SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Rancangan Teknokratik 
RPJMN 2015-2019 
Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat 
DR. Hadiat, MA 
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat 
Bali, 4 April 2014
Outline Paparan 
I. Pendahuluan 
II. Draft Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 
1) Kerangka Pikir Penyusunan RPJMN 
2) Kondisi Umum 
3) Isu Strategis 
4) Sasaran 
5) Arah Kebijakan dan Strategi 
6) Kerangka Pelaksanaan (Pendanaan, Regulasi, Kelembagaan) 
III. Kefarmasian dan Alat Kesehatan
I. PENDAHULUAN
Landasan Hukum 
 UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 
 RPJP Nasional menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Nasional yang 
memuat Visi, Misi dan Program Presiden 
 UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN 
 RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden 
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat 
 Strategi Pembangunan Nasional, kebijakan umum, program 
Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan 
dan lintas kewilayahan, 
 Kerangka Ekonomi Makro yang mencakup gambaran perekonomian 
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja 
yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat 
indikatif
Landasan ... 
 Penyusunan RPJM Nasional/Daerah dilakukan melalui urutan kegiatan: 
a. Background study; 
a. Kerangka regulasi untuk mendorong peran masyarakat /swasta (termasuk 
kebijakan ketenagakerjaan,perijinan, dsb) 
b. Kerangka pendanaan untuk mengoptimalkan peran pemerintahn(a.l 
reformasi birokarasi, pendidikan, infrastruktur, pelaksananSJSN, ketahanan 
pangan, ketahanan energi, dan hankam 
b. Rancangan Teknokratik 
– Awal 2014 s/d menjelang terbentuknya Kabinet baru 
c. Rancangan dan Finalisasi RPJMN 
a. Da 
– Dalam waktu 3 bulan setelah Presiden dan Wapres dilantik ( diperkirakan Oktober 
2014 s/d Januari 2015)
BAGAN ALUR PENYUSUNAN RPJMN 
Platform 
Presiden 
RENSTRA K/L 
Rancangan 
Renstra K/L 
Pedoman Penyesuaian 
4 
Aspirasi 
Masyarakat 
RPJPN 
2005-2025 
Hasil 
Evaluasi 
RPJMN 
Hasil 
Evaluasi 
Renstra 
Pedoman 
Penyusunan 
RPJMD 
Bahan penyusunan 
dan Perbaikan 
Rancangan 
Teknokratik 
RPJMN 
Rancangan 
Teknokratik 
Renstra K/L 
Background 
Study 
RANCANGAN 
RPJMN 
Pembagian Tugas 
SIDANG 
KABINET 
TRILATERAL 
MEETING 
Bilateral 
Meeting 
Penyesuaian 
Renstra K/L 
Musrenbang 
Jangka 
Menengah 
Nasional 
Bilateral 
Meeting 
Penyesuaian 
RPJMD 
SIDANG 
KABINET 
Penelaahan 
PEMERINTAH 
DAERAH 
RANCANGAN 
AWAL RPJMN 
RANCANGAN 
RPJMN 
RANCANGAN 
AKHIR RPJMN 
RPJMN 
2015-2019 
1 3 
5 6 
2 
6
TAHAPAN DAN JADWAL PENYUSUNAN 
2 bulan setelah 
Presiden dilantik 
Tahun terakhir 
pelaksanaan 
RPJMN berjalan 
RANCANGAN 
PERSIAPAN 
AWAL 
A. Kajian 
Pendahuluan 
(Background 
study) 
B. Pelaksanaan 
Evaluasi RPJMN 
berjalan 
PENYUSUNAN 
RANCANGAN 
TEKNOKRATIK 
PENYUSUNAN 
RANCANGAN 
AWAL RPJMN 
PENYUSUNAN 
RANCANGAN 
RPJMN 
PENETAPAN 
RPJMN 
3 bulan setelah 
Presiden dilantik
II. DRAFT RANCANGAN 
TEKNOKRATIS RPJMN 2015-2019
1. KERANGKA PIKIR
Pentahapan Pembangunan 
RPJPN 2005-2025 
10 
RPJM 1 
(2005 – 2009) 
RPJM 2 
(2010– 2014) 
RPJM 4 
(2020– 2025) 
RPJM 3 
(2015– 2019) 
Visi Pembangunan 2005-2025: 
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil 
dan Makmur
LANDASAN PIKIR: SISTEM KESEHATAN NASIONAL 
(Perpres No 72/2012) 
SDM K 
Farmasi, Alkes dan 
makanan 
Litbang 
Pemberdayaan 
Masyarakat 
Manajemen 
Kesehatan 
Pembiayaan 
Kesehatan 
Upaya 
Kesehatan 
• Derajat Kesehatan 
•Perlindungan 
finansial 
•Responsivenes 
yankes 
Dimensi Pendukung Dimensi Upaya 11
2. KONDISI UMUM
Kinerja Pembangunan Kesehatan 
• Capaian pembangunan kesehatan bervariasi: 
– kesehatan anak dan jaminan kesehatan membaik 
– kesehatan ibu dan gizi cenderung memburuk 
– Kematian dan kecacatan akibat penyakit tidak 
menular meningkat, penyakit menular menurun 
– perlindungan terhadap resiko finansial meningkat 
(terutama melalui JKN)
STATUS CAPAIAN INDIKATOR UTAMA KESEHATAN 
NO INDIKATOR 
STATUS 
AWAL 
(2009) 
CAPAIA 
N 
2012 
TARGET 
2014 
STATUS 
1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 71,1 72,0 
2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 
228 359 118 
3 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan 
terlatih 
84,3 88,64 90 
4 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 32 24 
5 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada 
anak balita 
18,4 19,6 <15,0 
6 Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per 
perempuan usia reproduksi ) 
2,6 2,6 2,1 
7 Persentase jangkauan akses sumber air bersih 47,7 66,8 68 
8 Prevalensi kasus HIV (% penduduk 15 tahun ke atas yang 
memiliki pengetahuan HIV dan AIDS) 
66,2 79,5 90 
9 
Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Insidence- API) 1,85 1,69 1 
10 
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan n.a 64,58 80,10 
2 
3 
2 
3 
2 
3 
3 
2 
3 
2 
14
1. Kesehatan Ibu, balita, remaja dan lansia 
 AKI cenderung meningkat 
 Penurunan AKB lambat 
terutama kematian neonatal 
 Disparitas yang tinggi antara 
kelompok sosial ekonomi, 
daerah dan kota-desa 
15 
 Keberlangsungan pelayanan (continuum of care) kurang terjaga 
– Cakupan pelayanan (kunjangan KI, K4, persalinan oleh tenaga kesehatan) meningkat, tetapi 
masih jauh dari sasaran 
 Population at risk cukup tinggi 
– Fertilitas (TFR) tetap tinggi antara lain karena CPR rendah dan unmet need kontrasepsi tinggi 
– Remaja putri dan ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) cukup tinggi, meningkatkan resiko 
bayi dengan berat lahir rendah 
 Fasilitas dan tenaga : 
– Hambatan jarak dan biaya: 36,8% kelahiran tidak di fasilitas kesehatan 
– Sebagian besar kab/kota belum memenuhi standar jumlah Puskesmas PONED 
– Hanya 7,6% RS PONEK memenuhi semua standar 
– Kurang tenaga dokter di Puskesmas dan spesialis di Rumah Sakit
2. Status Gizi Masyarakat 
 Permasalahan gizi terjadi seluruh kelompok umur 
– Lebih dari 1/3 balita mengalami stunting (pendek); 1/5 kurang gizi (kurus) dan 1/10 kegemukan 
– Sepertiga remaja & ibu hamil kekurangan energi protein 
– Seperempat penduduk dewasa mengalami obesitas 
 Double burden of malnutrition: Kekurangan dan kelebihan gizi secara bersamaan 
16 
Rata-rata nasional (persen) 
2007 2010 2013 
 Kekurangan Gizi Balita 18,4 17,9 19,5 
 Kegemukan Balita 12,2 14,0 11,9 
 Stunting Balita 36,8 35,6 37,2 
 Obesitas sentral usia >18 th 18,8 26,6 
 Wanita KEK hamil 15-19 tahun 31,9 38,5 
 20-24 tahun 23,8 30,1 
 Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013 
Gizi mikro: 
Anemia pada ibu hami tidak mengalami perubahan yaitu 36,4% kota dan 37,8 % di desa (2013) 
Riskesdas 2007, rata-rata anak dengan serum retinol kurang dari 20 ug 
Sebagian penduduk mengalami kekurangan yodium, sedangkan sebagian kelebihan yodium 
(diukur dengan ekskresi iodium dalam urin (EIU) kaddar normal antara 200-230 μg/L. Sedangkan 
indikasi TGR (Total Gitre rate) hanya 14,9%
3. Beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan 
Beban ganda : 
• penyakit tidak menular (PTM) 
meningkat, penyakit menular 
(PM) masih tinggi 
Akses pada air minum dan sanitasi 
 Penduduk tanpa akses terhadap 
sumber air minum layak 33,2% dan 
sanitasi layak 40,2% 
PM: 
 Kematian akibat PM cenderung menurun 
 Prevalensi DBD, diare, malaria, TB dan AIDS 
17 
menurun 
 Tetapi TB dan diare masuk dalam 10 besar 
penyebab kematian. 
 Muncul resiko multi-drug resistante TB, 
infeksi baru HIV yang masih tinggi 
 Tingginya prevalensi malaria, DBD, di daerah-daerah 
endemis. 
 Penyakit lama: Kusta (no.3 terbesar di dunia) 
dan frambusia (di Asia Tenggara hanya ada di 
Indonesia dan Timor Leste) 
PTM: 
 Penyebab 69% kematian, dan terus 
meningkat 
 Meningkatnya faktor resiko 
(hipertensi, glukosa darah, 
kegemukan) 
 Pengaruh pola makan, kurang 
aktifitas fisik dan merokok dan 
peningkatan penduduk usia dewasa 
dan lansia
Perubahan beban akibat penyakit menular dan tidak menular 
Beban akibat penyakit tidak menular semakin meningkat, 
dengan peningkatan terbesar adalah stroke, kecelakaan lalu lintas 
Jantug iskemik, diabetes, low back pain dan depresi 
Perubahan rangking beban akibat penyakit* di Indonesia 1990-2010 
Rangking 1990 Rangking 2010 
Kenaikan 
(Penurunan) 
Beban Penyakit 
1. ISPA 1. Stroke +76% 
2. Tuberkulosis 2. Tuberkulosis -4% 
3. Diare 3. Kecelakaan Lalu Lintas +36 
4. Stroke 4. Diare -40% 
5. Kecelakaan lalu lintas 5. Penyakit Jatung Iskemik +85% 
6. Komplikasi kelahiran 6. Diabetes +86% 
7. Anemia Gizi besi 7. Low back pain 50% 
8. Malaria 8. Depresi +33% 
9. Neonatal encephalopaty 9. ISPA -81% 
10. Depresi 10. Neonatal encephalathy +7% 
11. Low back pain 12.Komplikasi kelairan preterm -14% 
13. Penyakit jantung iskemik 13.Anemia Gizi Besi -18% 
16. Diabetes 26.Malaria -65% 
Sumber: Global Burden of Disease, 2010. 
*) Beban akibat penyakit (burden of disease) dihitung sebagai DALYs (Disability adjusted life years), yaitu 
tahun yang hilang akibat kematian dan kecacatan akibat penyakit 
18
4. Farmasi, Alat Kesehatan, Obat dan Makanan 
• Ketersediaan vaksin dan obat cukup baik, tetapi pelayanan kefarmasian 
belum sesuai standar 
• Penggunaan obat secara rasional rendah 
• Penggunaan obat generik di fasyankes baru mencapai 83% 
• Pengetahuan penduduk tentang obat generik sangat rendah 
• Mutu produk obat dan makanan beredar masih rendah 
• Harga obat relatif mahal (rantai distribusi, bahan baku impor) 
• Pemahaman masyarakat yang kurang benar tentang vaksin 
19
5. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 
• Banyaknya kebijakan publik yang tidak berwawasan kesehatan 
• Lingkungan yang belum mendukung upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat 
• Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat termasuk upaya kesehatan berbasis 
20 
masyarakat 
• Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, terutama konsumsi sayur dan buah, 
ASI ekslusif, cuci tangan, dan aktivitas fisik. 
• Pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mendorong promosi kesehatan 
• Meningkatkan promosi kebijakan publik yang 
berwawasan kesehatan 
• Meningkatkan dukungan terhadap penyediaan 
lingkungan yang mendukung perilaku hidup 
bersih dan sehat 
• Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar 
lembaga 
• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan 
meningkatkan partispiasi UKBM 
• Mendorong peningkatan promosi kesehatan 
dalam setiap pelayanan kesehatan
6. Jaminan Kesehatan Nasional 
• Kepesertaan 
– Th 2012 secara teori: 64,6% penduduk memiliki asuransi kesehatan; Susenas: 41% 
– Sebagain penduduk belum tahu jika mereka memperoleh asuransi 
