Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
PPt.ncoterm
1. INCOTERM
KELOMPOK 8:
MAHARANI E.H. (25316)
CANDRA .Y. (25519)
INTAN BAYZURAHI. A. (26410)
DICKY ADI SETYA PUTRA (25177)
ADITYA ARI WIBOWO (27599)
2. DEFINISI INCOTERM
Incoterms adalah seperangkat definisi yang
diakui secara universal mengenai persyaratan
dalam transaksi internasional yang dibuat
oleh International Chamber of Commerce.
4. Tujuannya, menjelaskan hak dan kewajiban
kepada pembeli dan penjual yang berhubungan
dengan pengiriman barang. Hal-hal yang
dijelaskan meliputi proses pengiriman barang,
penanggung jawab proses ekspor-impor,
penanggung biaya yang timbul dan penanggung
risiko bila terjadi perubahan kondisi yang terjadi
akibat proses pengiriman. Jadi dipermudah….
6. –Alasan menggunakan Incoterm ialah:
Incoterm bukan satu-satuya referensi
mengenai syarat penyerahan barang yang
dapat dipakai oleh praktisi perdagangan.
Namun Incoterm secara defakto telah diakui
oleh Pemerintah, otoritas hukum dan para
pelaku perdagangan hampir di semua Negara
di dunia.
Incoterm telah dipakai sebagai rujukan utama
bagi penafsiran istilah perdagangan umum
yang dipakai oleh perdagangan didunia atau
luar negeri.
8. – Cara Penggunaan Incoterm:
• Untuk menggunakan Incoterms dalam kontrak
perdagangan internasional, ada tiga langkah utama yang
harus dilakukan oleh pelaku usaha:
• Masukkan ketentuan incoterm tahun 2010 dalam kontrak
penjualan.
Cara penyebutan yang tepat dalam kontrak, harus mengik
uti format: (ketentuan incoterm yang dipilih termasuk
tempat yang disebutkan diikuti dengan) incoterms 2010.
• Contoh; CIF Tanjung Priok Port, Jakarta, Indonesia
incoterms 2010”
• Pilih ketentuan incoterms yang tepat. Dalam hal ini masing-
masing hal yang akan bertransaksi harus benar-benar
memahami hak dan kewajiban yang timbul dimasing-
masing terms yang dipilih.
• Tentukan tempat atau pelabuhan yang dipilih sebagai titik
pengalihan resiko pengantaran barang maupun titik
9.
10. Manfaat Ketentuan-ketentuan dalam incoterms:
• menyelesaikan transaksi internasional berupa
barang yang berwujud (tangible), tidak termasuk
transaksi barang yang tidak berwujud (misalnya
transaksi perangkat lunak komputer, jasa, dan lain
sebagainya).
• menetapkan persyaratan transportasi dan
penyerahan barang secara ringkas. Jenis
transportasi yang digunakan untuk mengirim
barang yang diekspor dapat berupa angkutan darat
(kereta api atau truk), angkutan udara, dan
angkutan laut.
11. • menunjukkan kewajiban masing-masing pihak yang
terlibat dalam kontrak dagang yang berkaitan dengan
pengiriman barang dalam kaitannya dengan:
– waktu pengiriman barang.
– pengurusan formalitas perdagangan internasional
– penentuan jenis dan persyaratan pengangkutan
barang ke tempat tujuan
– persyaratan pengiriman dan bukti pengiriman
– pembagian beban (biaya, pungutan) di antara
pihak yang bertransaksi
12. PERBEDAAN INCOTERM TAHUN
2000 DENGAN TAHUN 2010
TAHUN 2000 INCOTERM TERDAPAT
13 MACAM TERM, DAN MULAI
TAHUN 2010 HINGGA KINI SUDAH
DIRINCI MENJADI 11 TERM.
13. Incoterm tahun 2000 terdiri dari 13 terms, sedangkan tahun
2010 diperingkas menjadi 11 terms. Inilah term yang tidak
ada di tahun 2010 yang membedakannya;
• DES (Delivered Ex Ship)
• DEQ (Delivered Ex Quay)
• Bagi DAF dan DDU dijadikan satu, dan diperingkas dan
digantikan menjadi DAP (Deliver at Place).
