Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi manusia ke luar angkasa, mulai dari alasan, tujuan, tantangan hidup di luar angkasa, serta prestasi Indonesia di bidang eksplorasi luar angkasa.
1. Eksplorasi
Manusia ke
Luar Angkasa
Science Class Astronomy
Forum of Scientist Teenagers (FOSCA) |Sabtu, 9 Mei 2020
Mila Izzatul Ikhsanti
Planetarium & Observatorium Jakarta
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta
5. Manusia di Luar Angkasa
VS
Baik dalam
kondisi yang jelas
dan terprediksi
Unlimited stamina
Tidak terpengaruh
emosi
Flexibility
Creativity
6. Manusia di Luar Angkasa
Tujuan?
Mengembangkan
pengetahuan mengenai
cara bertahan hidup yang
lebih baik di masa depan
mengembangkan
teknologi biomedis
Meningkatkan teknologi
dalam menciptakan
berbagai alat penunjang
kehidupan
11. Hidup di Luar Angkasa stay
strong
■ Sistem Vestibular
■ Psikologis■ Jantung dan
sirkulasi cairan
tubuh
■ Tulang
12. Hidup di Luar Angkasa
Menggunakan
sabun, sampo,
atau pun pasta
gigi khusus yang
tidak perlu
dibusakan atau
pun dibilas
dengan air.
stay
clean
13. Hidup di Luar Angkasa
■ 3 tempat sampah
kering dan 1 tempat
sampah basah
■ Dihancurkan di
atmosfer atau
dibawa mendarat
ke Bumi
■ Dawur ulang
sampah di luar
angkasa masih
diupayakan
stay
neat
22. “Man must rise above the
Earth, to the top of the
atmosphere and beyond,
for only thus will he fully
understand the world in
which he lives”
-Socrates 469-300 SM-
23.
24.
25. Bacaan lebih lanjut…
■ Human Exploration of Space: why, where, what for? -- J Vernikos
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2577404/
■ Why Human Exploration? -- Albert A. Harrison
https://www.encyclopedia.com/science/news-wires-white-papers-and-
books/why-human-exploration
■ Exploration: Beyond Earth – NASA
https://www.nasa.gov/exploration/whyweexplore/why_we_explore_main.html#.
Xrlax2gzbDf
■ Living in space – ESA
https://www.esa.int/Science_Exploration/Human_and_Robotic_Exploration/Astro
nauts/Living_in_space
■ Living in Space – NASA
https://www.nasa.gov/audience/forstudents/k-4/home/F_Living_in_Space.html
27. Nawa Qeis Ateryu Sagara (Homescholler, Kalimantan Tengah)
Bagaimana caranya supaya kita bisa jadi astronot luar angkasa?
Banyak hal yang harus dilalui. Di luar angkasa kondisinya sangat ekstrim, jadi akan
mengalami kondisi yang tidak dialami seperti di bumi. Banyak sekali pelatihan-
pelatihan yang dilakukan sebelum ke luar angkasa. Di mulai dari tes fisik, yaitu
dengan melakukan simulasi penerbangan yang ekstrim. Jika tes fisiknya sudah kuat,
lanjut ke tes psikologis, apakah kita stress atau tidak di suatu lingkungan yang tidak
biasa. Kalau semua sudah terpenuhi, lembaga yang akan menerbangkan kita bisa
menerbangkan ke luar angkasa. Juga sesuai dengan misinya, misalkan hanya untuk
mengorbit bumi, maka hanya suatu rangkaian tes yang diperlukan. Kalau misalkan
tugasnya harus mendarat ke bulan dan harus mengambil batu-batuan, maka harus
ada simulasi bagaimana caranya ambil sesuatu dari bulan. Jika hanya ingin jalan-
jalan saja ke luar angkasa, hanya di tes fisik dan psikis saja.
28. Arifin Nur Aprianto (SMAN 84 Jakarta)
Kalau pendidikan astronot itu seperti apa ya kak, dan contoh salah satu pusat
pendidikan nya ada di mana?
Rata-rata astronot bertugas untuk menerbangkan pesawat, biasanya sudah memiliki
background penerbang. Tetapi orang yang memiliki background apapun juga bisa
sesuai penelitiannya masing-masing, misalkan kamu punya penelitian yang
pembuktiannya harus ke ISS, fisik harus kuat dan tidak membahayakan diri.
29. Ulrike (Mahasiswa Teknik Geologi, Tangerang)
Apakah selama eksplorasi ke luar angkasa pernah terekam kejadian gempa di planet
berbatu ataupun satelit alami seperti bulan?
Banyak yang terekam, kalau gempa, ada aktivitas vulkanik salah satunya di satelit
Jupiter, menunjukkan aktivitas vulkanik yang sangat tinggi, maka di dapat data.
Kalau aktivitas yang terjadi di bumi yang terekam dari luar angkasa lebih ke data
perubahan atmosfer, seperti terbentuknya badai, kualitas udara.
Pada tahun 2019 ada wahana antariksa yang bernama InSight mendarat di Mars
untuk mendata evolusi dan aktivitas tektonik yang ada di Mars. –Rakean S. H.
A.Wisesa
30. Angel Lim (SMAN 95 Jakarta)
Pada film Interstellar ada soal dimensi kelima atau keenam, itu maksudnya
bagaimana? Memangnya dimensi ada berapa lapis? Ada juga kah mahkluk dimensi
5 atau 6 tersebut?
