SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Makalah Prinsip BP dan Kode Etik Guru BP
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dari Ibu Dr. Sopiah, M.Ag
Dosen Pengampu Bimbingan dan Penyuluhan
Disusun oleh Kelas M Kelompok III :
Abdurrohman Wahid (2021214449)
Sri Suharnik (2021214454)
Amrina Rosada (2021214456)
Muhammad Firdaus (2021214471)
JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2016
Pendahuluan
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan di atas, pendidikan tidak
serta merta lancar tanpa adanya hambatan. Oleh karena itu dibutuhkan bimbingan
dan penyuluhan untuk mengurangi hambatan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, bimbingan dan penyuluhan juga berperan
dalam menentukan keberhasilan individu dalam menentukan beberapa hal dan
keputusan yang hendak dipilih oleh individu.
Untuk menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan yang baik, diperlukan
prinsip yang harus ditaati agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam jalur yang
sesuai dengan bimbingan dan penyuluhan yang diperlukan. Selain itu,
pembimbing dan penyuluh harus memiliki kode etik agar mampu memberikan
bimbingan dan penyuluhan yang berkontribusi dalam kegiatan bimbingan dan
penyuluhan itu sendiri.
2
A. Prinsip Bimbingan dan Penyuluhan
Prinsip yang berasal dari akar kata prinsipia, dapat diartikan sebagai
permulaan yang dengan suatu cara tertentu dapat melahirkan hal-hal lain yang
keberadaannya tergantung dari pemula itu, seperti dikutip dari M. I Soelaeman
oleh Dra. Hallen A., M.Pd. Prinsip ini merupakan hasil paduan antara kajian
teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
sesuatu yang dimaksudkan. Jadi kalau kita berbicara tentang prinsip-prinsip
bimbingan dan penyuluhan, maka kita berbicara tentang pokok-pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan yang harus diikuti
dalam program pelayanan bimbingan. Dengan kata lain, prinsip-prinsip
bimbingan dan penyuluhan adalah seperangkat landasan praktis yang harus
diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.1
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan pada umumnya
berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses
penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan.2
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
a. Bimbingan dan Penyuluhan melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial
ekonomi.
b. Bimbingan dan penyuluhan berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan penyuluhan memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap
dan berbagai aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan penyuluhan memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.3
2. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
1
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 63
2
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
hlm. 218
3
Hallen A., Op. Cit., hlm. 64
3
a. Bimbingan dan penyuluhan berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental atau kondisi fisik individu
terhadap penyesuaian dirinya di rumah, serta dalam kaitannya dengan
kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh pengaruh
lingkungan terhadap mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan penyuluhan.4
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan
a. Bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program
bimbingan dan penyuluhan harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan secara menyeluruh.
b. Program bimbingan dan penyuluhan harus fleksibel disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan penyuluhan disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.5
d. Terhadap program bimbingan dan penyuluhan hendaknya diadakan
penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan
manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program
yang direncanakan dan pelaksanaannya.6
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan
a. Tujuan akhir bimbingan dan penyuluhan adalah kemandirian setiap
individu, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan penyuluhan harus
diarahkan untuk mengembangkan individu agar mempu membimbing
diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan atau permasalahan yang
dihadapinya.7
4
Hallen A., Op. Cit, hlm. 64
5
Hallen A., Op. Cit, hlm. 64-65
6
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 221
7
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 222
4
b. Dalam proses bimbingan dan penyuluhan kepetusan yang diambil dan
yang akan dilakukan individu hendaknya atas kemauan individu,
bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan prang tua
sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran
dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
dan program bimbingan dan penyuluhan itu sendiri.8
f. Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan
dengan kebutuhan individu dengan lingkungannya.9
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan dalam Sekolah
