1. GROUNDED THEORY
KELOMPOK 4:
ANI HARYANI
DITA SULISTYOWATI
IMELDA LIANA RITONGA
JATHU DWI WAHYUNI
MOH. HERI KURNIAWAN
Disusun dalam rangka Pemenuhan Tugas MK. Metodologi Penelitian Kualitatif
2. 01
02
03
04
05
DEFINISI, SEJARAH DAN LATAR BELAKANG
VARIASI PENDEKATAN GROUNDED THEORY
MASALAH ATAU PERTANYAAN DAN TUJUAN PENELITIAN
PROSEDUR PENELITIAN
KETERBATASAN
05 KETERBATASAN DAN ISU ETIK
06 ISU ETIK
4. DEFINISI,
SEJARAH DAN
LATAR
BELAKANG
DEFINIS, SEJARAH DAN LATAR BELAKANG
Interaksionisme simbolik
merupakan disiplin ilmu
yang banyak mempengar
uhi perkembangan pende
katan grounded theory
LATAR BELAKANG
Pendekatan kualitatif untuk mene
mukan dimensi-dimensi baru yang
berasal dari proses sosial berbagai
fenomena kehidupan manusia dari pe
rspektif interaksi simbolis (Glaser & St
rauss, 1967).
DEFINISI
Grounded Theory pertama kali
ditemukan oleh dua orang
Sosiolog Glaser dan Strauss
dalam sebuah riset bersama
mereka tentang pasien yang
meninggal di rumah sakit.
SEJARAH
- Sejak 1960-1996 telah
berkembang (Benoliel,
1996)
GT IN NURSING
11. Pertanyaan penelitian (Corbin &
Strauss, 2008)
1. Membatasi ruang ringkup penelitian
2. Terarah pada fenomena yang diteliti
3. Berupa fenomena apa yang terjadi
dan bagaimana orang berinteraksi.
Contoh pertanyaan penelitian :
Bagaimana dan apa saja proses yang
dilakukan oleh ibu hamil yang mengalami
komplikasi jantung dalam merawat dan
memelihara kehamilannya sehingga dapat
menghasilkan kelahiran bayi yang sehat?
Diawali dengan pertanyaan terbuka
(Shabraini, 2011)
12. Menghasilkan
hipotesis berda
sarkan ide kons
eptual
(Setyowati, 2010)
Memperluas
penjelasan
tentang suatu
fenomena
(Miller, 2015)
Your Text Here
Tujuan
Penelitian
14. Sampling:
Purposive Sampling
Theoritical Sampling
Analisis ComparatiVe Constant
Proses Analisis:
1. Open Coding
2. Axial Coding
3. Selective Coding
4. Theoretical note
Yang diperhatikan dalam coding:
1. Fit
2. Relevance
3. Workability
4. Modifiability
15. Ciri Khas Grounded Theory
sumber data dapat mencakup
kelompok fokus, kuesioner,
survei, transkrip, surat,
pemerintah, laporan, dokumen,
literatur, musik, artefak, video,
blog, dan memo
Hubungan yang dimiliki peneliti
dengan data akan menentukan nilai
kontribusinya terhadap
pengembangan akhir dari
grounded theory
Memo adalah gudang ide yang
dihasilkan dan didokumentasikan
melalui interaksi dengan data. Memo
memberikan catatan rinci tentang
pikiran, perasaan peneliti dan
perenungan intuitif
pengumpulan data secara
bersamaan dengan analisis
Peneliti dapat menggunakan data
kualitatif dan kuantitatif
wawancara adalah metode
umum menghasilkan data
17. Keterbatasan Pendekatan
Miller (2015) dan Hussein, et al (2014)
1 2 3 4 5
Proses yang
melelahkan
Potensi terjadinya
kesalahan
metodologi
Mereview literatur
tanpa
mengembangkan
asumsi
Pendekatan GT
yang bervariasi
Keterbatasan
dalam
generalisasi
- tahapan coding
memakan waktu
dan melelahkan
- GT dapat
memakan waktu
berbulan-bulan
untuk
menghasilkan
teori baru
- peneliti baru
dapat didampingi
oleh mentor
- tinjauan literatur
dilakukan setelah
selesai melakukan
analisis dengan
tujuan agar tidak
mengkontaminasi
temuan riset (Glase
dan Strauss, 1967)
- theoretical
sensitivity dan
review literatur
penting dalam
menghindari
potensial bias
(Schreiber, 2001)
- proses sampling
(metode selecting
purposeful
daripada
theoretical
sampling)
- sampling bias
(self-selection &
self-presentation
- Penggunaan
sumber data
harus lebih dari
satu
Terdapat beberapa
pendekatan yang
dapat digunakan
dalam GT.
