SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
2.5 Macam-Macam Cara Penetrasi Pondasi Dalam
2.5.1 Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation)
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk
menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang
terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang
menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel),
dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke
dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material
dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan.
Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu
tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu
– beton dan baja – beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
• Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah
stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.
• Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah
tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap
guling.
• Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi
perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar
kemudian.
• Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah
tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.
• Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran
dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.
• Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika
erosi merupakan persoalan yang potensial.
Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui
air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang
pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk)
maupun beban lateral (Bowles, 1991).
Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai
dengan umum beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan berat
sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup
kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan
pemancangan.
Kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang
Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi.
Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:
• Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut;
• Besarnya beban dan beratnya bangunan atas;
• Kondisi tanah tempat bangunan didirikan;
• Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan sangat tergantung
pada kondisi:
• Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya pembangunan
lepas pantai)
• Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada diatasnya
atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari permukaan tanah
• Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
• Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)
A. Penggolongan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara tiang meneruskan
beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan satu persatu.
1. Pondasi tiang pancang menurut pemakaian bahan dan karakteristik strukturnya
Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori (Bowles, 1991) antara lain:
a. Tiang Pancang Kayu
Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu
dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong
dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil
sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-
maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak
kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu
pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah
kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai
pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang katu tersebut dalam
keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih
cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti.
Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan menunda
atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat melindungi
untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini biasanya tidak diijinkan untuk
menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang.
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana sangat
banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang
kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan sebagai tiang
pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang dipergunakan
harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu berlian. Semula tiang pancang
kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang
kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua kayu lunak
yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai
dengan AASHTO M133 – 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan.
Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas
dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi
pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan
beratnya kondisi pelayanan.
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai
penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin
baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan,
kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai nagian kayu yang
keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong
sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan
bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang
terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang
harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya.
Tebal beton di sekeliling tiang pancnag paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk
mencegah terjadinya keretakan.
Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama
pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu
harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang
dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk
menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan
jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya
tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama
pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu
dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam
posisi yang relatif pada tempatnya.
Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih,
permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk
menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang
digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil
baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang
dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat
dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum
harus dihindarkan.
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu
· Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan.
· Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast.
· Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke
dalam tanah.
· Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing
pilesebab tegangan tekanannya relatif kecil.
· Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang-
tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak
tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban
horizontal tersebut hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu.
Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:
· Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar
dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan
menambah biaya untuk penggalian.
· Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di bandingkan
dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama pada daerah yang muka air
tanahnya sering naik dan turun.
· Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu
dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu
tersebut kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan
terhadap arah yang telah ditentukan.
· Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang
menyebabkan kebusukan.
b. Tiang Pancang Beton
1. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak
dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan
dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol,
sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah
dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul
pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya
pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk
transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini
tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari
pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang
terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991)
Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:
· Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini
tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
· Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile.
· Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti tiang
pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya.
· Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air maupun
bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
· Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast reinforced
concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
· Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan waktu
yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.
· Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
· Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini tergantung dari
pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah
sukar dan memerlukan alat penyambung khusus.
2. Precast Prestressed Concrete Pile
Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang yang menggunakan
baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya.
Gambar 2.3 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile ( Bowles, 1991 )
Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile:
· Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.
· Tiang pancang tahan terhadap karat.
· Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.
Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:
· Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
· Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
· Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung.
3. Cast in Place Pile
Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan jalan dibuatkan
lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah
pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan dua cara:
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan
ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.
2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton,
sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.
Keuntungan pemakaian Cast in Place
· Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
· Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
· Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Kerugian pemakaian Cast in Place
· Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah
yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
· Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
· Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.
c. Tiang Pancang Baja.
Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang
pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan,
dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250.
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari baja maka kekuatan
dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan tidak
menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang
pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang
dengan tahanan ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah, panjang tiang
yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.
a. Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang terjadi karena
adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati keadaan karat yang terjadi pada
udara terbuka.
b. Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan menghasilkan
tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena terendam air.
c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang padat
akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga akan akan
menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat dengan permukaan
tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition (keadaan udara pada pori-pori tanah) pada
lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton sekurang-
kurangnya 20” (± 60 cm) dari muka air tanah terendah.
Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang terletak di
atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa.
Perlindungan Terhadap Korosi
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-ruasnya
yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan
pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi
dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang
terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka air
terendah, harus dilindungi dari korosi.
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang pancang
segaris dengan sumbu palu. Sebelum pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus
ditambatkan pad pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam
pur (pile cap).
Perpanjangan Tiang Pancang
Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan harus
dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan.
Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga
alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa
atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air.
Sepatu Tiang Pancang
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas
lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat
diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja
untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa
sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan
dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang
atau baja fabrikasi.
Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:
· Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.
· Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
· Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.
Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:
· Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.
· Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.
d. Tiang Pancang Komposit.
Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang berbeda yang
bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu tiang. Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk
dengan menghubungkan bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda,
misalnya dengan bahan beton di atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa perlakuan apapun
disebelah bawahnya. Biaya dan kesulitan yang timbul dalam pembuatan sambungan
menyebabkan cara ini diabaikan.
1. Water Proofed Steel and Wood Pile
Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di bawah permukaan air tanah
sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah mengetahui bahwa kayu akan tahan lama/awet
bila terendam air, karena itu bahan kayu disini diletakan di bagian bawah yang mana selalu
terletak dibawah air tanah.
Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang pancang ini menerima gaya
horizontal yang permanen. Adapun cara pelaksanaanya secara singkat sebagai berikut:
a. Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga mencapai kedalaman
yang telah ditentukan untuk meletakan tiang pancang kayu tersebut dan ini harus terletak
dibawah muka air tanah yang terendah.
b. Kemudian core ditarik keatas dan tiang pancang kayu dimasukan dalam casing dan terus
dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.
c. Secara mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core ditarik keluar dari
casing. Kemudian beton dicor kedalam casing sampai penuh terus dipadatkan dengan
menumbukkan core ke dalam casing.
2. Composite Dropped in – Shell and Wood Pile
Tipe tiang ini hampir sama dengan tipe diatas hanya bedanya di sini memakai shell yang terbuat
dari bahan logam tipis permukaannya di beri alur spiral. Secara singkat pelaksanaanya sebagai
berikut:
a. Casing dan core dipancang bersama-sama sampai mencapai kedalaman yang telah
ditentukan di bawah muka air tanah.
b. Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari casing dan tiang
pancang kayu dimasukkan dalam casing terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.
Pada pemancangan tiang pancang kayu ini harus diperhatikan benar-benar agar kepala tiang
tidak rusak atau pecah.
c. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari casing.
d. Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan dalam casing. Pada ujung
bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk sangkar yang mana tulangan ini dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat masuk pada ujung atas tiang pancang kayu tersebut.
e. Beton kemudian dicor kedalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat casing ditarik
keluar sambil shell yang telah terisi beton tadi ditahan terisi beton tadi ditahan dengan cara
meletakkan core diujung atas shell.
3. Composit Ungased – Concrete and Wood Pile.
Dasar pemilihan tiang composit tipe ini adalah:
Ø Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan
cast in place concrete pile, sedangkan kalau menggunakan precast concrete pile terlalu panjang,
akibatnya akan susah dalam transport dan mahal.
Ø Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan tiang pancang kayu akan
memerlukan galian yang cukup dalam agar tiang pancang kayu tersebut selalu berada dibawah
permukaan air tanah terendah.
Adapun prinsip pelaksanaan tiang composite ini adalah sebagai berikut:
a. Casing baja dan core dipancang bersama-sama dalam tanah sehingga sampai pda kedalaman
tertentu (di bawah m.a.t)
b. Core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan casing terus dipancang
sampai kelapisan tanah keras.
c. Setelah sampai pada lapisa tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing dan beton sebagian
dicor dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi dalam casing.
d. Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak tertentu sehingga
terjadi bentuk beton yang menggelembung seperti bola diatas tiang pancang kayu tersebut.
e. Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi sampai padat setinggi
beberapa sentimeter diatas permukaan tanah. Kemudian beton ditekan dengan core kembali
sedangkan casing ditarik keatas sampai keluar dari tanah.
f. Tiang pancang composit telah selesai.
Tiang pancang composit seperti ini sering dibuat oleh The Mac Arthur Concrete Pile Corp.
4. Composite Dropped – Shell and Pipe Pile
Dasar pemilihan tipe tiang seperti ini adalah:
Ø Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila digunakan cast in place concrete.
Ø Muka air tanah terendah terlalu dalam kalai digunakan tiang composit yang bagian bawahnya
terbuat dari kayu.
Cara pelaksanaan tiang tipe ini adalah sebagai berikut:
a. Casing dan core dipasang bersama-sama sehingga casing seluruhnya masuk dalam tanah.
Kemudian core ditarik.
b. Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan dalam casing terus
dipancang dengan pertolongan core sampai ke tanah keras.
c. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali.
d. Kemudian sheel yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing hingga bertumpu
pada penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja. Bila diperlukan pembesian maka besi
tulngan dimasukkan dalam shell dan kemudian beton dicor sampai padat.
e. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing ditarik keluar dari
tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan tanah atau pasir. Variasi lain pada tipe tiang ini
dapat pula dipakai tiang pemancang baja H sebagai ganti dari tiang pipa.
5. Franki Composite Pile
Prinsip tiang hampir sama dengan tiang franki biasa hanya bedanya disini pada bagian
atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari baja.
Adapun cara pelaksanaan tiang composit ini adalah sebagai berikut:
a. Pipa dengan sumbat beton dicor terlebih dahulu pada ujung bawah pipa baja dipancang
dalam tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras. Cara pemasangan ini sama seperti
pada tiang franki biasa.
b. Setelah pemancangan sampai pada kedalaman yang telah direncanakan, pipa diisi lagi
dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil pipa ditarik lagi ke atas sedikit
sehingga terjadi bentuk beton seperti bola.
c. Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai bertumpu pada
bola beton pipa ditarik keluar dari tanah.
d. Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil atau pasir.
2. Pondasi tiang pancang menurut pemasangannya
Pondasi tiang pancang menurut cara pemasangannya dibagi dua bagian besar, yaitu:
a. Tiang pancang pracetak
Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan dicor didalam acuan
beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang
pracetak ini menurut cara pemasangannya terdiri dari :
1. Cara penumbukan
Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara penumbukan
oleh alat penumbuk (hammer).
2. Cara penggetaran
Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara penggetaran
oleh alat penggetar (vibrator).
3. Cara penanaman
Dimana permukaan tanah dilubangi terlebih dahulu sampai kedalaman tertentu, lalu tiang
pancang dimasukkan, kemudian lubang tadi ditimbun lagi dengan tanah.
Cara penanaman ini ada beberapa metode yang digunakan :
a. Cara pengeboran sebelumnya, yaitu dengan cara mengebor tanah sebelumnya lalu tiang
dimasukkan kedalamnya dan ditimbun kembali.
b. Cara pengeboran inti, yaitu tiang ditanamkan dengan mengeluarkan tanah dari bagian dalam
tiang.
c. Cara pemasangan dengan tekanan, yaitu tiang dipancangkan kedalam tanah dengan
memberikan tekanan pada tiang.
d. Cara pemancaran, yaitu tanah pondasi diganggu dengan semburan air yang keluar dari ujung
serta keliling tiang, sehingga tidak dapat dipancangkan kedalam tanah.
b. Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile)
Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik penggaliannya terdiri
dari beberapa macam cara yaitu :
1. Cara penetrasi alas
Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah kemudian pipa baja
tersebut dicor dengan beton.
2. Cara penggalian
Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan antara lain :
a. Penggalian dengan tenaga manusia
Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia adalah penggalian
lubang pondsi yang masih sangat sederhana dan merupakan cara konvensional. Hal ini
dapat dilihat dengan cara pembuatan pondasi dalam, yang pada umumnya hanya mampu
dilakukan pada kedalaman tertentu.
b. Penggalian dengan tenaga mesin
Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah penggalian lubang
pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang memiliki kemampuan lebih baik dan lebih
canggih.
B. Alat Pancang Tiang
Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul yang dapat
berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau pemukul yang hanya dijatuhkan.
Skema dari berbagai macam alat pemukul diperlihatkan dalam Gambar 2.4a sampai dengan 2.4d.
Pada gambar terebut diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan pada kepala tiang dalam
pemancangan. Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang yang kadang-kadang
dibentuk dalam geometri tertutup.
1. Pemukul Jatuh (drop hammer)
Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat ditarik
dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini
membuat pelaksanaan pemancangan berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada
volume pekerjaan pemancangan yang kecil.
2. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)
Pemukul aksi tunggal
berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh udara atau uap yang terkompresi,
sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal
adalah sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh (Gambar 2.4a).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.4 Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting hammer), (b)
Pemukul aksi double (double acting hammer), (c) Pemukul diesel (diesel hammer), (d) Pemukul
getar (vibratory hammer) ( Hardiyatmo,H.c., 2002 )
3. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer)
Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram dan untuk
mempercepat gerakan ke bawahnya (Gambar 2.4b). Kecepatan pukulan dan energi output
biasanya lebih tinggi daripada pemukul aksi tunggal.
4. Pemukul Diesel (diesel hammer)
Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi bahan bakar. Pemukul
tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan menggunakan bahan bakar minyak.
Energi pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi
hasil dari ledakan (Gambar 2.4c).
5. Pemukul Getar (vibratory hammer)
Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi tinggi (Gambar 2.4d).
C. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi
ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode
yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu
proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat
tercapai.
Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang pancang:
1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh dari
penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan
pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung
yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan
memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung tanah
yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah,
pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya
berada dekat dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk
meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar.
Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi
pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat betonnya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan dipertimbangkan
terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya dukung
ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi
diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.
Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut
dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada
tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali
guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.
3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang
dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set).
4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi
stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan.
5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level
kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan
belum tercapai.
Proses penyambungan tiang :
a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang
pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi
pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu.
c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang
pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang
ditentukan.
8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah
keras/final set yang ditentukan.
9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.
B. Proses Pengangkatan
1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik
itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan.
Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk
mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama
dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama.
Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda
pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton
yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat dilihat oleh gambar.
2. Pengangkatan dengan satu tumpuan
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh
mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan.
Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara
kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah
diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai
momen yang sama.
C. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik
pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah
dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telahditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa
dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan
dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gatepada dasar driving lead agar posisi tiang
tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas
helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
D. Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung.
Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah horizontal
dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang tiang untuk
mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah
meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan.
D. Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek
Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam
(Hardiyatmo, 2002), yaitu :
1. Tiang dukung ujung (end bearing pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh
tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang
berada diatas tanah keras. Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan
keras lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan penurunan
berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang
berada dibawah ujung tiang (Gambar 2.6a).
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh
perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya (Gambar 2.9b). Tahanan gesek dan
pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.
E. Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Dari Hasil Sondir
Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali
sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau sondir ini tes yang sangat cepat,
sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus-
menerus dari permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi
lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam
perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan
kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari tiang pancang sebelum pembangunan dimulai,
guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung
ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As ........................................................... (2.1)
dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang.
Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang.
Qs = Kapasitas tahanan kulit.
qb = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas.
Ab = Luas di ujung tiang.
f = Satuan tahanan kulit persatuan luas.
As = Luas kulit tiang pancang.
Dalam menentukan kapasitas daya dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode Aoki dan De
Alencar.
Aoki dan Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari data Sondir.
Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut :
dimana :
qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiang dan
Fb adalah faktor empirik tergantung pada tipe tanah.Tahanan kulit persatuan luas
(f) diprediksi sebagai berikut :
dimana :
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang.
Fs = Faktor empirik tahanan kulit yang tergantung pada tipe tanah.
Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang yang tergantung pada tipe tanah.
Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.1 dan nilai-nilai faktor empirik αs diberikan pada Tabel
2.2
Tabel 2.1 Faktor empirik Fb dan Fs (Titi & Farsakh, 1999 )
Tipe Tiang Pancang Fb Fs
Tiang Bor 3,5 7,0
Baja 1,75 3,5
Beton Pratekan 1,75 3,5
Tabel 2.2 Nilai faktor empirik untuk tipe tanah yang berbeda ( Titi dan Farsakh, 1999)
Tipe Tanah αs (%) Tipe Tanah αs (%) Tipe Tanah αs (%)
Pasir 1,4 Pasir
berlanau
2,2 Lempung
berpasir
2,4
Pasir
kelanauan
2,0 Pasir
berlanau
dengan
lempung
2,8 Lempung
berpasir
dengan lanau
2,8
Pasir
kelanauan
dengan
lempung
2,4 Lanau 3,0 Lempung
berlanau
dengan pasir
3,0
Pasir
berlempung
dengan
lanau
2,8 Lanau
berlempung
dengan pasir
3,0 Lempung
berlanau
4,0
Pasir
berlempung
3,0 Lanau
berlempung
3,4 Lempung 6,0
Pada umumnya nilai αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk lanau = 3,0 persen dan nilai αs
untuk lempung = 1,4 persen.
Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff.
Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ........................................................ (2.4)
dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus
dimana :
Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
F. Faktor Aman
Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk membagi kapasitas
ultimit dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini perlu diberikan dengan maksud :
a. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan yang digunakan.
b. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas tanah.
c. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban yang bekerja.
d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau kelompok
masih tetap dalam batas-batas toleransi.
e. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang masih dalam batas
toleransi.
Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian-pengujian beban tiang, baik
tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai sedang (600 mm), penurunan
akibat beban bekerja (working load) yang terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk faktor aman yang
tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977).
Besarnya beban bekerja (working load) atau kapasitas tiang ijin (Qa) dengan memperhatikan
keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Qu) dibagi dengan faktor aman
(SF) yang sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang telah banyak digunakan untuk perancangan
pondasi tiang pancang, sebagai berikut :
Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan
koef. Restitusi
Tipe Hammer Efficiency, E
Single and double acting hammer 0.7 - 0.8
Diesel Hammer 0.8 - 0.9
drop Hammer 0.7 - 0.9
Pile Material Coefficient of restitution, n
Cast iron hammer and concrette pile ( whitout cap ) 0.4 - 0.5
Wood cushion on steel pile 0.3 - 0.4
Wooden pile 0.25 - 0.3
Pemakaian pondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan kerugian antara lain
adalah sebagai berikut:
Keuntungannya yaitu:
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat
diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat.
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga mempermudah
pengawasan pekerjaan konstruksi.
4. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
Kerugiannya yaitu:
1. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang
berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan masalah disekitarnya.
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.
3. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.
4. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan
waktu yang lama.
Metode pelaksanaan:
1. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang.
2. Pengangkatan tiang.
3. Pemeriksaan kelurusan tiang.
4. Pemukulan tiang dengan palu (hammer) atau dengan cara hidrolik.
Perbandingan Jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation) Berdasarkan Metode Konstruksinya
Pengeboran (Drilled)
Kelebihan:
1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar.
2. Cocok untuk pondasi yang berdiameter besar.
3. Pondasi dapat dicetak sesuai kebutuhan.
Kekurangan:
1. Pekerjaan agak rumit karena pondasi dicetak di lapangan.
2. Lebih banyak memerlukan alat bantu seperti mesin bor, casing, cleaning bucket dan alat
bantu pengeboran sehingga mengeluarkan biaya yang lebih besar.
3. Rentan terhadap pengaruh tanah dan lumpur di dalam lubang.
4. Waktu pengerjaan lebih lama.
Pemancangan
Kelebihan:
1. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.
2. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
Kekurangan:
1. Pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan.
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.
3. Kesalahan metode pemancangan dapat menimbulkan kerusakan pada pondasi.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungan sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.
5. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
Tekan (Pressed)
Kelebihan:
1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar.
2. Tidak menimbulkan kerusakan pada pondasi akibat benturan.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
6. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.
7. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.
Kekurangan:
1. Bila panjang tiang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.
2. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
3. Tidak cocok untuk pondasi dengan diameter yang agak besar.
4. Memerlukan mesin hydraulic press untuk menekan pondasi.
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang dihitung sesuai dengan jenis, dimensi, jarak,
jumlah, dan susunan kelompok tiang pancang yang digunakan. Alasan penggunaan pondasi tiang
pancang ini adalah:
1. Pengerjaannya relatif cepat dan pelaksanaannya juga relatif lebih mudah.
2. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang lain (bored pile).
3. Kualitas tiang pancang terjamin. Tiang pancang yang digunakan merupakan hasil
pabrikasi, sehingga kualitas bahan yang digunakan dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan
serta kualitasnya seragam karena dibuat massal. (Kontrol kualitas/kondisi fisik tiang pancang
dapat dilakukan sebelum tiang pancang digunakan).
4. Dapat langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya, pemancangan yang
menggunakan drop hammer dihentikan bila telah mencapai tanah keras/final set yang ditentukan
(kalendering). Sedangkan bila menggunakan Hydrolic Static Pile Driver (HSPD),terdapat dial
pembebanan yang menunjukkan tekanan hidrolik terdiri dari empat silinder untuk menekan tiang
pancang ke dalam tanah sampai ditemui kedalaman tanah keras.