– Skema asuransi lain (Jamkesda, TNI/Polri, Jamsostek) belum terintegrasi 
– Kepesertaan kelompok non-penerima upah masih rendah 
• Pelayanan kesehatan: 
– Hambatan biaya tidak langsung & geografis masih tinggi 
– Fasilitas belum memenuhi standar sarana, tenaga, dan kualitas 
– Sebagian kecil fasilitas kesehatan primer mandiri yang bekerjasama 
– Sistem rujukan belum optimal 
• Pembiayaan dan Pembayaran Provider 
– Belum adanya skema pengembangan kapasitas fiskal untuk pembayaran PBI, 
penyediaan fasilitas dan ketenagaan 
– Belum dimanfaatkannya JKN sebagai instrumen mendorong prioritas nasional 
kesehatan 
• Kerangka pelaksanaan 
– Regulasi belum lengkap, sosialisasi dan advokasi masih lemah 
– Sistem pemantauan dan evaluasi belum terbentuk 
21
7. Sumber Daya Manusia Kesehatan 
• Jumlah masih kurang, dari 9.500 Puskesmas: 
• 380 puskesmas tanpa dokter 
• 2.194 puskesmas tanpa tenaga gizi 
• 5.895 puskesmas tanpa tenaga promkes 
• Distribusi tidak merata, daerah-daerah tertentu 
akan tetap sulit memenuhi kebutuhan nakes 
• Mutu belum memadai 
22 
Jenis 
Nakes per 100.000 penduduk 
Status Target 2019 
Dokter Umum 13,7 45 
Dokter Gigi 4,3 13 
Perawat 89,9 180 
Bidan 49,9 120 
Jumlah (%) 
Ners 
D3 
Keperawatan 
D3 
Kebidanan 
dr drg 
Rata2 48.0 43.0 41.1 65.8 
Tertinggi 77.8 73.3 72.2 
Terendah 13.3 10.0 7.8 
Skor 
kelulusan 
44.0 37.5 40.1 62.0 53.8 
Lulus 63.0 67.5 53.5 71.3 76.0
8. Akses terhadap pelayanan kesehatan primer, sekunder 
dan tersier yang berkualitas 
• Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama untuk penduduk di 
daerah DTPK 
• Kualitas pelayanan yang belum optimal karena ketiadaan standar 
standar guideline pelayanan kesehatan (clinical guideline), dan 
sistem informasi (seperti medical record dan informasi kepada 
pasien) 
• Sistem akreditasi pelayanan kesehatan puskesmas, klinik mandiri 
dan rumah sakit belum berjalan 
• Peran pelayanan kesehatan dalam upaya promotif dan preventif 
yang masih rendah 
• Sistem rujukan belum optimal 
• Keterbatasan pelayanan kesehatan pada saat terjadinya bencana
9. Manajemen dan Pembiayaan Kesehatan 
• Ketersediaan data untuk mendukung evidence-based planning cukup baik, tetapi 
dukungan sistem informasi untuk dari perencanaan, pemantauan dan evaluasi 
program pembangunan kesehatan masih lemah 
• Kenaikan pengeluaran kesehatan, tidak mungkin dihindari: 
– Konsekuensi meningkatnya asuransi kesehatan (JKN) 
– Transisi epidemiologi: biaya penanganan penyakit tidak menular mahal 
– Peningkatan teknologi kesehatan 
• Allocative efficiency masih kurang, misalnya sebagian besar dana mengarah pada 
upaya kuratif 
• Technical efficiency, alokasi kegiatan dalam masing-masing program-program 
• Belum dimanfaatkannya instrumen sistem pembayaran kepada provider JKN 
sebagai Strategic Purchasing untuk mendorong kebijakan nasional 
24
3. ISU STRATEGIS 
25
Isu yang belum terselesaikan 
• Penurunan kematian ibu dan kematian bayi, kekurangan gizi dan 
penurunan TFR (fertilitas) 
• Penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular 
• Peningkatan upaya promotif dan preventif 
• Ketersediaan farmasi, alat, obat dan makanan 
• Peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi 
• Keterbatasan jumlah, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan, 
• Disparitas akses dan kualitas pelayanan kesehatan antar daerah dan antar 
kelompok sosial ekononi masyarakat. 
• Kerangka pelaksanaan: 
– hambatan pendanaan, kelembagaan dan regulasi 
– pembangunan kesehatan di pusat dan daerah yang belum harmoni
Isu Strategis Baru 
• Pengembangan JKN menuju universal health coverage tahun 2019: 
– Kepesertaan 
– Pembiayaan, pembayaran dan paker manfaat 
– Kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan 
– Pengaturan peran kesehatan publik. 
• Perubahan struktur penduduk yang diikuti dengan transisi epidemiologi: 
– Mendorong peningkatan pervalensi dan kematian akibat penyakit tidak menular 
– Peningkatan kesehatan lansia dan pengendalian penyakit mental 
– Permasalahan penyakit menular dapat diperburuk oleh perubahan iklim. 
• Beban ganda gizi: 
– Mengurangi kekurangan gizi dan stunting 
– Mencegah meningkatnya kegemukan
Isu Strategis RPJMN 2015-2019 
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia 
2. Perbaikan status gizi masyarakat 
3. Pengendalian beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan 
4. Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan 
obat dan makanan 
5. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 
6. Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional 
7. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas 
8. Peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas 
9. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan 
10. Penguatan manajemen dan sistem informasi 
11. Peningkatan efektifitas pembiayaan kesehatan 
28
Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, 
balita, remaja dan lansia 
2. Meningkatakan akes terhadap pelayanan gizi masyarakat 
3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 
4. Meningkatkan ketersediaan, keterjangakauan, pemerataan dan 
kualitas farmasi, alat kesehatan 
5. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan 
6. Meningkatkan Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 
7. Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional 
8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan kualitas sumber daya 
manusia kesehatan 
9. Menguatkan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas 
10. Menguatkan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas 
11. Menguatkan manajemen dan sistem informasi kesehatan 
12. Meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan 
29
Status Kesehatan & Gizi 
Perlindungan Finansial 
Resposiveness sistem kes. 
Peningakatan akses 
pelayanan kesehatan ibu, 
anak, remaja, lansia 
Perbaikan gizi 
masyarakat 
Pengendalian penyakit & 
penyehatan lingkungan 
Pemenuhan Sumber Daya 
Manusia Kesehatan 
Peningkatan ketersediaan 
farmasi, alkes, dan 
pengawasan obat dan 
makanan 
Promosi & Pemberdayaan 
Masyarakat 
Jaminan Kesehatan 
Nasional 
Pengutanan Akses Pelayanan 
Kesehatan Dasar berkualitas 
Manajemen & Sistem 
Informasi 
Kerangka pikir RPJMN 2015-2019 
Efektifitas Pembiayaan 
Kesehatan 
Pengutanan Akses Pelayanan 
kesehatan rujukan berkualitas
4. SASARAN 
31
SASARAN UMUM 
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat, ditandai dengan: 
Sasaran Status Awal Target 2019 
Menurunnya kematian ibu dan anak 
1. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 
kelahiran hidup 
359 
2. Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 
3. Menurunnya angka kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup 19 
Menurunya kematian akibat penyakit menular 
1. Menurunnya prevalensi tuberculosis per 100.000 penduduk 212 
2. Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index-API) per 
1.000 penduduk 
6,0 
3. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,85 
4. Eliminasi kusta dan eradikasi frambusia 
Menurunnya faktor resiko penyakit tidak menular 
5. Menurunnya prevalensi hipertensi 31,7 
6. Meningkatnya persentase penduduk yang melakukan aktifitas 
fisik dengan cukup 
12,1 
7. Menurunkan penduduk yang merokok 0,3 
8. Meningkatnya penduduk yang mengkonsumsi buah dan sayur 
dengan cukup 
6,9
SASARAN UMUM 
2. Meningkatnya status gizi masyarakat, ditandai dengan: 
Sasaran Status Awal Target 2019 
1. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita 
(persen) 
19,7 
2. Menurunnya prevalensi anak baduta yang pendek/stunting 
(persen) 
3. Menurunnya laju peningkatan prevalensi kegemukan pada anak 
balita 
11,9% 
4. Persentase bayi lahir hidup dengan berat di bawah 2.5 kg 10,2% 
5. Persentase ibu hamil KEK 
3. Meningkatnya perlindungan finansial, yang ditandai dengan meningkatnya 
penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan dari 64,7% (2013) menjadi 
xxx (2019) 
4. Meningkatnya ketanggapan (responsiveness) sistem kesehatan, yang ditandai 
dengan menurunnya disparitas status kesehatan dan akses terhadap pelayanan 
kesehatan
5. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 
34
Arah Kebijakan 1 
Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, 
Anak, Remaja, dan Lanjut Usia 
Strategi Indikator 
(a) Peningkatan pelayanan kesehatan remaja, 
(b) Peningkatan pelayanan kesehatan maternal 
dan kesehatan reproduksi 
(c) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil 
sesuai standar 
(d) Peningkatan pelayanan persalinan di fasilitas 
kesehatan 
(e) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu nifas 
(f) Peningkatan pelayanan kesehatan anak 
(g) Peningkatan upaya kesehatan sekolah 
(h) Peningkatan pelayanan kesehatan kerja 
(i) Peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia 
(j) Peningkatan peran lintas sektor 
(k) Peningkatan sistem pelayanan JKN yang 
mendorong upaya kesehatan ibu dan anak 
 Persentase persalinan di fasilitas 
kesehatan 
 Komplikasi obstetri yang 
tertangani di RS PONEK 
 Persentase kunjungan neonatal 
 Prevalensi bayi BBLR . 
 Contraceptive prevalence rate 
 Persentae MKJP (Metode 
Kontraseptif Jangka Panjang) 
 Persentase ASI eksklusif 
 Imunisasi dasar lengkap 
35
Strategi Indikator 
(a) Peningkatan cakupan dan kualitas paket 
pelayanan kesehatan dan gizi terintegrasi dengan 
fokus utama pada 1000 hari pertama kehidupan 
termasuk remaja 
(b) Peningkatan promosi mengenai perilaku 
masyarakat mengenai kesehatan, gizi, sanitasi, 
hiegine, dan pengasuhan 
(c) Penguatan kompetensi tenaga gizi dan tenaga 
kesehatan dalam pelayanan gizi 
(d) Penguatan desain, pelaksanaan, dan pengawasan 
regulasi dan standar gizi 
(e) Penguatan peran lintas sektor dan kapasitas 
pemerintah daerah dalam penyusunan dan 
pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi 
 Prevalensi anemia pada bumil 
 Prevalensi stunting pada anak 
di bawah usia 2 tahun 
(Baduta) 
 Prevalensi kekurangan gizi 
balita 
 Prevalensi bumil KEK 
 Prevalensi kekurangan gizi 
pada anak di bawah usia 5 
tahun (Balita) 
 Ibu hamil yang mendapat 
tablet besi 
36 
Arah Kebijakan 2 
Meningkatkan Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan dan Gizi
Strategi Indikator 
(a) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan 
wabah 
(b) Penguatan sistem pengendalian zoonosis secara terpadu 
(c) Peningkatan cakupan imunisasi 
(d) Peningkatan ketersediaan vaksin dan tenaga kesehatan 
(e) Peningkatan penemuan penderita dan tata laksana kasus 
(f) Pemenuhan kebutuhan obat program 
(g) Eliminasi/eradikasi penyakit terabaikan (neglected tropical 
