SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Simulator, CT- Simulator, dan Pesawat
Radiasi
Pembimbing:
Dr. dr. Irwan Ramli, Sp.Onk.Rad(K)
Simulator
Simulator Konvensional
CT- Simulator
MRI Simulator
4D CT
Simulator Konvensional
Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional
• Pendahuluan
• Radioterapi di masa lalu umumnya diberikan dengan pesawat radiasi berenergi rendah.
Radiasi diberikan secara langsung tanpa penggunaan simulator. Batas2 lapangan
radiasi dicari/ditetapkan pada kulit dengan berbagai cara/ alat bantu
• Karena energi rendah (daya tembus juga rendah), efektifitas umumnya pada tumor-
tumor yang superfisial.
• Sebelum simulator ditemukan
• Setelah ditemukan alat radiasi dengan energi yang lebih tinggi, sebelum ada alat bantu
simulator, penetapan batas lapangan dibantu dengan alat X-Ray diagnostik
• Penemuan era radioterapi modern (hingga saat ini) tergambar pada pesawat dengan
energi megavolt, yaitu pesawat cobalt dan LINAC.
• Hal ini (“harus”) didukung dengan bantuan alat simulator:
• Mengurangi dosis radiasi yang tidak terukur.
• Memudahkan menetapkan target atau area radiasi.
• Menghindari dosis radiasi kepada petugas.
• Mengurangi beban penggunaan pesawat X-Ray diagnostik.
Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional
• Era awal penggunaan pesawat radiasi megavolt, CT simulator belum
ditemukan (MLC juga belum ditemukan), sehingga penentuan target volum
hanya menggunakan bantuan simulator konvensional.
• Simulator konvensional:
• Simultor konvensional: Menggunakan X-Ray
• Kualitas gambar lebih rendah dibandingan CT simulator (Bergantung).
• Hasil simulator konvensional adalah gambaran 2 dimensi (Panjang x Lebar)
• Untuk membentuk ruang, maka harus mengambil foto exposure dari 2 arah
• Orthogonal/ Semi- Orthogonal = Teknik atau metode yang melibatkan pemotretan
atau pengambilan gambar dalam dua atau lebih sudut yang saling tegak lurus satu
sama lain.
Fluoroskopi
Foto radiografi
Simulator Konvensional
• Apa itu simulator konvensional? (dalam
radioterapi)
• Perangkat atau alat x-ray yang
digunakan dalam radioterapi dalam hal
perencanaan atau simulasi radiasi
dengan hasil lapangan radiasi berupa
gambaran 2D yang mensimulasikan
keadaan / posisi saat di pesawat radiasi.
• Prosedur/ langkah- langkah diruang simulator
1. Pasien diposisikan senyaman mungkin dengan mengikuti rancangan daerah
yang akan diradiasi. Biasanya posisi supine atau prone. Pada keadaan
tertentu, posisi true lateral decubitus
2. Menggunakan alat fiksasi dan/atau imobilisasi yang sesuai dengan
kebutuhan berupa:
• Breast board
• Bantalan kepala
• Foot rest
• Belly board
3. Pastikan posisi pasien lurus, simteris, dan di tengah, dengan cara:
• Tempatkan garis laser vertikal dengan penanda titik tengah tubuh (bidang midline)
seperti glabella, hidung, incisura jugularis, incisura sternalis, procesus xypoideus,
umbilical, symphysis pubis.
• Jika belum lurus, geser anggota tubuh hingga didapatkan posisi tengah tubuh pasien
lurus terhadap arah laser vertikal.
• Atur posisi/ jarak sumber sinar ke tubuh pasien (sesuai teknik yang diinginkan, SSD atau
SAD) dan lakukan fluoroscopy untuk memeriksa kesesuaian posisi, yaitu dengan
mengatur kembali posisi yang berpedoman pada titik- titik penanda di anterior maupun
posterior.
4. Gantry diputar sesuai arah beam yang dirancang sambil mengatur tinggi
meja penyinaran (couch) sesuai dengan teknik penyinaran yang dirancang
(SSD/SAD)
5. Dilakukan pengambilan gambar lapangan radiasi (fluoroscopy)
6. Setelah dilakukan pengambilan gambar dan sudah sesuai, dipasangkan alat
imobilisasi.
• Prosedur/ langkah- langkah diruang simulator untuk kanker leher
Rahim tanpa masker abdomen:
1. Pasien diposisikan senyaman mungkin dengan mengikuti rancangan daerah
yang akan diradiasi. Biasanya posisi supine ; dengan alat imobilisasi berupa
bantalan kepala, Foot rest, Penyangga lutut
2. Pastikan posisi pasien lurus, simteris, dan di tengah, dengan cara:
• Tempatkan garis laser vertikal dengan penanda titik tengah tubuh (bidang midline)
seperti glabella, hidung, incisura jugularis, incisura sternalis, procesus xypoideus,
umbilical, symphysis pubis.
• Jika belum lurus, geser anggota tubuh hingga didapatkan posisi tengah tubuh pasien
lurus terhadap arah laser vertikal.
• Atur posisi/ jarak sumber sinar ke tubuh pasien (sesuai teknik yang diinginkan, SSD atau
SAD) dan lakukan fluoroscopy untuk memeriksa kesesuaian posisi, yaitu dengan
mengatur kembali posisi yang berpedoman pada titik- titik penanda di anterior maupun
posterior.
3. Pastikan posisi pasien lurus, simteris, dan di tengah, dengan cara:
• Tempatkan garis laser vertikal dengan penanda titik tengah tubuh (bidang midline)
seperti glabella, hidung, incisura jugularis, incisura sternalis, procesus xypoideus,
umbilical, symphysis pubis.
• Jika belum lurus, geser anggota tubuh hingga didapatkan posisi tengah tubuh pasien
lurus terhadap arah laser vertikal.
• Atur posisi/ jarak sumber sinar ke tubuh pasien (sesuai teknik yang diinginkan, SSD atau
SAD) dan lakukan fluoroscopy untuk memeriksa kesesuaian posisi, yaitu dengan
mengatur kembali posisi yang berpedoman pada titik- titik penanda di anterior maupun
posterior
4. Gantry diputar sesuai arah beam yang dirancang sambil mengatur tinggi
meja penyinaran (couch) sesuai dengan teknik penyinaran SAD
5. Dilakukan penentuan target radiasi pengambilan gambar lapangan radiasi
