SlideShare a Scribd company logo
1 of 100
PSAP 02
LAPORAN REALISASI
ANGGARAN
RUANG LINGKUP, MANFAAT, DEFINISI
 PSAP No. 02 diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi
Anggaran yang disusun dan disajikan dengan
menggunakan anggaran berbasis kas;
 LRA menyediakan informasi mengenai realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan
pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-
masing diperbandingkan dengan anggarannya.
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu
komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan
secara tersanding untuk suatu periode tertentu.
2
BASIS AKUNTANSI
 Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada
rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima
pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat
dikeluarkan dari rekening Kas Umum Negara/Kas
Umum Daerah
PENCATATAN LRA MENGGUNAKAN “BASIS KAS”
ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
ISI LRA DEFINISI
Pendapatan-LRA Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Belanja Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Transfer Penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil
Surplus/defisit-LRA Selisih lebih/kurang antara pendapatan – LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit LRA
4
ISI LRA DEFINISI
Penerimaan
Pembiayaan
Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah
antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan
obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan
negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang
diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan
Pengeluaran
Pembiayaan
Semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah
antara lain pemberian pinjaman kepada fihak ketiga,
penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok
pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan
pembentukan dana cadangan
Pembiayaan Neto Selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi
pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran
Sisa Lebih/kurang
pembiayaan anggaran
(SILPA/SIKPA)
Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan
pengeluaran selama satu periode pelaporan
ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
5
INFORMASI YANG DISAJIKAN
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan
menurut jenis pendapatan LRA. Rincian lebih lanjut jenis
pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan
Keuangan;
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut
jenis belanja dalam LRA. Klasifikasi belanja menurut fungsi
disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
6
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
6
AKUNTANSI ANGGARAN
 Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban
dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk
membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan.
 Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang
dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan.
 Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi
otorisasi kredit anggaran (allotment).
 Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan
 Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran
disahkan dan anggaran dialokasikan
7
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
7
AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
 Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada RKUN/D
 Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan
 Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain,
misal DAU dan DBH
 Akuntansi pendapatan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
 Jika besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka
asas bruto dapat dikecualikan;
 BLU  pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
8
AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
 Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang
(recurring) atas pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun
pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang
pendapatan-LRA
 Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada
periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai pengurang
Pendapatan-LRA pada periode yang sama;
 Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada
periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran
Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian
tersebut.
9
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
9
AKUNTANSI BELANJA
 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas umum Negara/Daerah
 Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,
pengakuan belanjanya terjadi pada saat
pertanggungjawab an atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
 Belanja BLU diakui dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang mengatur BLU
 Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi
(jenis belanja), organisasi, dan fungsi
10
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
10
AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT LRA
 Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA
 Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan
 Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan
11
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
11
AKUNTANSI PEMBIAYAAN
 Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada
Rekening Kas Umum Negara/Daerah
 Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
12
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
12
AKUNTANSI PEMBIAYAAN
 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan
dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah;
 Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana
Cadangan yang bersangkutan;
 Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana
Cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang
diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di
pemerintah daerah merupakan penambah Dana
Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai Pendapatan-
LRA dalam pos pendapatan asli daerah lainnya.
13
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
13
TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
 Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam
mata uang rupiah
 Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama
dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi
dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan
menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan
kurs tengah bank sental pada tanggal transaksi
 Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang
digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut
dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing
tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,
yaitu sebesar rupah yang digunakan untuk memperoleh valuta
asing tersebut
14
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
14
TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
 Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang
asing yang digunakan untuk bertransaksi dan mata
uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing
lainnya, maka:
 Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya
dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi;
 Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut
dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank
sentral pada tanggal transaksi
15
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
15
LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
 LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang sebaiknya
tidak disatukan dengan siklus akuntansi.
 Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah transaksi
anggaran dan harus sesuai dengan pos anggarannya
 LRA hanya berfokus pada transaksi dengan basis kas,
sehingga untuk penerimaan dan pengeluaran yang tidak
terkait dengan kas tidak dicatat dalam LRA. Jika
ditambahkan boleh dimasukkan dalam informasi
tambahan LRA.
16
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
16
TRANSAKSI BELANJA ASET TETAP &
PERSEDIAAN
Pemda pada 5 Desember membayar 500.000.000 untuk membeli peralatan
melalui pengeluaran LS
Tanggal Finansial Anggaran
5 Des Aset tetap – peralatan 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000
R/K PPKD 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000
Pemda pada 15 Desember membayar 40.000.000 untuk membeli persediaan
dengan pengeluaran LS
Tanggal Finansial Anggaran
15 Des Persediaan 40.000.000 Belanja Barang 40.000.000
R/K PPKD 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
17
TRANSAKSI PENERIMAAN
Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata
sebesar 10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari
restoran Lazata membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari
yang sama bendahara penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada
25 Februari Hotel Melati membayar pajak hotel ke kas umum daerah.
Tangg
al
Finansial Anggaran
7 jan Piutang Pendapatan
Pendapatan Pajak – LO
310.000.000
310.000.000
Tidak dicatat
16 Feb Kas di Bendahara
Penerimaan
Piutang Pendapatan
10.000.000
10.000.000
Perubahan SAL
Pendapatan Pajak –
LRA
10.000.000
10.000.000
16 Feb R/K PPKD
Kas Dibendahara
Penerimaan
10.000.000
10.000.000
Tidak dicatat
25 Feb R/K PPKD
Piutang Pendapatan
300.000.000
300.000.000
Perubahan SAL
Pendapatan Pajak –
LRA
300.000.000
300.000.000
TRANSAKSI BELANJA
Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai dengan LS sebesar
80.000.000
Tgl Finansial Anggaran
30 Jan Beban Gaji
R/K PPKD
80.000.000
80.000.000
Belanja Gaji
Perubahan SAL
80.000.000
80.000.000
Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan kas sebesar
10.000.000
Tgl Finansial Anggaran
30 Jan Beban pemeliharaan
Kas Bendahara
pengeluaran
10.000.000
10.000.000
Belanja barang dan jasa
Perubahan SAL
10.000.000
10.000.000
19
CONTOH JURNAL
AKT PEMERINTAHAN
LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
 LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang
sebaiknya tidak disatukan dengan siklus
akuntansi.
 Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah
transaksi anggaran dan harus sesuai dengan
pos anggarannya
 LRA hanya berfokus pada transaksi dengan
basis kas, sehingga untuk penerimaan dan
pengeluaran yang tidak terkait dengan kas
tidak dicatat dalam LRA. Jika ditambahkan
boleh dimasukkan dalam informasi tambahan
LRA. 21
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
TRANSAKSI ANGGARAN
 Transaksi belanja
Belanja xxxx
Perubahan
SAL
xxxx
 Transaksi pendapatan
Perubahan SAL xxxx
Pendapatan xxxx
 Jurnal penutup
Pendapatan xxxx
Belanja xxxx
Perubahan
SAL
xxxx
SAL
xxxx
Akun
Perantara
TRANSAKSI BELANJA ASET TETAP & PERSEDIAAN
Pemda pada 5 Desember membayar 500.000.000 untuk
membeli peralatan melalui pengeluaran LS
Tanggal Finansial Anggaran
5 Des Aset tetap – peralatan 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000
R/K PPKD 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000
Pemda pada 15 Desember membayar 40.000.000 untuk
membeli persediaan dengan pengeluaran LS
Tanggal Finansial Anggaran
15 Des Persediaan 40.000.000 Belanja Barang 40.000.000
R/K PPKD 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
TRANSAKSI PENERIMAAN
Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata
sebesar 10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari
restoran Lazata membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari
yang sama bendahara penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada
25 Februari Hotel Melati membayar pajak hotel ke kas umum daerah.
Tangg
al
Finansial Anggaran
7 jan Piutang Pendapatan
Pendapatan Pajak – LO
310.000.000
310.000.000
Tidak dicatat
16 Feb Kas di Bendahara
Penerimaan
Piutang Pendapatan
10.000.000
10.000.000
Perubahan SAL
Pendapatan Pajak –
LRA
10.000.000
10.000.000
16 Feb R/K PPKD
Kas Dibendahara Pe
nerimaan
10.000.000
10.000.000
Tidak dicatat
25 Feb R/K PPKD
Piutang Pendapatan
300.000.000
300.000.000
Perubahan SAL
Pendapatan Pajak –
LRA
300.000.000
300.000.000
TRANSAKSI BELANJA
Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai
dengan LS sebesar 80.000.000
Tangg
al
Finansial Anggaran
30 Jan Beban Gaji
R/K PPKD
80.000.000
80.000.000
Belanja Gaji
Perubahan SAL
80.000.000
80.000.000
Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan
kas sebesar 10.000.000
Tangg
al
Finansial Anggaran
30 Jan Beban pemeliharaan
Kas Bendahara
pengeluaran
10.000.000
10.000.000
Belanja Gaji
Perubahan SAL
