Modul ini membahas pembelajaran tentang dampak kolonialisme dan imperialisme Bangsa Barat dalam bangunan di Kota Malang. Modul ini berisi tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, dan penilaian berupa tes tulis dan observasi sikap siswa.
1. MODUL AJAR
A. Informasi Umum
Nama Penyusun Nani Maesaroh, S. Pd
Nama Sekolah SMK Nasional Malang
Tahun Ajaran 2022/2023
Kelas/ Semester X / 2 (Dua)
Alokasi Waktu dan
Jumlah Pertemuan
2 x 40 menit / 1 Kali Pertemuan
Mata Pelajaran Sejarah
Profil Pelajar Pancasila Peserta didik menunjukkan sikap dan pandangan yang mencintai
bangsa Indonesia, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, menumbuhkan
rasa gotong royong dan toleransi, melestarikan peninggalan
Sarana dan Prasarana LCD Proyektor, PPT, Video Pembelajaran, quizizz, buku tulis,
Internet, gawai.
Target Peserta Didik Siswa dapat membuat laporan tertulis terkait materi “Dampak
Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Barat”
Pendekatan Saintifik/ TPACK
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, Tanya Jawab, dan Assesmen
Fase Capaian E
Deskripsi CP Pada Akhir fase ini peserta didik mampu menganalisis pengaruh
kondisi dunia terhadap kolonialisme, menganalisis dan mengevaluasi
perkembangan kolinialisme dan perlawanan Bangsa Indonesia,
memahami dan mengevaluasi kolonialisme dan Perlawanan Bangsa
Indonesia dalam dimensi masa lalu, masa kini dan masa depan,
menganalisis serta mengevaluasi kolonialisme dan perlawanan
bangsa Indonesia secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis
Materi Dampak kolonialisme dan imperialism Bangsa Barat dalam bangunan
di Kota Malang
B. Komponen Inti
Tujuan Pembelajaran 1. Mengidentifikasikan bangunan peninggalan Bangsa Barat di
Malang
2. Menganalisis dampak positif dan negaitf kolonialisme dan
imperialism Bangsa Barat di Malang dalam bangunan
3. Menganalisis dan membandingkan fungsi bangunan peninggalan
Bangsa Barat di Malang pada masa dulu dan masa kini
4. Menganalisis makna peninggalan bangunan colonial di Malang
5. Menulis laporan sejarah
2. 6. Menunjukkan sikap dan pandangan yang mencintai Bangsa
Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta menunjukkan
sikap peduli dan melestarikan pada peninggalan masa lalu
Pemahaman Bermakna Peninggalan bangunan dari masa Kolonialisme dan Imperialisme
Bangsa Barat di Malang merupakan salah satu sumber yang memuat
informasi tentang kondisi di Malang pada saat kolonialisme.
Pembangunan gedung yang merupakan tempat yang dijadikan pusat
pemerintahan dimana seluruh keputusan pemerintah colonial dibuat.
Diharapkan dengan mempelajari dampak kolonialisme dan
imperialism Bangsa Barat dalam bangunan di kota malang dapat
meningkatkan rasa cinta tanah air, melestarikan peninggalan serta
kepedulian terhadap sekitar, toleransi, kerjasama, tanggung jawab
dan berani mengungkapkan pendapat.
Pertanyaan Pemantik 1. Adakah yang pernah mendengar nama Wisma Tumapel?
2. Berada dimana Wisma Tumapel?
3. Apa fungsi Wisma Tumapel?
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
(10 Menit)
1. Peserta didik diberikan salam
2. Menanyakan kabar peserta didik
3. Peserta didik dengan panduan guru memotivasi diri untuk
menyiapkan diri mengikuti pembelajaran dengan penuh
semangat
4. Peserta didik dan guru memulai pembelajaran dengan berdoa
terlebih dahulu
5. Peserta didik diberikan persepsi awal materi yang akan dipelajari
6. Peserta didik diberikan gambaran tentang manfaat dari
mempelajari materi dampak kolonialisme dan imperialism
bangsa barat dalam bangunan di kota malang
7. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematin:
a. Adakah yang pernah mendengar nama Wisma Tumapel?
b. Bagaimana kondisi Wisma Tumapel?
c. Bagaimana gambaran awal ketika kamu melihat wisma
Tumapel?
8. Peserta didik melihat tayangan Wisma Tumapel melalui PPT
9. Peserta didik dipandu oleh guru membagi kelompok yang terdiri
dari 3-4 orang
Kegiatan Inti/ Utama
( Problem Based
Learning) 60 menit
Penentuan Masalah (Aktual/Nyata)
1. Peserta didik diberikan gambaran secara umum materi dampak
kolonialisme dan imperialism Bangsa Barat melalui power point
2. Peserta didik membagi tugas masing-masing dalam kelompok
3. 3. Peserta didik menyimak video dari youtube mengenai Sejarah
Kota Malang melalui link https://youtu.be/J609CtTQnhU
Pemecahan Masalah
1. Secara berkelompok siswa mencatat hal-hal penting yang ada
pada video
2. Peserta didik menjawab pertanyaan terkait bangunan peninggalan
Bangsa Barat di Malang, dampak positif dan negatif kolonialisme
dan imperialism Bangsa Barat di Malang dalam bangunan, fungsi
bangunan peninggalan Bangsa Barat di Malang pada masa dulu
dan masa kini
Berbagi Pengetahuan
Peserta didik mengomunikasikan hasil analisis dampak kolonialisme
dan imperialism Bangsa Barat dalam bangunan di kota malang
Bermakna
Peserta didik mendapatkan masukan dan saran dari kelompok lain
dalam proses diskusi
Mandiri
Peserta didik menyusun kesimpulan dari pekerjaan yang sudah
dilakukan dalam masing-masing kelompok
Kegiatan Penutup (10
Menit)
1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi
selamamengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
Asessmen/ Penilaian Pembelajaran
a. Asesmen Diagnostik/Nonkognitif
a. Aktivitas peserta didik selama belajar di rumah
4.Apa saja kegiatanmu sepanjang hari di rumah?
5.Apakah memiliki waktu cukup untuk belajar?
6.Sebutkan 5 hal dari yang paling menyenangkan sampai yang
paling tidakmenyenangkan ketika sedang belajar!
7.Apa harapan dan mimpimu?
b. Aktivitas di rumah mendukung minat dan bakat peserta didik
1.Apakah hobimu?
2.Apakah hobimu berkaitan dengan program keahlian yang dipilih?
3.Apakah kalian memiliki buku buku harian/diary?
c. Langkah-langkah yang akan dilakukan
Persiapan
1. Menyiapkan beberapa lembar kertas jika peserta didik membutuhkan
4. 2. Menulis dan/atau menggambar jawabannya.
Pelaksanaan
3. Memberikan penguatan dan/atau pertanyaan lanjutan saat peserta
didikmenjawab pertanyaan!
4. Memberikan arahkan dan langsung menjawab jika peserta didik balik
bertanya.
5. Membeeri waktu peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
6. Menyederhanakan pertanyaan dengan menggunakan bahasa yang
lebihmudah dipahami, jika merasa kesulitan memahami
pertanyaan.
7. Tindak lanjut
8. Ajak berdikusi untuk merumuskan penyelesaiannya jika peserta
didikmenyampaikan masalah
9. Melakukan komunikasikan permasalahan tersebut dengan orang tua
jika diperlukan
10. Melakukan asesmen diagnostik non kognitif secara berkala sesuai
kebutuhan
b. Asesmen formatif
Bentuk : Tes Tulis
Instrumen : Soal dan rubrik Penilaian
Soal:
A. Pelajari Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Barat baik dampak
positif maupun negatif
1. Jelaskan yang dimaksud Bouwplan !
2. Apa saja bangunan yang dibangun di kota Malang oleh Pemerintah Kolonial
berdasarkan video?
3. Jelaskan secara runtut pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial di kota Malang !
4. Jelaskan makna tugu yang ada pada alun-alun Bunder dilihat dari sejarah
pembangunannya !
5. Jelaskan alasan bangunan di Malang dibakar oleh Tentara TRIP pada tahun
1947!
6. Analisis alasan pemerintah kolonial membangun terlebih dahulu jalan, got,
pasar, dan taman !
7. Analisis bangunan apa saja yang masih sama fungsinya pada masa kini dan
masa lalu di kota Malang !
8. Analisis dampak positif dan negatif dari kolonialisme bangsa barat dalam
bangunan di kota Malang !
5. B. Identifikasikan bangunan di kota Malang peninggalan masa kolonial
Tabel Bangunan peninggalan di kota Malang
Nama Bangunan Fungsi pada
Masa Lalu
Fungsi pada
Masa Sekarang
Dampak Negatif Dampak Positif
C. Analisis Makna apa tersirat dan tersurat yang terkandung dalam
peninggalan bangunan masa kolonial dilihat dari masa lalu dan masa kini ?
D. Rubrik Penilaian
Tabel Penilaian Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Barat
baik dampak positif maupun negatif
Penilaian Aspek yang dinilai Skor
Soal nomor
1,
2, 3, 4.
1. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar, tepat, dan lengkap sesuai kunci
jawaban
2. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar dan tepat tetapi tidak lengkap sesuai
kunci jawaban
3. Peserta didik tidak menjawab atau jawaban
salah
4
3
1
Soal nomor 5,
6, 7, dan 8
1. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar dengan disertai alasan,bukti, pendapat
yang tepat, dan lengkap
2. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar tetapi disertai alasan, bukti, pendapat
yang tidak tepat atau kurang lengkap
3. Peserta didik tidak menjawab atau jawaban
salah
4
3
1
Untuk menambah pengetahuan kalian silahkan mencari dari berbagai
sumber baik itu sumber internet atau buku !
6. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 40]) × 100
Tabel Penilaian Bangunan peninggalan di kota Malang
No Aspek
Penilaian
Nilai dan Kriteria
Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
1 Identifikasi
bangunan
peninggalan
kolonialisme
di Malang
Siswa mampu
mengidentifikasikan
seluruh bangunan
peninggalan
kolonialisme di
Malang
Siswa kurang
mengidentifikasikan
satu bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa hanya
mengidentifikasikan
dua bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa tidak
mengidentifikasikan
bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
2 Menganalisis
dampak
Positif dan
negative
bangunan
peninggalan
kolonialisme
dan
imperialism
di Malang
Siswa menjawab
keseluruhan
dampak positif dan
negative bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa menjawab
hanya dua dampak
positif dan negative
bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa menjawab
satu dampak positif
dan negative
bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa tidak
menganalisis
dampak positif dan
negative bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 8]) x 100
Tabel Penilaian Analisis Makna tersirat dan tersurat yang terkandung dalam peninggalan
bangunan masa kolonial dilihat dari masa lalu dan masa kini
Penilaian Aspek yang dinilai Skor
7. Makna
tersurat
Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersurat
dengan penjelasanyang benar, tepat, dan lengkap sesuai
kunci jawaban
Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersurat
dengan penjelasanyang benar dan tepat tetapi tidak
lengkap sesuai kunci jawaban
Peserta didik tidak menjawab atau jawaban salah
4
3
1
Pesan tersirat Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersirat
dengan penjelasan yang benar, tepat, dan lengkap sesuai
kunci jawaban
Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersirat
dengan penjelasan yang benar dan tepat tetapi tidak
lengkap sesuai kunci jawaban
Peserta didik tidak menjawab atau jawaban salah
4
3
1
Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 40]) × 100
Tabel Penilaian kerja Kelompok
No Sikap/Aspek yang dinilai
Nama
kelompok/
Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok
dengan baik
2 Kerjasama kelompok (komunikasi)
3 Hasil tugas (relevansi dengan bahan)
4 Pembagian Job
5 Sistematisasi Pelaksanaan
Jumlah Nilai Kelompok
8. Format Lembar Penilaian Diskusi (Individu Peserta Didik)
No Sikap/Aspek yang dinilai
Nama
kelompok/
Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
5. Jiwa kepemimpinan
6. Bermain peran
Jumlah Nilai Individu
Kriteria Penilaian
Kriteria
Indikator
Nilai Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1
Lembar Keaktifan Dalam Diskusi
No Aspek yang dinilai Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
1. Bertanya (cara)
2. Menjawab pertanyaan
3. Kesesuaian dengan topik kajian
4. Cara menyampaikan pendapat
5. Antusiasme mengikuti
pembelajaran
Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
9. 80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang 1
Penilaian Proses
Contoh Lembar Observasi Diskusi Kelompok
Nama peserta didik: Kelas:
No Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik
1 Kemampuan mengemukakan pendapat
2 Kemampuan bertanya
3 Kemampuan mempertahankan pendapat
4 Penguasaan Substansi materi
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Mengetahui, Malang,
Kepala SMK Nasional Malang Guru Mata Pelajaran
Drs. Rusdi, M.Si. Nani Maesaroh, S.Pd.
NIP.P. 303 02 00375 NIP.P.
10. LAMPIRAN 1
MATERI DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BANGSA BARAT DALAM
BANGUNAN DI MALANG
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi
Pada materi ajar ini, peserta didik memahami dampak kolonialisme dan
imperialisme bangsa barat dalam bangunan di malang . Dari dampak kolonialisme
dan imperialisme bangsa barat dalam bangunan di malang, peserta didik
diharapkan dapat memahami, mengidentifikasi, dan menganalisis gagasan,
pikiran, atau pesan tersurat dan tersirat dampak kolonialisme dan imperialisme
bangsa barat dalam bangunan di malang.
2. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menganalisis pengaruh kondisi dunia terhadap kolonialisme,
menganalisis dan mengevaluasi perkembangan kolinialisme dan perlawanan Bangsa
Indonesia, memahami dan mengevaluasi kolonialisme dan Perlawanan Bangsa Indonesia
dalam dimensi masa lalu, masa kini dan masa depan, menganalisis serta mengevaluasi
kolonialisme dan perlawanan bangsa Indonesia secara diakronis (kronologi) dan/atau
sinkronis.
B. URAIAN MATERI
PETA KONSEP
11. A). DAMPAK KOLONIALISME DALAM BERBAGAI BIDANG
Pernahkah kamu membayangkan bagaimana kehidupan bangsa Indonesia pada masa
penjajahan? bagaimana mereka harus melawan para penjarah di bumi mereka? Terbayang bukan
bagaimana menderitanya bangsa kita pada saat itu. Pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat
karena intervensi yang intensif dalam masalah-masalah istana, seperti pergantian tahta,
pengangkatan pejabat-pejabat kerajaan, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan
pemerintah kerajaan. Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa pribumi makin
tergantung pada kekuasaan asing, sehingga kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan
pemerintah istana makin menipis. Di samping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh
penguasa asing mengakibatkan semakin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan
yang berupa lungguh, upeti atau hasil bumi; semakin berkurang dan bahkan hilang, sebab
kedudukannya telah berganti sebagai alat pemerintah Belanda.
Dalam bidang politik, kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat di Indonesia
menyebabkan semakin hilangnya kekuasaan Politik dan para penguasa Indonesia yang beralih ke
tangan Belanda. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Penerapan sistem indirect rule (sistem pemerintahan tidak langsung) yaitu dengan
memanfaatkan penguasa-penguasa tradisional, seperti bupati dan raja yang memerintah
atas nama VOC.
b. Munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Hindia Belanda.
c. Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan politik kerajaan karena
intervensinya.
d. Bupati menjadi alat kekuasaaan pemerintahan kolonial. Mereka menjadi pegawai
pemerintahan kolonial yang diberi gaji. Padahal menurut adat penguasa tradisional
tersebut mendapat upeti dari rakyat.
e. Semakin merosotnya dan bergantungnya kekuasaan raja kepada kekuasaan asing. Bahkan
sebagian diambil alih atau di bawah kekuasaan kolonial.
1. Dampak Kolonialisme di bidang politik adalah sebagai berikut :
a. Daendels atau Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para Bupati
dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat kedudukan bupati
adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati dijadikan alat kekuasaan
pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis keturunan sekarang
menjadi sistem kepegawaian.
b. Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c. Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya
tentang pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.
Yang mengakibatkan peranan elite kerajaan berkurang dalam politik, dan kekuasaan
pribumi bahkan bisa runtuh.
12. d. Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat
modern.
e. Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda
f. Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan politik Pax
Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20.Jawa menjadi pusat pemerintahan dan
membaginya menjadi wilayah perfektuf
g. Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan dari penerapan
ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Dalam badan
yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda membagi badan peradilan
menjadi tiga macam berdasarkan golongan masyarakat di Hindia-Belanda. Badan
peradilan tersebut terdiri dari peradilan untuk orang Eropa, peradilan orang Timur Asing,
dan peradilan orang pribumi. Dalam badan legislatif, pemerintah kolonial Belanda
membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada tahun 1918
2. Dampak Kolonialisme di Bidang Budaya
Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain, membawa
pengaruh tersendiri. Sedikit banyak kita punya banyak bahasa serapan yang berasal dari
bahasa Belanda, portugis dan inggris, misalnya :
Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain, membawa
pengaruh tersendiri. Sedikit banyak kita punya bahasa serapan yang berasal dari bahasa
Belanda. Kantor yang berasal dari kata “Kantoor”. Dan koran yang berasal dari kata “krant”.
Pengaruh lain dari Belanda ada pada karya sastra kita. Belanda yang memperkenalkan
surat kabar pada tahun 1659 tentu membantu dalam penyebaran informasi. Bahkan, penyebaran
Katolik dan Protestan juga dapat ditemui dari koran.
13. Selain kosa kata ternyata kedatangan Bangsa Eropa juga mengenalkan berbagai hal baru ke
bangsa kita. Misalnya, kita jadi tahu berbagai musik internasional ataupun tarian seperti dansa.
Selain itu, ada juga bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu terhadap segala peristiwa masa
lampau. Semua bangunan tersebut punya ciri khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan
yang bisa kita temui di Kota Tua, Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api
Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta
Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
3. Dampak Kolonialisme di Bidang Sosial
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial Salah satu
dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik,
misionaris Gonzales Veloso, Fernao Vinagra dan Simon Vas serta pengaruh Kristen Protestan.
Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G (Gold, Glory dan Gospel) mempengaruhi
penyebaran agama Kristen dan Katolik di Indonesia. Salah satu penyebar agama Katolik di
Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis, di Maluku
pada tahun 1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen Protestan juga
turut tersebar di Indonesia. Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa
pemerintahan Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh Nederlands
Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan agama Kristen Protestan
berdasarkan Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig
Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts. Namun penjajahan tetaplah penjajahan sehingga
kedatangan penjajahan bangsa barat malah justru memperburuk sosial bangsa kita. Dalam bidang
sosial, praktik kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, membawa dampak antara lain
sebagai berikut:
Terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu sebagai
berikut.
golongan timur asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh
golongan eropa yang terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya
golongan pribumi
Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama untuk
memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan yang dibuka Belanda di luar Jawa.
Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena berdirinya pabrik-pabirk
dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis.
Munculnya elit terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga
menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini mendrong lahirnya elit
terdidik (priyai cendikiawan) di perkotaan. Walaupun jumlah mereka sedikit, tetapi sangat
berperan dalam perkembangan pergerakan selanjutnya.
Pembentukan status sosial dimana yang tertinggi adalah Eropa lalu Asia dan Timur yang
terakhir kaum Pribumi.
14. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi
sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan
digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.
Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
Kemunduran perdagangan dilaut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di
pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk atau patuh pada tuan
tanah Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami
kemerosotan
4.Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi
Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang, di
masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya uang kertas dan
logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah satunya adalah de
Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan didirikan di
Batavia pada tahun 1828.
Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan perekonomian akibat pembangunan jalan raya
pos Anyer-Panarukan. Keberadaan infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi
khususnya kereta api yang muncul dan berkembang pada masa Sistem Tanam Paksa. Jaringan
kereta api muncul dan berkembang di Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran hasil
perkebunan yang ada di Hindia Belanda serta transportasi masyarakat. Munculnya sistem
transportasi ini merupakan dampak kedatangan Bangsa Eropa bagi Indonesia yang masih bisa
kamu gunakan hingga hari ini.
Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus
membuat infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan makanan. mereka punya andil dalam
pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan mereka juga membangun waduk
dan saluran irigasi. Selain itu, mereka juga membangun industri pertambangan dengan
membuka kilang minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur. Namun bukan berarti dengan
pembangunan infrastuktur yang dilakukan oleh Belanda itu membawa kemakmuran bagi rakyat
Indonesia, namun sebaliknya pembangunan-pembangunan dibidang ekonomi yang
dikembangkan oleh Belanda justru membuat penderitaan rakyat Indonesia semakin dalam.
Betapa tidak, mereka memperlakukan rakyat rakyat Indonesia sangat tidak manusiawi.
Kebijakan tanam paksa dan ekonomi liberal yang mereka bentuk membuat rakyat Indonesia
dipaksa menjadi penghasil bahan mentah . Alhasil, kita tidak punya jiwa “Entrepreneur”.
Karena kita hanya diperintah dan diperintah saja, monopoli dagang yang dibuat VOC juga
membuat perdagangan Nusantara di kancah internasional jadi mundur. Dampak Kolonialisme
dan Imperialisme di bidang ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial bangsa Barat
terhadap rakyat di Indonesia membawa dampak, diantaranya sebagai berikut :
a. Monopoli dan penguasaan suatu daerah (koloni) oleh penjajah menyebabkan terjadinya
situasi yang tidak sehat dalam hal perdagangan.
15. b. Perekonomian bergeser dari pertanian pangan menjadiindustri perkebunan
c. Praktik monopoli perdagangan yang diterapkan oleh voc mengakibatkan mundurnya
perdagangan di nusantara dari kancah perdagangan internasional
d. Dalam mengeksploitasi tanah jajahan voc memanfaatkan para penguasa tradisional
(menerapkan sistem indirect rule) dalam penyerahan wajib hasil bumi dan pemungutan
(pajak hasil bumi)
e. Penerapan sistem tanam paksa menyebabkan rakyat indonesia mengenal jenis tanaman
baru. Munculnya pedagang-pedagang perantara dalam perdagangan internasional yang
dipegang oleh orang timur asing. sedangkan bangsa indonesia hanya sebagai pengecer
f. Munculnya kota-kota baru di sekitar perusahaan-perusahaan belanda.
g. Dikenalnya sistem ekonomi uang bagi masyarakat Indonesia. Salah satu dampaknya
adalah dikenalnya sistem utang. Sedangkan dalam pengerjaan lahan pertanian,
penduduk memulai mengenal pinjaman modal. Namun mereka harus mengembalikan
uang dengan sistem bunga yang memperparah perekonomian.
5. Dampak Kolonialisme di Bidang Pendidikan
Lain sekarang, lain dulu. Mari kita tengok 75 tahun lalu saat Indonesia belum merdeka
dan masih berada dalam dekapan Belanda. Pernahkah kamu berfikir bagaimanakah asal
mula lahirnya pendidikan di Indonesia, munculnya pendidikan di Indonesia tidak lepas dari
dampak adalanya kolonialisme di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia terus berkembang Pendidikan mulai dianggap penting saat
kebijakan Politik Etis dilakukan oleh pemerintah kolonial. Perhatian pemerintah kolonial
Belanda terhadap pendidikan dikarenakan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-
sektor swasta dan pemerintahan. Sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah menganut
sistem pendidikan barat dan hanya bisa dimasuki oleh kalangan bangsawan.
Usaha –usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang pendidikan tidak lain
adalah untuk keuntungan pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan pegawai administrasi
Belanda yang murah, terampil, dan terdidik. Selain itu Pemerintah Belanda menyusun
kurikulum pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran di
Indonesia sampai abad ke–19 menunjukkan kecenderungan Politik dan Kebudayaan. Tidak
semua masyarakat mendapatkan pendidikan, masyarakat yang mempunyai jabatan lah yang
dapat merasakan pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan bangsawan, pengusaha kaya,
dan yang lainnya. Beberapa contoh sekolah yang didirikan pada masa awal pemerintah
kolonial Belanda, antara lain:
16. Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain:
a. Munculnya golongan -golongan terpelajar di Indonesia.
b. Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi tenaga –
tenaga kerja di perusahaan Belanda.
c. Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar
B). DAMPAK KOLONIALISME DAN IMEPRIALISME BANGSA BARAT DALAM
BANGUNAN DI KOTA MALANG
1. Gaya Bangunan Peninggalan Kolonial
Tak dimungkiri, Belanda, telah mewariskan segala bentuk infrastruktur dan bangunan-
bangunan. Mereka membangun banyak rumah, penjara, benteng-benteng, gereja dan bangunan-
bangunan umum lainnya dengan bentuk tata kota dan arsitektur yang sama persis dengan negara
asalnya. Bangunan-bangunan yang ditinggalkan memiliki langgam arsitektur kolonial dengan
mengadopsi gaya neo-klasik yang bertolak dari Yunani dan Romawi. Menurut Handinoto dalam
Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada masa Kolonial, terbitan Graha Ilmu, Yogyakarta (2012),
ciri yang mencolok terletak pada bentuk dasar bangunan
17. Ciri khas ini terutama pada trap-trap tangga naik, bentuk pedimen (segitiga berisi relief
mitos Yunani atau Romawi di atas deretan kolom), dan tympanum (konstruksi dinding berbentuk
segitiga atau setengan lingkaran) yang diletakkan di atas pintu dan jendela sebagai hiasan.
"Arsitektur kolonial Belanda merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya Barat
dan Timur," tulis Handinoto. Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda dan diperuntukan
bagi bangsa Belanda yang tinggal di Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan. Arsitektur
Kolonial Belanda di Indonesia dalam perkembangannya terbagi menjadi tiga periode yaitu
Indische Empire style (Abad 18-19); Arsitektur Transisi (1890-1915) dan Arsitektur Kolonial
modern (1915-1940).
Gaya Arsitektur Indische Empire Style (Abad 18-19)
Gaya arsitektur ini diperkenalkan oleh Herman Willen Daendels saat bertugas sebagai
Gubernur Jendral Hindia Belanda (1808-1811). Indische Empire Style (gaya Imperial)
merupakan gaya arsitektur yang berkembang pada pertengahan abad ke-18 sampai akhir
abad ke-19. Baca juga: Rumah Gadang, Arsitektur Beradat di Ranah Minang Gaya
arsitektur ini dimulai di daerah pinggiran kota Batavia (Jakarta). Munculnya gaya tersebut
akibat percampuran kebudayaan Belanda, Indonesia dan sedikit kebudayaan China. Ciri-
ciri bangunannya adalah pertama; denah berbentuk simetris. Bentuk ini memungkinkan di
tengah bangunan terdapat ruang utama yang terdiri dari kamar tidur utama dan kamar
tidur lainnya yang berhubungan langsung dengan teras depan dan teras belakang. Kedua,
teras yang sangat luas dan diujungnya terdapat barisan kolom yang bergaya Yunani
(Doric, Ionic dan Corinthian). Ketiga, dapur, toilet dan gudang yang merupakan bagian
terpisah dari bangunan utama, letaknya ada di1 bagian belakang. Keempat, di samping
bangunan utama terdapat paviliun yang digunakan sebagai kamar tidur tamu.
Gaya Arsitektur Kolonial Transisi (1890-1915)
Arsitektur transisi di Indonesia berlangsung sangat singkat yaitu pada akhir abad 19
sampai awal abad 20 antara tahun 1890 sampai 1915. Baca juga: Ini Empat Karakter
Arsitektur Tradisional Suku Baduy Peralihan dari abad 19 ke abad 20 di Hindia Belanda
dipenuhi oleh perubahan dalam masyarakatnya dikarenakan modernisasi pada penemuan
baru dalam bidang teknologi dan kebijakan pemerintah kolonial. Ciri-ciri bangunannya,
denah masih sama seperti dengan gaya arsitektur Indische Empire, gevel-gevel, aksen
berkesan romantis, dan terdapat menara pada pintu masuk utama. Kemudian, bentuk atap
pelana dengan penutup genteng masih banyak dipakai dan perisai memakai konstruksi
tambahan sebagai ventilasi pada atap (dormer).
Gaya Arsitektur Kolonial Modern (1915- 1940)
Arsitektur kolonial modern merupakan sebuah bentuk protes yang dilontarkan oleh
arsitek Belanda setelah tahun 1900 atas gaya Empire Style. Arsitek Belanda yang
berpendidikan akademis mulai berdatangan ke Hindia Belanda, mereka mendapatkan
suatu gaya arsitektur yang cukup asing, karena gaya arsitektur Empire Style yang
berkembang di Perancis tidak mendapatkan sambutan di Belanda.
18. 2. Bangunan Peninggalan Kolonial di Malang
Balai Kota Malang
Balai Kota Malang merupakan kantor dari walikota Malang yang beralamat di Jalan Tugu,
nomer satu. Terletak berdekatan dengan Stasiun Malang Kota Baru (ML) dan tepat di
depannya adalah Jan Pieterszoon Coenplein atau Taman Jan Pieterszoon yang sekarang
disebut Alun-Alun Tugu Bundar. Balai Kota Malang merupakan bangunan warisan
pemerintahan kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1927 dan memiliki motto Voor
de burgers van Malang atau yang berarti "Untuk Warga Malang" pada saat dibangun.
Wisma Tumapel
Wisma Tumapel merupakan bangunan warisan kolonial Belanda yang sudah beberapa kali
berubah bentuk. Terletak tidak jauh dari Balai Kota, tepat dibelakangnya ada sungai yang
19. dibernama Sungai Brantas yang terkenal begitu indah pada zaman dahulu membelah Kota
Malang. Beralamat di Jalan Tumapel, nomer satu, bangunan ini dulunya bernama Hotel
Splendid dan terkenal begitu mewah saat masih beroperasi. Namun saat zaman
pendudukan Jepang berubah menjadi kantor milik Jepang lalu pada zaman sekarang
bangunan ini sedikit terbengkalai karena sudah lama kosong.