(fluoroscopy) dengan proyeksi AP:
• Cranial: dari L4/L5
• Caudal: bergantuk dari stadium
1. Berikan marker pada badan pasien pada irisan laser
Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional
(Lanjutan)
• Gambaran radiografi/ fluoroscopy digunakan untuk menetapkan batas -
batas lapangan radiasi pada kulit pasien.
• Jarak sumber radiasi ke tubuh pasien harus mengikuti standard yang dite
tapkan untuk menghindari terjadinya kesalahan:
Set-Up
• Apa itu set-up pasien simulasi?
Radiotherapy Generators
• Kilovoltage Machines (<500 kV): Contact therapy machines (40- 50
kV), superficial theraphy machines (50- 150 kV), orthovoltage therapy
machines (150- 500 kV), supervoltage therapy machines (500- 1000
kV)
• Megavoltage Therapy Machines (>1 MV): Van de Graaf generator (~25
MV), betatron (Mean 45 MeV, ~300 MV), Linear Accelerator
(LINAC; several photon and electron energies), microtron (~50 MeV),
cyclotron (~16- 106 eV)
• Cobalt-60 Teletherapy Unit
Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional
(Lanjutan)
Teknik radiasi SAD/SSD:
• Teknik radiasi SAD (Source-to-Axis Distance)
Salah satu metode dalam pengobatan radioterapi yang berkaitan d
engan jarak antara sumber radiasi dan sumbu pusat mesin radioter
api (biasanya mesin linear akselerator atau Linac). Teknik ini
digunakan untuk memastikan dosis radiasi yang konsisten dan
tepat sasaran pada area
yang memerlukan pengobatan, seperti tumor, sambil meminimalk
an dampak pada jaringan sehat di sekitarnya.
Cont..
• Teknik radiasi SSD (Source-to-Skin Distance)
Metode dalam radioterapi yang berkaitan dengan jarak antara sum
ber radiasi dan permukaan kulit pasien. Metode ini digunakan
untuk merencanakan dan mengirimkan dosis radiasi dengan akurat
pada area yang memerlukan pengobatan, sambil meminimalkan
dampak pada jaringan sehat disekitarnya. Teknik radiasi SSD
umumnya digunakan dalam pengobatan menggunakan mesin
linear akselerator (LINAC) atau peralatan radioterapi lainnya.
Perbedaan SSD dan SAD
• Kiri: lapangan 10x10 cm di kedalaman 5 cm, dengan teknik SAD
• Kanan : lapangan 10x10 cm di kedalaman 5 cm, dengan teknik SSD
Semi-Orthogonal
penerapannya pada brakiterapi
Penggunaan
di brakiterapi
• Alat ini disebut box rekonstruksi
(Terdapat marker radioopak berbentuk silang
di keempat sisi box tersebut)
• Bila sumber sinar pada jarak tertentu dari
anterior, dipaparkan pada box rekonstruksi
maka marker akan tergambar/terproyeksi
sesuai bentuknya pada film radiograf yang
terletak di posterior sesuai dengan arah
sumber sinar.
• Besar proyeksi yang terbentuk tergantung
jarak dari sumber ke markernya dan jarak
marker ke film
• Bila arah sinar tepat tegak lurus terhadap
marker dan film maka gambar proyeksinya
akan berada pada sudut 90 derajat
Penggunaan pada radiasi eksterna (lengkapi)
• Pada radiasi/penyinaran konvensional lapangan langsung pada
umumnya radiasi dipaparkan secara tegak lurus terhadap bidang
tengah target di atas couch (dengan bantuan marker sebagai penanda
lapangan radiasi)
• Pada penyinaran konvensional dua lapangan plan paralel AP/PA atau
laterolateral kedua sumbu sinar bertemu pada sentrasi bidang tengah
yang merupakan pertengahan dari separasi
• Pada penyinaran konvensional tiga lapangan maka sinar dapat datang
dari sudut selain 90 derajat dari couch
• Pada penyinaran konvensional empat lapangan…
Build Up
Region
• Definis: Regio diantara kulit dan
kedalaman dosis maximum
(Dmax)
Dose
Profile
IK Simulator RSCM
• Simulasi radiasi dibuat sesuai dengan jenis kanker dan daerah yang akan diradiasi, jenis pesawat dan
energi yang digunakan, arah sinar yang akan dilakukan, dengan atau tanpa alat bantu.
• Setelah dilakukan positioning di meja simulator, marker logam diletakkan pada daerah tertentu oleh dokter.
Marker berupa tolece, logam kawat, marker lensa dll.
• Tentukan batas lapangan radiasi berdasarkan target volume yang ditentukan oleh dokter dengan bantuan
fluoroskopi sesingkat mungkin.
• Foto simulator dibuat dengan persetujuan dokter .
• Hasil cetak foto simulator (film atau print-out) yang telah disetujui harus diparaf oleh dokter
• Lapangan radiasi yang telah disetujui digambar dengan spidol
• Ukur separasi pasien melalui sentrasi lapangan
• Pembuatan simulator selesai, marker dan alat bantu dilepaskan
• Seluruh data pasien (lebar lapangan, posisi meja (tinggi, posisi longitudinal dan horizontal), sudut gantry,
sudut collimator, separasi pasien dan data-data lain yang diperlukan, dicatat di status selanjutnya dikirim ke
TPS
Perbedaan CT simulator dan simulator konvensional
Perbedaan CT Simulator Simulator Konvensional
Tujuan Utama
Memberikan gambaran struktur internal pasien dengan resolusi
tinggi yang memungkinkan perencanaan radiasi yang akurat.
Memberikan gambaran permukaan kulit pasien dan posisi tubuh
untuk menentukan titik masuk dan keluar sinar radiasi.
Gambaran
Internal
Menghasilkan gambaran tiga dimensi (3D) dari jaringan dan
organ internal dengan menggunakan CT scan.
Hanya memberikan gambaran permukaan tubuh pasien.
Detail Anatomi
Menampilkan detail anatomi dengan sangat baik, termasuk
organ internal dan struktur target.
Terbatas pada informasi dari permukaan kulit dan posisi tubuh
pasien.
Perencanaan
Radiasi
Memungkinkan perencanaan radiasi yang sangat presisi dengan
menentukan dosis dan area target yang akurat.
Membantu dalam menentukan titik masuk sinar radiasi, tetapi
tidak memberikan informasi internal tentang target.
Posisi Pasien
Pasien biasanya berbaring pada meja CT simulator dalam posisi
pengobatan yang mirip dengan sesi perawatan sebenarnya.
Pasien berdiri atau duduk dalam posisi berbeda-beda tergantung
pada jenis pengobatan.
Referensi Posisi
Menggunakan sistem tanda marker laser dan penandaan yang
akurat untuk mengidentifikasi posisi pasien.
Menggunakan marker tato pada kulit pasien untuk menandai titik
masuk sinar radiasi.
Visualisasi
Internal
Memungkinkan visualisasi struktur internal dalam warna dan
kontras yang tinggi.
Tidak memberikan visualisasi internal; hanya merujuk pada
permukaan tubuh pasien.
Akurasi
Memberikan akurasi yang tinggi dalam perencanaan radiasi
karena gambaran internal yang rinci.
Kurang akurat karena hanya merujuk pada permukaan tubuh
pasien.
Biaya
Biasanya lebih mahal karena menggunakan CT scan dan
teknologi canggih lainnya.
Biasanya lebih ekonomis karena tidak memerlukan CT scan.
Indikasi
Digunakan ketika perlu mengidentifikasi dan merencanakan
radiasi pada target internal yang kompleks, seperti tumor di
organ dalam.
Cocok digunakan untuk perawatan radiasi yang lebih sederhana
yang melibatkan area permukaan tubuh atau area yang mudah
diakses.
Basic Treatment Planning
Divergensi
adalah sinar radiasi akan menyebar
saat menjauh dari sumbernya:
- (Individual) Block memiliki ukuran
yang tidak sama di posisi anterior
dan posterior
Individual Block(s)
• Xray
• Tomografi  ditembakan X-ray seperti foto konvensional namun
sinarnya kecil , kemudian image yang di hasilkan akan direkonstruksi
secara computer.
CT Simulator
• Ditemukan oleh Godfrey Housfield pada 1973  Head Scanner.
• Alan Cormack, mengembangkan perhitungan matematika untuk
melakukan rekonstruksi dari hasil CT Images
Leaver,Denis T. Principles and Practice of radiation therapy 2017
Generasi pertama CT, terdiri dari Pencil Beam dan Sebuah detector , Dimana
akan berjalan secara axial melewati pasien , dan setelah itu akan berotasi 1
Derajat, dan melakukan translasi kembali, hingga minimal berotasi 180
Derajat (Translate-Rotate Scanning)
CT Simulator (Lanjutan)
Leaver,Denis T. Principles and Practice of radiation therapy 2017
Generasi ke-3 (yang umum digunakan pada saat ini), Dimana terdapat 1
buah sumber radiasi (Fan beam), dengan multiple detector array yang
berputar mengelilingi pasien
SOP CT Simulator:
1. Persiapan Pasien (Mengetahui alat yang akan digunakan, Kontras,
persiapan protocol, Mengetahui diagnosis dan stadium)
2. Pelaksanaan:
-Pengenalan ringkas CT Simulator: Komponen dan aplikasi
-Persiapan Pasien
-Pemilihan alat
-Dx dan stadium
-Protokol
-Alat
-Pelaksanaan
Komponen
Terdapat 3 komponen utama dari CT Scan yaitu Gantry, Couch, dan computer Console
• Gantry
• Rotating X-ray tube  bore size sekitar 80-90 cm.
• Detector Arrays
• High Voltage Generator
• Slip RIng
• Mechanical Support Device
• X-rays Tube
• Kurang lebih sama dengan simulator konvensional
• Perbedaannya pada ketahanan terhadap stress panas yang dihasilkan.
• Detektor
• Berfungsi mengkonversi radiasi menjadi cahaya Photodiode mengubah cahaya menjadi sinyal elektronik .
• Jarak antar detector bervariasi antara 1-8 detector per 1 cm atau 1-5 detector per derajat.
• Computer console
• Membutuhkan computer dengan prosesor yang cepat dan memori yang besar
• RT/Reconstruction time  waktu yang dibutuhkan agar suatu gambar di rekonstruksi oleh sistem, di Analisa dari detector
hingga dimunuclkan ke monitor.
Topogram/Scout
view
Simulator 2D Konvensional
• Yang terlihat: Tulang, udara, jaringan, dan lemak
• Lama  Over- budget di radiologi
• Kualitas radiografi  high energy
• Tidak ada CT  foto radiografi  floroskopi, X-ray (tulang)
Model Versa HD Synergy Platform Unique Halcyon Radixact
Years Manufactured 2013 & newer 2002 & newer 2012 & newer 2017 & newer 2017 & newer
Power Source Magnetron Magnetron Magnetron Magnetron Magnetron
Photon Energy
Configuration
6&10/15/18 6&10/15/18 6 MV 6 MV FFF 6 FFF
Electron Energies Yes Yes N/A N/A No
Multi-Leaf
Collimator (MLC)**
160 Agility MLC (Field size 40x40cm,
leaf thickness-5mm)
80 MLC (Field size 40x40cm, leaf
thickness-10mm)
120 MLC Dual Layer MLC 64 binary interlace leaves
(Helical)
Portal
Imager(EPID)**
iViewGT(Amorphous Silicon) iViewGT(Amorphous Silicon) aS500II NO NO
Treatment Delivery 3D, IMRT, VMAT, SRS/SBRT, SRT, SABR 3D, IMRT, VMAT, SRS/SBRT
(optional)
2D, 3D (optional), IMRT (optional),
SRS/SBRT (optional)
IMRT, RapidArc IMRT, 3DCRT, SBRT
KV Imaging for
IGRT**
XVI N/A N/A N/A N/A
CBCT F.O.V. 50x26cm N/A N/A Volumectric CMBCT, 15 sec
Image Capture
MV CT
VMAT Yes Yes Yes with Software Multi-Arc VMAT no
Treatment Couch Hexapod (6 degrees of motion) Precise Exact Halcyon Radixact
Pros Latest, cutting-edge technology
Competes with Varian TrueBeam
Integrates VMAT, gating, CBCT
Reliable, digital technology
Includes the XVi KV-imaging
Similar to a 6EX in performance Two
versions available Can be upgraded to
perform Rapid Arc
2X quieter than other
systems Accelerated
treatment time 100%
image guidance
Delivering radiation at faster
rate
Cons More expensive than other devices
None available in the secondary
market yet
Few Only available with single photon
energy No electrons Not sold in the
U.S. as new Limited availability in the
used market
Only available with single
photon energy No
electrons
-Only available with single
photon energy No electrons
-Manual radiation is not
possible
-All should be CT based

More Related Content

Similar to Bimbingan Pesawat.pptx

Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4hedi0001
 
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptxSejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptxArif Fahmi
 
Makalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanMakalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanFahmy's Doank
 
Makalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisiMakalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisip1337430216043
 
Teknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiTeknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiNona Zesifa
 
15.LUMBAL BENDING.pptx
15.LUMBAL BENDING.pptx15.LUMBAL BENDING.pptx
15.LUMBAL BENDING.pptxnabila488980
 
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptxKEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptxRahmidwiLestari2
 
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...Repository Ipb
 
Ct scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationCt scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationKoko Ekayana
 
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxMateri peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxjehandra1
 
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Vina Ramdhiani
 
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienumppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus AlienumNona Zesifa
 
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)stikesby kebidanan
 
Jenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan Kebidanan
Jenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan KebidananJenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan Kebidanan
Jenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan Kebidananpjj_kemenkes
 

Similar to Bimbingan Pesawat.pptx (20)

Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4
 
7@pet dan spect
7@pet dan spect7@pet dan spect
7@pet dan spect
 
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptxSejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
 
Makalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanMakalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scan
 
Mammografi
MammografiMammografi
Mammografi
 
Makalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisiMakalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisi
 
Kedokteran Nuklir
Kedokteran NuklirKedokteran Nuklir
Kedokteran Nuklir
 
Teknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiTeknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 Tomografi
 
15.LUMBAL BENDING.pptx
15.LUMBAL BENDING.pptx15.LUMBAL BENDING.pptx
15.LUMBAL BENDING.pptx
 
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptxKEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
 
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
 
Ct scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationCt scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentation
 
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxMateri peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
 
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
Aplikasi radioisotop pada pengobatan penyakit kanker (vina.r 066112072)
 
ppt-referat-usg-mata.pptx
ppt-referat-usg-mata.pptxppt-referat-usg-mata.pptx
ppt-referat-usg-mata.pptx
 
THORAX.pptx
THORAX.pptxTHORAX.pptx
THORAX.pptx
 
Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013
 
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienumppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
 
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
 
Jenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan Kebidanan
Jenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan KebidananJenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan Kebidanan
Jenis dan Cara Kerja Alat Pelayanan Kebidanan
 

Recently uploaded

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Bimbingan Pesawat.pptx

  • 1. Simulator, CT- Simulator, dan Pesawat Radiasi Pembimbing: Dr. dr. Irwan Ramli, Sp.Onk.Rad(K)
  • 3. Simulator Konvensional Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional • Pendahuluan • Radioterapi di masa lalu umumnya diberikan dengan pesawat radiasi berenergi rendah. Radiasi diberikan secara langsung tanpa penggunaan simulator. Batas2 lapangan radiasi dicari/ditetapkan pada kulit dengan berbagai cara/ alat bantu • Karena energi rendah (daya tembus juga rendah), efektifitas umumnya pada tumor- tumor yang superfisial. • Sebelum simulator ditemukan • Setelah ditemukan alat radiasi dengan energi yang lebih tinggi, sebelum ada alat bantu simulator, penetapan batas lapangan dibantu dengan alat X-Ray diagnostik • Penemuan era radioterapi modern (hingga saat ini) tergambar pada pesawat dengan energi megavolt, yaitu pesawat cobalt dan LINAC. • Hal ini (“harus”) didukung dengan bantuan alat simulator: • Mengurangi dosis radiasi yang tidak terukur. • Memudahkan menetapkan target atau area radiasi. • Menghindari dosis radiasi kepada petugas. • Mengurangi beban penggunaan pesawat X-Ray diagnostik.
  • 4. Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional • Era awal penggunaan pesawat radiasi megavolt, CT simulator belum ditemukan (MLC juga belum ditemukan), sehingga penentuan target volum hanya menggunakan bantuan simulator konvensional. • Simulator konvensional: • Simultor konvensional: Menggunakan X-Ray • Kualitas gambar lebih rendah dibandingan CT simulator (Bergantung). • Hasil simulator konvensional adalah gambaran 2 dimensi (Panjang x Lebar) • Untuk membentuk ruang, maka harus mengambil foto exposure dari 2 arah • Orthogonal/ Semi- Orthogonal = Teknik atau metode yang melibatkan pemotretan atau pengambilan gambar dalam dua atau lebih sudut yang saling tegak lurus satu sama lain. Fluoroskopi Foto radiografi
  • 5. Simulator Konvensional • Apa itu simulator konvensional? (dalam radioterapi) • Perangkat atau alat x-ray yang digunakan dalam radioterapi dalam hal perencanaan atau simulasi radiasi dengan hasil lapangan radiasi berupa gambaran 2D yang mensimulasikan keadaan / posisi saat di pesawat radiasi.
  • 6. • Prosedur/ langkah- langkah diruang simulator 1. Pasien diposisikan senyaman mungkin dengan mengikuti rancangan daerah yang akan diradiasi. Biasanya posisi supine atau prone. Pada keadaan tertentu, posisi true lateral decubitus 2. Menggunakan alat fiksasi dan/atau imobilisasi yang sesuai dengan kebutuhan berupa: • Breast board • Bantalan kepala • Foot rest • Belly board 3. Pastikan posisi pasien lurus, simteris, dan di tengah, dengan cara: • Tempatkan garis laser vertikal dengan penanda titik tengah tubuh (bidang midline) seperti glabella, hidung, incisura jugularis, incisura sternalis, procesus xypoideus, umbilical, symphysis pubis. • Jika belum lurus, geser anggota tubuh hingga didapatkan posisi tengah tubuh pasien lurus terhadap arah laser vertikal. • Atur posisi/ jarak sumber sinar ke tubuh pasien (sesuai teknik yang diinginkan, SSD atau SAD) dan lakukan fluoroscopy untuk memeriksa kesesuaian posisi, yaitu dengan mengatur kembali posisi yang berpedoman pada titik- titik penanda di anterior maupun posterior.
  • 7. 4. Gantry diputar sesuai arah beam yang dirancang sambil mengatur tinggi meja penyinaran (couch) sesuai dengan teknik penyinaran yang dirancang (SSD/SAD) 5. Dilakukan pengambilan gambar lapangan radiasi (fluoroscopy) 6. Setelah dilakukan pengambilan gambar dan sudah sesuai, dipasangkan alat imobilisasi.
  • 8. • Prosedur/ langkah- langkah diruang simulator untuk kanker leher Rahim tanpa masker abdomen: 1. Pasien diposisikan senyaman mungkin dengan mengikuti rancangan daerah yang akan diradiasi. Biasanya posisi supine ; dengan alat imobilisasi berupa bantalan kepala, Foot rest, Penyangga lutut 2. Pastikan posisi pasien lurus, simteris, dan di tengah, dengan cara: • Tempatkan garis laser vertikal dengan penanda titik tengah tubuh (bidang midline) seperti glabella, hidung, incisura jugularis, incisura sternalis, procesus xypoideus, umbilical, symphysis pubis. • Jika belum lurus, geser anggota tubuh hingga didapatkan posisi tengah tubuh pasien lurus terhadap arah laser vertikal. • Atur posisi/ jarak sumber sinar ke tubuh pasien (sesuai teknik yang diinginkan, SSD atau SAD) dan lakukan fluoroscopy untuk memeriksa kesesuaian posisi, yaitu dengan mengatur kembali posisi yang berpedoman pada titik- titik penanda di anterior maupun posterior.
  • 9. 3. Pastikan posisi pasien lurus, simteris, dan di tengah, dengan cara: • Tempatkan garis laser vertikal dengan penanda titik tengah tubuh (bidang midline) seperti glabella, hidung, incisura jugularis, incisura sternalis, procesus xypoideus, umbilical, symphysis pubis. • Jika belum lurus, geser anggota tubuh hingga didapatkan posisi tengah tubuh pasien lurus terhadap arah laser vertikal. • Atur posisi/ jarak sumber sinar ke tubuh pasien (sesuai teknik yang diinginkan, SSD atau SAD) dan lakukan fluoroscopy untuk memeriksa kesesuaian posisi, yaitu dengan mengatur kembali posisi yang berpedoman pada titik- titik penanda di anterior maupun posterior 4. Gantry diputar sesuai arah beam yang dirancang sambil mengatur tinggi meja penyinaran (couch) sesuai dengan teknik penyinaran SAD 5. Dilakukan penentuan target radiasi pengambilan gambar lapangan radiasi (fluoroscopy) dengan proyeksi AP: • Cranial: dari L4/L5 • Caudal: bergantuk dari stadium 1. Berikan marker pada badan pasien pada irisan laser