diseases) 
(h) Peningkatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular 
melalui peningkatan promosi pola makan sehat, aktiftas fisik, 
dan pengurangan merokok, 
(i) Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan untuk 
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular 
(j) Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa, 
(k) Peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak 
(l) Peningkatan kualitas lingkungan sesuai dengan baku mutu dan 
persyaratan kesehatan. 
 Penemuan kasus TB 
 Eliminasi kusta, frambusia 
 Imunisasi dasar lengkap 
 Persentase penduduk 
dengan aktifitas fisik 
 Persentase peduduk >15 
th yang merokok 
 Persentase peduduk 
dengan konsumsi buah 
dan sayur dengan cukup 
 Persentase penduduk 
dengan askes air yang 
layak 
 Persentase penduduk 
dengan akses sanitasi 
yang layak 
 Persentase kawasan sehat 
37 
Arah Kebijakan 3 
Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Strategi Indikator 
(a) Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, 
terutama obat esensial generik 
(b) Peningkatan promosi penggunaan obat dan teknologi 
rasional oleh provider dan konsumen 
(c) Penguatan kapasitas institusi dalam management 
supply chain obat dan teknologi 
(d) Peningkatan kemandirian penyediaan obat tradisional 
(e) Pengembangan kemandirian penyediaan vaksin 
(f) Peningkatan pelayanan kefarmasian 
(g) Peningkatan pengendalian dan monitoring dan 
evaluasi harga obat 
(h) Peningkatan kualitas pre- dan post-market alat 
kesehatan, dan 
(i) Peningkatan sarana produksi dan distrbusi sediaan 
produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat 
kesehatan 
• Persentase pelayanan 
kefarmasian yang tepat 
waktu 
• Persentase penggunaan 
obat sesuai 
formularium/pedoman 
pengobatan 
• Ketersediaan obat prioritas 
esensial untuk 
menudukung sasaran 
umum (penurunan 
kematian ibu dan anak, TB, 
malaria, HIV/AIDS, 
hipertensi) 
• Obat traditional yang telah 
melalui tahap uji klinik 
38 
Arah Kebijakan 4 
Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan 
Kualitas Farmasi Dan Alat Kesehatan
Strategi Indikator 
(a) Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan 
berbasis risiko 
(b) Peningkatan Sumber Daya Manusia pengawas obat 
dan makanan 
(c) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait 
pengawasan Obat dan makanan 
(d) Peningkatan kemandirian pengawasan Obat dan 
Makanan berbasis risiko oleh masyarakat dan pelaku 
usaha, 
(e) Peningkatan daya saing produk obat dan makanan 
• Persentase obat yang 
memenuhi standar 
• Persentase makanan yang 
memenuhi standar 
• Persentase pegawai 
(penguji dan inspektor) 
sesuai dg standar 
kompetensi 
• Meningkatnya pelaku 
usaha yang untuk 
pemenuhan standar GMP 
• Meningktanya peran serta 
dan partisipasi lintas sektor 
dalam pengawasan 
makanan (persentase 
Pemda Kab/Kota yg sudah 
mengalokasikan anggaran 
unk pengawasan makanan39) 
Arah Kebijakan 5 
Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
Strategi Indikator 
(a) Pengembangan kebijakan publik berwawasan kesehatan, 
termasuk pengembangan lingkungan yang mendukung 
aktivitas fisik 
(b) Peningkatan regulasi mengenai produk pangan yang aman 
dan lebih sehat 
(c) Penciptaan lingkungan yang mendukung perilaku hidup 
bersih dan sehat 
(d) Peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 
termasuk pendidikan kesehatan kepada masyarakat dalam 
rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan 
individu 
(e) Peningkatan promosi kesehatan lalu lintas 
(f) Peningkatan promosi dan pengembangan kesehatan 
tradisional 
(g) Peningkatan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan 
masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 
(h) Pengembangan kemitraan dalam promosi dan 
pemberdayaan kesehatan, dan 
(i) Peningkatan upaya kesehatan berbasis masyarakat. 
 Persentase penduduk 
yang melakukan akifitas 
fisik 
 Penduduk dengan 
konsumsi sayur dan buah 
cukup 
 Prevalensi merokok pada 
anak-anak 
 Jumlah UKBM yang aktif 
 ....................... 
40 
Arah Kebijakan 6 
Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 
Masyarakat
Arah Kebijakan7: 
Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 
No Strategi Indikator 
1 Optimalisasi program JKN untuk 
mendukung prioritas 
pembangunan nasional 
• Penurunan insiden unmet need pelayanan kesehatan 
2 Peningkatan cakupan peserta 
program JKN 
• Persentase penduduk terdaftar sebagai peserta JKN 
• Persentase penduduk miskin dan hampir miskin 
terdaftar sebagai peserta JKN 
• Persentase penduduk informal dan keluarga 
terdaftar sebagai peserta JKN 
3 Pengembangan manfaat program 
JKN 
• Terbentuknya komisi nasional Health Technology 
Assesment (HTA) 
• Jumlah teknologi kesehatan (termasuk alkes, obat, 
tindakan, prosedur) yang dikaji dalam HTA 
4 Peningkatan perlindungan 
keuangan penduduk dari risiko 
sakit 
• Proporsi belanja kesehatan rumah tangga terhadap 
total belanja kesehatan 
5 Peningkatan kerjasama dengan 
provider pemerintah dan non-pemerintah 
(swasta) 
• Meningkatnya faskes swasta yang bekerjasama 
dengan BPJS 
41
Arah Kebijakan 7: (lanjutan) 
Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 
No STRATEGI Indikator 
6 Pengembangan sistem rujukan dan 
standarisasi jaringan provider 
• Kriteria kompetensi dasar fasilitas kesehatan 
primer dan standar kompetensi 
7 Perbaikan disain dan implementasi 
system pembayaran INA-CBGs 
• Pemanfaatan (updated) grouper INA-CBGs 
berdasarkan kriteria klinis dan struktur biaya 
rumah sakit Indonesia. 
8 Pengembangan sistem pembayaran 
provider untuk mendorong kualitas & 
efisiensi 
• Penyesuaian standar tarif oleh komponen 
ekuitas 
9 Pengembangan sistem pembayaran 
dan insentif tenaga kesehatan DTPK 
• Jumlah tenaga kesehatan yang dikontrak 
dengan skema pembayaran khusus 
10 Pengembangan sistem pemantauan 
dan evaluasi JKN, termasuk 
operational research 
• Terbentuk dan beroperasinya pemantauan, 
evaluasi dan operation research 
11 Pengembangan dan penguatan 
regulasi dalam rangka pelaksanaan 
JKN 
• Regulasi tentang manfaat jaminan layanan 
primer & sekunder, beserta batasan-batasannya 
42
Strategi Indikator 
(a) Pengembangan tenaga kesehatan tertentu seperti promkes, 
sanitarian, spesialis pelayanan primer 
(b) Penyelarasan perundangan/regulasi terkait pendidikan tenaga 
kesehatan antara Kemenkes dan Kemendikbud 
(c) Peningkatan kualitas tenaga kesehatan termasuk kompetensi dan 
sertifikasi terhadap seluruh jenis tenaga kesehatan 
(d) Pengembangan kurikulum pendidikan nakes yang mengacu pada 
standar nasional dan internasional 
(e) Pemenuhan kebtutuhan tenaga kesehaatan di daerah terpencil, 
sangat terpencil dan DTPK, termasuk melalui affirmative action 
(f) Pengembangan dan perluasan model distribusi tenaga kesehatan 
(g) Pembuatan roadmap kebutuhan tenaga kesehatan seluruh jenis 
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan 
(h) Pengembangan sistem penempatan tenaga dengan bekerjasama 
dengan swasta dan masyarakat sipil 
(i) Pengembangan insentif finansial dan non-finansial bagi bagi 
nakes yang ditempatkan di daerah kekurangan tenaga kronis 
termasuk di DTPK 
(j) Pengendalian dan pengawasan tenaga kesehatan 
 Persentase fasilitas 
kesehatan yang terpenuhi 
kebutuhan tenaga 
kesehatannya 
 Jumlah tenaga kesehatan di 
daerah terpencil dan sulit 
terpenuhi 
 Persentase tenaga 
kesehatan yang lulus uji 
kompetensi 
 Jumlah tenaga spesialis 
kesehatan primer 
 ................ 
43 
Arah Kebijakan 8 
Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Kualitas Sumber 
Daya Manusia Kesehatan
Strategi Indikator 
(a) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar sesuai 
standar 
(b) Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan 
berbagai standar guideline pelayanan 
kesehatan diikuti dengan pengembangan 
sistem monitoring dan evaluasinya 
(c) Pengembangan dan penerapan sistem 
akreditasi bagi fasilitas pelayanan kesehatan 
dasar, 
(d) Peningkatan pelayanan kesehatan promotif 
dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan 
primer. 
 Persentase Fasilitas pelayanan 
kesehatan yang memenuhi standar 
 Persentase Fasilitas pelayanan 
kesehatan yang terakreditasi 
 Persentase fasilitas kesehatan yang 
menyelengarakan upaya promotif dan 
preventif sesuai standar 
 Terbentuknya sistem pembayaran 
provider JKN yang mendorong upaya 
kesehatan primer dan pencapaian 
prioritas nasional) 
 ……………… 
44 
Arah Kebijakan 9 
Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan 
Dasar yang berkualitas
Strategi Indikator 
(a) Penguatan sistem rujukan nasional dan 
regional 
(b) Penguatan sistem rumah sakit pendidikan 
(c) Pengembangan sistem pengendalian mutu 
internal fasilitas kesehatan, 
(d) Peningkatan pelayanan kesehatan promotif 
dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan 
rujukan 
 Persentase RS yang memenuhi standar 
ketenagaan 
 Terbentuknya sistem Rujukan Nasional 
 Terbentukny medical record system 
 ……………… 
45 
Arah Kebijakan 10 
Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan 
Rujukan yang berkualitas
Strategi Indikator 
(a) Peningkatan peran sektor kesehatan dalam pelayanan 
kesehatan primer, promosi, dan pencegahan 
(b) Penguatan mekanisme monitoring evaluasi melalui sistem 
informasi menyeluruh dari fasilitas pelayanan, pusat, 
provinsi, dan kabupaten/kota 
(c) Peningkatan penelitian dan pengembangan untuk 
mendukung kebijakan pembangunan kesehatan berbasis 
bukti (evidence based policy) 
(d) Peningkatan penanggulangan krisis kesehatan, 
(e) Peningkatan sinergitas kebijakan perencanaan, 
penganggaran, dan pelaksanaan di pusat dan daerah 
melalui pembagian urusan 
 Terbentuknya sistem 
informasi menyeluruh 
 Terbentuknya sistem 
insentif tenaga 
kesehatan 
 …………………. 
46 
Arah Kebijakan 11 
Meningkatkan Manajemen dan Sistem Informasi
Strategi Indikator 
(a) Peningkatan sumber pembiayaan kesehatan antara lain 
melalui Public Private Partnership (PPP) dan Corporate 
Social Responsibility (CSR), 
(b) Peningkatan kemampuan teknis dan pengelolaan program 
kesehatan, 
(c) Penguatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan 
(d) Pengembangan Dana Alokasi Kesehatan (DAK). 
 Terbentuknya 
sistem/regulasi 
kerjasama PPP 
 Terbentuknya dan 
beroperasinya HTA 
 Terumuskannya 
mekanisme BOK dan 
DAK yang meningkatkan 
efektifitas pembiayaan 
 …………………. 
47 
Arah Kebijakan 11 
Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
 peningkatan pendanaan kesehatan: 
o peningkatan dana publik (pemerintah) termasuk peningkatan sumber 
dari tarif/pajak khusus (earmarked). 
