2. Pengertian
Apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit?
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan yang bisa menghantarkan arus listrik. Hal tersebut dapat terjadi karena
larutan elektrolit dapat menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas dalam larutannya.
Contoh sifat koligatif larutan elektrolit dapat dilihat dari larutan garam (NaCl) yang dilarutkan ke dalam air.
Dengan begitu, maka ion Na+ dan ion Cl- pun dihasilkan, dan kita akan mendapati bahwa jumlah ion
terlarutnya menjadi dua ion yang bisa menghantarkan arus listrik.
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Larutan nonelektrolit merupakan kebalikannya dari larutan elektrolit. Larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik, sebab molekul-molekul zat terlarutnya tidak terionisasi di dalam larutanya.
Hal tersebut kemudian menyebabkan tidak terbentuknya beda potensial dalam larutan, sehingga listrik tidak
dapat mengalir pada larutan nonelektorlit. Contoh dari larutan nonelektrolit adalah larutan pemanis atau gula,
seperti glukosa, sukrosa dan maltosa. Selanjutnya pada larutan urea (CON2H4), serta larutan alkohol, seperti
metanol, etanol dan propanol.
Disimpulkan, Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu
sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.
3. Konsep Sifat Koligatif
Sifat koligatif larutan adalah properti yang tergantung pada jumlah partikel pelarut di dalamnya, bukan
identitas atau jenis partikel tersebut. Sifat koligatif ini mempengaruhi titik beku, titik didih, tekanan uap, dan
penurunan tekanan uap larutan.
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang terdiri dari zat-zat yang tidak mengion atau tidak berdisosiasi
menjadi ion-ion di dalam larutan. Contohnya adalah larutan gula (sukrosa) dalam air.
Sifat koligatif larutan non-elektrolit meliputi :
1.Penurunan tekanan uap: Penurunan tekanan uap larutan non-elektrolit akan lebih rendah daripada
penurunan tekanan uap larutan elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
2.Kenaikan titik didih: Kenaikan titik didih larutan non-elektrolit akan lebih rendah dibandingkan dengan
larutan elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
3.Penurunan titik beku: Penurunan titik beku larutan non-elektrolit akan lebih rendah dibandingkan dengan
larutan elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
4.Peningkatan tekanan osmotik: Peningkatan tekanan osmotik larutan non-elektrolit juga lebih rendah
daripada pada larutan elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
Larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung zat-zat yang dapat mengion atau berdisosiasi menjadi ion-
ion di dalam larutan. Contohnya adalah larutan garam (misalnya natrium klorida) dalam air.
Sifat koligatif larutan elektrolit adalah :
1.Penurunan tekanan uap: Penurunan tekanan uap larutan elektrolit akan lebih besar dibandingkan dengan
larutan non-elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
2.Kenaikan titik didih: Kenaikan titik didih larutan elektrolit akan lebih tinggi dibandingkan dengan larutan
non-elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
3.Penurunan titik beku: Penurunan titik beku larutan elektrolit akan lebih besar dibandingkan dengan larutan
non-elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
4.Peningkatan tekanan osmotik: Peningkatan tekanan osmotik larutan elektrolit juga lebih besar
dibandingkan dengan larutan non-elektrolit dengan konsentrasi yang sama.
4. Jenis Sifat Koligatif
Ada 4 (empat) sifat koligatif larutan, yaitu:
1. Penurunan tekanan uap (∆P)
Tekanan uap adalah ukuran tendensi molekul-molekul cairan untuk melepaskan diri dari cairan di sekitarnya,
dan berubah menjadi uap. Umumnya, molekul cairan yang berubah menjadi uap adalah molekul yang berada di
permukaan.
2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
Titik didih adalah titik dimana air mendidih. Titik didih terjadi saat tekanan uap larutan sama dengan tekanan
udara yang berada di luar.
3. Penurunan titik beku (∆Tf)
Titik beku adalah titik dimana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat merupakan suhu ketika zat
tersebut meleleh atau membeku pada tekanan 1 atm (keadaan normal).