10.000.000
10.000.000
TRANSAKSI PERSEDIAAN
Saldo persediaan 31 Des 20X1 sebesar 30.000.000.
Entitas pada 1 Feb 20X2 melakukan belanja persediaan
sebesar 200.000.000. Pada 31 Des 20X2 saldo persediaan
50.000.000
26
Tanggal Finansial Anggaran
1 Feb Persediaan 200.000.000 Belanja Barang 200.000.000
Kas 200.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
31 Des Beban Persediaan 180.000.000 Tidak ada jurnal
Persediaan 180.000.000
JURNAL INVESTASI JANGKA PENDEK
Pada 30 Maret 20X2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan dananya
sebesar 200.000.000 pada deposito berjangka 6 bulan dapat diperpanjang
(ARO) di Bank Amarta, bunga 5%. Pada 30 September 20X2 diterima bunga
deposito 5.000.000. Deposito ini sampai akhir tahun belum dicairkan.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Mar Invesasi jangka pendek 200.000.000 Tidak ada jurnal
20X2 Kas 200.000.000
30 Sep Kas 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000
20X2 Pendapatan bunga –
LO
5.000.000 Pendapatan bunga –
LRA
5.000.000
31 Des Piutang Bunga 2.500.000
20X2 Pendapatan bunga –
LO
2.500.000
30 Mar Ksd 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000
20X3 Pendapatan bunga –
LO
2.500.000 Pendapatan bunga –
LRA
5.000.000
Piutang bunga 2.500.000
JURNAL INVESTASI JANGKA PANJANG-
Alternatif
Pada 1 Jan 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi
sebuah perusahaan swasta (PT. Lawu) menjadi BUMD dengan nilai
investasi 8.000.000.000 dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%.
Selama tahun 20X2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar
800.000.000, hak Pemda 480.000.000 dan membagikan dividen pada
25 Des sebesar 500.000.000 juta, yagn menjadi hak Pemda
300.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
1 Jan Invesasi jangka panjang 8.000.000.000 Pengeluaran Pembiayaan 8.000.000.00
0
Kas 8.000.000.000 Perubahan SAL 8.000.000.00
0
31 Des Investasi jangka panjang 480.000.000 Tidak ada jurnal
Pendapatan investasi –
LO
480.000.000
15 Maret Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
Investasi jangka
panjang
300.000.000 Pendapatan dividen -
LRA
300.000.000
Saldo akhir investasi mencerminkan 8.000 + 480 – 300 = 8.180 terjadi
kenaikan investasi 180 karena laba 480 yang menjadi hak Pemda baru 300 yang
dibagikan dalam bentuk dividen
JURNAL INVESTASI JANGKA PANJANG-
pelepasan
Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar
5.000.000.000. Pemda menjual 20%nya dengan harga 1.750.000.000.
(asumsi telah dilakukan pencatatan atas pengakuan laba sampai dengan
semester tersebut.
Tanggal Finansial Anggaran
1 Juli Kas 1.750.000.000 Perubahan SAL 1.750.000.000
Investasi jangka
panjang
1.000.000.000 Penerimaan
pembiayaan
dari penjualan
investasi
1.750.000.000
Surplus penjualan
investasi
750.000.000
JURNAL PEROLEHAN ASET
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dengan harga 850juta
ditambah biaya untuk pengurusan surat-surat kepemilikan sebesar
50juta, LS.
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dan bangunan dengan
harga 1.000juta. Nilai tanah dan bangunan jika dijual terpisah nilai
tanah 480juta dan bangunan 720 juta, LS.
Tanggal Finansial Anggaran
1 Juli Tanah 850.000.000 Belanja modal 850.000.000
R/K PPKD 850.000.000 Perubahan SAL 850.000.000
1 Juli Tanah 400.000.000 Belanja modal 1.000.000.000
Bangunan 600.000.000 Perubahan SAL 1.050.000.000
Pendapatan bunga –
LO
10.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 30
Nilai tanah 480 / (480+720) x 1.000 = 400juta
Nilai bangunan 720 / (480+720) x 1.000 = 600 juta
JURNAL DEPRESIASI ASET
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC mengakui dan menghitung
depresiasi. Bangunan nilai perolehan 6.000 juta disusutkan
20 tahun. Kendaraan 800 juta disusutkan 8 tahun, peralatan
A 400juta disusutkan 8 tahun dan peralatan B 200 juta
disusutkan 4 tahun. Penyusutan dengan menggunakan
metode garis lurus
Tanggal Finansial Anggaran
1 Juli Beban depresiasi 140.000.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi
Depresiasi
140.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 31
Bangunan 6.000 / 20 x 6/12 = 30juta
Kendaraan 800 / 8 x 6/12 = 50
Peralatan A 480 / 8 x 6/12 = 30
Peralatan B 240 / 4 x 6/12 = 30
TOTAL 140juta
JURNAL PENJUALAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual
kendaraan dengan harga 40 juta. Kendaraan tersebut
dibeli 10 tahun yang lalu dengan harga 200juta, telah
disusutkan semua sehingga nilai buku 0.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Des Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
Akumulasi Depresiasi 200.000.000 Pendapatan lain-lain 40.000.000
Kendaraan 200.000.000
Surplus penjualan
kendaraan
40.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 32
Kendaraan nilai buku 0, 40 juta adalah surplus penjualan kendaraan.
JURNAL PENJUALAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual
peralatan dengan harga 30 juta. Peralatan harga
perolehan 80juta, telah didepresiasikan 4 tahun (dari
8 tahun masa mafaat), nilai buku tersisa 40 juta.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Des Kas 30.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
Akumulasi Depresiasi 40.000.000 Pendapatan lain-lain 10.000.000
Defisit penjualan
peralatan
10.000.000
Peralatan 80.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 33
Peralatan nilai buku 20 juta. Defisit penjualan peralatan 30 – 40 = (10)
JURNAL PENGHAPUSAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan
penghapusan peralatan yang hilang karena banjir
besar yang terjadi pada tahun tersebut. Nilai aset
yang dihapuskan sebesar 400juta dengan akumulasi
depreasiasi 300juta. Penghapusan aset dilakukan
dengan mengikuti prosedur penghapusan sesuai
dengan regulasi yang berlaku.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Des Akumulasi Depresiasi 300.000.000 Tidak ada jurnal
Defisit penghapusan
peralatan
100.0000.000
Peralatan 400.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 34
JURNAL PENERIMAAN HIBAH ASET
Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menerima kendaraan
senilai 200juta hibah dari sebuah perusahaan.
Kendaraan tersebut didepresiasikan selama 8 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Juni Kendaraan 200.000.000 Tidak ada jurnal
Pendapatan hibah
LO
200.000.000
31 Des Beban Depresiasi 12.500.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi
Depresiasi
12.500.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 35
JURNAL PENYELESAIAN KDP
Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menyelesaikan KDP
berbentuk gedung yang telah dibangun mulai tahun 20X0.
Saldo KDP pada 1 Januari 20X2 sebesar 800juta.
Penyelesaian KDP di tahun 20X2 sebesar 200juta. Gedung
didepresiasikan 20 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Juni KDP 200.000.000 Belanja Modal 200.000.000
Kas 200.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
30 Juni Bangunan 1.000.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.000.000.000
31 Des Beban Depresiasi 25.000.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi
Depresiasi
25.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 36
JURNAL REVALUASI ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan revaluasi
bangunan karena berdasarkan hasil pemeriksaan, bangunan
tersebut nilainya tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya. Nilai bangunan tersebut saat ini 400juta dan
akumulasi depresiasi 400juta. Hasil penilaian menyatan nilai
bangunan tersebut 200juta. Bangunan hasil revaluasi diyakini
masih memiliki masa manfaat 10 tahun ke depan
Tangg
al
Finansial Anggaran
30 Des Akumulasi depresiasi 200.000.000 Tidak ada jurnal
Ekuitas 200.000.000
METODE Eliminasi
30 Des Akumulasi depresiasi 400.000.000 Tidak ada jurnal
Bangunan 400.000.000
Bangunan 200.000.000
Ekuitas 200.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 37
PENGHENTIAN KDP
No.
Pembangunan
Aset
Berita Acara
Penyelesaian
Pekerjaan (BAPP)
Pemanfaatan
Aset
Penyajian
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah
dimanfaatkan
Aset Tetap
2. Selesai Sudah diperoleh Belum
dimanfaatkan
Aset Tetap
3. Selesai Belum diperoleh Sudah
dimanfaatkan
KDP
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah
dimanfaatkan
KDP
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan
hilang
KDP dapat
dihapuskan
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP
Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk
gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1 pengeluaran untuk pembangunan
sebesar 500juta. Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan
dan mulai digunakan. Depresiasi 20 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30/12/20X0 KDP 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000
Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000
30/12/20X1 KDP 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000
Kas 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000
30/6/20X2 KDP 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000
Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
30/6/20X2 Aset Tetap 1.400.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.400.000.000
31/12/20X2 Beban dep. 75.000.000 Tidak ada jurnal
Ak. Dep 75.000.000
ILUSTRASI JURNAL KDP
ILUSTRASI
• Kota Bengawan mengadakan suatu kontrak konstruksi
bangunan dengan PT AK pada tahun 20X2 dengan nilai
kontrak Rp1.000.000.000 dan diperkirakan akan
diselesaikan pembangunannya pada 31 Nopember 20X2
dengan 2 termijn pembayaran. Tanggal 30 Nopember
20X2 pembangunan termin pertama telah selesai dan
telah diserahterimakan senilai Rp 300.000.000, tetapi
dikarenakan sesuatu hal, Pemerintah Kota Bengawan
belum membayar tagihan PT AK. Pada 31 Desember 20X2
dicapai kesepakatan antara Pemerintah Kota Bengawan
dengan PT AK, pembayaran termin pertama dilakukan
pada 1 Maret 20X2 dan termin kedua akan dibayar 1 Maret
20X3. Misal tgl 1 Maret 20X3 dan 20X4 pembayaran
dilakukan tepat waktu dan penyelesaian termin kedua
terjadi 30 Desember 20X3. Bangunan disusutkan 20
tahun.
40
ILUSTRASI
41
Tanggal Finansial Anggaran
30 Nop
20X2
KDP 300.000.000 Tidak ada jurnal
Utang 300.000.000
1 Mar 20X3 Utang 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000
Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
30 Des
20X3
KDP 700.000.000 Tidak ada jurnal
Utang 700.000.000
30 Des
20X3
Bangunan 1.000.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.000.000.000
1 Mar 20X4 Utang 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000
Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000
31 Des
20X4
Beban Depresiasi 50.000.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi 50.000.000
ILUSTRASI UTANG
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan
atas kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan
telah diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup
anggaran sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk
membayar kegiatan tersebut. Kas baru dibayarkan pada
13 Januari 20X3
42
Tanggal Finansial Anggaran
30 Des Beban pemeliharaan 200.000.000 Tidak ada jurnal
Utang 200.000.000
13 Jan Utang 10.000.000 Belanja pemeliharaan 10.000.000
Kas 10.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
ILUSTRASI UTANG
Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri
5.000.000.000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat
menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah
4% per tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran
akan dilakukan setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran.
43
Tanggal Finansial Anggaran
1 April 20X2 Kas 5.000.000.000 Perubahan SAL 5.000.000.000
Utang 5.000.000.000 Penerimaan
pembiayaan
- utang jangka panjang
5.000.000.000
31 Des
20X3
Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal
Utang bunga 150.000.000
1 Des 20X3 Utang bunga 150.000.000 Belanja bunga 200.000.000
Beban bunga 50.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
Kas 200.000.000
ILUSTRASI UTANG
Pada 30 September 20X2 Kota Bengawan menerima kas sebesar
40.000.000 akibat kelebihan pembayaran gaji untuk tahun anggaran
20X1.
Pada 30 Septermber 20X2 Kota Bengawan harus membayar kas
sebesar 10.000.000 untuk membayar kekurangan pembayaran biaya
pemeliharaan tahun 20X1 kepada salah seorang rekanan.
44
Tangga
l
Finansial Anggaran
30 Sep Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
Pendapatan lain-lain -
LO
40.000.000 Pendapatan lain -
LRA
40.000.000
30 Sep Ekuitas 10.000.000 Koreksi SAL 10.000.000