a. Pembimbing harus memulai karirnya sejak awal dengan program kerja
yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan
program tesebut.
b. Pembimbing harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa
mengganggu keharmonisan hubungan antara pembimbing dengan
personal sekolah lainnya dan siswa.
c. Pembimbing bertanggungjawab untuk memahami peranannya sebagai
pembimbing profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam
kegiatan nyata.
d. Pembimbing bertanggungjawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa
yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus
sekolah, yang mengalami permasalahan emisional, yang mengalami
kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa,
yang berpotensi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak
8
Hallen A., Op. Cit., hlm. 65
9
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 222
5
ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau mengambil muka
guru, pembimbing dan personal sekolah lainnya.
e. Pembimbing harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk
membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang
cukup parah dan siswa-siswa ygn menderita gangguan emosional,
khususnya melalui penerapann program-program kelompok, kegiatan
pengajaran di sekolah dan kegiatan di luar sekolah serta bentuk
kegiatan lainnya.
f. Pembimbing harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala
sekolah, memberikan perhaitan dan peka terhadap perhatian, harapan,
dan kecemasan-kecemasannya.10
B. Kode Etik Guru BP
Kode Etik merupakan etika profesi yang harus dipegang kuat oleh setiap
pembimbing. Kode etik juga merupakan moralitas para pembimbing dalam
menjalankan profesinya.11
Yang dimaksud dengan kode etik di sini ialah merupakan ketentuan-
ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang
berkecimpung dalam bidang bimbingan dan penyuluhan demi untuk kebaikan.
Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan itu
dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan
justru diharapkan agar semakin baik, lebih-labih lagi di Indonesia ini di mana
bimbingan dan penyuluhan sedang dalam taraf perkembangan.12
Adapun landasan atau dasar kode etik pembimbing adalah (a) Pancasila;
mengingat bahwa profesi penyuluhan merupakan usaha layanan terhadap
sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara yang
bertanggungjawab. (b) Tuntutan Profesi; mengacu pada kebutuhan dan
kebahagiaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.13
10
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 223-224
11
Anas Salafudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) hlm. 48
12
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 27-
28
13
Anas Salafudin, Op. Cit., hlm. 48
6
Menurut Bimo Walgito, kode etik pembimbing adalah sebagai berikut.
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang
bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip
bimbingan dan penyuluhan.
2. Pembimbingan harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada
keahliannya atau wewenangnya.
3. Oleh karena pekerjaan ini langsung dengan pribadi seseorang maka
seorang pembimbing harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia individu dengan sebaik-
baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada individu.
c. Menghargai sama terhadap bermacam-macam individu.
4. Pembimbing tidak diperkenankan:
a. Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak
terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal
yang tidak baik bagi individu.
d. Mengalihkan individu kepada pembimbing lain, tanpa persetujuan
individu.
5. Meminta bantuan pada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di
luar keahliannya atau pun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam
bimbingan dan penyuluhan.
6. Pembimbing haruslah selalu menyadaru akan tanggung jawabnya yang
berat yang memerlukan pengabdian sepenuhnya.14
14
Bimo Walgito, Op. Cit., hlm. 28
7
Penutup
Dalam penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan diperlukan adanya
prinsip-prinsip yang harus ditaati. Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan
penyuluhan pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien,
tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan
pelayanan.
Untuk menjadi pembimbing dan penyuluh yang baik harus memiliki kode
etik. Kode Etik merupakan etika profesi yang harus dipegang kuat oleh setiap
pembimbing. Kode etik juga merupakan moralitas para pembimbing dalam
menjalankan profesinya.
Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan itu
dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan justru
diharapkan agar semakin baik, lebih-labih lagi di Indonesia ini di mana bimbingan
dan penyuluhan sedang dalam taraf perkembangan.
8
Daftar Pustaka
A., Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Salafudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi
Offset
9
Daftar Pustaka
A., Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Salafudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi
Offset
9