o kerjasama dengan swasta dan masyarakat melalui public private 
partnership (PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR) 
 peningkatan efektifitas dari dana yang tersedia: 
o mendorong peningkatan, efektifitas dan monitoring dan evaluasi DAK 
dan BOK, 
o menyeimbangkan pembiayaan antara kuratif, kesehatan masyarakat, 
manajemen kesehatan, 
o mengembangkan insentif tenaga kesehatan di DTPK dan primary care. 
48 
Kerangka Pendanaan
 Peningkatan sinergitas kebijakan perencanaan, penganggaran dan 
pelaksanaan di pusat dan daerah melalui pembagian urusan, termasuk 
nomenklatur kelembagaan antara pusat dan daerah, 
 Perkuatan mekanisme monitoring evaluasi melalui sistem informasi 
menyeluruh dari fasilitas pelayanan, kabupaten/kota, provinsi dan 
kabupaten/kota, 
 Peningkatan sinergi kelembagaan dalam penanganan program lintas 
sektor/lintas bidang untuk Pembangunan Pangan dan Gizi dan 
Penanggulangan HIV/AIDS, 
 Pelembagaan penapisan teknologi kesehatan (Health Technology 
Assesment/ HTA) dan pertimbangan klinis (clinical advisory) 
 Pelembagaan untuk kemampuan teknis dan pengelolaan program 
49 
Kerangka Kelembagaan
1. Revisi SPM bidang kesehatan sesuai dengan peraturan perundangan 
terkait 
2. Peningkatan efisiensi biaya dengan regulasi yang mendorong produksi 
obat dan alat kesehatan dalam negeri 
3. Penguatan peraturan fortifikasi mikronutient 
4. Pengaturan mekanisme PPP bidang kesehatan 
5. Regulasi Penguatan implementasi NSPK di daerah 
6. Penyusunan regulasi tenaga kesehatan: mandatory deployment lulusan 
nakes, pendidikan nakes baru: promosi kesehatan spesialis kesehatan 
primer 
7. Penuntasan PP terkait UU 36/2011 tentang kesehatan dan penguatan 
Perpres SKN menjadi UU 
50 
Kerangka Regulasi
III. KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 
51
Kondisi Umum 
80.0% 
Ketersediaan Obat dan Vaksin 
85.0% 
90.0% 
100.0% 
82.0% 
87.0% 
92.85% 
100.0% 
90.0% 
80.0% 
70.0% 
60.0% 
50.0% 
40.0% 
30.0% 
20.0% 
10.0% 
0.0% 
2010 2011 2012 2014 
Target 
Realisasi 
Sumber: Binfar Kemenkes, 2013 
Ketersediaan obat dan vaksin di Indonesia secara umum mengalami kenaikan dari tahun 
ke tahun dimana relisasi selalu melampaui target yang telah ditetapkan di setiap 
tahunnya.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dan Rumah Sakit 
Sumber: Binfar Kemenkes, 2013 
Rendahnya pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas dan instalasi farmasi 
Rumah Sakit disebabkan oleh beberapa hal yang tidak terpenuhi sesuai dengan standar.
Akses Terhadap Obat 
Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Kesehatan 
100% 
80% 
60% 
40% 
20% 
0% 
64.45% 
60% 
65% 
82% 82.8% 
70% 
80% 
2010 2011 2012 2013 
Target Realisasi 
Proporsi RT yg Mengetahui dan Berpengetahuan Benar* 
tentang Obat Generik Menurut Karakteristik, 2013
Permasalahan Umum 
• Pelayanan kefarmasian dikatakan telah sesuai dengan standar 
apabila pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan 
farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan 
pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, 
penyerahan obat, informasi obat dan pencatatan/penyimpanan 
resep) telah sesuai ketentuan yang berlaku. 
• Salah satu kendala utama adalah ketersediaan tenaga farmasi yang 
tidak merata. Tidak semua puskesmas dan instalasi farmasi Rumah 
Sakit memiliki tenaga apoteker. 
• Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia juga tidak 
mendukung pelayanan kefarmasian. 
• Pelayanan informasi obat juga tidak diberikan kepada pasien 
dengan baik sehingga pasien tidak mengetahui penggunaan obat 
yang rasional.
Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian 
• Penyediaan obat esensial merupakan kewajiban pemerintah. 
• Pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota bertanggung jawab 
terhadap ketersediaan obat baik jumlah maupun jenis, jaminan 
kasiat, keamanan dan mutu obat serta perbekalan kesehatan rumah 
tangga. 
• obat harus dapat dijangkau oleh masyarakat. 
• Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah agar obat dapat 
terjangkau oleh masyarakat adalah dengan melakukan penetapan 
harga obat.
Peran Yanfar dan Alkes dalam 
Pembangunan Kesehatan 
Target 
RPJMN 
- Penrunan AKI 
- Penurunan AKB 
- Penurunan Prevalensi Gzi kurang 
Target 
MDGs 
- Goal 1 : Gizi 
- Goal 4 : Kesehatan Ibu 
- Goal 5 : Kesehatan Anak 
- Goal 6 : Penyakit 
Persiapan 
JKN 
- Peningkatan Fasilitas dan Pelayanan 
Kes. 
Derajat 
Kesehatan 
Setinggi-tingginya 
57
PERUBAHAN TERMINOLOGI ARSITEKTUR 
PROGRAM DAN KEGIATAN 
STRUKTUR 
KEBIJAKAN 
STRUKTUR 
PERENCANAAN 
PERENCANAAN 
PRIORITAS 
PRIORITAS 
FOKUS 
PRIORITAS 
PROGRAM 
LINTAS 
PROGRAM 
KEGIATAN 
PRIORITAS 
STRUKTUR MANAJEMEN KINERJA 
STRUKTUR KINERJA 
SASARAN POKOK 
(IMPACT) 
INDIKATOR KINERJA FOKUS 
PRIORITAS (OUTCOME) 
MISI/SASARAN K/L 
(IMPACT) 
INDIKATOR KINERJA PROGRAM 
(OUTCOME) 
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN 
(OUTPUT) 
ORGANISASI 
UNIT ORGANISASI 
ES 1*) 
UNIT KERJA 
ES 2*) 
FUNGSI 
FUNGSI 
SUB-FUNGSI 
SUB-FUNGSI 
PROGRAM 
KEGIATAN 
STRUKTUR 
ORGANISASI 
STRUKTUR 
ANGGARAN 
KABINET 
KEBIJAKAN K/L 
PROGRAM 
KEGIATAN 
SASARAN 
STRATEGIS K/L 
(IMPACT/ 
OUTCOME) 
SASARAN 
PROGRAM 
(OUTCOME) 
SASARAN 
KEGIATAN 
(OUTPUT) 
IK SASARAN 
STRATEGIS 
INDIKATOR 
KINERJA 
PROGRAM 
INDIKATOR 
KINERJA 
KEGIATAN 
TARGET 
TARGET 
TARGET 
SASARAN 
PEMBANGUNAN 
NASIONAL 
IK SASARAN 
PEMBANGUNAN 
NASIONAL 
TARGET 
N A S I O N A L 
KEMENTERIAN/LEMBAGA 
KEMENTERIAN/ 
LEMBAGA 
UNIT ORGANISASI 
ES 1*) 
UNIT KERJA 
ES 2*) 
BAGIAN 
ANGGARAN/ 
ORGANISASI 
PROGRAM 
KEGIATAN 
STRUKTUR 
ORGANISASI 
STRUKTUR 
ANGGARAN 
KABINET 
58
Exercise Kerangka Pikir (Logframe) 
Kefarmasian dan Alat Kesehatan 
PRIORITAS : KESEHATAN 
ISU STRATEGIS 1: 
Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan 
pengawasan obat dan makanan 
ARAH KEBIJAKAN 
Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan 
Kualitas Farmasi Dan Alat Kesehatan 
STRATEGI : 
• Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat 
esensial generik 
• Peningkatan promosi penggunaan obat dan teknologi rasional oleh 
provider dan konsumen 
• Penguatan kapasitas institusi dalam management supply chain obat 
dan teknologi 
• Peningkatan kemandirian penyediaan obat tradisional 
• Pengembangan kemandirian penyediaan vaksin 
• Peningkatan pelayanan kefarmasian 
• Peningkatan pengendalian dan monitoring dan evaluasi harga obat 
• Peningkatan kualitas pre- dan post-market alat kesehatan, dan 
• Peningkatan sarana produksi dan distrbusi sediaan produksi dan 
distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan 
Meningkatkan status kesehatan masyarakat 
INDIKATOR STRATEGIS(PROGRAM) 
• Persentase pelaksanaan pekerjaan 
kefarmasian dan pengawasan alat 
kesehatan (???) 
SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 
•Menurunkan angka kematian 
•Menurunkan angka kesakitan 
•Meningkatkan gizi 
•Angka Kematian Ibu 
•Angka Kematian Bayi 
•Angka Kematian Balita 
•Prevalensi Kurang Gizi 
•Prevalensi Stunting 
INDIKATOR STRATEGI (KEGIATAN 
PRIORITAS) 
• Persentase pelayanan kefarmasian yang tepat 
waktu 
• Persentase penggunaan obat sesuai 
formularium/pedoman pengobatan 
• Ketersediaan obat prioritas esensial untuk 
menudukung sasaran umum (penurunan 
kematian ibu dan anak, TB, malaria, 
HIV/AIDS, hipertensi) 
PROGRAM 
Kefarmasian dan Alat Kesehatan 
KEGIATAN PRIORITAS : 
• Peningkatan Pelayanan Kefarmasian 
• Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 
• Peningkatan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan 
• Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian
KEGIATAN-SASARAN DAN INDIKATOR DALAM DRAFT RKP 2015 
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA 
Kefarmasian dan Alat 
Kesehatan 
Meningkatnya ketersediaan obat yang bermutu 
serta terjaminnya pelayanan kefarmasian dan 
alat kesehatan yang sesuai dengan standar dan 
persyaratan bagi pelayanan kesehatan di setiap 
tahap kehidupan (continuum of care) 
Persentase pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dan pengawasan 
alat kesehatan 
Peningkatan Pelayanan 
Kefarmasian 
Meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian yang 
bermutu dan terlaksananya penggunaan obat 
rasional dalam pelayanan kesehatan setiap tahap 
kehidupan (continuum of care) 
Persentase Kesesuaian Obat di Rumah Sakit dengan Formularium 
Nasional dalam Jaminan Kesehatan Nasional 
Persentase Kesesuaian Obat untuk Faskes Tingkat I di Kab/Kota 
dengan Formularium Nasional dalam Jaminan Kesehatan Nasional 
Persentase Fasilitas Kesehatan Pemerintah yang melaksanakan 
Pelayanan Kefarmasian sesuai Standar 
Peningkatan Ketersediaan Obat 
Publik dan Perbekalan Kesehatan 
Meningkatnya Ketersediaan obat, vaksin dan 
perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan 
terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah 
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin 
Jumlah NSPK di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan 
(kumulatif) 
Persentase instalasi farmasi kab/kota (IFK) yang sesuai standar 
Peningkatan Produksi dan 
Distribusi Alat Kesehatan 
Meningkatnya Mutu dan Keamanan Alat Kesehatan 
dan PKRT 
Persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar memenuhi 
persyaratan 
Persentase layanan perizinan yang sesuai dengan janji layanan 
Peningkatan Produksi dan 
Distribusi Kefarmasian 
Meningkatnya Produksi Bahan Baku dan Obat Lokal 
serta Mutu Sarana Produksi dan Distribusi 
Kefarmasian 
Jumlah Standar dan atau Pedoman Kefarmasian dan atau makanan 
Jumlah fasilitasi dan atau supervisi di bidang produksi dan distribusi 
kefarmasian dan atau makanan 
Persentase ketepatan waktu penyelesaian proses perizinan bidang 
prodis kefarmasian 
Dukungan Manajemen dan 
Pelaksanaan Tugas Teknis 
Lainnya pada Program 
Kefarmasian dan Alat Kesehatan 
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan 
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program 
Kefarmasian dan Alat Kesehatan 
Persentase tingkat keandalan (kesiapan, ketersediaan, respon, 
administrasi) dukungan manajemen bagi pelaksanaan kegiatan 
teknis/operasional 
Jumlah Data dan Informasi yang Terintegrasi di Lingkungan Ditjen 
Binfar dan Alkes
T E R I M A K A S I H 
B : Bappenas 
3 Visi : lembaga perencana yang andal, kredibel, dan proaktif 
3 Misi : Perencana, Monev (dan kajian) dan Koordinasi 
Biru : wawasan yang luas, berorientasi ke depan, didukung penguasaan 
teknologi 
Hijau : mengutamakan pertumbuhan yang ramah lingkungan 
Orange : penuh semangat, dinamis dan penuh optimisme untuk mewujudkan 
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

