada masing-masing negara berdasarkan cost comparative advantage di atas, maka akan terjadi penghematan hari kerja sebagaimana ditunjukkan pada matriks berikut. Penghematan hari kerja ini tentu akan meningkatkan jumlah produksi kedua negara.
  • 38.
  • 39.  Dari matriks di atas dpt dilihat bahwa dengan spesialisasi akan dapat diproduksi 2 kg gula dan 2 m sutra dengan hari kerja yang lebih singkat, yaitu 16 hari kerja. Jika tanpa spesialisasi, untuk produksi 1 kg gula dan 1 m sutra diperlukan 18 hari kerja. Jadi jika masing-masing negara melakukan spesialisasi, maka dalam 18 hari kerja akan diperoleh produksi yang lebih banyak, yaitu 22/3 kg gula dan 22/5 m sutra. Ini berarti produksi akan meningkat sehingga kesejahteraan akan meningkat pula.