More Related Content

What's hot

power poin teori relasi objek
power poin teori relasi objekpower poin teori relasi objek
power poin teori relasi objekfaiqoh nurlaeli
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakM N Habibah
 
Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Deny Darmawan
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaandreanapulu
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianEndah Aibara
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Anna Dekinai
 
Kontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesiaKontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesiaPutra Teguh Dwi
 
Kepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan SosialKepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan SosialYeni Rahayu
 
Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)
Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)
Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)Iqbal Nugraha
 
Pendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifPendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifFATHATUL FIKRIYAH
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniAisyahTamara
 
Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalFaiz Sujudi
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi chusnaqumillaila
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALDadang DjokoKaryanto
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptReny Wahyuni
 

What's hot (20)

power poin teori relasi objek
power poin teori relasi objekpower poin teori relasi objek
power poin teori relasi objek
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
 
Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
 
Kontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesiaKontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesia
 
Pendidikan Alternatif
Pendidikan AlternatifPendidikan Alternatif
Pendidikan Alternatif
 
Kepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan SosialKepekaan Diri dan Sosial
Kepekaan Diri dan Sosial
 
Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)
Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)
Psikologi Kesehatan: Eating behavior (Perilaku Makan)
 
Pendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifPendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotif
 
teori etologi
teori etologiteori etologi
teori etologi
 
Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
 
Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksional
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar ppt
 

Similar to BP ETIKA

Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptxPrinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptxBundajaisy
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Hudenk Hudunx
 
Bk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatanBk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatanburhan to
 
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswaPrinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswaiskawia
 
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingPrinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingW.R. Putra
 
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajayaPengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajayaAdymaz
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingMozanni Tia
 
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxPROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxEndangSulistiawaty
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxChankDul
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingMara Sutan Siregar
 
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfRomaAdePutra
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konselingWinarto Winartoap
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingNilna Ma'Rifah
 
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...Banjir Embun
 
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdflampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdfaguspramono75
 
Lampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Lampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingLampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Lampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingMuhamad Fatikhin
 

Similar to BP ETIKA (20)

Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptxPrinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
 
BK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan PeminatanBK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan Peminatan
 
Bk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatanBk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatan
 
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswaPrinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
 
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingPrinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
 
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajayaPengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajaya
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
 
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxPROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
 
Prog kerja
Prog kerjaProg kerja
Prog kerja
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docx
 
A
AA
A
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
 
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi 5_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111_lampiran bimbingan konseling
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
 
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
 
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdflampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
 
Lampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Lampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingLampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Lampiran permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