More Related Content

What's hot

Data RISKESDAS 2013
Data RISKESDAS 2013Data RISKESDAS 2013
Data RISKESDAS 2013nanda yudip
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
 
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Rini Wahyuni
 
Visi & misi kemenkes
Visi & misi kemenkesVisi & misi kemenkes
Visi & misi kemenkesMoh. Wildan
 
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionSafira Sahida
 
1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pb1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pbTiwiCaDok
 
Arah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat
Arah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi BaratArah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat
Arah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
 
Laporan Riskesdas Tahun 2013
Laporan Riskesdas Tahun  2013Laporan Riskesdas Tahun  2013
Laporan Riskesdas Tahun 2013Muh Saleh
 
Rpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatanRpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatanAbdul Rohman
 
Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015Muh Saleh
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensipuri al rosyid
 
Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013Vicha Annisa
 
Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)
Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)
Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)VictoriaIndrawati
 
Prevalensi lansia di dunia dan indonesia
Prevalensi lansia di dunia dan indonesiaPrevalensi lansia di dunia dan indonesia
Prevalensi lansia di dunia dan indonesiaPutri Jayanti Jayanti
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanStiunus Esap
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
MortalitasUFDK
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019Muh Saleh
 
Pmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbang
Pmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbangPmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbang
Pmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbangRenie3
 
Posbindu ptm ns
Posbindu ptm ns Posbindu ptm ns
Posbindu ptm ns LilyBanonah
 

What's hot (20)

Data RISKESDAS 2013
Data RISKESDAS 2013Data RISKESDAS 2013
Data RISKESDAS 2013
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
 
Visi & misi kemenkes
Visi & misi kemenkesVisi & misi kemenkes
Visi & misi kemenkes
 
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
 
1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pb1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pb
 
Arah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat
Arah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi BaratArah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat
Arah kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat
 
Laporan Riskesdas Tahun 2013
Laporan Riskesdas Tahun  2013Laporan Riskesdas Tahun  2013
Laporan Riskesdas Tahun 2013
 
Rpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatanRpjm bidang kesehatan
Rpjm bidang kesehatan
 
Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
 
Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013
 
Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)
Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)
Rev buku saku hepatitis 2020 galih (1)
 
Prevalensi lansia di dunia dan indonesia
Prevalensi lansia di dunia dan indonesiaPrevalensi lansia di dunia dan indonesia
Prevalensi lansia di dunia dan indonesia
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
Mortalitas
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
 
Pmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbang
Pmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbangPmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbang
Pmk no. 41 ttg pedoman gizi seimbang
 
Posbindu ptm ns
Posbindu ptm ns Posbindu ptm ns
Posbindu ptm ns
 

Similar to Teknokratik rpjmn-bappenas

Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatanKebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatanArifKhoiri
 
Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptx
Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptxKebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptx
Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptxGekSintaManuaba
 
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdfAnonymousSQNcItqXQn
 
MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...
MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...
MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...EarlyOktaPratama
 
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Muh Saleh
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Muh Saleh
 
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdfV2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdfAdityaRakhmandanu2
 
Kebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptx
Kebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptxKebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptx
Kebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptxssuserf7fdfd
 
Tor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakesTor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakesHelenaKidi
 
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptxkebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptxAqnaAkhila
 
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptxIrhariandi20
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxVeniceaprilia
 
Tugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdfTugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdfSuryanaYana5
 
1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdf
1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdf1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdf
1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdfwiwi411689
 
Bappenas_Penyelenggaraan KKS.pptx
Bappenas_Penyelenggaraan KKS.pptxBappenas_Penyelenggaraan KKS.pptx
Bappenas_Penyelenggaraan KKS.pptxErnaYanti21
 

Similar to Teknokratik rpjmn-bappenas (20)

Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatanKebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
 
Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptx
Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptxKebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptx
Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (2).pptx
 
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
2. Direktur Taklemas Seminar APKESMI.pdf
 
MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...
MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...
MI 1.29-30 agustus 2022 Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM bagi Usia P...
 
Buku_Pedoman_Manajemen_PTM.pdf
Buku_Pedoman_Manajemen_PTM.pdfBuku_Pedoman_Manajemen_PTM.pdf
Buku_Pedoman_Manajemen_PTM.pdf
 
Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013
 
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
 
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdfV2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
 
Kebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptx
Kebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptxKebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptx
Kebijakan Pengendalian DM_ Diabetes komprehensif.pptx
 
Tor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakesTor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakes
 
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptxkebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
 
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
 
Tugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdfTugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdf
 
1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdf
1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdf1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdf
1. ic_Transformasi Layanan Rujukan_PERSI Bali_17052022.pptx.pdf
 
Stunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptxStunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptx
 
PIS-PK
PIS-PKPIS-PK
PIS-PK
 
Bappenas_Penyelenggaraan KKS.pptx
Bappenas_Penyelenggaraan KKS.pptxBappenas_Penyelenggaraan KKS.pptx
Bappenas_Penyelenggaraan KKS.pptx
 

