Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proyek peningkatan jalan Kanor - Semambung di Kabupaten Bojonegoro tahun 2022, meliputi profil mahasiswa magang, data umum proyek, struktur organisasi kontraktor dan konsultan, serta tahapan pekerjaan seperti persiapan lahan, pondasi, dan pemasangan rigid pavement.
3. DATA UMUM PROYEK
3
Nama Paket : Peningkatan Jalan Kanor - Semambung
Nomor Kontrak : 620 / 01.1 / SP.PJ.BM-1 / APBD / 412.203 / 2022
Tanggal Kontrak : 09 Juni 2022
Masa Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
Nomor SPMK : 620 / 02 / SPMK.PJ.BM-1 / APBD / 412.203 / 2022
Tanggal Mulai Kerja : 09 Juni 2022
Tanggal PHO : 5 November 2021
Nama PPK : Radityo Bismoko, ST.
Nama PPTK : Anton Sugiarto, ST.
Sumber Dana : APBD Kabupaten Bojonegoro 2022
Penyedia Jasa : PT. Duta Buana Jaya
Direktur : Faridah, SE.
Supervision Engineer : Ir. Yoerizal Ikhwan
9. PENGENALAN
9
Proyek magang ini merupakan proyek Pembangunan Perkerasan Jalan Raya Kaku (Rigid
Pavement) pada Desa Semambung, Kec. Kanor, Kab. Bojonegoro. Dalam rangka
meningkatkan dan memperlancar arus transportasi darat antar daerah serta untuk membuka
daerah-daerah yang terputus oleh kondisi jalan yang rusak, menghubungkan daerah
potensial dengan daerah sekitarnya, atau untuk mempercepat akselerasi perkembangan
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan serta peningkatan devisa negara, maka
fungsi pelayanan jalan dan jembatan dalam hal ini perlu ditingkatkan secara optimal, yang
didukung dengan profesionalisme dari semua unsur penyelenggara konstruksi.
10. LINGKUP PEKERJAAN:
1. Pekerjaan Stripping / Pembersihan Wilayah
2. Pekerjaan Perbaikan dan Penyiapan Tanah Dasar
3. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
4. Pekerjaan Lean Coancrete Fc 10 Mpa
5. Pekerjaan Tulangan besi Strous
6. Pekerjaan Strous Rigid Fc’ 10 Mpa
7. Pekerjaan Tembok Penahan Tanah Fc’20 Mpa
8. Pekerjaan Tulangan ganda besi Wiremess U-8
9. Pekerjaan Struktur Beton Fc 30
10. Pekerjaan Aspal AC WC (t. 4 cm)
LINGKUP PEKERJAAN UTAMA
10
12. PEKERJAAN TANAH
12
1. PEKERJAAN GALIAN DAN PENYIAPAN TANAH DASAR
1. PEKERJAAN PEMBENTUKAN BADAN JALAN 2. PEKERJAAN SUBGRADE DENGAN
DENGAN MENGGUNAKAN MOTORGRADER MENGGUNAKAN VIBRO ROLLER
13. PEKERJAAN
PERSIAPAN
13
Pekerjaan Persiapan
Pengukuran dan setting out lokasi yang akan dikerjakan. Mengajukan gambar kerja &
kuantitas pekerjaan kepada Pengawas / Direksi/ Konsultan untuk mendapat persetujuan.
Apabila tidak disetujui maka kontraktor harus merevisi usulan gambar kerja dan kuantitas
pekerjaan untuk kemudian diajukan kembali.
