2. • Salah satu teknologi digital yang akan berkembang
pesat pada 2022 adalah *Metaverse*.
• Perbincangan tentang metaverse dimulai sekitar akhir
Oktober 2021 lalu ketika Facebook resmi berganti nama
menjadi Meta, sebagai tekad memasuki bisnis baru
teknologi digital yang berbasis Virtual and Augmented
Reality (VR/AR).
3. • Sejak saat itu, diskusi tentang metaverse menjadi
trending topic di berbagai media di seluruh dunia.
Bagaimana tidak? Teknologi baru ini akan *mengubah
peradaban dan perekonomian dunia secara revolusioner
di masa depan!*
Metaverse pada hakikatnya jagat raya baru yang
dibangun di dunia virtual. Awalan meta diambil dari
bahasa Yunani yang berarti “lebih dari” atau “melampaui”
sepadan dengan kata “beyond” dalam bahasa Inggris.
4. • Dalam jagat raya baru ini, kita bisa bertemu secara virtual dengan
pengguna lain yang sedang daring dalam dunia digital 3D (tiga
dimensi). Diri kita akan “diwakili” avatar 3D, demikian juga
pengguna lainnya. Inilah yang membedakan metaverse dengan
internet 2D.
Dalam internet konvensional, kita hanya bisa bertemu pengguna
lain dengan menggunakan nama akun, foto, atau video 2D. Untuk
memasuki metaverse, kita harus menggunakan kacamata khusus,
kacamata VR (virtual reality).
5. • Misalnya, seseorang bisa memasuki pameran dan konferensi ilmiah
yang diselenggarakan dalam bentuk metaverse. Setelah mendaftar,
dia bisa datang dan memasuki ruang pameran dengan kacamata
VR yang dia miliki.
Dia (“diwakili” avatar 3D) bisa berkeliling ke seluruh booth pameran,
bertanya ke penjaga stan serta bertemu pengunjung lain secara
virtual dan real time.
Orang tersebut juga bisa melihat berbagai papan iklan di sepanjang
pameran dan bertransaksi jual-beli secara langsung di dunia virtual
ini. Semuanya persis seperti dia mengunjungi pameran di dunia
nyata.
6. • Bedanya, dia bisa melakukannya sambil duduk menggunakan baju
tidur di rumah, yang masuk ke pameran adalah perwakilan dirinya
(avatar) yang mengenakan setelan jas lengkap yang dia kendalikan
dengan kacamata VR, program komputer, dan platform metaverse.
Setelah melihat pameran, dia bisa menjadi pembicara di konferensi
ilmiah di depan peserta lain, yang tentu dalam bentuk avatar juga.
• Bentuk 2D dari konferensi seperti ini, sering kita lakukan sekarang
menggunakan Zoom, Microsoft Teams, atau Google Meet. Platform
konferensi konvensional ini akan segera bertransformasi menjadi
metaverse.
7. • Dari contoh di atas, banyak peluang bisnis baru di era
metaverse.
• Pertama, menyediakan platform dan co-working space di dunia
virtual 3D. Ini perlu saat pandemi ketika sebagian bekerja jarak
jauh dengan platform 2D yang kemampuannya terbatas.
Dengan teknologi metaverse yang ditunjang teknologi internet
5G, proses kolaborasi secara daring lebih mudah dan efektif.
8. • Dalam bidang keteknikan, insinyur dari berbagai belahan
dunia dapat berinteraksi dalam dunia virtual 3D secara
real-time dan melakukan berbagai simulasi 3D secara
simultan untuk mencari desain pesawat ruang angkasa
yang optimum tanpa bertemu fisik.
• Penggunaan metaverse untuk pengambilan keputusan
cerdas seperti ini, juga diperlukan berbagai bidang lainnya
seperti kesehatan, sosial, kepolisian, politik, agromaritim,
pemerintahan, dan militer.
9. • Bisnis kantor virtual 3D ini akan sangat prospektif dengan adanya
perubahan pola pikir dan budaya masyarakat modern
pascapandemi, yang lebih menyukai bekerja dari rumah dengan
seefektif dan seproduktif mungkin.
