Dokumen tersebut membahas tiga metode desain interior yaitu metode Black Box, Glass Box, dan metode pengendalian diri. Metode Black Box adalah proses desain yang bersifat spontan berdasarkan pengalaman dan imajinasi sang desainer. Sedangkan metode Glass Box adalah proses desain yang logis dan terstruktur melalui berbagai tahapan. Metode pengendalian diri merupakan kombinasi antara Black Box dan Glass Box untuk mencapai keseimbangan antara kreativitas dan ras
2. TEORI PROSES PERANCANGAN DALAM ARSITEKTUR
J.C Jones dalam bukunya “Desgn Methods” (1972) mengidentifikasi pengkajian
proses desain
sebagai suatu penyelidikan untuk metode-metode yang akan memperbaiki mutu suatu
desain.
Arsitektur terdiri dari komponen-komponen dasar yang dapat diuraikan menjadi
komponen
komponen yang paling sederhana. Penyelesaian arsitektur dapat dibangun dari
kombinasi yang
tepat dari unsur-unsur terkecil. Masalah-masalah arsitektur dapat disederhanakan
menjadi daftar
pemecahan informasi yang sangat kecil. Proses pencarian pasangan tuntuk
mengelompokkan
masalah atau persyaratan tersebut, disebut “konstelasi”.
Tujuannya adalah mengembangkan suatu hirarki yang baik dari pasangan-pasangan
antara
pemecahan dan persyaraan fisik. Teori konstelasi berkembang menjadi suatu “bahasa
3. METODE BLACK
BOX
Bertolak belakang dengan metode glass box, metode
perencanaan black box dilakukan secara spontanitas oleh
sang perancang. Ide bisa datang dari mana dan kapan
saja untuk membuat suatu karya. Ada anggapan pula
bahwa Perancang dianggap sebagai empu dari pencipta
bangunan, ahli sulap, atau manusia setengah dewa, yang
sebuah benda atau sebuah bangunan hasil ciptaannya
hanya untuk dipuji atau dicela dan tidak
untuk didiskusikan.
Berikut beberapa ciri dari Black Box :
a. Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan
yang diterima terdahulu dan lebih dominan
berdasarkan pengalaman.
b. Hasil perancangan dapat dipercepat tetapi
akan mengakibatkan keputusan acak untuk suatu
periode tertentu.
c. Sukar untuk memaparkan penjelasan konsep yang
didapat.
d. Kapasitas produksi relevan terhadap ketersediaan waktu,
mood serta imajinasi sang perancang.
4. METODE GLASS
BOX
Metode perencanaan glass box dilakukan secara
rasional dan logis oleh sang perancang terhadap
karya yang dibuatnya. Konsep yang dirancangnya
tidak datang secara spontan, namun melalui
beberapa tahap-tahap yang dilakukan dengan
pertimbangan tertentu. Itu mengapa hasil karya/cipta
glass box ini dapat ditelusuri mulai dari proses awal
terjadi hingga proses akhir jadi. Metode ini dinamai
glass box karena wujud penampangannya berupa
kotak transparan.
Berikut beberapa ciri dari Glass Box (menurut
Christoper Jones, 1970) :
a. Analisa dalam merancang dilakukan dengan
lengkap,
bahkan bisa sampai melalui tahap pengujian.
b. Bukan rancangan yang dilakukan dengan coba-
coba,
namun rancangannya penuh dengan makna serta
logis.
5. METODE PENGENDALIAN
DIRI (METODE
PENGGABUNGAN ANTARA
BLACK BOX DENGAN GLASS
BOX)
Metode ini tercipta karena metode black box
dan glass box pada dasarnya tidak dapat di pisahkan
antara satu sama lain karena keduanya mempunyai
porsi
masing-masing untuk membentuk unsur balance
dalam
menciptakan suatu karya. Metode ini merupakan
metode
yang menuntut kemampuan sang perancang untuk
mengambil keputusan/pemilihan yang tepat secara
rasional berdasarkan kreativitas yang berkembang
(tanpa membatasi daya kreativitas).