Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang dilakukan untuk mengetahui kualitas ekstrak secara non spesifik dan spesifik. Daun jambu biji memiliki khasiat sebagai obat tradisional untuk mengobati diare karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter standar mutu ekstrak secara non sp
1. Latar
Belakang
Di Indonesia standarisasi ekstrak tanaman obat merupakan salah satu tahapan
penting dalam pengembangan obat asli Indonesia. Agar khasiat dan stabilitas
tanaman obat dapat terjamin, maka perlu dipenuhi standar mutu produk atau
bahan ekstrak. Budidaya tanaman obat mulai berkembang seiring dengan
peningkatan pemanfaatan tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit secara
tradisional. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara tropis dengan sumber
daya alam terkaya di dunia. Salah satu tanaman tropis yang ditemukan di
Indonesia adalah tanaman jambu biji. Jambu biji merupakan produk
hortikultura penting di beberapa negara tropika karena kaya akan manfaat.
Hampir semua bagian tanaman jambu biji dapat dimanfaatkan, salah satunya
yaitu daun jambu biji.
Daun jambu biji kristal dapat berkhasiat sebagai obat tradisional untuk
pengobatan diare pada manusia. Hal ini dikarenakan pada daun jambu kristal
banyak mengandung senyawa kimia yang aktif seperti alkaloid, flavonoid dan
tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang berperan sebagai
antidiare yaitu kuersetin, senyawa ini merupakan turunan dari flavonoid.
Menurut Farmakope Herbal Indonesia, (2017), daun jambu kristal (Psidium
guajava L.) mengandung senyawa utama golongan flavonoid total dari daun
jambu biji tidak kurang dari 0,20% dihitung sebagai kuersetin (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Masyarakat Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang hanya
memanfaatkan buah jambu kristal untuk dikonsumsi, namun daunnya belum
banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Oleh karena itu, agar daun
jambu kristal dapat dijadikan alternatif tanaman herbal maka perlu dilakukan
uji kualitas mutu.
2. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana standarisasi ekstrak
daun jambu kristal (Psidium
guajava L.) ditinjau dari
parameter non spesifik ?
2. Bagaimana standarisasi ekstrak
daun jambu kristal (Psidium
guajava L.) ditinjau dari
parameter spesifik ?
3. Tujuan & Manfaat Penelitian
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui standarisasi ekstrak daun
jambu kristal (Psidium guajava L.) ditinjau dari
parameter non spesifik.
2. Untuk mengetahui standarisasi ekstrak daun
jambu kristal (Psidium guajava L.) ditinjau dari
parameter spesifik.
MANFAAT PENELITIAN
1. Standarisasi ekstrak daun jambu Kristal
(Psidium guajava L.) diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan dibidang
kesehatan.
2. Penelitian ini diharapkan menjadi bagian dari
landasan dan pengembangan evidence based di
bidang kesehatan terutama di bidang ilmu
farmasi
4. Tinjauan Pustaka
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae, Phylum : Tracheophyta, Class
: Magnoiopsida, Order : Myrtales, Famili :
Mirtaceae, Genus : Psidium.
MORFOLOGI
Jambu kristal memiliki keunikan tersendiri dalam hal
tekstur dan bentuk pada umumnya. Jambu biji itu disebut
kristal karena warna daging buahnya putih agak bening
menyerupai kristal. Secara kasat mata, bentuk jambu kristal
juga berlekuk-lekuk tidak bulat sempurna mirip seperti
kristal. Selain itu, kandungan biji pada jambu ini hanya 3%
dari bagian buah, sepintas jambu kristal hampir tidak
berbiji. Daging buahnya renyah dan kandungan air sedikit
sehingga apabila dikunyah memiliki rasa seperti buah pir
dengan sensasi rasa manis dan ukuranya yang tergolong
tidak terlalu besar. Jambu kristal juga memiliki kandungan
gizi yang cukup untuk kebutuhan gizi harian, salah satunya
kandungan vitamin A dan vitamin C. Selain buahnya yang
bergizi, daun jambu kristal juga digunakan sebagai obat
tradisional salah satunya diare.
5. Kandungan
Kimia
Menurut Farmakope Herbal
Indonesia, (2017), daun jambu
kristal (Psidium guajava L.)
mengandung senyawa utama
golongan flavonoid total dari daun
jambu biji tidak kurang dari 0,20%
dihitung sebagai kuersetin
(Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Kuersetin adalah senyawa kelompok
flavonol terbesar dengan kandungan
kuersetin dan glikosidanya berada
dalam jumlah sekitar 60-75% dari
flavonoid (Jusuf, 2010).
6. Metode Penelitian
WAKTU &
TEMPAT
Waktu :
Februari 2023
s/d selesai.
Tempat :
Lab KBA &
Teknologi Farmasi
ALAT &
BAHAN
Alat dan bahan
yang digunakan
meliputi :
SAMPEL
Daun jambu
kristal (Psidium
guajavana L.)
Yang dikering-
anginkan selama
7 hari
STANDAR PARAMETER
Parameter Non spesifik :
1. Susut Pengeringan
2. Kadar Air
3. Kadar Abu
Parameter spesifik :
1. Uji Organoleptik
2. kadar senyawa larut air
3. Kadar senyawa larut etanol 70%
PROFIL KLT
Uji Kromatografi
(KLT) dengan eluen :
Kloroform : Aseton :
Asam Format
(10 : 2 : 1)
7. Alat & Bahan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain botol maserasi,
destilasi vakum, rotary evaporator, timbangan analitik, spatel, timbangan
dangkal, krus, oven, desikator, moisture balance, vial, kertas saring, kertas
saring bebas abu, cawan penguap, labu ukur, corong, Erlenmeyer, tabung
reaksi,pipettetes,corongpisah, chamber,beakerglass, hotplate,lampuUV.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun jambu kristal
(Psidium guajava L.) sebanyak 3,5kg, etanol 70%, aquades, logam Mg, HCL,
Kloroform, asam format, aseton, aluminium klorida, asam sitrat, asam borat,
platKLT,silicagelGF254.