2. JARINGAN PERIDERM
Periderm adalah jaringan
pelindung yang dibentuk
secara sekunder dan
menggantikan epidermis
pada batang dan akar yang
telah menebal akibat
pertumbuhan sekunder.
5. FELOGEN / KAMBIUM GABUS
Felogen merupakan kambium gabus yang lapisan
selnya meristematis. Felogen ke arah luar membentuk
gabus (felem) dan ke arah dalam membentuk parenkim
(feloderm).
Ciri-ciri:
a. Jaringan periderm yang dibentuk oleh kambium
gabus,
b. Terletak di bagian bawah epidermis, dan
c. Terdapat pada tumbuhan dikotil.
6.
7. FELEM / GABUS
Felem merupakan lapisan gabus sebagai produk dari
felogen yang terbentuk ke arah luar.
Ciri-ciri:
a. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah luar
b. Tersusun oleh sel-sel mati
c. Tersusun dari sel-sel berbentuk kotak
d. Dinding sel mengalami penebalan oleh suberin dan
bersifat impermeabel.
8.
9. FELODERM / PARENKIM GABUS
Jaringan ini dapat dikatakan hampir homogen dengan
parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam
sehingga hanya terdapat di lapisan paling dalam.
Dengan adanya jaringan gabus maka bagian dalam
tumbuhan hidup terpisah dari udara luar. Untuk itulah
diperlukan adanya hubungan antara bagian dalam
pertumbuhan dengan udara luar untuk menunjang
berbagai macam proses kehidupan. Dalam hal ini, pada
jaringan gabus batang terdapat lentisel.
10. Ciri-ciri:
a. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam,
b. Tersusun oleh sel-sel hidup,
c. Tersusun dari sel-sel yang menyerupai sel-sel
parenkim.
11.
12. POLIDERM
Periderm ini terdiri dari lapisan yang silih berganti, satu
lapisan sel yang sebgain bergabus, bergantian dengan
lapisan sel setebal beberapa sel yang tidak bergabus.
Poliderm dapat menjadi setebal 20 lapisan atau lebih,
namun sel paling luar akan mati. Pada bagian yang
hidup, sel berfungsi sebagai penyimpanan cadangan
makanan.
13. RITIDOM
Ritidom adalah jaringan yang terisolasi oleh periderm
dan lapisan periderm yang tidak aktif lagi.Biasanya
ritidom terjadi pada semak, karena untuk pelepasan
kulit kayu sebelah luar yang sering terjadi di waktu dini
dan mencegah terjadinya ritidom yang tebal.
Penambahan jaringan disebelah dalam periderm dapat
mengakibatkan keretakan pada periderm. Disaat itu
diperlukan terbentuknya periderm baru dalam jaringan
hidup dalam periderm pertama, sehingga periderm
kedua memenuhi syarat sebagai pelindung pengganti
epidermis.
14. PERKEMBANGAN PERIDERM
Periderm pertama pada akar dan batang biasanya tampak pada tahun
pertama pertumbuhannya. Periderm berikutnya terbentuk dalam
tahun yang sama atau pada tahun berikutnya.Yang mempengaruhi
terbentuknya periderm adalah : air, suhu, dan intensitas cahaya.
Periderm pertama pada batang terbentuk dilapisan sel subepidermal,
tetapi kadang – kadang terbentuk dalam epidermis.
Periderm umunya tampak sebagai lapisan yang tak bersinambung,
bahkan saling menimpal. Sel yang akan membelah menghasilkan
felogen dapat berupa epidermis, parenkim subepidermal atau
kolenkim, parenkim perisikel, atau parenkim floem sekunder,
termasuk jari – jari empulur floem.
15. Pembentukan periderm berlangsung melalui
dua cara, yaitu :
1
Pada pertumbuhan periderm pertama terbentuk pada lapisan dalam.
2
Periderm berikutnya membentuk silinder utuh seperti periderm
pertama, pada tumbuhan yang periderm pertamanya berkembang
dalam epidermis, periderm berikutnya berkembang dlam bentuk sisik.
