Makalah ini membahas tentang pengetahuan bahan yang mencakup komposit, polimer, fiberglass, logam dan keramik. Pembahasan meliputi pengertian, klasifikasi, bahan pembentuk, karakteristik dan kegunaan dari masing-masing bahan tersebut.
1. Makalah
Pengetahuan Bahan
Di Susun Oleh :
Nama :
Lia Zaharani
Kelas :
1c/Teknologi Kimia Industri
Mata Kuliah :
Pengetahuan Bahan
Dosen Pembimbing :
PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2014/2015
2. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT., Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya. Atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini , adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari dosen mata kuliah pengetahuan bahan, dan juga untuk menambah wawasan mengenai
karakteristik dari bahan-bahan. Melalui makalah ini, Penulis berusaha untuk menyajikan materi
tentang “Pengetahuan Bahan”
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan , baik dari segi isi , teori , dan sistematika penulisannya . Maka dari itu
karena belum luasnya wawasan penulis , penulis sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan makalah ini dari segi manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari
ini dan untuk masa yang akan datang .
Amin .
Buket Rata, 17 Mei 2015
Penulis
(Lia
Zaharani)
DAFTAR ISI
3. KATA PENGANTAR
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Teori
1.2Perumusan Masalah
1.3Tujuan Penulisan
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Komposit
2.1.1 Pengertian Komposit
2.1.2 Klasifikasi Komposit
2.1.2.1 Bahan Komposit Partikel
2.1.2.2 Bahan Komposit Serat
2.1.3 Bahan - bahan Pembentuk Komposit
2.1.4 Karakteristik Material Komposit
2.1.4.1 Sifat – sifat Material Komposit
2.1.4.2 Jenis – jenis Material Komposit
2.1.4.2 Jenis – jenis Material Komposit
2.1.4.4 Kelebihan Material Komposit
2.1.5 Kegunaan Material Komposit
2.2 Polimer
2.2.1 Pengertian Polimer
2.2.2 Klasifikasi Polimer
2.2.2.1 Polimer Berdasarkan Reaksi Pembentukannya
4. 2.2.2.2 Polimer Berdasarkan Sifat Thermalnya
2.2.2.3. Polimer Berdasarkan Asalnya
2.2.2.4. Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya
2.2.3. Manfaat Polimer
2.2.3.1. Manfaat Polimer Plastik
2.2.3.2. Manfaat Polimer Karet
2.2.3.3. Manfaat Serat Sintesis
2.3 Fiberglass
2.3.1 Pengertiam Fiberglass
2.3.2 Bahan-Bahan Baku Fiberglass
2.3.3 Proses Pembuatan Fiberglass
2.4 Logam
2.4.1 Sifat Fisis Logam
2.4.2. Sifat Kimia Logam
2.4.3. Penggunaan Logam
2.5 Keramik
2.5.1 Definisi keramik
2.5.2 Komposisi Keramik
2.5.3 Sifat keramik
2.5.4 Jenis-jenis Keramik
2.5.4.1 Keramik tradisional
2.5.4.2 Keramik halus
2.5.5 Proses pembuatan keramik
6. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini pengetahuan akan bahan dalam bidang industri sangat
penting.Pengetahuan bahan secara jelas mempelajari tentang komposisi bahan yang
terdapat pada suatu produk yang ingin dihasilkan pada suatu produksi di sebuah industri.
Sebelum produk itu dibuat maka harus mempelajari terlebih dahulu bahan yang
digunakan dalam memproduksi barang tersebut, dengan adanya ilmu pengetahuan bahan
dapat mempertimbangkan bahan mana yang paling cocok untuk digunakan dalam
membuat produk tersebut untuk memenuhi kepuasan konsumen, dan tidak lupa
memperhatikan keamanan bahan yang digunakan dalam produk tersebut.
Pada praktikum pengetahuan bahan memiliki tujuan agar praktikan lebih
memahami teori tentang ilmu pengetahuan bahan yang diajarkan oleh dosen pada
perkuliahan, sehingga terjadi keseimbangan antara teori dan dalam prakteknya. Praktikan
juga menambah wawasan tentang kandungan bahan yang terdapat dalam material logam
serta mengetahui cara kerja alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengetahuan
bahan. Selain memiliki tujuan, praktikum ini bermanfaat dalam dunia industri,
pengetahuan bahan dapat digunakan dalam bidang manufaktur dalam proses pembuatan
produk, yang memanfaatkan bahan mentah lalu diubah menjadi bahan jadi. Oleh karena
itu, dengan ilmu pengetahuan bahan memberikan manfaat dalam pemilihan bahan yang
cocok digunakan dalam pembuatan produk tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Apa itu komposit ?