4. Tekanan osmosis (π)
Peristiwa osmosis adalah sebuah proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih
pekat, atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semipermeabel. Apa itu selaput semipermeabel?
Selaput semipermeabel merupakan selaput/membran yang hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut, tapi tidak
dapat dilalui oleh molekul zat terlarut.
5. Rumus Sifat Koligatif
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel terlarut dalam larutan,
bukan identitas zat terlarutnya. Terdapat empat sifat koligatif utama, yaitu penurunan tekanan uap, peningkatan
titik didih, penurunan titik beku, dan peningkatan tekanan osmotik.
Berikut adalah rumus-rumus untuk masing-masing sifat koligatif larutan :
6. Manfaat Sifat Kologatif
Berikut manfaat atau penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan pengelompokkannya.
1. Penurunan Tekanan Uap Pelarut
Berikut manfaat penurunan tekanan uap pelarut dalam kehidupan sehari-hari.
•Mendapatkan benzene murni dengan pemisahan campuran dengan distilasi
bertingkat. Caranya dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan uap
antara zat pelarut dengan zat terlarut.
•Kolam apung memiliki kadar garam lebih tinggi dari kadar garam rata-rata di
lautan yang mencapai 34,5 per mil. Akibatnya, air sulit menguap karena
tekanan uap pelarut menurun yang disebabkan konsentrasi kadar garam yang
sangat tinggi. Oleh sebab ity, ketika berenang akan mengapung.
2. Kenaikan Titik Didih Larutan
Kenaikan titik didih larutan bermanfaat dalam kehidupan, di antaranya sebagai
berikut.
•Distilasi yang menjadi cara untuk memisahkan larutan dengan zat pelarutnya.
Caranya dengan menaikkan suhu secara perlahan. Distilasi sendiri merupakan
proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara pendidihan.
•Penambahan garam ketika memasak dilakukan setelah air mendidih,
Tujuannya sebagai tindak pencegahan agar pada proses pemasakan tidak terlalu
lama.
7. 3. Penurunan Titik Beku
Penurunan titik beku bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut.
•Membuat zat antibeku pada radiator mobil dengan menambahkan cairan yang sulit membeku seperti etilen
glikol.
•Mencairkan salju di jalan raya dengan menaburi jalan raya menggunakan campuran garam NaCl dan CaCl2.
Penaburan ini akan menurunkan titik beku salju sehingga dapat kembali menjadi ari. Semakin tinggi
konsentrasi garam maka akan semakin menurun titik bekunya.
•Membuat campuran pendingin pada es putar dengan cairan pendingin yang memiliki titik beku jauh di
bawah 00 Pada pembuatan es putar dengan mencampurkan kepingan es batu dengan garam dapur dalam
sbeuah bejana berlapis kayu. Pada percampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun.
Semantara campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless
steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin dengan terus diaduk sehingga campuran
membeku.
3. Tekanan Osmotik
Berikut contoh tekanan osmotik yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
•Desalinasi air laut melalui osmosis balik seperti pada pemurnian air laut. Osmosis balik sendiri merupakan
perembesan pelarut dari larutan ke pelarut atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer.
•Mesin pencuci darah yang digunakan oleh pasien penderita gagal ginjal. Mesih tersebut digunakan untuk
mencuci darah, cara kerjanya menggunakan mesin dialisis.
•Penyerapan air oleh akar tanaman. Hal tetsebut terjadi karena dalam tanaman memiliki zat-zat terlarut
sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air yang ada di dalam tanah. Sehingga, akan mudah diedarkan
ke seluruh bagian tumbuhan.
•Membasmi lintah dengan menaburkan sejumlah garam dapur (NaCl) ke permukaan tubuh pacet atau lintah.
•Mengontrol bentuk sel agar tidak pecah atau mengalami kerusakan.
Manfaat Sifat Kologatif