SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
HUBUNGAN ARSITEK
DENGAN PEMBERI TUGAS
PROYEK DAN
DAUR HIDUP PROYEK
• Proyek adalah suatu rangkaian aktivitas
mempunyai saat mulai dan akhir (BARKLEY &
SAYLOR, 1994)
• Keseluruhan usaha dalam mewujudkan
arsitektur / lingkungan binaan disebut
Proyek Pembangunan Fisik
• Pekerjaan arsitektur melibatkan pihak pihak : arsitek,
klien, penyandang dana (investor), konsultan profesi
lain yang terkait, penduduk dan lingkungannya.
• Melalui kode etik, diatur hak dan kewajiban dari
seorang arsitek secara umum,
• Hak dan kewajiban arsitek terhadap publik, klien,
profesi, rekan seprofesi, dan lingkungan.
• Di Indonesia, atau di IAI pada khususnya, kode etik ini
diatur dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata
Laku Profesi Arsitek.
• Kode etik ini pertama kali dibuat dan disepakati pada
tahun 1992 di Kaliurang, kemudian diperbaharui melalui
kongres di Jakarta pada tahun 2005.
PENGERTIAN ARSITEK
MENURUT IAI
Arsitek adalah perorangan atau badan usaha yang
dengan mempergunakan keahliannya dan
berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan
perencanaan, perancangan dan pengawasan
pembangunan, memberikan nasihat atau jasa-jasa
lain yang berhubungan dengan perancangan dan
pengawasan gedung, tata ruang dalam,
pertamanan, perancangan kota, pembagian kota
dan jalan-jalan dan jembatan
PENGERTIAN ARSITEK
MENURUT DAVID A. HILL
• Peran arsitek adalah menginterprestasikan
kebutuhan klien melalui rancangan yang
memnuhi persyaratan dan cocok dengan
anggaran yang disediakan, dan dalam kondisi
normal memonitor/mengawasi kemajuan
pekerjaan pembangunan dari awal hingga akhir
• Arsitek bertugas menjelaskan, mengarahkan dan
memberi saran kepada klien tentang
permasalahan/pemecahan permasalahan
berkaitan dengan proyeknya
PENGERTIAN ARSITEK
menurut soewondo B Soetedjo
• Arsitek memperoleh data dari pemberi
tugas memalui suatu proses, serta
mencari data dari pihak lain, kemudian
memprosesnya secara sistematis untuk
mewujudkan desain fasilitas yang
dibutuhkan
PENGERTIAN ARSITEK
menurut ciputra
• Arsitek memiliki sasaran-sasaran yang
sifatnya ilmiah dan gagasan-gagasan
filosofis sebagai tujuan profesionalnya yang
mengandung kecakapan, keahlian dan
disiplin
• Sebagai profesional arsitek perlu memiliki
kecakapan teknik dan kematangan etik
LAYANAN (JASA) ARSITEKTURAL
LAYANAN PROFESIONAL
(Class, R. Allan AIA & Hon, R.E Koehler AIA: “Current Techniques in
Architectural Practice” – 1976)
• Sebagai praktisi seni responsif, Arsitek harus membentuk lingkup
layanan yang sesuai dengan kebutuhan klien dan proyeknya. Karena
klien yang menjadi semakin pintar dan proyek yang lebih kompleks,
maka (dengan melibatkan kemajuan teknologi serta aspek sosiologis
lebih luas), jenis layanan profesional akan menjadi semakin bervariasi
dan komprehensif.
• Dengan meningkatnya kompleksitas proses desain dan konstruksi,
banyak layanan yang sebelumnya tidak biasa utk sebuah proyek, kini
terdaftar sebagai layanan tambahan dari arsitek.
• Daftar komprehensif semua layanan yang dapat disajikan dalam suatu
projek perlu dilihat kembali oleh arsitek dan pemilik, Dengan cara ini,
perbedaan antara layanan dasar dan tambahan dapat dihindari
KEPENTINGAN LAYANAN BAGI BIRO ARSITEK
(Wasserman,B, Sullivan,P & Palermo,G: “ETHICS - and the practice of
architecture” - 2006)
• Menyediakan keinginan seluruh pihak dalam kontrak "daftar
pekerjaan" yang menguraikan semua layanan yang mungkin untuk
dilakukan.
• Mendidik pemilik / pemakai bangunan untuk merealisasi secara utuh
apa yang arsitek rencanakan dan apa yang perlu dilakukan dalam suat
proyek.
• Mengupayakan fleksibilitas dalam hal yang dapat dimodifikasi dan
dikembangkan sebagai layanan baru yang diperlukan.
• Mempertahankan peran tradisional arsitek sebagai penasihat
profesional.
• Dengan mudah mengakomodasi sebuah proyek dengan layanan yang
hanya parsial atau layanan khusus yang diperlukan misalnya penelitian,
studi kelayakan dan Lainnya
• Menawarkan secara adil dalam menentukan kompensasi untuk jasa
arsitek.
LAYANAN BAGI BIRO ARSITEK
(Wasserman,B, Sullivan,P & Palermo,G: “ETHICS - and the practice of
architecture” - 2006)
• Hal penting dalam menghasilkan arsitektur adalah kualitas desain dan
proses layanan (Ide & penyampaianya), Ini mempengaruhi peran
arsitek dan kewajibannya secara profesional dan etis.
• Tanpa ketrampilan tingkat tinggi dalam desain dan koordinasi yang
berkelanjutan, proses layanan arsitek hanya menjadi jalur perakitan
produk yang "melekat" bersama-sama dengan teknologi. bentuk,
proporsi, dan kesenangan sebagai aspek penting arsitektur dan proses
layananya. Tanpa komponen estetika, keseluruhan proyek tidak
memiliki integritas yang dituntut publik.
• Desain arsitektur adalah upaya kolaborasi, dengan manajemen usaha
yang penuh tantangan. Setiap desainer / biro arsitek biasanya memiliki
metodologi yang terstruktur untuk menghasilkan desain yang baik.
Proses layananya tergantung pada hubungan personal yang kuat yang
secara bersama menghasilkan sesuatu yang positif, Kolaborasi dagan
tanggung jawab yang jelas, akan membawa hasil terbaik
LAYANAN JASA ARSITEK - IAI (Ikatan Arsitel Indonesia – 2007)
Secara garis besar layanan jasa arsitek terdiri atas 4 kategori:
• Layanan Utama (sbg. pekerjaan perancangan arsitektur dan
pengelolaan proses pemba-ngunan lingkungan binaan, secara
bertahap), meliputi:
a) Konsep Rancangan
b) Pra-rancangan (Schematic Design)
c) Pengembangan Rancangan
d) Pembuatan Gambar Kerja
e) Proses pengadaan Pelaksana Konstruksi
f) Pengawasan Berkala.
• Layanan Pendahuluan, mliputi:
a) Saran Pendahuluan
b) Kelayakan Perancangan
c) Kebutuhan Data primer & sekunder
d) Kebutuhan Tenaga Ahli Lain
e) Pengajuan Mendapatkan Keterangan Rencana
f) Kebutuhan Arsitek Lapangan
• Layanan Tambahan, meliputi:
a) Saran Atas Tapak
b) Inspeksi Bangunan
c) Upa-ya memperoleh Kesepakatan
d) Perubahan Penugasan,
e) Keterlambatan
f) dll.
• Layanan Khusus, mliputi :
a) Perencanaan Kota/Daerah/Regional
b) Perancang-an Pelestarian Monumen/Kawasan
c) Tata Ruang Dalam / Luar
d) Konsultasi / Pemberian Nasihat
e) Managemen Konstruksi (MK),
f) Manajemen Proyek (MP)
g) Pengawasan Terpadu
h) dll.
Hal-hal mengenai Standar Kinerja dan Imbalan Jasa (yang. diatur dlm.
Pedoman Hubungan Kerja antara Arsitek dan Pengguna Jasa – IAI) ini
terbatas hanya jenis Layanan Utama Jasa Arsitek saja, sedangkan
untuk jenis layanan lainnya diatur terpisah.
• Arsitek mempraktekkan profesinya dalam dunia yang tersusun dari
keunggulan teknologi yang revolusioner dan tingkat kerumitan yang tak
terfikirkan sebelumnya.
• Para arsitek sekarang menyajikan layanan arsitektural dalam
penyelesaian bangunan & lingkungannya merupakan masalah yang lebih
sulit dari masa sebelumnya, karena sekarang untuk menyusun desain,
membuat gambar kerja dan spesifikasinya, serta melihatnya melalui
konstruksi. Klien tidak datang dengan sebidang lahan, bangunan, dan
uang utk biaya penyelesaiannya. Tetapi klien datang dengan sebuah
masalah tanpa lahan dan sedikit uang, atau sebagai pemilik lahan yang
ingin terlihat berkembang, atau ssbagai investor / spekulator.
• Peran arsitek dalam kasus tsb:
1) Investigasi masalah klien serta indikasinya melalui riset, dan advis
apakah akan dibangun atau tidak.
2) Jika dibangun, selanjutnya mungkin bersama klien memecahkan
masalah lahan & keuangannya, masalah klien ini akan menjadi
masalah arsitektur, dan kemudian terlibat dalam pemrograman dan
perencanaan operasional bangunan, inilah kasus sebenarnya layanan
arsitektural komprehensif
BAGAN LAYANAN ARSITEKTUR KOMPREHENSIF (Hunt, Dudley, W. Jr. AIA:
“Comprehensive Architectural Services” – 1965).
I. LAYANAN
ANALISA PROYEK
Layanan berikut ini
semestinya lebih pada
fungsi-fungsi bisnis dari pada
profesional. Banyak di
antaranya harus
dirundingkan dengan pemilik
oleh arsitek sebagai wakil
pemilik. Dalam kasus seperti
itu, kepentingan pemilik
harus diteliti.
Bagi arsitek semestinya
membantu dan melayani
klien-nya dalam bidang
seperti itu, pelatihan khusus
akan diperlukan menuju ke
latar belakang yang luas
dalam bidang real estat,
pembiayaan, bisnis, dan
perpajakan, untuk
menambah keahlian arsitek
sebagai pemeriksa, peneliti,
pengorganisasi, dan
koordinator
A. Studi Kelayakan
1. Kebutuhan Fasilitas 3. Persyaratan Ekonomi
2. Metoda Penyelesaian 4. Peryaratan Personalia
5. Pertimbangan Hukum
B. Analisa Biaya
1. Pembiayaan Operasional 4. Pajak dan Asuransi
2. Kapitalisasi Proyek 5. Pembiayaan Sementara
3. Nilai dan Ketersediaan Lahan 6. Pembiayaan Jangka Panjang
C. Analisa Lokasi dan Tapak
1. Survei Lokasi dan Tapak 6. Ketersediaan Pasar
2. Kegunaan dan Fungsi Lahan 7. Kecenderungan Populasi
3. Hubungan dgn Sekitar Tapak 8. Hubungan dgn Transportasi
4. Hubungan dgn Tenaga Kerja 9. Pertimbangan Klimatologi
5. Hubungan dgn Bahan Baku 10. Pertimbangan Hukum
D. Pemrograman Operasional
1. Persyaratan Fungsional 5. Persyaratan Pembiayaan
2, Persyaratan Ruang 6. Persyaratan Organisasional
3..Peralatan dan Perabotan 7. Persyaratan Pemeliharaan
4. Persyaratan Pegawai
E. Pemrograman Bangunan
1. Filosofi Dasar 4. Persyaratan Kepemilikan
2. Persyaratan Tapak dan Iklim 5. Pendanaan
3. Persyaratan & Hubungan 6. Pembiayaan Ruang
II. LAYANAN PROMOSIONAL
Pada banyak kasus ada kebutuhan pelayanan Dinas Penetapan
Lahan yang aktual (sebenarnya) untuk proyek-proyek, memerlu-kan
pembiayaan dan aktivitas promosi lainnya yang dibutuhkan agar
proyek berlanjut. Arsitek bersama stafnya dapat melakukan banyak
aktivitas termasuk persiapan desain, pembuatan gambar, brosur, dan
sejenisnya utk. promosi. Sebagai wakil pemilik arsi-tek dapat juga
memperoleh dan mengkoordinir aktivitas tambah-an yang diperlukan
untuk layanan yang lengkap. Dalam semua aktivitas seperti itu arsitek
harus menjaga status profesionalnya.
A. Real Estat & Dinas Pe-
netapan Lahan
B. Pembiayaan Proyek
C. Desain & Perencanaan,
Promosi
D. Hubungan Masyarakat
E. Komunikasi
III. LAYANAN DESAIN DAN
PERENCANAAN
Pekerjaan untuk dilaksanakan dalam
sebuah bangunan, seperti produksi dalam
bangunan industri, atau penjualan dalam
pusat perbelanjaan, ditentukan untuk sedi-
kit memperluas arsitektur bangunan agar
dapat memelihara kontrolnya terhadap se-
mua aspek desain, arsitek harus memper-
siapkan diri untuk menyajikan desain dan
perencanaan operasional sebaik tahap
desain & perencanaan bangunan. Estima-
si biaya yang dapat dipercaya diperlukan
dlm. desain & perencanaan operasional
bangunan tersebut
A. Desain dan Perencanaan Operasional
1. Prosedur-prosedur Operasional
2. Sistem-sistem dan Proses-Proses
3. Keperluan-keperluan Fungsional
4. Susunan ruang dan Hubungan-hubungan
5. Peralatan dan Perabotan
a. Spesifikasi (Perincian) & Pembelian
b. Instalasi dan Pemasangan
c. Testing dan Checking
d. Perawatan dan biaya pemeliharaan
B. Desain & Perencanaan Bangunan
1. Desain skematik 5. Estimasi Biaya
2. Estimasi pendahuluan 6. Gambar Kerja
3. Pengembangan Desain 4. Spesifikasi garis besar
7. Spesifijasi
IV. LAYANAN KONSTRUKSI
Arsitek menurut etika, mungkin menolak kontrak (perjanjian)
pembangunan. Selama tahap konstruksi posisi arsitek ada-lah
agen (wakil) kliennya untuk melakukan penawaran atau
negosiasi kontrak-kontrak pekerjaan pelaporan kekuatan, atau
variasi lainnya dari kontrak kontruksi menurut standard
A. Penawaran dan Kontrak –
kontrak Konstruksi
B. Superfisi dan Administrasi
C. Pelaporan Biaya Pekerjaan
D. Managemen Konstruksi
E. Layanan Pasca-Konstruksi
V. LAYANAN PENDUKUNG
Dalam mengerjakan layanan pendukung, peran
arsitek salah satunya adalah bekerja sama dgn.
para pendukung untuk mengkoordinir aktivitas
mereka ke dlm. layanan komprehensif menuju
hasil yg. menyatu. Ketika arsitek dpt. Mempe-
kerjakan banyak ahli (profesional) sbg. stafnya,
pengaturan layanan komprehensif yang lebih
normal dpt. melibatkan mereka sbg. konsultan
arsitek. Dalam masing-masing kasus mereka
berhak atas status profesional, dan keuntung-
an serta pengakuan publik utk. mendapatkan
gaji dari kontribusi atas semua usahanya.
A. Layanan Desain Pendukung
1. Perekayasaan 7. Kesehatan & Peren-
2. Pernc. Kota & Daerah canaan Utilitas
3. Arsitektur Lansekap 8. Desain Jalan dan
4. Perencanaan Tapak Lalu-lintas
5. Seni murni & Crafts 9. Lainnya (Akustik,
6. Interior & Perabotan Pencahayaan, dsb.)
A. Layanan Konsultasi Khusus
1. Bangunan Khusus 3. Analisa Perdagangan
2. Ekonomi 4. Analisa Pasar
5. Hukum / Peraturan
VI. LAYANAN LAIN YANG TERKAIT
Kebutuhan besar untuk layanan arsitek selain yang berkenaan
langsung dengan bangunan individual atau proyek-proyek
lingkungan, arsitek sebenarnya dapat me-nyelenggarakan
layanan seperti itu atau dapat langsung mengkoordinir
aktivitas tersebut.
A. Pendidikan Arsitektural
B. Konsultasi Industri
C. Riset dan Pengujian (Testing)
D. Gambar-gambar Arsitektural
E. Prefabrikasi
KEWAJIBAN ARSITEK PROFESIONAL (Hunt, Dudley, W. Jr.– 1965).
Terhadap Publik:
1. Boleh menawarkan layananannya dengan basis komisi, jasa, gaji, honorarium,
yang seca-ra umum diterima sebagai agen, konsultan, penasihat, atau asisten.
2. Akan menyajikan layanan profesionalnya dengan kompetensi, dan akan
melayani kepentingan publik dengan sebaik-baiknya.
3. Tidak akan campur tangan dalam pembuatan kontrak pembangunan.
4. Tidak akan menggunakan pengiklanan yang dibayar atau yang menuruti
kehendak untuk memuji diri sendiri, membesar-besarkan publikasi yang
menyesatkan atau bohong.
5. Tidak akan meminta ataupun mengijinkan orang lain untuk atas namanya
meminta iklan atau dukungan lain mengarah ke publikasi yang menyajikan
pekerjaannya.
6. Akan memenuhi peraturan registrasi yang berrpengaruh atas praktek arsitektur
di negara mana saja tempat ia praktek
Terhadap Klien:
1. Sebelum melakukan pekerjaan bersama klien, akan: menentukan lingkup
proyek, sifat dan perluasan layanan serta kompensasinya, memberikan
konfirmasi tertulis tentang itu, memelihara pengertian dengan klien mengenai
proyek, solusi pengembangan dan biaya estimasinya. Bila limit biaya sudah
disusun sebelum desain, arsitek harus menentukan karakter konstruksi seteliti
mungkin sesuai limit anggaran biayanya.
2. Menjaga kepentingan kliennya serta hak arsitek sesuai kontrak yang diurusnya.
3. Secara oral (lisan) , tertulis, atau grafis, komunikasinya harus pasti dan jelas.
4. Tak ada kepentingan pribadi yang cenderung menyutujui kewajibanya kepada klien.
5. Tidak menerima kompensasi apapun dan dari siapapun untuk layanan
profesionalnya selain dari klien atau pegawainya.
6. Berdasarkan kompensasinya pada layanan yang disetujui untuk ia berikan, dan tidak
akan menawarkan layanan yang cenderung membahayakan kualitas profesional
layanannya atau keputusan yang diperlukan untuk melepaskan tanggung jawabnya
kepada klen/publik.
Terhadap Profesi:
1. Mempromosikan kepentingan organisasi profesionalnya, dan membagi
pekerjaannya.
2. Tidak bertindak dengan cara yang mengganggu kepentingan terbaik dari profesinya.
3. Tidak merugikan atau berusaha merugikan dengan cara melakukan reputasi
profesional, prospek, dan praktek arsitek lain.
4. Tidak berusaha menggantikan arsitek lain stelah jabatannya dihentikan klien,
sampai ia disarankan owner (pemilik) untuk menerima pekerjaan arsitek yang telah
berakhir .
5. Tidak masuk ke dalam penawaran kompetitif melawan arsitek lain berdasar
kompensasi.
6. Tidak menawarkan layanan kompetitif, kecuali yang ditetapkan dalam kode
kompetisi.
Terhadap Profesi (lanjutan):
7. Tidak memesan agen komisi untuk meminta pekerjaan demi kepentingannya.
8. Tidak datang ke kontraktor untuk memberikan pekerjaan memperbaiki
kelalaian atau kesalahan pada dokumen kontrak tanpa kompensasi yang
cocok untuk kontraktor.
9. Tidak melayani sebagai individu tak terdaftar menawarkan layanan
arsitektural dan juga sebagai pegawai perusahaan yang praktek
profesionalnya tak dibawah kontrol arsitek terdaftar
10. Tidak menjadi pegawai perusahaan yang tidak konsekuen degan Standar
Praktek Profesi.
11. Penyebaran oleh arsitek atau komponen lembaga informasi berkenaan dagan
prosedur dan keputusan pengadilan di luar informasi yang dipublikasi oleh
Dewan atau yang berwenang, akan dipertimbangkan menjadi gangguan
terhadap kepentingan profesional arsitek.
Terhadap Profesional yang berkaitan:
1. Menyediakan pegawai yang profesional dengan lingkungan pekerjaan & gaji
yang memadai
2. Memberi sumbangan pada pertukaran informasi & pengalaman teknik antar
arsitek, profesi desain, dan industri bangunan.
3. Menghargai kepentingan konsultan dan profesional sejawat secara
konsisten dengan provisi (ketetapan) yang dapat digunakan dari standar-
standar Praktek.
4. Mengakui kontribusi dan status para profesional yang akan bekerja sama
dengannya.
5. Memajukan kepentingan profesi desain dan memfasilitasi pengembangan
para pro-fesional melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan bagi mereka
dan dirinya sendiri.
PENGERTIAN STANDAR KINERJA/HASIL KARYA ARSITEK (IAI – 2007)
1. Hasil karya arsitek adalah dokumen hasil perancangan arsitektur yang. Antara
lain meliputi:
a. Gambar-gambar,
b. Rencana Kerja dan Ayarat-syarat (RKS),
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB),
d. Daftar Volume (bill of quantity),
e. dan laporan-laporan lainnya.
2. Dalam Buku Pedoman Hubungan Kerja antara Arsitek dan Pengguna Jasa (IAI-
2007) hanya diatur hasil karya Layanan Utama dengan tahap pekerjaan:
3. Konsep Rancangan,
4. Pra-rancangan,
5. Pengembangan Rancangan,
6. Pembuatan Gambar Kerja,
7. Proses Penga-daan Pelaksana Konstruksi,
8. Pengawasan Berkala Peridical Inspection).
3. Hasil Karya tahap Konsep Rancangan terdiri atas :
3.1) Laporan Program Rancangan (hasil pengolahan & analisa data/informasi
Mengenai tujuan/sasaran proyek serta persyaratan pembangunan)
meliputi:
a. program rencana kerja.
b. program & susunan pola ruang termasuk kebutuhan besaran,
jenis,dan analisis hubungan fungsionalnya.
3.2) Laporan Kon-sep Rancangan (uraian tujuan proyek, program rancangan,
latar belakang & pertimbangan) sebagai landasan penanganan rancangan
dalam wujud tertulis, diagram, dan/atau gambar.
3.3) Sketsa Gagasan dlm.skala memadai tentang pola pembagian ruang dan
bentuk bangunan
STANDAR KINERJA ARSITEK (IAI – 2007)
4. Hasil Karya tahap Pra-Rancangan atau gambaran menyeleruh sistem banguanan
berupa gambar-2 & laporan tertulis, melputi:
4.1) Dokumen Pra-Rancangan (pengembangan sketsa gagasan) mengenai:
a) Situasi yg. menunjukkan posisi bangunan dalam tapak,
b) Rencana Tapak yang menunjukkan hubungan denah bangunan dan
tata ruang luar
c) Denah yg. menggambarkan susunan tata ruang dan peil ‘ketinggian’
lantai,
d) Tampak Bangunan yg. menunjukkan pandangan keempat sisi/arah
bangunan,
e) Potongan Bangunan yg.menunjukkan penamapang dan sistem truktur
bangunan.
4.2) Laporan Pra-Rancangan mengenai:
a) Gagasan Rancangan,
b) Pemilihan Sistem Struktur Bangunan,
c) Pemilihan Sistem Insta-lasi Teknik.
4.3) Laporan Prakiraan Biaya mengenai Perhitungan kasar biaya bangunan
secara lengkap dan menyeluruh.
5. Hasil Karya tahap Pengembangan Rancangan atau pengembangan yg. lebih
rinci, terukur, dan terkoordinasi terhadap sistem struktur, mekanikal,
elektrikal dan disiplin terkait lainnya, meliputi:
5.1) Gambar Pengembangan (dalam skala yang memadai), berupa:
a) Rancangan Tapak yang menunjukkan hubungan antara lantai
dasar bangunan, tata ruang luar terhadap garis sempadan
Bangunan, jalan, dan ketentuan Tata Kota.
b) Denah yg. menunjukkan lantai-lantai dalam bangunanm peil
lantai, ukuran elemen bangunan, dan jenis bahan yg. Digunakan.
c) Tampak Bangunan yang menunjukkan pandangan keempat arah
bangunan dan bahan bangunan yang digunakan.
d) Potongan Bangunan menjelaskan sistem struktur ukuran dan peil
elemen bangunan (pondasi, lantai, dinding, langit-langit dan atap.
5.2) Garis Besar Spesifikasi Teknis (Outline Spesification) yang
menjelaskan jenis, tipe, dan karakteristik material/bahan yang
digunakan.
5.3) Prarencana Anggaran Biaya mencakup uraian perhitungan biaya
masing-masing elemen arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, tata
ruang luar, dll.
6. Hasil Karya tahap Pembuatan Gambar Kerja (pengembangan secara rinci, terukur
dan terkoordinasi) untuk sistem struktur, mekanikal, serta disiplin lainnya,
meliputi:
6.1) Gambar Rancangan Akhir (hasil pengembangan rancangan) berupa
gambar-gambar lengkap & menyeluruh:
a) Rancangan Tapak,
b) Denah,
c) Tampak,
d) Potongan bangunan
e) Detail bagian-bagian utama/khusus sepeti : core, toilet, tangga, dll,
6.2) Gambar Detail Pelaksanaan (dengan skala sesuai untuk kebutuhan di
lapangan) sebagai penjelasan mengenai:
a) Detail pelaksanaan & pemasangan material dan elemen bangunan,
b) Detail peralatan & perlengkapan bangunan,
c) Detail-detail pekerjaaan lain yang perlu lebih rinci & jelas,
6.3) Spesifikasi Teknis yang menjelaskan jenis, tipe, dan karakteristik material
secara lebih detail dan menyeluruh,
6.4) Prarencana Anggaran Biaya yg. mencakup uraian per-hitungan biaya
elemen-elemen arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, lansekap, dll.
STANDAR KINERJA ARSITEK (IAI – 2007) lanjutan
7. Hasil Karya tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi berdasarkan Dokumen
Gambar Kerja yang disetujui pengguna jasa untuk pelelangan, dalam bentuk:
7.1) Gambar-gambar Pelelangan, berupa bundel dokumen gambar kerja
yang telah diseleksi sesuai kebutuhan untuk pelelangan berdasar paket-
paket yang ditentukan pengguna jasa.
7.1) Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS), terdiri atas:
a) Uraian Umum, sekurang-kurangnya mencakup: Keterangan Jenis pekerjaan,
Pengguna jasa, Arsitek, Pengawas ter-padu, Syarat pelelangan, Bentuk surat
penawaran,
b) Syarat-syarat Administrasi, sekurang -kurangnya mencakup: Jangka
waktu pelaksanaan, Tanggal penyerahan pekerjaan, Syarat
pembayaran, Denda kelambatan, Jaminan pelaksanaan, Asuransi.
c) Syarat-syarat Teknis, sekurang-kurangnya mencakup: Persyaratan
bahan dan cara pelaksanaan (meliputi Jenis & uraian teknis
pelaksanaan, Jenis & mutu bahan, Tatacara pelaksanaan, Persyaratan
teknis lainnya), serta Persyaratan perlengkapan/peralatan atau elemen
bangunan (meliputi penjelasan ttg.: Persyaratan mutu/kualitas produk
dan kinerja, Standar acuan, dan Tata cara pengujian),
7.3) Rencana Anggaran Biaya (RAB) yg disusun berdasarkan Uraian pekerjaan,
Gambar kerja dan RKS dengan memperhitungkan biaya pengadaan
bahan/alat.
8. Hasil Karya tahap Pengawasan Berkala.
Arsitek sebagai perancang pada tahap pelaksanaan konstruksi dan
bukan sebagai pemimpin proyek atau pengawas terpadu melakukan
pengawasan berkala mewakili pengguna jasa dalam hal-hal yang
menyangkut teknik pelaksanaan konstruksi sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan tambahan untuk memperjelas maksud dan
pengertian yang telah ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan /
dokumen kontrak / kontrak kerja konstruksi.
b. Membuat gambar-gambar dan/atau syarat-syarat tambahan untuk
disesuaikan dengan keadaan lapangan, bila dianggap perlu untuk
memperjelas hal-hal yang kurang jelas dalam dokumen pelaksanaan
/dokumen perjanjian / kontrak kerja konstruksi.
c. Memeriksa dan apabila diperlukan memperbaiki atau memerintahkan
untuk memperbaiki gambar bengkel (shop drawing) yang dibuat oleh
pelaksana konstruksi dan/atau pihak ketiga untuk pelaksanaan
konstruksi.
d. Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya 4 (empat)
minggu sekali atau sebanyak-banyaknya 2 (dua) minggu sekali.
HUBUNGAN KERJA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA
1. Apabila terjadi suatu hubungan kerja antara Arsitek dan Pengguna Jasa yang
dituangkan secara tertutis dalam surat penugasan atau surat perintah kerja
ataupun secara lisan maka Arsitek menyatakan kesediannya secara resmi dan
tertulis menerima penugasan tersebut dengan melampirkan surat perjanjian kerja
antara Arsitek dengan Pengguna Jasa sebagai acuan landasan perjanjian kerja
untuk pekerjaan perancangan arsitektur yang disepakati oleh kedua belah pihak.
2. Kontrak kerja antara Arsitek dengan Pengguna Jasa berlaku bagi setiap
penugasan Arsitek sebagai Penyedia Jasa Perancangan mengadakan perjanjian
kerja untuk melakukan layanan Jasa keahliannya atas penugasan dari pihak
Pengguna Jasa, baik atas nama perorangan, kelompok Arsitek atau Badan Usaha.
3. Hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan pengikatan para pihk perjanjian kerja,
perancangan, penyelenggaraan pekerjaan Konstruksi, kegagalan bangunan,
penyelesaian sengketa, sansi antara Arsitek sebagai penyedia jasa (perancang
konstruksi) dengan Pengguna Jasa berlandaskan dan tidak diperkenankan
bertentangan dengan:
a. UU Republik Indonesia no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. UU Republik Indonesia no 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. PP no 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
d. PP no 29 tahun 2000 tentang Penyelenggara Jasa Konstruksi
e. PP no 30 tahun 2000 tentang Pembinaan Jasa Konstruksi
4. ADMINISTRASI KONTRAK KERJA
• Surat Penawaran dan Surat Penunjukan
• Jaminan Pelaksanaan
• Kontrak dan Dokumen Kontrak
• Dokumen lelang
• Persyaratan Umum Kontrak
• Persyaratan Khusus Kontrak
• Spesifikasi
• Daftar Kuantitas atau Harga (Bill of Quantities)
• Gambar
• Dokumen Referensi Lainnya
5. URUTAN KEKUATAN HUKUM DOKUMEN
ADMINISTRASI KONTRAK
1. Surat Perjanjian
2. Surat Penunjukan
3. Surat Penawaran
4. Adendum dalam proses pemilihan yang
kemudian dimasukkan
dalam masing-masing substansinya
5. Syarat-syarat khusus kontrak
6. Syarat-syarat umum kontrak
7. Spesifikasi khusus
8. Spesifikasi umum
9. Gambar-gambar
10. Daftar kuantitas dan harga
11. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran
a. Dokumen penawaran
b. Jaminan; pelaksanaan, uang muka
c. SMM/RMK, SMK3, UKL/UPL
STUDI KASUS
Seorang Pengusaha sukses, adalah kawan Anda sejaklama. Anda adalah
seorang arsitek yang memiliki banyak pengalaman dalam merancang
bangunan komersil (hotel, apartemen, mall). Pengusaha yang
merupakan sahabat Anda, meminta Anda untuk merancang Bangunan
Sosial (Rumah Sakit Kelas B), namun secara pengalaman, Anda belum
pernah merancang Rumah Sakit. Sebagai seorang arsitek profesional,
anda dihadapkan pada posisi, menerima Proyek tersebut (karena belum
memiliki pengalaman, namun tidak mau mengecewakan sahabat anda)
atau Anda menyerahkan Proyek tersebut kepada rekan Anda yang
memiliki pengalaman dalam perancangan Rumah Sakit
STUDI KASUS
Suatu kejadian dimana Konsultan diminta untuk merancang Rusunawa
(Rumah Susun Sederhana Sewa), pada saat merancang DED
Konsultan sudah membuat gambar detail tangga kebakaran, sesudah
dilaksanakan tender, karena perlu optimasi biaya maka Kontraktor
mengajukan usulan shop drawing dengan menghilangkan railing
tangganya, baik yang kearah dinding maupun yang ditengah. Terjadi
konflik antara beberapa arsitek yang merancang DED tersebut, ada
yang menerima dengan mencarikan solusi, ada yang menolak, bahkan
ada yang sampai ingin mengundurkan diri dari proyek tersebut.
STUDI KASUS KELOMPOK D
Pada suatu kondisi, anda adalah Arsitek Perencana memiliki
hubungan baik dan dekat dengan seorang pejabat kepala daerah.
Pejabat tersebut meminta kepada Anda untuk merancang suatu
bangunan yang jika menurut aturan, proses untuk mendapatkan
pekerjaan tersebut harus melalui proses lelang/tender. Namun karena
memiliki otoritas sebagai Pejabat, Pejabat tersebut memanggil
Tim/Panitia untuk merekayasa pekerjaan tersebut menjadi
Penunjukan Langsung. Anda sebagai Arsitek yang idealis anda tahu
bahwa Hal tersebut bertentangan dengan kode etik, apa sikap yang
harus Anda lakukan?
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRANSTRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRANrerianita
 
Data arsitek jilid 1
Data arsitek  jilid 1Data arsitek  jilid 1
Data arsitek jilid 1romend08
 
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Haidar Bashofi
 
LAPORAN KP Ihsan FINAL
LAPORAN  KP Ihsan FINALLAPORAN  KP Ihsan FINAL
LAPORAN KP Ihsan FINALIhsan Pambudi
 
Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960
Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960
Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960Sukma Anggraini
 
Perancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IVPerancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IVSuryaSuryadi3
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaPenataan Ruang
 
Data arsitek jilid 3
Data arsitek jilid 3Data arsitek jilid 3
Data arsitek jilid 3romend08
 
Black box dan glass box
Black box dan glass boxBlack box dan glass box
Black box dan glass boxeno_noe
 
Fungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitekturFungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitekturArya Poetra
 
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Rojulil Fadli
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalismeMingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalismeIndah Kurniawati
 

What's hot (20)

Pondasi Foot plan
Pondasi Foot planPondasi Foot plan
Pondasi Foot plan
 
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRANSTRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
 
Data arsitek jilid 1
Data arsitek  jilid 1Data arsitek  jilid 1
Data arsitek jilid 1
 
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
 
Sistem tabung
Sistem tabungSistem tabung
Sistem tabung
 
Notre dame de rancy
Notre dame de rancyNotre dame de rancy
Notre dame de rancy
 
perhitungan waffle slab
perhitungan waffle slab  perhitungan waffle slab
perhitungan waffle slab
 
LAPORAN KP Ihsan FINAL
LAPORAN  KP Ihsan FINALLAPORAN  KP Ihsan FINAL
LAPORAN KP Ihsan FINAL
 
Arsitektur Kota
Arsitektur KotaArsitektur Kota
Arsitektur Kota
 
Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960
Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960
Sejarah Pekembangan Arsitektur, Arsitektur Periode 1941-1960
 
Perancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IVPerancangan Arsitektur IV
Perancangan Arsitektur IV
 
Perkembangan Aristektur Dunia
Perkembangan Aristektur DuniaPerkembangan Aristektur Dunia
Perkembangan Aristektur Dunia
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
 
Data arsitek jilid 3
Data arsitek jilid 3Data arsitek jilid 3
Data arsitek jilid 3
 
Black box dan glass box
Black box dan glass boxBlack box dan glass box
Black box dan glass box
 
Fungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitekturFungsi dalam arsitektur
Fungsi dalam arsitektur
 
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)Perhitungan rumah tinggal (beton1)
Perhitungan rumah tinggal (beton1)
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
Analisis arah angin
Analisis arah anginAnalisis arah angin
Analisis arah angin
 
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalismeMingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme
 

Similar to Hubungan Arsitek dengan Pihak Lain .pdf

2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptx
2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptx2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptx
2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptxKevalf
 
Standar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAIStandar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAIAdin A. Dinawan
 
Arsitek Dalam Konteks Proyek Pembangunan
Arsitek Dalam Konteks Proyek PembangunanArsitek Dalam Konteks Proyek Pembangunan
Arsitek Dalam Konteks Proyek Pembangunanromend08
 
Perlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemen
Perlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemenPerlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemen
Perlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemenrobertdonny
 
Profesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdf
Profesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdfProfesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdf
Profesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdfWELLYANAPREISA
 
Bab 4 tanggapan thd kak
Bab 4 tanggapan thd kakBab 4 tanggapan thd kak
Bab 4 tanggapan thd kakmitrakawasa
 
USTEK GG. DENU.pdf
USTEK GG. DENU.pdfUSTEK GG. DENU.pdf
USTEK GG. DENU.pdfAriRizal4
 
METODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdf
METODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdfMETODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdf
METODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdfworldworstweb
 
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Hilmi Raditya
 
mata kuliah pengatar manajemen proyek dasar
mata kuliah pengatar manajemen proyek dasarmata kuliah pengatar manajemen proyek dasar
mata kuliah pengatar manajemen proyek dasarAhlunAnsar
 
LAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptx
LAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptxLAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptx
LAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptxssuser904ed0
 
PERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.ppt
PERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.pptPERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.ppt
PERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.pptovalval1
 
Company-Profile-PT-HWB.pptx
Company-Profile-PT-HWB.pptxCompany-Profile-PT-HWB.pptx
Company-Profile-PT-HWB.pptxdika290958
 
Laporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapanganLaporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapanganpaulus nn
 

Similar to Hubungan Arsitek dengan Pihak Lain .pdf (20)

2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptx
2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptx2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptx
2_Tahapan_Proyek_Konstruksi_pptx.pptx
 
Standar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAIStandar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAI
 
Arsitektur
ArsitekturArsitektur
Arsitektur
 
Arsitek Dalam Konteks Proyek Pembangunan
Arsitek Dalam Konteks Proyek PembangunanArsitek Dalam Konteks Proyek Pembangunan
Arsitek Dalam Konteks Proyek Pembangunan
 
Perlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemen
Perlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemenPerlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemen
Perlukah jasa arsitek dalam membangun rumah atau apartemen
 
Profesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdf
Profesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdfProfesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdf
Profesi dan Kewirausahaan dibidang DPIB.pdf
 
Bab 4 tanggapan thd kak
Bab 4 tanggapan thd kakBab 4 tanggapan thd kak
Bab 4 tanggapan thd kak
 
DESAIN-INTERIOR DBT.
DESAIN-INTERIOR DBT.DESAIN-INTERIOR DBT.
DESAIN-INTERIOR DBT.
 
USTEK GG. DENU.pdf
USTEK GG. DENU.pdfUSTEK GG. DENU.pdf
USTEK GG. DENU.pdf
 
METODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdf
METODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdfMETODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdf
METODE sssssssssssssssssssssMINGGU 1.pdf
 
Bab i clubhouse 2
Bab i clubhouse 2Bab i clubhouse 2
Bab i clubhouse 2
 
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
 
mata kuliah pengatar manajemen proyek dasar
mata kuliah pengatar manajemen proyek dasarmata kuliah pengatar manajemen proyek dasar
mata kuliah pengatar manajemen proyek dasar
 
Minggu 1 referensi
Minggu 1 referensiMinggu 1 referensi
Minggu 1 referensi
 
Teknik sipil
Teknik sipilTeknik sipil
Teknik sipil
 
LAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptx
LAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptxLAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptx
LAPDAL DED SMPN 6 Blitar.pptx
 
PERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.ppt
PERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.pptPERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.ppt
PERTEMUAN 7 Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur.ppt
 
Company-Profile-PT-HWB.pptx
Company-Profile-PT-HWB.pptxCompany-Profile-PT-HWB.pptx
Company-Profile-PT-HWB.pptx
 
LAPORAN PKL
LAPORAN PKLLAPORAN PKL
LAPORAN PKL
 
Laporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapanganLaporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapangan
 

Recently uploaded

IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docLaelaSafitri7
 

Recently uploaded (6)

IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
 

Hubungan Arsitek dengan Pihak Lain .pdf

  • 2. PROYEK DAN DAUR HIDUP PROYEK • Proyek adalah suatu rangkaian aktivitas mempunyai saat mulai dan akhir (BARKLEY & SAYLOR, 1994) • Keseluruhan usaha dalam mewujudkan arsitektur / lingkungan binaan disebut Proyek Pembangunan Fisik
  • 3. • Pekerjaan arsitektur melibatkan pihak pihak : arsitek, klien, penyandang dana (investor), konsultan profesi lain yang terkait, penduduk dan lingkungannya. • Melalui kode etik, diatur hak dan kewajiban dari seorang arsitek secara umum, • Hak dan kewajiban arsitek terhadap publik, klien, profesi, rekan seprofesi, dan lingkungan. • Di Indonesia, atau di IAI pada khususnya, kode etik ini diatur dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek. • Kode etik ini pertama kali dibuat dan disepakati pada tahun 1992 di Kaliurang, kemudian diperbaharui melalui kongres di Jakarta pada tahun 2005.
  • 4. PENGERTIAN ARSITEK MENURUT IAI Arsitek adalah perorangan atau badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan pengawasan pembangunan, memberikan nasihat atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan perancangan dan pengawasan gedung, tata ruang dalam, pertamanan, perancangan kota, pembagian kota dan jalan-jalan dan jembatan
  • 5. PENGERTIAN ARSITEK MENURUT DAVID A. HILL • Peran arsitek adalah menginterprestasikan kebutuhan klien melalui rancangan yang memnuhi persyaratan dan cocok dengan anggaran yang disediakan, dan dalam kondisi normal memonitor/mengawasi kemajuan pekerjaan pembangunan dari awal hingga akhir • Arsitek bertugas menjelaskan, mengarahkan dan memberi saran kepada klien tentang permasalahan/pemecahan permasalahan berkaitan dengan proyeknya
  • 6. PENGERTIAN ARSITEK menurut soewondo B Soetedjo • Arsitek memperoleh data dari pemberi tugas memalui suatu proses, serta mencari data dari pihak lain, kemudian memprosesnya secara sistematis untuk mewujudkan desain fasilitas yang dibutuhkan
  • 7. PENGERTIAN ARSITEK menurut ciputra • Arsitek memiliki sasaran-sasaran yang sifatnya ilmiah dan gagasan-gagasan filosofis sebagai tujuan profesionalnya yang mengandung kecakapan, keahlian dan disiplin • Sebagai profesional arsitek perlu memiliki kecakapan teknik dan kematangan etik
  • 8. LAYANAN (JASA) ARSITEKTURAL LAYANAN PROFESIONAL (Class, R. Allan AIA & Hon, R.E Koehler AIA: “Current Techniques in Architectural Practice” – 1976) • Sebagai praktisi seni responsif, Arsitek harus membentuk lingkup layanan yang sesuai dengan kebutuhan klien dan proyeknya. Karena klien yang menjadi semakin pintar dan proyek yang lebih kompleks, maka (dengan melibatkan kemajuan teknologi serta aspek sosiologis lebih luas), jenis layanan profesional akan menjadi semakin bervariasi dan komprehensif. • Dengan meningkatnya kompleksitas proses desain dan konstruksi, banyak layanan yang sebelumnya tidak biasa utk sebuah proyek, kini terdaftar sebagai layanan tambahan dari arsitek. • Daftar komprehensif semua layanan yang dapat disajikan dalam suatu projek perlu dilihat kembali oleh arsitek dan pemilik, Dengan cara ini, perbedaan antara layanan dasar dan tambahan dapat dihindari
  • 9. KEPENTINGAN LAYANAN BAGI BIRO ARSITEK (Wasserman,B, Sullivan,P & Palermo,G: “ETHICS - and the practice of architecture” - 2006) • Menyediakan keinginan seluruh pihak dalam kontrak "daftar pekerjaan" yang menguraikan semua layanan yang mungkin untuk dilakukan. • Mendidik pemilik / pemakai bangunan untuk merealisasi secara utuh apa yang arsitek rencanakan dan apa yang perlu dilakukan dalam suat proyek. • Mengupayakan fleksibilitas dalam hal yang dapat dimodifikasi dan dikembangkan sebagai layanan baru yang diperlukan. • Mempertahankan peran tradisional arsitek sebagai penasihat profesional. • Dengan mudah mengakomodasi sebuah proyek dengan layanan yang hanya parsial atau layanan khusus yang diperlukan misalnya penelitian, studi kelayakan dan Lainnya • Menawarkan secara adil dalam menentukan kompensasi untuk jasa arsitek.
  • 10. LAYANAN BAGI BIRO ARSITEK (Wasserman,B, Sullivan,P & Palermo,G: “ETHICS - and the practice of architecture” - 2006) • Hal penting dalam menghasilkan arsitektur adalah kualitas desain dan proses layanan (Ide & penyampaianya), Ini mempengaruhi peran arsitek dan kewajibannya secara profesional dan etis. • Tanpa ketrampilan tingkat tinggi dalam desain dan koordinasi yang berkelanjutan, proses layanan arsitek hanya menjadi jalur perakitan produk yang "melekat" bersama-sama dengan teknologi. bentuk, proporsi, dan kesenangan sebagai aspek penting arsitektur dan proses layananya. Tanpa komponen estetika, keseluruhan proyek tidak memiliki integritas yang dituntut publik. • Desain arsitektur adalah upaya kolaborasi, dengan manajemen usaha yang penuh tantangan. Setiap desainer / biro arsitek biasanya memiliki metodologi yang terstruktur untuk menghasilkan desain yang baik. Proses layananya tergantung pada hubungan personal yang kuat yang secara bersama menghasilkan sesuatu yang positif, Kolaborasi dagan tanggung jawab yang jelas, akan membawa hasil terbaik
  • 11. LAYANAN JASA ARSITEK - IAI (Ikatan Arsitel Indonesia – 2007) Secara garis besar layanan jasa arsitek terdiri atas 4 kategori: • Layanan Utama (sbg. pekerjaan perancangan arsitektur dan pengelolaan proses pemba-ngunan lingkungan binaan, secara bertahap), meliputi: a) Konsep Rancangan b) Pra-rancangan (Schematic Design) c) Pengembangan Rancangan d) Pembuatan Gambar Kerja e) Proses pengadaan Pelaksana Konstruksi f) Pengawasan Berkala. • Layanan Pendahuluan, mliputi: a) Saran Pendahuluan b) Kelayakan Perancangan c) Kebutuhan Data primer & sekunder d) Kebutuhan Tenaga Ahli Lain e) Pengajuan Mendapatkan Keterangan Rencana f) Kebutuhan Arsitek Lapangan
  • 12. • Layanan Tambahan, meliputi: a) Saran Atas Tapak b) Inspeksi Bangunan c) Upa-ya memperoleh Kesepakatan d) Perubahan Penugasan, e) Keterlambatan f) dll. • Layanan Khusus, mliputi : a) Perencanaan Kota/Daerah/Regional b) Perancang-an Pelestarian Monumen/Kawasan c) Tata Ruang Dalam / Luar d) Konsultasi / Pemberian Nasihat e) Managemen Konstruksi (MK), f) Manajemen Proyek (MP) g) Pengawasan Terpadu h) dll. Hal-hal mengenai Standar Kinerja dan Imbalan Jasa (yang. diatur dlm. Pedoman Hubungan Kerja antara Arsitek dan Pengguna Jasa – IAI) ini terbatas hanya jenis Layanan Utama Jasa Arsitek saja, sedangkan untuk jenis layanan lainnya diatur terpisah.
  • 13. • Arsitek mempraktekkan profesinya dalam dunia yang tersusun dari keunggulan teknologi yang revolusioner dan tingkat kerumitan yang tak terfikirkan sebelumnya. • Para arsitek sekarang menyajikan layanan arsitektural dalam penyelesaian bangunan & lingkungannya merupakan masalah yang lebih sulit dari masa sebelumnya, karena sekarang untuk menyusun desain, membuat gambar kerja dan spesifikasinya, serta melihatnya melalui konstruksi. Klien tidak datang dengan sebidang lahan, bangunan, dan uang utk biaya penyelesaiannya. Tetapi klien datang dengan sebuah masalah tanpa lahan dan sedikit uang, atau sebagai pemilik lahan yang ingin terlihat berkembang, atau ssbagai investor / spekulator. • Peran arsitek dalam kasus tsb: 1) Investigasi masalah klien serta indikasinya melalui riset, dan advis apakah akan dibangun atau tidak. 2) Jika dibangun, selanjutnya mungkin bersama klien memecahkan masalah lahan & keuangannya, masalah klien ini akan menjadi masalah arsitektur, dan kemudian terlibat dalam pemrograman dan perencanaan operasional bangunan, inilah kasus sebenarnya layanan arsitektural komprehensif
  • 14. BAGAN LAYANAN ARSITEKTUR KOMPREHENSIF (Hunt, Dudley, W. Jr. AIA: “Comprehensive Architectural Services” – 1965). I. LAYANAN ANALISA PROYEK Layanan berikut ini semestinya lebih pada fungsi-fungsi bisnis dari pada profesional. Banyak di antaranya harus dirundingkan dengan pemilik oleh arsitek sebagai wakil pemilik. Dalam kasus seperti itu, kepentingan pemilik harus diteliti. Bagi arsitek semestinya membantu dan melayani klien-nya dalam bidang seperti itu, pelatihan khusus akan diperlukan menuju ke latar belakang yang luas dalam bidang real estat, pembiayaan, bisnis, dan perpajakan, untuk menambah keahlian arsitek sebagai pemeriksa, peneliti, pengorganisasi, dan koordinator A. Studi Kelayakan 1. Kebutuhan Fasilitas 3. Persyaratan Ekonomi 2. Metoda Penyelesaian 4. Peryaratan Personalia 5. Pertimbangan Hukum B. Analisa Biaya 1. Pembiayaan Operasional 4. Pajak dan Asuransi 2. Kapitalisasi Proyek 5. Pembiayaan Sementara 3. Nilai dan Ketersediaan Lahan 6. Pembiayaan Jangka Panjang C. Analisa Lokasi dan Tapak 1. Survei Lokasi dan Tapak 6. Ketersediaan Pasar 2. Kegunaan dan Fungsi Lahan 7. Kecenderungan Populasi 3. Hubungan dgn Sekitar Tapak 8. Hubungan dgn Transportasi 4. Hubungan dgn Tenaga Kerja 9. Pertimbangan Klimatologi 5. Hubungan dgn Bahan Baku 10. Pertimbangan Hukum D. Pemrograman Operasional 1. Persyaratan Fungsional 5. Persyaratan Pembiayaan 2, Persyaratan Ruang 6. Persyaratan Organisasional 3..Peralatan dan Perabotan 7. Persyaratan Pemeliharaan 4. Persyaratan Pegawai E. Pemrograman Bangunan 1. Filosofi Dasar 4. Persyaratan Kepemilikan 2. Persyaratan Tapak dan Iklim 5. Pendanaan 3. Persyaratan & Hubungan 6. Pembiayaan Ruang
  • 15. II. LAYANAN PROMOSIONAL Pada banyak kasus ada kebutuhan pelayanan Dinas Penetapan Lahan yang aktual (sebenarnya) untuk proyek-proyek, memerlu-kan pembiayaan dan aktivitas promosi lainnya yang dibutuhkan agar proyek berlanjut. Arsitek bersama stafnya dapat melakukan banyak aktivitas termasuk persiapan desain, pembuatan gambar, brosur, dan sejenisnya utk. promosi. Sebagai wakil pemilik arsi-tek dapat juga memperoleh dan mengkoordinir aktivitas tambah-an yang diperlukan untuk layanan yang lengkap. Dalam semua aktivitas seperti itu arsitek harus menjaga status profesionalnya. A. Real Estat & Dinas Pe- netapan Lahan B. Pembiayaan Proyek C. Desain & Perencanaan, Promosi D. Hubungan Masyarakat E. Komunikasi III. LAYANAN DESAIN DAN PERENCANAAN Pekerjaan untuk dilaksanakan dalam sebuah bangunan, seperti produksi dalam bangunan industri, atau penjualan dalam pusat perbelanjaan, ditentukan untuk sedi- kit memperluas arsitektur bangunan agar dapat memelihara kontrolnya terhadap se- mua aspek desain, arsitek harus memper- siapkan diri untuk menyajikan desain dan perencanaan operasional sebaik tahap desain & perencanaan bangunan. Estima- si biaya yang dapat dipercaya diperlukan dlm. desain & perencanaan operasional bangunan tersebut A. Desain dan Perencanaan Operasional 1. Prosedur-prosedur Operasional 2. Sistem-sistem dan Proses-Proses 3. Keperluan-keperluan Fungsional 4. Susunan ruang dan Hubungan-hubungan 5. Peralatan dan Perabotan a. Spesifikasi (Perincian) & Pembelian b. Instalasi dan Pemasangan c. Testing dan Checking d. Perawatan dan biaya pemeliharaan B. Desain & Perencanaan Bangunan 1. Desain skematik 5. Estimasi Biaya 2. Estimasi pendahuluan 6. Gambar Kerja 3. Pengembangan Desain 4. Spesifikasi garis besar 7. Spesifijasi
  • 16. IV. LAYANAN KONSTRUKSI Arsitek menurut etika, mungkin menolak kontrak (perjanjian) pembangunan. Selama tahap konstruksi posisi arsitek ada-lah agen (wakil) kliennya untuk melakukan penawaran atau negosiasi kontrak-kontrak pekerjaan pelaporan kekuatan, atau variasi lainnya dari kontrak kontruksi menurut standard A. Penawaran dan Kontrak – kontrak Konstruksi B. Superfisi dan Administrasi C. Pelaporan Biaya Pekerjaan D. Managemen Konstruksi E. Layanan Pasca-Konstruksi V. LAYANAN PENDUKUNG Dalam mengerjakan layanan pendukung, peran arsitek salah satunya adalah bekerja sama dgn. para pendukung untuk mengkoordinir aktivitas mereka ke dlm. layanan komprehensif menuju hasil yg. menyatu. Ketika arsitek dpt. Mempe- kerjakan banyak ahli (profesional) sbg. stafnya, pengaturan layanan komprehensif yang lebih normal dpt. melibatkan mereka sbg. konsultan arsitek. Dalam masing-masing kasus mereka berhak atas status profesional, dan keuntung- an serta pengakuan publik utk. mendapatkan gaji dari kontribusi atas semua usahanya. A. Layanan Desain Pendukung 1. Perekayasaan 7. Kesehatan & Peren- 2. Pernc. Kota & Daerah canaan Utilitas 3. Arsitektur Lansekap 8. Desain Jalan dan 4. Perencanaan Tapak Lalu-lintas 5. Seni murni & Crafts 9. Lainnya (Akustik, 6. Interior & Perabotan Pencahayaan, dsb.) A. Layanan Konsultasi Khusus 1. Bangunan Khusus 3. Analisa Perdagangan 2. Ekonomi 4. Analisa Pasar 5. Hukum / Peraturan VI. LAYANAN LAIN YANG TERKAIT Kebutuhan besar untuk layanan arsitek selain yang berkenaan langsung dengan bangunan individual atau proyek-proyek lingkungan, arsitek sebenarnya dapat me-nyelenggarakan layanan seperti itu atau dapat langsung mengkoordinir aktivitas tersebut. A. Pendidikan Arsitektural B. Konsultasi Industri C. Riset dan Pengujian (Testing) D. Gambar-gambar Arsitektural E. Prefabrikasi
  • 17. KEWAJIBAN ARSITEK PROFESIONAL (Hunt, Dudley, W. Jr.– 1965). Terhadap Publik: 1. Boleh menawarkan layananannya dengan basis komisi, jasa, gaji, honorarium, yang seca-ra umum diterima sebagai agen, konsultan, penasihat, atau asisten. 2. Akan menyajikan layanan profesionalnya dengan kompetensi, dan akan melayani kepentingan publik dengan sebaik-baiknya. 3. Tidak akan campur tangan dalam pembuatan kontrak pembangunan. 4. Tidak akan menggunakan pengiklanan yang dibayar atau yang menuruti kehendak untuk memuji diri sendiri, membesar-besarkan publikasi yang menyesatkan atau bohong. 5. Tidak akan meminta ataupun mengijinkan orang lain untuk atas namanya meminta iklan atau dukungan lain mengarah ke publikasi yang menyajikan pekerjaannya. 6. Akan memenuhi peraturan registrasi yang berrpengaruh atas praktek arsitektur di negara mana saja tempat ia praktek Terhadap Klien: 1. Sebelum melakukan pekerjaan bersama klien, akan: menentukan lingkup proyek, sifat dan perluasan layanan serta kompensasinya, memberikan konfirmasi tertulis tentang itu, memelihara pengertian dengan klien mengenai proyek, solusi pengembangan dan biaya estimasinya. Bila limit biaya sudah disusun sebelum desain, arsitek harus menentukan karakter konstruksi seteliti mungkin sesuai limit anggaran biayanya.
  • 18. 2. Menjaga kepentingan kliennya serta hak arsitek sesuai kontrak yang diurusnya. 3. Secara oral (lisan) , tertulis, atau grafis, komunikasinya harus pasti dan jelas. 4. Tak ada kepentingan pribadi yang cenderung menyutujui kewajibanya kepada klien. 5. Tidak menerima kompensasi apapun dan dari siapapun untuk layanan profesionalnya selain dari klien atau pegawainya. 6. Berdasarkan kompensasinya pada layanan yang disetujui untuk ia berikan, dan tidak akan menawarkan layanan yang cenderung membahayakan kualitas profesional layanannya atau keputusan yang diperlukan untuk melepaskan tanggung jawabnya kepada klen/publik. Terhadap Profesi: 1. Mempromosikan kepentingan organisasi profesionalnya, dan membagi pekerjaannya. 2. Tidak bertindak dengan cara yang mengganggu kepentingan terbaik dari profesinya. 3. Tidak merugikan atau berusaha merugikan dengan cara melakukan reputasi profesional, prospek, dan praktek arsitek lain. 4. Tidak berusaha menggantikan arsitek lain stelah jabatannya dihentikan klien, sampai ia disarankan owner (pemilik) untuk menerima pekerjaan arsitek yang telah berakhir . 5. Tidak masuk ke dalam penawaran kompetitif melawan arsitek lain berdasar kompensasi. 6. Tidak menawarkan layanan kompetitif, kecuali yang ditetapkan dalam kode kompetisi.
  • 19. Terhadap Profesi (lanjutan): 7. Tidak memesan agen komisi untuk meminta pekerjaan demi kepentingannya. 8. Tidak datang ke kontraktor untuk memberikan pekerjaan memperbaiki kelalaian atau kesalahan pada dokumen kontrak tanpa kompensasi yang cocok untuk kontraktor. 9. Tidak melayani sebagai individu tak terdaftar menawarkan layanan arsitektural dan juga sebagai pegawai perusahaan yang praktek profesionalnya tak dibawah kontrol arsitek terdaftar 10. Tidak menjadi pegawai perusahaan yang tidak konsekuen degan Standar Praktek Profesi. 11. Penyebaran oleh arsitek atau komponen lembaga informasi berkenaan dagan prosedur dan keputusan pengadilan di luar informasi yang dipublikasi oleh Dewan atau yang berwenang, akan dipertimbangkan menjadi gangguan terhadap kepentingan profesional arsitek.
  • 20. Terhadap Profesional yang berkaitan: 1. Menyediakan pegawai yang profesional dengan lingkungan pekerjaan & gaji yang memadai 2. Memberi sumbangan pada pertukaran informasi & pengalaman teknik antar arsitek, profesi desain, dan industri bangunan. 3. Menghargai kepentingan konsultan dan profesional sejawat secara konsisten dengan provisi (ketetapan) yang dapat digunakan dari standar- standar Praktek. 4. Mengakui kontribusi dan status para profesional yang akan bekerja sama dengannya. 5. Memajukan kepentingan profesi desain dan memfasilitasi pengembangan para pro-fesional melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan bagi mereka dan dirinya sendiri.
  • 21. PENGERTIAN STANDAR KINERJA/HASIL KARYA ARSITEK (IAI – 2007) 1. Hasil karya arsitek adalah dokumen hasil perancangan arsitektur yang. Antara lain meliputi: a. Gambar-gambar, b. Rencana Kerja dan Ayarat-syarat (RKS), c. Rencana Anggaran Biaya (RAB), d. Daftar Volume (bill of quantity), e. dan laporan-laporan lainnya. 2. Dalam Buku Pedoman Hubungan Kerja antara Arsitek dan Pengguna Jasa (IAI- 2007) hanya diatur hasil karya Layanan Utama dengan tahap pekerjaan: 3. Konsep Rancangan, 4. Pra-rancangan, 5. Pengembangan Rancangan, 6. Pembuatan Gambar Kerja, 7. Proses Penga-daan Pelaksana Konstruksi, 8. Pengawasan Berkala Peridical Inspection).
  • 22. 3. Hasil Karya tahap Konsep Rancangan terdiri atas : 3.1) Laporan Program Rancangan (hasil pengolahan & analisa data/informasi Mengenai tujuan/sasaran proyek serta persyaratan pembangunan) meliputi: a. program rencana kerja. b. program & susunan pola ruang termasuk kebutuhan besaran, jenis,dan analisis hubungan fungsionalnya. 3.2) Laporan Kon-sep Rancangan (uraian tujuan proyek, program rancangan, latar belakang & pertimbangan) sebagai landasan penanganan rancangan dalam wujud tertulis, diagram, dan/atau gambar. 3.3) Sketsa Gagasan dlm.skala memadai tentang pola pembagian ruang dan bentuk bangunan STANDAR KINERJA ARSITEK (IAI – 2007)
  • 23. 4. Hasil Karya tahap Pra-Rancangan atau gambaran menyeleruh sistem banguanan berupa gambar-2 & laporan tertulis, melputi: 4.1) Dokumen Pra-Rancangan (pengembangan sketsa gagasan) mengenai: a) Situasi yg. menunjukkan posisi bangunan dalam tapak, b) Rencana Tapak yang menunjukkan hubungan denah bangunan dan tata ruang luar c) Denah yg. menggambarkan susunan tata ruang dan peil ‘ketinggian’ lantai, d) Tampak Bangunan yg. menunjukkan pandangan keempat sisi/arah bangunan, e) Potongan Bangunan yg.menunjukkan penamapang dan sistem truktur bangunan. 4.2) Laporan Pra-Rancangan mengenai: a) Gagasan Rancangan, b) Pemilihan Sistem Struktur Bangunan, c) Pemilihan Sistem Insta-lasi Teknik. 4.3) Laporan Prakiraan Biaya mengenai Perhitungan kasar biaya bangunan secara lengkap dan menyeluruh.
  • 24. 5. Hasil Karya tahap Pengembangan Rancangan atau pengembangan yg. lebih rinci, terukur, dan terkoordinasi terhadap sistem struktur, mekanikal, elektrikal dan disiplin terkait lainnya, meliputi: 5.1) Gambar Pengembangan (dalam skala yang memadai), berupa: a) Rancangan Tapak yang menunjukkan hubungan antara lantai dasar bangunan, tata ruang luar terhadap garis sempadan Bangunan, jalan, dan ketentuan Tata Kota. b) Denah yg. menunjukkan lantai-lantai dalam bangunanm peil lantai, ukuran elemen bangunan, dan jenis bahan yg. Digunakan. c) Tampak Bangunan yang menunjukkan pandangan keempat arah bangunan dan bahan bangunan yang digunakan. d) Potongan Bangunan menjelaskan sistem struktur ukuran dan peil elemen bangunan (pondasi, lantai, dinding, langit-langit dan atap. 5.2) Garis Besar Spesifikasi Teknis (Outline Spesification) yang menjelaskan jenis, tipe, dan karakteristik material/bahan yang digunakan. 5.3) Prarencana Anggaran Biaya mencakup uraian perhitungan biaya masing-masing elemen arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, tata ruang luar, dll.
  • 25. 6. Hasil Karya tahap Pembuatan Gambar Kerja (pengembangan secara rinci, terukur dan terkoordinasi) untuk sistem struktur, mekanikal, serta disiplin lainnya, meliputi: 6.1) Gambar Rancangan Akhir (hasil pengembangan rancangan) berupa gambar-gambar lengkap & menyeluruh: a) Rancangan Tapak, b) Denah, c) Tampak, d) Potongan bangunan e) Detail bagian-bagian utama/khusus sepeti : core, toilet, tangga, dll, 6.2) Gambar Detail Pelaksanaan (dengan skala sesuai untuk kebutuhan di lapangan) sebagai penjelasan mengenai: a) Detail pelaksanaan & pemasangan material dan elemen bangunan, b) Detail peralatan & perlengkapan bangunan, c) Detail-detail pekerjaaan lain yang perlu lebih rinci & jelas, 6.3) Spesifikasi Teknis yang menjelaskan jenis, tipe, dan karakteristik material secara lebih detail dan menyeluruh, 6.4) Prarencana Anggaran Biaya yg. mencakup uraian per-hitungan biaya elemen-elemen arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, lansekap, dll.
  • 26. STANDAR KINERJA ARSITEK (IAI – 2007) lanjutan 7. Hasil Karya tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi berdasarkan Dokumen Gambar Kerja yang disetujui pengguna jasa untuk pelelangan, dalam bentuk: 7.1) Gambar-gambar Pelelangan, berupa bundel dokumen gambar kerja yang telah diseleksi sesuai kebutuhan untuk pelelangan berdasar paket- paket yang ditentukan pengguna jasa. 7.1) Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS), terdiri atas: a) Uraian Umum, sekurang-kurangnya mencakup: Keterangan Jenis pekerjaan, Pengguna jasa, Arsitek, Pengawas ter-padu, Syarat pelelangan, Bentuk surat penawaran, b) Syarat-syarat Administrasi, sekurang -kurangnya mencakup: Jangka waktu pelaksanaan, Tanggal penyerahan pekerjaan, Syarat pembayaran, Denda kelambatan, Jaminan pelaksanaan, Asuransi. c) Syarat-syarat Teknis, sekurang-kurangnya mencakup: Persyaratan bahan dan cara pelaksanaan (meliputi Jenis & uraian teknis pelaksanaan, Jenis & mutu bahan, Tatacara pelaksanaan, Persyaratan teknis lainnya), serta Persyaratan perlengkapan/peralatan atau elemen bangunan (meliputi penjelasan ttg.: Persyaratan mutu/kualitas produk dan kinerja, Standar acuan, dan Tata cara pengujian), 7.3) Rencana Anggaran Biaya (RAB) yg disusun berdasarkan Uraian pekerjaan, Gambar kerja dan RKS dengan memperhitungkan biaya pengadaan bahan/alat.
  • 27. 8. Hasil Karya tahap Pengawasan Berkala. Arsitek sebagai perancang pada tahap pelaksanaan konstruksi dan bukan sebagai pemimpin proyek atau pengawas terpadu melakukan pengawasan berkala mewakili pengguna jasa dalam hal-hal yang menyangkut teknik pelaksanaan konstruksi sebagai berikut: a. Memberikan penjelasan tambahan untuk memperjelas maksud dan pengertian yang telah ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan / dokumen kontrak / kontrak kerja konstruksi. b. Membuat gambar-gambar dan/atau syarat-syarat tambahan untuk disesuaikan dengan keadaan lapangan, bila dianggap perlu untuk memperjelas hal-hal yang kurang jelas dalam dokumen pelaksanaan /dokumen perjanjian / kontrak kerja konstruksi. c. Memeriksa dan apabila diperlukan memperbaiki atau memerintahkan untuk memperbaiki gambar bengkel (shop drawing) yang dibuat oleh pelaksana konstruksi dan/atau pihak ketiga untuk pelaksanaan konstruksi. d. Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya 4 (empat) minggu sekali atau sebanyak-banyaknya 2 (dua) minggu sekali.
  • 28. HUBUNGAN KERJA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA 1. Apabila terjadi suatu hubungan kerja antara Arsitek dan Pengguna Jasa yang dituangkan secara tertutis dalam surat penugasan atau surat perintah kerja ataupun secara lisan maka Arsitek menyatakan kesediannya secara resmi dan tertulis menerima penugasan tersebut dengan melampirkan surat perjanjian kerja antara Arsitek dengan Pengguna Jasa sebagai acuan landasan perjanjian kerja untuk pekerjaan perancangan arsitektur yang disepakati oleh kedua belah pihak. 2. Kontrak kerja antara Arsitek dengan Pengguna Jasa berlaku bagi setiap penugasan Arsitek sebagai Penyedia Jasa Perancangan mengadakan perjanjian kerja untuk melakukan layanan Jasa keahliannya atas penugasan dari pihak Pengguna Jasa, baik atas nama perorangan, kelompok Arsitek atau Badan Usaha. 3. Hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan pengikatan para pihk perjanjian kerja, perancangan, penyelenggaraan pekerjaan Konstruksi, kegagalan bangunan, penyelesaian sengketa, sansi antara Arsitek sebagai penyedia jasa (perancang konstruksi) dengan Pengguna Jasa berlandaskan dan tidak diperkenankan bertentangan dengan: a. UU Republik Indonesia no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi b. UU Republik Indonesia no 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung c. PP no 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi d. PP no 29 tahun 2000 tentang Penyelenggara Jasa Konstruksi e. PP no 30 tahun 2000 tentang Pembinaan Jasa Konstruksi
  • 29. 4. ADMINISTRASI KONTRAK KERJA • Surat Penawaran dan Surat Penunjukan • Jaminan Pelaksanaan • Kontrak dan Dokumen Kontrak • Dokumen lelang • Persyaratan Umum Kontrak • Persyaratan Khusus Kontrak • Spesifikasi • Daftar Kuantitas atau Harga (Bill of Quantities) • Gambar • Dokumen Referensi Lainnya
  • 30. 5. URUTAN KEKUATAN HUKUM DOKUMEN ADMINISTRASI KONTRAK 1. Surat Perjanjian 2. Surat Penunjukan 3. Surat Penawaran 4. Adendum dalam proses pemilihan yang kemudian dimasukkan dalam masing-masing substansinya 5. Syarat-syarat khusus kontrak 6. Syarat-syarat umum kontrak
  • 31. 7. Spesifikasi khusus 8. Spesifikasi umum 9. Gambar-gambar 10. Daftar kuantitas dan harga 11. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran a. Dokumen penawaran b. Jaminan; pelaksanaan, uang muka c. SMM/RMK, SMK3, UKL/UPL
  • 32. STUDI KASUS Seorang Pengusaha sukses, adalah kawan Anda sejaklama. Anda adalah seorang arsitek yang memiliki banyak pengalaman dalam merancang bangunan komersil (hotel, apartemen, mall). Pengusaha yang merupakan sahabat Anda, meminta Anda untuk merancang Bangunan Sosial (Rumah Sakit Kelas B), namun secara pengalaman, Anda belum pernah merancang Rumah Sakit. Sebagai seorang arsitek profesional, anda dihadapkan pada posisi, menerima Proyek tersebut (karena belum memiliki pengalaman, namun tidak mau mengecewakan sahabat anda) atau Anda menyerahkan Proyek tersebut kepada rekan Anda yang memiliki pengalaman dalam perancangan Rumah Sakit
  • 33. STUDI KASUS Suatu kejadian dimana Konsultan diminta untuk merancang Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa), pada saat merancang DED Konsultan sudah membuat gambar detail tangga kebakaran, sesudah dilaksanakan tender, karena perlu optimasi biaya maka Kontraktor mengajukan usulan shop drawing dengan menghilangkan railing tangganya, baik yang kearah dinding maupun yang ditengah. Terjadi konflik antara beberapa arsitek yang merancang DED tersebut, ada yang menerima dengan mencarikan solusi, ada yang menolak, bahkan ada yang sampai ingin mengundurkan diri dari proyek tersebut.
  • 34. STUDI KASUS KELOMPOK D Pada suatu kondisi, anda adalah Arsitek Perencana memiliki hubungan baik dan dekat dengan seorang pejabat kepala daerah. Pejabat tersebut meminta kepada Anda untuk merancang suatu bangunan yang jika menurut aturan, proses untuk mendapatkan pekerjaan tersebut harus melalui proses lelang/tender. Namun karena memiliki otoritas sebagai Pejabat, Pejabat tersebut memanggil Tim/Panitia untuk merekayasa pekerjaan tersebut menjadi Penunjukan Langsung. Anda sebagai Arsitek yang idealis anda tahu bahwa Hal tersebut bertentangan dengan kode etik, apa sikap yang harus Anda lakukan?