Apa itu polimer ?
Apa itu fiberglass ?
Apa itu logam ?
Apa itu keramik ?
7. 1.3 Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat mengetahui tentang komposit
Mahasiswa dapat mengetahui tentang polimer
Mahasiswa dapat mengetahui tentang fiberglass
Mahasiswa dapat mengetahui tentang logam
Mahasiswa dapat mengetahui tentang keramik
8. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KOMPOSIT
Perkembangan dibidang teknologi dan sciences belakangan ini mendorong
material komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global
material komposit dikembangkan untuk menggantikan material logam yang banyak
digunakan sebelum berkembangnya material komposit.
2.1.1 Pengertian Komposit
Menurut definisi, komposit adalah struktur yang dibuat dari bahan-bahan yang
berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk
sepenuhnya.
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan
karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda, serta
mengikuti situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih
bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi
komposit.
Walaupun demikian definisi ini terlalu umum, karena komposit ini merangkumi
semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logamalloy, keramik,
kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk
mendapatkan suatu bahan yang baru.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis
(modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa
lamina komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan
lamina ini disebut sebagai laminat.
9. Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu:
a. Penguat (Reinforcement), yang mempunyai sifat kurang elastis tetapi lebih
kaku serta lebih kuat.
b. Matriks, umumnya lebih elastis tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang
lebih rendah.
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakannya, yaitu :
a. Fibrous Composites (Komposit Serat). Merupakan jenis komposit yang hanya
terdiri dari satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat (fiber). Serat
(fiber) yang digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid
fibers (polyaramide), dan sebagainya.
b. Laminated Composites (Komposit Laminat). Merupakan jenis komposit yang
terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap
lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
c. Particulalate Composites (Komposit Partikel). Merupakan komposit yang
menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara
merata dalam matriksnya.
Sehingga komposit dapat disimpulkan adalah sebagai dua macam atau lebih
material yang digabungkan atau dikombinasikan dalam sekala makroskopis (dapat terlihat
langsung oleh mata) sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.
Komposit terdiri dari 2 bagian utama yaitu :
a. Matriks, berfungsi untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler (pengisi) dari
kerusakan eksternal.
b. Filler (pengisi), berfungsi sebagai Penguat dari matriks.
2.1.2 Klasifikasi Komposit
Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan
komposit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi
komposit yang sering digunakan antara lain seperti :
10. a. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau
metalanorganic.
b. Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system
matrik ataulaminate.
c. Klasifikasi menurut istribusi unsure pokok, seperti continous dan disontinous.
d. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural.
Secara umum bahan komposit terdiri dari dua macam, yaitu bahan komposit
partikel (particulate composite) dan bahan komposit serat (fiber composite). Bahan
komposit partikel terdiri dari partikel–partikel yang diikat oleh matrik. Bentuk
partikel ini dapat bermacam–macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan
berbentuk yang tidak beraturan secara acak. Sedangkan bahan komposit serat
terdiri dari serat – serat yang diikat oleh matrik. Bentuknya ada dua macam yaitu
serat panjang dan serat pendek.
2.1.2.1 Bahan Komposit Partikel
Dalam struktur komposit, bahan komposit partikel tersusun dari partikel–partikel yang
disebut bahan komposit partikel (particulate composite). Bahan komposit partikel umunya
digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic matrik composites).
Bahan komposit partikel lebih lemah dibanding bahan komposit serat. Bahan komposit partikel
mempunyai keunggulan ketahanan terhadap kekurangan air, tidak muda retak dan mempunyai
daya pengikat dengan matrik yang baik.
2.1.2.2 Bahan Komposit Serat
Bahan komposit serat terdiri dari serat–serta yang terikat oleh matrik yang saling
berhubungan. Bahan komposit serat ini terdiri dari dua macam, yaitu serat panjang (continous
fiber) dan serat pendek (short fiber dan whisker). Penggunaan bahan komposit serat sangat
efesien dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan komposit serat sangat kuat dan kaku
bila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani dalam arah tegak lurus serat.
11. Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus, membentuk lamina
diatara matriknya. Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai kelemahan
pada pemisahan antar lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh
matriknya.