  • 10.
  • 11. Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional (Lanjutan) • Gambaran radiografi/ fluoroscopy digunakan untuk menetapkan batas - batas lapangan radiasi pada kulit pasien. • Jarak sumber radiasi ke tubuh pasien harus mengikuti standard yang dite tapkan untuk menghindari terjadinya kesalahan:
  • 12. Set-Up • Apa itu set-up pasien simulasi?
  • 13. Radiotherapy Generators • Kilovoltage Machines (<500 kV): Contact therapy machines (40- 50 kV), superficial theraphy machines (50- 150 kV), orthovoltage therapy machines (150- 500 kV), supervoltage therapy machines (500- 1000 kV) • Megavoltage Therapy Machines (>1 MV): Van de Graaf generator (~25 MV), betatron (Mean 45 MeV, ~300 MV), Linear Accelerator (LINAC; several photon and electron energies), microtron (~50 MeV), cyclotron (~16- 106 eV) • Cobalt-60 Teletherapy Unit
  • 14. Pesawat Radiasi dan Simulator Konvensional (Lanjutan) Teknik radiasi SAD/SSD: • Teknik radiasi SAD (Source-to-Axis Distance) Salah satu metode dalam pengobatan radioterapi yang berkaitan d engan jarak antara sumber radiasi dan sumbu pusat mesin radioter api (biasanya mesin linear akselerator atau Linac). Teknik ini digunakan untuk memastikan dosis radiasi yang konsisten dan tepat sasaran pada area yang memerlukan pengobatan, seperti tumor, sambil meminimalk an dampak pada jaringan sehat di sekitarnya.
  • 15. Cont.. • Teknik radiasi SSD (Source-to-Skin Distance) Metode dalam radioterapi yang berkaitan dengan jarak antara sum ber radiasi dan permukaan kulit pasien. Metode ini digunakan untuk merencanakan dan mengirimkan dosis radiasi dengan akurat pada area yang memerlukan pengobatan, sambil meminimalkan dampak pada jaringan sehat disekitarnya. Teknik radiasi SSD umumnya digunakan dalam pengobatan menggunakan mesin linear akselerator (LINAC) atau peralatan radioterapi lainnya.
  • 16. Perbedaan SSD dan SAD • Kiri: lapangan 10x10 cm di kedalaman 5 cm, dengan teknik SAD • Kanan : lapangan 10x10 cm di kedalaman 5 cm, dengan teknik SSD
  • 17. Semi-Orthogonal penerapannya pada brakiterapi Penggunaan di brakiterapi • Alat ini disebut box rekonstruksi (Terdapat marker radioopak berbentuk silang di keempat sisi box tersebut) • Bila sumber sinar pada jarak tertentu dari anterior, dipaparkan pada box rekonstruksi maka marker akan tergambar/terproyeksi sesuai bentuknya pada film radiograf yang terletak di posterior sesuai dengan arah sumber sinar. • Besar proyeksi yang terbentuk tergantung jarak dari sumber ke markernya dan jarak marker ke film • Bila arah sinar tepat tegak lurus terhadap marker dan film maka gambar proyeksinya akan berada pada sudut 90 derajat
  • 18. Penggunaan pada radiasi eksterna (lengkapi) • Pada radiasi/penyinaran konvensional lapangan langsung pada umumnya radiasi dipaparkan secara tegak lurus terhadap bidang tengah target di atas couch (dengan bantuan marker sebagai penanda lapangan radiasi) • Pada penyinaran konvensional dua lapangan plan paralel AP/PA atau laterolateral kedua sumbu sinar bertemu pada sentrasi bidang tengah yang merupakan pertengahan dari separasi • Pada penyinaran konvensional tiga lapangan maka sinar dapat datang dari sudut selain 90 derajat dari couch • Pada penyinaran konvensional empat lapangan…
  • 19. Build Up Region • Definis: Regio diantara kulit dan kedalaman dosis maximum (Dmax)
  • 20.
  • 22.
  • 23. IK Simulator RSCM • Simulasi radiasi dibuat sesuai dengan jenis kanker dan daerah yang akan diradiasi, jenis pesawat dan energi yang digunakan, arah sinar yang akan dilakukan, dengan atau tanpa alat bantu. • Setelah dilakukan positioning di meja simulator, marker logam diletakkan pada daerah tertentu oleh dokter. Marker berupa tolece, logam kawat, marker lensa dll. • Tentukan batas lapangan radiasi berdasarkan target volume yang ditentukan oleh dokter dengan bantuan fluoroskopi sesingkat mungkin. • Foto simulator dibuat dengan persetujuan dokter . • Hasil cetak foto simulator (film atau print-out) yang telah disetujui harus diparaf oleh dokter • Lapangan radiasi yang telah disetujui digambar dengan spidol • Ukur separasi pasien melalui sentrasi lapangan • Pembuatan simulator selesai, marker dan alat bantu dilepaskan • Seluruh data pasien (lebar lapangan, posisi meja (tinggi, posisi longitudinal dan horizontal), sudut gantry, sudut collimator, separasi pasien dan data-data lain yang diperlukan, dicatat di status selanjutnya dikirim ke TPS
  • 24. Perbedaan CT simulator dan simulator konvensional Perbedaan CT Simulator Simulator Konvensional Tujuan Utama Memberikan gambaran struktur internal pasien dengan resolusi tinggi yang memungkinkan perencanaan radiasi yang akurat. Memberikan gambaran permukaan kulit pasien dan posisi tubuh untuk menentukan titik masuk dan keluar sinar radiasi. Gambaran Internal Menghasilkan gambaran tiga dimensi (3D) dari jaringan dan organ internal dengan menggunakan CT scan. Hanya memberikan gambaran permukaan tubuh pasien. Detail Anatomi Menampilkan detail anatomi dengan sangat baik, termasuk organ internal dan struktur target. Terbatas pada informasi dari permukaan kulit dan posisi tubuh pasien. Perencanaan Radiasi Memungkinkan perencanaan radiasi yang sangat presisi dengan menentukan dosis dan area target yang akurat. Membantu dalam menentukan titik masuk sinar radiasi, tetapi tidak memberikan