[OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan ) dengan Budidaya Tanaman Pisang]
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman dan persamaan persepsi mengenai bagaimana mengelola lingkungan pekarangan menjadi sumber penghidupan baik dari segi kemandirian pangan dan peningkatan ekonomi. Budidaya yang dipertimbangkan adalah tanaman hortikultura jenis tanaman buah, yakni pisang (Musa paradisiaca). Tanaman pisang merupakan tanaman yang serbaguna , mulai dari akar (rhizome) sampai daun dapat dimanfaatkan oleh manusia.
#KKN PPM UGM 2021 Periode II
#Unit 2021-YO045
1. BUDIDAYA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) DI PUSAT PELATIHAN
PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA PUSPITA HATI (P4S), BAMBANGLIPURO
,BANTUL ,YOGYAKARTA
Disusun oleh:
Amelia Nabila Ardiningrum
(18/424301/PN/15341)
PANDUAN PERTANIAN ORGANIK
Pembimbing Lapangan:
Lasiyo Syaifudin
Ketua P4S Puspita Hati
OPLAKAR (OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN)
KKN-PPM UGM Unit 2021-YO045
2. 1. Komoditas Perkebunan
2. Familiar di Masyarakat
3. Mudah Dibudidayakan
4. Banyak Manfaatnya
Pekarangan diharapkan sebagai
agroekosistem yang dapat dijadikan
unit usahatani dan bisa diberdayakan
untuk mendukung ketahanan pangan
dengan memberi percepatan dalam
penganekaragaman pangan keluarga
1. Memperkaya wawasan
2. Memperdalam manajemen budidaya
tanaman pisang
3. Mengkaji berbagai permasalahan di
lapangan dan solusinya.
4. Prospek kedepannya (ladang bisnis,
kemandirian pangan)
3. MANFAAT PEKARANGAN
1.Sumber pangan, sandang dan papan
2.Sumber plasma nutfah dan ragam jenis biologi,
3.Lingkungan hidup bagi berbagai jenis satwa dan tanaman,
4.Pengendali iklim sekitar rumah dan tempat untuk kenyamanan,
5.Penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen,
6.Tempat resapan air hujan dan air limbah rumah tangga ke dalam tanah,
7.Melindungi tanah dari kerusakan erosi
8.Tempat pendidikan bagi anggota keluarga
9.Estetika (keindahan dan kenyamanan)
4. Bapak Lasiyo Syaifudin
Lasiyo, petani pisang asal Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta ini kerap dipanggil Profesor Pisang, karena pengetahuannya yang
luas pada tanaman ini. Lasiyo hanya mengantongi pendidikan Paket B atau hanya setara SMP, tapi ia berhasil tidak hanya
sekadar menanam dan memelihara pisang tetapi juga menangkarkan bibit pisang yang bernilai ekonomis. Dalam menjual bibit, ia
berani memberikan jaminan uang kembali jika bibitnya gagal tanam atau mati. Dedikasinya yang tak kenal lelah pada produk
pangan yang bersih lingkungan dan berkualitas baik mengantarkannya ke Italia. Pada 2016, ia menghadiri undangan sebuah
organisasi komunitas pangan untuk membagi ilmu pada khalayak internasional.
5. P4S Puspita Hati berada di Dusun
Ponggok,Sidomulyo,Bambanglipuro,
Bantul,Yogyakarta.
Visi:
“Upaya mewujudkan petani yang modern, mandiri,
dan mempunyai daya saing yang tinggi menuju
pertanian yang tangguh.”
Misi:
“Pengembangan dan pemberdayaan SDM petani
melalui penyedia jasa pendidikan pelatihan/magang
dan teknologi yang dilakukan dengan pendekatan
partisipatif”
Komoditas yang Dikembangkan:
Komoditas unggulan berupa tanaman pisang yang mencakup
proses budidaya hingga pengolahan kemudian komoditas
pendukung, yakni budidaya sayuran dengan media polybag.
7. Suhu optimum 21°C - 32°C.
Curah hujan berkisar 1.520-3.800 mm/tahun
dengan 6 bulan basah.
Kondisi tanah dengan tingkat keasaman pH
sebesar 5 sedangkan lokasi pengukuran
berkisar 5,5-7,5.
Ketinggian kurang dari 1.200 m dpl.
Iklim
Media Tanam
Ketinggian tempat
Menurut Ritung et al. (2011) tanaman pisang
dapat tumbuh dengan baik pada daerah
dengan suhu udara 25 – 27 °C, kelembapan
udara > 60%, ketinggian tempat < 1.200 m
dpl, curah hujan 1.500 – 2.500 mm/tahun dan
lama bulan kering (curah hujan < 60
mm/bulan) 0 – 3 bulan.
8. ANAKAN SEMAI
BIT BONGGOL
ANAKAN LANGSUNG
Anakan semai: anakan
rebung atau anakan yang
memiliki bonggol terlalu kecil
sehingga anakan disemai
terlebih dahulu dalam
kantong plastik atau polybag
sebelum ditanam di kebun.
Anakan langsung: berasal
dari pemisahan anakan
untuk langsung ditanam di
kebun.
Bit Bonggol: sejatinya
berasal dari mata tunas yang
terdapat pada
tunggul/bonggol pisang
bekas ditebang.
9. Adapun tahapan pengelolaan anakan menjadi bibit siap tanam,
yakni sebagai berikut:
1. Anakan pisang terlebih dahulu dibersihkan perakarannya dan
dipangkas bagian ujungnya (keseluruhan daun dan batang)
kurang lebih 5 -10 cm.
2. Persiapan bahan berupa polybag berukuran sekitar 20 cm x 20
cm atau 20 cm x 23 cm diisi dengan media tanam berupa
arang sekam,pupuk organik, dan tanah dengan perbandingan
1:2:4 hingga terisi
1
3
bagian.
3. Anakan dipindahkan ke dalam polybag dengan terlebih dahulu
dicelupkan bagian bonggolnya ke dalam larutan yang
merupakan campuran dari ZPT alami dengan pestisida nabati
komposisi perbandingan 1:5.
4. Polybag berisi anakan pisang kemudian dipenuhi dengan
media tanam kembali dan disiram air hingga berada pada
kapasitas lapang.
5. Selama satu bulan pertama, bibit di letakkan di tempat teduh
dengan penyinaran 50% dengan perawatan penyiraman
secukupnya mempertahankan lembab dan cenderung basah.
6. Pada bulan kedua diletakkan ditempat terbuka, dengan
perawatan penyiraman seperti bulan pertama.
7. Benih ditanam di kebun pada umur 2-3 bulan setelah semai.
a) b)
d) c)
10. ANAKAN
AIR
ANAKAN
PEDANG
• Berupa tunas yang daunnya
telah keluar 3-5 helai.
• Tinggi 50 cm - 1 m.
• Diameter bonggol 10-15 cm.
• Diambil dengan cara di
dongkel.
• Alat harus dalam keadaan
steril.
12. Penyemaian mata tunas bonggol.
• Sebelum disemai benih bonggol
dicelupkan dalam ZPT+Pestisida
Nabati .
• Wadah berisi media arang
sekam:pupuk:tanah (1:1:7)
• Dijaga kelembabannya disiram 2-3
hari sekali, ditaruh di tempat teduh
1-2 bulan
Pindah tanam ke polybag.
• Polybag berisi media arang
sekam:pupuk:tanah (1:2:4)
• Sebelum di tanam dicelupkan
dengan Pestisida Nabati.
• Sudah dapat ditaruh di tempat
terang.
1 bulan baru
bisa di
tanam di
lahan
13. PERSIAPAN LAHAN
TUJUAN : menciptakan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pisang.
Pembersihan
Lahan
Pengajiran Pembuatan Lubang Tanam
• Tujuan pembersihan lahan
adalah untuk memastikan
bahwa lahan telah siap
untuk segera ditanami.
• Pembersihan masih secara
manual.
• Tujuan dari pengajiran itu sendiri adalah
untuk menetapkan jarak tanam yang
sesuai untuk menjamin tanaman dapat
tumbuh dengan optimal terutama untuk
tanaman pisang Raja.
• Tujuan pembuatan lubang tanam
adalah untuk menyediakan
tempat atau lubang tanam
sebagai sarana perkembangan
perakaran pada tanaman pisang.
• Jarak tanam ideal 4 m x 4 m. • Ukuran lubang untuk penanaman
pisang raja, yakni 40 cm x 40 cm x 40
cm.
14. PENANAMAN
• Penentuan jarak tanam pisang dipengaruhi oleh
jenis yang akan di tanam.
• Penanaman pisang raja bulu di lahan dengan
menerapkan jarak tanam 4 m x 4 m.
Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman,
efisiensi penggunaan cahaya, perkembangan hama
penyakit dan kompetisi antara tanaman dalam
penggunaan air dan unsur hara (Muchli et al.,2019).
Jarak Tanam
Waktu Tanam Prosedur Penanaman
1. Sebelum dilakukan pindah tanam terlebih dahulu bibit yang masih
berada dalam polybag disiram dengan menggunakan pestisida
nabati secukupnya hingga membasahi keseluruhan media tanam
dalam polybag.
2. Bibit pisang kemudian dipindahkan pada lubang tanam berukuran 40
cm x 40cm x 40cm dengan melepas polybag sembari
mengikutsertakan media tanam yang berasal dari polybag.
3. Kemudian bibit ditimbun dengan tanah hingga sebatas pangkal
batang bawah yang masih melekat media tanam dari polybag
sebelumnya.
Waktu tanam yang paling baik untuk menanam pisang
adalah awal bulan basah (musim hujan) sampai dua bulan
sesudahnya.
15. Pemupukan dengan pupuk organik dilakukan sebanyak
dua kali dalam satu musim tanam dosis 7 kg.
Pemupukan pertama : 3 Hst diberikan pupuk organik
sebanyak 3 kg.
Pemupukan kedua : 3 bulan setelahnya baru diberikan
kembali pupuk organik sebanyak 4 kg.
PEMELIHARAAN
Pupuk Organik Prosedur Pemupukan
16. 1. Limbah kandang ternak ditebarkan di atas lantai dalam ruangan pembuatan pupuk dengan ketebalan 30-40 cm.
2. Taburkan campuran probiotik (1:10) di atas tumpukan limbah kandang tersebut secara merata.
3. Kadar air pada tumpukan limbah dipertahankan sebesar 45-55%. Apabila kondisi kering kembali ditambahkan air
hingga merata dengan gembor.
4. Setelah lapisan pertama terbentuk kemudian dibuat lapisan berikutnya dengan mengulangi pekerjaan no 2,3,dan 4.
5. Apabila tinggi lapisan tumpukan telah mencapai lebih dari 100-150 cm, dilakukan pembalikan dengan cara menyisir,
sehingga campuran bahan-bahan pembuat pupuk tercampur dengan rata.
6. Pembalikan dilakukan seminggu sekali selama 3 minggu, hingga minggu keempat pupuk siap digunakan.
a) b)
c)
d)
KOTORAN HEWAN
PROBIOTIK
Komposisi:
Rumen 75%, air kelapa
3%, leri 3%, air bonggol
10%, EM4 2%.
1 ton kohe butuh 10
liter probiotik
17. Kebutuhan air yang optimum untuk tanaman pisang berkisar antara 1.300 – 2.600 mm/tahun, kadar air dalam tanah
yang mencukupi atau pengelolaan irigasi yang baik dapat memberikan efek yang menguntungkan pada tanaman
pisang seperti percepatan pematangan buah, meningkatkan hasil panen, bobot buah yang lebih besar, dan
peningkatan jumlah buah per tandan (Stover, 1972; Sastry, 1988; Mujiyo et al.,2017).