More Related Content

What's hot

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009samudra.gs
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatanfianardi
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1moses hadun
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA Ayuismoyosofiana
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipilgaffarudin
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaIrham AF I
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambutnefertitieanggen
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal kompositkahar pasca
 
Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositAfret Nobel
 
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril iAnalisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril imoses hadun
 

What's hot (20)

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
pelat sni 2013
pelat sni 2013pelat sni 2013
pelat sni 2013
 
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 
Penyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan betonPenyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan beton
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 
Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom komposit
 
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril iAnalisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
 

Viewers also liked

Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Ayu Fatimah Zahra
 
Persentasi skripsi (10306059)
Persentasi skripsi (10306059)Persentasi skripsi (10306059)
Persentasi skripsi (10306059)Wengki Saputra
 
Communication skills
Communication skillsCommunication skills
Communication skillskiran9696
 
Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"
Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"
Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"MYO AUNG Myanmar
 
Las redes sociales
Las redes socialesLas redes sociales
Las redes socialesXOAN459
 
قانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العام
قانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العامقانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العام
قانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العامAyad Haris Beden
 
Ambulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with Motion
Ambulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with MotionAmbulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with Motion
Ambulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with MotionMarcel Młyńczak
 
الرياضيات للصف الاول المتوسط
الرياضيات للصف الاول المتوسطالرياضيات للصف الاول المتوسط
الرياضيات للصف الاول المتوسطAyad Haris Beden
 
Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.
Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.
Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.Proyecciones Digitales S. A.
 
Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...
Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...
Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...Marcel Młyńczak
 
Engineering surveying, 5...ition w. schofield
Engineering surveying, 5...ition   w. schofieldEngineering surveying, 5...ition   w. schofield
Engineering surveying, 5...ition w. schofieldrnkhan
 
matakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanmatakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanHendra Supriyanto
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangShopyan Sauri
 
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan GedungPengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan GedungLampung University
 

Viewers also liked (17)

Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
 
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancangPondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang
 
Persentasi skripsi (10306059)
Persentasi skripsi (10306059)Persentasi skripsi (10306059)
Persentasi skripsi (10306059)
 
Communication skills
Communication skillsCommunication skills
Communication skills
 
Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"
Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"
Jade A Global Witness investigation into Myanmar's "Big State Secret"
 
Las redes sociales
Las redes socialesLas redes sociales
Las redes sociales
 
قانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العام
قانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العامقانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العام
قانون رقم (27) لسنة 2016 العفو العام
 
Ambulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with Motion
Ambulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with MotionAmbulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with Motion
Ambulatory Devices Measuring Cardiorespiratory Activity with Motion
 
الرياضيات للصف الاول المتوسط
الرياضيات للصف الاول المتوسطالرياضيات للصف الاول المتوسط
الرياضيات للصف الاول المتوسط
 
Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.
Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.
Patagonia Flooring inauguró su sede Design & Art Center.
 
Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...
Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...
Flow Parameters Derived from Impedance Pneumography after Nonlinear Calibrati...
 
Bab 4 amdal
Bab 4 amdalBab 4 amdal
Bab 4 amdal
 
Engineering surveying, 5...ition w. schofield
Engineering surveying, 5...ition   w. schofieldEngineering surveying, 5...ition   w. schofield
Engineering surveying, 5...ition w. schofield
 
matakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanmatakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunan
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang
 
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan GedungPengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
 
Pondasi Foot plan
Pondasi Foot planPondasi Foot plan
Pondasi Foot plan
 

Similar to Tiang pancang

158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...Anwar267435
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiChoky Csc
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiakramsaputra10
 
TIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptx
TIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptxTIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptx
TIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptxDewiAnggraeni81
 
POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.
POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.
POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.FerdhaMuhammad
 
100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasijoeariel fandy
 
materi kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptxmateri kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptxMrPain5
 
tugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxtugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxarticaliban
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiyeremiakons
 
Macam macam fondasi
Macam macam fondasiMacam macam fondasi
Macam macam fondasiKinza_com
 
Desain Pondasi
Desain PondasiDesain Pondasi
Desain PondasiNanang s
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaNunu Nurul
 
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatanDedyEko4
 
TUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxx
TUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxxTUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxx
TUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxxFerdhaMuhammad
 
KS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptx
KS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptxKS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptx
KS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptxAnandaHPNanda
 

Similar to Tiang pancang (20)

158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasi
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksi
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
TIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptx
TIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptxTIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptx
TIANG_PANCANG_PONDASI_presentasi.pptx
 
DINDING & BALOK
DINDING & BALOKDINDING & BALOK
DINDING & BALOK
 
POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.
POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.
POWER POINT PONDASI BAJA KELOMPOK TUJUH.
 
100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi
 
materi kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptxmateri kolom, balok, sloof.pptx
materi kolom, balok, sloof.pptx
 
tugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxtugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptx
 
JENIS JENIS PONDASI
JENIS JENIS PONDASIJENIS JENIS PONDASI
JENIS JENIS PONDASI
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasi
 
Macam macam fondasi
Macam macam fondasiMacam macam fondasi
Macam macam fondasi
 
Desain Pondasi
Desain PondasiDesain Pondasi
Desain Pondasi
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur baja
 
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
 
TUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxx
TUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxxTUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxx
TUGAS METODE KONSTRUKSI KEL 9.pptxxxxxxx
 
Atap
AtapAtap
Atap
 
KS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptx
KS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptxKS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptx
KS 2D_ANANDA HARYANTO PUTRA_TUGAS 1 BAB I DAN BAB II.pptx
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (14)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Tiang pancang