Kas 10.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
ILUSTRASI UTANG
Pada 30 September 20X2 Kota Bengawan menerima kas sebesar
100.000.000 akibat kelebihan pembayaran belanja modal (gedung)
untuk tahun anggaran 20X1.
Pada 30 Septermber 20X2 Kota Bengawan harus membayar kas
sebesar 20.000.000 untuk membayar kekurangan pembayaran belanja
modal tahun 20X1 kepada salah seorang rekanan.
45
Tangga
l
Finansial Anggaran
30 Sep Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
Gedung 40.000.000 Pendapatan lain -
LRA
40.000.000
30 Sep Peralatan 20.000.000 Koreksi SAL 20.000.000
Kas 20.000.000 Perubahan SAL 20.000.000
Accounting for Revenue and Expenditure
Dasar hukum
Pemerintah Pusat
• PMK 215/2013 Jurnal akuntansi
pemerintah pada pemerintah pusat
• PMK 219/2013 Kebijakan
akuntansi Pemerintah Pusat
• Bultek 23 akuntansi Pendapatan
non pajak
• Bultek 24 Akuntansi Pendapatan
Perpajakan
Pemerintah Daerah
• Permendagri 13/2006
• Permendagri 64/2013 (Akrual)
PMK 219/PMK.05/2013
KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
LAMPIRAN XI_KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN
PART 1 PENDAPATAN-LO
• Saat timbul hak untuk menagih pendapatan
(surat ketetapan pajak)
Diperoleh berdasarkan UU
• Saat timbul hak untuk menagih imbal, serah
terima barang/jasa
Imbalan atas suatu layanan
• Penerimaan dari self assesment
Adanya aliran sumber daya
ekonomi
PENGUKURAN
Pendapatan-LO diukur sebesar nilai bruto dan jumlah tersebut tidak boleh dikompensasikan dengan beban-
beban yang ada
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
• Pendapatan-LO disajikan berdasarkan klasifikasi sumber pendapatan, rincian disajikan dalam CALK
• Pendapatan-LO disajikan dalam mata uang rupiah, jika dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs bank
transaksi pada tanggal trsansaksi
PENGAKUAN
PMK 219/PMK.05/2013
KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
LAMPIRAN XI_KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN
PART 2 PENDAPATAN-LRA
PENGUKURAN
Pendapatan-LRA diukur sebesar nilai nominal kas yang masuk ke kas negara dengan menggunakan asa
bruto
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
• Pendapatan-LRA disajikan Laporan Realisasi Anggaran dan laporan arus kas
• Pendapatan-LRA disajikan dalam mata uang rupiah, jika dalam mata uang asing dijabarkan dengan
kurs bank transaksi pada tanggal transaksi
PENGAKUAN
Pendapatan-LRA diakui saat terdapat penerimaan rekening kas umum negara yang menambah Saldo
Anggaran Lebih yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali
Pendapatan BLU diakui saat pendapatan tersebut disahkan atau dilaporkan oleh BUN
PMK 219/PMK.05/2013
KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
LAMPIRAN XII_KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN,BELANJA, DAN TRANSFER
PART 1_BEBAN - LO
PENGUKURAN
• Beban pegawai : nilai nominal dalam dokumen sumber
• Beban barang dan jasa : sebesar pemakain persediaan, atau nilai nominal yang tertera dalam tagihan
pihak ketiga
• Beban bunga utang : nilai bunga yang telah terjadi
• Beban subsidi : nilai nominal dalam dokumen yang disetujui pejabat perbendaharaan
• Beban hibah : nilai nominal dalam nota perjanjian hibah
• Beban lainnya : nilai nominal dalam dokumen sumber
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
• Beban disajikan dalam laporan operasional dan penjelasan sistematis diungkapkan dalam CALK
PENGAKUAN
• Terjadinya penurunan manfaat ekonomi, contoh : penyusutan
• Terjadinya konsumsi aset, contoh : gaji pegawai
• Timbulnya kewajiban, contoh tagihan listrik
PMK 219/PMK.05/2013
KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
LAMPIRAN XII_KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN,BELANJA, DAN TRANSFER
PART 1_BELANJA - LRA
PENGUKURAN
Nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen sumber pengeluaran yang sah dengan asas
bruto
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
Belanja disajikan dalam laporan realisasi anggaran, laporan arus kas (operasional atau investasi), dan
CALK
PENGAKUAN
• terdapat pengeluaran pada rekening kas umum negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dan
tidak diperoleh pembayarannya kembali
• Pengembalian belanja pada tahun berjalan diakui sebagai pengurang belanja, pengembalian atas
belanja anggaran sebelumnya diakui sebagai pendapatan lain-lain-LRA
PMK-215/PMK.05/2013
TENTANG JURNALAKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT
JURNAL
AKUNTANSI
Jurnal
Standar
Jurnal
Detil
Buku Besar Akrual
• Laporan Operasional
• Laporan Perubahan
Ekuitas
• Neraca
Buku Besar Kas
• Laporan Arus Kas
• Laporan Realisasi
Anggaran
• Laporan Perubahan
SAL
• Anggaran
• Komitmen
• Saldo Awal
• Realisasi
• Penyesuaian
• Pengembalian
• penutup
• Realisasi
• Pengembalian
• penutup
Konsep dasar : - pencatatan yang bersifat akrual hanya dilakukan satuan kerja
- pencatatan oleh kuasa BUN dilakukan atas transaksi yang
melibatkan kas
Ilustrasi Kasus
1. Buatlah jurnal untuk APBN dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA):
Pendapatan Pajak Rp 6 t
Pendapatan Bukan Pajak Rp 7 t
Pendapatan Hibah Rp 6 t
Belanja Pegawai Rp 5 t
Belanja Barang Rp 4 t
Belanja Modal Rp 4 t
Belanja Pembayaran Bunga Utang Rp 1 t
Belanja Subsidi Rp 1 t
Belanja Hibah Rp 1 t
Belanja Bantuan Sosial Rp 1 t
Belanja Lain-lain Rp 1 t
Transfer ke Daerah Rp 1 t
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Rp 4 t
Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Rp 1 t
Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri Rp 3 t
Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri Rp 2 t
Ilustrasi Kasus
2. Jelaskan perbedaan jurnal APBN dan DIPA?
3. Bagaimana perlakuan jurnal awal dan bagaimana pembagiannya?
• saldo awal seluruh jenis Aset
• saldo awal Aset yang mempunyai akun lawan Kewajiban
• saldo awal seluruh jenis Kewajiban
4. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar komitmen?
5. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar realisasi?
6. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar penyesuaian?
7. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar pengembalian?
8. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar penutup?
Klasifikasi Jurnal Buku Besar Akrual dan Kas
Jenis Buku Akrual Buku Kas Keterangan
Jurnal Standar anggaran v UU APBN / UU APBNP (APBN –Menkeu dan DIPA –
satuan kerja)
Jurnal Standar komitmen v Untuk tujuan manajemen anggaran (tidak buat
laporan keuangan) oleh satuan kerja
Jurnal Standar saldo awal v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN
Jurnal Standar realisasi v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN
Jurnal Standar penyesuaian v Oleh satuan kerja
Jurnal Standar
pengembalian
v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN
Jurnal Standar penutup v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN
Pendapatan Non-Perpajakan – Bultek 23
Pemerintah Pusat
• Pendapatan SDA
• Minyak bumi
• Gas bumi dll
• Pendapatan bagian laba BUMN
• Pendapatan PNBP Lainnya
• Pendapatan Penjualan dan sewa
• Pendapatan Jasa
Pemerintah Daerah
• Pendapatan Retribusi
• Jasa umum
• Jasa usaha
• Perizinan tertentu
• Lain-Lain PAD yang sah
• Penjualan asset daerah
• TGR, dll
• Pendapatan non-operasional
• Surplus penjualan asset non lancer
• Surplus penyelesaian kewajiban JP, dll
Akuntasi Pendapatan non perpajakan – Pendapatan
perizinan
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Pengakuan dan Pengukuran
• Pendapatan dari perizinan disajikan sebesar tarif yang dipungut
• Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi
• Kriteria Estimasi secara andal
• Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
• Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi atau jasa potensial yang terkait
akan diperoleh entitas
• Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
secara andal
• Biaya yang terjadi untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur
secara andal
Akuntasi Pendapatan non perpajakan –
Pendapatan Layanan
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
Pendapatan Eksploitasi/Pemanfaatan
Sumber Daya Alam (SDA)
Pola eksploitasi sumber daya alam terdiri dari pengambilan dan
bagi hasil dari hasil perolehan SDA. Pengakuan pendapatan ini
dibedakan ke dalam 4 (empat)kelompok yaitu:
(1) berdasarkan pemberian izin terkait dengan eksplorasi maupun
eksploitasi sumber daya alam,
(2) berdasar volume/unit pengambilan,
(3) berdasarkan harga jual, dan
(4) berdasarkan bagi hasil.
Pendapatan Eksploitasi/Pemanfaatan
Sumber Daya Alam (SDA)
• Pendapatan Nonperpajakan di Bidang Minyak dan Gas (Migas)
• Pendapatan Nonperpajakan di Bidang Pertambangan Umum
• Pendapatan Non-Perpajakan di Bidang Kehutanan
• Pendapatan Non-Perpajakan di Bidang Perikanan
• Pendapatan Non-Perpajakan di Bidang Pengusahaan Panas Bumi
Pendapatan Nonperpajakan di Bidang
Pertambangan Umum
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
Pendapatan Investasi
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa
bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend) diakui pada
saat diperoleh
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah
Pada metode biaya, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah
dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan dividen dalam bentuk
saham diakui sebagai penambah nilai investasi pemerintah. Pada metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah
Pendapatan Investasi
Pendapatan Pemanfaatan Aset Non-
Keuangan/Pemanfaatan Aset Tetap
• Pendapatan nonperpajakan yang berasal dari pemanfaatan aset
nonkeuangan diakui sesuai dengan hak yang dapat diakui oleh
entitas sesuai dengan perjanjian atau perikatan yang dibuat oleh
entitas pemerintah dengan pihak ketiga yang melakukan kerja
sama tersebut atau pada saat diterima oleh entitas.
• Bentuk pemanfaatan aset sesuai dengan Peraturan Pemerintah
saat ini terdiri dari sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan,
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna serta kerja sama
penyediaan infrastruktur
Pendapatan Perpajakan – Bultek 24
Pajak dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak
Pusat adalah pajak-pajak yang dipungut dan dicatat oleh
Pemerintah Pusat yang dalam hal ini dikelola oleh Kementerian
Keuangan atau otoritas perpajakan, sedangkan Pajak Daerah
adalah pajak-pajak yang dipungut dan dicatat oleh pemerintah
daerah baik di tingkat provinsi, kabupaten atau kota.
Pendapatan Pajak Pusat
• Pendapatan Pajak Penghasilan
• Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Barang Mewah
• Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan
• Pendapatan Cukai
• Pendapatan Bea Meterai
• Pendapatan Perpajakan Internasional
Pendapatan Pajak Daerah
Jenis pajak provinsi terdiri atas:
• Pajak Kendaraan Bermotor;
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
• Pajak Air Permukaan; dan
• Pajak Rokok.
Pendapatan Pajak Daerah
Jenis pajak kabupaten/kota
terdiri atas:
• Pajak Hotel;
• Pajak Restoran;
• Pajak Hiburan;
• Pajak Reklame;
• Pajak Penerangan Jalan;
• Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan;
• Pajak Parkir;
• Pajak Air Tanah;
• Pajak Sarang Burung Walet;
• Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan;
• Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan.
Akuntansi Pendapatan Perpajakan
Pemerintah Pusat
• Pendapatan Perpajakan-LRA adalah seluruh penerimaan uang yang
masuk ke kas negara yang berasal dari perpajakan yang diakui
sebagai penambah SAL yang menjadi hak pemerintah dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.
Akuntansi Pendapatan-LO Perpajakan
Pendapatan-LO diakui pada saat:
• Timbulnya hak atas pendapatan;
• Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya
ekonomi.
Pengakuan Pendapatan-LO Perpajakan sesuai dengan
Sistem Self Assessment, Sistem Withholding
Assessment, dan Official Assessment
Pengembalian Pendapatan Perpajakan
Contoh - Pembayaran Pajak Melalui
Bank/Pos Persepsi (secara self assessment)
• PT ABC membayar pajak PPh Pasal 25 (self assessment) sebesar
Rp1.000.000.000 26 pada tanggal 10 Januari 20X5 melalui Bank
Persepsi.
Contoh : Pengembalian Pendapatan Pajak
PT PQR mengajukan restitusi pajak atas Surat Pemberitahuan
Pajak (SPT) Tahun 20X5 dan Kantor Pelayanan Pajak telah
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebesar
Rp2.000.000.000 pada tanggal 10 Maret 20X7. Atas ketetapan
pajak tersebut telah diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) dan Surat Permintaan
Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) sebesar Rp2.000.000.000 pada
tanggal 18 Maret 20X7. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
sebesar Rp2.000.000.000 diterbitkan pada tanggal 20 19 Maret
20X7.
AKUNTANSI PENDAPATAN PERPAJAKAN
PEMERINTAH DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah–LRA, diakui pada saat:
a. Pendapatan kas telah diterima pada RKUD.
b. Pendapatan kas diterima oleh bendahara penerimaan.
c. Pendapatan kas diterima entitas lain di luar entitas pemerintah
daerah berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUD.
Akuntansi Pendapatan – LO Perpajakan
Daerah
Pendapatan-LO diakui pada saat:
a. Timbulnya hak atas pendapatan;
b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya
ekonomi.
Contoh : Penerimaan Pajak Daerah melalui Bendahara
Penerimaan atau Pembayaran 5 langsung ke Kas Daerah tanpa
Didahului Surat Ketetapan (self assessment system)
Contoh : Denda Pajak Daerah yang Diajukan
Keberatan dan Ditolak
Pada tanggal 15 Maret 20X5 bahwa keberatan pembayaran Pajak
Parkir terutang yang diajukan oleh PT SUV sebagai pengelola
parkir di Mal LAM pada Kota DA ditolak dan berdasarkan keputusan
penolakan tersebut diterbitkan STPD yang menyatakan PT SUV
harus membayar denda pajak sebesar Rp100.000.000.
Berdasarkan hal tersebut, Wajib Pajak melakukan pembayaran
pada tanggal 20 Maret 20X5. Pembayaran tersebut dapat melalui
Bendahara Penerimaan (Bendahara Penerimaan menyetor ke Kas
Daerah pada hari yang 7 sama) atau langsung melakukan
pembayaran ke Kas Daerah.
Keputusan Keberatan yang Menerima
Keberatan Wajib Pajak
• Berdasarkan Keputusan Walikota XW, keberatan besaran SPPT PBB
Perdesaan dan Perkotaan terutang yang diajukan oleh Wajib Pajak
Bapak AM diterima atas SPPT PBB Tahun 20X5. Atas hal tersebut,
Badan Pendapatan Daerah Kota XW menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) pada tanggal 15 September
20X5 yang menyatakan Bapak AM berhak menerima pengembalian
kelebihan pembayaran PBB Perdesaan dan Perkotaan sebesar
Rp900.000. Berdasarkan SKPDLB tersebut dilakukan pembayaran
kepada Bapak AM melalui Rekening Kas Daerah pada tanggal 20
September 20X5.
AKUNTANSI BELANJA
PADA PEMERINTAH DAERAH
DEFINISI
• Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
• Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006
sebagai berikut: “Belanja adalah kewajiban pemerintah
daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”
KLASIFIKASI BELANJA
NOMO
R
PP NOMOR 71 TAHUN 2010 Permendagri No. 13 tahun 2006
1 Belanja Operasi
• Belanja pegawai
• Belanja barang
• Bunga
• Subsidi
• Hibah
• Bantuan sosial
Belanja Tidak Langsung
• Belanja pegawai
• Belanja bunga
• Belanja subsidi
• Belanja hibah
• Belanja bantuan sosial
• Belanja bagi hasil kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
• Belanja bantuan keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
• Belanja tidak terduga
2 Belanja modal
• Belanja tanah
• Belanja peralatan dan mesin
• Belanja gedung dan bangunan
• Belanja jalan, irigasi, dan jaringan
• Belanja aset tetap lainnya
• Belanja aset lainnya
Belanja Langsung
• Belanja pegawai
• Belanja barang dan jasa
• Belanja modal
KEWENANGAN SKPD DALAM TRANSAKSI
BELANJA
a. Belanja tidak langsung, yaitu : belanja pegawai.
b. Belanja langsung, yaitu : belanja pegawai, belanja barang
dan jasa, belanja modal.
DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN
OLEH SKPD
• SP2D
• nota debit bank
• bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
• bukti tanda terima barang/jasa
Belanja operasi
(belanja tidak
langsung)
• SP2D
• nota debit bank
• bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
• berita acara serah terima barang/jasa
Belanja modal
(belanja
langsung)
DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN
OLEH SKPD
•Bukti potongan
•Bukti pengeluaran lainnya
•SPM
•SPD
•Bukti tanda terima barang/jasa
Penerimaan
PFK - SP2D
•SP2D
•Bukti potongan
•Bukti pengeluaran lainnya
•SPM
•SPD
•Berita acara serah terima
Pelunasan
PFK
STANDAR JURNAL TRANSAKSI BELANJA
DI SKPD
1. Penerimaan SP2D UP/GU/TU oleh bendahara pengeluaran di SKPD
Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank …. Xx
Cr. RK-PPKD ………………..……….…. Xx
2. Belanja operasi (belanja tidak langsung), dengan SP2D UP/GU/TU
Dr. Belanja ……………........................ Xx
Cr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ..... Xx
3. Belanja operasi (belanja tidak langsung) dengan SP2D LS
Dr. Belanja ……………........................ Xx
Cr. RK-PPKD ....................................... Xx
4. Dalam hal terjadi pengembalian kas dari SP2D UP/TU dari SKPD ke BUD, maka jurnal
yang dibuat adalah sebagai berikut :
Pengembalian kas SP2D UP/TU di SKPD
Dr. RK-PPKD ........................................ Xx
Cr. Kas di Bend Pengeluaran ................ Xx
5. Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK SKPD juga mengakui penambahan
aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal :
Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D UP/ GU/TU
Dr. Belanja modal ………................ Xx
Cr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ..... xx
6. Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D LS
Dr. Belanja modal …………...………. Xx
Cr. RK-PPKD ...................................... Xx
7. Pengakuan aset tetap dari belanja modal SKPD
Dr. Aset tetap ………........................ Xx
Cr. Ekuitas Dana Investasi – Aset tetap....................................................... Xx
8. Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah jumlah netto
(setelah dikurangi potongan), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam
jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya sudah
dilakukan oleh BUD dalam sub sistem Akuntansi PPKD. Standar jurnal nya adalah sebagai berikut :
Belanja Gaji di SKPD
Dr. Belanja Gaji dan Tunjangan ..................... Xx
Dr. Tunjangan Keluarga ................................. xx
Dr. Tunjangan Fungsional Umum .................. Xx
Cr. RK-PPKD ................................................. Xx
9. Dalam kasus UP Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima
oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-SKPD tetap
mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-SKPD kemudian mencatat potongan tersebut
sebagai Hutang, dengan jurnal sebagai berikut :
Penerimaan Potongan Pajak di SKPD
Dr. Kas di Bend Pengeluaran ............................ Xx
Cr. Hutang Pajak ............................................. Xx
10. Pelunasan Pajak
Dr. Hutang Pajak ............................................... Xx
Cr. Kas di Bend Pengeluaran ........................... Xx
11. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja di catat
sebagai pengurang belanja. PPK-SKPD mencatat transaksi pengembalian belanja tersebut dengan
jurnal sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan Belanja
Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ............ Xx
Cr. Belanja ....................................................... Xx
12. Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya, maka SKPD
mencatat jurnal sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan Belanja, diterima pada periode berikutnya
Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ........... Xx
Cr. Pendapatan lain-lain ................................. xx
AKUNTANSI TRANSAKSI
BELANJA PPKD
a. Transaksi belanja di PPKD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-
PPKD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran
atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga.
b. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja,
dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi
belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain (PP No 71 th 2010).
c. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat dengan
2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang lainnya untuk mencatat aset
yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut.
e. Transaksi belanja di PPKD dilakukan dengan dua ( 2 ) cara yaitu :
1. pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU
2. pembayarannya dengan SP2D LS
f. Transaksi penerimaan fihak ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa
penerimaan kas dari pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus diakui sebagai utang.
DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN
OLEH PPKD
• SP2D
• nota debit bank
• bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
• bukti tanda terima barang/jasa
Belanja operasi
(belanja tidak
langsung)
• SP2D
• nota debit bank
• bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
• berita acara serah terima barang/jasa
Belanja modal
(belanja langsung)
• SP2D
• nota debit bank
• bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
• keputusan kepala daerah
Belanja tidak
terduga
DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN
OLEH PPKD
• nota debit bank
• bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
Belanja
transfer - SP2D
• Bukti potongan
• Bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
• Bukti tanda terima barang/jasa
Penerimaan
PFK - SP2D
• SP2D
• Bukti potongan
• Bukti pengeluaran lainnya
• SPM
• SPD
• Berita acara serah terima
Pelunasan PFK
STANDAR JURNAL TRANSAKSI BELANJA
DI PPKD
1. Belanja operasi (belanja tidak langsung), dengan SP2D UP/GU/TU
Dr. Belanja …………….. ………. Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank ….…….…. Xx
2. Belanja operasi (belanja tidak langsung), dengan SP2D LS
Dr. Belanja …………….............. Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank ................ Xx
3. Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D UP/GU/TU
Dr. Belanja modal ………………. Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank ….……… xx
4. Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D LS
Dr. Belanja modal …….............. Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank …………. Xx
5. Pengakuan aset atas belanja modal PPKD
Dr. Aset tetap ……….................. Xx
Cr. Ekuitas Dana Investasi – Aset tetap ........................... Xx
( jurnal corollary dari belanja modal )
6. Belanja tidak terduga dengan SP2D UP/GU/TU
Dr. Belanja …………….……….. Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank ……….…. Xx
7. Belanja tidak terduga dengan SP2D LS
Dr. Belanja ……………............. Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank ............... Xx
8. Belanja transfer dengan SP2D UP/GU/TU
Dr. Belanja ……………………… xx
Cr. Kas di Kasda/ Bank ………… xx
9. Belanja transfer dengan SP2D LS
Dr. Belanja ……………................ Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank ................ Xx
10. Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, PPK-PPKD mencatat potongan pajak/Taperum/IWP untuk seluruh
Satker yang pemotongannya dilakukan oleh PPKD. Standar jurnal nya adalah sebagai berikut :
Potongan Pajak/Taperum/IWP Satker yang dicatat oleh PPK-PPKD
Dr. Kas di Kasda/Bank ..... ......................... Xx
Cr. Hutang Pajak PFK .................................. Xx
Cr. Hutang Taperum PFK ............................. Xx
Cr. Hutang IWP PFK .................................... xx
11. Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang
diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun
PPK-PPKD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-PPKD kemudian mencatat
potongan tersebut sebagai Hutang, dengan jurnal sebagai berikut :
Penerimaan Potongan Pajak di PPKD
Dr. Kas di Kasda/Bank .................................. xx
Cr. Hutang Pajak ............................................. Xx
12. Pelunasan Pajak
Dr. Hutang Pajak ............................................... Xx
Cr. Kas di Kasda/Bank ......... ........................... Xx
13. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja di
catat sebagai pengurang belanja. PPK-PPKD mencatat transaksi pengembalian belanja tersebut
dengan jurnal sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan belanja
Dr. Kas di Kasda/Bank ...................... ............ Xx
Cr. Belanja ....................................................... Xx
14. Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya, maka
SKPD mencatat jurnal sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan Belanja, diterima pada periode berikutnya
Dr. Kas di Kasda/Bank .................................. Xx
Cr. Pendapatan lain-lain ................................. xx
100
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