14. PEKERJAAN
PERSIAPAN
14
Clearing, Grubbing, Stripping
Metode kerja untuk pembersihan lokasi proyek merupakan tahap awal dalam berjalannya suatu proyek dimana dalam pengertian
pembersihan lahan dalam suatu proyek adalah suatu metode pelaksanaan untuk persiapan pekerjaan untuk selanjutnya.Dalam setiap
kegiatan proyek manapun baik proyek gedung, proyek jalan tol, bendungan haruslah ada pembersihan lapangan terlebih dahulu,
oleh karena itu dengan manfaat metode kerja sangat penting untuk tujuan agar proyek dapat berjalan dengan lancar, berikut ini
contoh metode kerja pembersihan lokasi proyek yang berlokasi darat.
Dilakukan pekerjaan Pembersihan Lokasi (Clearing), Pencabutan Akar (Grubbing), Pengupasan (Stripping). Pekerjaan Clearing,
Grubbing, dan Stripping dilakukan dengan menggunakan komposisi alat berat yaitu:
- Bulldozer : Berfungsi / Digunakan untuk mendorong, menggusur, mengurug, dan sebagainya.
Roller : Alat berat yang digunakan untuk memadatkan tanah. Roller memiliki beragam jenis yang terbagi berdasarkan cara gerak,
bahan roda penggilas, bentuk permukaan roda, dan susunan roda gilas.
17. PEKERJAAN LAPIS PONDASI
17
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGATE KELAS A
1. PENGUATAN MATERIAL AGREGATE KELAS A
DENGAN MENGGUNAKAN DUMP TRUCK
2. DUMPING MATERIAL AGREGATE KELAS A
DARI DUMB TRUCK
3. PEKERJAAN PENGHAMPARAN AGREGATE
DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR GUIDE
4. PEKERJAAN PEMADATAN AGREGATE
MENGGUNAKAN VIBRO ROLLER DENGAN
MEMPERHATIKAN KADAR AIR OPTIMUM
18. MENGENAL TIPE LAPIS
PONDASI
18
•Lapisan Pondasi Agregat
Terdapat 2 klasifikasi Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A dan Kelas B. Lapis Pondasi
Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi untuk suatu lapisan dibawah pondasi beraspal.
Sedangkan Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan untuk Lapis Pondasi Bawah.
•Agregat
•Agregat Kasar
A.Agregat kasar terdiri atas batu pacah atau kerikil yang keras dan awet
B.Untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A diperlukan agregat kasar yang mempunyai
paling sedikit satu bidang pecah
•Agregat Halus
Agregat halus dapat berupa abu batu, pasir atau tailing
19. GRADASI AGREGAT
•Gradasi Agregat Gabungan
Agregat campuran merupakan gabungan dari agregat kasar dan halus (tailing, pasir,
atau abu batu). Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan Kelas B harus memenuhi
gradasi sebagai berikut:
Tabel Gradasi Lapis Pondasi Agregat
19
20. PEKERJAAN LAPIS
PONDASI
Penghamparan Lapisan Pondasi Atas (LPA) STA 1+880 – STA 1+150
○ Setelah melewati tahapan Pembersihan Lokasi (Clearing), Pencabutan Akar (Grubbing), Pengupasan (Stripping).
Yaitu dilanjutkan dengan proses Penghamparan LPA, yang sebelumnya LPA dibawa oleh Dumb Truck setalah itu
proses penghamparan dilakukan menggunakan alat Bulldozer bagian jalan selebar ± 6.00 m.
Pemadatan Lapisan Pondasi Atas (LPA)
○ Pemadatan LPA sendiri berfungsi untuk memadatkan LPA yang sudah dihamparkan agar menjadi rata.
○ Untuk proses Pemadatan sendiri menggunakan alat berat Road Roller. Setelah dipadatkan maka diukur untuk
ketebalan lapisan LPA. Ketebalan lapisan LPA tidak boleh kurang dari desain yaitu setinggi 13-15 cm. Setelah
Penghamparan dan Pemadatan makan dilakukan uji kepadatan LPA yang mengacu pada spesifikasi teknis (Uji
Sandcone)
20
23. PEKERJAAN LEAN
CONCRETE
23
Lean Concrete
Pekerjaan Lean Concrete (LC) dilakukan setelah pekerjaan LPA selesai (kondisi 100%). Untuk Lean Concrete
ini menggunakan bahan beton kualitas fc’10 MPa yang di pesan dari Batching Plan PT. Surya Bengawan Sakti.