  • 1. 2.5 Macam-Macam Cara Penetrasi Pondasi Dalam 2.5.1 Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation) Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda. Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu – beton dan baja – beton). Tiang pancang umumnya digunakan: • Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat. • Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling. • Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian. • Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi. • Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.
  • 2. • Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991). Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai dengan umum beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas beberapa hal, yaitu: • Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut; • Besarnya beban dan beratnya bangunan atas; • Kondisi tanah tempat bangunan didirikan; • Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas. Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan sangat tergantung pada kondisi: • Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya pembangunan lepas pantai) • Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari permukaan tanah • Pembangunan diatas tanah yang tidak rata • Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)
  • 3. A. Penggolongan Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan satu persatu. 1. Pondasi tiang pancang menurut pemakaian bahan dan karakteristik strukturnya Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori (Bowles, 1991) antara lain: a. Tiang Pancang Kayu Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud- maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah kerikil. Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang katu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat melindungi
  • 4. untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang. Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan sebagai tiang pancang. Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu berlian. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 – 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan. Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai nagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang. Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang
  • 5. harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancnag paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan. Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan. Pemancangan Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya. Penyambungan Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat
  • 6. dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan. Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu · Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan. · Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast. · Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah. · Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing pilesebab tegangan tekanannya relatif kecil. · Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang- tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Kerugian pemakaian tiang pancang kayu: · Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian. · Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun. · Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu
  • 7. tersebut kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan. · Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang menyebabkan kebusukan. b. Tiang Pancang Beton 1. Precast Reinforced Concrete Pile Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk transport. Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu. Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
  • 8. Gambar 1. Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991) Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile: · Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan. · Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile. · Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya. · Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya. Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile · Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan. · Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan. · Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama.
  • 9. · Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung khusus. 2. Precast Prestressed Concrete Pile Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya. Gambar 2.3 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile ( Bowles, 1991 ) Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile: · Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi. · Tiang pancang tahan terhadap karat. · Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi. Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile: · Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani. · Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi. · Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung.
  • 10. 3. Cast in Place Pile Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan dua cara: 1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas. 2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton, sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah. Keuntungan pemakaian Cast in Place · Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan. · Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport. · Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Kerugian pemakaian Cast in Place · Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut. · Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus. · Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol. c. Tiang Pancang Baja.
  • 11. Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250. Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar. Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah. a. Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka. b. Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena terendam air. c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja. Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition (keadaan udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton sekurang- kurangnya 20” (± 60 cm) dari muka air tanah terendah. Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa. Perlindungan Terhadap Korosi
  • 12. Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi. Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Sebelum pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pad pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap). Perpanjangan Tiang Pancang Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air. Sepatu Tiang Pancang Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan
  • 13. dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi. Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja: · Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya. · Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi. · Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah. Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja: · Tiang pancang ini mudah mengalami korosi. · Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar. d. Tiang Pancang Komposit. Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu tiang. Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya dengan bahan beton di atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa perlakuan apapun disebelah bawahnya. Biaya dan kesulitan yang timbul dalam pembuatan sambungan menyebabkan cara ini diabaikan. 1. Water Proofed Steel and Wood Pile Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di bawah permukaan air tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah mengetahui bahwa kayu akan tahan lama/awet
  • 14. bila terendam air, karena itu bahan kayu disini diletakan di bagian bawah yang mana selalu terletak dibawah air tanah. Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang pancang ini menerima gaya horizontal yang permanen. Adapun cara pelaksanaanya secara singkat sebagai berikut: a. Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan untuk meletakan tiang pancang kayu tersebut dan ini harus terletak dibawah muka air tanah yang terendah. b. Kemudian core ditarik keatas dan tiang pancang kayu dimasukan dalam casing dan terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras. c. Secara mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core ditarik keluar dari casing. Kemudian beton dicor kedalam casing sampai penuh terus dipadatkan dengan menumbukkan core ke dalam casing. 2. Composite Dropped in – Shell and Wood Pile Tipe tiang ini hampir sama dengan tipe diatas hanya bedanya di sini memakai shell yang terbuat dari bahan logam tipis permukaannya di beri alur spiral. Secara singkat pelaksanaanya sebagai berikut: a. Casing dan core dipancang bersama-sama sampai mencapai kedalaman yang telah ditentukan di bawah muka air tanah. b. Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras. Pada pemancangan tiang pancang kayu ini harus diperhatikan benar-benar agar kepala tiang tidak rusak atau pecah. c. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari casing.
  • 15. d. Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan dalam casing. Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk sangkar yang mana tulangan ini dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat masuk pada ujung atas tiang pancang kayu tersebut. e. Beton kemudian dicor kedalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat casing ditarik keluar sambil shell yang telah terisi beton tadi ditahan terisi beton tadi ditahan dengan cara meletakkan core diujung atas shell. 3. Composit Ungased – Concrete and Wood Pile. Dasar pemilihan tiang composit tipe ini adalah: Ø Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan cast in place concrete pile, sedangkan kalau menggunakan precast concrete pile terlalu panjang, akibatnya akan susah dalam transport dan mahal. Ø Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan tiang pancang kayu akan memerlukan galian yang cukup dalam agar tiang pancang kayu tersebut selalu berada dibawah permukaan air tanah terendah. Adapun prinsip pelaksanaan tiang composite ini adalah sebagai berikut: a. Casing baja dan core dipancang bersama-sama dalam tanah sehingga sampai pda kedalaman tertentu (di bawah m.a.t) b. Core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan casing terus dipancang sampai kelapisan tanah keras. c. Setelah sampai pada lapisa tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing dan beton sebagian dicor dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi dalam casing. d. Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak tertentu sehingga terjadi bentuk beton yang menggelembung seperti bola diatas tiang pancang kayu tersebut.
  • 16. e. Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi sampai padat setinggi beberapa sentimeter diatas permukaan tanah. Kemudian beton ditekan dengan core kembali sedangkan casing ditarik keatas sampai keluar dari tanah. f. Tiang pancang composit telah selesai. Tiang pancang composit seperti ini sering dibuat oleh The Mac Arthur Concrete Pile Corp. 4. Composite Dropped – Shell and Pipe Pile Dasar pemilihan tipe tiang seperti ini adalah: Ø Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila digunakan cast in place concrete. Ø Muka air tanah terendah terlalu dalam kalai digunakan tiang composit yang bagian bawahnya terbuat dari kayu. Cara pelaksanaan tiang tipe ini adalah sebagai berikut: a. Casing dan core dipasang bersama-sama sehingga casing seluruhnya masuk dalam tanah. Kemudian core ditarik. b. Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan dalam casing terus dipancang dengan pertolongan core sampai ke tanah keras. c. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali. d. Kemudian sheel yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing hingga bertumpu pada penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja. Bila diperlukan pembesian maka besi tulngan dimasukkan dalam shell dan kemudian beton dicor sampai padat. e. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing ditarik keluar dari tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan tanah atau pasir. Variasi lain pada tipe tiang ini dapat pula dipakai tiang pemancang baja H sebagai ganti dari tiang pipa.
  • 17. 5. Franki Composite Pile Prinsip tiang hampir sama dengan tiang franki biasa hanya bedanya disini pada bagian atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari baja. Adapun cara pelaksanaan tiang composit ini adalah sebagai berikut: a. Pipa dengan sumbat beton dicor terlebih dahulu pada ujung bawah pipa baja dipancang dalam tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras. Cara pemasangan ini sama seperti pada tiang franki biasa. b. Setelah pemancangan sampai pada kedalaman yang telah direncanakan, pipa diisi lagi dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil pipa ditarik lagi ke atas sedikit sehingga terjadi bentuk beton seperti bola. c. Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai bertumpu pada bola beton pipa ditarik keluar dari tanah. d. Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil atau pasir. 2. Pondasi tiang pancang menurut pemasangannya Pondasi tiang pancang menurut cara pemasangannya dibagi dua bagian besar, yaitu: a. Tiang pancang pracetak Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan dicor didalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang pracetak ini menurut cara pemasangannya terdiri dari :
  • 18. 1. Cara penumbukan Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara penumbukan oleh alat penumbuk (hammer). 2. Cara penggetaran Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara penggetaran oleh alat penggetar (vibrator). 3. Cara penanaman Dimana permukaan tanah dilubangi terlebih dahulu sampai kedalaman tertentu, lalu tiang pancang dimasukkan, kemudian lubang tadi ditimbun lagi dengan tanah. Cara penanaman ini ada beberapa metode yang digunakan : a. Cara pengeboran sebelumnya, yaitu dengan cara mengebor tanah sebelumnya lalu tiang dimasukkan kedalamnya dan ditimbun kembali. b. Cara pengeboran inti, yaitu tiang ditanamkan dengan mengeluarkan tanah dari bagian dalam tiang. c. Cara pemasangan dengan tekanan, yaitu tiang dipancangkan kedalam tanah dengan memberikan tekanan pada tiang. d. Cara pemancaran, yaitu tanah pondasi diganggu dengan semburan air yang keluar dari ujung serta keliling tiang, sehingga tidak dapat dipancangkan kedalam tanah. b. Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik penggaliannya terdiri dari beberapa macam cara yaitu : 1. Cara penetrasi alas
  • 19. Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah kemudian pipa baja tersebut dicor dengan beton. 2. Cara penggalian Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan antara lain : a. Penggalian dengan tenaga manusia Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia adalah penggalian lubang pondsi yang masih sangat sederhana dan merupakan cara konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan cara pembuatan pondasi dalam, yang pada umumnya hanya mampu dilakukan pada kedalaman tertentu. b. Penggalian dengan tenaga mesin Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah penggalian lubang pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang memiliki kemampuan lebih baik dan lebih canggih. B. Alat Pancang Tiang Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari berbagai macam alat pemukul diperlihatkan dalam Gambar 2.4a sampai dengan 2.4d. Pada gambar terebut diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan pada kepala tiang dalam pemancangan. Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang yang kadang-kadang dibentuk dalam geometri tertutup. 1. Pemukul Jatuh (drop hammer)
  • 20. Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang kecil. 2. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer) Pemukul aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh (Gambar 2.4a).
  • 22. (c) (d) Gambar 2.4 Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting hammer), (b) Pemukul aksi double (double acting hammer), (c) Pemukul diesel (diesel hammer), (d) Pemukul getar (vibratory hammer) ( Hardiyatmo,H.c., 2002 ) 3. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer) Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram dan untuk mempercepat gerakan ke bawahnya (Gambar 2.4b). Kecepatan pukulan dan energi output biasanya lebih tinggi daripada pemukul aksi tunggal. 4. Pemukul Diesel (diesel hammer) Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan (Gambar 2.4c). 5. Pemukul Getar (vibratory hammer)
  • 23. Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi tinggi (Gambar 2.4d). C. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai. Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang pancang: 1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan. 2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat betonnya. 3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.
  • 24. Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut : A. Pekerjaan Persiapan 1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter. 2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan. 3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set). 4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan. 5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok. 6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai. Proses penyambungan tiang : a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang pertama. b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu. c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
  • 25. 7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan. 8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan. 9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan. B. Proses Pengangkatan 1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan ) Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama. Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat dilihat oleh gambar.
  • 26. 2. Pengangkatan dengan satu tumpuan Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama. C. Proses Pemancangan
  • 27. 1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan. 2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang. 3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang. 4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telahditentukan. 5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gatepada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama. 6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang. D. Quality Control 1. Kondisi fisik tiang a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak b. Umur beton telah memenuhi syarat c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan 2. Toleransi Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm. 3. Penetrasi
  • 28. Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter. 4. Final set Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan. D. Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam (Hardiyatmo, 2002), yaitu : 1. Tiang dukung ujung (end bearing pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang berada diatas tanah keras. Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan penurunan
  • 29. berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang (Gambar 2.6a). 2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya (Gambar 2.9b). Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang. E. Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Dari Hasil Sondir Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau sondir ini tes yang sangat cepat, sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus- menerus dari permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari tiang pancang sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As ........................................................... (2.1) dimana : Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang. Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang.
  • 30. Qs = Kapasitas tahanan kulit. qb = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas. Ab = Luas di ujung tiang. f = Satuan tahanan kulit persatuan luas. As = Luas kulit tiang pancang. Dalam menentukan kapasitas daya dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode Aoki dan De Alencar. Aoki dan Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari data Sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut : dimana : qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiang dan Fb adalah faktor empirik tergantung pada tipe tanah.Tahanan kulit persatuan luas (f) diprediksi sebagai berikut : dimana : qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang. Fs = Faktor empirik tahanan kulit yang tergantung pada tipe tanah. Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang yang tergantung pada tipe tanah.
  • 31. Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.1 dan nilai-nilai faktor empirik αs diberikan pada Tabel 2.2 Tabel 2.1 Faktor empirik Fb dan Fs (Titi & Farsakh, 1999 ) Tipe Tiang Pancang Fb Fs Tiang Bor 3,5 7,0 Baja 1,75 3,5 Beton Pratekan 1,75 3,5 Tabel 2.2 Nilai faktor empirik untuk tipe tanah yang berbeda ( Titi dan Farsakh, 1999) Tipe Tanah αs (%) Tipe Tanah αs (%) Tipe Tanah αs (%) Pasir 1,4 Pasir berlanau 2,2 Lempung berpasir 2,4 Pasir kelanauan 2,0 Pasir berlanau dengan lempung 2,8 Lempung berpasir dengan lanau 2,8 Pasir kelanauan dengan lempung 2,4 Lanau 3,0 Lempung berlanau dengan pasir 3,0 Pasir berlempung dengan lanau 2,8 Lanau berlempung dengan pasir 3,0 Lempung berlanau 4,0 Pasir berlempung 3,0 Lanau berlempung 3,4 Lempung 6,0
  • 32. Pada umumnya nilai αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk lanau = 3,0 persen dan nilai αs untuk lempung = 1,4 persen. Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff. Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus : Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ........................................................ (2.4) dimana : Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal. qc = Tahanan ujung sondir. Ap = Luas penampang tiang. JHL = Jumlah hambatan lekat. K11 = Keliling tiang. Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus dimana : Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi. qc = Tahanan ujung sondir. Ap = Luas penampang tiang. JHL = Jumlah hambatan lekat. K11 = Keliling tiang.
  • 33. F. Faktor Aman Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk membagi kapasitas ultimit dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini perlu diberikan dengan maksud : a. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan yang digunakan. b. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas tanah. c. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban yang bekerja. d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau kelompok masih tetap dalam batas-batas toleransi. e. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang masih dalam batas toleransi. Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian-pengujian beban tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai sedang (600 mm), penurunan akibat beban bekerja (working load) yang terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977). Besarnya beban bekerja (working load) atau kapasitas tiang ijin (Qa) dengan memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Qu) dibagi dengan faktor aman (SF) yang sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang telah banyak digunakan untuk perancangan pondasi tiang pancang, sebagai berikut : Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tipe Hammer Efficiency, E
  • 34. Single and double acting hammer 0.7 - 0.8 Diesel Hammer 0.8 - 0.9 drop Hammer 0.7 - 0.9 Pile Material Coefficient of restitution, n Cast iron hammer and concrette pile ( whitout cap ) 0.4 - 0.5 Wood cushion on steel pile 0.3 - 0.4 Wooden pile 0.25 - 0.3 Pemakaian pondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan kerugian antara lain adalah sebagai berikut: Keuntungannya yaitu: 1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat. 2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah. 3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi. 4. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal. Kerugiannya yaitu: 1. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan masalah disekitarnya. 2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar. 3. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan memerlukan alat penyambung khusus.
  • 35. 4. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama. Metode pelaksanaan: 1. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang. 2. Pengangkatan tiang. 3. Pemeriksaan kelurusan tiang. 4. Pemukulan tiang dengan palu (hammer) atau dengan cara hidrolik. Perbandingan Jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation) Berdasarkan Metode Konstruksinya Pengeboran (Drilled) Kelebihan: 1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. 2. Cocok untuk pondasi yang berdiameter besar. 3. Pondasi dapat dicetak sesuai kebutuhan. Kekurangan: 1. Pekerjaan agak rumit karena pondasi dicetak di lapangan. 2. Lebih banyak memerlukan alat bantu seperti mesin bor, casing, cleaning bucket dan alat bantu pengeboran sehingga mengeluarkan biaya yang lebih besar. 3. Rentan terhadap pengaruh tanah dan lumpur di dalam lubang.
  • 36. 4. Waktu pengerjaan lebih lama. Pemancangan Kelebihan: 1. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik. 2. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis. 3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah. 4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang. 5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal. Kekurangan: 1. Pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan. 2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar. 3. Kesalahan metode pemancangan dapat menimbulkan kerusakan pada pondasi. 4. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungan sulit dan memerlukan alat penyambung khusus. 5. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama. Tekan (Pressed) Kelebihan: 1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. 2. Tidak menimbulkan kerusakan pada pondasi akibat benturan. 3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
  • 37. 4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang. 5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal. 6. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik. 7. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis. Kekurangan: 1. Bila panjang tiang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan memerlukan alat penyambung khusus. 2. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama. 3. Tidak cocok untuk pondasi dengan diameter yang agak besar. 4. Memerlukan mesin hydraulic press untuk menekan pondasi.
  • 38. Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang dihitung sesuai dengan jenis, dimensi, jarak, jumlah, dan susunan kelompok tiang pancang yang digunakan. Alasan penggunaan pondasi tiang pancang ini adalah: 1. Pengerjaannya relatif cepat dan pelaksanaannya juga relatif lebih mudah. 2. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang lain (bored pile). 3. Kualitas tiang pancang terjamin. Tiang pancang yang digunakan merupakan hasil pabrikasi, sehingga kualitas bahan yang digunakan dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan serta kualitasnya seragam karena dibuat massal. (Kontrol kualitas/kondisi fisik tiang pancang dapat dilakukan sebelum tiang pancang digunakan). 4. Dapat langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya, pemancangan yang menggunakan drop hammer dihentikan bila telah mencapai tanah keras/final set yang ditentukan (kalendering). Sedangkan bila menggunakan Hydrolic Static Pile Driver (HSPD),terdapat dial pembebanan yang menunjukkan tekanan hidrolik terdiri dari empat silinder untuk menekan tiang pancang ke dalam tanah sampai ditemui kedalaman tanah keras.