2.1.3 Bahan - bahan Pembentuk Komposit
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam
sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing. Sebagai bahan utama yaitu
erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan finishing antara lain :
aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
2.1.4 Karakteristik Material Komposit
2.1.4.1 Sifat – sifat Material Komposit
Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian optimum
dari sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat
diharapkan. Beberapa material komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki
kombinasi sifat-sifat yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang cukup
tinggi. Disamping itu juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu material yang digunakan sebagai bentuk komponen dalam komposit, bentuk
geometri dari unsur-unsur pokok dan akibat struktur dari sistem komposit, cara
dimana bentuk satu mempengaruhi bentuk lainnya
Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit mmpunyai
cirri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai
sifat dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu
konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari fasa
yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat atau bahan
pengukuh, manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.
12. 2.1.4.2 Jenis – jenis Material Komposit
a. Material Komposit Serat
Material komposit serat yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan dasar
yang diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat,
sebagai contoh adalah FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat dengan serat
dan banyak digunakan, yang sering disebut fiber glass.
b. Komposit Lapis (Laminated Composite)
Komposit lapis yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan bahan penguat,
contohnya polywood, laminated glass yang sering digunakan sebagai bahan bangunan
dan kelengkapannya.
2.1.4.2 Jenis – jenis Material Komposit
Komposit partikel yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan bahan penguat
seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang sering kita jumpai
sebagai betin.
2.1.4.4 Kelebihan Material Komposit
Material komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari
beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya.
Seperti yang diuraikan dibawah ini :
2.1.5 Kegunaan Material Komposit
Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu untuk :
13. a. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen
satelit.
b. Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
c. Marine atau Kelautan = Kapal layar, Kayak
d. Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
e. Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.s
f. Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stik golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
g. Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta
h. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
2.2 Polimer
2.2.1 Pengertian Polimer
molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil
yang ikatan kimia disebut polimer (poly = banyak; mer = bagian). Suatu polimer akan
terbentuk bila seratus atau seribu unit molekul yang kecil (monomer), saling berikatan
dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang saling berikatan membentuk suatu polimer
terkadang sama atau berbeda. Sifat-sifat polimer berbeda dari monomer-monomer yang
menyusunnya.
2.2.2 Klasifikasi Polimer
2.2.2.1 Polimer BerdasarkanReaksiPembentukannya
14. Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi
tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti
monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom
yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses
polimerisasi.
A. Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen,
disebut reaksi adisi. Perhatikan Gambar yang menunjukkan bahwa monomer
etilena mengandung ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak
terdapat ikatan rangkap dua.
Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang
digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan
elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan
untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain.
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung
ikatan rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang
lain, membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi
adisi mengandung semua atom dari monomer awal. Berdasarkan diatas, yang
dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi
polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari
monomermonomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak
disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.
Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena
Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan
adisi molekul monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila
kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan
15. molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi
dapat digambarkan sebagai berikut:
Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada
radikal monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana
ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C – C
pada polimer polietilena
Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang
sedang tumbuh dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator
(R’) CH2 – CH2 + R CH2 – CH2- R atau antara radikal polimer yang
sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan
membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-CH2° +
°CH2-(CH2)n-R’ R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’ Beberapa contoh
polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.
Polivinil klorida
n CH2 = CHCl → [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida
Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN → [ - CH2 - CHCN - ]n
B. Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang
sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang
disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
16. Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi
secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk
akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-
atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus
fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai
tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.
Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan
asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama
menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam
atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras,
dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape –
audio dan tape – video, dan kantong plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah
monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan
NH3.
2.2.2.2 Polimer BerdasarkanSifatThermalnya
Plastik adalah salah satu bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa plastik memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut
pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika
didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar
rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini dijelaskan
sebagai sifat termoplastik.
17. Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena setiap
kali dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan yang berbeda
untuk membuat produk plastik yang baru. Polietilen (PE) dan polivinilklorida (PVC)
merupakan contoh jenis polimer ini.
Sedangkan beberapa plastik lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam
pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika
dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya
mempunyai ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam
bentuk pertama kali mereka dicetak disebut polimer termosetting.
Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka mempunyai
ikatan-ikatan silang. Plastik termoset menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas
itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah terbentuk. Bakelit, poli(melanin
formaldehida) dan poli (urea formaldehida) adalah contoh polimer ini. Sekalipun polimer-
polimer termoseting lebih sulit untuk dipakai ulang daripada termoplastik, namun polimer
tersebut lebih tahan lama. Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah
tangga yang tahan panas seperti cangkir.
Perbedaan sifat-sifat plastik termoplas dan termoset disimpulkan pada Tabel 2.
Perbedaan sifat plastik termoplas dan plastik termoset
Tabel 2. Perbedaan Plastik Termoplast dan Termoset
Plastik Termoplas Plastik Termoset
Mudah diregangkan Keras dan Rigid
Fleksibel Tidak Fleksibel
Tidak leleh rendah Tidak meleleh jika dipanaskan
Dapat dibentuk ulang Tidak dapat dibentuk ulang
2.2.2.3. Polimer BerdasarkanAsalnya
18. Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan.
Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas,
karet, wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer
sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon,
yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang
dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik.
A. Polimer Sintetis
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia
Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk
konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik
adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak
produk lain yang Anda lihat sehari-hari.
Ahli kimia telah mensintesis polimer di dalam laboratorium selama 100 tahun.
Dapatkah Anda membayangkan kehidupan tanpa mengenal polimer sintesis ini? Pada
musim hujan, Anda mungkin akan kehujanan saat pergi sekolah tanpa membawa jas hujan
yang terbuat dari nilon, makan makanan yang basi untuk makan siang tanpa kantong
plastik atau suatu wadah dari bahan polimer, dan memakai seragam olahraga yang terbuat
dari bahan tekstil yang lebih berat dari buatan pabrik sintesis. Banyak polimer telah
membantu kita dalam menyumbang kehidupan kita.
B. Polimer alam
Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Selsel kehidupan
juga merupakan pabrik polimer yang efisien.
Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wool, jaring laba-laba, sutera
dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis secara alami. Serat-serat
selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh
dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa
padatan kristalin yang berasa manis.
19. Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra. Gagasan
untuk proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari
laba-laba. Benang yang panjang, halus dipintal ketika molekul-molekul polimer itu
ditekan melalui lubang kecil didalam pemintalan, baik secara alami dan industri
Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk
utama dari karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea
rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis)
yang tumbuh liar. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari
sekitar 32 – 35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein,
sterol, ester dan garam. Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang
merupakan bahan dari kayu.
2.2.2.4. Polimer BerdasarkanJenis Monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer dan
kopolimer. Homopolimer terbentuk dari sejenis monomer, sedangkan kopolimer terbentuk
lebih dari sejenis monomer. Uraian berikut menjelaskan perbedaan dua golongan polimer
tersebut.
A. Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam monomer, dengan
struktur polimer. . . – A – A – A – A – A – A -. . .
B. Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer.
Contoh: polimer SBS (polimer stirena-butadiena-stirena)
B.1. Jenis-jenis kopolimer :
20. a) Kopolimer acak, yaitu kopolimer yang mempunyai sejumlah satuan berulang
yang berbeda tersusun secara acak dalam rantai polimer. Strukturnya: . . . – A
– B – A – A – B – B – A – A -. . . .
b) Kopolimer bergantian, yaitu kopolimer yang mempunyai beberapa kesatuan
ulang yang berbeda berselang-seling adanya dalam rantai polimer.
Strukturnya:. . . – A – B – A – B – A – B – A – B – . . .
c) Kopolimer balok (blok), yaitu kopolimer yang mempunyai suatu kesatuan
berulang berselang-seling dengan kesatuan berulang lainnya dalam rantai
polimer. Strukturnya: . . . – A – A – A – A – B – B – B – B – A – A – A – A -.
. .
d) Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang mempunyai satu macam
kesatuan berulang menempel pada polimer tulang punggung lurus yang
mengandung hanya satu macam kesatuan berulang dari satu jenis monomer.
Strukturnya
Kalau bicara masalah polymer sangat luas sekali, yang di bicarakan di atas adalah
sebagian kecil tiori yang ada di polymer. Memang benar salah satu adalah polymer addisi
seperti yang di jumpai di acrylic solution,di mana applikasinya banyak sekali terutama
untuk bahan dasar cat,baik cat mobil maupun car dekorative. Ada juga polymer yang
medianya adalah air,bahan adalah acrylic dan reaksi yang terjadi adalah addisi. Aplikasi
nya juga banyak di antaranya , cat tembok,textil. ink dan pigment printing. Sedangkan
polymer yang terbentuk karena proses kondensasi seperti saturated polyester dan
unsaturated polyester .dimana aplikasi dari saturated adalah utk cat kayu,cat mobil
dll,sedangkan utk unsaturated aplikasinya adalah utk fiber glass,yang biasanya orang
menyebutnya resin dan kancing baju dll.
2.2.3. Manfaat Polimer
Kita telah mengenal apa itu polimer dan apa saja macam-macam polimer. Kali ini
kita bakal belajar tentang kegunaan/manfaat polimer. Polimer bisa dibilang bayak sekali
manfaatnya untuk kehidupan kita. Sebut saja tas kresek yang kita gunakan setiap hari, asal
21. sobat tahu tas kresek yang tiap hari kita pakai dengan segala macamnya berasal dari
polimer. Berikut ini beberapa manfaat dan kegunaan polimer.
2.2.3.1. Manfaat PolimerPlastik
Plastik berasal dari polimerisasi adisi dari berbagai monomer ikatan rangkap. Berikut
contoh polimer plastik dan manfaatnya.
Polietena
Polietena merupakan polimerisasi dari monomer etena. Polietena punya titik
didih 110o C dan banyak dimanfaatkan untuk botol, film, pembungkus, dan
isolator alat-alat listrik.
Polipropilena
Merupakan gabungan molekul-molekul propena. Mirip sifatnya
dengan polietena namun lebih kuat. Polipropilena banyak digunakan untuk
membuat tali, botol, karung, dan sebagainya.
Polivinilklorida(PVC)
Sobat hitung pernah dengan pipa PVC yang biasanya untuk membuat saluran air?
Pipa itu terbuat dari Polivinilklorida. Manfaat polimer untuk membuat pipa,
pelapis lantai, dan tongkat.
Teflon(PTFE)
Politetrafluoroetena (PTFE) atau teflon terutama digunakan untuk pelapis alat-
alat memasak. Teflon bersifat ulet, kenyal, tahan zat kimia, tak mudah terbakar,
isolator listrik dan panas yang baik, tak mudah lengket dan menempel. Dengan
ada teflon di alat/panci masak untuk menggoreng sangat memudahkan kita
memasak dan mencucinya.
Polivinil Asetat (PVC)
sebagai bahan pengemulsi cat.
Polistirena
Polistirena merupakan gabungan dari stirena. Manfaat polimer ini sebagai
pembungkus makanan dan minuman (gelas plastik)
22. Polimetil Metakrilat (PMMA)
bentuknya plastik bening. Strukturnya keras namun ringan sehingga banyak
dimanfaatkan sebagai pengganti gelas dan kaca pesawat terbang.
2.2.3.2. Manfaat Polimer Karet
a. Karet Alam
Karet alam terdiri dari rangkaian isoprena yang berasal dari alam. Sobat tahu ban
mobil? Manfaat polimer ini terbesar adalah sebagai ban kendaraan. Karet yang
awalnya lunak akan menjadi keras setelah di vulkanisir dengan menambahkan
sedikit belerang.
b. Karet Sintesis
Neoprena : tahan terhadap bensin, minyak tanah, lemak sehingga banyak
dimanfaatkan untuk bahan membuat selang karet, sarung tangan, dan sebagainya
Karet Nitril : manfaat polimer ini mirip seperti Neoprena
Styrena Butadiena Rubber (SBR) : kalau yang alami kita punya karet alam kalau
yang sintesis kita punya SBR. Manfaat polimer ini sebagai bahan ban motor.
2.2.3.3. Serat Sintesis
a. Nilon 66 Merupakan polimer dari heksa metilen diamina dan asam adipat.
Disebut nilon 66 karena baik heksa metilen diamina dan asam adipat masing-
masing mempunyai 6 atom karbon. Karena sifatnya ulet, melar, dan kuat maka
banyak digunakan untuk bahan membuat tali, jala, parasit, tenda, dan
sebagainya.
b. Orlon (Poliakrilonitril) manfaat plomer sebagai bahan karpet dan pakaian.
c. Dacron (Ploetilentreftalat) Dacron banyak digunakan sebagai kemasan
minuman dengan kualitas yang baik.
23. 2.3 FIBERGLASS
2.3.1 Pengertiam Fiberglass
Fiberglass adalah bahan paduan atau campuran beberapa bahan kimia (bahankomposi
t)
yang bereaksi dan mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini mempunyaibeberapa keuntunga
n dibandingkan bahan logam, diantaranya: ringan, mudah dibentuk,dan murah.
Fiberglass merupakan campuran atau perpaduan beberapa bahan kimia atau disebut juga
bahan komposit yang bereaksi satu sama lain dan mengalami peengerasan dalam waktu
tertentu. Bahan fiberglassmemiliki banyak kelebihan dibanding bahan lain seperti bahan
logam, kelebihan tersebut antara lain: lebih murah, mudah dibentuk, dan tentu saja lebih
ringan dan fleksibel.
2.3.2 Bahan-Bahan Baku Fiberglass
Bahan-bahan kimia yang menjadi bahan dasar atau bahan baku untuk membuat
fiberglass antara lain:
a. Resin.
Resin adalah bahan baku untuk membuat fiberglass yang berupa cairan kental seperti lem dan
ada yang memiliki warna hitam serta ada juga yang berwarna bening. Bahan ini memiliki
fungsi untuk mengeraskan atau membuat keras seluruh bahan yang dicampur.
b. Mat
Mat adalah bahan baku untuk membuat fiberglass yang memiliki bentuk fisik berupa
anyaman yang mirip dengan kain dan memiliki beberapa model, mulai dari model anyaman
yang cukup halus sampai dengan model anyaman kasar atau besar serta jarang-jarang. Bahan
ini memiliki fungsi untuk pelapis campuran adonan dasar dari fiberglass. Jadi ketika semua
24. bahan kimia dicampur dan bersenyawa serta mengeras, bahan ini berfungsi sebagai pengikat
semua bahan tersebut. Oleh karena itu bahan fiberglass menjadi cukup kuat dan tidak mudah
pecah.
c. Erosil
Erosil adalah bahan baku lain untuk membuat fiberglass berbentuk bubuk halus yang
menyerupai bedak bayi yang berwama putih. Bahan ini memiliki fungsi sebagai perekat
bahan mat sehingga fiberglass memiliki kekuatan dan tidak mudah patah atau pecah.
d. Talk
Talk adalah bahan baku yang berbentuk bubuk berwarna putih yang menyerupai tepung sagu.
Bahan ini memiliki fungsi agar fiberglass menjadi keras namun juga lentur.
e. Katalis
Katalis adalah bahan baku untuk membuat fiberglass yang bening dan memiliki fungsi
sebagai pengencer adonan. Bahan kimia ini biasanya dijual bersama dengan resin.
Perbandingan antara katalis dan resin biasanya adalah katalis 1/40 liter dan resin 1 liter.
f. Pigmen
Seperti umumnya pigmen, bahan ini merupakan bahan pewarna untuk menghasilkan
warna bahan fiberglass sesuai dengan yang diinginkan.
2.3.3 Proses Pembuatan Fiberglass
Adapun proses dari pembuatan fiberglass dapat dibagi menjadi tiga tahap, yakni :
Mencampur enam bahan baku utama menjadi bahan ‘adonan’ dasar.
Membuat campuran yang berfungsi sebagai penguat.
Tahap finishing atau penyelesaian sekaligus tahap penyempurnaan.
Untuk dapat menghasilkan kualitas fiberglass yang cukup kuat, campuran bahan-bahan untuk
membuat master cetakan harus memiliki ketebalam lebih dibanding dengan fiberglass jadi atau
fiberglass hasil. Ketebalan lebih tersebut sekitar 2 sampai 3 mm atau dilakukan 3 hingga 4 kali
pelapisan.
Proses pembuatan fiberglass dapat disingkat sebagai berikut:
a. Resin dicampur dengan bahan talk dan diaduk hingga rata. Apabila campuran terlalu kental,
tambahkan katalis.
25. b. Setelah semua campuran bahan dasar selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah memoles
permukaan dari cetakan dengan mirror yang berfungsi sebagai pelicin. Untuk memperoleh hasil
terbaik, tunggu hingga pelican tersebut benar-benar kering.
c. Langkah selanjutnya adalah mengoleskan adonan/campuran dasar ke permukaan cetakan
sampai merata kemudian tunggu hingga setengah kering. Agar proses pengeringan lebih cepat,
biasanya dijemur di bawah sinar matahari.
d. Langkah terkahir adalah pelepasan bahan fiberglass jadi atau hasil dan dilakukan apabila
lapisan adonan sudah benar-benar kering dan mengeras. Apabila lapisan dilepas sebelum benar-
benar kering dapat menimbulkan penyusutan.
