Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas meliputi faktor individual, kegagalan mekanisme proteksi normal, dan faktor kecerobohan seperti meletakkan benda asing di mulut. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, yang jika tidak ditangani dengan baik akan memperburuk kondisi pasien. Etiologi ob
1. Faktor-Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas,
antara lain:
1.Faktor individual; umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal.
2.Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain; keadaan tidur, kesadaran menurun,
alkoholisme dan epilepsi.
3.Faktor fisik; kelainan dan penyakit neurologik.
4.Proses menelan yang belum sempurna pada anak.
5.Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksigigi, belum tumbuhnya gigi
molar pada anak usia kurang dari 4 tahun
6.Faktor kejiwaan, antara lain, emosi, gangguan psikis.
7.Ukuran, bentuk dan sifat benda asing.
8.Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang
kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau
permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh.
Obstruksi saluran nafas kronis yaitu penyakit yang dikarakterisir oleh adanya keterbatasan
aliran udara yang bersifat irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis kronis, emphysema atau
keduanya. Salah satu dari obstruksi saluran nafas cronis adalah PPOK dimana Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang progresif, artinya penyakit ini
berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk secara lambat dari tahun ke tahun.
Dalam perjalanan penyakit ini terdapat fase-fase eksaserbasi akut.
Berbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu
factor yang menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok, polusi udara,
polusi lingkungan, infeksi, genetic dan perubahan cuaca. Derajat obtruksi saluran nafas yang
terjadi, dan identifikasi komponen (kelainan kogenita) yang memugkinkan adanya reversibilitas.
Tahap perjalanan penyakit dan penyakit lain diluar paru seperti sinusitis dan faringitis kronik.
Yang pada akhirnya faktor-faktor tersebut membuat perburukan makin lebih cepat terjadi. Untuk
melakukan penatalaksanaan Obatruksi saluran nafas cronis perlu diperhatikan factor-faktor
tersebut, sehingga pengobatan Obstruksi saluran nafas cronis menjadi lebih baik.
ETIOLOGI
2. 1. Kelainan kogenital hidung atau jaringan
Atresia koana.
Stenosis supra glottis, glottis dan infra glottis.
Kista dukstus tiroglosus.
Kista brankiogen yang besar.
Laringokel yang besar
2. Trauma
3. Tumor
4. Infeksi akut
5. Paralisis satu atau kedua plika vokalis
6. Pangkal lidah jatuh kebelakang pada pasien tidak sadar
7. Benda asing
Benda- benda asing tersebut dapat tersangkut pada :
a. Laring
Terjadi obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara
progresif terjadi stridor, dispnoe, apnea, disfagia, hemoptisis, pernapasan otot-otot napas
tambahan atau dapat pula terjadi sianosis.Gangguan oleh benda asing ini biasanya terjadi pada
anak-anak yang disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan yang tak teratur bentuknya.
b. Saluran napas
Berdasarkan lokasi benda-benda yang tersangkut dalam saluran napas maka dapat dibagi pada
bagian atas pada trachea, dan pada brongku