Dengan seringnya masyarakat menggunakan metaverse, akan
terbuka peluang bisnis kedua, yaitu marketplace dan periklanan.
Di setiap sudut ruang metaverse, kita bisa memasang papan iklan
yang menarik sehingga bisa meningkatkan penjualan.
10. • Di masa depan, transaksi e-commerce di metaverse bisa
triliunan rupiah dan lebih besar daripada omzet jual beli
daring saat ini. Sebab, promosi produk bisa di tempat
dan suasana sesuai realitas di dunia nyata sehingga
lebih atraktif dan mengena di hati konsumen.
11. • Peluang bisnis ketiga lebih unik lagi karena belum kita
kenal sebelumnya. Dalam bisnis ini, kita bisa membeli
atau menjual produk yang hanya ada dalam bentuk
digital. Bentuk fisiknya tidak ada.
Sebagai contoh, “seorang” avatar akan menghadiri
pertemuan bisnis, lalu membeli jas dan dasi di toko
dalam metaverse. Transaksi dilakukan riil, artinya ada
uang yang berpindah dari pembeli ke penjual. Kelak,
avatar ini bisa menjualnya jika sudah tak diperlukan
12. • Dalam metaverse seperti ini, kita juga bisa melakukan
investasi dengan membeli “tanah” atau space. Harga
“tanah” ini suatu saat naik karena tingginya
permintaan dan kalau dijual tentu menjadi sumber
pendapatan yang sangat baik bagi investor.
Sertifikat kepemilikan “tanah” dibuat dengan teknologi
non fungible token (NFT) berbasis blockchain yang
lebih aman dan sangat sulit dipalsukan.
Fenomena ini sangat aneh bagi sebagian orang tetapi
dalam bentuk sederhana hal ini sebenarnya tak
ubahnya seperti kita melakukan jual-beli nama alamat
web atau domain di internet 2D yang ada saat ini.
13. • Transaksi dan investasi dalam metaverse seperti
inilah yang disebut realitas virtual yang akan
membentuk masa depan kita.
• Dengan fenomena ini, dapat diramalkan ekonomi
digital akan segera terdisrupsi oleh ekonomi
metaverse yang lebih menakjubkan.
14. • Bisnis lain di era metaverse di antaranya
mensponsori acara dalam metaverse (seminar,
pameran, konser), gim metaverse, jasa konsultasi
terkait metaverse, perangkat keras metaverse
(kacamata dan lainnya), e-learning dan pendidikan
dengan metaverse serta meningkatkan efisiensi
industri dengan teknologi metaverse.
15. • Lalu apa implikasi teknologi metaverse ini untuk kita saat
ini? Hal yang jelas, kita tidak mau hanya menjadi
pengguna teknologi metaverse.
Saat ini, raksasa teknologi digital seperti Meta, Google,
Microsoft dan lainnya berpacu merajai bisnis metaverse
kemudian menjualnya ke negara ketiga. Maka, kita harus
mempersiapkan diri menguasai bahkan menjadi inovator
berbagai aspek dari metaverse ini.
16. • Kita harus berpacu dan berkolaborasi dengan negara
maju untuk mempelajari berbagai ilmu dan teknologi
digital terkait metaverse. Berbagai pusat riset teknologi
digital maju harus segera dibangun di berbagai
perguruan tinggi di Indonesia.
Sebagai contoh, di IPB pada 2017 dibentuk grup riset
Blockchain, Robotics and Artificial Intelligence Networks
(BRAIN) yang sekarang perlu bertransformasi menjadi
Meta-BRAIN. Selain itu, kita harus mempersiapkan SDM
unggul di bidang teknologi digital maju.
17. • Hanya dengan nasionalisme tinggi, kita bisa
menyaingi raksasa teknologi digital maju dunia agar
dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi
dengan mereka. Kita tentu tak mau menjadi korban
kapitalisme teknologi yang semakin mengancam
dunia.
Sumber:
https://www.republika.id/posts/23931/bersiap-mengarungi-metaverse
republika.id | Bersiap Mengarungi Metaverse | Republika ID| Salah satu
teknologi digital yang akan berkembang pesat pada 2022 adalah
metaverse.