Autohandel Viehs
Autohandel Viehs merupakan bangunan kolonial Belanda berupa bengkel yang masih
bertahan hingga sekarang. Terletak di Jalan K.H. Ahmad Dahlan, bangunan ini kini sudah
terawat setelah sempat sebelumnya nampak kusam dan tidak terawat. Pada 2020 akhir
penulis melihat didepannya terpasang tulisan bahwa tempat ini akan digunakan sebagai
sanggar senam.
Toko Soen
20. Toko Soen (putih kiri) merupakan bangunan kolonial Belanda yang sangat ikonik di daerah
Kajoetangan, sebuah kawasan perniagaan elit pada zaman Belanda. Walau namanya ada
kata toko bukan berarti bangunan ini jualan seperti toko pada umumnya, hanya saja itu
pernah terjadi pada zaman dahulu. Toko Soen merupakan satu-satunya bangunan kolonial
di kawasan Kajoetangan yang masih sangat terawat. Walau sempat pada tahun-tahun
sebelumnya sangat kotor dan penuh coretan-coretan. Menurut informasi yang pernah
penulis baca pada sebuah akun katanya bangunan ini sekarang dimiliki oleh Bank BNI.
Biasanya saat event Malang Heritage bangunan ini dibuka untuk umum guna memamerkan
barang-barang antik.
Gebouw van de Montessorischool
Kalau kita pahami makna dari kata Gebouw van de Montessorischool memiliki makna
tempat sekolah anak untuk pra-sekolah atau sejenis PAUD, namun PAUD pada zaman
Belanda hehe. Bangunan ini terletak di Jalan Suropati, berdekatan dengan kawasan
pendidikan yaitu kawasan SMA Tugu atau yang sekarang terdiri dari SMAN 1 Malang,
SMAN 3 Malang, dan SMAN 4 Malang. Dalam beberapa tahun terakhir bangunan ini
pernah menjadi tempat usaha, sebelum akhirnya mangkrak dan syukurnya sekarang sedang
dalam tahap renovasi. Tentunya kita berharap bangunan ini bisa dipertahankan bentuk
aslinya agar menjadi simbol keindahan heritage Kota Malang.
Optik Surya
21. Salah satu bangunan heritage di Kayutangan yang masih bertahan selain Toko Soen
adalah Optik Surya. Namun bangunan ini masih bertahan hanya sebagiannya saja. Sebab bagian
sebelahnya sudah berubah bentuknya. Tidak banyak yang dapat kita ulas dari tempat ini. Namun
tempat ini masih beralamat yang sama dengan Toko Soen yaitu di koridor Kayutangan.
Rajabally
Rajabally bukan sebuah bangunan tunggal, namun sebuah bangunan kembar yang
mengapit sebuah jalan yaitu Jalan Semeru. Terletak di kawasan Kayutangan, bangunan ini
memiliki arsitektur nieuwe bouwen yang masih terawat dan indah. Menurut
ceritanya bangunani ni sengaja ditata kembar mengapit satu jalan karena memiliki
pemandangan yang sangat indah dilihat dari sisi timur, yaitu gunung putri tidur yang hijau
membentang dari utara ke selatan terlihat dibelakangnya. Namun seiring berjalannya
zaman sangat susah untuk melihat gunung tersebut dibelakang dua bangunan kembar ini
jika cuaca sudah siang atau sore hari.
Winkle Lux Complex
22. Winkle Lux Complex atau yang sekarang kita kenal kawasan pertokoan Avia. Merupakan
pertokoan zaman Belanda yang begitu ikonik dan bangunannya melengkung mengikuti
bentuk jalan. Terletak di Jalan Jaksa Agung Suprapto, bangunan ini masih bertahan hingga
sekarang dengan mempertahankan arsitektur kolonial. Hanya saja reklame yang memenuhi
bangunan ini sedikit menutupi bentuk asli dari bangunan tersebut.
Fine Pastry
Merupakan bangunan tua yang masih bertahan di Kayutangan selain Toko Soen dan Optik
Surya, hanya saja bangunannya sangat tidak terawat dan penuh dengan coret-coretan.
Maklum saja bangunan ini sudah sangat lama terbengkalai, padahal bangunan ini sangat
ikonik karena sering kita jumpai pada foto-foto lawas kawasan Kayutangan Malang.
Melihat dari foto lawasanya bangunan ini dulunya adalah sebuah toko roti bernama Fine
Pastry dan juga mungkin studi foto karena ada foto lain yang bertuliskan Kodak di atasnya.
Entah hanya pernah menjadi toko roti atau studio foto saja dulunya, penulis tidak terlalu
mengetahui lebih dalam terkait perkembangan bangunan ini setiap zamannya, namun yang
jelas bangunan ini adalah salah satu bangunan paling awal dalam berkembangnya kawasan
Kayutangan.
Gedung Bank Mandiri
23. Gedung Bank Mandiri merupakan bangunan tua yang terletak di alun-alun bagian selatan
berdekatan dengan Hotel Pelangi, bangun ini memiliki arsitektur art deco dan memperkaya
eksotisme Alun-Alun Kota Malang dalam unsur sejarah. Dikutip dari Malangco bangunan
ini dulunya adalah Nederlandsch-Indisch Handelsban, sejak bangunan ini selesai dibangun
pada 1938 sudah beroperasi sebagai bank hingga kini bangunan tersebut tetap menjadi
sebuah bank yaitu Bank Mandiri KCP Merdeka Malang.
Gereja Kayutangan
Gereja Kayutangan atau yang bernama asli Gereja Hati Kudus Yesus Kristus terletak di
Jalan Basuki Rahmat atau yang dikenal dengan kawasan Kayutangan. Merupakan gereja
umat Katolik tertua yang ada di Kota Malang dibangun pada tahun 1905. Memiliki
arsitektur Neogothik seperti gereja-gereja di Eropa, arsitek pendiri gereja ini adalah Marius
J. Hulswit yang kini namanya tertulis pada sebuah prasasti di dekat gereja dalam bahasa
Belanda yang jika diterjemahkan artinya adalah “Gereja ini dipersembahkan kepada Hati
Kudus Yesus, didirikan berkat kemurahan hati dari Yang Mulia Monseigneur ES Luypen,
dirancang oleh arsitek MJ. Hulswit dan semasa penggembalaan yang terhormat Romo
GDA Joncbloet dan Romo FB. Meurs pada tahun 1905 telah diberkati oleh YM.
Monseigneur Edmundus Sijbrandus Luypen, uskup Tituler dari Orope, Vikaris Apostolik
dari Batavia.”
Gereja Idjen
24. Gereja Idjen atau yang bernama asli Gereja Santa Theresia adalah gereja Katolik yang
terletak di kawasan Idjen Boulevard dirancang oleh Rijksen en Estourgie dan dibangun
pada tahun 1934. Disebut Gereja Ijen karena bangunan ini terletak di kawasan perumahan
Idjen. Merupakan perumahan elit pada zaman Belanda yang dihuni oleh kalangan atas
orang-orang Eropa. Menurut peta lama kota Malang, tepat di depan gereja ini ada sebuah
taman yang bernama Boeringplein, namun keberadaan taman tersebut sudah terkikis
karena pelebaran jalan dan sebagainya
Gereja Immanuel
Gereja Immanuel atau GPIB Immanuel merupakan gereja umat Kristen Protestan yang ada
di Kota Malang. Beralamat di Jalan Merdeka persis berseberangan Alun-Alun Kota
Malang serta letaknya yang satu deret dengan Masjid Jami menjadikan bangunan tersebut
simbol keberagaman masyarakat Kota Malang. Selain itu gereja ini merupakan gereja
tertua yang ada di Kota Malang, dibangun pada tahun 1861 dengan nama Protestanche
Gemente te Malang dan menjadi tempat ibadah orang-orang Eropa pada zaman dahulu.
Pelangi Hotel
25. Hotel Pelangi adalah salah satu hotel mewah pada zaman kolonial yang masih bertahan
hingga sekarang. Memiliki nama awal Palace Hotel saat pertama dibangun 1916, lalu
berubah nama saat pendudukan Jepang menjadi Hotel Asoma, lalu berubah lagi menjadi
Palace Hotel lalu berubah kembali pada 1953 menjadi Hotel Pelangi hingga sekarang. Kini
Hotel Pelangi menjadi ikon heritage Kota Malang yang berada di sekitar alun-alun
berdekatan dengan Gedung Bank Mandiri dan GPIB Immanuel.
KPPN
Gedung Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara atau Gedung KPPN beralamat di Jalan
Merdeka Selatan atau di sisi selatan dari Alun-Alun Kota Malang. Dulunya bangunan ini
adalah sebuah Kantor Kerisedanan Malang yang dibangun pada tahun 1936. Jika kita
bandingkan dengan foto-foto lamanya tidak banyak yang berubah dari bangunan yang
menjulang ini, hanya saja menara di ujung atapnya saja yang sudah tidak ada.
De Javasche Bank (Bank Indonesia)
26. De Javasche Bank merupakan cikal bakal dari Bank Indonesia, di sinilah dahulu De
Javasche Bank berdiri di Kota Malang. Bangunan ini dibangun pada tahun 1916 dan
pernah berganti nama menjadi Nanpo Kaihatsu Ginko pada saat pendudukan Jepang di
tahun 1942. Kini bangunan tersebut menjadi kantor dari Bank Indonesia yang merupakan
nama selanjutnya dari De Javasche Bank berdasarkan UU No.11 tahun 1953. Bangunan ini
beralamat di Jalan Merdeka Utara atau sisi utara Alun-Alun Kota Malang.
Cor Jesu
Cor Jesu adalah Sekolah Menengah Atas Katolik yang beralamat di Jalan Jaksa Agung
Suprapto atau yang dulunya bernama kawasan Celaket. Sekolah ini dulunya
bernama Zuster Ursulinen Malang karena dibangun oleh tiga orang biarawati Ursulin di
Kota Malang. Tidak diketahui bangunan yang ada di sini dibangun pada tahun berapa saja,
namun salah seorang biarawati Ursulin sudah membeli tanah di sini sejak 1899
dari keluarga Borwarter-Stenneke. Pada tahun 1900 mereka mulai membangun sebuah TK
lalu SD di sini, kemudian pada tahun 1920 mulai dibuka MULO (Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs) atau R.K Muloshool setara SMP. Hingga pada 1926 dibangunlah bangunan
yang lebih besar didepannya atau yang ada pada foto di atas, yaitu Zusterschool.
