SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
ELEMEN MESIN
IRWAN KURNIAWAN . ST
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BENGKALIS
TAHUN 2018
PENDAHULUAN
Elemen Mesin
Metode dan proses perencanaan serta perancangan
bagian-bagian permesinan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu.
Suatu rangkaian mesin yang terdiri dari beberapa
kombinasi yang dirancang dengan konsep yang tepat,
sehingga dapat bekerja dengan baik sebagai satu
kesatuan.
Tujuan perencanaan dan perancangan :
Untuk mengetahui jenis sambungan dalam teknologi
permesinan, memahami mekanisme kerja dan
mendeteksi bagian-bagian mesin, serta menguasai
metode perhitungan kekuatan.
Beberapa pertimbangan perencanaan dan perancangan
elemen mesin :
1. Pembebanan
2. Jenis elemen yang bergerak
3. Sifat material bahan
4. Kelayakan pemakaian yang ekonomis
5. Faktor keamanan
Pembebanan (Loading)
Gaya yang bekerja pada suatu bidang. Sumber
beban mencakup energi transmisi, berat elemen,
hambatan gesek dan momen inersia.
Jenis-jenis pembebanan :
a. Beban tetap
beban terpusat, beban merata, beban teratur dan
beban tidak teratur.
b. Beban tidak tetap
c. Beban kejut
Tegangan (Stress)
Beban gaya setiap satuan luas bidang yang
menahan beban.
Jenis-jenis tegangan :
a. Tegangan normal
- Tegangan tarik (tensile)
- Tegangan tekan (compressive)
b. Tegangan geser (shear)
c. Tegangan lentur (bend)
M
σ =
Z
M = Momen inersia
Z = Modulus luas
d. Tegangan puntir
G θ r T r
τ = =
ℓ I
G = Modulus rigiditas
θ = Sudut puntir
r = Jari-jari
ℓ = Panjang
I = Momen inersia polar
Regangan (Strain)
Pertambahan panjang (deformasi) sebuah
benda/logam menjadi lebih panjang dari bentuk
semula
Jenis-jenis regangan :
a. Regangan linier
b. Regangan lateral
c. Regangan volumetrik
d. Regangan geser
Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Adalah hubungan antara tegangan dan regangan.
σ
E =
ℓ
E = Modulus elastisitas
σ = Tegangan
ℓ = Regangan
Diagram tegangan-regangan
σ Keterangan :
OA = Daerah elastis
D AB = Daerah plastis
BC = Daerah luluh
D = Titik ultimate
B C E E = Patah (failure)
A
0 ℓ
SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVET)
Merupakan jenis sambungan tetap. Pemakaian
sambungan paku keling :
- Pekerjaan konstruksi ringan atau berat
- Pekerjaan bangunan kapal dan pesawat terbang
- Pekerjaan kilang minyak, turbin dan ketel
Beberapa kegagalan dalam sambungan paku keling :
1. Pelat melengkung
Terjadi karena tegangan atau gaya F paku keling
lebih besar dari pelatnya.
2. Pelat sobek
Terjadi karena jarak antar paku keling terlalu rapat
atau berdekatan, dan tegangan atau gaya F paku
keling lebih besar dari pelatnya, sehingga pelat
menjadi sobek.
3. Pelat tergunting
Terjadi karena adanya tegangan geser, dan
tegangan atau gaya F paku keling lebih besar dari
pelatnya, sehingga pelat akan tergunting.
4. Pelat melumer
Terjadi karena adanya tekanan bidang permukaan
yang lebih kecil, sehingga pelat akan melumer.
5. Tepi pelat tergunting
Terjadi karena adanya tekanan bidang permukaan
yang lebih kecil, sehingga tepi pelat akan tergunting
dan paku keling menjadi remuk.
6. Tepi pelat sobek
Terjadi karena adanya tekanan bidang permukaan
yang lebih kecil, sehingga tepi pelat akan sobek.
Catatan :
Kegagalan sambungan paku keling di atas merupakan
dasar perhitungan kekuatan sambungan.
1. Sambungan Paku Keling Berhimpit Tunggal
s
d
s
Besarnya gaya F pada setiap kegagalan sambungan
a. Pelat sobek
F = (s – d) t σt
b. Pelat tergunting
F = π/4 d2 τp
c. Pelat melumer
F = d t σe
d. Tepi pelat tergunting
F = 2 d t τt
Keterangan :
t = Tebal pelat (mm)
d = Diameter paku keling (mm)
s = Jarak antar paku keling (mm)
Untuk menentukan efisiensi sambungan :
Kekuatan sambungan
η = x 100 %
Kekuatan pelat utuh
Gaya F terkecil diantara kegagalan sambungan
η =
t s σt
2. Sambungan Paku Keling Berhimpit Ganda
s
d
s
Besarnya gaya F pada setiap kegagalan sambungan
a. Pelat sobek
F = (s – d) t σt
b. Pelat tergunting
F = 2 π/4 d2 τp
c. Pelat melumer
F = 2 d t σe
Untuk menentukan efisiensi sambungan :
Kekuatan sambungan
η = x 100 %
Kekuatan pelat utuh
Gaya F terkecil diantara kegagalan sambungan
η =
t s σt
SAMBUNGAN PAKU KELING DENGAN BEBAN
EKSENTRIK
y ℓ F
x
Pusat gravitasi
Jika seluruh ukuran paku keling dianggap sama
maka pembebanan pusat gravitasi adalah :
x1 + x2 + x3 + … + xn
x =
z
y1 + y2 + y3 + … + yn z = Jumlah paku keling
y =
z
Pembebanan
F F1
Fn = ℓ1 ℓ2F2
z
Beban akibat momen puntir
F1 F2 F3 F4 F4 ℓ3 ℓ4
= = =
ℓ1 ℓ2 ℓ3 ℓ4 F3
Sehingga :
ℓ2 ℓ3 ℓ4
F2 = F1 F3 = F1 F4 = F1
ℓ1 ℓ1 ℓ1
Persamaan momen
F ℓ = F1 ℓ1 + F2 ℓ2 + F3 ℓ3 + F4 ℓ4
F ℓ = F1 / ℓ1 (ℓ2
2 + ℓ3
2 + ℓ4
2)
Beban resultan
Ri = √ Fn
2 + Fi
2 + 2 Fn Fi cos θ
dimana : Ri = Resultan beban pada paku keling ke-i
Fi = Beban terbesar yang dialami pada paku
keling ke-i
SAMBUNGAN MUR BAUT
Merupakan jenis sambungan tidak tetap, karena ikatan
sambungan dapat dilepas/dibuka.
Berbeda dengan sambungan paku keling, sambungan mur
baut memiliki bagian ulir yang berfungsi sebagai ikatan
sambungan.
