SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 42
`BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1 Tugas Dan Tanggung Jawab Mahasiswa PKL di Lokasi Proyek
3.1.1 Tugas
Adapun tugas mahasiswa PKL pada loksi proyek adalah:
 Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung
proses pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan.
 Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung
proses pelaksanaan pengujian material.
 Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung
proses produksi aspal di AMP (Asphalt Mixing Plan) Pringgabaya,
Lombok Timur.
3.1.2 Tanggung Jawab
Adapun tanggungjawab mahasiswa PKL pada lokasi proyek adalah:
 Melaksanakan Kegiatan PKL dengan sebaik-baiknya sehingga tidak
merugikan pihak lain dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Mataram.
 Terlibat secara langsung dalam proyek sejauh mungkin dalam batas-
batas wewenang yang diberikan sesuai dengan arahan dari
Pembimbing Lapangan maupun penanggung jawab pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
3.2 Detail Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Adapun kegiatan – kegiatan mahasiswa PKL pada lokasi proyek adalah:
1. Lapis Pondasi Atas (LPA)
Lapis Pondasi Atas adalah merupakan lapisan struktur utama diatas
lapisan pondasi bawah pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan,
penebaran, penyiraman dengan air dan pemadatan.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 43
Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk
lapisan di bawah lapisan beraspal. Lapis pondasi Agregat Kelas A
mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*.
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas A dengan prosedur sebagai
berikut :
 Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan
Dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel
loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada
saat tiba di lokasi pekerjaan sebelum material dihamparkan. Material
diturunkan dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada
saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat
dan kekurangan material ditempat lain.
Gambar 3.1 Dump Truck
Gambar 3.2 Alat berat Wheel Loader
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 44
Gambar 3.4 Pengerjaan pengangkutan material
 Penghamparan Material dilakukan dengan menggunakan Motor
Grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
 Kondisi cuaca yang memungkinkan
 Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai
dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan
spesifikasi.
 Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada
lokasi yang telah ditetapkan.
 Pemadatan Pemadatan Material Pemadatan dilakukan dengan
menggunakan vibra Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 45
Gambar 3.5 Alat berat Motor Grader
Gambar 3.6 Pengerjaan penghamparan material
 Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum
dipadatkan dengan Tandem
Gambar 3.7 Water Tank Truck
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 46
Gambar 3.8 Pengerjaan pembasahan hamparan agregat
 Operasi penggilasan (pemadatan) harus dimulai dari sepanjang tepi
dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan. dalam arah
memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilas harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit
demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata. Selama pemadatan, sekelompok
pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Gambar 3.9 Alat berat Tandem
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 47
Gambar 3.10 Pengerjaan pemadatan
Pemadatan pada lapis pondasi atas dilakukan sebanyak 20 passing
setiap layernya. Setelah kepadatan dirasa cukup, maka akan dilakukan
pengujian sand cone dan CBR.
2. Lapis Permukaan (Perkerasan)
Lapis permukaan terdiri dari :
 AC-BC (Asphalt Concrete – Binder Course)
Lapis antara (Binder Course) merupakan bagian dari lapis
permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (Base Course)
dengan lapis aus (wearing course). Fungsi dari lapis antara adalah
(Nono, 2007) :
a. Mengurangi tegangan.
b. Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga
harus mempunyai kekuatan yang cukup.
Sebelum di lakukan pengerjaan pada lapis AC-BC maka
dilakukan dulu penyiraman lapis resap pengikat (prime coats) yaitu
lapisan ikat yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat. Pemasangan
lapis resap pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah
permukaan lama dibersihkan dengan compressor udara atau sikat
mekanis sehingga tekstur perkerasan lama terlihat jelas (pada
pekerjaan overlay).
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 48
Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat digunakan
alat asphalt distributor. Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan
lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot.
Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga
temperatur aspal dan juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand
sprayer digunakan untuk daerah – daerah yang sulit dicapai dengan
batang penyemprot.
Gambar 3.11 Penyiraman lapis resap pengikat
Bahan lapis resap pengikat (prime coat) umumnya adalah aspal
dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan
minyak tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sapai
dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2
sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan
selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam
lapis pondasi. Kegunaan dari lapisan Prime Coat adalah :
a. Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan
campuran aspal
b. Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati
kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 49
c. Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya
hujan. Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat
yang bisa saja menyebabkan kerusakan struktur jalan.
Tahap – tahap pengerjaan pada lapis AC-BC sebagai berikut :
a. Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan
setelah agregat aspal yg tadi telah diangkut oleh dumptruck telah
dihamparkan dengan temperatur turun antara 110C-125C,
penghamparan dilakukan menggunakan alat asphalt finisher.
Gambar 3.12 Alat berat Asphalt finisher
Gambar 3.13 Pengerjaan penghamparan aspal
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 50
b. Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang tidak
rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah
dengan menggunakan sekrop.
c. Pemadatan tahap pertama dilakukan dengan tandem roller
sebanyak 2 passing dengan kecepatan 5 km/jam.
d. Selanjutnya pemadatan dilakukan dengan pneumatic tired roller
untuk meratakan dan menghaluskan perkerasan sebanyak 20
passing.
Gambar 3.14 Alat berat tandem roller
Gambar 3.15 Pengerjaan perataan lapisan perkerasan
Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan AC-BC ini ada beberapa hal
yang perlu dikontrol yaitu :
a. Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan rata-rata 7,2
cm setelah pemadatan akan diharapkan menjadi 6 cm.
Berdasarkan literatur faktor pemadatan dari lepas kepadat adalah
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 51
1,2 cm, dengan demikian faktor pemadatan sebesar 1,2 cm
ditambah tebal pemadatan 6 cm, maka didapat penghamparan
sebelum dipadatkan 7,2 cm. Dengan demikian penebaran
memenuhi persyaratan. Pemeriksaan ketebalan pada saat
dilakukan dengan cara menusuk-nusuk aspal segera setelah
penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat besi yang
distel ujungnya 7,2 cm.
b. Kemiringan tranversal (kemiringan Melintang Jalan), kemiringan
tranversal diatur melalui alat penyetel yang berada pada bagian
samping belakang asphalt finisher. Akan tetapi harus diperiksa
kembali oleh petugas dengan menggunakan waterpass. Caranya
adalah dengan menggunakan mistar yang panjang dan kemiringan
disesuaikan dengan lebar dan kemiringan melintang jalan.
Setelah proses pengerjaan pemadatan ini selesai dilakukan dan
dirasa sudah mampu untuk dilakukan lapis perkerasan selanjutnya
maka dilakukan pelapisan lapis perekat (tack coats) yang diletakkan di
atas lapisan beraspal atau lapis beton semen
AC – WC (4 cm)
AC – BC (6 cm)
LPA (20 cm)
AGREGAT KELAS A
Gambar 3.16 Lapis perkerasan
Lapis perekat (tack coats) berfungsi untuk memberikan daya ikat
antara lapis lama dengan baru, dan dipasanag pada permukaan
beraspal atau beton semen yang kering dan bersih. Bahan lapis perekat
adalah aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras pen 80/100
atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bgian minyak
tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m2
samapai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian
lapis resap pengikat.
Tack coat
Prime coat
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 52
Proses pengerjaannya pun sama dengan pengerjaan lapis prime
coat. Baru setelah itu dilanjutkan dengan pengerjaan lapis perkerasan
AC-WC.Pada proyek ini digunakan lapis AC-BC sebanyak satu lapis
dengan ketebalan perkerasan 6 cm.
 AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course)
Lapis aus (Wearing Course) merupakan bagian dari lapisan
permukaan yang terletak di atas lapis antara (Binder Course). Fungsi
dari lapis aus adalah (Nono,2007) :
a. Mengamankan perkerasan dari pengaruh air
b. Menyediakan permukaan yang halus
c. Menyediakan permukaan yang kesat
Proses pengerjaan perkerasan pada lapis AC-WC hampir sama
dengan pengerjaan lapis AC-BC hanya saja pada lapis AC-WC
ketebalan perkerasan yang digunakan tidak lebih dari 4 cm.
Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan rata-rata 4,8
cm setelah pemadatan akan diharapkan menjadi 4 cm. Berdasarkan
literatur faktor pemadatan dari lepas kepadat adalah 0,8 cm, dengan
demikian faktor pemadatan sebesar 0,8 cm ditambah tebal pemadatan
4 cm, maka didapat penghamparan sebelum dipadatkan 4,8 cm.
Dengan demikian penebaran memenuhi persyaratan. Pemeriksaan
ketebalan pada saat dilakukan dengan cara menusuk-nusuk aspal
segera setelah penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat
besi yang distel ujungnya 4,8 cm.
3. Produksi aspal (amp)
Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran
beraspal panas yang memenuhi persyaratan tertentu.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 53
Gambar 3.17 Asphalt Mixing Plant
Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan
kelengkapannya, ada beberapai jenis AMP, yaitu:
a) AMP jenis takaran (batch plant)
b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)
c) AMP jenis menerus (continuous plant)
Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis
takaran (timbangan) atau jenis drum pencampur.
Perbedaan utama dari AMP jenis timbangan dan jenis drum adalah
dalam hal kelengkapan dan proses bekerjanya. Pada AMP jenis timbangan
komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat
masing-masing bahan sedangkan pada AMP jenis pencampur drum
komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing-
masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat
per satuan waktu.
Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran
dimulai dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan
dan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana
Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada pencampur(mixer/pugmill)
dalam waktu tertentu. Pengaturan besarnya bukaan pintu bin dingin
dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan rencana komposisi
campuran, sehingga aliran material ke masingmasing bin pada bin panas
menjadi lancar dan berimbang.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 54
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur
dengan aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di
luar drum pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur
bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan
kecepatan pengaliran dari pompa aspal.
Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut
adalah; AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas
(hot bin), timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer)
sedangkan pada AMP jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak
tersedia. Tentunya kedua jenis AMP tersebut juga mempunyai persamaan
yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin, pengontrol dan pengumpul debu
serta pencampur.
Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah :
1. Bin dingin (cold bins)
Bagian pertama dari AMP adalah bin dingin, yaitu tempat penyimpanan
fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin dingin
harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-
masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat
tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi
dari masing masing bin sesuai dengan rencana gradasi pada formula
campuran kerja (FCK/JMF ).
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
Pintu pengeluaran agregat pada bin dingin (cold feed gate) dipasang di
bagian bawah dari bin dingin, lubang pintu ini dilengkapi dengan skala
yang angkanya menunjukkan besarnya lubang bukaan yang dapat diatur
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. Besarnya bukaan
pintu pada setiap bin dingin yang telah berisi agregat dan siap untuk
digunakan dalam pencampuran, harus dikalibrasi terlebih dahulu pada
setiap kondisi dan jenis agregat yang akan digunakan. Kelancaran
pasokan agregat ke bin panas dapat terganggu jika pintu pengeluaran bin
dingin tersumbat oleh batu atau lainnya. Untuk menjaga kelancaran
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 55
pasokan dari bin dingin, biasanya ada personil khusus yang mengawasi
kelancaran pasokan tersebut. Pada musim hujan, jika agregat halus tidak
dilindungi terhadap hujan, dapat juga menyebabkan penyumbatan pintu
pasokan akibat menggumpalnya agregat halus di pintu pengeluaran atau
pasokan.
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
Sistim pemasok agregat dingin dipasang pada empat atau lebih bin
dingin, melalui bukaan atau pintu yang dapat diatur, agregat dingin
diangkut melalui reciprocating feeder dan atau ban berjalan (belt
conveyor) dan diteruskan menggunakan elevator dingin (cold elevator)
menuju ke drum pengering
4. Pengering (dryer)
Dari bin dingin agregat dibawa melalui elevator dingin dinaikkan ke
dalam pengering (dryer) untuk dipanaskan dan dikeringkan pada
temperatur yang diminta. Pengering ini berbentuk silinder dengan
panjang dan diameter tertentu berdasarkan kapasitas maksimum
produksi yang direncanakan per jamnya. Pengering mempunyai fungsi:
(1) menghilangkan kandungan air pada agregat; dan (2) memanaskan
agregat sampai temperatur yang disyaratkan
5. Pengumpul debu (dust collector)
Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat
pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP. Gas buang yang
keluar dari sistim pengering ditambah dengan dorongan kipas pengeluar
(exhaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. Alat pengumpul debu
yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan terjadinya polusi
udara, dan ini terlihat jelas dari adanya kotoran atau debu di pohon-
pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP.
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 56
Kebanyakan AMP menggunakan unit ayakan panas (hot screening unit)
jenis mendatar dengan sistim penggetar yang umumnya terdiri dari
empat susunan. Agregat yang telah dikeringkan dan dipanaskan
diangkut dengan mangkok elevator panas (hot elevatorbucket) untuk
disaring dengan susunan unit ayakan panas dan dipisahkan dalam
beberapa ukuran yang selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin).
9. Bin panas (hot bins)
Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP jenis takaran (batch). Pada AMP
jenis takaranumumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan
pembatas yang rapat dan kuatdan tidak boleh berlubang serta mempunyai
tinggi yang tepat sehingga mampumenampung agregat panas dalam
berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkanmelalui unit ayakan
panas.Pada bagian bawah dari tiap bin panas harus dipasang saluran pipa
untuk membuangagregat yang berlebih dari tiap bin panas yang dapat
dioperasikan secara manual atauotomatis.Jika agregat halus masih
menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelahpemanasan, maka
agregat yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpalpada
dingding bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut
dapatmenyebabkan perubahan gradasi agregat, yaitu penambahan
material yang lolossaringan No. 200.
10. Timbangan Agregat (weigh box)
Pada AMP jenis takaran terdapat dua macam timbangan untuk agregat
yaitu timbangan untuk agregat dan timbangan untuk bahan pengisi
(filler). Timbangan untuk agregat ditempatkan langsung di bawah bin
panas (hot bin). Hasil penimbangan dari agregat langsung
ditransmisikan oleh mekanisme timbangan pada skala penunjuk tanpa
pegas, sehingga berat agregat tiap bin serta jumlah tiap takaran dapat
dibaca.
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
Setelah aspal, agregat dan bahan pengisi (bila perlu) ditimbang sesuai
dengan komposisi yang direncanakan, bahan tersebut dimasukkan ke
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 57
dalam pencampur (mixer/pugmill). Waktu pencampuran harus
sesingkat mungkin untuk mencegah oksidasi yang berlebih namun
harus diperoleh penyelimutan yang seragam pada semua butir agregat.
Pencampur terdiri dari ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft)
yang dilengkapi dengan dengan kayuh atau pedal (paddle). Untuk
menghasilkan pengadukan yang baik, pedal harus dalam kondisi baik
(tidak aus) dan posisinya sedemikian rupa sehingga ruang bebas
(clearance) antara ujung pedal dan dinding ruang pencampuran kurang
dari 1,5 kali ukuran maksimum agregat. Pengisian yang terlalu banyak
akan menyebabkan hasil pengadukan menjadi kurang sempurna
sementara pengisian terlalu sedikit tidak efisien. Dalam pugmill terjadi
dua jenis pencampuran, yaitu pencampuran kering dan pencampuran
basah (setelah ditambah aspal).Lamanya pencampuran kering
diusahakan sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat,
umumnya 1 atau 2 detik.Pencampuran basah juga diusahakan
seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan oksidasi atau
penuaan (aging) dari aspal.Apabila agregat kasar (tertahan saringan No.
8) telah terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena
dapat dipastikan agregat halus juga telah terselimuti aspal.Umumnya
waktu pencampuran sekitar 30 detik.
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
Bahan pengisi (filler) sangat sensitif untuk mengeras karena pengaruh
kadar air, oleh karena itu diperlukan wadah khusus (silo) agar bahan
pengisi bebas dari pengaruh air. Umumnya bahan pengisi dimasukkan
ke dalam AMP melalui penimbang yang biasa disediakan untuk
menimbang agregat panas, namun terdapat juga AMP yang
menyediakan penimbang khusus untuk bahan pengisi.Terdapat dua
sistim untuk memasok bahan pengisi ke dalam AMP yaitu sistim
pneumatik dan mekanik. Untuk sistim pneumatik, bahan pengisi
dimasukkan ke dalam pencampur dengan cara pengaliran seperti bahan
cair, sedangkan untuk sistim makanik bahan pengisi dari silo
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 58
dimasukkan ke dalam pencampur dengan menggunakan wadahwadah
yang dirangkai dengan ban berjalan sehingga merupakan elevator bahan
pengisi. Karena pengaruh bahan pengisi dalam campuran cukup besar,
maka diperlukan pemeriksaan secara berkala. Penambahan bahan
pengisi akan menyebabkan campuran menjadi lebih kaku (stiff), akan
tetapi penambahan yang terlalu banyak akan berpengaruh negatif, yaitu
lapisan beraspal menjadi getas dan mudah retak.
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
Tangki aspal pada AMP harus cukup besar sehingga dapat menampung
aspal yang memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, dan
aspal yang terdapat di dalamnya dapat dengan mudah terlihat.Pada
beberapa AMP terdapat beberapa tangki aspal yang saling berhubungan
satu dengan lainnya.Tangki pertama mempunyai fungsi menampung
aspal yang baru datang dari pemasok, dan tangki lainnya mempunyai
fungsi untuk menampung aspal yang telah dipanaskan dan siap untuk
ditimbang dan dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill).
Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometric
yang telah dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan
terkontrol.
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)
Setelah aspal dipanaskan dalam tangki aspal pada temperatur yang
ditentukan berdasarkan tingkat keencerannya, maka aspal panas
dialirkan melalui pipa pemasok untuk ditimbang beratnya sesuai
dengan yang dibutuhkan sebelum dimasukkan ke dalam pencampur
(mixer/pugmill).
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 59
Gambar 3.18 AMP jenis takaran (batch plant)
Gambar 3.19 AMP jenis pencampuran drum ( drum mix )
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 60
Gambar 3.20 Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampuran drum
Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP
jenis takaranseperti diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok
agregat dingin dari bin dingin dengan jumlah terkontrol, kemudian
dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering (dryer). Selanjutnya agregat
disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan memisahkan
agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin panas.
Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang
diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan melalui
pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam pencampur.
Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran kering.
Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran
selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat
penghamparan.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 61
Gambar 3.21 Skema pengoperasian AMP jenis takaran
3.3 Data – data Kegiatan PKL
3.3.1 Data Umum
3.3.1.1 Umum
Adapun gambaran umum Proyek Pembangunan Jalan dan
Jembatan NTB adalah sebagai berikut:
 Nama Proyek : Pembangunan Jalan P.Lombo
Wilayah II
 Paket Pekerjaan : Peningkatan Jalan Airlangga
(Mataram) (DAK)
 Pemilik Proyek : Snvt Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Nusa Tenggara Barat
 Kontraktor : PT. SANUR JAYA UTAMA
 Konsultan supervise : PT. GLOBAL PROFEX SYNERGY
 Lokasi Proyek : Kota Mataram
 Sumber Dana : APBD
 Nilai Kontrak : Rp.
 Masa/Waktu Proyek : dimulai tanggal 10 Maret 2016 sampai
dengan tanggal 10 Agustus 2016
( 150 hari kalender )
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 62
3.3.1.2 Personalia dan Organisasi Proyek
Dalam penanganan proyek Paket Pembangunan Jalan Gerung
( Patung Sapi ) - Mataram 4 , terlibat beberapa unsur proyek yaitu:
a. Penjabat Pembuat Komitmen
b. Konsultan
c. Kontraktor
Keberhasilan suatu proyek tergantung dan kerja sama semua
unsur kegiatan proyek yang terlibat di dalamnya serta adanya
pembagian kerja yang baik dan teratur untuk mencapai kesatuan
tindakan dalam mencapai kegiatan. Hubungan kerja unsur-unsur
kegiatan digambarkan suatu diagram seperti gambar 3.20 di bawah
ini:
2 1
3
Gambar 3.22 Hubungan Kerja dan Koordinasi Pelaksana Kegiatan
Keterangan :
: Garis kerja / Garis perintah
: Garis koordinasi
Keterangan gambar :
1. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Konsultan (dalam
hal ini Tim Supervisi) adalah hubungan kontraktual yang
dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
2. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Kontraktor adalah
hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian
kerja.
3. Hubungan kerja antara Konsultan dengan Kontraktor adalah
hubungan fungsional dalam menjalankan ketentuan tugas dan
Pemberi tugas
KonsultanKontraktor
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 63
tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah tertuang
dalam dokumen pelaksanaan.
STRUKTUR ORGANISASI PENGAWAS KONTRAKTURAL
PPK PEMBANGUNAN JALAN PULAU LOMBOK WILAYAH II
PAKET PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) (DAK)
 Susunan Organisasi
1. Pemberi Tugas
a. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
berwenang untuk mengambil keputusan dan tindakan yang
berakibat pada pengeluaran anggaran dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan pengadaan barang atau jasa. Tugas pokok
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
PEMBANGUNAN JALAN P.LOMBOK WILAYAH II
H. ZAINUL IRFAN, ST
ADMINISTRASI
FATMAWATI
ZABUR
PENGAWAS
H. L. IKHSAN
PENGAWAS QUALITY
ZAENAL ABIDIN,ST
PENGAWAS LAPANGAN
MAHNEP
JL. AIRLANGGA
JL. ARIF RAHMAN HAKIM
PENGAWAS LAPANGAN
PAMASARI
JL. MAJAPAHIT
JL. REMBIGA-PEMENANG
PENGAWAS LAPANGAN
KUSMADIYANTO
JL.SRIWIJAYA
JL. DR. SOETOMO
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 64
dan kewenangan PPK berdasarkan Perpres 70 tahun 2012
adalah :
 Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang atau
jasa yang meliputi spesifikasi teknis barang atau jasa,
Harga Perkiraan Sendiri (HPS dan rancangan kontrak).
 Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa.
 Menyetujui buki pembelian atau menandatangani kuitansi
atau Surat Perintah Kerja (SPK) atau surat perjanjian.
 Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia barang atau jasa.
 Mengendalikan pelaksanaan kontrak.
 Melaporkan pelaksanaan atau penyelesaian pengadaan
barang atau jasa kepada PA atau KPA.
 Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang atau jasa
kepada PA atau KPA dengan berita acara penyerahan.
 Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan
anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA
atau KPA setiap triwulan.
 Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan dan pengadaan barang atau jasa.
Sedangkan berdasarkan PMK 190 pasal 13 dinyatakan
bahwa dalam rangka melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara, PPK
memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
pencarian dana.
 Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang atau jasa.
 Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian
dengan penyedia barang atau jasa.
 Melaksanakan kegiatan swakelola.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 65
 Memberitahukan kepada kuasa BUMN atas perjanjian
yang dilakukannya.
 Mengendalikan pelaksanaan perikatan.
 Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak
tagih kepada negara.
 Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain.
 Melaporkan pelaksanaan atau penyelesaian kegiatan
kepada KPA.
 Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
kepada KPA dengan berita acara penyerahan.
 Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan.
 Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan
peraturan perundang – undangan.
Dari dua peraturan tersebut masing – masing memiliki
penekanan yang berbeda. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
di lapangan PPK meliputi kedua hal tersebut yaitu dalam
proses pengadaan barang jasa dan terlibat dalam mekanisme
pencairan dalam pelaksanaan anggaran.
b. Kaur Keuangan
Tugas pokok dari Kepala Urusan Administrasi Keuangan
adalah membantu Bendaharawan Kepala Satuan Non
Vertikal Tertentu ( SNVT ) untuk mengelola uang Persediaan
Bagian Pelaksanaan Kegiatan. Uraian tugas pokok Kepala
Urusan Administrasi Keuangan antara lain:
 Membantu Bendaharawan Satuan Non Vertikal Tertentu (
SNVT ) untuk menyelenggarakan pembukaan mengenai
pengurusan kas yang menjadi tanggung jawabnya.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 66
 Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan ( SPP – UP ) dalam rangka pembayaran
keperluan sehari-hari bagian pelaksanaan kegiatan dan
menyampaikan kepada Bendaharawan Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu atau Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan
atau Pejabat Pembuat Komitmen.
 Membantu BendaharawanSatuan Kerja Non Vertical
Tertentu (SNVT) melakukan pembayaran uang persediaan
atas persetujuan Kepala Bagian Pelaksanaan Kegiatan atau
Pejabat Pembuatan Komitmen.
 Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan
dengan bukti – bukti pembukuan.
c. Kaur Tata Usaha
Tugas pokok Kepala Urusan Tata Usaha adalah membantu
sebagaimana tugas Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau
Pejabat Pembuat Komitmen dibidang tata usaha kantor
sehari-hari sehingga kegiatan kantor dapat terselanggara
dengan lancar, aman dan tertib. Uraian tugas pokok Kepala
Urusan Tata Usaha, antara lain :
 Membina dan mengarahkan pelaksanaan agar staf
dibawahnya menurut tugas pokok dan fungsinya.
 Menyusun rencana kebutuhan bahan atau barang bulanan
atautriwulan atautahunan kedalam fotmat yang telah
ditetapkan.
 Membuat belangko nota bon dan menandatangani nota
bon bahan atau barang atau fotocopy, berdasarkan
permintaan dan unsur pembantu pemimpin dan unsur
pelaksanaan.
 Melaksanakan pengadaan barang atau bahan kebutuhan
kantor sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 67
 Membuat dan melaksanakan pembukuan penerimaan dan
pengeluran bahan atau barang kebutuhan kantor
berdasarkan nota bon pengambilan barang atau bahan.
 Membuat data kepegawaian Bagian Pelaksana Kegiatan
berdasarkan status jabatan dan kepangkatannya.
 Membuat dokumen bukti pertanggung jawaban hasil
pengadaan barang atau bahan sesuai dengan cara bentuk
dan bahan batas waktu yang telah ditetapkan.
 Mempersiapkan tempat atau ruangan, daftar hadir,
akomodasi, bahan atau peralatan yang diperlukan dalam
rapat proyek.
 Membuat laporan hasil evaluasi aktivitas atau kehadiran
pegawai menurut Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
 Melaporkan pelaksanaan tugas dan hasil kerjanya kepada
Kepala Bagian Pelaksana atau Pejabat Pembuatan
Komitmen.
 Melaksanakan tugas lain yang masih dalam lingkup kerja
atas perintah Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau
Penjabat Pembuatan Komitmen.
d. Pengawas Utama
Tugas pokok Pengawas Utama adalah membantu sebagai
tugas Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat
Pembuat Komitmen dibidang pengawas, baik kualitas
maupun kuantitas. Rincian tugas pokok Pengawas Utama,
antara lain :
 Menghimpun dan mempelajari gambar rencana, jadwal
waktu pelaksana, metode kerja dan spesifikasi teknis
pelaksanaan kontrak paket pekerjaan yang diawasi.
 Membina dan mengkoordinasikan tugas pengawas yang
dilakukan petugas dilapangan.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 68
 Mempelajari dan menginformasikan atau
mengklarifikasikan temuan petugas Pengawas Lapangan