Pendekatan GT yang
berbeda akan
memberikan hasil
riset yang berbeda
karena perbedaan
konsep antar
pendekatan
Isu generalisasi
kurang dibahas pada
riset kualitatif karena
tujuan utama pada
riset kualitatif adalah
memberikan
pemahaman
kontekstual dan kaya
tentang pengalaman
manusia
19. Isu Etik
01
02 03
Kadang, penelitian
dapat berjalan ke
arah yang tidak
sesuai dengan
maksud dan tujuan
utama yang
dinyatakan dalam
protokol
Arah dan
metodologi proyek
penelitian tertentu
Selama analisis interim,
peneliti mungkin
menyadari bahwa perlu
melakukan sejumlah
wawancara tambahan,
atau mewawancarai ulang
beberapa peserta.
Bagaimanapun kondisinya
peneliti tidak diizinkan
untuk mewawancarai lebih
partisipan daripada yang
mereka nyatakan dalam
aplikasi mereka ke komite
etik penelitian
wawancara
tambahan dan
wawancara ulang
Beberapa pertanyaan yang
dapat menyebabkan rasa
malu atau tekanan
emosional sehingga proses
penelitian memerlukan
dukungan profesional.
Potensi
menimbulkan
distress pada
partisipan
Potrata (2010)
21. Penelitian Grounded Theory (corbin and Straus) untuk menggali proses
perkembangan discriminative nursing care. Purposif dan teoritikal
sampling pada 17 perawat dan 5 pasien. Hasil: 5 kategori (konteks,
kondisi penyebab, fenomena, strategi dan luaran). Konteks
diklasifikasikan kedalam karakteristik perawat dan karakteristik pasien.
Complete conflict dan hatred diekstraksi dari causal conditions. causal
conditions dan context mengarah pada fenomena discriminative nursing
care. Dua strategi yaitu menghindari pasien dan robotic care . Outcomes
berada pada spektrum antara annoyance dan discomfort sampao
imposition of costs. interaksi dan keterhubungan setiap kategori
membentuk sebuah teori.
Kesimpulan: penting bagi
Pendidikan keperawatan dalam
mengembangkan discriminative
nursing care dan hubungannya
dengan komplikasinya. Perawat
hrus memahami alamiahnya,
komponen, dan proses dari
discriminative care. Memahami
diskriminasi meningkatkan
Tindakan dari perawat.
22. Penelitian Deskriptif Fenomenologi
untuk menggambarkan pengalaman
perawat dalam melaporkan insiden
keselamatan pasien.
Jumlah sampel 15 perawat.
Sampling secara Purposif dg kriteria
perawat fungsional lebih dari 2
tahun yang merawat pasien covid
dalam 14 hari terakhir,
pengumpulan data dengan
wawancara dan analisis
menggunakan tematik.
Hasil: dihasilkan 4 tema utama
(1) Prioritas dan tanggung jawab
dalam pelayanan,
(2) Hambatan untuk incident
reporting,
(3) Pembelajaran untuk perawat dan
(4) Support untuk perawat.
23. Penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan
fenomena pemberian anticipated nursing care, antecedents
dan consequences yang dipersepsikan oleh perawat. Sampel 17
perawat klinis dan perawat manajer yang bekerja di 3 RS di
italia. data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan
analisis menggunakan analisis tematik.
24. Hasil dari anticipated nursing care :
1. Anticipated nursing care diharapkan lebih awal oleh pasien, keluarga dan tim
Kesehatan lainnya.
2. Pemberian obat, mobilisasi pasien, perawatan kebersihan, perawatan luka,
pengambilan sampel darah, dan kegiatan administrasi dilaporkan sebagai
intervensi yang diberikan sebelum diharapkan oleh pasien
3. Tema : Nilai dan sikap sebagai individu, nilai kelompok, sikap kelompok yang
selalu siap untuk hal hal yang tak terduga, norma kelompok yg dipegang
Ketika perawat harus meninggalkan pasien secara mendadak utk urusan
administrasi, beban kerja yang tinggi, dan proses koordinasi dalam tim
25. Penelitian Ethnografi untuk menggali peluang dan
keterbatasan yang ditemui oleh perawat baru lulus
Ketika menjadi perawat. Data didapat melalui
observasi, wawancara, dan analisis dokumenuntuk
mendapatkan kebaruan dalam aktivitas harian
perawat yang baru lulus. Penelitian melibatkan 13
perawat yang dimonitor secara dekat selama satu
tahun pertama.
