SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
KETENTUAN UMUM DAN TATA
CARA PERPAJAKAN
SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB
PAJAK
1. orang pribadi atau badan sebagai:
 pembayar pajak,
 pemotong pajak dan
 pemungut pajak
yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
1. Official Assessment System:
 Wewenang untuk menentukan
besarnya pajak yang terhutang ada
pada pihak aparat pajak.
 Wajib pajak bersifat pasif.
 Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan
 Surat Ketetapan Pajak oleh aparat pajak
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
2. Self Assessment System:
 Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada wajib pajak
sendiri.
 Wajib pajak aktif.
 Pihak aparat perpajakan tidak ikut campur
melainkan hanya mengawasi
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
3. Withholding System
 kewenangan untuk menentukan
besarnya pajak terhutang ada pada
pihak ketiga yang bukan wajib pajak
dan bukan aparat pajak
Jenis Pajak Berdasarkan System
Pemungutan
1. Official Assessment System
 Pajak Bumi dan Bangunan
2. Self Assessment System
 PPh Tahunan Wajib Pajak Badan
 PPh Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
 PPh Pasal 25
3. Withholding Assessement System
 Pemotongan PPh Pasal 21
 Pemotongan PPh Pasal 22
 Pemotongan PPh Pasal 23
 Pemotongan PPh Pasal 26
 Pemotongan PPh Final
Aplikasi Stelsel dalam Sistem Pemungutan
Pajak
1. Stelsel Nyata: pengenaan pajak didasarkan pada objek
atau penghasilan yang sesungguhnya diperoleh oleh
Wajib Pajak. Dengan demikian pajak baru dapat dipungut
setelah akhir tahun pajak yaitu setelah diketahui
penghasilan yang sesungguhnya.
2. Stelsel Fiktif: Pengenaan pajak didasarkan pada suatu
anggapan dan anggapan tersebut tergantung bunyi
undang-undangnya. Misalnya anggapan bahwa
penghasilan tahun sekarang sama dengan penghasilan
tahun lalu, sehingga pada awal tahun sudah dapat
diketahui besarnya pajak terutang
Aplikasi Stelsel dalam Sistem Pemungutan
Pajak
3. Stelsel Campuran: Kombinasi antara stelsel nyata
dan stelsel fiktif. Pengenaan pajak dilakukan pada
awal tahun berdasarkan anggapan dan pada akhir
tahun dilakukan koreksi
SYARAT MENJADI WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI
kewajiban pajak
subjektif
kewajiban
pajak objektif
• orang pribadi tersebut
dilahirkan, berada, atau berniat
untuk bertempat tinggal di
Indonesia dan
• berakhir pada saat orang pribadi
tersebut meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya.
Mempunyai penghasilan
di atas penghasilan tidak
kena pajak atau dalam
satu tahun penghasilan
neto harus Rp. 15.840.000
+
+
WAJIB
PAJAK =
SYARAT MENJADI WAJIB PAJAK BADAN
• +
kewajiban pajak subjektif kewajiban pajak objektif
• badan tersebut didirikan di
Indonesia dan
• berakhir pada saat badan
tersebut dibubarkan atau
tidak lagi
bertempatkedudukan di
Indonesia.
Mempunyai penghasilan
tanpa syarat
DEFINISI NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
(NPWP)
1. Sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak.
2. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga
ketertiban dalam pembayaran pajak dan
dalam pengawasan administrasi pajak
NPWP DAN PENGUKUHAN PKP
WAJIB
PAJAK
persyaratan yang sesuai
dengan ketentuan mengenai
subjek pajak dalam UU PPh
Persyaratan
Subjektif
persyaratan bagi subjek pajak
yg menerima atau memperoleh
penghasilan atau diwajibkan
untuk melakukan pemotongan/
pemungutan sesuai dengan
Ketentuan UUPPh
Persyaratan
Objektif
Bukan Pengusaha Pengusaha
NPWP NPWP dan Pengukuhan
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)
adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
(Pasal 1 angka 6 UU KUP)
terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan
Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digit berikutnya merupakan Kode Administrasi
Perpajakan.
01.234.567.8 – 999 . 000
Kode WP Kode KPP Kode cbg
PENETAPAN NPWP SECARA JABATAN
1. Apabila Wajib Pajak atau PKP tidak
mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP,
berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki
oleh Direktorat Jenderal Pajak
2. orang pribadi atau badan atau pengusaha telah
memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP
dan atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak
Penghapusan