kepada pihak kontraktor pelaksana atau konsultan
pengawas yang bersangktan.
 Bersama – sama dengan atau tanpa disertai konsultan
pengawas, melaksanakan tugas pengawasan terhadap
kontrak-kontrak paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor.
 Mencatat hasil pengawasannya ke dalam buku lapangan
menurut bentuk yang ditetapkan.
 Membuat catatan dan teguran atas hasil pelaksanaan yang
belum selesai sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam kontrak.
 Segera melaporkan kepada Kepala Pelaksana Kegiatan
atau Pejabat Pembuat Komitmen, jika dijumpai fakta
pelaksanaan dilapangan yang diduga keras akan dapat
menimbulkan terjadinya kerugian keuangan negara.
 Melaporkan hasil pengawasan dan pendukungnya kepada
Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat
Komitmen sebagai bahan tindak untuk turun tangan.
 Menyusun dan membuat laporan mingguan menurut
bentuk, cara dan dalam batas waktu yang telah ditentukan.
 Menyelenggarakan pengawasan atas aktivitas dan kinerja
pengawas lapangan yang berada dalam koordinasinya.
 Menyampaikan usulan saran atau pendapat dalam rangka
perbaikan atau peningkatan kinerjanya.
 Melaksanakan tugas lain dari dan atas perintah Kepala
Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
e. Pengawas Lapangan
Tugas pokok Pengawasan Lapangan antara lain:
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 69
 Mempelajari spesifikasi teknis, gambar rencana dan
metode kerja atas pelaksanaan kontrak paket pekerjaan
yang diawasinya.
 Melaksanakan pengawasan kualitas dan kuantitas atas
pelaksanaan kontrak pekerjaan yang berada dalam wilayah
pengawasannya.
 Mencatat hasil pengawasannya kedalam buku laporan.
 Dalam hal-hal tertentu atas penetapan Kepala Bagian
Pelaksanaan Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen
melaksanaan tugas dan fungsi juru jalan.
 Melaporkan hasil temuannya kepada Pengawas Utama.
 Menyampaikan usulan saran atau pendapat dalam rangka
perbaikan atau peningkatan kinerjanya.
 Melaksanakan tugas lain dari dan atas perintah Pengawas
Utama.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 70
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN
PT. GLOBAL PROFEX SYNERGY
PAKET PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) (DAK)
TAHUN 2016
2. Konsultan
a. Site Engineer
Tugas dari Site Engineer adalah :
 Bertanggung jawab kepada pemilik proyek.
 Mengadakan penilaian terhadap terhadap kemajuan
pekerjaan, memberikan petunjuk – petunjuk atas
wewenang yang diberikan pelaksana kegiatan.
 Mengatur atau menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai
efisiensi pada setiap kegiatan.
 Mengecek dan menandatangani dokumen tentang
pengendalian mutu dan volume pekerjaan.
SITE ENGINEER
Ir. SIRIN HADISOETJAHJO Ak3
CHIEF INSPECTOR
HAMID, ST
QUALITY ENGINEER
HAMID, ST
SURVEYOR
ARI BUDIAWAN
INSPECTOR
SUPARDIN, ST
LAB TECH
ISROQ SURYA W
ARDIANSYAH
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 71
b. Chief Inspector
Tugas dari Chief Inspector adalah :
 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
 Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk
final payment.
 Memberikan laporan kemajuan pekerjaan kepada Site
Engineer.
 Melaksanakan pengarsipan surat – surat, laporan harian,
laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain –
lain
 Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan
kontraktor.
c. Quality dan Quantity Engineer
Tugas dari Quality Engineer adalah :
 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
 Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data
bulanan pengendalian mutu paling lambat 14 bulan
berikutnya. Himpunan data harus mencakup semua tes
laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.
 Melakukan semua analisa semua tes termasuk usulan
komposisi campuran (job mix formula).
 Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan
memperbaiki kembali pekerjaan yang kualitasnya tidak
sesuai dengan ketentuan.
 Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak
memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
 Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontraktor apakah
sesuai mutu dan kualitas yang ditentukan.
Sedangkan tugas dari Quantity Engineer adalah :
 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 72
 Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor
apakah sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan.
 Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak
sesuai dengan ketentuan.
 Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan
atas hal – hal yang menyangkut masalah pengendalian
kuantitas.
d. Inspector
Tugas dari Inspector adalah :
 Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakan
tugasnya.
 Mengirim laporan kepada Site Engineer atau Chief
Inspector .
 Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi
pekerjaan yang sedang dikerjakan dan memberi laporan
kepada Chief Inspector atas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan dokumen kontrak. Semua hasil pengamatan harus
dilaporkan secara tertulis.
 Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja
dan bahan yang digunakan oleh kontraktor untuk
menyelesaikan pekerjaan harian.
e. Surveyor
Tugas dari surveyor adalah :
 Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer.
 Melakukan pengawasan ketelitin pengukuran oleh
kontraktor terhadap titik – titik penting sehingga tidak
terjadi selisih dimensi maupun elevasi.
 Mengumpulkan semua semua data pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan dan bertanggung jawab atas
ketelitian yang di dapat.
f. Lab. Technician
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 73
Tugas dari Lab. Technician adalah :
 Melaksanakan pengambilan contoh tanah atau material
dan melakukan pengujian tanah atau material di
laboratorium.
 Mengevaluasi hasil dari tes tersebut dan bertanggung
jawab terhadap ketelitian dan kebenaran hasil yang di
proses.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 74
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
PT. SANUR JAYA UTAMA
PAKET PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK
TAHUN 2016
3. Kontraktor
a. General Superintendent
General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor
pelaksana yang berada di lapangan. General Superintendent
merupakan wakil mutlak dari perusahaan. Tugas dari General
Superintendent adalah :
 Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
 Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari
awal sampai selesai.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 75
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
 Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan
ketentuan dan sesuai dengan tugas masing – masing.
b. Deputy General Superintendent
Tugas dari Deputy General Superintendent adalah :
 Bertanggung jawab kepada general superintendent.
 Mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas
persetujuan general superintendent.
 Membantu general superintendent dalam mengkoordinir
pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
c. Technical Administrasi
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
 Mempelajari seluruh gambar awal (shop drawing) sebagai
dasar persiapan MC 0%.
 Melaksanakan survey bersama antar direksi, konsultan,
dan project Manager dengan persiapan MC 0%.
 Menyiapkan gambar pelaksanaan (asbuild drawing) dan
perhitungan volume sebagai dasar pelaksanaan setelah
mendapatkan persetujuan direksi.
 Melayani pengawasan elevasi sebelum pelaksanaan
konstruksi dan pengecekan bersama elevasi atau opname
pekerjaan yang telah selesai dikerjaan.
 Menghimpun dan membuat laporan-laporan (hasil Lab.
Opname pekerjaan, laporan bulanan, laporan mingguan,
laporan harian, foto).
 Membuat laporan fisik proyek.
 Selalu berkoordinasi dengan pihak Direksi demi
kelancaran bersama.
d. Pengadaan (Logistik dan Peralatan)
Tugas dan tanggung jawab:
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 76
 Menghitung dan mempersiapkan kebutuhan berdasarkan
cashflow keuangan.
 Melakukan pengecekan bersama terhadap opname
pekerjaan yang telah diselesaikan sebagai dasar
penegihan.
 Membuat penagihan sesuai dengan fisik yang dicapai.
 Mengurus pencairan termyn ke Pemilik Proyek setelah ada
prestasi yang diakui.
 Membuat laporan keuangan tiap dua minggu sekali
apabila ada droping keuangan dari kantor ke lapangan.
 Membayar gaji semua karyawan dan membayar overhead
lapangan.
 Membayar upah borongan dan levaransir setelah ada
persetujuan dari Proyek Manager.
 Membuat laporan keuangan baik harian maupun bulanan.
 Mempersiapkan dan mengevaluasi setiap kebutuhan
material yang dibutuhkan lapangan.
 Mempertanggung jawabkan pemakaian keuangan kepada
direktur perusahaan.
e. Quality Control
Tugas Quality Control adalah :
 Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
 Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan
tersebut sesuai dengan dokumen.
 Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
f. Pelaksana
Tugas dari Pelaksana adalah :
 Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.
 Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 77
 Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.
g. Surveyor / Drawing
Tugas Surveyor atau Drawing adalah :
 Membuat gambar – gambar kerja yang di perlukan dalam
proyek.
 Bertanggung jawab atas data – data pengukuran di
lapangan.
 Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan
proyek.
3.3.2 Data Teknis
 Nama Proyek : Pembangunan Jalan Pulau Lombok Wilayah II
 Paket Pekerjaan : Peningkatan Jalan Airlangga (Mataram) DAK
 Pekerjaan Lapis pondasi
 Pekerjaan Lapis pondasi Atas
 LPA yang digunakan adalah agregat kelas A
 Tebal = 20 cm
Tabel 3.1 Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Tabel 3.2 Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat
I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan
I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060)
PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 78
 Pekerjaan Pekerasan Aspal
 Pekerjaan Lapis Aspal Beton (Laston) Lapis Antara AC-BC
 Aspal penetrasi 60/70
 Tebal = 6 cm
 Pekerjaan Lapis Aspal Beton (Laston) Lapis Antara AC-WC
 Aspal penetrasi 60/70
 Tebal = 4 cm
Gambar 3.23 Susunan Perkerasan