2.4 LOGAM
Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur
kimia yang siap membentuk ion (kation). Logam adalah salah satu dari tiga kelompok
unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama
dengan metaloid dan nonlogam.
Pengelompokan dikemukakan oleh Lavoisier, namun masih sangat sederhana,
sebab antara unsur-unsur logam sendiri masih terdapat banyak perbedaan.
Dalam tabel periodik, garis diagonal yang membedakan unsur logam dari
nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut semi-logam. Unsur-
unsur yang termasuk metaloid adalah Boron (B), Silikon (Si), Germanium (Ge), Arsen
(As), Antimon (Sb), Telurium (Te), Polonium (Po).
Logam sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Alkali : Lithium (Li), Natrium (Na), Potassium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs),
Francium (Fr).
2. Logam Alkali Tanah : Beryllium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Strontium
(Sr), Barium (Ba), Radium (Ra).
3. Logam Transisi : Lantanida dan Aktinida.
26. 4. Logam Lainnya : Aluminium (Al), Gallium (Ga), Indium (In), Thallium (Tl),
Ununtrium (Uut), Tin (Sn), Lead (Pb), Ununquadium (Uuq), Bismuth (Bi),
Ununpentium (Uup), Ununhexium (Uuh).
Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, timah, perak, titanium,
uranium, dan zink.
2.4.1 SIFAT FISIS LOGAM
Pada umumnya unsur logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
1. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan
frekuensi yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilat. Contohnya, emas
(Au), perak (Ag), besi (Fe), dan seng (Zn).
2. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga
logam akan sangat panas (terbakar). Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai
akibat dari penambahan energi kinetik. Hal ini menyebabkan elektron bergerak
lebih cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui
elektron yang bergerak.
3. Logam juga dapat menghantarkan listrik karena elektronnya terdelokalisasi
bebas bergerak di seluruh bagian struktur atom. Tembaga (Cu) sering dipakai
dalam pembuatan kawat penghantar lisrik.
4. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi
bentuk lembaran. Sifat ini digunakan oleh pandai besi untuk membuat sepatu kuda
dari batangan logam. Gulungan baja (besi) penggiling menggunakan sifat ini saat
mereka mengulung batangan baja menjadi lembaran tipis untuk pembuatan alat-
alat rumah tangga. Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk
menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang
baru tanpa memutuskan ikatan logam.
27. 5. Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya
yang mudah meregang jika ditarik. Tembaga (Cu) dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan kawat.
6. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian
raksa atau merkuri (Hg) yang berupa cairan pada suhu kamar.
7. Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium (Ca), yang
lunak dan dapat dipotong dengan pisau.
8. Umumnya logam memiliki kepadatan yang tinggi sehingga terasa berat jika
dibawa.
9. Logam juga dapat menimbulkan suara yang nyaring jika dipukul, sehingga
dapat digunakan dalam pembuatan bel atau lonceng.
10. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik, misalnya
besi (Fe).
2.4.2. SIFAT KIMIA LOGAM
Sifat-sifat kimia logam antara lain:
1.. Logam memiliki energi ionisasi yang rendah, oleh karena itu logam
cenderung melepaskan elektronnya dengan mudah. Logam cenderung melepaskan
elektron daripada menangkap elektron untuk membentuk kation. Logam berikatan
dengan lainnya untuk mencapai stabil. Contohnya, Na+ Mg2+ Al3+ .
2. Umumnya logam cenderung memiliki titik leleh titik didih yang tinggi
karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu
dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada
lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.Sifat titik leleh menunjukkan
kekerasan logam, titik leleh yang tinggi artinya logamnya keras, sedangkan titik
leleh rendah artinya logamnya lemah. Semua logam memiliki titik leleh yang
tinggi, kecuali merkuri (Hg), cerium (Ce), galium (Ga), timah (Sn) dan timbal
(Pb).
3. Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom-atomnya.
4. Kebanyakan logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk
membentuk logam hidroksida. Contonya:
28. logam oksida + air logam hidroksida
Na2O (s) + H2O (l) 2NaOH (aq)
CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (aq)
5. Logam oksida bereaksi dengan asam membentuk garam dan air. Contohnya:
logam oksida + asam garam + air
MgO (s) + 2HCl (aq) MgCl 2 (aq) + H2O (l)
NiO (s) + H2SO4 (aq) NiSO4 (aq) + H2O (l)
2.4.3. PENGGUNAAN LOGAM
Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di
bidang industri, pertanian, dan kedokteran. Contohnya, merkuri yang digunakan
dalam proses klor alkali. Proses klor alkali merupakan proses elektrolisis yang
berperan penting dalam industri manufaktur dan pemurnian zat kimia. Beberapa
zat kimia yang dapat diperoleh dengan proses elektrolisis adalah natrium
(Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), aluminium (Al),
tembaga, seng, perak, hidrogen, klor, fluor, natrium hidroksida, kalium dikromat,
dan kalium permanganat. Proses elektrolisis larutan natrium klorida tersebut
merupakan proses klor alkali. Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan natrium
hidroksida di katode (kutub positif) dan gas klor di anode (kutub negatif).
Sebagai konduktor panas yang baik, logam juga digunakan untuk membuat panci.
Logam bersifat kuat sehingga dapat digunakan untuk membangun rangka
bangunan dan jembatan. Logam juga dapat menimbulkan suara dering yang
nyaring jika dipukul, maka logam juga dapat digunakan dalam pembuatan bel.
2.5 Keramik
2.5.1 Definisi keramik
29. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an
mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari
tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak
semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua
bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998;2)
2.5.2 Komposisi Keramik
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint),
feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
2.5.2.1 Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O)
fungsi tanah liat : mempermudah proses pembentukan keramik
Sifat dan keadaan bahan :
– berbutir kasar
– rapuh
– dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan
kering akan menjadi keras
– bila dibakar akan menjadi padat dan kuat
– sangat tahan api.
2.5.2.2 Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
– Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam
pengeringan.
– Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
– Merupakan rangka selama pembakaran.
Sifat-sifat dan keadaan bahan :
30. – Memiki ukuran partikel yang halus .
– Sifat plastis yang tinggi .
– Memiliki kekuatan kering yang tinggi
– Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
– Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih
tinggi dibanding kaolin.
– titik lebur tinggi sekitar 1728°C
2.5.2.3 Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila
keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang
menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat
membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut
dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir
suhu tinggi.
2.5.2.4 Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari
campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk
melalui prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang
dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi
hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca merupakan
cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik belum beraturan
dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.
2.5.3 Sifat keramik
1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
31. 4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
2.5.4 Jenis-jenis Keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:
2.5.4.1 Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
2.5.4.2 Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan
menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada
bidang medis. (Joelianingsih, 2004)
Jenis Keramik Menurut Kepadatan
1. Gerabah (Earthenware)
2. Keramik Batu (Stoneware)
3. Porselin (Porcelain)
4. Keramik Baru (NewCeramic)
2.5.5 Proses pembuatan keramik
1. Penyiapan bahan mentah
2. Pembentukan Produk Keramik
3. Pengeringan keramik keramik
4. Pembakaran Keramik
32. 2.5.6 Kegunaan Keramik
Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik,entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring, cangkir,teko,tempayan
dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti batu-bata,genteng keramik, tegel
keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan. Ada juga keramik yang digunakan untuk
keperluan keperluan khusus dan dibuat secara khusus pula misalnya keramik isolator yang
digunakan untuk kebutuhan industri perlistrik.
DAFTAR PUSTAKA
John A, Schey. 2009. Proses Manufaktur. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Diterjemahkan oleh : Ir. Rines M.T., Dwiyani Asih, Indah Sri Utami, Basuki Heri Winarno
http://ramatawa.wordpress.com/2008/11/23/komposit-part-definisiklasifikasiaplikasi/
pada tanggal 25 Oktober 2013, jam 20.48
Rahaman, M, N. 2006. Ceramic Processing. Boca Raton : Taylor & Francis Group.
Callister,WD., 1991, Material Science and Engineering An Introduction, John Wiley and Sons, Canada.
Chandra Dewi dkk., 2004, Praktikum Pengetahuan Bahan Untuk Mendukung Perancangan Manufaktur,
Proceedings Lokakarya Praktikum dalam Pendidikan Teknik Industri, Departemen Teknik Industri ITB,
Bandung.
Handayani A dkk, 2006, Learning Method For Material and Energi Balances With Computers/Software
Based,Prooceding Research and Studies III, TPSDP.
Sucipto S, Diktat Material Teknik, Politeknik NegeriBandung, Bandung
33. Surdia and Saito, 1985, Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradya Paramita,Jakarta