BP ETIKA

  • 1. Makalah Prinsip BP dan Kode Etik Guru BP Disusun Untuk Memenuhi Tugas dari Ibu Dr. Sopiah, M.Ag Dosen Pengampu Bimbingan dan Penyuluhan Disusun oleh Kelas M Kelompok III : Abdurrohman Wahid (2021214449) Sri Suharnik (2021214454) Amrina Rosada (2021214456) Muhammad Firdaus (2021214471) JURUSAN TARBIYAH PAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN TAHUN 2016
  • 2. Pendahuluan Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan di atas, pendidikan tidak serta merta lancar tanpa adanya hambatan. Oleh karena itu dibutuhkan bimbingan dan penyuluhan untuk mengurangi hambatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, bimbingan dan penyuluhan juga berperan dalam menentukan keberhasilan individu dalam menentukan beberapa hal dan keputusan yang hendak dipilih oleh individu. Untuk menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan yang baik, diperlukan prinsip yang harus ditaati agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam jalur yang sesuai dengan bimbingan dan penyuluhan yang diperlukan. Selain itu, pembimbing dan penyuluh harus memiliki kode etik agar mampu memberikan bimbingan dan penyuluhan yang berkontribusi dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan itu sendiri. 2
  • 3. A. Prinsip Bimbingan dan Penyuluhan Prinsip yang berasal dari akar kata prinsipia, dapat diartikan sebagai permulaan yang dengan suatu cara tertentu dapat melahirkan hal-hal lain yang keberadaannya tergantung dari pemula itu, seperti dikutip dari M. I Soelaeman oleh Dra. Hallen A., M.Pd. Prinsip ini merupakan hasil paduan antara kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Jadi kalau kita berbicara tentang prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan, maka kita berbicara tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan yang harus diikuti dalam program pelayanan bimbingan. Dengan kata lain, prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan adalah seperangkat landasan praktis yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.1 Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan.2 1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Sasaran Pelayanan a. Bimbingan dan Penyuluhan melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi. b. Bimbingan dan penyuluhan berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis. c. Bimbingan dan penyuluhan memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu. d. Bimbingan dan penyuluhan memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.3 2. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu 1 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 63 2 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hlm. 218 3 Hallen A., Op. Cit., hlm. 64 3
  • 4. a. Bimbingan dan penyuluhan berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau kondisi fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh pengaruh lingkungan terhadap mental dan fisik individu. b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan penyuluhan.4 3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan a. Bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan penyuluhan harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan secara menyeluruh. b. Program bimbingan dan penyuluhan harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga. c. Program bimbingan dan penyuluhan disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.5 d. Terhadap program bimbingan dan penyuluhan hendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya.6 4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan a. Tujuan akhir bimbingan dan penyuluhan adalah kemandirian setiap individu, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan penyuluhan harus diarahkan untuk mengembangkan individu agar mempu membimbing diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.7 4 Hallen A., Op. Cit, hlm. 64 5 Hallen A., Op. Cit, hlm. 64-65 6 Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 221 7 Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 222 4
  • 5. b. Dalam proses bimbingan dan penyuluhan kepetusan yang diambil dan yang akan dilakukan individu hendaknya atas kemauan individu, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain. c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. d. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan prang tua sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan. e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan penyuluhan itu sendiri.8 f. Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu dengan lingkungannya.9 5. Prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan dalam Sekolah a. Pembimbing harus memulai karirnya sejak awal dengan program kerja yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tesebut. b. Pembimbing harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan hubungan antara pembimbing dengan personal sekolah lainnya dan siswa. c. Pembimbing bertanggungjawab untuk memahami peranannya sebagai pembimbing profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan nyata. d. Pembimbing bertanggungjawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami permasalahan emisional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak 8 Hallen A., Op. Cit., hlm. 65 9 Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 222 5
  • 6. ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau mengambil muka guru, pembimbing dan personal sekolah lainnya. e. Pembimbing harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa-siswa ygn menderita gangguan emosional, khususnya melalui penerapann program-program kelompok, kegiatan pengajaran di sekolah dan kegiatan di luar sekolah serta bentuk kegiatan lainnya. f. Pembimbing harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala sekolah, memberikan perhaitan dan peka terhadap perhatian, harapan, dan kecemasan-kecemasannya.10 B. Kode Etik Guru BP Kode Etik merupakan etika profesi yang harus dipegang kuat oleh setiap pembimbing. Kode etik juga merupakan moralitas para pembimbing dalam menjalankan profesinya.11 Yang dimaksud dengan kode etik di sini ialah merupakan ketentuan- ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang berkecimpung dalam bidang bimbingan dan penyuluhan demi untuk kebaikan. Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan itu dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan justru diharapkan agar semakin baik, lebih-labih lagi di Indonesia ini di mana bimbingan dan penyuluhan sedang dalam taraf perkembangan.12 Adapun landasan atau dasar kode etik pembimbing adalah (a) Pancasila; mengingat bahwa profesi penyuluhan merupakan usaha layanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara yang bertanggungjawab. (b) Tuntutan Profesi; mengacu pada kebutuhan dan kebahagiaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.13 10 Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 223-224 11 Anas Salafudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) hlm. 48 12 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 27- 28 13 Anas Salafudin, Op. Cit., hlm. 48 6
  • 7. Menurut Bimo Walgito, kode etik pembimbing adalah sebagai berikut. 1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan. 2. Pembimbingan harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. 3. Oleh karena pekerjaan ini langsung dengan pribadi seseorang maka seorang pembimbing harus: a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia individu dengan sebaik- baiknya. b. Menunjukkan sikap hormat kepada individu. c. Menghargai sama terhadap bermacam-macam individu. 4. Pembimbing tidak diperkenankan: a. Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih. b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi individu. d. Mengalihkan individu kepada pembimbing lain, tanpa persetujuan individu. 5. Meminta bantuan pada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar keahliannya atau pun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam bimbingan dan penyuluhan. 6. Pembimbing haruslah selalu menyadaru akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian sepenuhnya.14 14 Bimo Walgito, Op. Cit., hlm. 28 7
  • 8. Penutup Dalam penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan diperlukan adanya prinsip-prinsip yang harus ditaati. Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan. Untuk menjadi pembimbing dan penyuluh yang baik harus memiliki kode etik. Kode Etik merupakan etika profesi yang harus dipegang kuat oleh setiap pembimbing. Kode etik juga merupakan moralitas para pembimbing dalam menjalankan profesinya. Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan itu dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan justru diharapkan agar semakin baik, lebih-labih lagi di Indonesia ini di mana bimbingan dan penyuluhan sedang dalam taraf perkembangan. 8
  • 9. Daftar Pustaka A., Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Salafudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset 9
  • 10. Daftar Pustaka A., Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Salafudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset 9