More Related Content

Similar to ASP-Pertemuan-10-LRA-18112019.pptx

Akuntansi pendapatan belanja_dan_pembiay
Akuntansi pendapatan belanja_dan_pembiayAkuntansi pendapatan belanja_dan_pembiay
Akuntansi pendapatan belanja_dan_pembiayagil yudawan
 
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanjaAli Mashduqi
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Miftah Fadlilah
 
Pertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptx
Pertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptxPertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptx
Pertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptxhamdanikemendagri
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahEnvaPya
 
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrualStandar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrualNadia Amelia
 
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-bebanBab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-bebanWawan Kurniadi
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganAdi Jauhari
 
Perbandingan cash dan accrual basis
Perbandingan cash dan accrual basisPerbandingan cash dan accrual basis
Perbandingan cash dan accrual basisharionolj
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahharthy_sweet
 
Bagan Akun Standar_Modul.pdf
Bagan Akun Standar_Modul.pdfBagan Akun Standar_Modul.pdf
Bagan Akun Standar_Modul.pdfDesrina5
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDFox Broadcasting
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kasAdi Jauhari
 
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan KerjaAkuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan KerjaAmelia Febiani
 
materi 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptxmateri 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptxDianIndahLestari4
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxWahyuWulansari9
 
Akuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranAkuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranFrandy11
 

Similar to ASP-Pertemuan-10-LRA-18112019.pptx (20)

Persamaan akuntansi
Persamaan akuntansiPersamaan akuntansi
Persamaan akuntansi
 
Akuntansi pendapatan belanja_dan_pembiay
Akuntansi pendapatan belanja_dan_pembiayAkuntansi pendapatan belanja_dan_pembiay
Akuntansi pendapatan belanja_dan_pembiay
 
Akuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahanAkuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahan
 
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
 
Pertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptx
Pertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptxPertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptx
Pertemuan 1 - Akuntansi Pendapatan..pptx
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
 
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrualStandar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
 
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-bebanBab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
 
Perbandingan cash dan accrual basis
Perbandingan cash dan accrual basisPerbandingan cash dan accrual basis
Perbandingan cash dan accrual basis
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
 
Bagan Akun Standar_Modul.pdf
Bagan Akun Standar_Modul.pdfBagan Akun Standar_Modul.pdf
Bagan Akun Standar_Modul.pdf
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kas
 
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan KerjaAkuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
 
materi 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptxmateri 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptx
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
 
Akuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranAkuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaran
 

Recently uploaded

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (9)