NPWP
Diajukan permohonan
penghapusan NPWP oleh
Wajib Pajak dan/atau ahli
warisnya
Wajib Pajak badan
dilikuidasi
karena penghentian
atau
peggabungan usaha
Wajib Pajak Bentuk Usaha
Tetap
menghentikan kegiatan
usahanya
di Indonesia atau
Dianggap perlu oleh
Direktur Jenderal Pajak
PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA
PAJAK (PKP)
1. Pengusaha Kena pajak pindah alamat ke
wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak
lain,
2. bubar atau tidak memenuhi syarat lagi
sebagai Pengusaha Kena Pajak.
WAJIB PAJAK NON EFEKTIF
1. Wajib Pajak meninggal dunia/bubar.
2. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia tetapi
belum diterima pemberitahuan tertulisnya secara resmi dari ahli
warisnya (belum dilampirkan surat keterangan/akte kematian).
3. Wajib Pajak badan yang telah bubar tetapi belum ada akte
pembubarannya dari instansi yang berwenang atau belum ada
penyelesaian likuidasi (bagi badan yang sudah mendapat
pengesahan dari Departemen kehakiman)
4. Wajib Pajak yang tidak diketahui lagi alamatnya, walaupun sudah
dilakukan pencarian oleh petugas verifikasi atau petugas yang
ditunjuk untuk itu
5. Wajib Pajak yang secara nyata berdasarkan hasil
penelitian/pengamatan tidak menunjukkan adanya kegiatan
usaha lagi.
MELAPORKAN PAJAK: SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT)
Surat pemberitahuan adalah surat
yang oleh Wajib Pajak digunakan
untuk melaporkan penghitungan dan
atau pembayaran pajak, objek pajak
dan atau bukan objek pajak dan atau
harta dan kewajiban menurut
peraturan perundang-undangan
perpajakan.
FUNGSI SPT PAJAK PENGHASILAN
Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan
untuk melaporkan tentang:
1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau
bagian tahun pajak.
2. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan
objek pajak
3. Harta dan Kewajiban
4. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungut pajak orang pribadi atau
badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku
FUNGSI SPT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah PPN dan PPnBM.yang sebenarnya
terutang dan untuk melaporkan tentang:
1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran
2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain
dalam satu masa pajak yang ditentukan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.
3. Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi SPT adalah
sevagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau
dipugut dan disetorkannya.
JENIS SURAT PEMBERITAHUAN
SPT Masa adalah Surat
pemberitahuan untuk
suatu masa pajak. Masa
pajak adalah jangka waktu
yang lamanya satu bulan
takwim atau jangka waktu
lain yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri
Keuangan paling lama tiga
bulan.
SPT Tahunan adalah
SPT untuk suatu
tahun pajak atau
bagian tahun pajak.
SPT Masa SPT Tahunan
SPT Masa
• SPT Masa PPh Pasal 21,
• SPT Masa Pajak
Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas
Barang Mewah,
• SPT Masa PPh Pasal 22,
• SPT Masa PPh Pasal 4
ayat 2 (final).
SPT Tahunan
• SPT Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi Formulir 1770 (SPT
WPOP 1770),
• SPT Tahunan Wajib Pajak Badan
Formulir 1771 (SPT WP Badan
1771),
• SPT Wajib Pajak Orang Pribadi
Formulir 1770S (SPT WPOP
1770S).
• SPT Wajib Pajak Orang Pribadi
Formulir 1770SS (SPT WPOP
1770SS).
Contoh SPT
SYARAT PENGISIAN SPT: BENAR, LENGKAP
DAN JELAS
• Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar
dalam penerapan ketentuan peraturan perundangundangan
perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya;
• Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan
dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan
• Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek
pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan.
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA: SURAT
PEMBERITAHUAN TIDAK DISAMPAIKAN TEPAT
WAKTU
• Surat Pemberitahuan masa PPN dan PPnBM, denda
sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah).
• Surat Pemberitahuan lainnya, denda sebesar Rp.
100.000 (seratus ribu rupiah)
• Surat Pemberitahuan tahunan, denda sebesar Rp.
1.000.000 (satu juta rupiah) untuk Wajib Pajak Badan
dan
• Surat Pemberitahuan tahunan PPh, denda sebesar Rp.