More Related Content

What's hot

Panitia turnamen sepak bola
Panitia turnamen sepak bolaPanitia turnamen sepak bola
Panitia turnamen sepak bola
saharwakumoro
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
ikhwan215
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
fianardi
 
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utama
Arizki_Hidayat
 

What's hot (20)

SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
 
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
 
Panitia turnamen sepak bola
Panitia turnamen sepak bolaPanitia turnamen sepak bola
Panitia turnamen sepak bola
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
394825810 4-pemeliharaan-jalan-151-hal-3-des-2018
 
Tugas besar dinamika struktur dan gempa
Tugas besar dinamika struktur dan gempaTugas besar dinamika struktur dan gempa
Tugas besar dinamika struktur dan gempa
 
Sni 1727 2013
Sni 1727 2013Sni 1727 2013
Sni 1727 2013
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
 
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utama
 
Batang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxBatang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptx
 
Soal uts aspek hukum kondstruksi
Soal uts aspek hukum kondstruksiSoal uts aspek hukum kondstruksi
Soal uts aspek hukum kondstruksi
 
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
 
Lap. bab v kesimpulan dan saran
Lap. bab v kesimpulan dan saranLap. bab v kesimpulan dan saran
Lap. bab v kesimpulan dan saran
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
 

Similar to Bab iii

perkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptxperkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptx
FadliST
 
1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt
1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt
1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt
mardiahdiah16
 
C3010 bab4
C3010 bab4C3010 bab4
C3010 bab4
pokjak80
 
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptxPPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
AKBARBAROKAH
 
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptxPPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
AKBARBAROKAH
 
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptxPPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
AKBARBAROKAH
 
Syarat syarat teknis pekerjaan aspal
Syarat syarat teknis pekerjaan aspalSyarat syarat teknis pekerjaan aspal
Syarat syarat teknis pekerjaan aspal
Rizky Faisal
 
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
RafiPutra35
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Arya Ningrat
 
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
RaihanZahran2
 

Similar to Bab iii (20)

perkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptxperkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptx
 
96eb4_Spesifikasi_Pengembalian_Kondisi_dan_Pek_Minor___Spek_Pemel_Rutin_Pek_H...
96eb4_Spesifikasi_Pengembalian_Kondisi_dan_Pek_Minor___Spek_Pemel_Rutin_Pek_H...96eb4_Spesifikasi_Pengembalian_Kondisi_dan_Pek_Minor___Spek_Pemel_Rutin_Pek_H...
96eb4_Spesifikasi_Pengembalian_Kondisi_dan_Pek_Minor___Spek_Pemel_Rutin_Pek_H...
 
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
 
Paparan lomba inovasi kbk bawen ed
Paparan lomba inovasi kbk bawen edPaparan lomba inovasi kbk bawen ed
Paparan lomba inovasi kbk bawen ed
 
Pelaksanaan jalan raya
Pelaksanaan jalan rayaPelaksanaan jalan raya
Pelaksanaan jalan raya
 
1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt
1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt
1. STANDAR DESAIN JALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN.ppt
 
C3010 bab4
C3010 bab4C3010 bab4
C3010 bab4
 
Speck jar lapen
Speck jar lapenSpeck jar lapen
Speck jar lapen
 
LAPORAN MAGANG TEKNIK SIPIL.pptx
LAPORAN MAGANG TEKNIK SIPIL.pptxLAPORAN MAGANG TEKNIK SIPIL.pptx
LAPORAN MAGANG TEKNIK SIPIL.pptx
 
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptxPPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
 
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptxPPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
 
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptxPPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
PPT LUKMAN PELAKSANA LAPANGAN JALAN 5.pptx
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
 
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
 
Syarat syarat teknis pekerjaan aspal
Syarat syarat teknis pekerjaan aspalSyarat syarat teknis pekerjaan aspal
Syarat syarat teknis pekerjaan aspal
 
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
 
Perencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnPerencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamn
 
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
 

Recently uploaded

LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
AhmadAffandi36
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 

Recently uploaded (19)

Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 

Bab iii

  • 1. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 42 `BAB III PELAKSANAAN PKL 3.1 Tugas Dan Tanggung Jawab Mahasiswa PKL di Lokasi Proyek 3.1.1 Tugas Adapun tugas mahasiswa PKL pada loksi proyek adalah:  Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung proses pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan.  Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung proses pelaksanaan pengujian material.  Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung proses produksi aspal di AMP (Asphalt Mixing Plan) Pringgabaya, Lombok Timur. 3.1.2 Tanggung Jawab Adapun tanggungjawab mahasiswa PKL pada lokasi proyek adalah:  Melaksanakan Kegiatan PKL dengan sebaik-baiknya sehingga tidak merugikan pihak lain dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram.  Terlibat secara langsung dalam proyek sejauh mungkin dalam batas- batas wewenang yang diberikan sesuai dengan arahan dari Pembimbing Lapangan maupun penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 3.2 Detail Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Adapun kegiatan – kegiatan mahasiswa PKL pada lokasi proyek adalah: 1. Lapis Pondasi Atas (LPA) Lapis Pondasi Atas adalah merupakan lapisan struktur utama diatas lapisan pondasi bawah pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penebaran, penyiraman dengan air dan pemadatan.
  • 2. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 43 Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal. Lapis pondasi Agregat Kelas A mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas A dengan prosedur sebagai berikut :  Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan Dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat tiba di lokasi pekerjaan sebelum material dihamparkan. Material diturunkan dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain. Gambar 3.1 Dump Truck Gambar 3.2 Alat berat Wheel Loader
  • 3. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 44 Gambar 3.4 Pengerjaan pengangkutan material  Penghamparan Material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:  Kondisi cuaca yang memungkinkan  Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi.  Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan.  Pemadatan Pemadatan Material Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibra Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.
  • 4. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 45 Gambar 3.5 Alat berat Motor Grader Gambar 3.6 Pengerjaan penghamparan material  Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem Gambar 3.7 Water Tank Truck
  • 5. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 46 Gambar 3.8 Pengerjaan pembasahan hamparan agregat  Operasi penggilasan (pemadatan) harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan. dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilas harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata. Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu. Gambar 3.9 Alat berat Tandem
  • 6. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 47 Gambar 3.10 Pengerjaan pemadatan Pemadatan pada lapis pondasi atas dilakukan sebanyak 20 passing setiap layernya. Setelah kepadatan dirasa cukup, maka akan dilakukan pengujian sand cone dan CBR. 2. Lapis Permukaan (Perkerasan) Lapis permukaan terdiri dari :  AC-BC (Asphalt Concrete – Binder Course) Lapis antara (Binder Course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (Base Course) dengan lapis aus (wearing course). Fungsi dari lapis antara adalah (Nono, 2007) : a. Mengurangi tegangan. b. Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus mempunyai kekuatan yang cukup. Sebelum di lakukan pengerjaan pada lapis AC-BC maka dilakukan dulu penyiraman lapis resap pengikat (prime coats) yaitu lapisan ikat yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat. Pemasangan lapis resap pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah permukaan lama dibersihkan dengan compressor udara atau sikat mekanis sehingga tekstur perkerasan lama terlihat jelas (pada pekerjaan overlay).
  • 7. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 48 Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat digunakan alat asphalt distributor. Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah – daerah yang sulit dicapai dengan batang penyemprot. Gambar 3.11 Penyiraman lapis resap pengikat Bahan lapis resap pengikat (prime coat) umumnya adalah aspal dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sapai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi. Kegunaan dari lapisan Prime Coat adalah : a. Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal b. Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal.
  • 8. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 49 c. Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bisa saja menyebabkan kerusakan struktur jalan. Tahap – tahap pengerjaan pada lapis AC-BC sebagai berikut : a. Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan setelah agregat aspal yg tadi telah diangkut oleh dumptruck telah dihamparkan dengan temperatur turun antara 110C-125C, penghamparan dilakukan menggunakan alat asphalt finisher. Gambar 3.12 Alat berat Asphalt finisher Gambar 3.13 Pengerjaan penghamparan aspal
  • 9. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 50 b. Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah dengan menggunakan sekrop. c. Pemadatan tahap pertama dilakukan dengan tandem roller sebanyak 2 passing dengan kecepatan 5 km/jam. d. Selanjutnya pemadatan dilakukan dengan pneumatic tired roller untuk meratakan dan menghaluskan perkerasan sebanyak 20 passing. Gambar 3.14 Alat berat tandem roller Gambar 3.15 Pengerjaan perataan lapisan perkerasan Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan AC-BC ini ada beberapa hal yang perlu dikontrol yaitu : a. Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan rata-rata 7,2 cm setelah pemadatan akan diharapkan menjadi 6 cm. Berdasarkan literatur faktor pemadatan dari lepas kepadat adalah
  • 10. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 51 1,2 cm, dengan demikian faktor pemadatan sebesar 1,2 cm ditambah tebal pemadatan 6 cm, maka didapat penghamparan sebelum dipadatkan 7,2 cm. Dengan demikian penebaran memenuhi persyaratan. Pemeriksaan ketebalan pada saat dilakukan dengan cara menusuk-nusuk aspal segera setelah penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat besi yang distel ujungnya 7,2 cm. b. Kemiringan tranversal (kemiringan Melintang Jalan), kemiringan tranversal diatur melalui alat penyetel yang berada pada bagian samping belakang asphalt finisher. Akan tetapi harus diperiksa kembali oleh petugas dengan menggunakan waterpass. Caranya adalah dengan menggunakan mistar yang panjang dan kemiringan disesuaikan dengan lebar dan kemiringan melintang jalan. Setelah proses pengerjaan pemadatan ini selesai dilakukan dan dirasa sudah mampu untuk dilakukan lapis perkerasan selanjutnya maka dilakukan pelapisan lapis perekat (tack coats) yang diletakkan di atas lapisan beraspal atau lapis beton semen AC – WC (4 cm) AC – BC (6 cm) LPA (20 cm) AGREGAT KELAS A Gambar 3.16 Lapis perkerasan Lapis perekat (tack coats) berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m2 samapai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat. Tack coat Prime coat
  • 11. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 52 Proses pengerjaannya pun sama dengan pengerjaan lapis prime coat. Baru setelah itu dilanjutkan dengan pengerjaan lapis perkerasan AC-WC.Pada proyek ini digunakan lapis AC-BC sebanyak satu lapis dengan ketebalan perkerasan 6 cm.  AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course) Lapis aus (Wearing Course) merupakan bagian dari lapisan permukaan yang terletak di atas lapis antara (Binder Course). Fungsi dari lapis aus adalah (Nono,2007) : a. Mengamankan perkerasan dari pengaruh air b. Menyediakan permukaan yang halus c. Menyediakan permukaan yang kesat Proses pengerjaan perkerasan pada lapis AC-WC hampir sama dengan pengerjaan lapis AC-BC hanya saja pada lapis AC-WC ketebalan perkerasan yang digunakan tidak lebih dari 4 cm. Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan rata-rata 4,8 cm setelah pemadatan akan diharapkan menjadi 4 cm. Berdasarkan literatur faktor pemadatan dari lepas kepadat adalah 0,8 cm, dengan demikian faktor pemadatan sebesar 0,8 cm ditambah tebal pemadatan 4 cm, maka didapat penghamparan sebelum dipadatkan 4,8 cm. Dengan demikian penebaran memenuhi persyaratan. Pemeriksaan ketebalan pada saat dilakukan dengan cara menusuk-nusuk aspal segera setelah penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat besi yang distel ujungnya 4,8 cm. 3. Produksi aspal (amp) Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi persyaratan tertentu.
  • 12. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 53 Gambar 3.17 Asphalt Mixing Plant Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya, ada beberapai jenis AMP, yaitu: a) AMP jenis takaran (batch plant) b) AMP jenis drum pencampur (drum mix) c) AMP jenis menerus (continuous plant) Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran (timbangan) atau jenis drum pencampur. Perbedaan utama dari AMP jenis timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan dan proses bekerjanya. Pada AMP jenis timbangan komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada AMP jenis pencampur drum komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu. Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan besarnya bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke masingmasing bin pada bin panas menjadi lancar dan berimbang.
  • 13. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 54 Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran dari pompa aspal. Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut adalah; AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada AMP jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua jenis AMP tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin, pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur. Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah : 1. Bin dingin (cold bins) Bagian pertama dari AMP adalah bin dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing- masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing masing bin sesuai dengan rencana gradasi pada formula campuran kerja (FCK/JMF ). 2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate) Pintu pengeluaran agregat pada bin dingin (cold feed gate) dipasang di bagian bawah dari bin dingin, lubang pintu ini dilengkapi dengan skala yang angkanya menunjukkan besarnya lubang bukaan yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. Besarnya bukaan pintu pada setiap bin dingin yang telah berisi agregat dan siap untuk digunakan dalam pencampuran, harus dikalibrasi terlebih dahulu pada setiap kondisi dan jenis agregat yang akan digunakan. Kelancaran pasokan agregat ke bin panas dapat terganggu jika pintu pengeluaran bin dingin tersumbat oleh batu atau lainnya. Untuk menjaga kelancaran
  • 14. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 55 pasokan dari bin dingin, biasanya ada personil khusus yang mengawasi kelancaran pasokan tersebut. Pada musim hujan, jika agregat halus tidak dilindungi terhadap hujan, dapat juga menyebabkan penyumbatan pintu pasokan akibat menggumpalnya agregat halus di pintu pengeluaran atau pasokan. 3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator) Sistim pemasok agregat dingin dipasang pada empat atau lebih bin dingin, melalui bukaan atau pintu yang dapat diatur, agregat dingin diangkut melalui reciprocating feeder dan atau ban berjalan (belt conveyor) dan diteruskan menggunakan elevator dingin (cold elevator) menuju ke drum pengering 4. Pengering (dryer) Dari bin dingin agregat dibawa melalui elevator dingin dinaikkan ke dalam pengering (dryer) untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur yang diminta. Pengering ini berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu berdasarkan kapasitas maksimum produksi yang direncanakan per jamnya. Pengering mempunyai fungsi: (1) menghilangkan kandungan air pada agregat; dan (2) memanaskan agregat sampai temperatur yang disyaratkan 5. Pengumpul debu (dust collector) Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP. Gas buang yang keluar dari sistim pengering ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan terjadinya polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya kotoran atau debu di pohon- pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP. 6. Cerobong pembuangan (exhaust stack) 7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator) 8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
  • 15. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 56 Kebanyakan AMP menggunakan unit ayakan panas (hot screening unit) jenis mendatar dengan sistim penggetar yang umumnya terdiri dari empat susunan. Agregat yang telah dikeringkan dan dipanaskan diangkut dengan mangkok elevator panas (hot elevatorbucket) untuk disaring dengan susunan unit ayakan panas dan dipisahkan dalam beberapa ukuran yang selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin). 9. Bin panas (hot bins) Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP jenis takaran (batch). Pada AMP jenis takaranumumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuatdan tidak boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampumenampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkanmelalui unit ayakan panas.Pada bagian bawah dari tiap bin panas harus dipasang saluran pipa untuk membuangagregat yang berlebih dari tiap bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atauotomatis.Jika agregat halus masih menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelahpemanasan, maka agregat yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpalpada dingding bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapatmenyebabkan perubahan gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolossaringan No. 200. 10. Timbangan Agregat (weigh box) Pada AMP jenis takaran terdapat dua macam timbangan untuk agregat yaitu timbangan untuk agregat dan timbangan untuk bahan pengisi (filler). Timbangan untuk agregat ditempatkan langsung di bawah bin panas (hot bin). Hasil penimbangan dari agregat langsung ditransmisikan oleh mekanisme timbangan pada skala penunjuk tanpa pegas, sehingga berat agregat tiap bin serta jumlah tiap takaran dapat dibaca. 11. Pencampur (mixer atau pugmill) Setelah aspal, agregat dan bahan pengisi (bila perlu) ditimbang sesuai dengan komposisi yang direncanakan, bahan tersebut dimasukkan ke
  • 16. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 57 dalam pencampur (mixer/pugmill). Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mencegah oksidasi yang berlebih namun harus diperoleh penyelimutan yang seragam pada semua butir agregat. Pencampur terdiri dari ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) yang dilengkapi dengan dengan kayuh atau pedal (paddle). Untuk menghasilkan pengadukan yang baik, pedal harus dalam kondisi baik (tidak aus) dan posisinya sedemikian rupa sehingga ruang bebas (clearance) antara ujung pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksimum agregat. Pengisian yang terlalu banyak akan menyebabkan hasil pengadukan menjadi kurang sempurna sementara pengisian terlalu sedikit tidak efisien. Dalam pugmill terjadi dua jenis pencampuran, yaitu pencampuran kering dan pencampuran basah (setelah ditambah aspal).Lamanya pencampuran kering diusahakan sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik.Pencampuran basah juga diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan oksidasi atau penuaan (aging) dari aspal.Apabila agregat kasar (tertahan saringan No. 8) telah terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena dapat dipastikan agregat halus juga telah terselimuti aspal.Umumnya waktu pencampuran sekitar 30 detik. 12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage) Bahan pengisi (filler) sangat sensitif untuk mengeras karena pengaruh kadar air, oleh karena itu diperlukan wadah khusus (silo) agar bahan pengisi bebas dari pengaruh air. Umumnya bahan pengisi dimasukkan ke dalam AMP melalui penimbang yang biasa disediakan untuk menimbang agregat panas, namun terdapat juga AMP yang menyediakan penimbang khusus untuk bahan pengisi.Terdapat dua sistim untuk memasok bahan pengisi ke dalam AMP yaitu sistim pneumatik dan mekanik. Untuk sistim pneumatik, bahan pengisi dimasukkan ke dalam pencampur dengan cara pengaliran seperti bahan cair, sedangkan untuk sistim makanik bahan pengisi dari silo
  • 17. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 58 dimasukkan ke dalam pencampur dengan menggunakan wadahwadah yang dirangkai dengan ban berjalan sehingga merupakan elevator bahan pengisi. Karena pengaruh bahan pengisi dalam campuran cukup besar, maka diperlukan pemeriksaan secara berkala. Penambahan bahan pengisi akan menyebabkan campuran menjadi lebih kaku (stiff), akan tetapi penambahan yang terlalu banyak akan berpengaruh negatif, yaitu lapisan beraspal menjadi getas dan mudah retak. 13. Tangki aspal (hot asphalt storage) Tangki aspal pada AMP harus cukup besar sehingga dapat menampung aspal yang memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, dan aspal yang terdapat di dalamnya dapat dengan mudah terlihat.Pada beberapa AMP terdapat beberapa tangki aspal yang saling berhubungan satu dengan lainnya.Tangki pertama mempunyai fungsi menampung aspal yang baru datang dari pemasok, dan tangki lainnya mempunyai fungsi untuk menampung aspal yang telah dipanaskan dan siap untuk ditimbang dan dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill). Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometric yang telah dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan terkontrol. 14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket) Setelah aspal dipanaskan dalam tangki aspal pada temperatur yang ditentukan berdasarkan tingkat keencerannya, maka aspal panas dialirkan melalui pipa pemasok untuk ditimbang beratnya sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill).
  • 18. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 59 Gambar 3.18 AMP jenis takaran (batch plant) Gambar 3.19 AMP jenis pencampuran drum ( drum mix )
  • 19. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 60 Gambar 3.20 Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampuran drum Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis takaranseperti diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok agregat dingin dari bin dingin dengan jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering (dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam pencampur. Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran kering. Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.
  • 20. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 61 Gambar 3.21 Skema pengoperasian AMP jenis takaran 3.3 Data – data Kegiatan PKL 3.3.1 Data Umum 3.3.1.1 Umum Adapun gambaran umum Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan NTB adalah sebagai berikut:  Nama Proyek : Pembangunan Jalan P.Lombo Wilayah II  Paket Pekerjaan : Peningkatan Jalan Airlangga (Mataram) (DAK)  Pemilik Proyek : Snvt Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat  Kontraktor : PT. SANUR JAYA UTAMA  Konsultan supervise : PT. GLOBAL PROFEX SYNERGY  Lokasi Proyek : Kota Mataram  Sumber Dana : APBD  Nilai Kontrak : Rp.  Masa/Waktu Proyek : dimulai tanggal 10 Maret 2016 sampai dengan tanggal 10 Agustus 2016 ( 150 hari kalender )
  • 21. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 62 3.3.1.2 Personalia dan Organisasi Proyek Dalam penanganan proyek Paket Pembangunan Jalan Gerung ( Patung Sapi ) - Mataram 4 , terlibat beberapa unsur proyek yaitu: a. Penjabat Pembuat Komitmen b. Konsultan c. Kontraktor Keberhasilan suatu proyek tergantung dan kerja sama semua unsur kegiatan proyek yang terlibat di dalamnya serta adanya pembagian kerja yang baik dan teratur untuk mencapai kesatuan tindakan dalam mencapai kegiatan. Hubungan kerja unsur-unsur kegiatan digambarkan suatu diagram seperti gambar 3.20 di bawah ini: 2 1 3 Gambar 3.22 Hubungan Kerja dan Koordinasi Pelaksana Kegiatan Keterangan : : Garis kerja / Garis perintah : Garis koordinasi Keterangan gambar : 1. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Konsultan (dalam hal ini Tim Supervisi) adalah hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja. 2. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Kontraktor adalah hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja. 3. Hubungan kerja antara Konsultan dengan Kontraktor adalah hubungan fungsional dalam menjalankan ketentuan tugas dan Pemberi tugas KonsultanKontraktor
  • 22. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 63 tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah tertuang dalam dokumen pelaksanaan. STRUKTUR ORGANISASI PENGAWAS KONTRAKTURAL PPK PEMBANGUNAN JALAN PULAU LOMBOK WILAYAH II PAKET PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) (DAK)  Susunan Organisasi 1. Pemberi Tugas a. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang berwenang untuk mengambil keputusan dan tindakan yang berakibat pada pengeluaran anggaran dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang atau jasa. Tugas pokok PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) PEMBANGUNAN JALAN P.LOMBOK WILAYAH II H. ZAINUL IRFAN, ST ADMINISTRASI FATMAWATI ZABUR PENGAWAS H. L. IKHSAN PENGAWAS QUALITY ZAENAL ABIDIN,ST PENGAWAS LAPANGAN MAHNEP JL. AIRLANGGA JL. ARIF RAHMAN HAKIM PENGAWAS LAPANGAN PAMASARI JL. MAJAPAHIT JL. REMBIGA-PEMENANG PENGAWAS LAPANGAN KUSMADIYANTO JL.SRIWIJAYA JL. DR. SOETOMO
  • 23. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 64 dan kewenangan PPK berdasarkan Perpres 70 tahun 2012 adalah :  Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang atau jasa yang meliputi spesifikasi teknis barang atau jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS dan rancangan kontrak).  Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa.  Menyetujui buki pembelian atau menandatangani kuitansi atau Surat Perintah Kerja (SPK) atau surat perjanjian.  Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia barang atau jasa.  Mengendalikan pelaksanaan kontrak.  Melaporkan pelaksanaan atau penyelesaian pengadaan barang atau jasa kepada PA atau KPA.  Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang atau jasa kepada PA atau KPA dengan berita acara penyerahan.  Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA atau KPA setiap triwulan.  Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan dan pengadaan barang atau jasa. Sedangkan berdasarkan PMK 190 pasal 13 dinyatakan bahwa dalam rangka melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara, PPK memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :  Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencarian dana.  Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang atau jasa.  Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian dengan penyedia barang atau jasa.  Melaksanakan kegiatan swakelola.
  • 24. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 65  Memberitahukan kepada kuasa BUMN atas perjanjian yang dilakukannya.  Mengendalikan pelaksanaan perikatan.  Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara.  Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain.  Melaporkan pelaksanaan atau penyelesaian kegiatan kepada KPA.  Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan berita acara penyerahan.  Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan.  Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan. Dari dua peraturan tersebut masing – masing memiliki penekanan yang berbeda. Oleh karena itu dalam pelaksanaan di lapangan PPK meliputi kedua hal tersebut yaitu dalam proses pengadaan barang jasa dan terlibat dalam mekanisme pencairan dalam pelaksanaan anggaran. b. Kaur Keuangan Tugas pokok dari Kepala Urusan Administrasi Keuangan adalah membantu Bendaharawan Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu ( SNVT ) untuk mengelola uang Persediaan Bagian Pelaksanaan Kegiatan. Uraian tugas pokok Kepala Urusan Administrasi Keuangan antara lain:  Membantu Bendaharawan Satuan Non Vertikal Tertentu ( SNVT ) untuk menyelenggarakan pembukaan mengenai pengurusan kas yang menjadi tanggung jawabnya.
  • 25. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 66  Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan ( SPP – UP ) dalam rangka pembayaran keperluan sehari-hari bagian pelaksanaan kegiatan dan menyampaikan kepada Bendaharawan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu atau Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen.  Membantu BendaharawanSatuan Kerja Non Vertical Tertentu (SNVT) melakukan pembayaran uang persediaan atas persetujuan Kepala Bagian Pelaksanaan Kegiatan atau Pejabat Pembuatan Komitmen.  Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan bukti – bukti pembukuan. c. Kaur Tata Usaha Tugas pokok Kepala Urusan Tata Usaha adalah membantu sebagaimana tugas Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen dibidang tata usaha kantor sehari-hari sehingga kegiatan kantor dapat terselanggara dengan lancar, aman dan tertib. Uraian tugas pokok Kepala Urusan Tata Usaha, antara lain :  Membina dan mengarahkan pelaksanaan agar staf dibawahnya menurut tugas pokok dan fungsinya.  Menyusun rencana kebutuhan bahan atau barang bulanan atautriwulan atautahunan kedalam fotmat yang telah ditetapkan.  Membuat belangko nota bon dan menandatangani nota bon bahan atau barang atau fotocopy, berdasarkan permintaan dan unsur pembantu pemimpin dan unsur pelaksanaan.  Melaksanakan pengadaan barang atau bahan kebutuhan kantor sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
  • 26. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 67  Membuat dan melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluran bahan atau barang kebutuhan kantor berdasarkan nota bon pengambilan barang atau bahan.  Membuat data kepegawaian Bagian Pelaksana Kegiatan berdasarkan status jabatan dan kepangkatannya.  Membuat dokumen bukti pertanggung jawaban hasil pengadaan barang atau bahan sesuai dengan cara bentuk dan bahan batas waktu yang telah ditetapkan.  Mempersiapkan tempat atau ruangan, daftar hadir, akomodasi, bahan atau peralatan yang diperlukan dalam rapat proyek.  Membuat laporan hasil evaluasi aktivitas atau kehadiran pegawai menurut Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen.  Melaporkan pelaksanaan tugas dan hasil kerjanya kepada Kepala Bagian Pelaksana atau Pejabat Pembuatan Komitmen.  Melaksanakan tugas lain yang masih dalam lingkup kerja atas perintah Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Penjabat Pembuatan Komitmen. d. Pengawas Utama Tugas pokok Pengawas Utama adalah membantu sebagai tugas Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen dibidang pengawas, baik kualitas maupun kuantitas. Rincian tugas pokok Pengawas Utama, antara lain :  Menghimpun dan mempelajari gambar rencana, jadwal waktu pelaksana, metode kerja dan spesifikasi teknis pelaksanaan kontrak paket pekerjaan yang diawasi.  Membina dan mengkoordinasikan tugas pengawas yang dilakukan petugas dilapangan.
  • 27. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 68  Mempelajari dan menginformasikan atau mengklarifikasikan temuan petugas Pengawas Lapangan kepada pihak kontraktor pelaksana atau konsultan pengawas yang bersangktan.  Bersama – sama dengan atau tanpa disertai konsultan pengawas, melaksanakan tugas pengawasan terhadap kontrak-kontrak paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.  Mencatat hasil pengawasannya ke dalam buku lapangan menurut bentuk yang ditetapkan.  Membuat catatan dan teguran atas hasil pelaksanaan yang belum selesai sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.  Segera melaporkan kepada Kepala Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen, jika dijumpai fakta pelaksanaan dilapangan yang diduga keras akan dapat menimbulkan terjadinya kerugian keuangan negara.  Melaporkan hasil pengawasan dan pendukungnya kepada Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen sebagai bahan tindak untuk turun tangan.  Menyusun dan membuat laporan mingguan menurut bentuk, cara dan dalam batas waktu yang telah ditentukan.  Menyelenggarakan pengawasan atas aktivitas dan kinerja pengawas lapangan yang berada dalam koordinasinya.  Menyampaikan usulan saran atau pendapat dalam rangka perbaikan atau peningkatan kinerjanya.  Melaksanakan tugas lain dari dan atas perintah Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen. e. Pengawas Lapangan Tugas pokok Pengawasan Lapangan antara lain:
  • 28. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 69  Mempelajari spesifikasi teknis, gambar rencana dan metode kerja atas pelaksanaan kontrak paket pekerjaan yang diawasinya.  Melaksanakan pengawasan kualitas dan kuantitas atas pelaksanaan kontrak pekerjaan yang berada dalam wilayah pengawasannya.  Mencatat hasil pengawasannya kedalam buku laporan.  Dalam hal-hal tertentu atas penetapan Kepala Bagian Pelaksanaan Kegiatan atau Pejabat Pembuat Komitmen melaksanaan tugas dan fungsi juru jalan.  Melaporkan hasil temuannya kepada Pengawas Utama.  Menyampaikan usulan saran atau pendapat dalam rangka perbaikan atau peningkatan kinerjanya.  Melaksanakan tugas lain dari dan atas perintah Pengawas Utama.
  • 29. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 70 STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN PT. GLOBAL PROFEX SYNERGY PAKET PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) (DAK) TAHUN 2016 2. Konsultan a. Site Engineer Tugas dari Site Engineer adalah :  Bertanggung jawab kepada pemilik proyek.  Mengadakan penilaian terhadap terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan petunjuk – petunjuk atas wewenang yang diberikan pelaksana kegiatan.  Mengatur atau menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan.  Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian mutu dan volume pekerjaan. SITE ENGINEER Ir. SIRIN HADISOETJAHJO Ak3 CHIEF INSPECTOR HAMID, ST QUALITY ENGINEER HAMID, ST SURVEYOR ARI BUDIAWAN INSPECTOR SUPARDIN, ST LAB TECH ISROQ SURYA W ARDIANSYAH
  • 30. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 71 b. Chief Inspector Tugas dari Chief Inspector adalah :  Bertanggung jawab kepada Site Engineer.  Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk final payment.  Memberikan laporan kemajuan pekerjaan kepada Site Engineer.  Melaksanakan pengarsipan surat – surat, laporan harian, laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain – lain  Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan kontraktor. c. Quality dan Quantity Engineer Tugas dari Quality Engineer adalah :  Bertanggung jawab kepada Site Engineer.  Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup semua tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.  Melakukan semua analisa semua tes termasuk usulan komposisi campuran (job mix formula).  Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kembali pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.  Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.  Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontraktor apakah sesuai mutu dan kualitas yang ditentukan. Sedangkan tugas dari Quantity Engineer adalah :  Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
  • 31. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 72  Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan.  Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.  Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal – hal yang menyangkut masalah pengendalian kuantitas. d. Inspector Tugas dari Inspector adalah :  Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakan tugasnya.  Mengirim laporan kepada Site Engineer atau Chief Inspector .  Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi pekerjaan yang sedang dikerjakan dan memberi laporan kepada Chief Inspector atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.  Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian. e. Surveyor Tugas dari surveyor adalah :  Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer.  Melakukan pengawasan ketelitin pengukuran oleh kontraktor terhadap titik – titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.  Mengumpulkan semua semua data pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian yang di dapat. f. Lab. Technician
  • 32. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 73 Tugas dari Lab. Technician adalah :  Melaksanakan pengambilan contoh tanah atau material dan melakukan pengujian tanah atau material di laboratorium.  Mengevaluasi hasil dari tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap ketelitian dan kebenaran hasil yang di proses.
  • 33. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 74 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN PT. SANUR JAYA UTAMA PAKET PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK TAHUN 2016 3. Kontraktor a. General Superintendent General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor pelaksana yang berada di lapangan. General Superintendent merupakan wakil mutlak dari perusahaan. Tugas dari General Superintendent adalah :  Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.  Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
  • 34. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 75  Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.  Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan tugas masing – masing. b. Deputy General Superintendent Tugas dari Deputy General Superintendent adalah :  Bertanggung jawab kepada general superintendent.  Mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas persetujuan general superintendent.  Membantu general superintendent dalam mengkoordinir pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai. c. Technical Administrasi Tugas dan tanggung jawabnya adalah :  Mempelajari seluruh gambar awal (shop drawing) sebagai dasar persiapan MC 0%.  Melaksanakan survey bersama antar direksi, konsultan, dan project Manager dengan persiapan MC 0%.  Menyiapkan gambar pelaksanaan (asbuild drawing) dan perhitungan volume sebagai dasar pelaksanaan setelah mendapatkan persetujuan direksi.  Melayani pengawasan elevasi sebelum pelaksanaan konstruksi dan pengecekan bersama elevasi atau opname pekerjaan yang telah selesai dikerjaan.  Menghimpun dan membuat laporan-laporan (hasil Lab. Opname pekerjaan, laporan bulanan, laporan mingguan, laporan harian, foto).  Membuat laporan fisik proyek.  Selalu berkoordinasi dengan pihak Direksi demi kelancaran bersama. d. Pengadaan (Logistik dan Peralatan) Tugas dan tanggung jawab:
  • 35. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 76  Menghitung dan mempersiapkan kebutuhan berdasarkan cashflow keuangan.  Melakukan pengecekan bersama terhadap opname pekerjaan yang telah diselesaikan sebagai dasar penegihan.  Membuat penagihan sesuai dengan fisik yang dicapai.  Mengurus pencairan termyn ke Pemilik Proyek setelah ada prestasi yang diakui.  Membuat laporan keuangan tiap dua minggu sekali apabila ada droping keuangan dari kantor ke lapangan.  Membayar gaji semua karyawan dan membayar overhead lapangan.  Membayar upah borongan dan levaransir setelah ada persetujuan dari Proyek Manager.  Membuat laporan keuangan baik harian maupun bulanan.  Mempersiapkan dan mengevaluasi setiap kebutuhan material yang dibutuhkan lapangan.  Mempertanggung jawabkan pemakaian keuangan kepada direktur perusahaan. e. Quality Control Tugas Quality Control adalah :  Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.  Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen.  Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. f. Pelaksana Tugas dari Pelaksana adalah :  Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.  Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.
  • 36. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 77  Melaksanakan pekerjaan harian lapangan. g. Surveyor / Drawing Tugas Surveyor atau Drawing adalah :  Membuat gambar – gambar kerja yang di perlukan dalam proyek.  Bertanggung jawab atas data – data pengukuran di lapangan.  Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek. 3.3.2 Data Teknis  Nama Proyek : Pembangunan Jalan Pulau Lombok Wilayah II  Paket Pekerjaan : Peningkatan Jalan Airlangga (Mataram) DAK  Pekerjaan Lapis pondasi  Pekerjaan Lapis pondasi Atas  LPA yang digunakan adalah agregat kelas A  Tebal = 20 cm Tabel 3.1 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Tabel 3.2 Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat
  • 37. I Kadek Aryawan (F1A 012 059) Laporan Praktek Kerja Lapangan I Made Jhoni Ari Artha (F1A 012 060) PENINGKATAN JALAN AIRLANGGA (MATARAM) DAK 78  Pekerjaan Pekerasan Aspal  Pekerjaan Lapis Aspal Beton (Laston) Lapis Antara AC-BC  Aspal penetrasi 60/70  Tebal = 6 cm  Pekerjaan Lapis Aspal Beton (Laston) Lapis Antara AC-WC  Aspal penetrasi 60/70  Tebal = 4 cm Gambar 3.23 Susunan Perkerasan