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

ASP-Pertemuan-10-LRA-18112019.pptx

  • 2. RUANG LINGKUP, MANFAAT, DEFINISI  PSAP No. 02 diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas;  LRA menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing- masing diperbandingkan dengan anggarannya.  Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. 2
  • 3. BASIS AKUNTANSI  Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah  Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah  Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah  Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah PENCATATAN LRA MENGGUNAKAN “BASIS KAS”
  • 4. ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN ISI LRA DEFINISI Pendapatan-LRA Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Belanja Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Transfer Penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil Surplus/defisit-LRA Selisih lebih/kurang antara pendapatan – LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit LRA 4
  • 5. ISI LRA DEFINISI Penerimaan Pembiayaan Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan Pengeluaran Pembiayaan Semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada fihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan Pembiayaan Neto Selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran Sisa Lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SIKPA) Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN 5
  • 6. INFORMASI YANG DISAJIKAN  Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan LRA. Rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan;  Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam LRA. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 6 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 6
  • 7. AKUNTANSI ANGGARAN  Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.  Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan.  Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment).  Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan  Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan 7 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 7
  • 8. AKUNTANSI PENDAPATAN LRA  Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada RKUN/D  Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan  Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misal DAU dan DBH  Akuntansi pendapatan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)  Jika besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan;  BLU  pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8
  • 9. AKUNTANSI PENDAPATAN LRA  Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA  Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non- recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai pengurang Pendapatan-LRA pada periode yang sama;  Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non- recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. 9 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 9
  • 10. AKUNTANSI BELANJA  Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas umum Negara/Daerah  Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanjanya terjadi pada saat pertanggungjawab an atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.  Belanja BLU diakui dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur BLU  Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi 10 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 10
  • 11. AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT LRA  Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA  Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan  Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan 11 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 11
  • 12. AKUNTANSI PEMBIAYAAN  Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.  Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah  Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran) 12 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 12
  • 13. AKUNTANSI PEMBIAYAAN  Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah;  Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan;  Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah daerah merupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai Pendapatan- LRA dalam pos pendapatan asli daerah lainnya. 13 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 13
  • 14. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING  Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah  Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sental pada tanggal transaksi  Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut 14 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 14
  • 15. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING  Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya, maka:  Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi;  Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi 15 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 15
  • 16. LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang sebaiknya tidak disatukan dengan siklus akuntansi.  Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah transaksi anggaran dan harus sesuai dengan pos anggarannya  LRA hanya berfokus pada transaksi dengan basis kas, sehingga untuk penerimaan dan pengeluaran yang tidak terkait dengan kas tidak dicatat dalam LRA. Jika ditambahkan boleh dimasukkan dalam informasi tambahan LRA. 16 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 16
  • 17. TRANSAKSI BELANJA ASET TETAP & PERSEDIAAN Pemda pada 5 Desember membayar 500.000.000 untuk membeli peralatan melalui pengeluaran LS Tanggal Finansial Anggaran 5 Des Aset tetap – peralatan 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000 R/K PPKD 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000 Pemda pada 15 Desember membayar 40.000.000 untuk membeli persediaan dengan pengeluaran LS Tanggal Finansial Anggaran 15 Des Persediaan 40.000.000 Belanja Barang 40.000.000 R/K PPKD 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000 17
  • 18. TRANSAKSI PENERIMAAN Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata sebesar 10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari restoran Lazata membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari yang sama bendahara penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada 25 Februari Hotel Melati membayar pajak hotel ke kas umum daerah. Tangg al Finansial Anggaran 7 jan Piutang Pendapatan Pendapatan Pajak – LO 310.000.000 310.000.000 Tidak dicatat 16 Feb Kas di Bendahara Penerimaan Piutang Pendapatan 10.000.000 10.000.000 Perubahan SAL Pendapatan Pajak – LRA 10.000.000 10.000.000 16 Feb R/K PPKD Kas Dibendahara Penerimaan 10.000.000 10.000.000 Tidak dicatat 25 Feb R/K PPKD Piutang Pendapatan 300.000.000 300.000.000 Perubahan SAL Pendapatan Pajak – LRA 300.000.000 300.000.000
  • 19. TRANSAKSI BELANJA Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai dengan LS sebesar 80.000.000 Tgl Finansial Anggaran 30 Jan Beban Gaji R/K PPKD 80.000.000 80.000.000 Belanja Gaji Perubahan SAL 80.000.000 80.000.000 Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan kas sebesar 10.000.000 Tgl Finansial Anggaran 30 Jan Beban pemeliharaan Kas Bendahara pengeluaran 10.000.000 10.000.000 Belanja barang dan jasa Perubahan SAL 10.000.000 10.000.000 19
  • 21. LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang sebaiknya tidak disatukan dengan siklus akuntansi.  Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah transaksi anggaran dan harus sesuai dengan pos anggarannya  LRA hanya berfokus pada transaksi dengan basis kas, sehingga untuk penerimaan dan pengeluaran yang tidak terkait dengan kas tidak dicatat dalam LRA. Jika ditambahkan boleh dimasukkan dalam informasi tambahan LRA. 21 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010
  • 22. TRANSAKSI ANGGARAN  Transaksi belanja Belanja xxxx Perubahan SAL xxxx  Transaksi pendapatan Perubahan SAL xxxx Pendapatan xxxx  Jurnal penutup Pendapatan xxxx Belanja xxxx Perubahan SAL xxxx SAL xxxx Akun Perantara
  • 23. TRANSAKSI BELANJA ASET TETAP & PERSEDIAAN Pemda pada 5 Desember membayar 500.000.000 untuk membeli peralatan melalui pengeluaran LS Tanggal Finansial Anggaran 5 Des Aset tetap – peralatan 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000 R/K PPKD 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000 Pemda pada 15 Desember membayar 40.000.000 untuk membeli persediaan dengan pengeluaran LS Tanggal Finansial Anggaran 15 Des Persediaan 40.000.000 Belanja Barang 40.000.000 R/K PPKD 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
  • 24. TRANSAKSI PENERIMAAN Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata sebesar 10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari restoran Lazata membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari yang sama bendahara penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada 25 Februari Hotel Melati membayar pajak hotel ke kas umum daerah. Tangg al Finansial Anggaran 7 jan Piutang Pendapatan Pendapatan Pajak – LO 310.000.000 310.000.000 Tidak dicatat 16 Feb Kas di Bendahara Penerimaan Piutang Pendapatan 10.000.000 10.000.000 Perubahan SAL Pendapatan Pajak – LRA 10.000.000 10.000.000 16 Feb R/K PPKD Kas Dibendahara Pe nerimaan 10.000.000 10.000.000 Tidak dicatat 25 Feb R/K PPKD Piutang Pendapatan 300.000.000 300.000.000 Perubahan SAL Pendapatan Pajak – LRA 300.000.000 300.000.000
  • 25. TRANSAKSI BELANJA Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai dengan LS sebesar 80.000.000 Tangg al Finansial Anggaran 30 Jan Beban Gaji R/K PPKD 80.000.000 80.000.000 Belanja Gaji Perubahan SAL 80.000.000 80.000.000 Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan kas sebesar 10.000.000 Tangg al Finansial Anggaran 30 Jan Beban pemeliharaan Kas Bendahara pengeluaran 10.000.000 10.000.000 Belanja Gaji Perubahan SAL 10.000.000 10.000.000
  • 26. TRANSAKSI PERSEDIAAN Saldo persediaan 31 Des 20X1 sebesar 30.000.000. Entitas pada 1 Feb 20X2 melakukan belanja persediaan sebesar 200.000.000. Pada 31 Des 20X2 saldo persediaan 50.000.000 26 Tanggal Finansial Anggaran 1 Feb Persediaan 200.000.000 Belanja Barang 200.000.000 Kas 200.000.000 Perubahan SAL 200.000.000 31 Des Beban Persediaan 180.000.000 Tidak ada jurnal Persediaan 180.000.000
  • 27. JURNAL INVESTASI JANGKA PENDEK Pada 30 Maret 20X2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan dananya sebesar 200.000.000 pada deposito berjangka 6 bulan dapat diperpanjang (ARO) di Bank Amarta, bunga 5%. Pada 30 September 20X2 diterima bunga deposito 5.000.000. Deposito ini sampai akhir tahun belum dicairkan. Tanggal Finansial Anggaran 30 Mar Invesasi jangka pendek 200.000.000 Tidak ada jurnal 20X2 Kas 200.000.000 30 Sep Kas 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000 20X2 Pendapatan bunga – LO 5.000.000 Pendapatan bunga – LRA 5.000.000 31 Des Piutang Bunga 2.500.000 20X2 Pendapatan bunga – LO 2.500.000 30 Mar Ksd 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000 20X3 Pendapatan bunga – LO 2.500.000 Pendapatan bunga – LRA 5.000.000 Piutang bunga 2.500.000
  • 28. JURNAL INVESTASI JANGKA PANJANG- Alternatif Pada 1 Jan 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi sebuah perusahaan swasta (PT. Lawu) menjadi BUMD dengan nilai investasi 8.000.000.000 dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%. Selama tahun 20X2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar 800.000.000, hak Pemda 480.000.000 dan membagikan dividen pada 25 Des sebesar 500.000.000 juta, yagn menjadi hak Pemda 300.000.000 Tanggal Finansial Anggaran 1 Jan Invesasi jangka panjang 8.000.000.000 Pengeluaran Pembiayaan 8.000.000.00 0 Kas 8.000.000.000 Perubahan SAL 8.000.000.00 0 31 Des Investasi jangka panjang 480.000.000 Tidak ada jurnal Pendapatan investasi – LO 480.000.000 15 Maret Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000 Investasi jangka panjang 300.000.000 Pendapatan dividen - LRA 300.000.000 Saldo akhir investasi mencerminkan 8.000 + 480 – 300 = 8.180 terjadi kenaikan investasi 180 karena laba 480 yang menjadi hak Pemda baru 300 yang dibagikan dalam bentuk dividen
  • 29. JURNAL INVESTASI JANGKA PANJANG- pelepasan Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar 5.000.000.000. Pemda menjual 20%nya dengan harga 1.750.000.000. (asumsi telah dilakukan pencatatan atas pengakuan laba sampai dengan semester tersebut. Tanggal Finansial Anggaran 1 Juli Kas 1.750.000.000 Perubahan SAL 1.750.000.000 Investasi jangka panjang 1.000.000.000 Penerimaan pembiayaan dari penjualan investasi 1.750.000.000 Surplus penjualan investasi 750.000.000
  • 30. JURNAL PEROLEHAN ASET Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dengan harga 850juta ditambah biaya untuk pengurusan surat-surat kepemilikan sebesar 50juta, LS. Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dan bangunan dengan harga 1.000juta. Nilai tanah dan bangunan jika dijual terpisah nilai tanah 480juta dan bangunan 720 juta, LS. Tanggal Finansial Anggaran 1 Juli Tanah 850.000.000 Belanja modal 850.000.000 R/K PPKD 850.000.000 Perubahan SAL 850.000.000 1 Juli Tanah 400.000.000 Belanja modal 1.000.000.000 Bangunan 600.000.000 Perubahan SAL 1.050.000.000 Pendapatan bunga – LO 10.000.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 30 Nilai tanah 480 / (480+720) x 1.000 = 400juta Nilai bangunan 720 / (480+720) x 1.000 = 600 juta
  • 31. JURNAL DEPRESIASI ASET Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC mengakui dan menghitung depresiasi. Bangunan nilai perolehan 6.000 juta disusutkan 20 tahun. Kendaraan 800 juta disusutkan 8 tahun, peralatan A 400juta disusutkan 8 tahun dan peralatan B 200 juta disusutkan 4 tahun. Penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus Tanggal Finansial Anggaran 1 Juli Beban depresiasi 140.000.000 Tidak ada jurnal Akumulasi Depresiasi 140.000.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 31 Bangunan 6.000 / 20 x 6/12 = 30juta Kendaraan 800 / 8 x 6/12 = 50 Peralatan A 480 / 8 x 6/12 = 30 Peralatan B 240 / 4 x 6/12 = 30 TOTAL 140juta
  • 32. JURNAL PENJUALAN ASET Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual kendaraan dengan harga 40 juta. Kendaraan tersebut dibeli 10 tahun yang lalu dengan harga 200juta, telah disusutkan semua sehingga nilai buku 0. Tanggal Finansial Anggaran 30 Des Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000 Akumulasi Depresiasi 200.000.000 Pendapatan lain-lain 40.000.000 Kendaraan 200.000.000 Surplus penjualan kendaraan 40.000.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 32 Kendaraan nilai buku 0, 40 juta adalah surplus penjualan kendaraan.
  • 33. JURNAL PENJUALAN ASET Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual peralatan dengan harga 30 juta. Peralatan harga perolehan 80juta, telah didepresiasikan 4 tahun (dari 8 tahun masa mafaat), nilai buku tersisa 40 juta. Tanggal Finansial Anggaran 30 Des Kas 30.000.000 Perubahan SAL 10.000.000 Akumulasi Depresiasi 40.000.000 Pendapatan lain-lain 10.000.000 Defisit penjualan peralatan 10.000.000 Peralatan 80.000.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 33 Peralatan nilai buku 20 juta. Defisit penjualan peralatan 30 – 40 = (10)