Keterangan :
D = Diameter luar (mm)
D1 = Diameter inti (mm)
D2 = Diameter kisar (mm)
Dm = Diameter rata-rata (mm)
= (D + D1)/4
p = Pitch/kisar (mm)
t = Tinggi ulir (mm)
Keuntungan yang dimiliki sambungan mur baut :
1. Mudah dalam proses penyambungan
2. Dapat dipasang atau dibongkar sesuai dengan
kebutuhan
3. Memenuhi segala syarat pengoperasian
4. Memiliki efisiensi yang baik
Kekurangan sambungan mur baut :
1. Mudah terjadi pemusatan tegangan pada bagian ulir
2. Bila tekanan sambungan lebih kecil, akan mudah lepas
Ada beberapa jenis ulir, yaitu :
1. Berdasarkan bentuk profil
- Ulir persegi/trapesium
- Ulir bulat
- Ulir sayap kupu-kupu
2. Berdasarkan arah putar
- Ulir putar kiri
- Ulir putar kanan
Perhitungan Kekuatan Sambungan
1. Tegangan permulaan karena kekuatan ikatan
- Tegangan tarik pada batang baut
Beban awal
Fi = 2840 D
σ = Fi/A dimana A = π/4 [(Dm + D1)/2]2
- Tegangan geser akibat gesekan ulir
Momen puntir awal
M = Fi (0,16 p + 0,58 f D2)
dimana f = koefisien gesek ulir
2. Tegangan karena beban luar
- Tegangan tarik
σ = F/A dimana A = π/4 D1
2
- Tegangan geser
τ = Fg/A dimana A = π/4 D1
2
- Tegangan kombinasi
σmax = σ/2 + 1/2 √σ2 + 4 τ2
τmax = 1/2 √σ2 + 4 τ2
3. Beban gabungan
Fg = Fi + [a/(1+a)] F
dimana a = Perbandingan elastisitas antara
komponen dengan baut
SAMBUNGAN LAS
Merupakan jenis sambungan pengikat dan penyatuan
suatu logam dengan proses metalurgi yang dilakukan
dalam keadaan lumer.
Alat yang digunakan untuk proses penyambungan adalah
fluks yang dipakai untuk memperlancar perpindahan
butiran metalurgi.
Fluks merupakan sumber terak yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap pengaruh luar (penetrasi unsur lain).
Perhitungan Kekuatan Sambungan
Tergantung pada jenis kampuh dan pembebanannya,
sehingga menimbulkan tegangan tarik (σ) dan tegangan
geser (τ).
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah :
- Luas penampang efektif
- Panjang efektif las
- tebal efektif las
te t = Tebal kaki las
te= Tebal efektif las
= ½ √2 t
t
ℓ ℓe = Panjang efektif las
= ℓ - 3 te
1. Sambungan las penampang asimetris beban aksial
ℓa t ℓ τ
F =
a √2
b
ℓb
ℓ = ℓa + ℓb ………… (1)
ℓa t τ a = ℓb t τ b
ℓa a = ℓb b ………… (2)
Dari (1) dan (2) didapat :
ℓ a ℓ b
ℓa = ℓb =
a + b a + b
2. Sambungan las dengan beban eksentrik
Beban eksentrik = beban langsung + beban momen
= F + Fe
= (2 t ℓ τ)/√2 + σ z
= (2 t ℓ τ)/√2 + (σ 2 t ℓ2)/6√2
σmax = σ/2 + ½ √σ2 + 4 τ2
τmax = ½ √σ2 + 4 τ2
SAMBUNGAN POROS
Merupakan jenis elemen mesin yang berputar, yang
berfungsi sebagai transmisi daya atau pembawa daya dari
ujung poros ke ujung poros yang lain.
Sedangkan gandar merupakan jenis elemen mesin yang
bersifat statis (diam), yang berfungsi sebagai pembawa
momen
Pembebanan yang terjadi pada poros :
1. Beban puntir (torsi)
D
T T = (π/16) τ D3
2. Beban momen
D
M M = (π/32) τ D3
Catatan :
Untuk diameter berlubang perbandingan diameter luar (D0)
dan diameter dalam (D1) adalah K = D0/D1.
3. Beban kombinasi
Torsi ekivalen Te = √M2 + T2
Momen ekivalen Me = ½ (M + √M2 + T2)
Sebuah poros yang mentransmisikan daya sebesar P pada
putaran ω memberikan torsi T pada poros, sehingga :
P = ω T dimana : P = Poros (Watt)
ω = Putaran poros (rad/det)
T = Torsi (N.m)
Dalam satuan SI, maka hubungan putaran antara ω dan n
adalah :
ω = (2 π n)/60 dimana : n = putaran per menit
(1/menit)
Sehingga :
P = (2 π n T)/60
P E G A S
Merupakan bagian elemen mesin yang berfungsi sebagai
penahan beban yang maksimum dan akan kembali ke
ukuran semula jika beban tersebut dihilangkan.
Fungsi pegas :
- Memberi beban pada rem atau kopling
- Memberi pengukur beban pada timbangan pegas
- Menyimpan energi pada pegas jam
- Sebagai peredam kejut dan getaran pada pegas
roda kendaraan bermotor atau sambungan kereta
api
Beban gaya yang terjadi pada pegas :
- Beban tekan
- Beban tarik
- Beban torsi
- Beban kejut/getaran
Jenis-jenis pegas :
- Pegas ulir
- Pegas daun
Pegas Ulir
1. Panjang Bebas
Panjang normal pegas ulir tanpa ada pembebanan
2. Panjang Terbeban
Panjang pegas ulir selama pembebanan
3. Panjang Tetap
Panjang pegas ulir pada pembebanan maksimum
4. Indeks Pegas
Rasio antara diameter pegas dengan kawat pegas
C = D/d
5. Konstanta Pegas
Besarnya beban setiap satuan defleksi pegas
k = F/δ
6. Kisar (Pitch)
Jarak aksial antara dua kawat berurutan pada
keadaan normal (tidak ada pembebanan)
Perhitungan Kekuatan
1. Tegangan yang timbul akibat pembebanan
a. Tegangan geser
τmax = τm + τd
Dimana :
τm = Tegangan geser akibat momen
= 8 W D / (π/d3)
τd = Tegangan geser langsung
= 4 W / (π/d2)
b. Efek kelengkungan kawat
4C – 1 0,615
K = +
4C – 4 4
τmax = K {8 W D / (π/d3)}
2. Defleksi pegas ulir yang terjadi akibat pembebanan
a. Panjang kawat efektif
ℓ = π D n
b. Defleksi angular akibat torsi
θ = 16 W D2 n / (d4 G)
c. Defleksi aksial
δ = 8 W C3 n / (d G)
d. Beban energi yang tersimpan
E = ½ W δ
3. Pembebanan pegas ulir dengan beban torsi
a. Tegangan yang timbul akibat momen
σ = 32 M K / (π/d3)
Dimana :
4 C2 – C – 1
K =
4 C2 – 4 C