Ketebalan Lean Concrete yang dipakai pada pekerjaan ini adalah 10 cm dari Lapis Pondasi Atas. Dalam
pekerjaan Lean Concrete ini tahapan pelaksanaannya yaitu:
Pemasangan Bekisting
Bekisting digunakan sebagai cetakan agar struktur beton sesuai dengan betuk, rupa, maupun posisi serta
alinyemen yang direncanakan. Pemasangan Bekisting dilakukan pada kedua sisi yaitu sisi luar dan dalam. Lalu
diberi bekisting juga untuk lubang Strouss dengan diameter 25 cm
Pengecoran Lean Concrete
Bekisting yang telah dipasang maka Truk Mixer siap menuangkan adonan ke dalam bekisting. Setelah LC
selesai dicor maka selanjutnya merapihkan atau meratakan permukaan Lean Concrete tersebut dan menunggu
proses pengeringan,
24. PEKERJAAN STROUSS
24
Penggalian Stouss
Setelah Lean Concrete telah kering, maka lubang bekisting yang disiapkan
untuk Strouss digali sampai kedalaman 1,5 meter diameter Strouss 25 cm.
Pengecoran Strouss
Galian Strouss diisi dengan tulangan yang telah disiapkan. Lalu dicor
dengan Mutu Beton Fc 10 MPa.
27. TAHAPAN
27
Dalam proses pemasangan tulangan Besi Wiremesh, terdapat beberapa proses sebagai berikut:
1. Menggelar Plastk Geotek Wooven
2. Proses Pembesian Wiremesh dan Overlap
3. Pemasangan Bekisting
4. Pemasangan Pembesian Tulangan Besi Wiremesh
5. Tulangan Penampang / Besi Tumpuan Wiremesh
6. Pemasangan Dowel Melintang
7. Pemasangan Tie Bar Memanjang
Pengecoran Beton Fc’ 30
28. MENGGELAR PLASTIK
GEOTEK WOOVEN
28
Plastik cor (Geotek Wooven) Memiliki kegunaan yang penting untuk
aplikasi pelapis lantai di atas tanah / slab on ground. Plastik cor sendiri
memiliki fungsi yaitu untuk menahan agar air semen tidak keluar karena
merembes kedalam tanah selain itu plastic cor sebagai lantai kerja
mempunyai Biata lebih murah dibanding lantai kerja menggunakan screed
atau cor beton berkualitas rendah dan juga waktu pemasangannya lebih
cepat karena tinggal menghamparkannya saja ke lantai.
29. PEMASANGAN
BEKISTING
29
Setelah lean concrete (LC) selesai dikerjakan, pekerjaan selanjutnya adalah
pemasangan bekisting ekspose. Bekisting Ekspose pekerjaan perkerasan
jalan beton dapat berupa bekisting yang terbuat dari pelat baja dan juga
kayu yang dapat dipakau berulang – ulang dipasang pada bagian bagian
yang akan di cor.
30. PEMBESIAN
30
Pembesian Tulangan Besi Wiremesh digunakan besi Ø 8
mm dengan jarak penulangan 15 x 15 cm.
Baja tulangan bisa dirakit untuk lokasi yang segmennya
tipikal lurus (3.50 x 6.00 m).
31. PEMBESIAN
31
Pembesian Tulangan Besi Wiremesh digunakan besi Ø 8
mm dengan jarak penulangan 15 x 15 cm.
Baja tulangan bisa dirakit untuk lokasi yang segmennya
tipikal lurus (3.50 x 6.00 m).
34. PEMBESIAN
34
Tulangan Penampang / Besi Tumpuan Wiremesh
Tulangan penampang / Besi tumpuan Wiremesh berfungsi untuk sebagai penopang yang dipasang sedemikian hingga baja
tulangan tepat berada di tengah dan tidak menyentuh/menempel pada Lean Concrete (LC).
Pemasangan Besi Dowel (Arah Melintang)
Besi yang digunakan sambungan melintang antar plat beton disebut dengan besi Dowel. Fungsi dowel sendiri adalah untuk
mengendalikan retak serta mengakomodasi Gerakan plat beton arah melintang. Besi dowel sendiri menggunakan besi polos
Ø 22 – 300 mm, dowel sendiri hars dilakukan pengecatan anti karat pada ujung bebas (Move) setelah itu dipasang dengan
penambahan pipa PVC Ø 1.25 Dengan jarak 25 cm.
Pemasangan Besi Tie Bar ( Arah Memanjang)
Besi Tie Bar adalah besi berulir Ø 16 – 400 mm yang terletak pada arah memanjang yakni sambungan antara lajur kiri dan
lajur kanan. Besi Tie Bar digunakan jika jalan konstruksi terdiri dari dua jalur.
Fungi besi Tie Bar adalah untuk mengendalikan retak dan mengakomodasi Gerakan plat beton arah memanjang Untuk jarak
antar sambungan Besi Tie Bar adalah 75 cm.
35. PENGECORAN
35
Pengecoran Beton Fc’ 30
Setelah pekerjaan Lean Concrete (LC), Pemasangan Bekisting,
Pemasangan Wiremesh Ø 8 mm dengan jarak penulangan 15 x 15 cm yang
dirakit untuk lokasi yang segmennya tipikal lurus (3.50 x 6.00 m).
Tulangan penyangga, Dowel dan Tie Bar selesai dikerjakan maka
pekerjaan selanjutnya adalah pengecoran beton perkerasan jalan. Sebelum
melakukan penuangan terhadap ruas jalan, dilakukan metode Slump Test
terhadap Beton fc’ 30 Jika sudah disetujui oleh direksi pekerjaan, maka
Beton fc’ 30 sudah siap untuk dituang oleh Truck Mixer
36. PENGECORAN
36
Setelah beton dituang dari Truck Mixer berikut tahapan – tahapan selanjutnya:
Perataan Beton
Perataan Beton menggunakan besi hollow (Jidar). Hal ini dilakukan dengan meletakan besi
hollow tepat di atas Bekisting kemudian mulai meratakan permukaan jalan beton sesuai dengan
kemiringan jalan.
Finishing
Setelah dilakukan perataan, selanjutnya dilakukan pekerjaan finishing dengan menggunakan
cetok agar permukaan beton terlihat rapi.
Grooving Tool (Alur Beton)
Pembuatan Grooving beton dilakukan pada umumnya 15 Menit setelah dilakukan proses beton
diratakan atau sebelum beton mengering dengan sempurna. Fungsi Grooving Tool adalah
menambah gaya gesekan antara ban yang melintas dengan jalan beton selain itu Grooving Tool
sendiri bertujuan agar permukaan jalan tidak licin pada saat dilalui kendaraan. Grooving Tool
dilakukan menggunakan alat yang dimodifikasi menggunakan sikat besi atau kayu dan juga
kawat.
37. PENGECORAN
○ Cutting
○ Cutting Beton menggunakan alat Concrete Cutter. Cutting Beton berfungsi untuk memotong permukaan lapangan
beton menjadi kotak - kotak untuk mengontrol agar saat terjadi muai dan susut beton permukaan tetap stabil dan rapi.
Proses Cutting dilakukan pada permukaan tepat diatas Dowel dengan harak 12 jam setelah proses Pengecoran dan
tidak melebihi 18 jam, proses Cutting dilakukan sampai kedalam 75 mm.