PEMELIHARAAN
Disiapkan drainase, pompa
air, dan sumur.
Satu musim tanam maksimal 4x frekuensi
pengairan
(september,oktober,november,desember)
18. SANITASI LAHAN
• Frekuensi penyiangan dilakukan bergantung
pada intensitas pertumbuhan gulma yang ada.
• Penyaingan dilakukan dalam satu musim
tanam sebanyak dua kali, yakni pasca umur 4
bulan dan 8 bulan.
• Diusahakan penyiangan tidak sampai melukai
perakaran tanaman pisang karena pelukaan
pada akar akan berdampak pada rentannya
penularan penyakit.
PEMELIHARAAN
PENYIANGAN GULMA
PEMANGKASAN DAUN
Pada tanaman pisang daun yang perlu
dibuang, yakni meliputi:
• daun dengan lebih dari 50% terserang
bercak penyakit.
• daun-daun tua yang telah kering dan
menguning
• serta daun-daun yang menaungi juga
menggesek jantung dan atau buah yang
dalam masa tumbuh kembang.
19. • Pengurangan anakan ini untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman,
produktivitas, dan kualitas hasil tanaman induk.
• Tujuan penjarangan anak adalah mengatur jumlah anak pisang dalam
setiap rumpunnya.
• Jumlah anakan setiap rumpun diusahakan sesuai dengan rekomendasi,
yakni 2-3 anakan. (pilih anakan yang sehat untuk dipertahankan sebagai
generasi setelah indukan)
PEMELIHARAAN
20. • Pembrongsongan dilakukan agar buah bebas dari serangan hama dan penyakit sehingga hasil buah yang
didapat terlihat baik atau mulus.
• Pembrongsongan dilakukan dengan mempersiapkan peralatan seperti tangga, alat pemasang kerodong atau
brongsong, Polyethilene biru (ketebalan 0,03-0,04 mm, panjang 150 cm, dan diameter 85 cm) atau pembungkus
berpori.
• Prosedur pelaksanaan pembrongsongan dilakukan pada saat seludang pertama pisang belum membuka dan
jantung pisang sudah mulai merunduk.
PEMELIHARAAN
21. • Pemotongan jantung pisang dilakukan setelah sisir terakhir keluar, buah ini ditandai sudah
melengkung ke atas atau sudah tidak dapat berkembang dengan baik.
• Tujuan pemotongan jantung pisang ini untuk menyeragamkan ukuran dan tingkat kemasakan
buah pisang. Selain itu, pemotongan jantung pisang dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit.
• Setelah pemotongan jantung dilakukan dapat disemprotkan pestisida nabati pada keseluruhan
tandan pisang untuk menghindari adanya gangguan hama pada buah pisang.
PEMELIHARAAN
22. Penyanggahan dilakukan untuk menyanggah pohon pisang agar tidak roboh karena beratnya buah.
Tujuan penyanggahan pohon adalah untuk membantu pengoptimalan pertumbuhan tandan buah
disamping menjaga agar batang tidak roboh. Penyanggahan dengan bantuan bambu.
PEMELIHARAAN
23. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
• Komposisi bahan pestisida: rimpang sebanyak 1000 g, daun mimba 250 g, daun mahoni 250 g, daun dan
batang brotowali 250 g, dan air sejumlah 5 liter (5000 cc).
a) b) c)
d)
e)
PESTISIDA NABATI
• Penggunaan pestisida ini sudah dapat diaplikasikan setelah hari ke dua pasca proses pembuatan. Dosis
penggunaan pestisida ini, yakni 1:10 dengan komposisi 1 liter pestisida diencerkan ke dalam 10 liter air.
• Penggunaan pestisida yang telah dilakukan oleh P4S Puspita Hati, ditujukan untuk tujuan
pembibitan,penanaman, dan pencegahan hama penyakit tanaman.
24. PENGENDALIAN HAMA
Pestisida nabati yang telah dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:10 kemudian disemprotkan pada jantung
pisang. Penyemprotan pada jantung pisang ini dilakukan dalam dua kondisi, yakni saat jantung pisang dalam kondisi
tegak dan telah merunduk.
Pada kondisi tegak, jantung pisang dipotong bagian ujung sepanjang 5 cm kemudian disemprotkan dengan pestisida
nabati dan cukup diletakkan semacam kain di atasnya untuk mengurangi adanya penguapan pestisida.
Pada kondisi jantung pisang yang telah merunduk, jantung pisang yang dipotong ujungnya sepanjang 5 cm dan
disemprot kemudian dibungkus dengan menggunakan plastik atau kain, untuk mengurangi pestisida menetes jatuh ke
tanah yang menyebabkan pengaruh pestisida berkurang. Penyemprotan pestisida nabati untuk mencegah terjadinya
kudis pada buah pisang pasca keluarnya jantung pisang dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu.
a) b)
Ngengat kudis (Nacoleia octasema)
25. PENGENDALIAN PENYAKIT
PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM
Gejala yang ditimbulkan antara lain tepi bawah daun
berwarna kuning tua, cokelat, dan akhirnya mengering
kemudian jika batang palsu dan bonggol yang terinfeksi
dibelah akan tampak garis-garis cokelat kehitaman
(Sudirman et al.,2011).
• Pemakaian Trichoderma sp dilakukan dengan melarutkan 5 gram serbuk
Trichoderma sp dalam 10 liter air.
• Larutan tersebut kemudian di injeksikan ke dalam tanah dengan cara
melubangi tanah di sekitar tanaman pisang sejumlah 4-5 titik dengan
jarak lubang injeksi dari batang pokok tanaman sekitar 5 cm, kedalaman
lubang disamakan dengan keberadaan bonggol pisang.
• Pengaplikasian Trichoderma sp ini apabila dilakukan secara rutin
dengan interval 3 minggu, untuk setiap 4 rumpun pisang.
26. PANEN
Di lapangan ada beberapa ciri yang dapat diamati ketika
tanaman pisang memasuki masa panen, yakni 1) buah
dapat dipanen antara 80-110 hari setelah muncul
jantung; 2) buah tampak padat atau berisi; 3) bunga
yang mengering pada ujung buah mudah dipatahkan; 4)
daun bendera pada tanaman sudah menguning.
PENENTUAN WAKTU PANEN
Penelitian Rahayu et al. (2014) menyatakan umur petik terbaik pisang Raja Bulu dicapai pada 85 HSA
(hari setelah antesis) dengan umur simpan terlama (11 hari) serta satuan panas sebesar 1305.5 °C hari.
Buah pisang yang dipetik tua lebih cepat mencapai kematangan pascapanen dibandingkan dengan buah
pisang yang dipetik muda.
27. PANEN
Adapun tahapan pemanenan yang dilakukan, yakni:
1. Pemanenan dilakukan pada waktu pagi hari (pukul 07.00-10.00 WIB) atau sore hari (jam 15.00-17.00) dalam
keadaan cuaca cerah. Pemanenan tidak dianjurkan pada waktu hujan karena dapat meningkatkan serangan
busuk buah dalam gudang penyimpanan.
2. Persiapan alat dengan menggunakan parang atau sabit yang tajam dan bersih, dengan mensterilkannya
terlebih dahulu menggunakan bayclin atau sabun.
3. Pada tanaman pisang yang diberi penyangga diturunkan secara perlahan-lahan
4. Batang pisang ditebang dengan cara menusuk batangnya atau menebas separuh batang setinggi
2
3
dari tinggi
batang agar tandan pisang tidak menyentuh tanah.
5. Tandan buah diraih untuk selanjutnya dipotong dengan parang tajam, dipotong di sebelah atas buku tandan (30
cm di atas sisir pertama) .
6. Plastik kerodong dapat dibuka sebelum atau setelah panen tergantung kondisi.
7. Tandan pisang yang telah dipotong kemudian segera dibalik dengan tangkai tandan menghadap ke bawah.
Tujuannya agar getah yang keluar dari tangkai tandan tidak menetes pada buah dan buah tidak tergores oleh
tanah. Alternatif lain bekas potongan tandan segera dibungkus dengan plastik.
8. Pada tempat pengumpulan tandan pisang diusahakan diberi alas untuk menghindari buah rusak atau tergores.
PROSEDUR PEMANENAN
28. PANEN
• Batang pisang dipotong menjadi dua bagian. Batang pisang tersebut dikumpulkan di suatu tempat yang telah
ditentukan. Batang pisang yang sehat dikumpulkan dengan seresah lainnya menjadi satu dalam lubang
berukuran 1 m x 1m untuk dibiarkan menjadi kompos secara alami. Sedangkan batang pisang yang berpotensi
menularkan penyakit disingkirkan atau dibuang dengan cara dibakar maupun dikubur untuk memusnahkan OPT
yang sekiranya ada dalam batang.
• Pada lokasi pertanaman perlu diperhatikan pada tanaman pisang diusahakan dilakukan sistem pindah tanam
maksimal 4 tahun.
Pengelolaan Lahan Bekas Panen
29. PASCAPANEN
Buah yang sudah dipanen terlebih dahulu
dilakukan penyisiran dari bentuk tandan menjadi
tunggal.
Hal ini ditujukan untuk memisahkan bagian sisir
buah pisang dengan tangkai tandan dan
mengurangi risiko kerusakan pisang pada waktu
proses pengangkutan.
PENYISIRAN
PENCUCIAN
Pencucian untuk membersihkan sisir pisang.
Buah dicuci untuk menghilangkan kotoran dan
getah yang menempel pada kulit buah.
30. PASCA PANEN
• Memilih dan memisahkan antara buah pisang yang baik dan tidak baik, cacat, rusak atau busuk.
• Dilakukan pengkelasan atau pengelompokan buah pisang yang telah di sortasi menjadi kelompok
kelas sesuai ukuran (besar/kecil), bentuk tingkat kematangan buah, berat buah, dan
keseragaman warna.
• Kelas A : jumlah buah per sisir lebih dari 12 buah dengan bobot per sisir lebih > 3kg.
• Kelas B : jumlah buah per sisir 10-12 buah dengan bobot per sisir 2,5-3 kg.
• Kelas C : jumlah buah per sisir kurang dari 10 buah dengan bobot per sisir kurang dari 2-2,5 kg
SORTASI DAN PENGKELASAN
31. DAFTAR PUSTAKA
• Mujiyo, Widijanto H., Herawati A., Rochman F., Rafirman R. 2017. Potensi Lahan Untuk Budidaya Pisang di
Kecamatan jenawi Karanganyar. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture 32 (2): 142-148.
• Rahayu,M.D.,W.D.Widodo,dan K.Suketi. 2014. Penentuan waktu panen pisang raja bulu berdasarkan
evaluasi buah beberapa umur petik. J.Hort.Indonesia, 5(2):65-72.
• Ritung, S., K. Nugroho,A. Mulyani, dan E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas
Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
• Sudirman,A., C.Sumardiyono, dan S.M.Widyastuti. 2011. Pengendalian hayati penyakit layu Fusarium pisang
(Fusarium oxysporum f.sp.cubense) dengan Trichoderma sp. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia
17(1):31-35.
32. Raja Bulu (kiri) dan Kepok kuning (kanan). Cavendish (kiri) dan Ambon Kuning (kanan).
33. Hasil Lab
Kompos yang baik mengandung
unsur hara makro N>1.5%,
P2O5>1%, dan K2O> 1.5%, C/N ratio
antara 15-20 (Surtinah,2013).
34. “Dalam berbudidaya tanaman kita harus
3M (Melihat, Memahami dan Mengamalkan atau melaksanakan) dan ngingu T.U.Y.U.L
(Taqwa, Usaha, Yakin, Ulet & Lincah)” –Lasiyo Syaifudin