100.000 (lima ratus ribu) untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi.
JATUH TEMPO
PEMBAYARAN/PELAPORAN
1. Untuk SPT masa pajak
paling lambat 15 (lima
belas) hari setelah
terutangnya pajak atau
masa pajak berakhir.
2. Bergantung jenis SPT
Masa: SPT Masa PPN:
akhir bulan berikutnya
setelah bulan
terhutangnya pajak
1. Untuk SPT tahunan,
kekurangan pembayaran
pajak yang terutang
berdasarkan SPT harus
dibayar lunas paling
lambat tanggal 25 (dua
pulih lima) setelah tahun
pajak atau bagian tahun
pajak berakhir, sebelum
SPT disampaikan.
JATUH TEMPO PELAPORAN: SPT
Tahunan
2. SPT Tahunan Wajib Pajak Badan: paling
lambat tanggal 30 April setelah
berakhirnya tahun pajak
3. SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi:
paling lambat tangl 31 Maret setelah
berakhirnya tahun pajak
PENYETORAN PAJAK TERUTANG DAN SANKSI
KETERLAMBATAN
• Sanksi apabila pembayaran atau penyetoran
pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
akan dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
• Bunga dihitung dari jatuh tempo pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian
dari bulan dihitung 1 (satu ) bulan baik untuk
pembayaran masa atau tahunan
Kantor Pos
Warnet
MEKANISME e-Registration
Provider
Wajib
Pajak
Konsentrasi
Data Nasional
KP.DJP
Form Aplikasi
pendaftaran
e-registration
e-registration
KTP, KK,
SIUP DLL
SKTS &
NPWP
SKTS &
NPWP
KANWIL
KPP
KPP
Kartu
NPWP & SKT
Kartu
NPWP & SKT
Kios
Pendaftaran
e-registration
KTP, KK,
SIUP DLL
E-mail
SANKSI DALAM PERPAJAKAN: SANKSI
ADMINISTRASI DAN PIDANA
• Sanksi Administrasi
berupa denda
• Sanksi administrasi
berupa bunga
• Sanksi administrasi
berupa kenaikan
Sanksi Pidana:
1. tidak menyampaikan SPT
atau menyampaikan SPT
tetapi isinya tidak benar
atau tidak lengkap,
2. atau melampirkan
keterangan yang isinya
tidak benar sehingga dapat
menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara.
SURAT SETORAN PAJAK
bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas
negara melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
HASIL PEMERIKSAAN:
SURAT KETETAPAN PAJAK
Hasil
Pemeriksaan
Kepada Wajib
Pajak
SKPKB
SKPLB
SKPKBT
SKPN
HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN
PAJAK
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).
SKPKB adalah SKP yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya
sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus
dibayar
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT). SKPKBT adalah SKP yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan
HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN PAJAK
3. Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB). SKPLB
adalah SKP yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah
kredit pajak lebih bedar daripada pajak yang
terutang atau tidak seharusnya terutang.
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). SKPN
adalah SKP yang menentukan jumlah pokok
pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP
2. Kewajiban mendaftarkan diri untuk
mendapatkan pengukuhan NPPKP
3. Kewajiban Pembayaran,
Pemotongan/Pemungutan, Dan
Pelaporan
4. Kewajiban Dalam Hal Diperiksa
HAK WAJIB PAJAK: KERAHASIAAN WAJIB
PAJAK
Wajib Pajak mempunyai hak
untuk mendapat
perlindungan kerahasiaan
atas segala sesuatu
informasi yang telah
disampaikannya kepada
Direktorat Jenderal Pajak
dalam rangka menjalankan
ketentuan perpajakan.
1. Surat Pemberitahuan,
laporan keuangan, dan
dokumen lainnya yang
dilaporkan oleh Wajib Pajak;
2. Data dari pihak ketiga yang
bersifat rahasia;
3. Dokumen atau rahasia Wajib
Pajak lainnya sesuai
ketentuan perpajakan yang
berlaku.
Hak Wajib Pajak
Pengurangan
PBB
Pengurangan
PPh Pasal 25
Pengangsuran
Pembayaran
Penundaan
Penundaan Pelaporan
SPT Tahunan
Pembebasan Pajak
Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pembayaran Pajak
Pajak Ditanggung
Pemerintah
Insentif Perpajakan
Hak WajbPajak
Banding
Peninjauan
Kembali (PK).
Kelebihan
Pembayaran
Keberatan
Hak WajbPajak
DALUARSA DALAM PAJAK
Besarnya pajak yang terutang yang
diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam SPT
menjadi pasti sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan apabila
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya
masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun
pajak tidak diterbitkan surat ketetapan pajak.