○ Curing Beton Rigid Pavement
○ Setelah bagian jalan yang sudah melalui beberapa tahapan diatas, maka dilakukan proses Curing yang bertujuan untuk
menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai Tindakan untuk menjaga kelembaban/suhu beton dapat
mencapai mutu beton yang diinginkan dengan kata lain agar proses dehidrasi pada beton tidak mengalamai masakag
seperti halnya keretakan. Curring beton sendiri dilakukan menggunakan karung goni basah selama minimal 7 hari, dan
pembukaan bekissting dilakukan 3 hari seetelah dilakukan pengecoran.
37
41. TEMBOK PENAHAN
TANAH
○ Tembok Penahan Tanah (TPT) adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk
menstabilkan kondisi tanah tertentu yang pada umumnya dipasang pada
daerah tebing yang labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan
mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu dan sebagainya.Dengan kata
lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen,
pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya.
41
47. SANDCONE
Uji Sandcone
○ Test Sandcone adalah salah satu jenis uji tanah yang dilaksanakan sebagai upaya untuk
menentukan berat isi kering tanah asli maupun hasil dari suatu pekerjaan pemadatan
pada tanah non kohesif ataupun tanah kohesif. Sand Cone terdiri atas sebuah kaca atau
abotol plastic dengan sebuah kerucut logam yang dipasang di bagian atasnya. Kemudian
Alat uji Sand Cone diisi dengan benda uji, dengan cara, menggali lubang kecil pada
bagian permukaan LPA yang sudah dipadatkan. Jika berat tanah yang sudah digali pada
lubang tersebut bisa ditentukan (Wwet) serta kadar air pada LPA tersebut juga sudah
diketahui, maka Wdry (berat kering dari LPA) bisa dihitung dengan persmaan berikut:
47
48. SANDCONE
Uji Sandcone
○ Test Sandcone adalah salah satu jenis uji tanah yang dilaksanakan sebagai upaya untuk
menentukan berat isi kering tanah asli maupun hasil dari suatu pekerjaan pemadatan
pada tanah non kohesif ataupun tanah kohesif. Sand Cone terdiri atas sebuah kaca atau
abotol plastic dengan sebuah kerucut logam yang dipasang di bagian atasnya. Kemudian
Alat uji Sand Cone diisi dengan benda uji, dengan cara, menggali lubang kecil pada
bagian permukaan LPA yang sudah dipadatkan. Jika berat tanah yang sudah digali pada
lubang tersebut bisa ditentukan (Wwet) serta kadar air pada LPA tersebut juga sudah
diketahui, maka Wdry (berat kering dari LPA) bisa dihitung dengan persmaan berikut:
48
49. SLUMP TEST
Uji Slump
49
• Pengujian pada slump beton dapat dilakukan apabila kombinasi bahan untuk membentuk beton sudah mencapai
sifat plastis. Pada dasarnya, tujuan dari pengujian nilai slump untuk mengetahui tingkat kelecekan atau keenceran
pada adonan beton yang dibuat. Pengaruh kelecekan ini memiliki kegunaan untuk menilai workabilitas pada beton.
Kisaran nilai slump yang biasa digunakan sekitar 8 cm hingga 12 cm.
• Pengujian pada nilai slump dengan memnafaatkan kerucut abrams merupakan pengetesan tertua di Indonesia.
Penggunaan cara ini didasarkan atas standar ASTM C-143. Terdapat beberapa alat yang dibutuhkan dalam proses
pengujian diantaranya:
1. Penggunaan corong baja dengan ukuran diameter sekitar 20 cm di bagian bawah. Diameter bagian atas berkisar 10
cm dan tingginya mencapai 30 cm. Kedua sisi pada sorong tersebut saling berhadapan dan memiliki pegangan yang
berguna sebagai pegangan tangan untuk menaikkan konus.
2. Tongkat dengan diameter 16 mm dan panjangnya mencapai 60 cm terbuat dari bahan baja. Ujungnya berbentuk
hemispherical. Hal tersebut memiliki kegunaan untuk memadatkan adonan beton yang telah diisikan ke kerucut
abrams.
51. HASIL TEST KUAT TEKAN BETON FC 10
51
Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton
hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tekan beton
merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dibanding dengan sifat-sifat lain. Kekuatan tekan
beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar dan agregat halus, air.
Kuat tarik beton biasanya 8% - 15 % dari kuat tekan beton. Kuat tekan tarik adalah suatu sifat
yang penting yang mempengaruhi perambatan dan ukuran retak di dalam struktur. Pada umumnya
nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding lurus, setiap usaha perbaikan mutu kekuatan tekan
hanya disertai peningkatan kecil nilai kuat tariknya.
Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm dan
diameter 15 cm.
55. Overlay Asphalt AC – WC
○ Perkerasan lentur merupakan perkerasan yang menggunakan aspal yang
sifatnya lentur terutama pada saat suhu nya panas. Berikut tahapan metode
pelaksanaan Overlay Asphalt AC – WC
○ Pembersihan lokasi
○ Asphalt Emulsi / Tack coat
○ Distribusi Ashpalt dan Suhu Asphalt
○ Penghamparan Asphalt
○ Pemadatan Awal
○ Pemadatan Akhir
55
56. Pembersihan Lokasi
○ Pembersihan lokasi diperlukan untuk pekerjaan penghamparan Asphalt, agar
tidak ada benda benda lain seperti tanaman, air, pasir, atau debu yang dapat
menganggu proses penghamparan Ashpalt. Pembersihan lokasi Asphalt
menggunakan alat Compressor yang memiliki fungsi diantara lain sebagai
pembersihan lahan.
56
58. Ashpalt Emulsi / Tack Coat
○ Asphalt emulsi / Tack coat adalah tahapan awal sebelum dilakukannya
penghamparan awal. Fungsi dari Asphalt emulsi / Tack coat sendiri sebagai
lapisan perekat antara antara permukaan dengan Asphalt. Dalam proses
penyemprotan ini menggunakan alat Asphalt Sprayer.
58
60. Distribusi Asphalt dan Suhu Asphalt
○ Proses distribusi campuran Asphalt di lokasi AMP PT. Sumber Bengawan
Sakti di Bojonegoro menuju Lokasi Proyek Preservasi Jalan Raya Kanor –
Semambung dengan memakan waktu 1 jam menggunakan dump truck
dengan muatan 10 sampai dengan 11 Ton. Jumlah aspal yang didistribusikan
per volumenya didapatkan dari mengalikan Panjang jalan lebar jalan dan berat
jenis aspal hotmix. Suhu Asphalt di Dumb Truck saat di AMP adalalah kisaran
140˚C.
○
60
64. RAMBU K3
64
• Rambu K3 ini digunakan di setiap proyek-proyek yang dijalankan untuk memberikan tanda dan menjamin keselamatan dalam
lingkungan Proyek. Sudah menjadi kewajiban dan standar untuk sebuah perusahaan menjamin keselamatan jiwa para
pekerjanya, sehingga hal ini menjadi penting dan menjadi standar operasional pekerja dalam menjalankan proyek.
• Apabila berada di situs konstruksi, ada beberapa rambu-rambu K3 yang jarang kita temui. Sebagai seseorang yang seringkali
berada di situs konstruksi, kita wajib mengetahui rambu-rambu K3 yang ada karena pengetahuan kita atas rambu tersebut
dapat menjamin keselamatan kita saat bekerja.
• Rambu K3 biasanya dikelompokan menjadi 4 warna utama yang masing-masing warna mewakili instruksi yang berbeda.
Warna-warna tersebut adalah:
Kuning (Caution/Waspada)
Biru (Notice/Perhatian)
Merah (Danger/Bahaya)
Hijau (Emergency/Safety)