b. Defleksi angular
θ = 64 M D n / (E d2)
Pegas Daun
Terbuat dari bahan pelat datar dengan bentuk konstruksi
tunggal maupun majemuk.
Pegas daun berfungsi sebagai :
- Penahan beban
- Peredam getaran atau kejut
Beberapa konstruksi dasar pegas daun :
1. Pegas daun kantilever pelat tunggal
Momen lengkung max, M = F ℓ
t Modulus luas, Z = 1/6 b t2
ℓ b Tegangan lentur, σ = M / Z
Defleksi max, δ = F ℓ3 / 3 E ℓ
2. Pegas daun beban terpusat pelat tunggal
ℓ1 F1
Kantilever ganda, Fi = 2F,
t ℓi = 2ℓ
ℓ b Momen lengkung max, M = F ℓ
Modulus luas, Z = 1/6 b t2
Tegangan lentur, σ = M / Z
Defleksi max, δ = F ℓ3 / 3 E ℓ
3. Pegas daun majemuk seragam
t
ℓ b
Jika pegas daun terdiri dari n daun seragam, maka :
Tegangan lentur, σ = M / n Z
Defleksi max, δ = 4 F ℓ3 / n E b t2
4. Pegas daun majemuk tak seragam
F F
b t
ℓ
ng = Jumlah daun bertingkat
nf = Jumlah daun seragam
n = ng + nf
Tegangan lentur pada daun seragam :
σf = 18 F ℓ / (2 ng + 3 nf) b t2
Tegangan lentur pada daun bertingkat :
σg = 12 F ℓ / (2 ng + 3 nf) b t2
Defleksi total :
δ = 12 F ℓ3 / (2 ng + 3 nf) E b t3
KOPLING TETAP
Merupakan elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan secara kontinu (tanpa terjadi slip), dimana
kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus.
Konstruksi kopling tetap selalu dalam keadaan
tersambung, sehingga setiap elemen menjadi satu
kesatuan gerak.
Jenis-jenis kopling tetap adalah :
1. Kopling kaku
Kopling bus dan kopling flens
2. Kopling luwes
Kopling karet, kopling gigi dan kopling rantai
3. Kopling universal
Kopling Hook dan kopling universal tetap
Ada beberapa pertimbangan dalam perencanaan kopling
tetap :
1. Pemasangan yang mudah dan cepat
2. Konstruksi ringan dan fleksibel
3. Aman pada putaran tinggi dan tahan getaran
4. Mencegah pembebanan yang berlebih
5. Kemungkinan gerakan aksial pada porosnya sangat
kecil
Perencanaan Perhitungan
Daya rencana, Pd = P ƒc P = Daya (kW)
ƒc = Faktor koreksi untuk
daya rata-rata yang
diperlukan (1,2 – 2)
Torsi, T = 9,74 x 105 (Pd / n1) n1 = Putaran (rpm)
Tegangan tarik,σb = 100 h + 20 h = Konstanta kadar
karbon pada bahan
baja (0,2% - 0,3%)
Tegangan geser,τa = σb / (Sf1 Sf2) Sf1 = Konstanta faktor
keamanan (5 – 6)
Sf2 = Konstanta faktor
keamanan (1,5 – 2)
Diameter poros kopling
5,1 1/3 Kt = Konstanta koreksi
d = Kt Cb T tumbukan (1 – 2)
τa Cb = Konstanta lenturan
(0,5 – 1)
Dari perhitungan diameter didapat beberapa variabel
d A B C L n F db
25 112 75 45 40 4 18 10
28 125 85 50 45 4 18 10
35 140 100 63 50 4 18 10
45 160 112 80 56 4 20 14
50 180 132 90 63 6 20 14
56 200 140 100 71 6 22,4 16
63 224 160 112 80 6 22,4 16
71 250 180 125 90 6 28 20
80 280 200 140 100 6 28 20
90 315 236 160 112 6 35,5 25
100 355 260 180 125 6 35,5 25
Keterangan :
A = Diameter luar
B = Diameter pusat
C = Diameter naf
L = Panjang naf
n = Jumlah baut
F = Tebal flens
db = Diameter baut
Jumlah baut efektif, ne = є n є = Nilai efektif
baut (0,5 – 1)
8 T
Tegangan geser, τb =
π db ne B
Tegangan geser baut yang diizinkan dengan bahan SS41B
τba = σba / (Sfb Kb) σb = Tegangan tarik baut
yang diizinkan (40
kg/mm
2 – 50 kg/mm
2)
Sfb = Faktor keamanan
baut (5 – 6)
Kb = Faktor koreksi baut
(2,5 – 3)
Apabila τb < τba, maka perencanaan perhitungan dapat
dinyatakan layak dan baik.
Tegangan geser flens yang diizinkan dengan bahan FC20
τfa = σb / (Sf Kf) σb = Tegangan tarik flens
yang diizinkan (15
kg/mm
2 – 20 kg/mm
2)
Sf = Faktor keamanan
flens (5 – 6)
Kf = Faktor koreksi flens
(2,5 – 3)
2 T
Tegangan geser, τf =
π C2 F
Apabila τf < τfa, maka perencanaan perhitungan dapat
dinyatakan layak dan baik.
KOPLING TIDAK TETAP
Merupakan elemen mesin yang menghubungkan poros
penggerak ke poros yang digerakkan, dengan putaran
yang konstan dalam meneruskan daya, serta dapat
melepas hubungan kedua poros tersebut baik dalam
keadaan diam ataupun berputar.
Jenis-jenis kopling tidak tetap adalah :
1. Kopling cakar
Kopling persegi dan kopling spiral
2. Kopling gesek (pelat)
Kopling pelat tunggal-ganda dan kopling pelat
manual-hidrolik
3. Kopling kerucut
4. Kopling friwil
Perencanaan Perhitungan
Diameter, D1= Dm – b D1 = Diameter dalam
D2= Dm + b D2 = Diameter luar
Dm = Diameter rata-rata
b = Lebar
60 P
Torsi, T = P = Daya
2 π n n = Putaran
Momen percepatan kopling
ρ π r1 r2
2 h ω ρ = Massa jenis kopling
Mpk = r1 = Jari-jari D1
tgesekan r2 = Jari-jari D2
h = Tinggi
ω = 2 π n / 60
tgesekan = Waktu gesekan
Momen percepatan mesin
Mpm = 2 Apm / ω tgesekan Apm = Angka percepatan
Momen gesek
Mg = T + Mpk + Mpm
Mg = Fgesek r μ = Koefisien gesek
= μ p A (Dm/2) p = Tekanan gesekan
= μ p π Dm b (Dm/2)
Dipilih Mg yang terkecil.
Kerja gesekan, Wg = Mg ω (tgesekan/2)
Daya gesekan, Pg = (Wg z)/3600
z = Frekuensi pemakaian
kopling
Temperatur kopling
tk = (847 Pg) / Ad α
2 π (D2/2)
Ad =
[h + (D2/2)]
α = 2,13 x 105 Watt/m2 0c
Umur kopling, L = a A ak / Pg a = Ketebalan pelat
ak = Angka kerusakan
(kWh/m3)
Efisiensi kopling
2 π n Mg
Pmaks =
60
(Pmaks tgesekan z) + (3600 P – P tgesekan z)
Pm =
3600
Pm – Pg
Pef = x 100%
Pm

More Related Content

What's hot

3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)Abrianto Akuan
 
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.Ilham Al-Buwuly
 
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
1 defenisi dan istilah istilah pengukuranBisrul Tambunan
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)Delsandy Ramaputra
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusPengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusEssyKarundeng
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaSMA Negeri 9 KERINCI
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGANDwi Ratna
 

What's hot (20)

3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
 
FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"
 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
Perancangan Roda Gigi Elemen Mesin 2 Untad Palu.
 
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Definisi torsi
Definisi torsiDefinisi torsi
Definisi torsi
 
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.pptKualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
 
Definisi tegangan
Definisi teganganDefinisi tegangan
Definisi tegangan
 
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusPengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 

Similar to elemen-mesin (1).ppt

bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptGidion Turuallo
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsitriya3
 
Purlin bracing11
Purlin bracing11Purlin bracing11
Purlin bracing11wawanathar
 
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaPerhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaAfret Nobel
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Charis Muhammad
 
Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Charis Muhammad
 
PPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptPPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptALDhoven
 
Pokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegarPokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegarpak gunawan saja
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxAdwityaBhaskara
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaekobudi27
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaasroel1995
 
Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana home
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdfTotohHanafiah1
 
elastisitas dan patahan
elastisitas dan patahanelastisitas dan patahan
elastisitas dan patahanzakiyah koto
 

Similar to elemen-mesin (1).ppt (20)

bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
 
1.1 proses perancangan
1.1 proses perancangan1.1 proses perancangan
1.1 proses perancangan
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Elmesw10 coupling
Elmesw10 couplingElmesw10 coupling
Elmesw10 coupling
 
SAMBUNGAN.ppt
SAMBUNGAN.pptSAMBUNGAN.ppt
SAMBUNGAN.ppt
 
Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsi
 
Purlin bracing11
Purlin bracing11Purlin bracing11
Purlin bracing11
 
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaPerhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
 
Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1
 
PPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptPPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.ppt
 
Pokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegarPokok bahasan rotasi benda tegar
Pokok bahasan rotasi benda tegar
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-baja
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-baja
 
Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
 
elastisitas dan patahan
elastisitas dan patahanelastisitas dan patahan
elastisitas dan patahan
 

More from IrwanKurniawan57

Materi-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udara
Materi-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udaraMateri-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udara
Materi-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udaraIrwanKurniawan57
 
PERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptx
PERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptxPERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptx
PERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptxIrwanKurniawan57
 
ELEMEN MESIN Pendahuluan.ppt
ELEMEN MESIN Pendahuluan.pptELEMEN MESIN Pendahuluan.ppt
ELEMEN MESIN Pendahuluan.pptIrwanKurniawan57
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxIrwanKurniawan57
 

More from IrwanKurniawan57 (7)

Materi-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udara
Materi-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udaraMateri-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udara
Materi-1-Prinsip-Sistem-Refrigerasi.ppt dan tata udara
 
PERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptx
PERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptxPERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptx
PERSENTASI_TEKNI_PENDINGIN dan tata udara .pptx
 
273528538.pptx
273528538.pptx273528538.pptx
273528538.pptx
 
ELEMEN MESIN Pendahuluan.ppt
ELEMEN MESIN Pendahuluan.pptELEMEN MESIN Pendahuluan.ppt
ELEMEN MESIN Pendahuluan.ppt
 
86460663.ppt
86460663.ppt86460663.ppt
86460663.ppt
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
 
hadiah.docx
hadiah.docxhadiah.docx
hadiah.docx
 

Recently uploaded

Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensionalPpt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensionalssuser46d91c
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Originalmiftamifta7899
 
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid AmpuhJual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuhssupi412
 
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Originalmiftamifta7899
 
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sbHelmiatulHasanah
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...serlinhae5
 

Recently uploaded (12)

Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensionalPpt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid AmpuhJual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
 