15. Macam-macam term tahun 2010:
• EXW ( Ex Works):
Pihak penjual menetukan tempat pengambilan barang di pabrik,
gudang, atau kediaman penjual.
• FCA (Free Carrier):
Pihak penjual bertanggung jawab mengurus izin ekspor dan
menyerahkan barang ke pihak pengangkut ditempat yang telah
ditentukan.
• FAS (Free Alongside Ship):
Penjual menyerahkan barang disamping kapal pengangkut pada
pelabuhan keberangkatan.
• FOB (Free On Board):
Eksportir bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai
memuat barang di kapal yang siap berangkat.
• CFR (Cost and Freight):
Penjual menanggung biaya kapal yang memuat barang merapat
dipelabuhan tujuan, namun tanggung jawab hanya sampai kapal
berangkat dari pelabuhan tujuan.
16. • CIF (Cost, Insurance, and Freight):
Penjual berkewajiban menyerahkan barang hingga melewati pagar
kapal di pelabuhan keberangkatan, dan si eksportir wajib membayar
biaya tambahan yaitu biaya asuransi pengiriman barang tersebut.
• CPT (Carrige Paid To):
Pihak penjual menanggung biaya sampai barang tiba ditempat tujuan,
namun tanggung jawab hanya sampai barang diserahkan kepada pihak
pengangkut.
• CIP (Carriage and Insurance Paid To):
Sama seperti CPT tetapi si eksportir membayar tambahan biaya
asuransi pengiriman barang.
• DAT (Deliver At Terminal):
Eksportir berkewajiban menyerahkan barang diterminal yang telah
ditentukan di pelabuhan kedatangan.
17. • DAP (Delivered at Place):
Pihak penjual berkewajiban menyerahkan barang ditempat yang
telah ditentukan di Negara pembeli pada kondisi barang tersebut
siap dibongkar.
• DDP (Delivery Duty Paid):
Penyerahan barang dilakukan oleh pihak eksportir ditempat
yang telah ditentukan oleh pihak-pihak yang terkait. Semua
biaya, pungutan, dan risiko barang selama perjalanan menuju
tempat tujuan merupakan tangggung jawab penjual/ eksportir.
20. PT. Papojo Sejahtera Indonesia (PSI) adalah eksporti kopi. Dia
sepakat dengan pembelian dari Tokyo, Jepang, yaitu Takashima
Trading dengan term; FOB (Tanjung Priok Port, Jakarta, Indonesia)
Incoterm 2010 untuk ekspor kopi sebesar 50 ton. Dengan
menggunakan 2 x 20 Ft. dua hari setelah peti kemas dibongkar di
pelabuhan Tanjung Priok, di sekitar pelabuhan Tanjung Priok terjadi
rob. Banyak peti kemas yang berada di pelabuhan Tanjung Priok
tergenang air, termasuk peti kemas yang memuat kopi dengan
tujuanke Tokyo, Jepang.
21. PEMBAHASAN STUDI KASUS
a. Titik penyerahan barang antara eksportir dan Importir terjadi di
atas kapal di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Indonesia. Si
penjual wajib mengantarkan barang tersebut hingga tiba dan di
tenpatkan di atas kapal di pelabuhan Tanjung Priok.
b. Jika menggunakan ketentuan FOB Incoterm 2010, maka
penjuallah yang bertanggungjawab terhadap kopi sebanyak 50
ton yang terendam oleh air rob di pelabuhan tanjung priok.
Sebab barang belum di muat di atas kapal di pelabuhan
pemuatan Tanjung Priok. Namun jika di tinjau dari sisi
pengangkutan container yang dipakai menegaskan bahwa
pengangkut bertanggungjawab sejak barang telah di tempatkan
pada posisi CY (Container Yard), dan jika terjadi kasus rob, maka
sudah seharusnya pembeli yang beresiko. Oleh karena itu jika
pengangkutan menggunakan peti kemas, maka sebaiknya
pemilihan incoterm yang tepat bukanlah FOB tetapi FCA.
c. Pengurusan perijinan ekspor dan pemasukan barang ekspor
menjadi tanggung jawab eksportir.