  • 34. JURNAL PENGHAPUSAN ASET Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan penghapusan peralatan yang hilang karena banjir besar yang terjadi pada tahun tersebut. Nilai aset yang dihapuskan sebesar 400juta dengan akumulasi depreasiasi 300juta. Penghapusan aset dilakukan dengan mengikuti prosedur penghapusan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Tanggal Finansial Anggaran 30 Des Akumulasi Depresiasi 300.000.000 Tidak ada jurnal Defisit penghapusan peralatan 100.0000.000 Peralatan 400.000.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 34
  • 35. JURNAL PENERIMAAN HIBAH ASET Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menerima kendaraan senilai 200juta hibah dari sebuah perusahaan. Kendaraan tersebut didepresiasikan selama 8 tahun. Tanggal Finansial Anggaran 30 Juni Kendaraan 200.000.000 Tidak ada jurnal Pendapatan hibah LO 200.000.000 31 Des Beban Depresiasi 12.500.000 Tidak ada jurnal Akumulasi Depresiasi 12.500.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 35
  • 36. JURNAL PENYELESAIAN KDP Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menyelesaikan KDP berbentuk gedung yang telah dibangun mulai tahun 20X0. Saldo KDP pada 1 Januari 20X2 sebesar 800juta. Penyelesaian KDP di tahun 20X2 sebesar 200juta. Gedung didepresiasikan 20 tahun. Tanggal Finansial Anggaran 30 Juni KDP 200.000.000 Belanja Modal 200.000.000 Kas 200.000.000 Perubahan SAL 200.000.000 30 Juni Bangunan 1.000.000.000 Tidak ada jurnal KDP 1.000.000.000 31 Des Beban Depresiasi 25.000.000 Tidak ada jurnal Akumulasi Depresiasi 25.000.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 36
  • 37. JURNAL REVALUASI ASET Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan revaluasi bangunan karena berdasarkan hasil pemeriksaan, bangunan tersebut nilainya tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Nilai bangunan tersebut saat ini 400juta dan akumulasi depresiasi 400juta. Hasil penilaian menyatan nilai bangunan tersebut 200juta. Bangunan hasil revaluasi diyakini masih memiliki masa manfaat 10 tahun ke depan Tangg al Finansial Anggaran 30 Des Akumulasi depresiasi 200.000.000 Tidak ada jurnal Ekuitas 200.000.000 METODE Eliminasi 30 Des Akumulasi depresiasi 400.000.000 Tidak ada jurnal Bangunan 400.000.000 Bangunan 200.000.000 Ekuitas 200.000.000 Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 37
  • 38. PENGHENTIAN KDP No. Pembangunan Aset Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) Pemanfaatan Aset Penyajian 1. Selesai Sudah diperoleh Sudah dimanfaatkan Aset Tetap 2. Selesai Sudah diperoleh Belum dimanfaatkan Aset Tetap 3. Selesai Belum diperoleh Sudah dimanfaatkan KDP 4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah dimanfaatkan KDP 5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang KDP dapat dihapuskan 6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
  • 39. JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1 pengeluaran untuk pembangunan sebesar 500juta. Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan mulai digunakan. Depresiasi 20 tahun. Tanggal Finansial Anggaran 30/12/20X0 KDP 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000 Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000 30/12/20X1 KDP 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000 Kas 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000 30/6/20X2 KDP 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000 Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000 30/6/20X2 Aset Tetap 1.400.000.000 Tidak ada jurnal KDP 1.400.000.000 31/12/20X2 Beban dep. 75.000.000 Tidak ada jurnal Ak. Dep 75.000.000 ILUSTRASI JURNAL KDP
  • 40. ILUSTRASI • Kota Bengawan mengadakan suatu kontrak konstruksi bangunan dengan PT AK pada tahun 20X2 dengan nilai kontrak Rp1.000.000.000 dan diperkirakan akan diselesaikan pembangunannya pada 31 Nopember 20X2 dengan 2 termijn pembayaran. Tanggal 30 Nopember 20X2 pembangunan termin pertama telah selesai dan telah diserahterimakan senilai Rp 300.000.000, tetapi dikarenakan sesuatu hal, Pemerintah Kota Bengawan belum membayar tagihan PT AK. Pada 31 Desember 20X2 dicapai kesepakatan antara Pemerintah Kota Bengawan dengan PT AK, pembayaran termin pertama dilakukan pada 1 Maret 20X2 dan termin kedua akan dibayar 1 Maret 20X3. Misal tgl 1 Maret 20X3 dan 20X4 pembayaran dilakukan tepat waktu dan penyelesaian termin kedua terjadi 30 Desember 20X3. Bangunan disusutkan 20 tahun. 40
  • 41. ILUSTRASI 41 Tanggal Finansial Anggaran 30 Nop 20X2 KDP 300.000.000 Tidak ada jurnal Utang 300.000.000 1 Mar 20X3 Utang 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000 Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000 30 Des 20X3 KDP 700.000.000 Tidak ada jurnal Utang 700.000.000 30 Des 20X3 Bangunan 1.000.000.000 Tidak ada jurnal KDP 1.000.000.000 1 Mar 20X4 Utang 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000 Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000 31 Des 20X4 Beban Depresiasi 50.000.000 Tidak ada jurnal Akumulasi 50.000.000
  • 42. ILUSTRASI UTANG Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar kegiatan tersebut. Kas baru dibayarkan pada 13 Januari 20X3 42 Tanggal Finansial Anggaran 30 Des Beban pemeliharaan 200.000.000 Tidak ada jurnal Utang 200.000.000 13 Jan Utang 10.000.000 Belanja pemeliharaan 10.000.000 Kas 10.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
  • 43. ILUSTRASI UTANG Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri 5.000.000.000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran. 43 Tanggal Finansial Anggaran 1 April 20X2 Kas 5.000.000.000 Perubahan SAL 5.000.000.000 Utang 5.000.000.000 Penerimaan pembiayaan - utang jangka panjang 5.000.000.000 31 Des 20X3 Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal Utang bunga 150.000.000 1 Des 20X3 Utang bunga 150.000.000 Belanja bunga 200.000.000 Beban bunga 50.000.000 Perubahan SAL 200.000.000 Kas 200.000.000
  • 44. ILUSTRASI UTANG Pada 30 September 20X2 Kota Bengawan menerima kas sebesar 40.000.000 akibat kelebihan pembayaran gaji untuk tahun anggaran 20X1. Pada 30 Septermber 20X2 Kota Bengawan harus membayar kas sebesar 10.000.000 untuk membayar kekurangan pembayaran biaya pemeliharaan tahun 20X1 kepada salah seorang rekanan. 44 Tangga l Finansial Anggaran 30 Sep Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000 Pendapatan lain-lain - LO 40.000.000 Pendapatan lain - LRA 40.000.000 30 Sep Ekuitas 10.000.000 Koreksi SAL 10.000.000 Kas 10.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
  • 45. ILUSTRASI UTANG Pada 30 September 20X2 Kota Bengawan menerima kas sebesar 100.000.000 akibat kelebihan pembayaran belanja modal (gedung) untuk tahun anggaran 20X1. Pada 30 Septermber 20X2 Kota Bengawan harus membayar kas sebesar 20.000.000 untuk membayar kekurangan pembayaran belanja modal tahun 20X1 kepada salah seorang rekanan. 45 Tangga l Finansial Anggaran 30 Sep Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000 Gedung 40.000.000 Pendapatan lain - LRA 40.000.000 30 Sep Peralatan 20.000.000 Koreksi SAL 20.000.000 Kas 20.000.000 Perubahan SAL 20.000.000
  • 46. Accounting for Revenue and Expenditure
  • 47. Dasar hukum Pemerintah Pusat • PMK 215/2013 Jurnal akuntansi pemerintah pada pemerintah pusat • PMK 219/2013 Kebijakan akuntansi Pemerintah Pusat • Bultek 23 akuntansi Pendapatan non pajak • Bultek 24 Akuntansi Pendapatan Perpajakan Pemerintah Daerah • Permendagri 13/2006 • Permendagri 64/2013 (Akrual)
  • 48. PMK 219/PMK.05/2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN XI_KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN PART 1 PENDAPATAN-LO • Saat timbul hak untuk menagih pendapatan (surat ketetapan pajak) Diperoleh berdasarkan UU • Saat timbul hak untuk menagih imbal, serah terima barang/jasa Imbalan atas suatu layanan • Penerimaan dari self assesment Adanya aliran sumber daya ekonomi PENGUKURAN Pendapatan-LO diukur sebesar nilai bruto dan jumlah tersebut tidak boleh dikompensasikan dengan beban- beban yang ada PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN • Pendapatan-LO disajikan berdasarkan klasifikasi sumber pendapatan, rincian disajikan dalam CALK • Pendapatan-LO disajikan dalam mata uang rupiah, jika dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs bank transaksi pada tanggal trsansaksi PENGAKUAN
  • 49. PMK 219/PMK.05/2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN XI_KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN PART 2 PENDAPATAN-LRA PENGUKURAN Pendapatan-LRA diukur sebesar nilai nominal kas yang masuk ke kas negara dengan menggunakan asa bruto PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN • Pendapatan-LRA disajikan Laporan Realisasi Anggaran dan laporan arus kas • Pendapatan-LRA disajikan dalam mata uang rupiah, jika dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs bank transaksi pada tanggal transaksi PENGAKUAN Pendapatan-LRA diakui saat terdapat penerimaan rekening kas umum negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali Pendapatan BLU diakui saat pendapatan tersebut disahkan atau dilaporkan oleh BUN
  • 50. PMK 219/PMK.05/2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN XII_KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN,BELANJA, DAN TRANSFER PART 1_BEBAN - LO PENGUKURAN • Beban pegawai : nilai nominal dalam dokumen sumber • Beban barang dan jasa : sebesar pemakain persediaan, atau nilai nominal yang tertera dalam tagihan pihak ketiga • Beban bunga utang : nilai bunga yang telah terjadi • Beban subsidi : nilai nominal dalam dokumen yang disetujui pejabat perbendaharaan • Beban hibah : nilai nominal dalam nota perjanjian hibah • Beban lainnya : nilai nominal dalam dokumen sumber PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN • Beban disajikan dalam laporan operasional dan penjelasan sistematis diungkapkan dalam CALK PENGAKUAN • Terjadinya penurunan manfaat ekonomi, contoh : penyusutan • Terjadinya konsumsi aset, contoh : gaji pegawai • Timbulnya kewajiban, contoh tagihan listrik
  • 51. PMK 219/PMK.05/2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN XII_KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN,BELANJA, DAN TRANSFER PART 1_BELANJA - LRA PENGUKURAN Nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen sumber pengeluaran yang sah dengan asas bruto PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN Belanja disajikan dalam laporan realisasi anggaran, laporan arus kas (operasional atau investasi), dan CALK PENGAKUAN • terdapat pengeluaran pada rekening kas umum negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dan tidak diperoleh pembayarannya kembali • Pengembalian belanja pada tahun berjalan diakui sebagai pengurang belanja, pengembalian atas belanja anggaran sebelumnya diakui sebagai pendapatan lain-lain-LRA
  • 52. PMK-215/PMK.05/2013 TENTANG JURNALAKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT JURNAL AKUNTANSI Jurnal Standar Jurnal Detil Buku Besar Akrual • Laporan Operasional • Laporan Perubahan Ekuitas • Neraca Buku Besar Kas • Laporan Arus Kas • Laporan Realisasi Anggaran • Laporan Perubahan SAL • Anggaran • Komitmen • Saldo Awal • Realisasi • Penyesuaian • Pengembalian • penutup • Realisasi • Pengembalian • penutup Konsep dasar : - pencatatan yang bersifat akrual hanya dilakukan satuan kerja - pencatatan oleh kuasa BUN dilakukan atas transaksi yang melibatkan kas
  • 53. Ilustrasi Kasus 1. Buatlah jurnal untuk APBN dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA): Pendapatan Pajak Rp 6 t Pendapatan Bukan Pajak Rp 7 t Pendapatan Hibah Rp 6 t Belanja Pegawai Rp 5 t Belanja Barang Rp 4 t Belanja Modal Rp 4 t Belanja Pembayaran Bunga Utang Rp 1 t Belanja Subsidi Rp 1 t Belanja Hibah Rp 1 t Belanja Bantuan Sosial Rp 1 t Belanja Lain-lain Rp 1 t Transfer ke Daerah Rp 1 t Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Rp 4 t Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Rp 1 t Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri Rp 3 t Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri Rp 2 t
  • 54. Ilustrasi Kasus 2. Jelaskan perbedaan jurnal APBN dan DIPA? 3. Bagaimana perlakuan jurnal awal dan bagaimana pembagiannya? • saldo awal seluruh jenis Aset • saldo awal Aset yang mempunyai akun lawan Kewajiban • saldo awal seluruh jenis Kewajiban 4. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar komitmen? 5. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar realisasi? 6. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar penyesuaian? 7. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar pengembalian? 8. Jelaskan yang dimaksud jurnal standar penutup?
  • 55. Klasifikasi Jurnal Buku Besar Akrual dan Kas Jenis Buku Akrual Buku Kas Keterangan Jurnal Standar anggaran v UU APBN / UU APBNP (APBN –Menkeu dan DIPA – satuan kerja) Jurnal Standar komitmen v Untuk tujuan manajemen anggaran (tidak buat laporan keuangan) oleh satuan kerja Jurnal Standar saldo awal v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN Jurnal Standar realisasi v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN Jurnal Standar penyesuaian v Oleh satuan kerja Jurnal Standar pengembalian v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN Jurnal Standar penutup v v Oleh satuan kerja dan Kuasa BUN
  • 56. Pendapatan Non-Perpajakan – Bultek 23 Pemerintah Pusat • Pendapatan SDA • Minyak bumi • Gas bumi dll • Pendapatan bagian laba BUMN • Pendapatan PNBP Lainnya • Pendapatan Penjualan dan sewa • Pendapatan Jasa Pemerintah Daerah • Pendapatan Retribusi • Jasa umum • Jasa usaha • Perizinan tertentu • Lain-Lain PAD yang sah • Penjualan asset daerah • TGR, dll • Pendapatan non-operasional • Surplus penjualan asset non lancer • Surplus penyelesaian kewajiban JP, dll
  • 57. Akuntasi Pendapatan non perpajakan – Pendapatan perizinan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
  • 58. Pengakuan dan Pengukuran • Pendapatan dari perizinan disajikan sebesar tarif yang dipungut • Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi • Kriteria Estimasi secara andal • Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal • Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi atau jasa potensial yang terkait akan diperoleh entitas • Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur secara andal • Biaya yang terjadi untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal
  • 59. Akuntasi Pendapatan non perpajakan – Pendapatan Layanan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
  • 60. Pendapatan Eksploitasi/Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) Pola eksploitasi sumber daya alam terdiri dari pengambilan dan bagi hasil dari hasil perolehan SDA. Pengakuan pendapatan ini dibedakan ke dalam 4 (empat)kelompok yaitu: (1) berdasarkan pemberian izin terkait dengan eksplorasi maupun eksploitasi sumber daya alam, (2) berdasar volume/unit pengambilan, (3) berdasarkan harga jual, dan (4) berdasarkan bagi hasil.
  • 61. Pendapatan Eksploitasi/Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) • Pendapatan Nonperpajakan di Bidang Minyak dan Gas (Migas) • Pendapatan Nonperpajakan di Bidang Pertambangan Umum • Pendapatan Non-Perpajakan di Bidang Kehutanan • Pendapatan Non-Perpajakan di Bidang Perikanan • Pendapatan Non-Perpajakan di Bidang Pengusahaan Panas Bumi