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
 

elemen-mesin (1).ppt

  • 1. ELEMEN MESIN IRWAN KURNIAWAN . ST AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BENGKALIS TAHUN 2018
  • 2. PENDAHULUAN Elemen Mesin Metode dan proses perencanaan serta perancangan bagian-bagian permesinan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Suatu rangkaian mesin yang terdiri dari beberapa kombinasi yang dirancang dengan konsep yang tepat, sehingga dapat bekerja dengan baik sebagai satu kesatuan.
  • 3. Tujuan perencanaan dan perancangan : Untuk mengetahui jenis sambungan dalam teknologi permesinan, memahami mekanisme kerja dan mendeteksi bagian-bagian mesin, serta menguasai metode perhitungan kekuatan.
  • 4. Beberapa pertimbangan perencanaan dan perancangan elemen mesin : 1. Pembebanan 2. Jenis elemen yang bergerak 3. Sifat material bahan 4. Kelayakan pemakaian yang ekonomis 5. Faktor keamanan
  • 5. Pembebanan (Loading) Gaya yang bekerja pada suatu bidang. Sumber beban mencakup energi transmisi, berat elemen, hambatan gesek dan momen inersia. Jenis-jenis pembebanan : a. Beban tetap beban terpusat, beban merata, beban teratur dan beban tidak teratur. b. Beban tidak tetap c. Beban kejut
  • 6. Tegangan (Stress) Beban gaya setiap satuan luas bidang yang menahan beban. Jenis-jenis tegangan : a. Tegangan normal - Tegangan tarik (tensile) - Tegangan tekan (compressive)
  • 7. b. Tegangan geser (shear) c. Tegangan lentur (bend) M σ = Z M = Momen inersia Z = Modulus luas
  • 8. d. Tegangan puntir G θ r T r τ = = ℓ I G = Modulus rigiditas θ = Sudut puntir r = Jari-jari ℓ = Panjang I = Momen inersia polar
  • 9. Regangan (Strain) Pertambahan panjang (deformasi) sebuah benda/logam menjadi lebih panjang dari bentuk semula Jenis-jenis regangan : a. Regangan linier b. Regangan lateral c. Regangan volumetrik d. Regangan geser
  • 10. Modulus Elastisitas (Modulus Young) Adalah hubungan antara tegangan dan regangan. σ E = ℓ E = Modulus elastisitas σ = Tegangan ℓ = Regangan
  • 11. Diagram tegangan-regangan σ Keterangan : OA = Daerah elastis D AB = Daerah plastis BC = Daerah luluh D = Titik ultimate B C E E = Patah (failure) A 0 ℓ
  • 12. SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVET) Merupakan jenis sambungan tetap. Pemakaian sambungan paku keling : - Pekerjaan konstruksi ringan atau berat - Pekerjaan bangunan kapal dan pesawat terbang - Pekerjaan kilang minyak, turbin dan ketel
  • 13. Beberapa kegagalan dalam sambungan paku keling : 1. Pelat melengkung Terjadi karena tegangan atau gaya F paku keling lebih besar dari pelatnya. 2. Pelat sobek Terjadi karena jarak antar paku keling terlalu rapat atau berdekatan, dan tegangan atau gaya F paku keling lebih besar dari pelatnya, sehingga pelat menjadi sobek. 3. Pelat tergunting Terjadi karena adanya tegangan geser, dan tegangan atau gaya F paku keling lebih besar dari pelatnya, sehingga pelat akan tergunting.
  • 14. 4. Pelat melumer Terjadi karena adanya tekanan bidang permukaan yang lebih kecil, sehingga pelat akan melumer. 5. Tepi pelat tergunting Terjadi karena adanya tekanan bidang permukaan yang lebih kecil, sehingga tepi pelat akan tergunting dan paku keling menjadi remuk. 6. Tepi pelat sobek Terjadi karena adanya tekanan bidang permukaan yang lebih kecil, sehingga tepi pelat akan sobek. Catatan : Kegagalan sambungan paku keling di atas merupakan dasar perhitungan kekuatan sambungan.
  • 15. 1. Sambungan Paku Keling Berhimpit Tunggal s d s Besarnya gaya F pada setiap kegagalan sambungan a. Pelat sobek F = (s – d) t σt b. Pelat tergunting F = π/4 d2 τp
  • 16. c. Pelat melumer F = d t σe d. Tepi pelat tergunting F = 2 d t τt Keterangan : t = Tebal pelat (mm) d = Diameter paku keling (mm) s = Jarak antar paku keling (mm)
  • 17. Untuk menentukan efisiensi sambungan : Kekuatan sambungan η = x 100 % Kekuatan pelat utuh Gaya F terkecil diantara kegagalan sambungan η = t s σt
  • 18. 2. Sambungan Paku Keling Berhimpit Ganda s d s Besarnya gaya F pada setiap kegagalan sambungan a. Pelat sobek F = (s – d) t σt b. Pelat tergunting F = 2 π/4 d2 τp
  • 19. c. Pelat melumer F = 2 d t σe Untuk menentukan efisiensi sambungan : Kekuatan sambungan η = x 100 % Kekuatan pelat utuh Gaya F terkecil diantara kegagalan sambungan η = t s σt
  • 20. SAMBUNGAN PAKU KELING DENGAN BEBAN EKSENTRIK y ℓ F x Pusat gravitasi Jika seluruh ukuran paku keling dianggap sama maka pembebanan pusat gravitasi adalah : x1 + x2 + x3 + … + xn x = z
  • 21. y1 + y2 + y3 + … + yn z = Jumlah paku keling y = z Pembebanan F F1 Fn = ℓ1 ℓ2F2 z Beban akibat momen puntir F1 F2 F3 F4 F4 ℓ3 ℓ4 = = = ℓ1 ℓ2 ℓ3 ℓ4 F3
  • 22. Sehingga : ℓ2 ℓ3 ℓ4 F2 = F1 F3 = F1 F4 = F1 ℓ1 ℓ1 ℓ1 Persamaan momen F ℓ = F1 ℓ1 + F2 ℓ2 + F3 ℓ3 + F4 ℓ4 F ℓ = F1 / ℓ1 (ℓ2 2 + ℓ3 2 + ℓ4 2) Beban resultan Ri = √ Fn 2 + Fi 2 + 2 Fn Fi cos θ dimana : Ri = Resultan beban pada paku keling ke-i Fi = Beban terbesar yang dialami pada paku keling ke-i
