2. Cacar monyet adalah penyakit infeksi akibat Monkeypox virus (MPXV) yang termasuk
dalam genus Orthopoxvirus, bagian dari keluarga Poxviridae yang mirip dengan virus
penyebab smallpox. Penularan penyakit ini melalui binatang (zoonosis) tetapi gejalanya
lebih ringan.
Monkeypox adalah penyakit langka yang pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark
ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi pada koloni kera yang dipelihara untuk
penelitian. Maka dari itulah, penyakit ini diberi nama monkeypox atau cacar monyet.
Sementara itu, kasus cacar monyet pertama pada manusia diketahui terjadi pada tahun
1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah selama periode upaya intensif untuk
menghilangkan cacar.
Sejak saat itu, cacar monyet dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika
tengah maupun di luar Afrika terkait dengan perjalanan internasional atau hewan impor
di Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris.
3. Cara penularan cacar monyet
Kasus monkeypox di Indonesia memang belum ditemukan. Tetapi, tak ada salahnya untuk tetap waspada
untuk menghindari penularan dan penyebarannya.
Penularan virus monkeypox melalui hewan yang sudah terinfeksi, terutama monyet dan hewan
pengerat (rodent). Selain itu, cacar monyet sebagian besar juga ditularkan melalui kontak kulit-ke-kulit
yang dekat dengan orang-orang yang memiliki lesi akibat virus.
Masa inkubasi virus (waktu dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6-16 hari, atau
dapat berkisar dari 5-21 hari.
Adapun cara penularan ini antara lain:
•Kontak langsung karena cakaran dan gigitan hewan yang terinfeksi.
•Memakan daging hewan liar yang sudah terinfeksi.
•Benda yang terkontaminasi.
•Virus masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka, saluran pernapasan, maupun selaput lendir dari
mata, hidung, atau mulut.
•Metode penularan dari manusia ke manusia lainnya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau
bahan lesi, dan kontak tidak langsung dengan bahan lesi.
•Virus penyebab cacar monyet ini baru sembuh (terisolasi) dua kali dari hewan di alam.
4. Baru-baru ini juga disebutkan bahwa penyakit cacar monyet disebabkan karena
hubungan seksual sesama jenis yang dilakukan pria dengan pria. Tetapi penelitian
membantahnya dan menyatakan bahwa monkeypox bukanlah penyakit homoseksual,
seperti HIV dan AIDS.
Meski demikian, virus dapat menular selama kontak seksual dengan orang yang sudah
terinfeksi dan hubungan intim di tempat tidur yang terkontaminasi virus. Artinya,
siapapun tetap berpotensi terkena penyakit cacar monyet.
5. Tanda dan gejala Monkeypox
Gejala cacar monyet manusia mirip dengan gejala cacar tetapi cenderung lebih ringan. Perbedaan
utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah munculnya kelenjar getah bening membengkak
(limfadenopati) pada cacar monyet. Ketahui lebih lanjut di bawah ini:
1. Fase prodromal
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kemenkes RI, gejala awal atau fase
prodromal, menandakan Sahabat MIKA tertular virus monkeypox antara lain:
•Demam
•Sakit kepala terkadang terasa hebat
•Nyeri otot
•Sakit punggung
•Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau
selangkangan.
•Panas dingin
•Kelelahan dan lemas
6. 2. Fase erupsi
Fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi
timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian
tubuh lainnya secara bertahap.
Kemudian, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar
(maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga
akhirnya rontok.
Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan
rontok.
7. Langkah pengobatan penyakit cacar monyet
Sebenarnya, monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri. Pengobatan
yang secara spesifik untuk cacar monyet juga belum ada.
Monkeypox dapat didiagnosis secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium rujukan
dengan mempertimbangkan penyakit ruam lain, seperti cacar Smallpox, cacar air,
campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat.
Spesimen diagnostik yang optimal berasal dari lesi. Jika sudah terinfeksi, pengobatan
bersifat untuk meredakan gejala (simptomatis) dan suportif.
8. Pencegahan Virus Cacar Monyet
Walaupun belum terdeteksi di Indonesia, tetapi tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan. Apalagi cacar
monyet pada anak-anak seringkali terjadi lebih parah karena terkait dengan daya tahan tubuh si Kecil yang tidak
sekuat orang dewasa, status kesehatan anak, hingga tingkat keparahan komplikasi penyakit ini.
Umumnya, kelompok yang lebih rentan terhadap monkeypox adalah mereka yang berusia lebih muda. Di Afrika dan
negara lainnya, kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Terkait langkah untuk mencegah infeksi virus monkeypox dapat dilakukan melalui cara berikut:
•Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang
sakit, atau yang ditemukan mati.
•Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Misalnya dari tempat tidur
maupun pakaian yang digunakan penderita.
•Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, maupun daging yang diburu dari
hewan liar (bush meat)
•Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau
manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan
berbasis alkohol.
•Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasie