SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
SLOOF
• Sloof adalah sebuah struktur balok (beton
bertulang) yang terletak persis diatas pondasi
batu kali yang diletakkan secara horizontal
sepanjang pasangan pondasi itu sendiri.
Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton
bertulang.
Fungsi utama sloof adalah :
untuk meratakan gaya/tekanan akibat beban
dari atas suatu bangunan ke pondasi
dibawahnya.
Guna sloof :
1. Mencegah keretakan dinding bangunan
diatas pondasi dapat dihindari.
2. Mencegah terjadinya penurunan bangunan.
3. Mencegah merembesnya air melalui pori-
pori bata (gaya kapilaritas) yang dapat
mengakibatkan dinding menjadi lembab.
Macam Sloof berdasarkan konstruksinya :
• Konstruksi Sloof dari Kayu. Pada konstruksi rumah
panggung dengan pondasi tiang kayu (misalnya di atas
pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok
pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas pondasi
lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal.
• Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat
dari susunan batu bata yang dipasang secara
melintang dan yang diikat dengan adukan
pasangan ((1 bagian portland semen : 4
bagian pasir). Konstruksi rolag tidak
memenuhi syarat untuk membagi beban.
• Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi
sloof ini dapat digunakan di atas pondasi batu kali
apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk
bangunan tidak bertingkat dengan perlengkapan
kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m.
Ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah
>15 / 20 cm.
• Ukuran sloof : a. Rumah satu lantai minimal adalah 12/15,
10/15 atau 15/20
b. Bangunan bertingkat menggunakan
ukuran 1/12 L (jarak antar pondasi)
• Besi tulangan minimal untuk sloof adalah Ø12mm sejumlah 4
buah
• Begel ukuran diameter 8 mm disusun dengan jarak 15cm
• Besi tulangan harus mempunyai kuat tarik 2400 kg/cm2
• Campuran untuk mengecor beton yang digunakan adalah
1Ps:2Ps:3Pk, dimana :
• 1PC (1 ember semen) : 2PS (2 ember pasir cor) : 3 PK (3 ember
koral/split) dicampur dengan ½ ember air sehingga kekuatan
beton tadi setara 175kg/cm2 atau jika anda membeli beton
jadi atau readymix setara 175Kg/cm2 atau 17.5Mpa (setara
K200)
Tie Beam
• Tie Beam adalah bentuk lain dari sloof.
• Tie Beam adalah balok-balok beton bertulang
yang berfungsi untuk meningkatkan kekakuan
gedung.
• Pada pondasi setempat dari plat beton bertulang (foot
plate) antara foot plate yang satu dengan yang lain
akan dihubungkan dengan balok beton bertulang
menjadikan pondasi-pondasi/kolom tersebut menjadi
satu kesatuan atau rangkaian
Kolom
• Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka
struktur yang memikul beban dari balok.
• Besi tulangan minimal untuk kolom adalah
Ø10mm
• Campuran beton yang dianjurkan minimum
perbandingan adalah 1 bagian semen, 2 bagian
pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air,
sehingga menghasilkan kekuatan tekan beton
pada umur 28 hari minimum 175 kg/cm2.
• Kekuatan tarik baja minimum 2400 kg/cm2.
• Pengecoran beton dilakukan secara
berkesinambungan.
• Bahan pasir dan kerikil harus bersih dan air
pencampur tidak boleh mengandung lumpur.
• Pengadukan beton sedapat mungkin
menggunakan alat pencampur beton (beton
molen).
• Apabila pencampuran beton dilakukan secara
manual, dianjurkan untuk mengunakan bak dari
bahan metal atau bahan lain yang kedap air.
• Diameter tulangan utama untuk balok lintel,
ring balok dan kolom minimum ∅ 10 mm, dan
untuk sengkang minimum ∅ 6 mm dengan
jarak as ke as sengkang 15 cm.
• Agar diperoleh efek angkur yang maksimum
dari besi tulangan, maka pada setiap ujung
tulangan harus ditekuk ke arah dalam balok
hingga 115°
• Untuk mencegah terjadinya retak pada sudut-
sudut bukaan pintu dan jendela, maka
dipasang kolom-kolom pengaku yang menerus
dari balok lintel ke balok sloof/balok pengikat.
• Ukuran penampang kolom minimum 15 cm x
15 cm.
• Ada tiga jenis kolom beton bertulang :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang
lateral.
Kolom ini merupakan kolom
brton yang ditulangi dengan
batang tulangan pokok
memanjang, yang pada jarak
spasi tertentu diikat dengan
pengikat sengkang ke arah
lateral. Tulangan ini berfungsi
untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap
kokoh pada tempatnya. Terlihat
dalam gambar 1.(a).
• 2. Kolom menggunakan pengikat spiral.
Bentuknya sama dengan yang
pertama hanya saja sebagai pengikat
tulangan pokok memanjang adalah
tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di
sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi
momen dan tegangan terwujud.
Seperti pada gambar 1.(b).
3. Struktur kolom komposit seperti tampak
pada gambar 1.(c).
Merupakan komponen
struktur tekan yang
diperkuat pada arah
memanjang dengan
gelagar baja profil atau
pipa, dengan atau tanpa
diberi batang tulangan
pokok memanjang.
Kolom Utama
• Kolom utama adalah
kolom yang fungsi
utamanya menyanggah
beban utama yang
berada diatasnya.
• Untuk rumah tinggal :
jarak kolom utama
disarankan adalah 3.5 m
Kolom Praktis
• Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi
membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil.
• Untuk rumah tinggal : jarak kolom praktis
maksimum adalah 3.5 m atau pada pertemuan
pasangan bata, (sudut-sudut)
• Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan
beton 4 d 10 begel d 8-20.
Balok
• Balok adalah bagian dari struktural sebuah
bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju
elemen-elemen kolom penopang.
• Sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila
terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap
bersatu padu mempertahankan bentuk dan
posisinya semula.
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai
berikut :
1) Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali
bentang bersih. Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupa
hingga sesuai dengan lebar badan yang dipilih.
2) Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal)
batang tulangan untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12
mm. Sedapat mungkin harus dihindarkan pemasangan tulangan
balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaan
khusus.
3) Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum
dari penampang.
4) Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-
bidang sampingnya harus dipasang tulangan samping dengan
luas minimum 10% dari luas tulangan tarik pokok. Diameter
batang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8
mm pada jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja keras.
5) Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak
sengkang tidak boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan
dibagian balok sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan
geser. Atau jarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih
dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak
boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan 5
mm pada jenis baja keras.
materi kolom, balok, sloof.pptx

More Related Content

What's hot

Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMOSES HADUN
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mplMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
kuda-kuda dan Atap
kuda-kuda dan Atapkuda-kuda dan Atap
kuda-kuda dan Atapmoses hadun
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014WSKT
 
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiPerancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiAfret Nobel
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)
9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)
9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)caturprasetyo11tgb1
 
Dasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayuDasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayuDwi Anugrah
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklatAlif Mahardika
 
8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)
8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)
8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)caturprasetyo11tgb1
 
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rian Irvandi
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiTahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiHenday Kurniawan
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseinfosanitasi
 
Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositAfret Nobel
 

What's hot (20)

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEKBAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
 
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
 
Pasangan batu
Pasangan batuPasangan batu
Pasangan batu
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
 
kuda-kuda dan Atap
kuda-kuda dan Atapkuda-kuda dan Atap
kuda-kuda dan Atap
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantaiPerancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
Perancangan struktur beton perpustakaan 4 lantai
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
PRESENTASI BEKISTING.ppt
PRESENTASI BEKISTING.pptPRESENTASI BEKISTING.ppt
PRESENTASI BEKISTING.ppt
 
9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)
9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)
9.) detail pondasi f2 (setengah telapak kaki)
 
Core dan Shaft
Core dan ShaftCore dan Shaft
Core dan Shaft
 
Dasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayuDasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayu
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
 
8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)
8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)
8.) detail pondasi f1 (telapak kaki)
 
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiTahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 
Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom komposit
 

Similar to materi kolom, balok, sloof.pptx

Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Struktur rumah panggung
Struktur rumah panggungStruktur rumah panggung
Struktur rumah panggungPanji Dwi
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatanAgus Tri
 
PPT Beton Semen_Tekban 2.pptx
PPT Beton Semen_Tekban 2.pptxPPT Beton Semen_Tekban 2.pptx
PPT Beton Semen_Tekban 2.pptxNisaAlfiyani
 
Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)sahnohilhami
 
5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptx
5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptx5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptx
5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptxEgaAyuKrisdianti
 
KONSTRUKSI PONDASI
KONSTRUKSI PONDASIKONSTRUKSI PONDASI
KONSTRUKSI PONDASIMOSES HADUN
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
tugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxtugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxarticaliban
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptdarmadi ir,mm
 

Similar to materi kolom, balok, sloof.pptx (20)

Klom 2
Klom 2Klom 2
Klom 2
 
Kolom
KolomKolom
Kolom
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Rpp balok 2015
Rpp balok 2015Rpp balok 2015
Rpp balok 2015
 
Struktur rumah panggung
Struktur rumah panggungStruktur rumah panggung
Struktur rumah panggung
 
Tiang pancang
Tiang pancangTiang pancang
Tiang pancang
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
 
PPT Beton Semen_Tekban 2.pptx
PPT Beton Semen_Tekban 2.pptxPPT Beton Semen_Tekban 2.pptx
PPT Beton Semen_Tekban 2.pptx
 
Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)
 
5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptx
5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptx5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptx
5. BANTALAN REL DAN BALAS.pptx
 
Kolom
KolomKolom
Kolom
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
 
KONSTRUKSI PONDASI
KONSTRUKSI PONDASIKONSTRUKSI PONDASI
KONSTRUKSI PONDASI
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
tugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxtugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptx
 
Pelat Lantai
Pelat LantaiPelat Lantai
Pelat Lantai
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
 