Perawat generalis memasuki dunia kerja dengan
empati kepada pasien, antusias terhadap profesi
dan siap untuk belajar lebih untuk menjadi
perawat yang baik. Perawat mengalami
tanggung jawab yang lebih berat dari yang
diprediksi, fragmentasi perawatan pasien dan
stressfull interaksi dengan kolega/ Kurangnya
dukungan lingkungan kerja dan role model
meningkatkan tanggung jawab yang begitu
banyak pada perawat baru. Perawat belajar
untuk menghadapi situasi yang berat.
Kesimpulan: Menyesuaikan ekspektasi
professional pada perawat baru dan
mendapatkan role model yang baik dan
program dukungan yang lebih komprehensif
akan mempermudah masa transisi perawat
baru.
26. Daftar Pustaka
Afiyanti, Y. & Rachmawati, IN. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan. Jakarta: Rajawali Press.
Benoliel, J.Q (1967). The Nurse and The Dying Patient. New York : The Macmillan Company
Charmaz, K. (2014). Constructing Grounded Theory (2nd ed.). SAGE Publications Ltd.
Charmaz, K., & Thornberg, R. (2021). The pursuit of quality in grounded theory. Qualitative Research in Psychology, 18(3), 305–327.
https://doi.org/10.1080/14780887.2020.1780357
Chun Tie, Y., Birks, M. & Francis, K. (2019) Grounded Theory Research: A Design Framework for Novice researcher. SAGE Open Medicine, Vol 7: 1-8.
DOI:10.1177/2050312118822927
Crotty, M. (2020). The foundations of social research. Routledge. https://doi.org/10.4324/9781003115700
Glaser, B.G.., & Strauss, A. L. (1967). The discovery of grounded theory. Strategies for qualitative research. Chicago: Adline Publishing Company.
Glaser, B.G & Strauss, A.L (2006). The Discover of Grounded Theory: Strategies for Qualitative Research. London, Aldine Transaction.
Hussein, M. E., Hirst, S., Salyers, V., & Osuji, J. (2014). Using Grounded Theory as a Method of Inquiry: Advantages and Disadvantages. The Qualitative Report,
19(27), 1-15. https://doi.org/10.46743/2160-3715/2014.1209
Miller, Wendy. (2015). Understanding Grounded Theory. Clinical Laboratory Science, Vol. 28 No. 3 page 197-200.
Potrata, B. (2010). Rethinking the ethical boundaries of a grounded theory approach. Research Ethics Review. 6 (4). 154–158.
https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/174701611000600408
Setyowati (2010) Grounded Theory Sebagai pilihan Metode Riset Kualitatif keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 13(2): 119-123.
Singh, S., & Estefan, A. (2018). Selecting a Grounded Theory Approach for Nursing Research. Global Qualitative Nursing Research, 5.
https://doi.org/10.1177/2333393618799571
Thornberg, R. (2012). Informed Grounded Theory. Scandinavian Journal of Educational Research, 56(3), 243–259. https://doi.org/10.1080/00313831.2011.581686
Editor's Notes
Theoritical sampling: peneliti memutuskan sampel sesuai dengan konsep atau teori yang ditemukan.
Theoretical sensitivity adalah kemampuan u mengetahui Ketika mengidentifikasi segmen data yang penting terhadap teori. Strauss and Corbin menjelaskan theoretical sensitivity sebagai insight dalam kemaknaan dan data signifikan untuk mengembangkan teori. Birks and Mills mendefiniskan theoretical sensitivity sebagai kemampuan untuk merekognisi dan mengekstraksi elemen data yang sesuai dengan teori sedang dikemmbangkan.
Fit: Kesesuaian antara konsep yang dibentuk dengan realita
Relevance: hasil riset dapat berguna untuk partisipan dan bukan hanya untuk kepentingan akademik
Workability:Dapat diterapkan. Teori dapat menyelesaikan berbagai variasi dalam masalah
Dapat dimodifikasi teori dapat menjelaskan jika pada kondisi tersebut terdapat data baru