  • 62. Pendapatan Nonperpajakan di Bidang Pertambangan Umum Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
  • 63. Pendapatan Investasi Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend) diakui pada saat diperoleh Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah Pada metode biaya, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan dividen dalam bentuk saham diakui sebagai penambah nilai investasi pemerintah. Pada metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah
  • 65. Pendapatan Pemanfaatan Aset Non- Keuangan/Pemanfaatan Aset Tetap • Pendapatan nonperpajakan yang berasal dari pemanfaatan aset nonkeuangan diakui sesuai dengan hak yang dapat diakui oleh entitas sesuai dengan perjanjian atau perikatan yang dibuat oleh entitas pemerintah dengan pihak ketiga yang melakukan kerja sama tersebut atau pada saat diterima oleh entitas. • Bentuk pemanfaatan aset sesuai dengan Peraturan Pemerintah saat ini terdiri dari sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna serta kerja sama penyediaan infrastruktur
  • 66. Pendapatan Perpajakan – Bultek 24 Pajak dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dipungut dan dicatat oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini dikelola oleh Kementerian Keuangan atau otoritas perpajakan, sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dipungut dan dicatat oleh pemerintah daerah baik di tingkat provinsi, kabupaten atau kota.
  • 67. Pendapatan Pajak Pusat • Pendapatan Pajak Penghasilan • Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah • Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan • Pendapatan Cukai • Pendapatan Bea Meterai • Pendapatan Perpajakan Internasional
  • 68. Pendapatan Pajak Daerah Jenis pajak provinsi terdiri atas: • Pajak Kendaraan Bermotor; • Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; • Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; • Pajak Air Permukaan; dan • Pajak Rokok.
  • 69. Pendapatan Pajak Daerah Jenis pajak kabupaten/kota terdiri atas: • Pajak Hotel; • Pajak Restoran; • Pajak Hiburan; • Pajak Reklame; • Pajak Penerangan Jalan; • Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; • Pajak Parkir; • Pajak Air Tanah; • Pajak Sarang Burung Walet; • Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
  • 70. Akuntansi Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat • Pendapatan Perpajakan-LRA adalah seluruh penerimaan uang yang masuk ke kas negara yang berasal dari perpajakan yang diakui sebagai penambah SAL yang menjadi hak pemerintah dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
  • 71. Akuntansi Pendapatan-LO Perpajakan Pendapatan-LO diakui pada saat: • Timbulnya hak atas pendapatan; • Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
  • 72. Pengakuan Pendapatan-LO Perpajakan sesuai dengan Sistem Self Assessment, Sistem Withholding Assessment, dan Official Assessment
  • 74. Contoh - Pembayaran Pajak Melalui Bank/Pos Persepsi (secara self assessment) • PT ABC membayar pajak PPh Pasal 25 (self assessment) sebesar Rp1.000.000.000 26 pada tanggal 10 Januari 20X5 melalui Bank Persepsi.
  • 75. Contoh : Pengembalian Pendapatan Pajak PT PQR mengajukan restitusi pajak atas Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahun 20X5 dan Kantor Pelayanan Pajak telah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar sebesar Rp2.000.000.000 pada tanggal 10 Maret 20X7. Atas ketetapan pajak tersebut telah diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) dan Surat Permintaan Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) sebesar Rp2.000.000.000 pada tanggal 18 Maret 20X7. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebesar Rp2.000.000.000 diterbitkan pada tanggal 20 19 Maret 20X7.
  • 76.
  • 77. AKUNTANSI PENDAPATAN PERPAJAKAN PEMERINTAH DAERAH Pendapatan Pajak Daerah–LRA, diakui pada saat: a. Pendapatan kas telah diterima pada RKUD. b. Pendapatan kas diterima oleh bendahara penerimaan. c. Pendapatan kas diterima entitas lain di luar entitas pemerintah daerah berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUD.
  • 78. Akuntansi Pendapatan – LO Perpajakan Daerah Pendapatan-LO diakui pada saat: a. Timbulnya hak atas pendapatan; b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
  • 79.
  • 80. Contoh : Penerimaan Pajak Daerah melalui Bendahara Penerimaan atau Pembayaran 5 langsung ke Kas Daerah tanpa Didahului Surat Ketetapan (self assessment system)
  • 81. Contoh : Denda Pajak Daerah yang Diajukan Keberatan dan Ditolak Pada tanggal 15 Maret 20X5 bahwa keberatan pembayaran Pajak Parkir terutang yang diajukan oleh PT SUV sebagai pengelola parkir di Mal LAM pada Kota DA ditolak dan berdasarkan keputusan penolakan tersebut diterbitkan STPD yang menyatakan PT SUV harus membayar denda pajak sebesar Rp100.000.000. Berdasarkan hal tersebut, Wajib Pajak melakukan pembayaran pada tanggal 20 Maret 20X5. Pembayaran tersebut dapat melalui Bendahara Penerimaan (Bendahara Penerimaan menyetor ke Kas Daerah pada hari yang 7 sama) atau langsung melakukan pembayaran ke Kas Daerah.
  • 82.
  • 83. Keputusan Keberatan yang Menerima Keberatan Wajib Pajak • Berdasarkan Keputusan Walikota XW, keberatan besaran SPPT PBB Perdesaan dan Perkotaan terutang yang diajukan oleh Wajib Pajak Bapak AM diterima atas SPPT PBB Tahun 20X5. Atas hal tersebut, Badan Pendapatan Daerah Kota XW menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) pada tanggal 15 September 20X5 yang menyatakan Bapak AM berhak menerima pengembalian kelebihan pembayaran PBB Perdesaan dan Perkotaan sebesar Rp900.000. Berdasarkan SKPDLB tersebut dilakukan pembayaran kepada Bapak AM melalui Rekening Kas Daerah pada tanggal 20 September 20X5.
  • 84.
  • 86. DEFINISI • Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.” • Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 sebagai berikut: “Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”
  • 87. KLASIFIKASI BELANJA NOMO R PP NOMOR 71 TAHUN 2010 Permendagri No. 13 tahun 2006 1 Belanja Operasi • Belanja pegawai • Belanja barang • Bunga • Subsidi • Hibah • Bantuan sosial Belanja Tidak Langsung • Belanja pegawai • Belanja bunga • Belanja subsidi • Belanja hibah • Belanja bantuan sosial • Belanja bagi hasil kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa • Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa • Belanja tidak terduga 2 Belanja modal • Belanja tanah • Belanja peralatan dan mesin • Belanja gedung dan bangunan • Belanja jalan, irigasi, dan jaringan • Belanja aset tetap lainnya • Belanja aset lainnya Belanja Langsung • Belanja pegawai • Belanja barang dan jasa • Belanja modal
  • 88. KEWENANGAN SKPD DALAM TRANSAKSI BELANJA a. Belanja tidak langsung, yaitu : belanja pegawai. b. Belanja langsung, yaitu : belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.
  • 89. DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN OLEH SKPD • SP2D • nota debit bank • bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD • bukti tanda terima barang/jasa Belanja operasi (belanja tidak langsung) • SP2D • nota debit bank • bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD • berita acara serah terima barang/jasa Belanja modal (belanja langsung)
  • 90. DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN OLEH SKPD •Bukti potongan •Bukti pengeluaran lainnya •SPM •SPD •Bukti tanda terima barang/jasa Penerimaan PFK - SP2D •SP2D •Bukti potongan •Bukti pengeluaran lainnya •SPM •SPD •Berita acara serah terima Pelunasan PFK
  • 91. STANDAR JURNAL TRANSAKSI BELANJA DI SKPD 1. Penerimaan SP2D UP/GU/TU oleh bendahara pengeluaran di SKPD Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank …. Xx Cr. RK-PPKD ………………..……….…. Xx 2. Belanja operasi (belanja tidak langsung), dengan SP2D UP/GU/TU Dr. Belanja ……………........................ Xx Cr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ..... Xx 3. Belanja operasi (belanja tidak langsung) dengan SP2D LS Dr. Belanja ……………........................ Xx Cr. RK-PPKD ....................................... Xx 4. Dalam hal terjadi pengembalian kas dari SP2D UP/TU dari SKPD ke BUD, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : Pengembalian kas SP2D UP/TU di SKPD Dr. RK-PPKD ........................................ Xx Cr. Kas di Bend Pengeluaran ................ Xx
  • 92. 5. Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK SKPD juga mengakui penambahan aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal : Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D UP/ GU/TU Dr. Belanja modal ………................ Xx Cr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ..... xx 6. Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D LS Dr. Belanja modal …………...………. Xx Cr. RK-PPKD ...................................... Xx 7. Pengakuan aset tetap dari belanja modal SKPD Dr. Aset tetap ………........................ Xx Cr. Ekuitas Dana Investasi – Aset tetap....................................................... Xx 8. Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem Akuntansi PPKD. Standar jurnal nya adalah sebagai berikut : Belanja Gaji di SKPD Dr. Belanja Gaji dan Tunjangan ..................... Xx Dr. Tunjangan Keluarga ................................. xx Dr. Tunjangan Fungsional Umum .................. Xx Cr. RK-PPKD ................................................. Xx
  • 93. 9. Dalam kasus UP Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-SKPD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Hutang, dengan jurnal sebagai berikut : Penerimaan Potongan Pajak di SKPD Dr. Kas di Bend Pengeluaran ............................ Xx Cr. Hutang Pajak ............................................. Xx 10. Pelunasan Pajak Dr. Hutang Pajak ............................................... Xx Cr. Kas di Bend Pengeluaran ........................... Xx 11. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja di catat sebagai pengurang belanja. PPK-SKPD mencatat transaksi pengembalian belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut : Pengembalian kelebihan Belanja Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ............ Xx Cr. Belanja ....................................................... Xx 12. Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya, maka SKPD mencatat jurnal sebagai berikut : Pengembalian kelebihan Belanja, diterima pada periode berikutnya Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ........... Xx Cr. Pendapatan lain-lain ................................. xx
  • 94. AKUNTANSI TRANSAKSI BELANJA PPKD a. Transaksi belanja di PPKD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK- PPKD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. b. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain (PP No 71 th 2010). c. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto. d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat dengan 2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut. e. Transaksi belanja di PPKD dilakukan dengan dua ( 2 ) cara yaitu : 1. pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU 2. pembayarannya dengan SP2D LS f. Transaksi penerimaan fihak ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa penerimaan kas dari pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus diakui sebagai utang.
  • 95. DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN OLEH PPKD • SP2D • nota debit bank • bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD • bukti tanda terima barang/jasa Belanja operasi (belanja tidak langsung) • SP2D • nota debit bank • bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD • berita acara serah terima barang/jasa Belanja modal (belanja langsung) • SP2D • nota debit bank • bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD • keputusan kepala daerah Belanja tidak terduga
  • 96. DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN OLEH PPKD • nota debit bank • bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD Belanja transfer - SP2D • Bukti potongan • Bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD • Bukti tanda terima barang/jasa Penerimaan PFK - SP2D • SP2D • Bukti potongan • Bukti pengeluaran lainnya • SPM • SPD • Berita acara serah terima Pelunasan PFK
  • 97. STANDAR JURNAL TRANSAKSI BELANJA DI PPKD 1. Belanja operasi (belanja tidak langsung), dengan SP2D UP/GU/TU Dr. Belanja …………….. ………. Xx Cr. Kas di Kasda/Bank ….…….…. Xx 2. Belanja operasi (belanja tidak langsung), dengan SP2D LS Dr. Belanja …………….............. Xx Cr. Kas di Kasda/Bank ................ Xx 3. Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D UP/GU/TU Dr. Belanja modal ………………. Xx Cr. Kas di Kasda/Bank ….……… xx 4. Belanja modal (belanja langsung) dengan SP2D LS Dr. Belanja modal …….............. Xx Cr. Kas di Kasda/Bank …………. Xx 5. Pengakuan aset atas belanja modal PPKD Dr. Aset tetap ……….................. Xx Cr. Ekuitas Dana Investasi – Aset tetap ........................... Xx ( jurnal corollary dari belanja modal )
  • 98. 6. Belanja tidak terduga dengan SP2D UP/GU/TU Dr. Belanja …………….……….. Xx Cr. Kas di Kasda/Bank ……….…. Xx 7. Belanja tidak terduga dengan SP2D LS Dr. Belanja ……………............. Xx Cr. Kas di Kasda/Bank ............... Xx 8. Belanja transfer dengan SP2D UP/GU/TU Dr. Belanja ……………………… xx Cr. Kas di Kasda/ Bank ………… xx 9. Belanja transfer dengan SP2D LS Dr. Belanja ……………................ Xx Cr. Kas di Kasda/Bank ................ Xx 10. Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, PPK-PPKD mencatat potongan pajak/Taperum/IWP untuk seluruh Satker yang pemotongannya dilakukan oleh PPKD. Standar jurnal nya adalah sebagai berikut : Potongan Pajak/Taperum/IWP Satker yang dicatat oleh PPK-PPKD Dr. Kas di Kasda/Bank ..... ......................... Xx Cr. Hutang Pajak PFK .................................. Xx Cr. Hutang Taperum PFK ............................. Xx Cr. Hutang IWP PFK .................................... xx
  • 99. 11. Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-PPKD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-PPKD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Hutang, dengan jurnal sebagai berikut : Penerimaan Potongan Pajak di PPKD Dr. Kas di Kasda/Bank .................................. xx Cr. Hutang Pajak ............................................. Xx 12. Pelunasan Pajak Dr. Hutang Pajak ............................................... Xx Cr. Kas di Kasda/Bank ......... ........................... Xx 13. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja di catat sebagai pengurang belanja. PPK-PPKD mencatat transaksi pengembalian belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut : Pengembalian kelebihan belanja Dr. Kas di Kasda/Bank ...................... ............ Xx Cr. Belanja ....................................................... Xx 14. Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya, maka SKPD mencatat jurnal sebagai berikut : Pengembalian kelebihan Belanja, diterima pada periode berikutnya Dr. Kas di Kasda/Bank .................................. Xx Cr. Pendapatan lain-lain ................................. xx
  • 100. 100 Dwi Martani - 081318227080 martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Editor's Notes

  1. To change the image on this slide, select the picture and delete it. Then click the Pictures icon in the placeholder to insert your own image.