2. BAB I
PRINSIP-PRINSIP DASAR
Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang
dipergunakan pada konstruksi mesin, dan setiap bagian
mempunyai fungsi pemakaian yang khas. Dengan pengertian
tersebut diatas, maka elemen mesin dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
Elemen-elemen sambungan, Sambungan paku keling
Sambungan ulir, sekrup, Sambungan baut
Sambungan pengelasan & Sambungan solder
Pegas
Poros, Kopling, Rem
Bantalan , Roda gigi, Sabuk dan Rantai
3. 1.1 Prinsip-Prinsip Dasar Perencanaan Elemen Mesin
Perencanaan elemen mesin, pada dasarnya merupakan perencanaan bagian
(komponen), yang direncanakan dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan
mekanisme dari suatu mesin.
Dalam tahap-tahap perencanaan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang
perlu diperhatikan dalam memulai perencanaan elemen mesin meliputi :
1) Jenis-jenis pembebanan yang direncanakan
2) Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan akibat pembebanan tsb.
3) Pemilihan bahan
4) Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan
5) Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang akan direncanakan.
6) Mencerminkan suatu rasa keindahan (aspek estética)
7) Ekonomis dan Efisiensi
8) Keamanan operasi
9) Pemeliharaan dan perawatan
4. Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut
diatas, maka tahap-tahap perencanaan
totalnya yaitu sbb :
1. Menentukan kebutuhan
2. Pemilihan mekanisme
3. Beban mekanisme
4. Pemilihan material
5. Menentukan ukuran
6. Modifikasi
7. Gambar kerja
5. 1.2 Beban dan Tegangan
Definisi tegangan adalah perbandingan antara gaya
dan luas penampang, yang bertindak
sebagai gaya adalah beban yang diterima oleh suatu
benda yang tergantung arahnya.
Maka tegangan dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Tegangan Tarik
Suatu batang yang dibebani F, pada sistim tergambar
berikut. Akan timbul tegangan tarik akibat beban F
pada luas penampang A dari batang sehingga terjadi
perpanjangan, dimana besarnya tegangan tarik adalah
:
6. Gambar 1.1 Batang yang mengalami beban tarik
Gambar (a). Batang yang dibebani tarik
Gambar (b). Gaya – gaya regang/tension sama besar dan berlawanan arah, didistribusi
sama besar.
7. Tegangan Tekan
Pada tegangan tekan arah pembebanannya
berlawanan arah dengan tegangan tarik,
akibatnya pada tegangan tekanan ini terjadi
pemendekan batang pada arah pembebanan.
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi
gaya F yang saling berlawanan dan terletak
dalam satu garis gaya.
Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang
belum mengalami tekukan, dan batang torak.