More Related Content

Similar to Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt

Similar to Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt (20)

PPT Perpajakan I [TM2].pdf
PPT Perpajakan I [TM2].pdfPPT Perpajakan I [TM2].pdf
PPT Perpajakan I [TM2].pdf
 
Npwp retno
Npwp retnoNpwp retno
Npwp retno
 
pajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptxpajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptx
 
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptxPPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
 
Kup I
Kup IKup I
Kup I
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
KUP.pptx
KUP.pptxKUP.pptx
KUP.pptx
 
Materi 2 Pajak.pptx
Materi 2 Pajak.pptxMateri 2 Pajak.pptx
Materi 2 Pajak.pptx
 
Booklet KUP
Booklet KUPBooklet KUP
Booklet KUP
 
Moina tugas praktikum komp&prpajakan
Moina tugas praktikum komp&prpajakanMoina tugas praktikum komp&prpajakan
Moina tugas praktikum komp&prpajakan
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
2
22
2
 
Materi setelah uts
Materi setelah utsMateri setelah uts
Materi setelah uts
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Buku kup edit 04112013 upload
Buku kup edit 04112013 uploadBuku kup edit 04112013 upload
Buku kup edit 04112013 upload
 
Uukup
UukupUukup
Uukup
 
Uu kup
Uu kupUu kup
Uu kup
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sari
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sari
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 

Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt

  • 1. KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
  • 2. SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK 1. orang pribadi atau badan sebagai:  pembayar pajak,  pemotong pajak dan  pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
  • 3. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK 1. Official Assessment System:  Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang ada pada pihak aparat pajak.  Wajib pajak bersifat pasif.  Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan  Surat Ketetapan Pajak oleh aparat pajak
  • 4. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK 2. Self Assessment System:  Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang ada pada wajib pajak sendiri.  Wajib pajak aktif.  Pihak aparat perpajakan tidak ikut campur melainkan hanya mengawasi
  • 5. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK 3. Withholding System  kewenangan untuk menentukan besarnya pajak terhutang ada pada pihak ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan aparat pajak
  • 6. Jenis Pajak Berdasarkan System Pemungutan 1. Official Assessment System  Pajak Bumi dan Bangunan 2. Self Assessment System  PPh Tahunan Wajib Pajak Badan  PPh Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi  PPh Pasal 25 3. Withholding Assessement System  Pemotongan PPh Pasal 21  Pemotongan PPh Pasal 22  Pemotongan PPh Pasal 23  Pemotongan PPh Pasal 26  Pemotongan PPh Final
  • 7. Aplikasi Stelsel dalam Sistem Pemungutan Pajak 1. Stelsel Nyata: pengenaan pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang sesungguhnya diperoleh oleh Wajib Pajak. Dengan demikian pajak baru dapat dipungut setelah akhir tahun pajak yaitu setelah diketahui penghasilan yang sesungguhnya. 2. Stelsel Fiktif: Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan dan anggapan tersebut tergantung bunyi undang-undangnya. Misalnya anggapan bahwa penghasilan tahun sekarang sama dengan penghasilan tahun lalu, sehingga pada awal tahun sudah dapat diketahui besarnya pajak terutang
  • 8. Aplikasi Stelsel dalam Sistem Pemungutan Pajak 3. Stelsel Campuran: Kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel fiktif. Pengenaan pajak dilakukan pada awal tahun berdasarkan anggapan dan pada akhir tahun dilakukan koreksi
  • 9. SYARAT MENJADI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI kewajiban pajak subjektif kewajiban pajak objektif • orang pribadi tersebut dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia dan • berakhir pada saat orang pribadi tersebut meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. Mempunyai penghasilan di atas penghasilan tidak kena pajak atau dalam satu tahun penghasilan neto harus Rp. 15.840.000 + + WAJIB PAJAK =
  • 10. SYARAT MENJADI WAJIB PAJAK BADAN • + kewajiban pajak subjektif kewajiban pajak objektif • badan tersebut didirikan di Indonesia dan • berakhir pada saat badan tersebut dibubarkan atau tidak lagi bertempatkedudukan di Indonesia. Mempunyai penghasilan tanpa syarat
  • 11. DEFINISI NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) 1. Sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. 2. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi pajak
  • 12. NPWP DAN PENGUKUHAN PKP WAJIB PAJAK persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh Persyaratan Subjektif persyaratan bagi subjek pajak yg menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/ pemungutan sesuai dengan Ketentuan UUPPh Persyaratan Objektif Bukan Pengusaha Pengusaha NPWP NPWP dan Pengukuhan
  • 13. NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. (Pasal 1 angka 6 UU KUP) terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. 01.234.567.8 – 999 . 000 Kode WP Kode KPP Kode cbg
  • 14. PENETAPAN NPWP SECARA JABATAN 1. Apabila Wajib Pajak atau PKP tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP, berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak 2. orang pribadi atau badan atau pengusaha telah memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP dan atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
  • 15. Penghapusan NPWP Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau peggabungan usaha Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia atau Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak
  • 16. PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) 1. Pengusaha Kena pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain, 2. bubar atau tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak.
  • 17. WAJIB PAJAK NON EFEKTIF 1. Wajib Pajak meninggal dunia/bubar. 2. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulisnya secara resmi dari ahli warisnya (belum dilampirkan surat keterangan/akte kematian). 3. Wajib Pajak badan yang telah bubar tetapi belum ada akte pembubarannya dari instansi yang berwenang atau belum ada penyelesaian likuidasi (bagi badan yang sudah mendapat pengesahan dari Departemen kehakiman) 4. Wajib Pajak yang tidak diketahui lagi alamatnya, walaupun sudah dilakukan pencarian oleh petugas verifikasi atau petugas yang ditunjuk untuk itu 5. Wajib Pajak yang secara nyata berdasarkan hasil penelitian/pengamatan tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha lagi.
  • 18. MELAPORKAN PAJAK: SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban menurut peraturan perundang-undangan perpajakan.
  • 19. FUNGSI SPT PAJAK PENGHASILAN Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan untuk melaporkan tentang: 1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak. 2. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak 3. Harta dan Kewajiban 4. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungut pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku
  • 20. FUNGSI SPT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPnBM.yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: 1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran 2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku. 3. Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi SPT adalah sevagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipugut dan disetorkannya.
  • 21. JENIS SURAT PEMBERITAHUAN SPT Masa adalah Surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama tiga bulan. SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak. SPT Masa SPT Tahunan
  • 22. SPT Masa • SPT Masa PPh Pasal 21, • SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, • SPT Masa PPh Pasal 22, • SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 (final). SPT Tahunan • SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770 (SPT WPOP 1770), • SPT Tahunan Wajib Pajak Badan Formulir 1771 (SPT WP Badan 1771), • SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770S (SPT WPOP 1770S). • SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770SS (SPT WPOP 1770SS). Contoh SPT
  • 23. SYARAT PENGISIAN SPT: BENAR, LENGKAP DAN JELAS • Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; • Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan • Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
  • 24. SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA: SURAT PEMBERITAHUAN TIDAK DISAMPAIKAN TEPAT WAKTU • Surat Pemberitahuan masa PPN dan PPnBM, denda sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah). • Surat Pemberitahuan lainnya, denda sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) • Surat Pemberitahuan tahunan, denda sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) untuk Wajib Pajak Badan dan • Surat Pemberitahuan tahunan PPh, denda sebesar Rp. 100.000 (lima ratus ribu) untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.
  • 25. JATUH TEMPO PEMBAYARAN/PELAPORAN 1. Untuk SPT masa pajak paling lambat 15 (lima belas) hari setelah terutangnya pajak atau masa pajak berakhir. 2. Bergantung jenis SPT Masa: SPT Masa PPN: akhir bulan berikutnya setelah bulan terhutangnya pajak 1. Untuk SPT tahunan, kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT harus dibayar lunas paling lambat tanggal 25 (dua pulih lima) setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir, sebelum SPT disampaikan.
  • 26. JATUH TEMPO PELAPORAN: SPT Tahunan 2. SPT Tahunan Wajib Pajak Badan: paling lambat tanggal 30 April setelah berakhirnya tahun pajak 3. SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi: paling lambat tangl 31 Maret setelah berakhirnya tahun pajak
  • 27. PENYETORAN PAJAK TERUTANG DAN SANKSI KETERLAMBATAN • Sanksi apabila pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan • Bunga dihitung dari jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu ) bulan baik untuk pembayaran masa atau tahunan
  • 28. Kantor Pos Warnet MEKANISME e-Registration Provider Wajib Pajak Konsentrasi Data Nasional KP.DJP Form Aplikasi pendaftaran e-registration e-registration KTP, KK, SIUP DLL SKTS & NPWP SKTS & NPWP KANWIL KPP KPP Kartu NPWP & SKT Kartu NPWP & SKT Kios Pendaftaran e-registration KTP, KK, SIUP DLL E-mail
  • 29. SANKSI DALAM PERPAJAKAN: SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA • Sanksi Administrasi berupa denda • Sanksi administrasi berupa bunga • Sanksi administrasi berupa kenaikan Sanksi Pidana: 1. tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, 2. atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
  • 30. SURAT SETORAN PAJAK bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
  • 31. HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN PAJAK Hasil Pemeriksaan Kepada Wajib Pajak SKPKB SKPLB SKPKBT SKPN
  • 32. HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN PAJAK 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). SKPKB adalah SKP yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT). SKPKBT adalah SKP yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan
  • 33. HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN PAJAK 3. Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB). SKPLB adalah SKP yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih bedar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). SKPN adalah SKP yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak
  • 34. KEWAJIBAN WAJIB PAJAK 1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP 2. Kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan pengukuhan NPPKP 3. Kewajiban Pembayaran, Pemotongan/Pemungutan, Dan Pelaporan 4. Kewajiban Dalam Hal Diperiksa
  • 35. HAK WAJIB PAJAK: KERAHASIAAN WAJIB PAJAK Wajib Pajak mempunyai hak untuk mendapat perlindungan kerahasiaan atas segala sesuatu informasi yang telah disampaikannya kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan perpajakan. 1. Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang dilaporkan oleh Wajib Pajak; 2. Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia; 3. Dokumen atau rahasia Wajib Pajak lainnya sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
  • 36. Hak Wajib Pajak Pengurangan PBB Pengurangan PPh Pasal 25 Pengangsuran Pembayaran Penundaan
  • 37. Penundaan Pelaporan SPT Tahunan Pembebasan Pajak Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Pajak Ditanggung Pemerintah Insentif Perpajakan Hak WajbPajak
  • 39. DALUARSA DALAM PAJAK Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam SPT menjadi pasti sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak tidak diterbitkan surat ketetapan pajak.