  • 23. SAMBUNGAN MUR BAUT Merupakan jenis sambungan tidak tetap, karena ikatan sambungan dapat dilepas/dibuka. Berbeda dengan sambungan paku keling, sambungan mur baut memiliki bagian ulir yang berfungsi sebagai ikatan sambungan. Keterangan : D = Diameter luar (mm) D1 = Diameter inti (mm) D2 = Diameter kisar (mm) Dm = Diameter rata-rata (mm) = (D + D1)/4 p = Pitch/kisar (mm) t = Tinggi ulir (mm)
  • 24. Keuntungan yang dimiliki sambungan mur baut : 1. Mudah dalam proses penyambungan 2. Dapat dipasang atau dibongkar sesuai dengan kebutuhan 3. Memenuhi segala syarat pengoperasian 4. Memiliki efisiensi yang baik Kekurangan sambungan mur baut : 1. Mudah terjadi pemusatan tegangan pada bagian ulir 2. Bila tekanan sambungan lebih kecil, akan mudah lepas
  • 25. Ada beberapa jenis ulir, yaitu : 1. Berdasarkan bentuk profil - Ulir persegi/trapesium - Ulir bulat - Ulir sayap kupu-kupu 2. Berdasarkan arah putar - Ulir putar kiri - Ulir putar kanan
  • 26. Perhitungan Kekuatan Sambungan 1. Tegangan permulaan karena kekuatan ikatan - Tegangan tarik pada batang baut Beban awal Fi = 2840 D σ = Fi/A dimana A = π/4 [(Dm + D1)/2]2 - Tegangan geser akibat gesekan ulir Momen puntir awal M = Fi (0,16 p + 0,58 f D2) dimana f = koefisien gesek ulir
  • 27. 2. Tegangan karena beban luar - Tegangan tarik σ = F/A dimana A = π/4 D1 2 - Tegangan geser τ = Fg/A dimana A = π/4 D1 2 - Tegangan kombinasi σmax = σ/2 + 1/2 √σ2 + 4 τ2 τmax = 1/2 √σ2 + 4 τ2 3. Beban gabungan Fg = Fi + [a/(1+a)] F dimana a = Perbandingan elastisitas antara komponen dengan baut
  • 28. SAMBUNGAN LAS Merupakan jenis sambungan pengikat dan penyatuan suatu logam dengan proses metalurgi yang dilakukan dalam keadaan lumer. Alat yang digunakan untuk proses penyambungan adalah fluks yang dipakai untuk memperlancar perpindahan butiran metalurgi. Fluks merupakan sumber terak yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar (penetrasi unsur lain).
  • 29. Perhitungan Kekuatan Sambungan Tergantung pada jenis kampuh dan pembebanannya, sehingga menimbulkan tegangan tarik (σ) dan tegangan geser (τ). Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah : - Luas penampang efektif - Panjang efektif las - tebal efektif las te t = Tebal kaki las te= Tebal efektif las = ½ √2 t t
  • 30. ℓ ℓe = Panjang efektif las = ℓ - 3 te 1. Sambungan las penampang asimetris beban aksial ℓa t ℓ τ F = a √2 b ℓb ℓ = ℓa + ℓb ………… (1) ℓa t τ a = ℓb t τ b ℓa a = ℓb b ………… (2)
  • 31. Dari (1) dan (2) didapat : ℓ a ℓ b ℓa = ℓb = a + b a + b 2. Sambungan las dengan beban eksentrik Beban eksentrik = beban langsung + beban momen = F + Fe = (2 t ℓ τ)/√2 + σ z = (2 t ℓ τ)/√2 + (σ 2 t ℓ2)/6√2 σmax = σ/2 + ½ √σ2 + 4 τ2 τmax = ½ √σ2 + 4 τ2
  • 32. SAMBUNGAN POROS Merupakan jenis elemen mesin yang berputar, yang berfungsi sebagai transmisi daya atau pembawa daya dari ujung poros ke ujung poros yang lain. Sedangkan gandar merupakan jenis elemen mesin yang bersifat statis (diam), yang berfungsi sebagai pembawa momen
  • 33. Pembebanan yang terjadi pada poros : 1. Beban puntir (torsi) D T T = (π/16) τ D3 2. Beban momen D M M = (π/32) τ D3 Catatan : Untuk diameter berlubang perbandingan diameter luar (D0) dan diameter dalam (D1) adalah K = D0/D1.
  • 34. 3. Beban kombinasi Torsi ekivalen Te = √M2 + T2 Momen ekivalen Me = ½ (M + √M2 + T2) Sebuah poros yang mentransmisikan daya sebesar P pada putaran ω memberikan torsi T pada poros, sehingga : P = ω T dimana : P = Poros (Watt) ω = Putaran poros (rad/det) T = Torsi (N.m)
  • 35. Dalam satuan SI, maka hubungan putaran antara ω dan n adalah : ω = (2 π n)/60 dimana : n = putaran per menit (1/menit) Sehingga : P = (2 π n T)/60
  • 36. P E G A S Merupakan bagian elemen mesin yang berfungsi sebagai penahan beban yang maksimum dan akan kembali ke ukuran semula jika beban tersebut dihilangkan. Fungsi pegas : - Memberi beban pada rem atau kopling - Memberi pengukur beban pada timbangan pegas - Menyimpan energi pada pegas jam - Sebagai peredam kejut dan getaran pada pegas roda kendaraan bermotor atau sambungan kereta api
  • 37. Beban gaya yang terjadi pada pegas : - Beban tekan - Beban tarik - Beban torsi - Beban kejut/getaran Jenis-jenis pegas : - Pegas ulir - Pegas daun
  • 38. Pegas Ulir 1. Panjang Bebas Panjang normal pegas ulir tanpa ada pembebanan 2. Panjang Terbeban Panjang pegas ulir selama pembebanan 3. Panjang Tetap Panjang pegas ulir pada pembebanan maksimum 4. Indeks Pegas Rasio antara diameter pegas dengan kawat pegas C = D/d
  • 39. 5. Konstanta Pegas Besarnya beban setiap satuan defleksi pegas k = F/δ 6. Kisar (Pitch) Jarak aksial antara dua kawat berurutan pada keadaan normal (tidak ada pembebanan) Perhitungan Kekuatan 1. Tegangan yang timbul akibat pembebanan a. Tegangan geser τmax = τm + τd
  • 40. Dimana : τm = Tegangan geser akibat momen = 8 W D / (π/d3) τd = Tegangan geser langsung = 4 W / (π/d2) b. Efek kelengkungan kawat 4C – 1 0,615 K = + 4C – 4 4 τmax = K {8 W D / (π/d3)}
  • 41. 2. Defleksi pegas ulir yang terjadi akibat pembebanan a. Panjang kawat efektif ℓ = π D n b. Defleksi angular akibat torsi θ = 16 W D2 n / (d4 G) c. Defleksi aksial δ = 8 W C3 n / (d G) d. Beban energi yang tersimpan E = ½ W δ
  • 42. 3. Pembebanan pegas ulir dengan beban torsi a. Tegangan yang timbul akibat momen σ = 32 M K / (π/d3) Dimana : 4 C2 – C – 1 K = 4 C2 – 4 C b. Defleksi angular θ = 64 M D n / (E d2)