Teknokratik rpjmn-bappenas

  • 1. Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat DR. Hadiat, MA Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bali, 4 April 2014
  • 2. Outline Paparan I. Pendahuluan II. Draft Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 1) Kerangka Pikir Penyusunan RPJMN 2) Kondisi Umum 3) Isu Strategis 4) Sasaran 5) Arah Kebijakan dan Strategi 6) Kerangka Pelaksanaan (Pendanaan, Regulasi, Kelembagaan) III. Kefarmasian dan Alat Kesehatan
  • 4. Landasan Hukum  UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025  RPJP Nasional menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Nasional yang memuat Visi, Misi dan Program Presiden  UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN  RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat  Strategi Pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan,  Kerangka Ekonomi Makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
  • 5. Landasan ...  Penyusunan RPJM Nasional/Daerah dilakukan melalui urutan kegiatan: a. Background study; a. Kerangka regulasi untuk mendorong peran masyarakat /swasta (termasuk kebijakan ketenagakerjaan,perijinan, dsb) b. Kerangka pendanaan untuk mengoptimalkan peran pemerintahn(a.l reformasi birokarasi, pendidikan, infrastruktur, pelaksananSJSN, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hankam b. Rancangan Teknokratik – Awal 2014 s/d menjelang terbentuknya Kabinet baru c. Rancangan dan Finalisasi RPJMN a. Da – Dalam waktu 3 bulan setelah Presiden dan Wapres dilantik ( diperkirakan Oktober 2014 s/d Januari 2015)
  • 6. BAGAN ALUR PENYUSUNAN RPJMN Platform Presiden RENSTRA K/L Rancangan Renstra K/L Pedoman Penyesuaian 4 Aspirasi Masyarakat RPJPN 2005-2025 Hasil Evaluasi RPJMN Hasil Evaluasi Renstra Pedoman Penyusunan RPJMD Bahan penyusunan dan Perbaikan Rancangan Teknokratik RPJMN Rancangan Teknokratik Renstra K/L Background Study RANCANGAN RPJMN Pembagian Tugas SIDANG KABINET TRILATERAL MEETING Bilateral Meeting Penyesuaian Renstra K/L Musrenbang Jangka Menengah Nasional Bilateral Meeting Penyesuaian RPJMD SIDANG KABINET Penelaahan PEMERINTAH DAERAH RANCANGAN AWAL RPJMN RANCANGAN RPJMN RANCANGAN AKHIR RPJMN RPJMN 2015-2019 1 3 5 6 2 6
  • 7. TAHAPAN DAN JADWAL PENYUSUNAN 2 bulan setelah Presiden dilantik Tahun terakhir pelaksanaan RPJMN berjalan RANCANGAN PERSIAPAN AWAL A. Kajian Pendahuluan (Background study) B. Pelaksanaan Evaluasi RPJMN berjalan PENYUSUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIK PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMN PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMN PENETAPAN RPJMN 3 bulan setelah Presiden dilantik
  • 8. II. DRAFT RANCANGAN TEKNOKRATIS RPJMN 2015-2019
  • 10. Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025 10 RPJM 1 (2005 – 2009) RPJM 2 (2010– 2014) RPJM 4 (2020– 2025) RPJM 3 (2015– 2019) Visi Pembangunan 2005-2025: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
  • 11. LANDASAN PIKIR: SISTEM KESEHATAN NASIONAL (Perpres No 72/2012) SDM K Farmasi, Alkes dan makanan Litbang Pemberdayaan Masyarakat Manajemen Kesehatan Pembiayaan Kesehatan Upaya Kesehatan • Derajat Kesehatan •Perlindungan finansial •Responsivenes yankes Dimensi Pendukung Dimensi Upaya 11
  • 13. Kinerja Pembangunan Kesehatan • Capaian pembangunan kesehatan bervariasi: – kesehatan anak dan jaminan kesehatan membaik – kesehatan ibu dan gizi cenderung memburuk – Kematian dan kecacatan akibat penyakit tidak menular meningkat, penyakit menular menurun – perlindungan terhadap resiko finansial meningkat (terutama melalui JKN)
  • 14. STATUS CAPAIAN INDIKATOR UTAMA KESEHATAN NO INDIKATOR STATUS AWAL (2009) CAPAIA N 2012 TARGET 2014 STATUS 1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 71,1 72,0 2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 228 359 118 3 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih 84,3 88,64 90 4 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 32 24 5 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita 18,4 19,6 <15,0 6 Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi ) 2,6 2,6 2,1 7 Persentase jangkauan akses sumber air bersih 47,7 66,8 68 8 Prevalensi kasus HIV (% penduduk 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS) 66,2 79,5 90 9 Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Insidence- API) 1,85 1,69 1 10 Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan n.a 64,58 80,10 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 14
  • 15. 1. Kesehatan Ibu, balita, remaja dan lansia  AKI cenderung meningkat  Penurunan AKB lambat terutama kematian neonatal  Disparitas yang tinggi antara kelompok sosial ekonomi, daerah dan kota-desa 15  Keberlangsungan pelayanan (continuum of care) kurang terjaga – Cakupan pelayanan (kunjangan KI, K4, persalinan oleh tenaga kesehatan) meningkat, tetapi masih jauh dari sasaran  Population at risk cukup tinggi – Fertilitas (TFR) tetap tinggi antara lain karena CPR rendah dan unmet need kontrasepsi tinggi – Remaja putri dan ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) cukup tinggi, meningkatkan resiko bayi dengan berat lahir rendah  Fasilitas dan tenaga : – Hambatan jarak dan biaya: 36,8% kelahiran tidak di fasilitas kesehatan – Sebagian besar kab/kota belum memenuhi standar jumlah Puskesmas PONED – Hanya 7,6% RS PONEK memenuhi semua standar – Kurang tenaga dokter di Puskesmas dan spesialis di Rumah Sakit
  • 16. 2. Status Gizi Masyarakat  Permasalahan gizi terjadi seluruh kelompok umur – Lebih dari 1/3 balita mengalami stunting (pendek); 1/5 kurang gizi (kurus) dan 1/10 kegemukan – Sepertiga remaja & ibu hamil kekurangan energi protein – Seperempat penduduk dewasa mengalami obesitas  Double burden of malnutrition: Kekurangan dan kelebihan gizi secara bersamaan 16 Rata-rata nasional (persen) 2007 2010 2013  Kekurangan Gizi Balita 18,4 17,9 19,5  Kegemukan Balita 12,2 14,0 11,9  Stunting Balita 36,8 35,6 37,2  Obesitas sentral usia >18 th 18,8 26,6  Wanita KEK hamil 15-19 tahun 31,9 38,5  20-24 tahun 23,8 30,1  Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013 Gizi mikro: Anemia pada ibu hami tidak mengalami perubahan yaitu 36,4% kota dan 37,8 % di desa (2013) Riskesdas 2007, rata-rata anak dengan serum retinol kurang dari 20 ug Sebagian penduduk mengalami kekurangan yodium, sedangkan sebagian kelebihan yodium (diukur dengan ekskresi iodium dalam urin (EIU) kaddar normal antara 200-230 μg/L. Sedangkan indikasi TGR (Total Gitre rate) hanya 14,9%
  • 17. 3. Beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan Beban ganda : • penyakit tidak menular (PTM) meningkat, penyakit menular (PM) masih tinggi Akses pada air minum dan sanitasi  Penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum layak 33,2% dan sanitasi layak 40,2% PM:  Kematian akibat PM cenderung menurun  Prevalensi DBD, diare, malaria, TB dan AIDS 17 menurun  Tetapi TB dan diare masuk dalam 10 besar penyebab kematian.  Muncul resiko multi-drug resistante TB, infeksi baru HIV yang masih tinggi  Tingginya prevalensi malaria, DBD, di daerah-daerah endemis.  Penyakit lama: Kusta (no.3 terbesar di dunia) dan frambusia (di Asia Tenggara hanya ada di Indonesia dan Timor Leste) PTM:  Penyebab 69% kematian, dan terus meningkat  Meningkatnya faktor resiko (hipertensi, glukosa darah, kegemukan)  Pengaruh pola makan, kurang aktifitas fisik dan merokok dan peningkatan penduduk usia dewasa dan lansia
  • 18. Perubahan beban akibat penyakit menular dan tidak menular Beban akibat penyakit tidak menular semakin meningkat, dengan peningkatan terbesar adalah stroke, kecelakaan lalu lintas Jantug iskemik, diabetes, low back pain dan depresi Perubahan rangking beban akibat penyakit* di Indonesia 1990-2010 Rangking 1990 Rangking 2010 Kenaikan (Penurunan) Beban Penyakit 1. ISPA 1. Stroke +76% 2. Tuberkulosis 2. Tuberkulosis -4% 3. Diare 3. Kecelakaan Lalu Lintas +36 4. Stroke 4. Diare -40% 5. Kecelakaan lalu lintas 5. Penyakit Jatung Iskemik +85% 6. Komplikasi kelahiran 6. Diabetes +86% 7. Anemia Gizi besi 7. Low back pain 50% 8. Malaria 8. Depresi +33% 9. Neonatal encephalopaty 9. ISPA -81% 10. Depresi 10. Neonatal encephalathy +7% 11. Low back pain 12.Komplikasi kelairan preterm -14% 13. Penyakit jantung iskemik 13.Anemia Gizi Besi -18% 16. Diabetes 26.Malaria -65% Sumber: Global Burden of Disease, 2010. *) Beban akibat penyakit (burden of disease) dihitung sebagai DALYs (Disability adjusted life years), yaitu tahun yang hilang akibat kematian dan kecacatan akibat penyakit 18
  • 19. 4. Farmasi, Alat Kesehatan, Obat dan Makanan • Ketersediaan vaksin dan obat cukup baik, tetapi pelayanan kefarmasian belum sesuai standar • Penggunaan obat secara rasional rendah • Penggunaan obat generik di fasyankes baru mencapai 83% • Pengetahuan penduduk tentang obat generik sangat rendah • Mutu produk obat dan makanan beredar masih rendah • Harga obat relatif mahal (rantai distribusi, bahan baku impor) • Pemahaman masyarakat yang kurang benar tentang vaksin 19
  • 20. 5. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat • Banyaknya kebijakan publik yang tidak berwawasan kesehatan • Lingkungan yang belum mendukung upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat • Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat termasuk upaya kesehatan berbasis 20 masyarakat • Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, terutama konsumsi sayur dan buah, ASI ekslusif, cuci tangan, dan aktivitas fisik. • Pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mendorong promosi kesehatan • Meningkatkan promosi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan • Meningkatkan dukungan terhadap penyediaan lingkungan yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat • Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar lembaga • Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan partispiasi UKBM • Mendorong peningkatan promosi kesehatan dalam setiap pelayanan kesehatan
  • 21. 6. Jaminan Kesehatan Nasional • Kepesertaan – Th 2012 secara teori: 64,6% penduduk memiliki asuransi kesehatan; Susenas: 41% – Sebagain penduduk belum tahu jika mereka memperoleh asuransi – Skema asuransi lain (Jamkesda, TNI/Polri, Jamsostek) belum terintegrasi – Kepesertaan kelompok non-penerima upah masih rendah • Pelayanan kesehatan: – Hambatan biaya tidak langsung & geografis masih tinggi – Fasilitas belum memenuhi standar sarana, tenaga, dan kualitas – Sebagian kecil fasilitas kesehatan primer mandiri yang bekerjasama – Sistem rujukan belum optimal • Pembiayaan dan Pembayaran Provider – Belum adanya skema pengembangan kapasitas fiskal untuk pembayaran PBI, penyediaan fasilitas dan ketenagaan – Belum dimanfaatkannya JKN sebagai instrumen mendorong prioritas nasional kesehatan • Kerangka pelaksanaan – Regulasi belum lengkap, sosialisasi dan advokasi masih lemah – Sistem pemantauan dan evaluasi belum terbentuk 21
  • 22. 7. Sumber Daya Manusia Kesehatan • Jumlah masih kurang, dari 9.500 Puskesmas: • 380 puskesmas tanpa dokter • 2.194 puskesmas tanpa tenaga gizi • 5.895 puskesmas tanpa tenaga promkes • Distribusi tidak merata, daerah-daerah tertentu akan tetap sulit memenuhi kebutuhan nakes • Mutu belum memadai 22 Jenis Nakes per 100.000 penduduk Status Target 2019 Dokter Umum 13,7 45 Dokter Gigi 4,3 13 Perawat 89,9 180 Bidan 49,9 120 Jumlah (%) Ners D3 Keperawatan D3 Kebidanan dr drg Rata2 48.0 43.0 41.1 65.8 Tertinggi 77.8 73.3 72.2 Terendah 13.3 10.0 7.8 Skor kelulusan 44.0 37.5 40.1 62.0 53.8 Lulus 63.0 67.5 53.5 71.3 76.0
  • 23. 8. Akses terhadap pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier yang berkualitas • Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama untuk penduduk di daerah DTPK • Kualitas pelayanan yang belum optimal karena ketiadaan standar standar guideline pelayanan kesehatan (clinical guideline), dan sistem informasi (seperti medical record dan informasi kepada pasien) • Sistem akreditasi pelayanan kesehatan puskesmas, klinik mandiri dan rumah sakit belum berjalan • Peran pelayanan kesehatan dalam upaya promotif dan preventif yang masih rendah • Sistem rujukan belum optimal • Keterbatasan pelayanan kesehatan pada saat terjadinya bencana
  • 24. 9. Manajemen dan Pembiayaan Kesehatan • Ketersediaan data untuk mendukung evidence-based planning cukup baik, tetapi dukungan sistem informasi untuk dari perencanaan, pemantauan dan evaluasi program pembangunan kesehatan masih lemah • Kenaikan pengeluaran kesehatan, tidak mungkin dihindari: – Konsekuensi meningkatnya asuransi kesehatan (JKN) – Transisi epidemiologi: biaya penanganan penyakit tidak menular mahal – Peningkatan teknologi kesehatan • Allocative efficiency masih kurang, misalnya sebagian besar dana mengarah pada upaya kuratif • Technical efficiency, alokasi kegiatan dalam masing-masing program-program • Belum dimanfaatkannya instrumen sistem pembayaran kepada provider JKN sebagai Strategic Purchasing untuk mendorong kebijakan nasional 24
  • 26. Isu yang belum terselesaikan • Penurunan kematian ibu dan kematian bayi, kekurangan gizi dan penurunan TFR (fertilitas) • Penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular • Peningkatan upaya promotif dan preventif • Ketersediaan farmasi, alat, obat dan makanan • Peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi • Keterbatasan jumlah, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan, • Disparitas akses dan kualitas pelayanan kesehatan antar daerah dan antar kelompok sosial ekononi masyarakat. • Kerangka pelaksanaan: – hambatan pendanaan, kelembagaan dan regulasi – pembangunan kesehatan di pusat dan daerah yang belum harmoni