Frateran
27. Frateran berlokasi tidak jauh dari Cor Jesu dan sama-sama dibangun pada tahun 1926 oleh
arsitek Hulswit, Fermont & Ed. Cuypers bersamaan dengan bangunan utama dari Cor Jesu yang
dulunya disebut Zusterschool, untuk Frateran pada awal pembangunan disebut
dengan Fraterschool. Kini bangunan tersebut digunakan untuk Sekolah Menengah Pertama
Katolik dibawah naungan Konggregasi Frater Bunda Hati Kudus (BHK) Indonesia.
Handlesvennootschap (PLN)
Gedung PLN Kota Malang terletak di Jalan Basuki Rahmat berdekatan dengan Toko Avia,
kawasan ini dulunya dikenal sebagai pemukiman orang-orang Eropa di Malang. Pada
mulanya gedung yang memiliki arsitektur Nieuwe Bouwen ini dimiliki oleh N. V.
Handlesvennootschap dan menjadi kantor perusahaan yang berada di bawahnya yaitu N.V.
Algemeene Nederlandsch-Indische Electricities Maatschappij (ANIEM). Sejak dahulu
bangunan tersebut sudah digunakan sebagai kantor perusahaan listrik Belanda hingga pada
akhirnya di era lima puluhan namanya mengalami nasionalisasi oleh pemerintah Indonesia
menjadi Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Nederlands Indische Metaalwaren en Emballage Fabrieken (NIMEF)
28. Merupakan sebuah bangunan tua yang terletak di perempatan Jalan Zainul Arifin daerah Pasar
Besar Kota Malang. Dulunya ini adalah bangunan yang menjadi kantor dari NIMEF N. V.
atau Nederlandsch-Indische Metaalwaren Emballage Fabrieken adalah suatu perusahaan industri
pada masa Hindia Belanda. Kini bangunan tersebut nampak sangat jarang ada aktivitas karena
seperti tidak ada yang menggunakannya sebagai toko seperti bangunan di sekitarnya. Tetapi
bangunan tersebut nampak sangat terawat.
Eks Gedung AIA
Merupakan sebuah rumah yang baru saja ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya oeh
Pemerintah Kota Malang. Dulunya pernah ditempati oleh perusahaan asuransi AIA, lalu
berubah menjadi tempat bimbel, kemudian bangunan tersebut kosong hingga sekarang
(Desember 2020). Bangunan ini terletak di daerah Celaket, pemukiman orang Belanda di
Zaman dahulu. Adapun nama jalan yang menjadi lokasi rumah ini adalah Willem
Straat dulunya dan sekarang sudah berubah menjadi Jalan Diponegoro.
Stasiun Malang Kota Baru
Stasiun Malang Kota Baru atau yang biasa disingkat ML adalah bangunan tua
bergaya Nieuwe Bouwen yang terletak di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Klojen, Kota
Malang. Menurut sejarahnya stasiun ini dulunya dibangun di seberangnya, tepat di sisi
29. timur seberang rel karena posisinya yang berdekatan dengan tangsi militer. Menurut
situs KAI Heritage, Stasiun Malang dulunya sudah ada sejak 1879 lalu, karena alasan
pembangunan Kota Malang lebih diarahkan ke sisi barat, maka bangunan tersebut
dibongkar dan dipindah ke posisi yang ada saat ini dan dibuka pada tahun 1941.
Stasiun Kota Lama
Stasiun Malang Kota Lama terletak di Kelurahan Ciptomulyo Malang, merupakan
bangunan peninggalan masa Hindia Belanda yang mana pembangunannya pun bersamaan
dengan pembangunan jalur rel Kereta Api Bangil-Sengon-Lawang-Malang sepanjang 49
kilometer. Pengerjaan jalur kereta api ini dilakukan oleh Staatsspoorwegen (SS),
perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1878 dan selesai pada
tahun 1879.
Klinik Pengobatan Tri Dharma
Tidak banyak sejarah yang dapat menceritakan terkait bangunan yang kini menjadi Klinik
Pengobatan Tri Dharma ini. Beralamat di Jalan Zaenal Zakse, tepat di belakang Klenteng
Eng An Kiong dan jika pagi bangunan ini sulit untuk dilihat karena tertutup banyaknya
30. orang-orang membuka lapak dagangan. Hanya saja kita bisa melihat tulisan di atasnnya
yaitu "Onrepos" dan "Anno 1920" yang menandakan bahwa bangunan ini sudah ada sejak
1920. Beruntungnya kita adalah kita bisa melihat bangunan ini utuh dan terawat hingga
sekarang meski tidak ada sejarah yang bisa diceritakan terkait tempat ini.
Rumah Anjasmoro
Rumah Anjasmoro merupakan rumah bergaya Indische yang beralamat di Jalan Anjasmoro
atau di daerah Bergenbuurt yang memiliki arti daerah jalan gunung-gunung. Rumah ini
dibangun oleh arsitektur Belanda "Smeets, Kooper, & Hooger Beets" dan sudah berdiri
sejak 1935 hingga kemudian dibeli oleh keluarga Dr. Slamet dari keluarga orang Belanda.
Pada zaman pendudukan Jepang, Rumah Anjasmoro menjadi satu diantara beberapa rumah
yang digunakan untuk menahan warga Belanda karena dulunya di kawasan ini menjadi
kawasan Interniran atau kawasan yang dahulu menjadi tempat penahanan warga Belanda
oleh Jepang.
Toko OEN
Toko Oen merupakan kedai pastry dan dessert yang terkenal dan sudah berdiri sejak
zaman kolonial di Jalan Basuki Rahmat berseberangan dengan Gereja Kayutangan.
Menurut sejarahnya bangunan ini berdiri pada tahun 1930 dengan nama Oen Ice Cream
Palace Pattissier dengan menyajikan menu Indo-Holland sejak dulu hingga sekarang. Dan
31. bangunan ini adalah bangunan yang selamat dari peristiwa Malang Bumi Hangus saat
Belanda berusaha kembali menduduki Indonesia pada 1947. Kini bangunannya sangat
begitu terawat dengan interior yang sangat khas serta kita bisa dengan mudah menemukan
tulisan-tulisan berbahasa Belanda di dalamnya.
The Shalimar Boutique Hotel Malang
The Shalimar Boutique Hotel merupakan bangunan bersejarah selanjutnya di Kota Malang
lengkap dengan taman tua yang sudah ada sejak kawasan kolonial yaitu Taman Cerme atau yang
dulunya bernama Tjermeplein. Sebelum menjadi hotel, bangunan bergaya Nieuwe Bouwen ini
adalah sebuah Loji atau Loge dari kelompok Freemason di Kota Malang. Bangunan dirancang
oleh Ir. Murder dan diresmikan pada 1933, hanya beberapa tahun saja menjadi sebuah Loji
hingga kemudian berubah menjadi Societeit atau tempat perkumpulan warga Eropa kelas atas
pada zaman dahulu.
Kolese Santo Jusuf
Di Jalan Dokter Sutomo ada sebuah bangunan bernama Sekolah Kolese Santo Jusuf yang
begitu megah dengan cat putih dan jendela-jendela besar khas bangunan kolonial. Dulunya ini
adalah sebuah sokolah milik Belanda bernama Neutrale Lagere School dengan jalan di
32. depannya yang bernama Emmastraat. Pada 1947 saat peristiwa Malang Bumi Hangus, gedung
ini dihancurkan oleh bumiputera agar Belanda tidak bisa mendapatkan apa-apa ketika berhasil
menguasai Malang. Hingga pada 1951 bangunan Neutrale Lagere School yang telah hancur ini
dibeli oleh Keuskupan Malang untuk dijadikan sebuah sekolah yang menjadi cikal bakal
Kolese Santo Jusuf.
Klinik Melati
Merupakan sebuah rumah yang terletak di Jalan Jaksa Agung Suprapto, berdekatan dengan
Frateran. Bangunan berarsitektur Indische ini ditempati oleh sebuah klinik kesehatan bernama
Klinik Melati. Tidak banyak dapat yang penulis ceritakan terkait tempat ini karena sangat
minimnya sejarah yang membagikan cerita terkait tempat ini. Namun rumah ini nampak sangat
megah dengan menara dan jendela-jendal besar di tiap lantainya.
Rumah Sakit Lavalette
33. RS Lavalette merupakan salah satu rumah sakit tertua yang ada di Kota Malang, beralamat di
Jalan W. R. Supratman. Dibangun pada tahun 1918 dengan nama Lavalette Kliniek atas
prakarsa para pengusahan perkebunan besar zaman Hindia Belanda di bawah naungan Stichting
Malangsche Zieken-verpleging. Kata Lavalette diambil dari nama ketuanya dan pemilik saham
terbesar yaitu G. Chr. Renardel de Lavalette. Kini Lavalette Kliniek sudah berubah namanya
menjadi Rumah Sakit Lavalette, namun tulisan Lavalette Kliniek masih terpampang
didepannya.
RSB Mardi Waloeja Rampal
Merupakan sebuah rumah yang terletak di Jalan WR Supratman atau di daerah Celaket Malang.
Bangunan berarsitektur kolonial ini ditempati oleh sebuah rumah sakit bernama RSB Mardi
Waloeja Rampal. Tidak banyak dapat yang penulis ceritakan terkait tempat ini karena sangat
minimnya sejarah yang membagikan cerita terkait kapan bangunan ini dibangun atau dulunya
tempat ini difungsikan sebagai apa sebelum menjadi RSB, hanya untuk RSB sendiri baru
menempati bangunan ini ketika menjadi rumah kosong pada tahun 1949. Kini bangunan ini
nampak sangat terawat dan antik dengan tulisan Suzanna di atasnya serta bentuk atapnya yang
bergaya Indische.