PLAT LANTAI
PLAT LANTAIPLAT LANTAI
PLAT LANTAI
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

materi kolom, balok, sloof.pptx

  • 1. SLOOF • Sloof adalah sebuah struktur balok (beton bertulang) yang terletak persis diatas pondasi batu kali yang diletakkan secara horizontal sepanjang pasangan pondasi itu sendiri. Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton bertulang.
  • 2.
  • 3. Fungsi utama sloof adalah : untuk meratakan gaya/tekanan akibat beban dari atas suatu bangunan ke pondasi dibawahnya. Guna sloof : 1. Mencegah keretakan dinding bangunan diatas pondasi dapat dihindari. 2. Mencegah terjadinya penurunan bangunan. 3. Mencegah merembesnya air melalui pori- pori bata (gaya kapilaritas) yang dapat mengakibatkan dinding menjadi lembab.
  • 4. Macam Sloof berdasarkan konstruksinya : • Konstruksi Sloof dari Kayu. Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu (misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal.
  • 5. • Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang secara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan ((1 bagian portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag tidak memenuhi syarat untuk membagi beban.
  • 6. • Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini dapat digunakan di atas pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m. Ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20 cm.
  • 7.
  • 8.
  • 9. • Ukuran sloof : a. Rumah satu lantai minimal adalah 12/15, 10/15 atau 15/20 b. Bangunan bertingkat menggunakan ukuran 1/12 L (jarak antar pondasi) • Besi tulangan minimal untuk sloof adalah Ø12mm sejumlah 4 buah • Begel ukuran diameter 8 mm disusun dengan jarak 15cm • Besi tulangan harus mempunyai kuat tarik 2400 kg/cm2 • Campuran untuk mengecor beton yang digunakan adalah 1Ps:2Ps:3Pk, dimana : • 1PC (1 ember semen) : 2PS (2 ember pasir cor) : 3 PK (3 ember koral/split) dicampur dengan ½ ember air sehingga kekuatan beton tadi setara 175kg/cm2 atau jika anda membeli beton jadi atau readymix setara 175Kg/cm2 atau 17.5Mpa (setara K200)
  • 10.
  • 11. Tie Beam • Tie Beam adalah bentuk lain dari sloof. • Tie Beam adalah balok-balok beton bertulang yang berfungsi untuk meningkatkan kekakuan gedung.
  • 12. • Pada pondasi setempat dari plat beton bertulang (foot plate) antara foot plate yang satu dengan yang lain akan dihubungkan dengan balok beton bertulang menjadikan pondasi-pondasi/kolom tersebut menjadi satu kesatuan atau rangkaian
  • 13. Kolom • Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. • Besi tulangan minimal untuk kolom adalah Ø10mm • Campuran beton yang dianjurkan minimum perbandingan adalah 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air, sehingga menghasilkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari minimum 175 kg/cm2.
  • 14.
  • 15. • Kekuatan tarik baja minimum 2400 kg/cm2. • Pengecoran beton dilakukan secara berkesinambungan. • Bahan pasir dan kerikil harus bersih dan air pencampur tidak boleh mengandung lumpur. • Pengadukan beton sedapat mungkin menggunakan alat pencampur beton (beton molen). • Apabila pencampuran beton dilakukan secara manual, dianjurkan untuk mengunakan bak dari bahan metal atau bahan lain yang kedap air.
  • 16.
  • 17. • Diameter tulangan utama untuk balok lintel, ring balok dan kolom minimum ∅ 10 mm, dan untuk sengkang minimum ∅ 6 mm dengan jarak as ke as sengkang 15 cm. • Agar diperoleh efek angkur yang maksimum dari besi tulangan, maka pada setiap ujung tulangan harus ditekuk ke arah dalam balok hingga 115°
  • 18. • Untuk mencegah terjadinya retak pada sudut- sudut bukaan pintu dan jendela, maka dipasang kolom-kolom pengaku yang menerus dari balok lintel ke balok sloof/balok pengikat. • Ukuran penampang kolom minimum 15 cm x 15 cm.
  • 19. • Ada tiga jenis kolom beton bertulang : 1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Terlihat dalam gambar 1.(a).
  • 20. • 2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada gambar 1.(b).
  • 21. 3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
  • 22. Kolom Utama • Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. • Untuk rumah tinggal : jarak kolom utama disarankan adalah 3.5 m
  • 23. Kolom Praktis • Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil. • Untuk rumah tinggal : jarak kolom praktis maksimum adalah 3.5 m atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut) • Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
  • 24. Balok • Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. • Sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
  • 25.
  • 26. Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai berikut : 1) Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang bersih. Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupa hingga sesuai dengan lebar badan yang dipilih. 2) Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang tulangan untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaan khusus. 3) Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari penampang.
  • 27. 4) Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang- bidang sampingnya harus dipasang tulangan samping dengan luas minimum 10% dari luas tulangan tarik pokok. Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8 mm pada jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja keras. 5) Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan 5 mm pada jenis baja keras.