Dokumen tersebut membahas tentang beban kerja mental dan kesadaran situasi. Ia menjelaskan bahwa beban kerja mental adalah hubungan antara sumber daya mental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sumber daya yang tersedia. Kesadaran situasi adalah kemampuan untuk mendeteksi, memahami, dan memprediksi situasi lingkungan. Dokumen tersebut juga membahas pengukuran beban kerja dan kesadaran situasi serta
4. Mental
Workload
Parasuraman et al. (2008) mendefinisikan beban kerja
mental (Mental workload) sebagai hubungan antara fungsi
yang berhubungan dengan sumber daya mental yang
dituntut oleh suatu tugas dan sumber daya yang tersedia
untuk dipasok oleh operator manusia.
Jenis tugas juga dapat menimbulkan mental workload yang
berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan
pada berbagai kegiatan atau tugas.
5. Kegiatan ini berupa :
• tugas tunggal (single task)
• tugas berganda (multitask)
Tugas berganda adalah beberapa tugas
yang dikerjakan dalam satu waktu. Pada
kenyataannya, sulit sekali untuk
menghindari kondisi tugas berganda
sehingga cenderung meningkatkan beban
kerja, apalagi jika ada tekanan waktu
(Wulanyani, 2013).
6. 2 Faktor Mental Workload
1 Berhubungan dengan situasi seperti tuntutan
pekerjaan, kompleksitas dan ketidakpastian situasi
sebagaimana ditentukan oleh faktor-faktor seperti
kesulitan tugas, prioritas tugas, kondisi situasional
Exogenous task
demands
2 Endogenous Supply
Attentional
or processing resources
Berhubungan dengan kemampuan dan skill seseorang
dalam mendukung pemrosesan informasi seperti
persepsi, memperbarui memori, perencanaan,
pengambilan keputusan, dan pemrosesan respons
terhadap kemampuan individu.
7. Attentional resources didefinisikan dari 3 dimensi :
1
Tahapan pemrosesan dengan pemrosesan perseptual/
terpusat yang membutuhkan sumber daya berbeda dari
yang digunakan untuk pemrosesan respons
Memproses kode dengan pemrosesan spasial yang
membutuhkan sumber daya berbeda dari yang digunakan
untuk pemrosesan verbal
modalitas input / output dengan pemrosesan visual &
auditori yang membutuhkan sumber daya pemrosesan yang
berbeda dan respon manual dan ucapan juga memerlukan
sumber daya pemrosesan yang berbeda.
Workload merupakan hasil dari attentional resources manusia yang terbatas.
1
2
3
8. Situation
Awareness Endsley (1990) menjelaskan bahwa SA adalah kemampuan
untuk mendeteksi unsur dalam lingkungan meliputi lingkup
ruang dan waktu, pemahaman menyeluruh akan makna dari
keadaan, dan kemampuan untuk memproyeksikan atau
memprediksi status kondisi di waktu mendatang.
SA terkait dengan proses persepsi dan memori kerja.
Informasi perlu dirasakan oleh individu, dan lebih banyak
persepsi yang dimiliki untuk pengenalan pola, kategorisasi
objek, dan pemahaman makna. pengetahuan SA dilakukan
melalui Working memory atau ShortTerm Memory.
SA merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi
seseorang dalam mengambil keputusan. SA dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti lingkungan, beban kerja,
harapan dan tujuan, serta faktor pribadi (meliputi
kemampuan, pengalaman, pelatihan yang pernah diikuti)
(Endsley, 2000).
9. CONTOH KASUS
Tantangan bagi pilot saat terjadi
crosswind yang mencoba mendaratkan pesawat
menjadi hal yang biasa untuk pilot
berpengalaman. Bunyi alarm peringatan yang
terlalu sensitif bisa sangat mengganggu dalam
membaca situasi bagi operator pemula. Tetapi
bisa dengan aman diabaikan oleh operator
berpengalaman dengan pengetahuan mendalam
tentang cara kerja sistem selama menjadi pilot.
Hal ini dalam faktor (1) Exogenous task demand (kondisi
situasional), pengaruhnya terhadap beban kerja. Yang menjadi
masalah adalah faktor (2) Endogenous (Kemampuan dan skill)
pada interaksi antara tingkat Workload dan kualitas SA.
10. Ada 2 kategori Performance measures
- Primary-task workload assessment
Primary-Task Performance Secodary-Task Performance&
- Primary-task SA assessment
- Secondary-task measure of Workload
11. Primary-task Workload Assessment
Metode ini memantau kinerja operator yang menarik dan mencatat
perubahan apa yang terjadi karena tuntutan tugas yang banyak.
Langkah pengukurannya adalah akurasi, waktu respons, dan kinerja
deteksi sinyal.
Karena operator manusia memiliki kapasitas yang terbatas untuk
menangani permintaan tugas, karena permintaan tugas terus
meningkat, kinerja akan menurun ketika permintaan tugas melebihi
kapasitas sumber daya.
Primary-Task Performance
12. CONTOH KASUS
Seorang Air Traffic Controller (ATC) lalu lintas
pesawat udara mungkin lebih sulit mengatur
jalur ketika cuaca sedang mendung, berangin
dan gelap, dan jika angin semakin meningkat
ketika turun hujan badai, operator mungkin
gagal sepenuhnya untuk menjaga pesawat di
jalur yang tepat.
Perlu dicatat bahwa mental workload bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi kinerja operator (Gopher
dan Donchin, 1986; Wickens dan Hollands, 2000). Seseorang dapat mengalami tingkat beban kerja yang lebih tinggi
dengan berusaha lebih keras untuk menghindari penurunan kinerja ketika permintaan tugas meningkat.
13. Primary-task SA Assessment
Hal ini menjadi alat untuk menilai dampak modifikasi antara manusia
dengan mesin yang dimaksudkan untuk meningkatkan SA.
Contoh Studi desain tampilan kokpit pesawat. Studi ini
menggunakan kemampuan pilot untuk mengatasi kejadian yang
membingungkan sebagai acuan dari seberapa jelas informasi yang
ada pada kokpit untuk mendukung SA pilot dari sikap kerja pada
masa mendatang di pesawat.
Hasilnya mereka menunjukkan bahwa, SA, yang diukur dengan
kinerja penerbangan dan pemulihan dari peristiwa disorientasi
diatas, paling baik dipertahankan dengan tampilan inside-out planar
(radar peta) di antara alternatif yang dipelajari (Andre et al., 1991).
Primary-Task Performance
14. Secondary-task measure
of Workload
Teknik Secondary-task dianggap sebagai prosedur yang
secara optimal cocok untuk mencerminkan konsep mental
workload yang diterima secara umum. Beban kerja sering
dinilai untuk menentukan apakah operator manusia bekerja
dalam kapasitas pemrosesan informasi yang dapat
ditoleransi saat melakukan tugas yang diperlukan.
Secara logis, jika ada kapasitas yang tidak digunakan,
operator dapat melakukan tugas lain. Sebagai contoh,
diharapkan bahwa kapasitas cadangan akan sangat
berharga dalam keadaan darurat atau ketika sedang stres
(Wickens, 2001; Hockey et al., 2003).
Secodary-Task Performance
15. DESIGN FOR MENTAL
WORKLOAD AND
SITUATION
AWARENESS:
INTEGRATED APPROACH TO
OPTIMIZING SYSTEM
PERFORMANCE
MEDICINE
DISPLAY
DESIGN
TRAINING
TRANSPORTASI
16. Dalam kontrol sebuah kapal, Hockey et al. (2003) menggunakan simulator
radar berbasis Komputer (PC) untuk memeriksa tugas kognitif dalam
menghindari tabrakan. Subject workload rating dan secondary-task
performance merespons serupa dengan tuntutan relatif dari berbagai
ancaman tabrakan dan kepadatan lalu lintas, memberikan informasi
penting untuk desain sistem menghindari terjadi benturan.
TRANSPORTASI
MEDICINE
Davis et al. (2009) menggunakan secondary-task untuk assessment
workload peserta dalam simulasi anestesiologi. Hasil mereka jelas
menunjukkan peningkatan beban kognitif ketika peserta pelatihan bekerja
melalui keadaan darurat yang disimulasikan. Davis et al. menyarankan
agar assessment mental workload menjadi bagian rutin menilai pelatihan
dan desain peralatan untuk mengurangi potensi error di masa mendatang.
17. Workload yang berlebihan dapat mengurangi SA, tampilan apa pun yang
mendukung kinerja tanpa menimbulkan beban kerja yang berlebihan, secara
tidak langsung mendukung SA juga (lihat, mis., Previc, 2000).
Misalnya, tampilan dengan kerangka referensi egosentris (tampilan inside-out
dari pesawat terbang dan moving environment) memberikan dukungan yang
lebih baik untuk kontrol penerbangan, sedangkan kerangka referensi
egosentris memberikan dukungan yang lebih baik untuk memperhatikan
bahaya dan kesadaran umum tentang lokasi seseorang.
Untuk apa seseorang melakukan training?
Keahlian didasarkan pada pengetahuan khusus tentang domain yang menunjukkan
bahwa pemahaman menyeluruh tentang cara kerja sistem akan sangat membantu,
terutama dalam situasi yang tidak biasa. Meskipun keahlian mempercepat kinerja
dan para ahli biasanya berkerja dengan performa yang lebih tinggi pada situasi
yang normal, keahlian mereka sangat berguna dalam situasi yang tidak terduga
karena kemampuan mereka untuk menggunakan pengetahuan yang mereka
peroleh untuk mengenali dan memecahkan masalah.
DISPLAY
DESIGN
TRAINING
18. Kesimpulan
Workload merupakan hasil dari attentional resources manusia
yang terbatas, sedangkan SA adalah fenomena kognitif yang
muncul dari persepsi, memori, dan keahlian. Konsep workload
dan SA telah dipelajari secara luas di laboratorium dan telah
berhasil ditransisikan ke evaluasi sistem dunia nyata. Mental
workload berdasarkan Energetic construct yang sifatnya lebih
dominan kuantitatif dibanding kualitatif. Sementara Situation
awareness adalah konsep kognitif individu dalam memahami
situasi yang sedang berlangsung.
Workload dan SA telah menjadi alat yang
berguna bagi evaluator sistem selama bertahun-
tahun, dan sekarang mereka menyediakan
panduan penting untuk membentuk otomasi,
tampilan, dan program pelatihan di masa depan.
Singkatnya, konsep-konsep ini telah, dan harus
terus menjadi alat penting untuk peneliti dan
praktisi human factor.
20. Daftar Pustaka
Ardhiani, L. N., Kumala, G. R., & Perdana, N. M. (2019). ANALISIS KUALITATIF PENERAPAN SITUATION
AWARENESS PADA AKTIVITAS KERJA AIR TRAFFIC CONTROLLER (ATC). SEURUNE: Jurnal Psikologi
UNSYIAH, 2(1), 16-32.
Salvendy, G. (2012). Handbook of Human Factor and Ergonomics 4th Edition. John Wiley & Sons, America.
Wulanyani, N. M. S. (2013). Tantangan dalam Mengungkap Beban Kerja Mental. Buletin Psikologi, 21(2), 80.