  • 43. Pegas Daun Terbuat dari bahan pelat datar dengan bentuk konstruksi tunggal maupun majemuk. Pegas daun berfungsi sebagai : - Penahan beban - Peredam getaran atau kejut
  • 44. Beberapa konstruksi dasar pegas daun : 1. Pegas daun kantilever pelat tunggal Momen lengkung max, M = F ℓ t Modulus luas, Z = 1/6 b t2 ℓ b Tegangan lentur, σ = M / Z Defleksi max, δ = F ℓ3 / 3 E ℓ 2. Pegas daun beban terpusat pelat tunggal ℓ1 F1 Kantilever ganda, Fi = 2F, t ℓi = 2ℓ ℓ b Momen lengkung max, M = F ℓ Modulus luas, Z = 1/6 b t2 Tegangan lentur, σ = M / Z Defleksi max, δ = F ℓ3 / 3 E ℓ
  • 45. 3. Pegas daun majemuk seragam t ℓ b Jika pegas daun terdiri dari n daun seragam, maka : Tegangan lentur, σ = M / n Z Defleksi max, δ = 4 F ℓ3 / n E b t2 4. Pegas daun majemuk tak seragam F F b t ℓ
  • 46. ng = Jumlah daun bertingkat nf = Jumlah daun seragam n = ng + nf Tegangan lentur pada daun seragam : σf = 18 F ℓ / (2 ng + 3 nf) b t2 Tegangan lentur pada daun bertingkat : σg = 12 F ℓ / (2 ng + 3 nf) b t2 Defleksi total : δ = 12 F ℓ3 / (2 ng + 3 nf) E b t3
  • 47. KOPLING TETAP Merupakan elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara kontinu (tanpa terjadi slip), dimana kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus. Konstruksi kopling tetap selalu dalam keadaan tersambung, sehingga setiap elemen menjadi satu kesatuan gerak.
  • 48. Jenis-jenis kopling tetap adalah : 1. Kopling kaku Kopling bus dan kopling flens 2. Kopling luwes Kopling karet, kopling gigi dan kopling rantai 3. Kopling universal Kopling Hook dan kopling universal tetap
  • 49. Ada beberapa pertimbangan dalam perencanaan kopling tetap : 1. Pemasangan yang mudah dan cepat 2. Konstruksi ringan dan fleksibel 3. Aman pada putaran tinggi dan tahan getaran 4. Mencegah pembebanan yang berlebih 5. Kemungkinan gerakan aksial pada porosnya sangat kecil
  • 50. Perencanaan Perhitungan Daya rencana, Pd = P ƒc P = Daya (kW) ƒc = Faktor koreksi untuk daya rata-rata yang diperlukan (1,2 – 2) Torsi, T = 9,74 x 105 (Pd / n1) n1 = Putaran (rpm) Tegangan tarik,σb = 100 h + 20 h = Konstanta kadar karbon pada bahan baja (0,2% - 0,3%) Tegangan geser,τa = σb / (Sf1 Sf2) Sf1 = Konstanta faktor keamanan (5 – 6) Sf2 = Konstanta faktor keamanan (1,5 – 2)
  • 51. Diameter poros kopling 5,1 1/3 Kt = Konstanta koreksi d = Kt Cb T tumbukan (1 – 2) τa Cb = Konstanta lenturan (0,5 – 1) Dari perhitungan diameter didapat beberapa variabel d A B C L n F db 25 112 75 45 40 4 18 10 28 125 85 50 45 4 18 10 35 140 100 63 50 4 18 10 45 160 112 80 56 4 20 14 50 180 132 90 63 6 20 14 56 200 140 100 71 6 22,4 16 63 224 160 112 80 6 22,4 16 71 250 180 125 90 6 28 20 80 280 200 140 100 6 28 20 90 315 236 160 112 6 35,5 25 100 355 260 180 125 6 35,5 25
  • 52. Keterangan : A = Diameter luar B = Diameter pusat C = Diameter naf L = Panjang naf n = Jumlah baut F = Tebal flens db = Diameter baut Jumlah baut efektif, ne = є n є = Nilai efektif baut (0,5 – 1) 8 T Tegangan geser, τb = π db ne B
  • 53. Tegangan geser baut yang diizinkan dengan bahan SS41B τba = σba / (Sfb Kb) σb = Tegangan tarik baut yang diizinkan (40 kg/mm 2 – 50 kg/mm 2) Sfb = Faktor keamanan baut (5 – 6) Kb = Faktor koreksi baut (2,5 – 3) Apabila τb < τba, maka perencanaan perhitungan dapat dinyatakan layak dan baik.
  • 54. Tegangan geser flens yang diizinkan dengan bahan FC20 τfa = σb / (Sf Kf) σb = Tegangan tarik flens yang diizinkan (15 kg/mm 2 – 20 kg/mm 2) Sf = Faktor keamanan flens (5 – 6) Kf = Faktor koreksi flens (2,5 – 3) 2 T Tegangan geser, τf = π C2 F Apabila τf < τfa, maka perencanaan perhitungan dapat dinyatakan layak dan baik.
  • 55. KOPLING TIDAK TETAP Merupakan elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan, dengan putaran yang konstan dalam meneruskan daya, serta dapat melepas hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam ataupun berputar.
  • 56. Jenis-jenis kopling tidak tetap adalah : 1. Kopling cakar Kopling persegi dan kopling spiral 2. Kopling gesek (pelat) Kopling pelat tunggal-ganda dan kopling pelat manual-hidrolik 3. Kopling kerucut 4. Kopling friwil
  • 57. Perencanaan Perhitungan Diameter, D1= Dm – b D1 = Diameter dalam D2= Dm + b D2 = Diameter luar Dm = Diameter rata-rata b = Lebar 60 P Torsi, T = P = Daya 2 π n n = Putaran Momen percepatan kopling ρ π r1 r2 2 h ω ρ = Massa jenis kopling Mpk = r1 = Jari-jari D1 tgesekan r2 = Jari-jari D2 h = Tinggi ω = 2 π n / 60 tgesekan = Waktu gesekan
  • 58. Momen percepatan mesin Mpm = 2 Apm / ω tgesekan Apm = Angka percepatan Momen gesek Mg = T + Mpk + Mpm Mg = Fgesek r μ = Koefisien gesek = μ p A (Dm/2) p = Tekanan gesekan = μ p π Dm b (Dm/2) Dipilih Mg yang terkecil.
  • 59. Kerja gesekan, Wg = Mg ω (tgesekan/2) Daya gesekan, Pg = (Wg z)/3600 z = Frekuensi pemakaian kopling Temperatur kopling tk = (847 Pg) / Ad α 2 π (D2/2) Ad = [h + (D2/2)] α = 2,13 x 105 Watt/m2 0c
  • 60. Umur kopling, L = a A ak / Pg a = Ketebalan pelat ak = Angka kerusakan (kWh/m3) Efisiensi kopling 2 π n Mg Pmaks = 60 (Pmaks tgesekan z) + (3600 P – P tgesekan z) Pm = 3600 Pm – Pg Pef = x 100% Pm