16. JARINGAN PELINDUNG PADA MONOKOTIL
Pada tumbuhan monokotil jarang sekali terbentuk
periderm. Pada batang biasanya permukaannya rata
dan berwarna keputihan terbentuk periderm keras
yang tetap bertahan selam pertumbuhan pohon.
Lapisan pada periderm mengandung suberin dan
mengalami sklerefikasi tanpa didahului pembelahan
sel.
17. PERIDERM LUKA
Terjadinya luka merangsang terjadinya peristiwa
metabolik. Respons sitologis akan mengiringinya untuk
menutup luka tersebut. Pada dasarnya periderm alami
dan periderm luka sama dan pertumbuhannya pun
dapat memiliki unsur yang sama. Periderm alami
berkembang dibawah permukaan yang tertutup oleh
epidermis berkutikula. Sejalan dengan itu
pembentukan periderm luka didahului oleh penutupan
permukaan yang terdedah oleh jaringan bekas luka.
18. ASPEK LUAR KULIT KAYU SEHUBUNGAN
DENGAN STRUKTUR
Pada spesies yang berbeda tamapk luar kulitnya pun
berlainan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh cara
periderm tumbuh, struktur felem, serta sifat dan
jumlah jaringan yang dipisahkan dari batang oleh
periderm. Jika periderm hanya terdapat didekat
permukaan dan lapisan felemnya tipis, maka
permukaan batang akan rata, jika felem yang berjumlah
banyakdan padat biasanya retak dan beralur.
19. LENTISEL
Lentisel adalah sebagian
periderm yang felogen
lebih aktif dari pada
periderm di tempat lain
dan menghasilkan
jaringan yang berbeda
dengan felem, banyak
mengandung ruang
antar sel.
20. Lentisel Dikotil dibedakan atas tiga Lentisel
Lentisel yang paling sederhana dan memiliki jaringan pengisi terdiri dari sel
bersuberin.
Lentisel yang terdiri dari sekumpulan sel yang tersusun renggang tak
bersuberin, yang diakhir tumbuh sel bersuberin yang lebih kompak.
Lentisel yang menunjukkan spesialisasi tertinggi. Jaringan pengisinya berlapis –
lapis, karena jaringan renggang tak bersuberin tersusun bergantian secra teratur
dengan jaringan kompak bersuberin. Jaringan kompak membentuk lapisan
penutup,berfungsi untuk menahan jaringan yang renggang.
21. STRUKTUR SEKRESI
Sekresi adalah peristiwa pemisahan jumlah zat dari
protoplas atau isolasinya dalam sebagian protoplas.
Sekresi meliputi pelepasan bahan dari sel (baik ke
permukaan sel tersebut atau ruang dalam tumbuhan)
maupun akumulasi sekret ke dalam satu bagian sel.
Peristiwa sekresi menunjukkan berbagai tahap
penimbunan zat dalam organel dan vakuola, yaitu
dalam menggerakkan Enzim yang terlibat sintesis dan
penguraian bagian sel, dalam pertukaran bahan antara
organel, dan dalam peristiwa pengangkutan antar sel.
22. Jenis Kelenjar Sekresi
Zat Hidrofilik
• Hidatoda ,
• Kelenjar lendir ,
• Nektarium, dan
• Kelenjar garam.
Zat Lipofilik
• Kelenjar minyak, dan
• Sel epitelium pada saluran
harsa.
25. RAMBUT KELENJAR
Merupakan derivat epidermis dan lapisan epidermis.
Ciri-cirinya:
• Sel selnya berasal dari sel epidermis.
• Dalam selnya terdapat cairan khusus atau substansi
seperti air, madu, kristal, dan sebagainya.
• Strukturnya mempunyai tangkai dan kepala.
• Tangkai uniseluler atau multiseluler dan terdiri atas
beberapa deretan sel.
• Kepala uniseluler atau multiseluler
27. NEKTARIUM
Nektar adalah cairan yang mengandung gula.
Terdapat pada bagian bunga.
• Kelenjar nektar merupakan struktur sekresi luar yang
menghasilkan cairan gula.
• Kelenjar madu yang terdapat pada organ generatif
dikenal dengan istilah Nectaria floral.