Kita berada di dimensi dimana waktu irreversible, tidak akan kembali. Adanya
dimensi 4, 5, 6, dan seterusnya itu menjadi sebuah hipotesis. Pada film Interstellar
bisa masuk ke dimensi ke 5 atau 6 karena mereka masuk ke Black Hole. Ketika kita
berada pada kondisi seperti itu, para ilmuwan memprediksi adakah dimensi di luar
kita dan kondisi paling ekstrim di alam semesta ini adanya di Black Hole. Pada film
Interstellar diceritakan, ketika kita masuk di Black Hole itu ada suatu gangguan
gravitasi yang amat dahsyat sehingga ruang waktu itu bisa berubah seolah-olah bisa
kembali ke masa lalu, itu sebuah hipotesis, kalau memang dimensi selain ruang
waktu ada, seperti itulah gambarannya. Terkait ada atau tidaknya dimensi itu sampai
sekarang tidak ada yang bisa membuktikan karena manusia ada di dimensi ruang
waktu, tidak ada yang bisa bolak-balik dimensi. Secara matematis bisa dibuktikan,
tetapi untuk membuktikan secara langsung belum bisa.
31. Nussa Sarodja (SMAN 55 Jakarta)
Tentang prestasi Indonesia di luar angkasa, dimana salah satunya peluncuruan satelit
komunikasi Palapa?
Di Indonesia kita punya LAPAN yang biasanya melencurkan satelit-satelit. Untuk
eksplorasi manusia ke luar angkasa belum ada, untuk satelit sudah ada salah satunya
seperti satelit Palapa, teteapi Indonesia belum punya wahana peluncuran. Baru
sebatas satelit komunikasi dan satelit-satelit yang digunakan untuk pemanfaatan di
Bumi seperti memantau kondisi pertanian, cuaca, dan lain sebagainya.
32. Dea Elsa (SMKN 53)
Tempat untuk menyimpan sampah di dalam roket dari sisa makanan atau sampah
lain itu namanya apa?
Cygnus yang dibakar di atmosfer, dan Dragon yang bisa mengembalikan sampah ke
bumi. –Rafif Dhaniswara
33. Rizqullah Sheva Aldrianza (SMAN 14 Jakarta)
Katanya para astronot udah pernah ngembangin atau menanam tumbuhan di luar
angkasa, nah tumbuhan yang udah pernah dikembangkan disana apa aja dan apakah
berhasil atau tidak?
Baru di ISS, belum pernah menemukan tumbuhan di bulan ataupun di Mars.
Tumbuhannya sejenis bunga yang punya kemampuan bertahan hidup dengan diatur
kadar karbondioksidanya sudah berhasil tumbuh di ISS, fotonya sempat viral karena
bunganya cantik. Itu bisa menjadi suatu lompatan yang bagus karena tanaman itu
sebenarnya cikal bakal produsen oksigen, jadi kalau kita bisa menanam tanaman di
luar angkasa bisa jadi awal manusia bisa bertahan hidup disana.
34. Rafif Dhaniswara (SMAN 103 Jakarta)
Sekarang sudah mulai perlombaan luar angkasa udah komersial, jadi agensi-agensi
itu bukan bertanding satu sama lain tetapi bertanding dengan perusahaan-
perusahaan. Bagaimana dampaknya terhadap eksplorasi luar angkasa juga untuk
perannya perusahaan komersial bagaimana?
Semakin banyak yang berkompetisi maka perkembangan teknologi akan semakin
cepat. Kalau misalkan yang mereka tawarkan fasilitas wisata ke ISS ataupun ke
bulan suatu saat nanti, mereka harus bisa siapkan teknologi untuk menunjang kita
disana. Jangan sampai kita lebih fokus hal yang bersifat wisata ke luar angkasa
dibandingkan kebutuhan ilmiahnya, harus seimbang. Dengan adanya kompetisi luar
angkasa itu bagus, karena akan menjadi katalis untuk mempercepat berkembangnya
teknologi eksplorasi ke luar angkasa.
35. Fajar Ridwan (Karawang)
Apakah kondisi iklim di luar angkasa sama dengan bumi? Apakah orang yang ke
luar angkasa harus beradaptasi dengan iklim luar angkasa?
Di luar angkasa tidak ada iklim, iklim di Bumi dikarenakan adanya atmosfer. Kalau
di luar angkasa, seperti di ISS atau di ruang antar planet tidak ada iklimnya. Di
bulan tidak ada iklim, tetapi di Mars ataupun Venus kemungkinan mempunyai iklim.
Kalau di Venus kita tidak mungkin kesana karena terlalu panas, kalau di Mars
mempunyai iklim tertentu dimana dipengaruhi dengan atmosfer karbondioksida dan
di tanahnya banyak unsur besi. Manusia harus beradaptasi lebih ke bagaimana
tubuhnya menerima gravitasi, harus beradaptasi dengan kerja jantung, juga gaya
hidupnya. Dengan adanya kemampuan beradaptasi, manusia masih mungkin untuk
hidup di luar Bumi.
36. Asha (MAN 1 Surakarta)
Semakin sering orang keluar angkasa apakah nanti berdampak dengan kerusakan
atmosfer?
Tidak terlalu, karena atmosfer bukan seperti plastik. Atmosfer itu untuk menahan
benda-benda asing yang masuk ke bumi, membakar benda-benda asing yang masuk
ke bumi. Kerusakan atmosfer lebih ke kerusakan komposisinya, seperti adanya
pemanasan global bisa membuat atmosfer terganggu. Kalau misi ke luar angkasa
yang menjadi permasalah itu di luar atmosfer. Karena bekerjanya di luar atmosfer,
sampah dari bekas peluncuran-peluncuran roket atau satelit-satelit yang tidak
terpakai melayang-layang di udara, itu masih menjadi kendala untuk di bersihkan.