TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
BP ETIKA
1. Makalah Prinsip BP dan Kode Etik Guru BP
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dari Ibu Dr. Sopiah, M.Ag
Dosen Pengampu Bimbingan dan Penyuluhan
Disusun oleh Kelas M Kelompok III :
Abdurrohman Wahid (2021214449)
Sri Suharnik (2021214454)
Amrina Rosada (2021214456)
Muhammad Firdaus (2021214471)
JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2016
2. Pendahuluan
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan di atas, pendidikan tidak
serta merta lancar tanpa adanya hambatan. Oleh karena itu dibutuhkan bimbingan
dan penyuluhan untuk mengurangi hambatan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, bimbingan dan penyuluhan juga berperan
dalam menentukan keberhasilan individu dalam menentukan beberapa hal dan
keputusan yang hendak dipilih oleh individu.
Untuk menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan yang baik, diperlukan
prinsip yang harus ditaati agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam jalur yang
sesuai dengan bimbingan dan penyuluhan yang diperlukan. Selain itu,
pembimbing dan penyuluh harus memiliki kode etik agar mampu memberikan
bimbingan dan penyuluhan yang berkontribusi dalam kegiatan bimbingan dan
penyuluhan itu sendiri.
2
3. A. Prinsip Bimbingan dan Penyuluhan
Prinsip yang berasal dari akar kata prinsipia, dapat diartikan sebagai
permulaan yang dengan suatu cara tertentu dapat melahirkan hal-hal lain yang
keberadaannya tergantung dari pemula itu, seperti dikutip dari M. I Soelaeman
oleh Dra. Hallen A., M.Pd. Prinsip ini merupakan hasil paduan antara kajian
teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
sesuatu yang dimaksudkan. Jadi kalau kita berbicara tentang prinsip-prinsip
bimbingan dan penyuluhan, maka kita berbicara tentang pokok-pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan yang harus diikuti
dalam program pelayanan bimbingan. Dengan kata lain, prinsip-prinsip
bimbingan dan penyuluhan adalah seperangkat landasan praktis yang harus
diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.1
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan pada umumnya
berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses
penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan.2
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
a. Bimbingan dan Penyuluhan melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial
ekonomi.
b. Bimbingan dan penyuluhan berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan penyuluhan memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap
dan berbagai aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan penyuluhan memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.3
2. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
1
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 63
2
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
hlm. 218
3
Hallen A., Op. Cit., hlm. 64
3
4. a. Bimbingan dan penyuluhan berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental atau kondisi fisik individu
terhadap penyesuaian dirinya di rumah, serta dalam kaitannya dengan
kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh pengaruh
lingkungan terhadap mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan penyuluhan.4
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan
a. Bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program
bimbingan dan penyuluhan harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan secara menyeluruh.
b. Program bimbingan dan penyuluhan harus fleksibel disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan penyuluhan disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.5
d. Terhadap program bimbingan dan penyuluhan hendaknya diadakan
penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan
manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program
yang direncanakan dan pelaksanaannya.6
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan
a. Tujuan akhir bimbingan dan penyuluhan adalah kemandirian setiap
individu, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan penyuluhan harus
diarahkan untuk mengembangkan individu agar mempu membimbing
diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan atau permasalahan yang
dihadapinya.7
4
Hallen A., Op. Cit, hlm. 64
5
Hallen A., Op. Cit, hlm. 64-65
6
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 221
7
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 222
4
5. b. Dalam proses bimbingan dan penyuluhan kepetusan yang diambil dan
yang akan dilakukan individu hendaknya atas kemauan individu,
bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan prang tua
sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran
dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
dan program bimbingan dan penyuluhan itu sendiri.8
f. Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan
dengan kebutuhan individu dengan lingkungannya.9
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan dalam Sekolah
a. Pembimbing harus memulai karirnya sejak awal dengan program kerja
yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan
program tesebut.