• Kelenjar madu yang terdapat pada organ vegetatif
disebut Nectaria extrafloral.
• Letak Nectaria Floral dapat ditemukan pada sepala,
petala, stamen, ovarium dan reseptakulum.
28. Kedudukan Nectaria sangat bervariasi dan dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pada bagian basal benang sari.
2. Melingkar pada pangkal bakal buah.
3. Melingkar di bawah benang sari.
4. Mengelilingi bagian basal putik.
5. Mengelilingi bagian antara benang sari dan bakal
buah.
6. Mengelilingi bagian atas buah.
7. Berupa rambut-rambut yang membentuk bantalan
yang terletak di bagian basal kepala putik.
8. Pada staminodia yang terletak di bagian basal dari
stamen.
30. Hidatoda
Merupakan kelenjar yang berfungsi untuk mensekresikan air
disebut gutasi.
Epitem : jaringan aerenkim pada bagian ujung jaringan
pembuluh yang menyerap mineral/nutrisi dari jaringan xilem
sel-sel pada daun. kelebihan sel, akumulasi air tekanan
mendorong air keluar melalui stomata disebut gutasi
33. IDIOBLAS
sel yang terspesialisasi
untuk menyimpan
metabolit, terdiri dari
sel/ sekumpulan sel
yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang
berbeda dengan
jaringan sekitarnya
menghasilkan zat,
tersusun tunggal atau
dalam barisan yang
panjang.
34. Sel lendir pada kaktus (Matucana
grandiflora) dimana lendir (karbohidrat)
akan mengikat air sehingga dapat
digunakan mencegah terjadinya
penguapan yang berlebihan
Idioblas
Idioblas Minyak
Idioblas Tanin
Idioblas Lendir
35.
36. Kelenjar (Ruang/Rongga)
Kelenjar (Ruang/Rongga) Schizogen
• Kelenjar yang dibentuk pada tahap awal pemisahan dari sel-sel.
Hasil sekresi mengisi rongga yang terbentuk.
Kelenjar (Ruang/Rongga) Lisigen
• Terjadinya kelenjar dengan penghancuran sel sel, membentuk
rongga diantara sel-sel sekitarnya dan menyimpan hasil sekresi di
dalamnya.
Kelenjar (Ruang/Rongga) Schizolisigen
• Terjadinya kelenjar dengan pemisahan dan penghancuran sel-sel
terutama pada jaringan pembuluh.
40. OSMOFORA
Osmofora merupakan kelenjar yang menghasilkan
minyak menguap pada bagian-bagian bunga yang
berdiferensiasi menjadi bentuk rambut sikat atau sirip.
Keharuman dari bunga biasanya dihasilkan dari
substansi yang mudah menguap terutama minyak
atsiri. Keharuman terdapat pada kelenjar khusus yang
disebut osmofor.
41. • Bagian pada bunga dapat berdiferensiasi menjadi
osmofor berupa jaringan yang terspesialisasi bagi
sintesis dan sekresi zat berbau harum.
• Pada Aracea menghasilkan bau tak sedap, mirip bau
daging busuk, osmofor menghasilkan amonia di
samping terpen.
43. LATISIFER
Deretan sel-sel yang berhubungan, yang berisi lateks
(cairan mempunyai komposisi kompleks al. terpen
Oma resin, enzim, protein, alkaloid, kristal, Pati dll)
tergantung macam tumbuhan.
Warna lateks: putih susu (getah), kecoklatan (orange)
atau tidak berwarna (pada pisang).
45. PENGGOLONGAN LATISIFER
Tidak Beruas
Berasal dari sel tunggal yang
memanjang seiring dengan
pertumbuhan tanaman :
kadang-kadang bercabang,
tidak bercabang.
Beruas
Tersusun dari satu seri sel, baik
bercabang maupun tidak
bercabang.
Ujung dari masing-masing sel
tetap utuh, berpori atau
membentuk lubang.
Pada hevea, latisifer umumnya
terdapat pada kulit batang,
latisifer yang paling utama
terbentuk pada kulit batang
paling dalam, yang berasal dari
kambium.