informasi internal tentang target. Posisi Pasien Pasien biasanya berbaring pada meja CT simulator dalam posisi pengobatan yang mirip dengan sesi perawatan sebenarnya. Pasien berdiri atau duduk dalam posisi berbeda-beda tergantung pada jenis pengobatan. Referensi Posisi Menggunakan sistem tanda marker laser dan penandaan yang akurat untuk mengidentifikasi posisi pasien. Menggunakan marker tato pada kulit pasien untuk menandai titik masuk sinar radiasi. Visualisasi Internal Memungkinkan visualisasi struktur internal dalam warna dan kontras yang tinggi. Tidak memberikan visualisasi internal; hanya merujuk pada permukaan tubuh pasien. Akurasi Memberikan akurasi yang tinggi dalam perencanaan radiasi karena gambaran internal yang rinci. Kurang akurat karena hanya merujuk pada permukaan tubuh pasien. Biaya Biasanya lebih mahal karena menggunakan CT scan dan teknologi canggih lainnya. Biasanya lebih ekonomis karena tidak memerlukan CT scan. Indikasi Digunakan ketika perlu mengidentifikasi dan merencanakan radiasi pada target internal yang kompleks, seperti tumor di organ dalam. Cocok digunakan untuk perawatan radiasi yang lebih sederhana yang melibatkan area permukaan tubuh atau area yang mudah diakses.
  • 26. Divergensi adalah sinar radiasi akan menyebar saat menjauh dari sumbernya: - (Individual) Block memiliki ukuran yang tidak sama di posisi anterior dan posterior Individual Block(s)
  • 27. • Xray • Tomografi  ditembakan X-ray seperti foto konvensional namun sinarnya kecil , kemudian image yang di hasilkan akan direkonstruksi secara computer.
  • 28. CT Simulator • Ditemukan oleh Godfrey Housfield pada 1973  Head Scanner. • Alan Cormack, mengembangkan perhitungan matematika untuk melakukan rekonstruksi dari hasil CT Images Leaver,Denis T. Principles and Practice of radiation therapy 2017 Generasi pertama CT, terdiri dari Pencil Beam dan Sebuah detector , Dimana akan berjalan secara axial melewati pasien , dan setelah itu akan berotasi 1 Derajat, dan melakukan translasi kembali, hingga minimal berotasi 180 Derajat (Translate-Rotate Scanning)
  • 29. CT Simulator (Lanjutan) Leaver,Denis T. Principles and Practice of radiation therapy 2017 Generasi ke-3 (yang umum digunakan pada saat ini), Dimana terdapat 1 buah sumber radiasi (Fan beam), dengan multiple detector array yang berputar mengelilingi pasien SOP CT Simulator: 1. Persiapan Pasien (Mengetahui alat yang akan digunakan, Kontras, persiapan protocol, Mengetahui diagnosis dan stadium) 2. Pelaksanaan:
  • 30. -Pengenalan ringkas CT Simulator: Komponen dan aplikasi -Persiapan Pasien -Pemilihan alat -Dx dan stadium -Protokol -Alat -Pelaksanaan
  • 31. Komponen Terdapat 3 komponen utama dari CT Scan yaitu Gantry, Couch, dan computer Console • Gantry • Rotating X-ray tube  bore size sekitar 80-90 cm. • Detector Arrays • High Voltage Generator • Slip RIng • Mechanical Support Device • X-rays Tube • Kurang lebih sama dengan simulator konvensional • Perbedaannya pada ketahanan terhadap stress panas yang dihasilkan. • Detektor • Berfungsi mengkonversi radiasi menjadi cahaya Photodiode mengubah cahaya menjadi sinyal elektronik . • Jarak antar detector bervariasi antara 1-8 detector per 1 cm atau 1-5 detector per derajat. • Computer console • Membutuhkan computer dengan prosesor yang cepat dan memori yang besar • RT/Reconstruction time  waktu yang dibutuhkan agar suatu gambar di rekonstruksi oleh sistem, di Analisa dari detector hingga dimunuclkan ke monitor.
  • 33. Simulator 2D Konvensional • Yang terlihat: Tulang, udara, jaringan, dan lemak • Lama  Over- budget di radiologi • Kualitas radiografi  high energy • Tidak ada CT  foto radiografi  floroskopi, X-ray (tulang)
  • 34. Model Versa HD Synergy Platform Unique Halcyon Radixact Years Manufactured 2013 & newer 2002 & newer 2012 & newer 2017 & newer 2017 & newer Power Source Magnetron Magnetron Magnetron Magnetron Magnetron Photon Energy Configuration 6&10/15/18 6&10/15/18 6 MV 6 MV FFF 6 FFF Electron Energies Yes Yes N/A N/A No Multi-Leaf Collimator (MLC)** 160 Agility MLC (Field size 40x40cm, leaf thickness-5mm) 80 MLC (Field size 40x40cm, leaf thickness-10mm) 120 MLC Dual Layer MLC 64 binary interlace leaves (Helical) Portal Imager(EPID)** iViewGT(Amorphous Silicon) iViewGT(Amorphous Silicon) aS500II NO NO Treatment Delivery 3D, IMRT, VMAT, SRS/SBRT, SRT, SABR 3D, IMRT, VMAT, SRS/SBRT (optional) 2D, 3D (optional), IMRT (optional), SRS/SBRT (optional) IMRT, RapidArc IMRT, 3DCRT, SBRT KV Imaging for IGRT** XVI N/A N/A N/A N/A CBCT F.O.V. 50x26cm N/A N/A Volumectric CMBCT, 15 sec Image Capture MV CT VMAT Yes Yes Yes with Software Multi-Arc VMAT no Treatment Couch Hexapod (6 degrees of motion) Precise Exact Halcyon Radixact Pros Latest, cutting-edge technology Competes with Varian TrueBeam Integrates VMAT, gating, CBCT Reliable, digital technology Includes the XVi KV-imaging Similar to a 6EX in performance Two versions available Can be upgraded to perform Rapid Arc 2X quieter than other systems Accelerated treatment time 100% image guidance Delivering radiation at faster rate Cons More expensive than other devices None available in the secondary market yet Few Only available with single photon energy No electrons Not sold in the U.S. as new Limited availability in the used market Only available with single photon energy No electrons -Only available with single photon energy No electrons -Manual radiation is not possible -All should be CT based