RSIA Mardi Waloeja Kauman
34. Masih dengan RS Mardi Waloeja, hanya saja ini merupakan RSIA Mardi Waloeja Kauman.
Merupakan Rumah Sakit Mardi Waloeja pertama di Malang sebelum membuka cabangnya di
Rampal, walau kini sudah terpisah manajemennya. Beralamat di Jalan Kauman, tidak jauh dari
bangunan heritage lainnya yaitu Hotel Pelangi. Tidak banyak dapat yang penulis ceritakan
terkait tempat ini karena sangat minimnya sejarah yang membagikan cerita terkait kapan
bangunan ini dibangun atau dulunya tempat ini difungsikan sebagai apa sebelum menjadi RSIA.
Namun bangunan tersebut nampak sangat terawat dengan nuasa heritage yang sangat kental serta
tulisan Happy Home dengan font klasik di atasnya.
RSIA Husada Bunda
Merupakan sebuah rumah yang terletak di Jalan Pahlawan Trip atau di daerah Idjen Boulevard.
Bangunan berarsitektur Indische dengan atap yang menjulang tinggi ini ditempati oleh sebuah
rumah sakit bernama RSIA Husada Bunda. Tidak banyak yang dapat penulis ceritakan terkait
tempat ini karena sangat minimnya sejarah yang membagikan cerita terkait kapan bangunan ini
dibangun, hanya saja untuk foto lama yang penulis lihat pada akun Facebook Pak Mohammad
Tantro Prastowo di tahun 1950 bangunan ini adalah sebuah rumah bernama Rumah Bella Vista
dengan taman yang sangat luas. Kini bangunan ini nampak sangat antik dengan atapnya yang
tinggi.
Gedung Bank Jatim
35. Merupakan bangunan bergaya Indische yang masih cukup terawat di daerah Celaket tepat
berseberangan Cor Jesu. Namun tidak banyak yang dapat penulis ceritakan mengenai sejarah
dari bangunan ini, namun nampaknya bangunan ini dulunya adalah sebuah rumah, melihat dari
arsitekturnya yang juga mirip dengan beberapa rumah di daerah Celaket atau Jalan Kartini,
Klojen. Kini bangunan tersebut digunakan oleh sebuah bank bernama Bank Jatim.
Gedung Sasana Krida Budaya
Selanjutnya adalah Gedung Pertemuan Krida Sasana Budaya yang terletak di belakang Gereja
Kayutangan atau Gereja Hati Kudus Yesus. Sebenarnya gedung ini juga merupakan bagian dari
Gereja Hati Kudus Yesus sehingga juga sering digunakan untuk acara ibadah ataupun event dari
jemaat Gereja Hati Kudus Yesus. Bangunan ini nampak sangat terawat dengan arsitekturnya
yang klasik khas zaman kolonial. Hanya saja parkirannya begitu sempit untuk kendaraan roda
empat.
De Openbare Leeszal Met Bibliotheek Te Malang
36. Sebuah bangunan putih menjulang tinggi yang terletak di Jalan Aris Munandar ini adalah
bekas sebuah Loge Freemason, Perpustakaan Umum, dan Kringhuis. Pada
sebuah situs berbahasa Belanda dikatakan bahwa "In 1939 was het gebouw het Kringhuis
van de N.S.B. Voordien: het eerste gebouw van de Vrijmetselaarsloge 'Malang'. In 1927
bestond de loge 25 jaar en eind jaren dertig verhuisde de loge naar het Tjerme Plein, nu
Hotel Graha Cakra aan de Jl Cerme. De loge ‘Malang’ is in 1940 opgeheven." Kalau
diartikan ke dalam Bahasa Indonesia mungkin seperti ini : "Pada 1939 dulunya adalah
sebuah Kringhuis dari Nationaal-Socialistische Beweging (NSB), namun sebelumnya
adalah sebuah Vrijmetselaarsloge Malang atau Pondok Loge Freemason di Malang. Pada
1927 pondok ini sudah ada sejak 25 tahun dan pada akhir tiga puluhan pondok pindah ke
Tjerme Plein, sekarang Hotel Graha Cakra di Jl Cerme. De Loge 'Malang' ditutup pada
tahun 1940."
Lalu kalimat selanjutnya adalah "De volksbibliotheek en de oudste openbare leeszaal van
Nederlands-Indië waren in het linker gedeelte van het gebouwgevestigd" yang mana
artinya kurang lebih "Perpustakaan rakyat dan ruang baca publik tertua di Hindia Belanda
Timur berada di bagian kiri gedung." Berdasarkan arsip dari Perpustakaan Nasional yang
direpost oleh akun @Malangheritage dulunya bagunan ini pernah menjadi sebuah
perpustakan umum Hindia Belanda dengan nama De Openbare Leeszal Met Bibliotheek Te
Malang namun terdapat logo Freemason di atasnya karena pernah menjadi sebuah Loge.
Rumah Nam Sin Kajoetangan
Rumah Namsin, begitu orang-orang menyebut rumah kuno yang terletak di koridor Kayutangan
ini. Tidak diketahui tahun berapa persisnya bangunan ini dibangun, namun dipastikan sebelum
1924, karena rumah tersebut sudah ada sejak saat itu dan berpindah-pindah kepemilikan. Kini
rumah kuno tersebut merupakan saksi dari berkembangnya kawasan Kayutangan setiap
zamannya, karena masih mempertahankan bentuk aslinya di tengah modernisasi. Rumah ini
37. biasanya juga dibuka untuk wisata heritage di Kayutangan yang bernama "Kampung
Kajoetangan Heritage."
Makam Sukun
Makam Sukun adalah sebuah komplek pemakaman yang multi rasial beralamat di Jalan Slamet
Supriadi, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Ada banyak hal menarik yang ada di sini, mulai dari
bangunannya kental dengan arsitektur Belanda dan beragamnya makam yang ada di sini,
seperti makam penganut Freemason, makam orang Asia seperti Jepang atau makam orang
Eropa seperti orang Belanda, Inggris, Jerman dan masih banyak lainnya. Dulunya tempat ini
dibangun dengan nama Europese Begraafplaats Soekoen te Malang dan sudah berdiri sejak
1919. Ada banyak makam yang yang begitu indah lengkap dengan pahatan berbagai macam
bentuk serta puisi-puisi romantis yang terukir pada marmer mahal, tidak heran kenapa, karena
dulunya makam ini adalah pemakaman untuk orang Eropa kalangan atas.
Apotheek De Rijzende Zon
38. Apotheek De Rijzende Zon merupakan apotek yang dibangun pada tahun 1930 di koridor
Kayutangan. Pada namanya memiliki arti Apotek Matahari Terbit, entah karena posisinya yang
menghadap ke timur, penulis tidak terlalu mengetahuinya. Menurut sejarahnya apotek ini
merupakan apotek yang terkena program nasionalisasi pemerintah Indonesia dulu dan namanya
berubah menjadi Apotek Kabupaten. Kini bangunan tersebut masih cukup terawat, hanya saja
sudah mulai jarang terlihat beroperasi. Dan biasanya sering digunakan oleh sebuah kedai kopi
Perumahan di Sekitar Idjen atau Bergenbuurt
Merupakan kawasan perumahan kelas atas atau kota mandiri yang dilengkapi pasar, tempat
hiburan, taman-taman di setiap sudutnya, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya sudah
diberdiri sejak tahun 1935, dibangun oleh arsitek ternama asal Belanda bernama Herman
Thomas Karsten. Kawasan ini disebut dengan Bergenbuurt atau jalan gunung-gunung karena
nama jalan di daerah ini menggunakan nama gunung-gunung seperti Jalan Idjen, Jalan Kawi,
Jalan Bromo, dan masih banyak lagi. Kawasan ini terkenal sangat luas dengan pepohonan yang
rindang dan rumah-rumah beraksitektur kolonial berlaman luas.
Perumahan di Sekitar Klojen
39. Merupakan kawasan perumahan elit orang Eropa lainnya yang ada di Malang. Pembangunan
perumahan untuk golongan orang Eropa kelas atas ini dimulai pada tanggal 18 Mei 1917 dan
selesai pada tanggal 21 Februari 1918. Daerah perumahan ini di namakan
daerah Oranjebuurt yaitu nama keluarga kerajaan Belanda zaman dahulu. Kini nama jalan
tersebut sudah berubah dengan nama pahlawan-pahlawan Indonesia. Emma Straat menjadi Jalan
Dr. Soetomo, Sophia Straat menjadi Jalan Cokroaminoto, Willem Straat menjadi Jalan
Diponegoro, Juliana Straat menjadi Jalan RA Kartini, dan lain-lainnya.
TUGAS 1
Simaklah Video dari Youtube dengan menscan QR Code atau menggunakan link dibawah ini
1. Untuk menguji pemahaman membaca, kalian dapat menjawab beberapa
pertanyaan berikut! Tulis jawaban di buku latihan kalian! Diskusikan dengan
teman sekelompok lalu presentasikan di depan kelas!
1. Jelaskan yang dimaksud Bouwplan !
2. Apa saja bangunan yang dibangun di kota Malang oleh Pemerintah Kolonial
berdasarkan video?
3. Jelaskan secara runtut pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial di kota Malang !
4. Jelaskan makna tugu yang ada pada alun-alun Bunder dilihat dari sejarah
pembangunannya !
5. Jelaskan alasan bangunan di Malang dibakar oleh Tentara TRIP pada tahun
1947!
6. Analisis alasan pemerintah kolonial membangun terlebih dahulu jalan, got,
pasar, dan taman !
7. Analisis bangunan apa saja yang masih sama fungsinya pada masa kini dan
masa lalu di kota Malang !
8. Analisis dampak positif dan negatif dari kolonialisme bangsa barat dalam
bangunan di kota Malang !
Link Youtube : https://youtu.be/J609CtTQnhU
40. 2. Identifikasikan bangunan di kota Malang peninggalan masa kolonial
Tabel Bangunan peninggalan di kota Malang
Nama Bangunan Fungsi pada Masa Lalu Fungsi pada Masa Sekarang
3. Analisis Makna apa tersirat dan tersurat yang terkandung dalam peninggalan
bangunan masa kolonial dilihat dari masa lalu dan masa kini ?
Kalian juga dapat berlatih menganalisis arsitektur Bangunan kolonial di Malang
untuk menemukan gagasan, pemikiran, dan pesan dalam bentuk kegiatan memirsa
video. Sebagai referensi, kalian dapat memindai QR atau mengunjungi laman berikut
Forum Diskusi
Untuk kegiatan membaca kali ini, peserta didik dibentuk kelompok yang terdiri
atas4-5 orang. Kemudian peserta didik membagi peran atau tugas masing-
masing anggota kelompok kalian. Peserta didik membaca secara intensif teks
rekon di bawah ini dengan mengikuti tahapan berikut.
a. Siapkan dan cermati video dengan saksama!
b. Catat atau tandai hal-hal yang menurut kalian penting!
c. Jawablah beberapa pertanyaan terkait video!
d. Bahas dan diskusikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut!
e. Susunlah rangkuman atau ringkasan teks!
f. Tulislah kesimpulan atau tanggapan terhadap teks!
g. Presentasikan atau publikasikan hasil kerja kelompok kalian!
h. Mintalah tanggapan, saran, masukan, dari kelompok lain!
Untuk menambah pengetahuan kalian silahkan mencari dari berbagai
sumber baik itu sumber internet atau buku !
Link Youtube : https://youtu.be/gpjZfZk7ewY
41. PENUTUP
Rangkuman
Setelah mempelajari materi di atas, peserta didik mampu menganalisis pengaruh kondisi
dunia terhadap kolonialisme, menganalisis dan mengevaluasi perkembangan kolinialisme dan
perlawanan Bangsa Indonesia, memahami dan mengevaluasi kolonialisme dan Perlawanan
Bangsa Indonesia dalam dimensi masa lalu, masa kini dan masa depan, menganalisis serta
mengevaluasi kolonialisme dan perlawanan bangsa Indonesia secara diakronis (kronologi)
dan/atau sinkronis
DAFTAR PUSTAKA
Sejarah Indonesia XI. 2014. Jakarta. Kemendikbud
https://kumparan.com/kumparannews/sulitnya-bersekolah-di-era-kolonial/ diunduh pada tanggal
11 Agustus 2020
https://museumberjalan.id/situs/analisis-dampak-penjajahan-belanda-terhadappembangunan-
infrastruktur-dan-sumber-daya-manusia-di-indonesia/ diunduh pada tanggal 11 Agustus 2020
https://blog.ruangguru.com/imperialisme-dan-kolonialisme/ diunduh pada tanggal 11 Agustus
2020 https://blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-11-dampak-kedatangan-bangsa-eropa-
bagiindonesia diunduh pada tanggal 11 Agustus 2020
https://ongistravel.com/9-bangunan-bangunan-kuno-di-kota-malang/ diunduh pada 25 November
2022
42. LAMPIRAN 2
MEDIA PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMK Nasional Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Fase/Semester : X/E/Ganjil
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Menganalisis dampak kolonialisme
dan Imperialisme Bangsa Barat dalam
bangunan di Malang
43.
44. LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Satuan Pendidikan : SMK Nasional Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Fase/Semester : X/E/Ganjil
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Menganalisis dampak kolonialisme
dan Imperialisme Bangsa Barat
dalam bangunan di Malang
A. PETUNJUK BELAJAR
Peserta didik dibentuk kelompok 3-4 orang. Kemudian melakukan diskusi
menganalisis Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Barat dalam
Bangunan di Malang.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasikan bangunan peninggalan Bangsa Barat di Malang
2. Menganalisis dampak positif dan negaitf kolonialisme dan imperialism Bangsa Barat di
Malang dalam bangunan
3. Menganalisis dan membandingkan fungsi bangunan peninggalan Bangsa Barat di Malang
pada masa dulu dan masa kini
4. Menganalisis makna peninggalan bangunan colonial di Malang
5. Menulis laporan sejarah
6. Menunjukkan sikap dan pandangan yang mencintai Bangsa Indonesia sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila serta menunjukkan sikap peduli dan melestarikan pada peninggalan
masa lalu
C. SOAL/TUGAS
Simaklah Video dari Youtube dengan menscan QR Code atau menggunakan link dibawah ini
a. Untuk menguji pemahaman membaca, kalian dapat menjawab beberapa
pertanyaan berikut! Tulis jawaban di buku latihan kalian! Diskusikan dengan
teman sekelompok lalu presentasikan di depan kelas!
Link Youtube : https://youtu.be/J609CtTQnhU
45. 1. Jelaskan yang dimaksud Bouwplan !
2. Apa saja bangunan yang dibangun di kota Malang oleh Pemerintah Kolonial
berdasarkan video?
3. Jelaskan secara runtut pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial di kota Malang !
4. Jelaskan makna tugu yang ada pada alun-alun Bunder dilihat dari sejarah
pembangunannya !
5. Jelaskan alasan bangunan di Malang dibakar oleh Tentara TRIP pada tahun
1947!
6. Analisis alasan pemerintah kolonial membangun terlebih dahulu jalan, got,
pasar, dan taman !
7. Analisis bangunan apa saja yang masih sama fungsinya pada masa kini dan
masa lalu di kota Malang !
8. Analisis dampak positif dan negatif dari kolonialisme bangsa barat dalam
bangunan di kota Malang !
b. Identifikasikan bangunan di kota Malang peninggalan masa kolonial
Tabel Bangunan peninggalan di kota Malang
Nama Bangunan Fungsi pada Masa Lalu Fungsi pada Masa Sekarang
c. Analisis Makna apa tersirat dan tersurat yang terkandung dalam peninggalan
bangunan masa kolonial dilihat dari masa lalu dan masa kini ?
Kalian juga dapat berlatih menganalisis arsitektur Bangunan kolonial di Malang
untuk menemukan gagasan, pemikiran, dan pesan dalam bentuk kegiatan memirsa
video. Sebagai referensi, kalian dapat memindai QR atau mengunjungi laman berikut
Untuk menambah pengetahuan kalian silahkan mencari dari berbagai
sumber baik itu sumber internet atau buku !
46. D. PENYELESAIAN
Kunci Jawaban Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Barat dalam Bangunan di
Malang
1. Bouwplan adalah rencana pengembangan Kota
2. Bangunan yang dibangun oleh pemerintah colonial di malang adalah jalan, taman, pasar,
pusat pemerintahan, sarana olahraga, perumahan elit, makam
3. a. Rencana Pembangunan Kota I (Bouwplan I) ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei
1917 dengan luas areal 12.939 m². Daerah perumahan baru untuk golongan orang Eropa
tersebut dinamakan sebagai Oranjebuurt (Daerah Oranye). Pada tanggal 21 Februari
1918 daerah tersebut sudah mulai dihuni. Daerah Oranjebuurt tersebut memakai nama-
nama jalan dengan nama-nama anggota keluarga kerajaan Belanda. Seperti Wilhelmina
straat (sekarang Jl. Dr Cipto), Juliana straat (sekarang Jl. RA Kartini), Emma straat
(sekarang Jl. dr Sutomo), Willem straat (sekarang Jl. Diponegoro), Maurits straat
(sekarang Jl. MH Thamrin), dan Sophia straat (sekarang Jl. Cokroaminoto)
b. Bouwplan II ini direncanakan dengan baik. Daerah ini yang kini dikenal dengan
sebutan Alun-alun Bunder atau Alun-alun Tugu. Disebut demikian karena bentuk
dasarnya berupa lapangan terbuka yang berbentuk bundar dengan tugu di tengahnya.
Di sekitar Alun-alun Bunder tersebut kemudian dibangunlah berbagai bangunan resmi
dan monumental, seperti Gedung Balaikota Malang, Hotel Splendid, sekolah
HBS/AMS (sekarang SMA Negeri Tugu), rumah tinggal panglima militer dan
sebagainya
c. Bouwplan III membangun makan orang barat di daerah sukun
d. Bouwplan IV ini dikhususkan untuk membangun perumahan kelas menengah ke
bawah. Rencananya, perluasan tersebut dilakukan antara Sungai Brantas dan jalan
utama ke Surabaya. Daerah itu awalnya hanya sebuah kampung kecil yang terletak di
antara daerah Kampung Tjelaket dan Lowokwaroe
e. Bouwplan V ini adalah Jalan Ijen yang membujur ke arah utara-selatan. Jalan ini kelak
menjadi salah satu ciri khas Kota Malang. Setiap ada perpotongan dengan jalan yang
membujur ke arah timur-barat maka perpotongan tersebut diselesaikan dengan taman-
taman yang indah. Misalnya saja Smeroe Plein (pertemuan antara Jl. Semeru dengan
Jl. Ijen), Ijen Plein pada akhir Jalan Ijen. Dengan demikian secara keseluruhan Jalan
Ijen yang megah dengan pohon palemnya lebih semarak lagi dengan banyaknya
taman-taman. Jalan Ijen sebagai jalan utama pada perluasan Kota Malang ke arah barat
Link Youtube : https://youtu.be/gpjZfZk7ewY
47. ini rasanya pantas dijuluki sebagai salah satu jalan yang paling indah di antara kota-
kota di Hindia Belanda
4. Tugu pada alun-alun Bunder adalah saksi perjuangan Bangsa Indonesia melawan
kolonialisme dan imperialism Bangsa Barat. Pembangunan ini merupakan pembangunan
monument tugu pertama di Indonesia sebagai wujud lahirnya bangsa Indonesia setelah
berabad-abad dikuasai oleh imperialisme kolonial Belanda. Monumen tugu ini juga dapat
diartikan sebagai wujud identitas dari berdirinya sebuah bangsa. Bentuk monumen
seperti bambu runcing menyimbolkan senjata yang digunakan Arema dalam mengusir
penjajah. Rantai pada tugu melambangkan semangat persatuan arema untuk melawan
Belanda. Simbol lainnya adalah bintang yang mempunyai 17 pondasi dan delapan tingkat
serta tangga berbentuk empat dan lima sudut. Hal ini dibuat untuk menyimbolkan hari
kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Bunga Teratai yang mengelilingi monumen
alun-alun berwarna merah dan putih melambangkan warna dari bendera Republik
Indonesia
5. Bangunan di kota Malang dibakar oleh tentara TRIP agar tidak digunakan oleh
Belanda/NICA
6. Alasan jalan, got, pasar dibangun terlebih dahulu karena bangunan tersebut
mempermudah dalam mobilisasi (untuk jalan), pembangunan got agar ketika musim
penghujan air bisa teralirkan dengan baik dan tidak terjadi banjir, sedangkan pasar
merupakan tonggal perekenomian
7. Balaikota, Stadion Gajayana, Perumahan Ijen, alun-alun bunder, Jalan semeru, Jalan ijen
8. Dampak Positif
Kota Malang memiliki banyak bangunan bernilai sejarah
Bangunan bisa berfungsi untuk fasilitas umum yang digunakan sampai sekarang
Bisa mempelajari arsitektur bangunan colonial dan menambah referensi seni
arsitektur Eropa
Banyaknya nilai-nilai ekonomis yang bisa didapakan dari pemanfaatan bangunan
peninggalan colonial
Adanya tata ruang yang baik dalam bangunan colonial
Dampak Negatif
Pada masa lalu : pembangunannya memanfaatkan rakyat sehingga membuat rakyat
menderita
Pada masa Kini : bangunan yang tidak dimanfaatkan terbengkalai dan
menjadikannya terlihat kumuh
48. Identifikasikan bangunan di kota Malang peninggalan masa kolonial
Tabel Bangunan peninggalan di kota Malang
Nama Bangunan Fungsi pada Masa Lalu Fungsi pada Masa Sekarang
Balai Kota Pusat Pemerintahan Kolonial Pusat Pemerintahan Kota
Malang
Alun-alun Pusat berkumpul wisata
Alun-alun Bunder Taman Taman dan wisata
Stadion Gajayana Tempat Olahraga orang Eropa Tempat Olahraga semua
kalangan
Perumahan Ijen Perumahan elit orang Eropa Perumahan Elit
Hotel Splendid Hotel Hotel
Sekolah
HBS/AMS
Sekolah untuk anak-anak Eropa SMA Negeri Tugu
Ijen Plein Jalan Jalan Raya
Makna Tersirat dalam peninggalan bangunan masa colonial adalah bahwa meskipun
kolonialisme bangsa eropa di Indonesia menimbulkan banyak penderitaan akan tetapi
pemerintah colonial meninggalkan banyak dampak positif terutama dalam hal bangunan
yang bisa dimanfaatkan sampai sekarang serta dapat memberikan pembelajaran dalam seni
arsitektur dan sejarah dari masing-masing bangunan
Makna Tersurat dalam peninggalan bangunan masa colonial adalah bahwa bangunan
colonial memilik arsitektur yang indah serta memiliki kekuatan sehingga bisa bertahan
hingga sekarang.
49. LAMPIRAN 4
ALAT EVALUASI/INSTRUMEN PENILAIAN
Satuan Pendidikan : SMK Nasional Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Fase/Semester : X/E/Ganjil
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Menganalisis dampak kolonialisme
dan Imperialisme Bangsa Barat
dalam bangunan di Malang
I. Rencana Penilaian
KD/CP Indikator Indikator
Penilaian
Jenis
Penilaia
n
Bukti Instrumen
Menganalisis
pengaruh
kondisi dunia
terhadap
kolonialisme,
menganalisis
dan
mengevaluasi
perkembanga
n kolinialisme
dan
perlawanan
Bangsa
Indonesia,
memahami
dan
mengevaluasi
kolonialisme
dan
Perlawanan
Bangsa
Indonesia
dalam dimensi
masa lalu,
masa kini dan
1. Menganalisis
dampak positif
dan negaitf
kolonialisme
dan imperialism
Bangsa Barat di
Malang dalam
bangunan
2. Menganalisis
dan
membandingkan
fungsi bangunan
peninggalan
Bangsa Barat di
Malang pada
masa dulu dan
masa kini
Mampu
menganalisis
dampak positif
dan negatif serta
membandingkan
fungsi bangunan
peninggalan
kolonialisme
dan
imperialisme
Bangsa Barat
Tes Tulis 1. Jelaskan yang
dimaksud
Bouwplan !
2. Apa saja
bangunan yang
dibangun di kota
Malang oleh
Pemerintah
Kolonial
berdasarkan
video?
3. Jelaskan secara
runtut
pembangunan
yang dilakukan
oleh pemerintah
kolonial di kota
Malang !
4. Jelaskan makna
tugu yang ada
pada alun-alun
Bunder dilihat
dari sejarah
pembangunanny
a !
50. masa depan,
menganalisis
serta
mengevaluasi
kolonialisme
dan
perlawanan
bangsa
Indonesia
secara
diakronis
(kronologi)
dan/atau
sinkronis
5. Jelaskan alasan
bangunan di
Malang dibakar
oleh Tentara
TRIP pada tahun
1947!
6. Analisis alasan
pemerintah
kolonial
membangun
terlebih dahulu
jalan, got, pasar,
dan taman !
7. Analisis
bangunan apa
saja yang masih
sama fungsinya
pada masa kini
dan masa lalu di
kota Malang !
8. Analisis dampak
positif dan
negatif dari
kolonialisme
bangsa barat
dalam bangunan
di kota Malang !
Mengidentifikasika
n bangunan
peninggalan Bangsa
Barat di Malang
Mampu
mengidentifikas
i peninggalan
Bangsa Barat di
Malang
Tes Tulis Mengidentifikasikan
bangunan peninggalan
kolonial kemudian di
identifikasi fungsi pada
masa lalu dan masa
sekrang
makna peninggalan
bangunan colonial
di Malang
Menganalisis
makna
peninggalan
kolonial di
Malang
Tes Tulis Menganalisis makna
peninggalan kolonial di
malang secara tersirat
dan tersurat
51. II. Kisi-Kisi
A. Kognitif
1. Mengidentifikasikan bangunan peninggalan Bangsa Barat di Malang
2. Menganalisis dampak positif dan negaitf kolonialisme dan imperialism Bangsa Barat di
Malang dalam bangunan
3. Menganalisis dan membandingkan fungsi bangunan peninggalan Bangsa Barat di Malang
pada masa dulu dan masa kini
4. Menganalisis makna peninggalan bangunan colonial di Malang
III. Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa
Barat baik dampak positif maupun negatif
Penilaian Aspek yang dinilai Skor
Soal nomor
1,
2, 3, 4.
4. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar, tepat, dan lengkap sesuai kunci
jawaban
5. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar dan tepat tetapi tidak lengkap sesuai
kunci jawaban
6. Peserta didik tidak menjawab atau jawaban
salah
4
3
1
Soal nomor 5,
6, 7, dan 8
4. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar dengan disertai alasan,bukti, pendapat
yang tepat, dan lengkap
5. Peserta didik dapat menjawab dengan penjelasan
yang benar tetapi disertai alasan, bukti, pendapat
yang tidak tepat atau kurang lengkap
6. Peserta didik tidak menjawab atau jawaban
salah
4
3
1
Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 40]) × 100
52. Rubrik Penilaian Bangunan peninggalan di kota Malang
No Aspek
Penilaian
Nilai dan Kriteria
Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
1 Identifikasi
bangunan
peninggalan
kolonialisme
di Malang
Siswa mampu
mengidentifikasikan
seluruh bangunan
peninggalan
kolonialisme di
Malang
Siswa kurang
mengidentifikasikan
satu bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa hanya
mengidentifikasikan
dua bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa tidak
mengidentifikasikan
bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
2 Menganalisis
dampak
Positif dan
negative
bangunan
peninggalan
kolonialisme
dan
imperialism
di Malang
Siswa menjawab
keseluruhan
dampak positif dan
negative bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa menjawab
hanya dua dampak
positif dan negative
bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa menjawab
satu dampak positif
dan negative
bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Siswa tidak
menganalisis
dampak positif dan
negative bangunan
peninggalan
kolonialisme dan
imperialism di
Malang
Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 8]) x 100
Rubrik Penilaian Analisis Makna tersirat dan tersurat yang terkandung dalam
peninggalan bangunan masa kolonial dilihat dari masa lalu dan masa kini
Penilaian Aspek yang dinilai Skor
Makna
tersurat
Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersurat
dengan penjelasanyang benar, tepat, dan lengkap sesuai
kunci jawaban
Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersurat
dengan penjelasanyang benar dan tepat tetapi tidak
lengkap sesuai kunci jawaban
Peserta didik tidak menjawab atau jawaban salah
4
3
1
53. Pesan tersirat Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersirat
dengan penjelasan yang benar, tepat, dan lengkap sesuai
kunci jawaban
Peserta didik dapat menunjukkan dan menyampaikan
alasan terkait kalimat yang mengandung pesan tersirat
dengan penjelasan yang benar dan tepat tetapi tidak
lengkap sesuai kunci jawaban
Peserta didik tidak menjawab atau jawaban salah
4
3
1
Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 40]) × 100
Rubrik Penilaian kerja Kelompok
No Sikap/Aspek yang dinilai
Nama
kelompok/
Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok
dengan baik
2 Kerjasama kelompok (komunikasi)
3 Hasil tugas (relevansi dengan bahan)
4 Pembagian Job
5 Sistematisasi Pelaksanaan
Jumlah Nilai Kelompok
Rubrik Penilaian Diskusi (Individu Peserta Didik)
No Sikap/Aspek yang dinilai
Nama
kelompok/
Nilai
Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
54. 5. Jiwa kepemimpinan
6. Bermain peran
Jumlah Nilai Individu
Kriteria Penilaian
Kriteria
Indikator
Nilai Kualitatif
Nilai
Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang cukup 1
Rubrik Keaktifan Dalam Diskusi
No Aspek yang dinilai Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
1. Bertanya (cara)
2. Menjawab pertanyaan
3. Kesesuaian dengan topik kajian
4. Cara menyampaikan pendapat
5. Antusiasme mengikuti
pembelajaran
Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang 1
55. Penilaian Proses
Contoh Lembar Observasi Diskusi Kelompok
Nama peserta didik: Kelas:
No
Aspek Yang Dinilai Baik
Tidak
baik
1 Kemampuan mengemukakan
pendapat
2 Kemampuan bertanya
3 Kemampuan mempertahankan
pendapat
4 Penguasaan Substansi materi
Skor yang dicapai
Skor maksimum