b. Pembimbing harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa
mengganggu keharmonisan hubungan antara pembimbing dengan
personal sekolah lainnya dan siswa.
c. Pembimbing bertanggungjawab untuk memahami peranannya sebagai
pembimbing profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam
kegiatan nyata.
d. Pembimbing bertanggungjawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa
yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus
sekolah, yang mengalami permasalahan emisional, yang mengalami
kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa,
yang berpotensi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak
8
Hallen A., Op. Cit., hlm. 65
9
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 222
5
6. ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau mengambil muka
guru, pembimbing dan personal sekolah lainnya.
e. Pembimbing harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk
membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang
cukup parah dan siswa-siswa ygn menderita gangguan emosional,
khususnya melalui penerapann program-program kelompok, kegiatan
pengajaran di sekolah dan kegiatan di luar sekolah serta bentuk
kegiatan lainnya.
f. Pembimbing harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala
sekolah, memberikan perhaitan dan peka terhadap perhatian, harapan,
dan kecemasan-kecemasannya.10
B. Kode Etik Guru BP
Kode Etik merupakan etika profesi yang harus dipegang kuat oleh setiap
pembimbing. Kode etik juga merupakan moralitas para pembimbing dalam
menjalankan profesinya.11
Yang dimaksud dengan kode etik di sini ialah merupakan ketentuan-
ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang
berkecimpung dalam bidang bimbingan dan penyuluhan demi untuk kebaikan.
Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan itu
dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan
justru diharapkan agar semakin baik, lebih-labih lagi di Indonesia ini di mana
bimbingan dan penyuluhan sedang dalam taraf perkembangan.12
Adapun landasan atau dasar kode etik pembimbing adalah (a) Pancasila;
mengingat bahwa profesi penyuluhan merupakan usaha layanan terhadap
sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara yang
bertanggungjawab. (b) Tuntutan Profesi; mengacu pada kebutuhan dan
kebahagiaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.13
10
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit., hlm. 223-224
11
Anas Salafudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) hlm. 48
12
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 27-
28
13
Anas Salafudin, Op. Cit., hlm. 48
6
7. Menurut Bimo Walgito, kode etik pembimbing adalah sebagai berikut.
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang
bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip
bimbingan dan penyuluhan.
2. Pembimbingan harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada
keahliannya atau wewenangnya.
3. Oleh karena pekerjaan ini langsung dengan pribadi seseorang maka
seorang pembimbing harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia individu dengan sebaik-
baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada individu.
c. Menghargai sama terhadap bermacam-macam individu.
4. Pembimbing tidak diperkenankan:
a. Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak
terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal
yang tidak baik bagi individu.
d. Mengalihkan individu kepada pembimbing lain, tanpa persetujuan
individu.
5. Meminta bantuan pada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di
luar keahliannya atau pun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam
bimbingan dan penyuluhan.
6. Pembimbing haruslah selalu menyadaru akan tanggung jawabnya yang
berat yang memerlukan pengabdian sepenuhnya.14
14
Bimo Walgito, Op. Cit., hlm. 28
7
8. Penutup
Dalam penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan diperlukan adanya
prinsip-prinsip yang harus ditaati. Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan
penyuluhan pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien,
tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, dan penyelenggaraan
pelayanan.
Untuk menjadi pembimbing dan penyuluh yang baik harus memiliki kode
etik. Kode Etik merupakan etika profesi yang harus dipegang kuat oleh setiap
pembimbing. Kode etik juga merupakan moralitas para pembimbing dalam
menjalankan profesinya.
Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan itu
dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan justru
diharapkan agar semakin baik, lebih-labih lagi di Indonesia ini di mana bimbingan
dan penyuluhan sedang dalam taraf perkembangan.
8
9. Daftar Pustaka
A., Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Salafudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi
Offset
9
10. Daftar Pustaka
A., Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Salafudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi
Offset
9