Editor's Notes

  1. pesawat radiasi pada dasarnya jaman pertengahan didukung dengan simulator konvensional Tumor superficial seperti jerawat, dll Apa itu pesawat dg berbagai macam spesifikasinya dari yg kuno sampai sekarang. Cth: megavolt masukkan versa halcyon dkk
  2. GTV CTV PTV Tanpa simulator -> seperti tumor kulit (tinggal Digambar) Simulator -> untuk di bagian dalam  Contohnya Ca Servix , disinar dari depan belakang (konvensional), dan ctv gtv ditentukan berdasarkan tulang2 panggul, baik sinar dari AP maupun PA Sebelum simulator dibuat, maka gambar berdasarkan X-Ray radiodiagnostic AgNO3 -> jika kena kulit maka akan nekrosis dan menghitam (tidak akan hilang)  Fluoroscopy : Xray dibuka terus dan Real Time. Jadi bisa dilihat terus menerus  paparan radiasi sangat banyak  Xray juga bisa single foto radiografi Simulator tidak bisa dibandingkan dengan CT Sim terdapat standard tiap pesawat radiasi terdapat jarak antara sumber radiasi dengan tubuh pasien. Dimana jarak antara simulator dan pesawat harus sama , missal 100 cm di simulator harus sama di pesawat. Masukkan gambar dan video simulator konvensional dan fungsinya
  3. Perlu dilengkapi kembali. Cari literatur/ buku pendukung materi slide.
  4. SSD (Source – Skin/ Surface Distance): Menggunakan cobalt, dimana jarak standar yang digunakan dari sumber hingga permukaan adalah 80 cm SAD (Source – Axis Distance): Teknik isocenter, dimana jarak standar yang digunakan dari sumber hingga titik isocentre adalah 100 cm
  5. SSD (Source – Skin/ Surface Distance): Menggunakan cobalt, dimana jarak standar yang digunakan dari sumber hingga permukaan adalah 80 cm SAD (Source – Axis Distance): Teknik isocenter, dimana jarak standar yang digunakan dari sumber hingga titik isocentre adalah 100 cm
  6. Individual blok pada konvensional adalah cikal bakal dibuatnya MLC pada 3D. Pada individual blok semisal bentuk yang diinginkan seperti buah pisang , maka lubang yang diatas akan lebih kecil daripada yang dibawah
  7. CT simulator akan memberikan gambar yg bagus (tulang, jaringan, udara, air)
  8. Kapan momen Dimana pasien tidak boleh bergerak sama sekali. Saat masuk kontras kapan pasien masih dan sudah tidak boleh bergerak? Bagaimana laser digunakan? Skin marker (5W 1H) Zero point/ reference point