  • 27. Isu Strategis Baru • Pengembangan JKN menuju universal health coverage tahun 2019: – Kepesertaan – Pembiayaan, pembayaran dan paker manfaat – Kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan – Pengaturan peran kesehatan publik. • Perubahan struktur penduduk yang diikuti dengan transisi epidemiologi: – Mendorong peningkatan pervalensi dan kematian akibat penyakit tidak menular – Peningkatan kesehatan lansia dan pengendalian penyakit mental – Permasalahan penyakit menular dapat diperburuk oleh perubahan iklim. • Beban ganda gizi: – Mengurangi kekurangan gizi dan stunting – Mencegah meningkatnya kegemukan
  • 28. Isu Strategis RPJMN 2015-2019 1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia 2. Perbaikan status gizi masyarakat 3. Pengendalian beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan 4. Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan obat dan makanan 5. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 6. Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional 7. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas 8. Peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas 9. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan 10. Penguatan manajemen dan sistem informasi 11. Peningkatan efektifitas pembiayaan kesehatan 28
  • 29. Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja dan lansia 2. Meningkatakan akes terhadap pelayanan gizi masyarakat 3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 4. Meningkatkan ketersediaan, keterjangakauan, pemerataan dan kualitas farmasi, alat kesehatan 5. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan 6. Meningkatkan Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 7. Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional 8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan kualitas sumber daya manusia kesehatan 9. Menguatkan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas 10. Menguatkan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas 11. Menguatkan manajemen dan sistem informasi kesehatan 12. Meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan 29
  • 30. Status Kesehatan & Gizi Perlindungan Finansial Resposiveness sistem kes. Peningakatan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, lansia Perbaikan gizi masyarakat Pengendalian penyakit & penyehatan lingkungan Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Peningkatan ketersediaan farmasi, alkes, dan pengawasan obat dan makanan Promosi & Pemberdayaan Masyarakat Jaminan Kesehatan Nasional Pengutanan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar berkualitas Manajemen & Sistem Informasi Kerangka pikir RPJMN 2015-2019 Efektifitas Pembiayaan Kesehatan Pengutanan Akses Pelayanan kesehatan rujukan berkualitas
  • 32. SASARAN UMUM 1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat, ditandai dengan: Sasaran Status Awal Target 2019 Menurunnya kematian ibu dan anak 1. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 359 2. Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 3. Menurunnya angka kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup 19 Menurunya kematian akibat penyakit menular 1. Menurunnya prevalensi tuberculosis per 100.000 penduduk 212 2. Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index-API) per 1.000 penduduk 6,0 3. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,85 4. Eliminasi kusta dan eradikasi frambusia Menurunnya faktor resiko penyakit tidak menular 5. Menurunnya prevalensi hipertensi 31,7 6. Meningkatnya persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik dengan cukup 12,1 7. Menurunkan penduduk yang merokok 0,3 8. Meningkatnya penduduk yang mengkonsumsi buah dan sayur dengan cukup 6,9
  • 33. SASARAN UMUM 2. Meningkatnya status gizi masyarakat, ditandai dengan: Sasaran Status Awal Target 2019 1. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita (persen) 19,7 2. Menurunnya prevalensi anak baduta yang pendek/stunting (persen) 3. Menurunnya laju peningkatan prevalensi kegemukan pada anak balita 11,9% 4. Persentase bayi lahir hidup dengan berat di bawah 2.5 kg 10,2% 5. Persentase ibu hamil KEK 3. Meningkatnya perlindungan finansial, yang ditandai dengan meningkatnya penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan dari 64,7% (2013) menjadi xxx (2019) 4. Meningkatnya ketanggapan (responsiveness) sistem kesehatan, yang ditandai dengan menurunnya disparitas status kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan
  • 34. 5. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 34
  • 35. Arah Kebijakan 1 Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia Strategi Indikator (a) Peningkatan pelayanan kesehatan remaja, (b) Peningkatan pelayanan kesehatan maternal dan kesehatan reproduksi (c) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (d) Peningkatan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan (e) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu nifas (f) Peningkatan pelayanan kesehatan anak (g) Peningkatan upaya kesehatan sekolah (h) Peningkatan pelayanan kesehatan kerja (i) Peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia (j) Peningkatan peran lintas sektor (k) Peningkatan sistem pelayanan JKN yang mendorong upaya kesehatan ibu dan anak  Persentase persalinan di fasilitas kesehatan  Komplikasi obstetri yang tertangani di RS PONEK  Persentase kunjungan neonatal  Prevalensi bayi BBLR .  Contraceptive prevalence rate  Persentae MKJP (Metode Kontraseptif Jangka Panjang)  Persentase ASI eksklusif  Imunisasi dasar lengkap 35
  • 36. Strategi Indikator (a) Peningkatan cakupan dan kualitas paket pelayanan kesehatan dan gizi terintegrasi dengan fokus utama pada 1000 hari pertama kehidupan termasuk remaja (b) Peningkatan promosi mengenai perilaku masyarakat mengenai kesehatan, gizi, sanitasi, hiegine, dan pengasuhan (c) Penguatan kompetensi tenaga gizi dan tenaga kesehatan dalam pelayanan gizi (d) Penguatan desain, pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi (e) Penguatan peran lintas sektor dan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi  Prevalensi anemia pada bumil  Prevalensi stunting pada anak di bawah usia 2 tahun (Baduta)  Prevalensi kekurangan gizi balita  Prevalensi bumil KEK  Prevalensi kekurangan gizi pada anak di bawah usia 5 tahun (Balita)  Ibu hamil yang mendapat tablet besi 36 Arah Kebijakan 2 Meningkatkan Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan dan Gizi
  • 37. Strategi Indikator (a) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah (b) Penguatan sistem pengendalian zoonosis secara terpadu (c) Peningkatan cakupan imunisasi (d) Peningkatan ketersediaan vaksin dan tenaga kesehatan (e) Peningkatan penemuan penderita dan tata laksana kasus (f) Pemenuhan kebutuhan obat program (g) Eliminasi/eradikasi penyakit terabaikan (neglected tropical diseases) (h) Peningkatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular melalui peningkatan promosi pola makan sehat, aktiftas fisik, dan pengurangan merokok, (i) Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (j) Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa, (k) Peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak (l) Peningkatan kualitas lingkungan sesuai dengan baku mutu dan persyaratan kesehatan.  Penemuan kasus TB  Eliminasi kusta, frambusia  Imunisasi dasar lengkap  Persentase penduduk dengan aktifitas fisik  Persentase peduduk >15 th yang merokok  Persentase peduduk dengan konsumsi buah dan sayur dengan cukup  Persentase penduduk dengan askes air yang layak  Persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak  Persentase kawasan sehat 37 Arah Kebijakan 3 Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
  • 38. Strategi Indikator (a) Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik (b) Peningkatan promosi penggunaan obat dan teknologi rasional oleh provider dan konsumen (c) Penguatan kapasitas institusi dalam management supply chain obat dan teknologi (d) Peningkatan kemandirian penyediaan obat tradisional (e) Pengembangan kemandirian penyediaan vaksin (f) Peningkatan pelayanan kefarmasian (g) Peningkatan pengendalian dan monitoring dan evaluasi harga obat (h) Peningkatan kualitas pre- dan post-market alat kesehatan, dan (i) Peningkatan sarana produksi dan distrbusi sediaan produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan • Persentase pelayanan kefarmasian yang tepat waktu • Persentase penggunaan obat sesuai formularium/pedoman pengobatan • Ketersediaan obat prioritas esensial untuk menudukung sasaran umum (penurunan kematian ibu dan anak, TB, malaria, HIV/AIDS, hipertensi) • Obat traditional yang telah melalui tahap uji klinik 38 Arah Kebijakan 4 Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi Dan Alat Kesehatan
  • 39. Strategi Indikator (a) Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko (b) Peningkatan Sumber Daya Manusia pengawas obat dan makanan (c) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan Obat dan makanan (d) Peningkatan kemandirian pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko oleh masyarakat dan pelaku usaha, (e) Peningkatan daya saing produk obat dan makanan • Persentase obat yang memenuhi standar • Persentase makanan yang memenuhi standar • Persentase pegawai (penguji dan inspektor) sesuai dg standar kompetensi • Meningkatnya pelaku usaha yang untuk pemenuhan standar GMP • Meningktanya peran serta dan partisipasi lintas sektor dalam pengawasan makanan (persentase Pemda Kab/Kota yg sudah mengalokasikan anggaran unk pengawasan makanan39) Arah Kebijakan 5 Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
  • 40. Strategi Indikator (a) Pengembangan kebijakan publik berwawasan kesehatan, termasuk pengembangan lingkungan yang mendukung aktivitas fisik (b) Peningkatan regulasi mengenai produk pangan yang aman dan lebih sehat (c) Penciptaan lingkungan yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (d) Peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat termasuk pendidikan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan individu (e) Peningkatan promosi kesehatan lalu lintas (f) Peningkatan promosi dan pengembangan kesehatan tradisional (g) Peningkatan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (h) Pengembangan kemitraan dalam promosi dan pemberdayaan kesehatan, dan (i) Peningkatan upaya kesehatan berbasis masyarakat.  Persentase penduduk yang melakukan akifitas fisik  Penduduk dengan konsumsi sayur dan buah cukup  Prevalensi merokok pada anak-anak  Jumlah UKBM yang aktif  ....................... 40 Arah Kebijakan 6 Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
  • 41. Arah Kebijakan7: Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) No Strategi Indikator 1 Optimalisasi program JKN untuk mendukung prioritas pembangunan nasional • Penurunan insiden unmet need pelayanan kesehatan 2 Peningkatan cakupan peserta program JKN • Persentase penduduk terdaftar sebagai peserta JKN • Persentase penduduk miskin dan hampir miskin terdaftar sebagai peserta JKN • Persentase penduduk informal dan keluarga terdaftar sebagai peserta JKN 3 Pengembangan manfaat program JKN • Terbentuknya komisi nasional Health Technology Assesment (HTA) • Jumlah teknologi kesehatan (termasuk alkes, obat, tindakan, prosedur) yang dikaji dalam HTA 4 Peningkatan perlindungan keuangan penduduk dari risiko sakit • Proporsi belanja kesehatan rumah tangga terhadap total belanja kesehatan 5 Peningkatan kerjasama dengan provider pemerintah dan non-pemerintah (swasta) • Meningkatnya faskes swasta yang bekerjasama dengan BPJS 41
  • 42. Arah Kebijakan 7: (lanjutan) Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) No STRATEGI Indikator 6 Pengembangan sistem rujukan dan standarisasi jaringan provider • Kriteria kompetensi dasar fasilitas kesehatan primer dan standar kompetensi 7 Perbaikan disain dan implementasi system pembayaran INA-CBGs • Pemanfaatan (updated) grouper INA-CBGs berdasarkan kriteria klinis dan struktur biaya rumah sakit Indonesia. 8 Pengembangan sistem pembayaran provider untuk mendorong kualitas & efisiensi • Penyesuaian standar tarif oleh komponen ekuitas 9 Pengembangan sistem pembayaran dan insentif tenaga kesehatan DTPK • Jumlah tenaga kesehatan yang dikontrak dengan skema pembayaran khusus 10 Pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi JKN, termasuk operational research • Terbentuk dan beroperasinya pemantauan, evaluasi dan operation research 11 Pengembangan dan penguatan regulasi dalam rangka pelaksanaan JKN • Regulasi tentang manfaat jaminan layanan primer & sekunder, beserta batasan-batasannya 42
  • 43. Strategi Indikator (a) Pengembangan tenaga kesehatan tertentu seperti promkes, sanitarian, spesialis pelayanan primer (b) Penyelarasan perundangan/regulasi terkait pendidikan tenaga kesehatan antara Kemenkes dan Kemendikbud (c) Peningkatan kualitas tenaga kesehatan termasuk kompetensi dan sertifikasi terhadap seluruh jenis tenaga kesehatan (d) Pengembangan kurikulum pendidikan nakes yang mengacu pada standar nasional dan internasional (e) Pemenuhan kebtutuhan tenaga kesehaatan di daerah terpencil, sangat terpencil dan DTPK, termasuk melalui affirmative action (f) Pengembangan dan perluasan model distribusi tenaga kesehatan (g) Pembuatan roadmap kebutuhan tenaga kesehatan seluruh jenis tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (h) Pengembangan sistem penempatan tenaga dengan bekerjasama dengan swasta dan masyarakat sipil (i) Pengembangan insentif finansial dan non-finansial bagi bagi nakes yang ditempatkan di daerah kekurangan tenaga kronis termasuk di DTPK (j) Pengendalian dan pengawasan tenaga kesehatan  Persentase fasilitas kesehatan yang terpenuhi kebutuhan tenaga kesehatannya  Jumlah tenaga kesehatan di daerah terpencil dan sulit terpenuhi  Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi  Jumlah tenaga spesialis kesehatan primer  ................ 43 Arah Kebijakan 8 Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan
  • 44. Strategi Indikator (a) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar sesuai standar (b) Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan berbagai standar guideline pelayanan kesehatan diikuti dengan pengembangan sistem monitoring dan evaluasinya (c) Pengembangan dan penerapan sistem akreditasi bagi fasilitas pelayanan kesehatan dasar, (d) Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan primer.  Persentase Fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar  Persentase Fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi  Persentase fasilitas kesehatan yang menyelengarakan upaya promotif dan preventif sesuai standar  Terbentuknya sistem pembayaran provider JKN yang mendorong upaya kesehatan primer dan pencapaian prioritas nasional)  ……………… 44 Arah Kebijakan 9 Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang berkualitas
  • 45. Strategi Indikator (a) Penguatan sistem rujukan nasional dan regional (b) Penguatan sistem rumah sakit pendidikan (c) Pengembangan sistem pengendalian mutu internal fasilitas kesehatan, (d) Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan  Persentase RS yang memenuhi standar ketenagaan  Terbentuknya sistem Rujukan Nasional  Terbentukny medical record system  ……………… 45 Arah Kebijakan 10 Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang berkualitas
  • 46. Strategi Indikator (a) Peningkatan peran sektor kesehatan dalam pelayanan kesehatan primer, promosi, dan pencegahan (b) Penguatan mekanisme monitoring evaluasi melalui sistem informasi menyeluruh dari fasilitas pelayanan, pusat, provinsi, dan kabupaten/kota (c) Peningkatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung kebijakan pembangunan kesehatan berbasis bukti (evidence based policy) (d) Peningkatan penanggulangan krisis kesehatan, (e) Peningkatan sinergitas kebijakan perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan di pusat dan daerah melalui pembagian urusan  Terbentuknya sistem informasi menyeluruh  Terbentuknya sistem insentif tenaga kesehatan  …………………. 46 Arah Kebijakan 11 Meningkatkan Manajemen dan Sistem Informasi
  • 47. Strategi Indikator (a) Peningkatan sumber pembiayaan kesehatan antara lain melalui Public Private Partnership (PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR), (b) Peningkatan kemampuan teknis dan pengelolaan program kesehatan, (c) Penguatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan (d) Pengembangan Dana Alokasi Kesehatan (DAK).  Terbentuknya sistem/regulasi kerjasama PPP  Terbentuknya dan beroperasinya HTA  Terumuskannya mekanisme BOK dan DAK yang meningkatkan efektifitas pembiayaan  …………………. 47 Arah Kebijakan 11 Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
  • 48.  peningkatan pendanaan kesehatan: o peningkatan dana publik (pemerintah) termasuk peningkatan sumber dari tarif/pajak khusus (earmarked). o kerjasama dengan swasta dan masyarakat melalui public private partnership (PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR)  peningkatan efektifitas dari dana yang tersedia: o mendorong peningkatan, efektifitas dan monitoring dan evaluasi DAK dan BOK, o menyeimbangkan pembiayaan antara kuratif, kesehatan masyarakat, manajemen kesehatan, o mengembangkan insentif tenaga kesehatan di DTPK dan primary care. 48 Kerangka Pendanaan
  • 49.  Peningkatan sinergitas kebijakan perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan di pusat dan daerah melalui pembagian urusan, termasuk nomenklatur kelembagaan antara pusat dan daerah,  Perkuatan mekanisme monitoring evaluasi melalui sistem informasi menyeluruh dari fasilitas pelayanan, kabupaten/kota, provinsi dan kabupaten/kota,  Peningkatan sinergi kelembagaan dalam penanganan program lintas sektor/lintas bidang untuk Pembangunan Pangan dan Gizi dan Penanggulangan HIV/AIDS,  Pelembagaan penapisan teknologi kesehatan (Health Technology Assesment/ HTA) dan pertimbangan klinis (clinical advisory)  Pelembagaan untuk kemampuan teknis dan pengelolaan program 49 Kerangka Kelembagaan
  • 50. 1. Revisi SPM bidang kesehatan sesuai dengan peraturan perundangan terkait 2. Peningkatan efisiensi biaya dengan regulasi yang mendorong produksi obat dan alat kesehatan dalam negeri 3. Penguatan peraturan fortifikasi mikronutient 4. Pengaturan mekanisme PPP bidang kesehatan 5. Regulasi Penguatan implementasi NSPK di daerah 6. Penyusunan regulasi tenaga kesehatan: mandatory deployment lulusan nakes, pendidikan nakes baru: promosi kesehatan spesialis kesehatan primer 7. Penuntasan PP terkait UU 36/2011 tentang kesehatan dan penguatan Perpres SKN menjadi UU 50 Kerangka Regulasi
  • 51. III. KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 51
  • 52. Kondisi Umum 80.0% Ketersediaan Obat dan Vaksin 85.0% 90.0% 100.0% 82.0% 87.0% 92.85% 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 2010 2011 2012 2014 Target Realisasi Sumber: Binfar Kemenkes, 2013 Ketersediaan obat dan vaksin di Indonesia secara umum mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dimana relisasi selalu melampaui target yang telah ditetapkan di setiap tahunnya.
  • 53. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dan Rumah Sakit Sumber: Binfar Kemenkes, 2013 Rendahnya pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas dan instalasi farmasi Rumah Sakit disebabkan oleh beberapa hal yang tidak terpenuhi sesuai dengan standar.
  • 54. Akses Terhadap Obat Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Kesehatan 100% 80% 60% 40% 20% 0% 64.45% 60% 65% 82% 82.8% 70% 80% 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi Proporsi RT yg Mengetahui dan Berpengetahuan Benar* tentang Obat Generik Menurut Karakteristik, 2013
  • 55. Permasalahan Umum • Pelayanan kefarmasian dikatakan telah sesuai dengan standar apabila pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat dan pencatatan/penyimpanan resep) telah sesuai ketentuan yang berlaku. • Salah satu kendala utama adalah ketersediaan tenaga farmasi yang tidak merata. Tidak semua puskesmas dan instalasi farmasi Rumah Sakit memiliki tenaga apoteker. • Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia juga tidak mendukung pelayanan kefarmasian. • Pelayanan informasi obat juga tidak diberikan kepada pasien dengan baik sehingga pasien tidak mengetahui penggunaan obat yang rasional.
  • 56. Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian • Penyediaan obat esensial merupakan kewajiban pemerintah. • Pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota bertanggung jawab terhadap ketersediaan obat baik jumlah maupun jenis, jaminan kasiat, keamanan dan mutu obat serta perbekalan kesehatan rumah tangga. • obat harus dapat dijangkau oleh masyarakat. • Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah agar obat dapat terjangkau oleh masyarakat adalah dengan melakukan penetapan harga obat.
  • 57. Peran Yanfar dan Alkes dalam Pembangunan Kesehatan Target RPJMN - Penrunan AKI - Penurunan AKB - Penurunan Prevalensi Gzi kurang Target MDGs - Goal 1 : Gizi - Goal 4 : Kesehatan Ibu - Goal 5 : Kesehatan Anak - Goal 6 : Penyakit Persiapan JKN - Peningkatan Fasilitas dan Pelayanan Kes. Derajat Kesehatan Setinggi-tingginya 57
  • 58. PERUBAHAN TERMINOLOGI ARSITEKTUR PROGRAM DAN KEGIATAN STRUKTUR KEBIJAKAN STRUKTUR PERENCANAAN PERENCANAAN PRIORITAS PRIORITAS FOKUS PRIORITAS PROGRAM LINTAS PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS STRUKTUR MANAJEMEN KINERJA STRUKTUR KINERJA SASARAN POKOK (IMPACT) INDIKATOR KINERJA FOKUS PRIORITAS (OUTCOME) MISI/SASARAN K/L (IMPACT) INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) ORGANISASI UNIT ORGANISASI ES 1*) UNIT KERJA ES 2*) FUNGSI FUNGSI SUB-FUNGSI SUB-FUNGSI PROGRAM KEGIATAN STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR ANGGARAN KABINET KEBIJAKAN K/L PROGRAM KEGIATAN SASARAN STRATEGIS K/L (IMPACT/ OUTCOME) SASARAN PROGRAM (OUTCOME) SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) IK SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PROGRAM INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET TARGET TARGET SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL IK SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL TARGET N A S I O N A L KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/ LEMBAGA UNIT ORGANISASI ES 1*) UNIT KERJA ES 2*) BAGIAN ANGGARAN/ ORGANISASI PROGRAM KEGIATAN STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR ANGGARAN KABINET 58
  • 59. Exercise Kerangka Pikir (Logframe) Kefarmasian dan Alat Kesehatan PRIORITAS : KESEHATAN ISU STRATEGIS 1: Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan obat dan makanan ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi Dan Alat Kesehatan STRATEGI : • Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik • Peningkatan promosi penggunaan obat dan teknologi rasional oleh provider dan konsumen • Penguatan kapasitas institusi dalam management supply chain obat dan teknologi • Peningkatan kemandirian penyediaan obat tradisional • Pengembangan kemandirian penyediaan vaksin • Peningkatan pelayanan kefarmasian • Peningkatan pengendalian dan monitoring dan evaluasi harga obat • Peningkatan kualitas pre- dan post-market alat kesehatan, dan • Peningkatan sarana produksi dan distrbusi sediaan produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan Meningkatkan status kesehatan masyarakat INDIKATOR STRATEGIS(PROGRAM) • Persentase pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dan pengawasan alat kesehatan (???) SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL •Menurunkan angka kematian •Menurunkan angka kesakitan •Meningkatkan gizi •Angka Kematian Ibu •Angka Kematian Bayi •Angka Kematian Balita •Prevalensi Kurang Gizi •Prevalensi Stunting INDIKATOR STRATEGI (KEGIATAN PRIORITAS) • Persentase pelayanan kefarmasian yang tepat waktu • Persentase penggunaan obat sesuai formularium/pedoman pengobatan • Ketersediaan obat prioritas esensial untuk menudukung sasaran umum (penurunan kematian ibu dan anak, TB, malaria, HIV/AIDS, hipertensi) PROGRAM Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEGIATAN PRIORITAS : • Peningkatan Pelayanan Kefarmasian • Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan • Peningkatan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan • Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian
  • 60. KEGIATAN-SASARAN DAN INDIKATOR DALAM DRAFT RKP 2015 PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA Kefarmasian dan Alat Kesehatan Meningkatnya ketersediaan obat yang bermutu serta terjaminnya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar dan persyaratan bagi pelayanan kesehatan di setiap tahap kehidupan (continuum of care) Persentase pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dan pengawasan alat kesehatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian Meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian yang bermutu dan terlaksananya penggunaan obat rasional dalam pelayanan kesehatan setiap tahap kehidupan (continuum of care) Persentase Kesesuaian Obat di Rumah Sakit dengan Formularium Nasional dalam Jaminan Kesehatan Nasional Persentase Kesesuaian Obat untuk Faskes Tingkat I di Kab/Kota dengan Formularium Nasional dalam Jaminan Kesehatan Nasional Persentase Fasilitas Kesehatan Pemerintah yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai Standar Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Meningkatnya Ketersediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Jumlah NSPK di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan (kumulatif) Persentase instalasi farmasi kab/kota (IFK) yang sesuai standar Peningkatan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Meningkatnya Mutu dan Keamanan Alat Kesehatan dan PKRT Persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar memenuhi persyaratan Persentase layanan perizinan yang sesuai dengan janji layanan Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Meningkatnya Produksi Bahan Baku dan Obat Lokal serta Mutu Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian Jumlah Standar dan atau Pedoman Kefarmasian dan atau makanan Jumlah fasilitasi dan atau supervisi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian dan atau makanan Persentase ketepatan waktu penyelesaian proses perizinan bidang prodis kefarmasian Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Persentase tingkat keandalan (kesiapan, ketersediaan, respon, administrasi) dukungan manajemen bagi pelaksanaan kegiatan teknis/operasional Jumlah Data dan Informasi yang Terintegrasi di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes
  • 61. T E R I M A K A S I H B : Bappenas 3 Visi : lembaga perencana yang andal, kredibel, dan proaktif 3 Misi : Perencana, Monev (dan kajian) dan Koordinasi Biru : wawasan yang luas, berorientasi ke depan, didukung penguasaan teknologi Hijau : mengutamakan pertumbuhan yang ramah lingkungan Orange : penuh semangat, dinamis dan penuh optimisme untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat